MODUL PERKULIAHAN
KREATIF FUNDAMENTAL Fase-fase Kreativitas (Tahapan atau Proses Kreativitas )
Fakultas
Program Studi
ILMU KOMUNIKASI
MARCOMM & ADVERTISING
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
43037
Robby, S.Sos, MM
Abstract
Kompetensi
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan dari fase-fase atau tahapan dari proses kombinasi kreativitas dari konsep maupun aplikasinya.
Setelah mempelajari modul ini, mahasisiwa diharapkan mengerti akan tahapan atau fase-fase dalam melakukan proses berfikir kreatif hingga berlangsungnya tahap aplikasi.
Pendahuluan Menurut Zimmerer (1996:82), kreativitas seringkali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dam peluang. Sedangkan inovasi (inovation) adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Kreativitasi dan inovasi menjadi semacam “penentu” bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil. Berfikir kreatif telah menjadi inti keterampilan bisnis, dan wirausahawan menjadi pemimpin dalam usaha mengembangkan dan menerapkan keterampilan tersebut. Kreativitas dan inovasi sering menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan pesaing mereka yang lebih besar. Walaupun mereka tidak dapat melebihi belanja pesaing mereka yang lebih besar, perusahaan kecil dapat menciptakan keunggulan bersaing yang kuat dan efektif terhadap perusahaan besar secara lebih kreatif dan inovatif. Jika mereka gagal dalam melakukannya, wirausahawan tidak dapat bertahan lama dalam bisnis. Kadang kala melakukan inovasi berarti menciptakan sesuatu dari nol. Akan tetapi, inovasi biasanya cenderung merupakan hasil dari usaha mengolaborasi hal-hal lama dengan cara-cara yang baru, atau dari mengambil sesuatu untuk meciptakan sesuatu yang lebih sederhana atau lebih baik. Wirausahawan juga menciptakan inovasi untuk memecahkan masalah yang mereka amai, sering kali masalah yang mereka hadapi sendiri. Saat ini kreativitas tidak hanya menjadi sumber penting untuk mengembangkan keunggulan bersaing, tetapi kreativitas juga merupakan kebutuhan untuk berlangsungnya hidup. Wirausahawan harus selalu waspada terhadap asumsi & prespektif tradisional mengenai cara hal-hal yang seharusnya berlaku, karena cara tersebut jelas-jelas mematikan kreativitas. Kreativitas tidak akan lahir jika adanya hambatan mental yang dibebankan pada diri sendiri dan paradigma lain yang cenderung dibentuk orang selama beberapa tahun. Paradigma adalah gagasan yang telah disusun mengenai dunia ini, seperti apa seharusnya, ‘13
2
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
dan cara seharusnya beroperasi. Gagasan-gagasan ini menjadi begitu berakar dalam benak kita sehingga menjadi rintangan yang tidak dapat disingkirkan untuk berfikir secara kreatif walaupun gagasan-gagasan ini mungkin bersifat kuno, using dan tidak lagi relevan. Selama bertahun-tahun, kearifan umum meyakini bahwa ada orang yang kreatif imajinatif, berjiwa bebas dan berjiwa wirausaha—dan ada yang tidak. Oleh karenanya beberapa orang dianggap berada dalam sisi lain spectrum tersebut dan sangat dianggap beberapa irang dianggap berada dalam sisi lain spectrum tersebut tersebut tersebut dan sangat dianggap sebagai orang yang mengandalkan logika, berfikir sempit, serta kaku. Kini telah ada pemahaman yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa siapa saja bisa belajar untuk menjadi kreatif. Masalahnya adalah bahwa dalam kebanyakan organisasi, orang-orang tidak pernah diajari—atau bahkan diharapkan—menjadi kreatif. Banyak bisnis juga gagal dalam mengembangkan lingkungan yang mendorong kreativitas di antara karyawannya. Di batasi oleh pola pikir tradisional mereka, kebanyakan orang tidak pernah menggali kreativitas mereka, dan perusahaannya menjadi tidak berkembang. Berikut ialah indentifikasi berbagai karakteristik yang tampak dalam para pemimpin inovasi, menurut Katherine Catlin :Sepuluh “rahasia” untuk mengarahkan kreativitas : 1. Mereka berfikir. Para pemimpin ini menginvestasikan waktu untuk berfikir karena mereka menyadari kekuatan kreativitas mereka sendiri dan ide yang dihasilkan dari proses ini. 2. Mereka adalah visioner. Orang-orang ini secara total memfokuskan diri pada nilai, visi, dan misinperusahaan mereka, serta menyatakannya melalui produk dan jasa perusahaan
mereka,
serta
melalui
budaya
diperusahaan.
Mereka
dapat
mengkomunikasikan kepada oranglain secara tepat mengnai apa yang ingin mereka capai. 3. Mereka mendengarkan para pelanggan. Mereka menyadari bahwa pelanggan atau calon pelanggan dapat menjadi sumber yang berharga untuk ide baru untuk peningkatan produk atau jasa, teknik penjualan dan posisi pemasaran. 4. Mereka memahami cara untuk mengelola ide. Ketika mereka mencari berbagai ide baru dan solusi yang kreatif, para manajer ini mencari ke berbagai sumber. 5. Mereka berorientasi pada orang. Para pemimpin ini memperkerjakan orang atas kemampuan kreatifnya dan kemudian menempatkan orang tersebut dalam lingkungan yang memungkinkan kreativitasnya berkembang. Mereka memandang
‘13
3
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
para karyawan dan ide para karyawan adalah bagian penting dari daya saing perusahaan. 6. Mereka mempertahankan budaya “perubahan”. Para pemimpin ini mengelola perubahan. Mereka selalu mencari perubahan, karena menyadari bahwa selalu ada kebutuhan untuk peningkatan. 7. Mereka memaksimalkan sinergi, keseimbangan dan focus tim. Menyadari bahwa kerja tim dapat menumpuk kreativitas dan inovasi, para pemimpin ini menyatukan orang-orang
dengan
latar
belakang
yang
berbeda
ke
dalam
tim
untuk
memaksimalkan hasil kreatif perusahaan. 8. Mereka membuat dirinya dan orang lain bertanggung jawab atas standar kinerja yang tinggi. Para pemimpin ini meminta hasil dengan kualitas tertinggi atas diri mereka sendiri dan karyawan mereka, serta tidak mau menerima kurang dari hal tersebut. 9. Mereka menolak jawaban “tidak”. Para pemimpin ini mampu bertahan ketika menghadapi situasi negatif, bahkan ketika orang lain mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dikerjakan. 10. Mereka mencintai pekerjaan mereka dan merasa gembira ketika mengerjakannya. Rasa cinta para pemimpin ini atas pekerjaan mereka adalah hal yang menular, hingga memberdayakan semua orang dalam perusahaan untuk mencapai semua hal yang mungkin dapat mereka capai. Wallace menjelaskan pada peringkat awal proses kreativitas adalah mengumpulkan dan menghimpunkan data serta bahan yang diperlukan untuk penyelesaian sesuatu permasalahan atau pemikiran kreatif. Pada peringkat ini juga seseorang individu itu perlu peka terhadap permasalahan ataupun isu yang akan dicoba diselesaikan.
‘13
4
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Wallace dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap : 1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain. 2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar. 3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru. 4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis)Dari uraian fase-fase
‘13
5
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Dari sebuah proses tahapan atau fase diaplikasikan dalam kreatifitas dalam dunia periklanana bahwa tahapan persiapan merupakan tahap dalam pengumpulan data atau pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi. Pada fase selanjutnya inkubasi tahap ini dihentikan pada proses dunia kreativitas periklanan pada tahap ini merupakan tahap mengendapkan masalah dan informasi dalam sebuah ide kreatif selanjutnya fase iluminasi fase mendapatkan sebuah ilham atau ide untuk dilanjutkan dalam proses verifikasi atau implementasi sebuah kreasi atau ide. Adapun dilihat dari aspek lain kreativitas dalam perkembangannya sangat sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
1. Aspek Pribadi Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
2. Aspek Pendorong Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
3. Aspek Proses Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai,
‘13
6
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
4. Aspek Produk Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Kreativitas tidak timbul serta-merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning mengalir melalui lima tahap, hatap-tahap tersebut sebagai berikut :
1. Persiapan Mendifinisikan masalah, tujuan, atau tantangan. 2. Inkubasi Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran. 3. Iluminasi Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan. 4. Verifikasi Memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. 5. Aplikasi Mengambil langkah-langkah untuk menindak lanjuti solusi tersebut
Fase-fase Kreatif menurut David Cambell urutannya sebagai berikut : 1. Persiapan (preparation) : meletakan dasar, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir
‘13
7
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
selalu dihasilkan oleh orangorang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan atas dasar "minat". Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tibatiba, tetapi dengan usaha keras. 2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap
dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal, trial dan error.
3. Inkubasi (incubation) : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat,
waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, kelazirnan pemakai cara.
4.
Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan, tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.
5. Verifikasi/ Produksi : memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan
masalah. Tahap AHA!, betapa pun memuaskan, barulah merupakan akhir dari suatu awal. Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham, impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan lenyap bagai embun diterjang sinar matahari.. Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupun kelompok.
‘13
8
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Di dalam usaha kita dalam menghadapi krisis maka diperlukan kemampuan untuk melihat kesempatan atau mengenali permasalahan dengan benar. Setelah itu kita memasuki dunia tersebut. Selanjutnya pikiran kita menginkubasikan pola atau pattern yang ada. Tahapan yang terpenting adalah Insight, yaitu momen ketika kita mengatakan “AHA! Aku tahu solusinya!”. Yang terakhir adalah untuk memverifikasi dan mengaplikasikan ide untuk menjadi kenyataan.
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa Brainstorming, free-association adalah kekuatan utama dalam hal melakukan lateral thinking. Peta Konsep adalah alat bantu yang
‘13
9
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
sangat powerful untuk melakukan hal tersebut. Dalam sesi brainstorming maka belahan otak kanan di manfaatkan semaksimal mungkin. Setelah dirasakan cukup maka peranan belahan otak kiri di manfaatkan kemudian untuk memilih dan memilah cabang-cabang mana saja yang tidak relevan (tidak dibuang), mengeksplorasi lebih lanjut cabang yang nampak menarik, melompat ke cabang lain untuk melanjutkan pengembangan dari sudut sana. Kemudian belahan otak kanan untuk memindahkan cabang mana perlu di regroup dengan kelompoknya, menarik garis hubungan antar cabang, melihat lagi secara keseluruhan dan menemukan ide baru hasil penggabungan cabang yang satu dengan cabang yang lain. Setelah itu ditentukan cabang-cabang mana saja yang dijadikan keputusan rapat, orang yang berkompeten diberikan tugas pada cabang yang tepat (put the right man behind the gun), beri urutan prioritas, deadline. Kemudian secara periodik Peta Konsep tersebut diupdate progress tiap cabangnya sehingga bisa terlihat cabang mana saja yang macet, ditelusuri penyebab-penyebabnya, dialokasikan resources tambahan atau diganti orang yang lebih tepat. Bisa jadi ada revisi minor ataupun mayor pada Peta Konsep yang telah diputuskan sebelumnya karena adanya perubahan lingkungan eksternal. Jika setiap orang memiliki Peta Konsep yang sama, yang bisa difilter berdasarkan PIC untuk melihat tugas masingmasing, maka perubahan-perubahan yang terjadi tidak membuat orang kelihangan arah dan usaha tiap-tiap bagian bisa tetap diusahakan sinergis sehingga tercapainya tujuan yaitu merebut kesempatan atau mengatasi permasalahan yang timbul.
‘13
10
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Buzan, Tony. 2003.Head First. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Campbell, David.1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius. Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press. http://pkab.wordpress.com/2009/03/19/proseskreatif/ Setiawan Iwan, Agribisnis Kreatif, Penebar Swadaya 2012
‘13
11
KREATIF FUNDAMENTAL Robby, S.Sos, MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id