EDISI 5 | JANUARI - MARET 2013
PRESTASI & KREATIVITAS
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
1
Civitas akademika Universitas Negeri Medan yang berbahagia. Majalah Unimed terbit kembali pada edisi JanuariMaret 2013 dengan kemasan yang lebih inovatif, kreatif menyongsong World Class University yang berkarakter tertuang dalam bacaan ringan dan menggugah hati
Majalah ini merupakan majalah internal Unimed yang di kelola oleh Humas Unimed, berusaha menampilkan berbagai informasi internal dan peliputan berbagai kegiatan internal Unimed. Meski masih memiliki beberapa kekurangan dalam segi penyajian data dan penulisan, sesungguhnya ini menjadi bagian dari proses perbaikan kinerja Humas Unimed. Pada edisi keenam ini, majalah Unimed menampilkan laporan utama mengenai prestasi civitas akademika dilingkungan Unimed. Prestasi Dosen, pegawai dan mahasiswa yang selama ini belum banyak diketahui oleh internal apalagi eksternal Unimed. Berbagai prestasi sebenarnya telah banyak di torehkan dan terekam di media massa tetapi belum banyak di ketahui oleh civitas akademika Unimed sendiri. Dalam pengenalan beberapa terobosan penting dan agenda prestasi civitas akademika ini, dewan redaksi telah
mengemas hasil wawancara beberapa pimpinan Unimed, kepala lembaga, dosen, mahasiswa dan beberapa UKM di Unimed. Syahdan, beragam informasi ihwal Universitas Negeri Medan juga kami sajikan dalam majalah ini. Tentu saja kami berharap dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi seluruh civitas akademika Unimed untuk bersama-sama mendukung program yang dicanangkan dalam upaya aktualisasi World Class University yang berkarakter dengan demikian, Universitas Negeri Medan dalam kerja keras pembangunan karakter bagi seluruh insannya, juga mampu menjadi salah satu universitas yang berprestasi yang baik di kancah nasional dan internasional. Selamat membaca! Selamat berprestasi dalam semangat kemajuan! Dewan Redaksi
Tajuk Rencana Editorial Profil Prestasi dan Kreativitas Lintas Peristiwa Artikel Komunitas Mahasiswa Personil Humas
2 3 4 9 16 25 35 42
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
2
BULETIN HUMAS UNIMED JANUARI 2013
T
ridarma perguruan tinggi pada masa yang akan datang semakin berat dan semakin sulit. Hal ini terjadi karena trend bisnis dan industri yang dihasilkan dari perubahan pasar global dan teknologi mulai merambah ke dunia pendidikan. Komunitas akademik baik dosen maupun mahasiswa harus dapat mengantisipasi relevansi program pendidikan yang ditawarkan supaya dapat menghasilkan calon guru yang mempunyai kompetensi plus. Konsekuensi dari kondisi tersebut komunitas ini harus di bangun dan dituntut mempunyai kemampuan multidisiplin, diantaranya memiliki satu set kompetensi profesional yang disertai dengan kompetensi lain terutama kompetensi kepribadian yang tangguh. Civitas akademika profesional diharapkan dapat memenuhi 4 aspek yang sangat fundamental. Aspek pertama adalah dalam bidang pengajaran. Dalam bidang
HUMAS UNIMED
pengajaran, seorang dosen yang profesional dituntut agar memiliki inovasi‐inovasi dalam dunia pendidikan. Memiliki minat yang besar dalam menemukan metode pembelajaran yang inovatif, ide kreatif dalam dunia pendidikan sehingga mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam dunia pendidikan. Aspek kedua adalah dalam bidang penelitian dan pengembangan. Dosen profesional harus mampu menghasilkan penelitian dan publikasi yang dapat memberikan kontribusi yang nyata baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun penerapannya di lapangan. Aspek ketiga adalah dalam bidang pengabdian pada masyarakat. Pada aspek ini seorang dosen dituntut agar peka terhadap permasalahan‐permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Aspek keempat adalah dalam bidang penunjang lainnya, yaitu manajerial. Yang termasuk aspek ini adalah pejabat struktural yang bertugas baik
di fakultas maupun ditingkatan universitas. Pada bidang manajerial ini, dosen diharapkan mampu untuk menghasilkan suatu model atau rancangan manajerial yang kemudian dikembangkan dan diaplikasikan guna mengatasi hambatan dan tantangan yang dihadapi, serta mampu memanfaatkan kelebihan dan kelemahan di institusinya menjadi peluang. Prestasi bagi civitas akademika tidak hanya ditentukan oleh hard skills seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan potensi akademik umum tetapi juga dipengaruhi oleh soft skills, social skills, dan emotional skills. Perpaduan antara hard skills dan soft skills yang proporsional dalam lingkungan kerja dosen akan membuat seorang dosen berprestasi tinggi dan disukai banyak orang. Prestasi ini dapat terlihat dari terbentuknya komunitas yang solid dan berlanjut bagi mahasiswa dan dosen
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
3
SUKSES TIDAK SAMA DENGAN BAHAGIA
S
ukses berasal dari bahasa latin “successus”, mengikuti dari dekat atau menyusul, atau datang sesudahnya. Sukses adalah sesuatu yang datang sesudah kita melakukan tindakan tertentu. Sukses berkaitan dengan hasil usaha atau akibat dari usaha untuk meraih apa yang kita inginkan. Boleh jadi ada perbedaan antara orang‐orang yang berlainan tentang apa yang diinginkan. Ibu tumah tanggal dalam cerpen Sapardi ingin memperoleh penghasilan tambahan untuk menghidupi keluarganya. Eksekutif muda ingin mengembangkan perusahaannya serta mengalahkan para pesaingnya. Artis tentu ingin mempertahankan popularitasnya. Pemenang medali emas olimpiade ingin mempertahankan medali yang pernah diraihnya. Mahasiswa ingin memperoleh gelar dengan nilai terbaik, walaupun ia mengatakan dengan bangga bahwa ia ingin menguasai sains dan teknologi. Dosen ingin mencerdaskan anak bangsa, walau ia menyembunyikan keinginnannya untuk mendapatkan gaji dan tunjangan tetap untuk
membahagiakan hidup diri dan keluarga. Jamaah menghadiri pengajian karena ingin meningkatkan iman, walau sebagian di antaranya datang ke pengajian untuk mencari hiburan demi menghilangkan kepenatan hidup. Bila orang sudah berhasil memenuhi keinginannya, ia merasa bahagia, karena “bahagia” adalah memperoleh yang kita inginkan, maka dengan mudah kita menyamakan sukses dengan kebahagiaan. Jika kita ingin bahagia, kita harus sukses. Untuk mencapai sukses, kita harus berjuang keras dengan mengerahkan segala kemampuan dan upaya diri. No gain without pain, karena itu ironisnya, sukses lebih dekat dengan pergulatan daripada kenikmatan. Lebih berkaitan dengan stiving ketimbang thiving. Malangnya lagi, kenikmatan sukses itu hanya berlangsung sebentar. Ada euforia rasa senang yang luar biasa ketika medali sukses dikalungkan di leher kita. Seorang mahasiswa merasa luar biasa senangnya karena mendapatkan nilai terbaik. Tetapi setelah itu, kita
dihantui oleh disforia kesedihan, ketakutan, kecemasan dan keberdosaan karena kita tau ada teman yang lebih serius belajar namun mendapatkan nilai tidak sesuai dari jerih payahnya. Seringkali sukses malah menghancurkan kehidupan normal yang dinikmati oleh orang‐orang biasa seperti kita. Kita mengorbankan hal‐hal yang indah dalam kehidupan, seperti kasih sayang, persahabatan, keimanan untuk mengejar dan mempertahankan sukses. Jika anda ingin berbicara tentang kehidupan yang menarik, lihatlah kehidupanku. Aku tidak pernah memimpikan apa yang sanggup aku capai, dan semua pengalaman yang telah kujalani. Aku berada pada puncak permainanku, tapi merasa seakan‐akan berada di dasar kehidupan. Setiap malam aku menangis kalau sendirian. Aku telah memberi seluruh masa mudaku untuk sampai ke sini, dan sekarang aku bertanya‐tanya apakah semua itu ada artinya. Kadang‐kadang aku bersembunyi di sudut ruang belajar dan menangis terisak‐isak. Semua mengira aku orang ceria. Tetapi aku hanya berpura‐pura
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
S
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni 2011 - 2015
enyum senantiasa berbinar dari paras manis, Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ini. Sosok wanita bersahaja, bijaksana dan lemah lembut. Adalah Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni menjadi sosok pimpinan sekligus ibu bagi segenap Mahasiswa FBS Unimed. Lahir pada 07 Desember 1964 di Medan, Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. menyelesaikan studi S-1 di IKIP Semarang tahun 1989, S-2 USU tahun 2000 dan S-3 USU tahun 2009. Sepanjang perjuangan dan perjalanannya mengemban tanggung jawab, beliau berusaha membentuk keyakinan untuk bekerja total dalam rasa syukur dan keikhlasan. Berbekal keyakinan tersebut, beliau turut aktif dalam berbagai organisasi, forum dan kegiatan seputar kependidikan. Beberapa di antaranya adalah Perhimpunan Pengajar Bahasa Prancis Seluruh Indonesia (PPPSI) tahun 2001 s.d 2009 sebagai ketua, L'Association Professeur Francais
HUMAS UNIMED
Indonesien (L'APFI) tahun 2001 s.d sebagai anggota, Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) tahun 2003 s.d sekarang sebagai anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI SUMUT) tahun 2007 s.d sekarang sebagai anggota, Asosiasi Linguistik Sistemik Fungsional tahun 2006 s.d sekarang sebagai anggota, Ikatan Alumni Linguistik (IAL) SUMUT tahun 2005 s.d sekarang sebagai anggota dan Ikatan Sarjana Pendidikan (ISPI) tahun 2010 s.d 2014 sebagai Koordinator Bidang Pendidikan Bahasa dan Seni. Selain itu, prestasi yang berhasil diraih adalah Juara 3 Dosen teladan tingkat Fakultas Bahasa dan Seni tahun 1997 oleh Dekan FBS Unimed, Juara 3 Dosen Teladan tingkat UNIMED tahun 2005 oleh Rektor Unimed, Validator Validasi Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Bahasa Asing tahun 2009 oleh BSNP dan Revier Nasional tahun 2005 oleh Dikti. Kini bertempat tinggal di Jl. Permata Hijau No.16 Villa Malina – Medan
4
Ichwan Azhari
Sang Pemburu Arsip Sejarah
“Dari sini kita bisa tahu, ternyata pergerakan sejarah sebelum kemerdekaan tak hanya di Jawa, melainkan di berbagai penjuru Tanah Air, termasuk Sumatera.” Demikian antusias sejarawan yang juga merupakan dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Medan ini menindaklanjuti setiap arsip sejarah yang ditemuinya. Tujuh tahun di Eropa, Ichwan Azhari, kelahiran Medan, 16 November 1961, yang merupakan alumnus S-l Jurusan Antropologi IKIP Medan tahun 1984, S-2 Jurusan Sosiologi Pedesaan IPB, Bogor, tahun 1991 dan S-3 Sejarah Budaya, Universitas Hamburg, Jerman tahun 2001, giat memburu arsip sejarah Nusantara. Perpustakaan swasta maupun kampus-kampus, terutama di Jerman dan Belanda, menjadi tempat favorit yang didatanginya. la juga menemui para misionaris yang pernah bertugas di Indonesia. Sebagian besar arsip sejarah di temukan di Jerman dan Belanda. Penggabungan seluruh arsip dari kedua negara itu menjadi kesatuan data sejarah yang saling melengkapi. Pengembaraannya berhasil menemukan arsip sejarah Nusantara yang tersimpan rapi di Eropa. Banyak dari arsip itu masih utuh, sesuai aslinya. Sebagian hanya tinggal satu sehingga beliau tak bisa mendapatkan aslinya. Padahal, arsip-arsip langka itu sangat berharga
bagi sejarah Indonesia. Beberapa arsip yang ditemukan adalah surat kabar terbitan Indonesia (sebagian besar dari Sumatera Utara), peta lama, mata uang logam dan kertas, foto-foto, majalah, buletin, kartu pos, serta sejumlah piringan hitam. Semua dokumen digandakan dan sebagian dibeli aslinya. Saat pulang ke Tanah Air tahun 2001, arsip yang didapatkan dari Eropa ikut serta. Sebagian orang sempat mencibirnya sebagai konyol lantaran jauh-jauh dari Eropa hanya membawa "barang rongsokan". Kini, kumpulan arsip itu menjadi koleksi utama Pustaka Humaniora (Pusra) yang didirikannya pada April 2006. Pusra menempati rumah sewaan di Jalan Tuasan 69 Medan, sekitar satu kilometer dari Kampus Universitas Negeri Medan (Unimed). Pada tahun pertama beroperasi, tamu bisa menikmati perpustakaan secara gratis. Semua pengunjung boleh membaca, tapi tak bisa membawa pulang buku. Pusra menyediakan foto kopi bagi mereka yang ingin menggandakan koleksi penting. Memasuki tahun kedua, April 2007, pengelolaan perpustakaan diperbaiki sebab terjadi kesulitan mencari biaya operasional. Selama itu biaya operasional perpustakaan ditutup dari koceknya. Maka, diberlakukanlah sistem keanggotaan. Mereka yang
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
menjadi anggota Pusra dipungut iuran Rp 20.000 per enam bulan. Dana itu untuk perawatan koleksi perpustakaan dan honor lima karyawan. Selama sekitar 12 tahun, sejak 1995, dana yang dikeluarkan tak kurang dari Rp 500 juta. Pada perjalanannya, Pusra tak hanya menawarkan koleksinya untuk dibaca dan dipakai sebagai bahan penelitian, tetapi juga melayani penjualan buku "langka" atau buku yang jarang ditemukan di toko buku. Pusra pun berkembang menjadi komunitas, beberapa buku langka, seperti Tan Malaka di Medan, dicetak ulang. Pusra juga menjadi tempat diskusi para mahasiswa. Pengunjung Pusra semakin ramai, jumlah anggota aktif 169 orang. Setiap hari tak kurang dari 30 pengunjung dari berbagai kalangan, mulai murid sekolah dasar sampai dosen, memenuhi rumah sewaan bertipe 70 itu. Koleksi ketua Pusat Studi Sejarah dan llmu-ilmu Sosial (Pussis) Unimed, 2007-sekarang itu bertambah lengkap lantaran sumbangan kolega dan berbagai instansi
6
pemerintah. Seluruh koleksi Pusra dikelompokkan menjadi tujuh golongan yang terdiri dari 3.399 jenis. Untuk arsip koran-koran lama, jumlah yang berhasil dia kumpulkan sebanyak 10.000 lembar. Beberapa koleksi yang membanggakannya adalah koran-koran akhir pada abad-19 yang terbit di Sumatera Utara, prangko zaman revolusi, uang zaman revolusi, dan uang kebon. la mempunyai sekitar 1.800 lembar koleksi prangko dari zaman Belanda, Jepang, dan awal revolusi serta 1.500 lembar uang lama dan uang kebon. Selain gencar memburu arsip sejarah, penulis disertasi yang diterbitkan dalam bafiasa Jerman berjudul "Die Politischen Bezi-ehungen zum Javanischen Majapahit in Klassichen Malais-chen Texten" (Perlawanan Wacana: Hubungan Politik dengan Majapahit dan Naskahnaskah Melayu Klasik), kini menjabat sebagai ketua Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia (IASI) di Jerman, 1999-2001, Ketua Forum Masyarakat Indonesia di Hamburg, 1998-2001, dan Wakil Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Sumatera Utara
Sejarawan Ichwan Azhari (terlihat tangannya) memegang tiga buah keramik kuno abad 11-13 di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Kamis (10/7). Keramik kuno itu diperkirakan dari Dinasti Sung dan Yuan yang dibawa pedagang China pada masa lampau. Di sekitar kawasan ini belakangan ditemukan timbunan keramik kuno di bekas tanah galian tepatnya di Desa Terjun, Kecamatan Medan Marelan. KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
7 Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan 2012 -2016
Drs. Nasrun, MS
S
iapa yang tidak mengenalnya, beliau seorang yang ramah dan bersahaja. Beliau adalah Drs. Nasrun, MS Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unimed.
Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di Perguruan Islam Azizi Medan, lulus di tahun 1970, kemudian SMP Dwi Warna Medan, lulus 1973, tamat di STM Negeri 2 Medan tahun 1976, lanjut ke Perguruna Tinggi dan menjadi Sarjana Muda pada Jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Medan, lulus 1980, menyelesaikan S1 di IKIP Medan Jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Medan, lulus di tahun 1983 dan S2 Jurusan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi, di Padjajaran Bandung, lulus 1991. Beliau menjabat sebagai sektretaris PGSD di tahun 19921995, menjadi ketua PGSD KPLK Unimed tahun 1999-2004, memegang jabatan ketua SP4 Unimed tahun 2004-2005, di tahun 2005-2009 dan 2009-2012 beliau menjabat sebagai Pembantu Dekan III FIP Unimed. Namun pada masa jabatannya sebagai PD III FIP, beliau memberanikah diri dengan serius mencalonkan sebagai Dekan FIP, atas takdir dan dukungan civitas akademika FIP Unimed beliau terpilih sebagai Dekan FIP untuk masa jabatan 2012-2016. Lelaki bersahaja kelahiran Medan, 14 Mei 1957 menikah dengan seornag perumpuan yang baik hatinya, Dra, Yusnani Tambunan dan dikarunia empat orang anak. Tiga diantaranya telah menikah,. Nani Barorah Nasution, S.PsI,MA, Lukman Hakim Nasution, STTP, M.Si, Ade Faradilla Nasution,SIP,M.Si dan si bungsu Aulia Difki Nasution. Riwayat pekerjaan yang pernah di jalani beliau antara lain CPNS IKIP Medan tahun 1984, PNS IKIP Medan tahun 1985, lkalu Penata Muda TK. I/ASS Ahli Madya tahun 1987, Penata/Lektor Muda tahun 199, Pembina Lektor kepala tahun 2000, Pembina TK. I/ Lektor Kepala tahun 2007 dan menjadi Pembina UT.muda/Lektor Kepala di tahun 2010
Nama
: Drs. Nasrun, MS
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 14 Mei 1957 NIP
: 19570514 198403 1 001
Gol/Pangkat
: Pembina Utama Muda / IV c
Jabatan
: Dekan FIP
Alamat kantor
: Jln. Willem Iskandar Psr V Medan 20221
Alamat rumah
: Jl. Jermal X No. 9A Denai Medan
Pendidikan Sarjana Muda Jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Medan,Tahun lulus 1980 S1
: Jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Medan,Tahun lulus 1983
S2
: Jurusan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi , Padjajaran Bandung, tahun lulus 1991
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
8
MAHASISWA BERPRESTASI “Si Bungsu yang Bersemangat dan Berwawasan Luas”
“ketika saya mau, maka saya akan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh”
M
erupakan motto dari seorang dara muda kelahiran Padang Sidempuan, 15 Juni 1993. Seorang yang bersemangat, cerdas, menarik dan pintar. Dialah Nuri Yunita Hasan Nasution, memasuki lingkungan kampus hijau Universitas Negeri Medan pada tahun 2011 di Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Sejarah. Seorang gadis muda yang penuh semangat, dan optimis, memilki tinggi badan yang semampai, rambut lurus hitam serta panjang tergerai serta kulit yang putih ini memiliki pelbagai prestasi dari beberapa ajang kompetisi dengan talenta yang ia miliki.
Kecil-kecil Cabe Rawit & Berprestasi Dara pasangan Drs. Chandra Hasan Nasution dan Nurimas Hutasuhut ini adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Memulai pendidikan di TK Aisyiyah Padang Sidempuan, tahun 1998, SD Negeri 6 Padang Sidempuan, tahun 1999, tahun 2005 di SMP Darul Ilmi, SMA Negeri 2 Padang Sidempuan tahun 2008 dan menjadi mahasiswi Unimed Jurusan Pendidikan Sejarah pada tahun 2011. Dara muda yang akrab di panggil Yuri ini memiliki hobi yang unik, yaitu mengikuti berbagai lomba yang ada. Ia memiliki bakat yang sudah terlihat sejak kecil, kepercayaan diri yang tinggi membuat gadis ini berani untuk tampil dalam berbagai lomba dan berkspresi mempertunjukkan kebolehannya. Hal tersebut dibuktikan sampai ia duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2011 ia berhasil keluar menjadi juara dalam Pemilihan Duta Bahasa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Medan. Meski bukan dari jurusan Bahasa Indonesia, akan tetapi ia tetap optimis bahwa ia akan bisa melakukannya. Benar saja, bahwa Yuri total ketika mengikuti perlombaan tersebut, hingga akhirnya membawa ia menjadi Duta Bahasa di tahun 2011 dengan mengalahkan lebih kurang 60 peserta yang ikut bertanding melawannya. Lalu, pada tahun 2012 Yuri terpilih menjadi Duta Museum. Berhasil melewati proses wawancara dan seleksi serta mengalahkan 12 orang peserta lainnya, kini Yuri mengemban tugas untuk mempromosikan museum-museum yang ada dan mmenjadi asset di Kota Medan ke wisatawan lokal maupun mancanegara. Kecintaannya terhadap budaya Indonesia memberikannya motivasi untuk dapat melestarikan budaya dan bahasa Indonesia dan bukan menjadi hal yang sulit baginya untuk melakukan hal tersebut, melihat latar belakangnya sebagai mahasiswi Jurusan Pendidikan Sejarah Unimed, memberikan gadis muda ini banyak bantuan dalam hal wawasannya terkait sejarah yang ada. Tidak hanya memiliki pengetahuan yang apik di bidang sejarah, gadis tinggi dan putih ini begitu fasih dalam berbahasa Inggris. Ini merupakan kemampuan yang baik, sehinga akan lebih mudah baginya untuk mempromosikan sejarah dan kebudayaan yang ada di kota Medan, Sumatera Utara ke taraf Mancanegara – Internasional.
Catwalk dan Laptop Di undang sebagai model adalah hal wajar, karena gadis bungsu ini mempunyai penampilan yang memang mempuni untuk menjadikannya seorang model. Tinggi, putih, rambut hitam panjang merupakan modal baik untuknya. Akan tetapi dunia tersebut bukan
menjadi acuan untuknya mengasilkan uang, Yuri lebih suka dalam dunia tulismenulis. Ia sangat menyukai menulis, terlebih kepada hal-hal yang berbau sosial, baik itu esai atau pun artikel. Intinya adalah bertemakan sosial, dan harapannya adalah menjadi juara di tingkat nasional. Gadis kelahiran Padang Sidempuan ini juga mempunyai hobi travelling. Ia bergabung di sebuah komunitas para backpakers dari seluruh dunia berkumpul, di mereka sering mengudara melalui jejering sosial. Dari sinilah ia kembali memperlihatkan taringnya, sembari mengasah kemampuan berbahasa inggris yang ia miliki dengan ikut menjadi tour guide, ia memperkelkan kota Medan kepada para backpackers yang datang berkunjung ke Kota Medan. Satu yang menjadi impiannya adalah ingin pergi berkunjung ke Tibet. “Aku pengen banget ke Tibet, dan aku yakin pasti suatu saat aku bisa kesana,” tuturnya dengan yakin. Gadis yang memiliki kepercayaan diri ini tidak pernah terlalu memikirkan apa yang akan dia kejar untuk ke depannya. Ia membiarkan semuanya mengalir untuk mendapatkan kejutan-kejutan yang tidak pernah dibayangkannya.
Nuri Yunita Hasan Nasution
Cinta yang Diwujudkan Menjadi bakal guru kelak, memberikan ia impian-impian untuk nantinya ia dapat laksanakan dan akhirnya ia petik jua nanti. Harapannya adalah agar kelak dirinya sendiri mampu menjadi seseorang berarti dan berguna bagi orang banyak, terutama kepada kedua orangtuanya terkhusus untuk Ibunya. Begitu besar nawaitunya untuk membanggakan kedua orangtuanya. Harapan mulia lainnya adalah menjadi seorang dosen Sejarah, karena begitu mencintai dan menyukai Sejarah., dan itu telah tertanam di hatinya untuk nantinya menjadi cinta yang di sebarkan kepada seluruh dunia
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
9
PRESTASI DAN KREATIVITAS
Unimed Genggam Dua Piala Nasional
K
abar baik hilir dari pulau dewata untuk Universitas Negeri Medan. Pasalnya, dalam Gema Lomba Karya Esai Nasional yang diadakan oleh BEM UNDIKSHA pada November 2012 lalu, dua delegasi Universitas Negeri Medan yang lolos dalam delapan besar finalis berhasil meraih juara I dan II nasional. Irwan Saputra (Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris) menduduki peringat I, dan Sartika Sari (Mahasiswa Pogram Studi Sastra Indonesia) di peringkat I, menyusul diperingkat III adalah Abrory Agus Cahya (Mahasiswa Universitas Gajah Mada). Gema Lomba Karya Esai Nasional BEM UNDIKHSA merupakan acara rutin yang diadakan setiap tahun oleh Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Tahun ini, mengusung tema “Pendidikan Yang Ideal Di Tengah Multikulturalisme”, acara ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran berbangsa dan memahami kemajemukan/multikulturalisme bangsa melalui menulis ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah di Indonesia. Berdasarkan penilaian awal yang dilakukan oleh tiga orang juri yang berasal dari kalangan Esais Nasional, Dosen Ahli Bidang, dan kalangan Media/Pers yakni peniliaian naskah (instatik) dipilih delapan finalis masing-masing kategori. Untuk kategori mahasiswa, yang menjadi delapan finalis itu adalah Irwan Saputra (Unimed), Nur Rina Maskayanti (Universitas Indonesia), Sartika Sari (Unimed), Abrory Agus Cahya (UGM), Ibnu Budiman (Universitas Indonesia), Donnie Weda Dharmawan (Universitas Pendidikan Ganesha), Sri Oktafia Mokoginta (Universitas Negeri Gorontalo), dan
Ni Luh Gede Enik Karnila Yanti (Universitas Pendidikan Ganesha). Setelah itu, penilaian dilanjutkan dengan presentasi esai setiap finalis pada tanggal 24 November 2012 dihadapan dewan juri. Maka pengumuman pemenang Gema Lomba Karya Esai Nasional BEM UNDIKSHA Bali ditetapkan setelah penjurian keduanya. Dalam tekad yang kuat untuk mengharumkan nama Universitas Negeri Medan di kancah nasional, Irwan Syahputra dan Sartika Sari akhirnya berhasil menaklukkan perlombaan, finalis dari universitas lain untuk memboyong kemenangan.
HUMAS UNIMED
Pertemuan Penyair Nusantara VI Berhasil Mengirim Delegasi
“
Mengangkat Batang Terendam”, sejak 28 sampai 31 Desember 2012 lalu, bertempat di hotel Sang Ratu, Jambi, Pertemuan Penyair Nusantara VI digelar secara hikmat. Sartika Sari, Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan angkatan 2010 berhasil mewakili Sumtaera Utara menjadi salah satu penyair pilihan di antara dua ratus tiga belas penyair pilihan Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Korea Selatan dan Prancis. genda kegiatan dipadati dengan orasi sastra dengan tema puisi, Kebudayaan dan Spiritualistas; Workshop Penulisan Kritik Puisi bagi Dosen, Guru, Mahasiswa dan siswa di Jambi; Penerbitan Buku yang terdiri dari Bunga Rampai Puisi (Sauk Saloko), Makalah dan Prosiding riset Perpuisian Jambi; Panggung Apresiasi; Refleksi dan Proyeksi PPN; Bazar Buku; City Tour serta kunjungan budaya. erhelatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan perpuisian Nusantara. Melalui subtema “Menggali Kekuatan Estetik Puisi Melayu”, “Menggali Nilai Kearifan Puisi Melayu”, “Perpuisian Lokal dalam Konteks Pemikiran Nusantara”, “Jejak Puisi Melayu Pada Puisi Mutakhir Nusantara”, “Mempertimbangkan Kembali Akar Puisi Nusantara”, “Perpuisian Nusantara dalam Perbandingan”, dan “Perpuisian Nusantara dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra” apresiasi dan perhatian terhadap Melayu yang merupakan puak, etnis dan entitas yang berkeadaban diharapkan dapat memperkuat khasanah puisi telah terbangun. Hal ini dikarenakan di tengah peradaban yang memberi ruang besar untuk pergerakan budaya barat, khazanah perpuisian Melayu Nusantara semakin terpuruk. Di samping itu, dalam
A
P
HUMAS UNIMED
berbagai polemik antarbangsa serumpun yang belakangan mencuat, Pertemuan Penyair Nusantara merupakan wadah pemersatu yang diharapkan mampu melahirkan kekuatan baru dari kebersamaan nilai estetika dan kesamaan akar budaya (baca: melayu). Senada dengan latar belakang pelaksanaan Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) ke-6 yang bertekad menjadikan ajang ini sebagai moment silaturahmi gagasan perpuisian Melayu Nusantara dengan menghimpun para penyair dari rumpun Melayu di Asia Tenggara khususnya, dan beberapa wilayah yang memiliki ciri peradaban Melayu Nusantara lainnya. Menelusuri Melayu Nusantara dari naskahnaskah sastra yang ada dari hulu hingga ke hilir menjadi langkah solutif untuk menggali dan mengangkat kembali kekhasan dan kekayaan puisi Melayu Nusantara. Namun pada akhirnya, pencarian ini mesti disempurnakan juga dengan usaha perbaikan peletakan sastra di lingkungan akademis dan masyarakat luas. Mengingat, apresiasi terhadap puisi-puisi Melayu mutakhir sangat rendah. Terutama di ranah akademis yang masih saja memerdekakan diri dengan puisi-puisi Chairil Anwar, dan penulis seangkatannya dengan mengesampingkan dan enggan mengapresiasi puisi-puisi dari penulis kekinian. Padahal, perkembangan puisi Melayu mutakhir begitu pesat. Jika keadaan seperti ini tidak segera disadari dan ditindaklanjuti, maka lambat laun keberadaan sastra juga akan semakin terpuruk. Sasaran yang ingin dicapai dalam perpuisian Melayu Nusantara tidak akan terwujud. Bagaimana bisa berdiri dan dijadikan sebagai salah satu urat nadi kalau sastra juga tak punya daya untuk dihargai? Ini pekerjaan bersama!
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
11
PRESTASI DAN KREATIVITAS
Solfeggio Choir Taklukkan Kompetisi Internasional “Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater”, komitmen bersama yang dijunjung oleh segenap anggota, conduct dan pengurus Solfeggio Choir telah mengantarkan grup paduan suara Universitas Negeri Medan ini ke tangga internasional. Berdiri sejak tahun 1990 di lingkungan IKIP Medan, dalam prakarsa Lamhot Sihombing, M.Pd., bersama beberapa rekan, Solfeggio dalam pergerakannya tetap menunjukkan konsistensi berkarya. Perjalanan panjang yang kemudian dikuatkan kembali pada tahun 2005 hingga saat ini akhirnya membawa grup paduan suara yang mulanya beranggotakan mahasiswa jurusan seni musik Universitas Negeri Medan itu menempati rating yang baik di kancah nasional dan internasional.
Beberapa prestasi yang telah diraih Solfeggio Choir seperti, mengikuti PESPARAWI mahasiswa tingkat nasional ke X di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga – Jawa Tengah 2008, meraih Gold, Kategori Gospel/Musica Sacra, Gold, kategori Folklore, Silver, Kategori Musica Sacra. Tahun 2009, mengikuti A Voyage Of Songs International Choir Festival di Penang – Malaysia, meraih : Gold, Kategori Mixed Choir, Gold, Kategori Foklore, Silver, Kategori Chamber Choir. Selain itu, di tahun yang sama mengikuti Lomba Paduan Suara Antar Mahasiswa SeIndonesia di Institut Teknologi Bandung 2009, meraih: Peringkat ke V dari lima puluh kontingen SeIndonesia. Tahun 2010, mengikuti Festival Paduan Suara ITB Ke-XXII di Institut teknologi Bandung 2010, meraih: Gold, Kategori Foklore. Mengikuti The 1st ITB Insternational Choir Competition di Institut Teknologi bandung 2010, meraih: Gold, Kategori Foklore, Silver, Kategori Mixed Young Adult Choir dan Silver, Kategori Female. Mengikuti PESPARAWI Mahasiswa Tingkat Nasional Ke- XI di Universitas
Negeri Palangka Raya – Kalimantan Tengah 2010, meraih: Gold, Ketegori Gospel, Musica Sacra, Gold, Kategori Foklore dan Gold, Kategori Musica Sacra. Tidak hanya itu, Solfeggio yang saat ini beranggotakan 30 mahasiswa Universitas Negeri Medan, pada tahun 2012 kembali mencetak prestasi besar. Yaitu mengikuti The 1st Bandung International Choir Competition di Grha Mekar Sari 2012, dan berhasil meraih: Champion, Kategori Gospel dan Negro Spiritual, Gold, Kategori Foklore dan Gold, Kategori Musica Sacra. Kompetisi itu berlanjut pada kegiatan The 1st Bali International Choir Competition di Taman Budaya Denpasar – Bali 2012 dan untuk ke sekian kali, Solfeggio berhasil meraih: Champion, Kategori Female, Gold, Kategori Foklore, Gold, Kategori Gospel dan Negro Spiritual. Di tahun yang sama, PESPARAWI Mahasiswa Tingkat Nasional ke XII di Universitas Pattimura – Ambon 2012, juga menjadi saksi karya gemilang grup musik Universitas Negeri Medan itu. Solfeggio berhasil meraih Gold, Kategori Gospel/Musica Sacra, Gold, Kategori Foklore, dan Gold, Kategori Musica Sacra. Dalam upaya pencapaian tujuan Universitas Negeri Medan untuk menghasilkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni, serta menghasilkan dan mengembangkan karya-karya inovatif dan produktif dari segenap warga Unimed, prestasi Solfeggio adalah salah satu bentuk keberhasilan dari kerja keras dan keseriusan yang mesti diapresiasi secara positif. Dalam waktu dekat, Solfeggio akan mengikuti The 6th Grand Prix Pattaya International Choir Festival, 22-30 July 2013 di Ambassador Jomtien Hotel, Pattaya – Thailand. Semoga kembali benderang!
HUMAS UNIMED
PRESTASI DAN KREATIVITAS
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
12
Unimed Juara I Liga Rektor UIR Cup I
K
abar bahagia datang dari grup sepak bola Universitas Negeri Medan. Pada 28 Maret 2013, dalam Liga Rektor UIR Cup I, Universitas Negeri Medan (Unimed) berhasil keluar sebagai juara, setelah di final mengalahkan tuan rumah Universitas Islam Riau (UIR) A 4-2 lewat drama adu pinalti di Stadion UIR, Marpoyan. Dengan hasil ini maka Unimed berhak menerima hadian uang pembinaan Rp 10 Juta dan piala rector UIR. Sedangkan UIR A yang berada di posisi Runner Up menerima hadiah uang tunai Rp 7,5 juta dan piala. Sementara, peringkat ketiga UIR B berhak menerima uang tunai sebesar Rp 5 juta. Pertandingan yang direncanakan akan menjadi agenda rutin setiap tahun Universitas Islam Riau ini digelar sebagai bentuk peningkatan kualitas pembinaan sepakbola di kalangan Mahasiswa. Selain itu, pertandingan-pertandingan serupa dapat meningkatkan silaturahmi antarmahasiswa dan pecinta sepakbola yang berasal dari berbagai Universitas di Indonesia. Pelatih Unimed, Ardi Nasri, MKes usai pertandingan tampak senang dengan hasil yang diraih tim asuhannya. “Saya bangga karena anak-anak bermain bagus. Saat pertandingan kami maupun tim lawan bermain imbang hongga akhir babak kedua. Kami lebih beruntung lewat adu penalti,”ungkapnya. Kerja keras dan kedisiplinan yang selama ini diterapkan pada grup sepakbola Universitas Negeri Medan ini berbuah manis. Tahun depan, turnamen sepakbola ini akan kembali digelar bertepatan dengan hari Ulang Tahun ke-51 Universitas Islam Riau.
Unimed Gelar Parade Teater 2013
S
abtu-Minggu (27-28 April) di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) digelar parade teater 2013. Parade teater ini merupakan salah satu wujud hidupnya dunia kesenian di Sumatera Utara. Diharapkan pementasan parade teater ini memberikan kontribusi postif dalam melestarikan
HUMAS UNIMED
dunia kesenian di Sumut. Pementasan ini merupakan sumbangsih dan bentuk kreativitas dari Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Medan (Unimed). Pada hari Sabtu, 27 April 2013 sebelumnya dipentaskan “Kongres Bebek” karya Afriondisutradarai oleh Devi Maria Sihite. Disusul grup teater CiciCuit yang mementaskan “Anjinganjing Menyerbu Kuburan” yang merupakan naskah dari adaptasi cerpen karya Kuntowijoyo. Pementasan ini sendiri disutradarai oleh Riska Irene Simatupang.Selanjutnya grup teater Cheetoz mementaskan “Wek-wek” yang disutradarai Cut Cahyani. Wek-wek merupakan naskah yang ditulis oleh K. Djayakusuma. Kemudian teater CIKIMIDI mementaskan “Prasangka” yang ditulis oleh Adjim Arjadi dan disutradarai oleh Lasenna Siallagan. Ada juga pementasan teater dari grup BoloBolo yang mementaskan teater berjudul “Jaka Tarub” karya Akhudiat dan disutradarai oleh Sahat Parsaulian Sinurat. Selanjutnya grup RUGRATS mementaskan “ Desa Ompungku” yang disutradarai langsung oleh Ruth Y. Sinaga. Sedangkan pada hari Minggu, 28 April 2013 pementasan teater berlanjut dengan diawali oleh grup teater Gloria yang mementaskan teater berjudul “SOAK” dan disutradarai langsung oleh Dayni Chirstmas S. “SOAK” merupakan naskah yang ditulis oleh Giri Ra Tomo sekaligus adaptasi dari Afrion Medan. Setelah itu berlanjut kepada grup teater NYUNGSEP yang akan mementaskan teater berjudul “Kisah Cinta” dan lain-lain yang naskahnya ditulis oleh Arifin C. Noer dan disutradarai oleh Asher L. Pasaribu. Kemudian pada pukul 13.00 Wib akan dilanjutkan oleh grup teater Cilukba yang akan mementaskan teater berjudul “Dukun-dukunan” karya Moliere yang merupakan adaptasi dari karya Puput Buchori. Pementasan ini disutradarai langsung oleh M. Syahrizal. Selanjutnya pada hari minggu pukul 14.00 Wib grup teater “Balita” akan mementaskan teater berjudul “Orang Asing” karya Rodli TL dan disutradarai oleh Reza Pahlevi. Lalu disusul grup teater Dorayaki yang akan mementaskan teater berjudul “Rumah Tangga” yang merupakan buah karya dari Adjim Arjadi dan disutradarai langsung oleh Novira Aznika. Dan titik puncaknya pementasan ini akan ditutup dengan penampilan dari grup CHIKY yang akan mementaskan teater berjudul “Mencari Keadilan” yang merupakan karya dari Bertolt Breech yang diterjemahkan oleh WS. Rendra dan diadaptasi oleh Afrion.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
13
PRESTASI DAN KREATIVITAS
Prestasi Mahasiswa FBS Unimed
D
alam 2010, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan memiliki visi menjadi Fakultas terbaik dan terkemuka dalam pembelajaran bahasa dan seni untuk pemenuhan permintaan pasar kerja industri dalam konteks lokal, nasional, regional, dan global. Berpegang pada visi tersebut, segenap warga Fakultas Bahasa dan Seni telah meraih banyak prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Prestasi yang diraih oleh Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, tahun 2011 yakni: Dedi sanjaya menjadi delegasi terbaik dalam kegiatan ILMIBSI di Universitas Makasar dan Pelatihan Kepemimpinan VDMS Belanda se-Indonesia, Albert Hutabarat, Sri Minda, Rahmat Harefa, Isramitari, Desi Yunita, meraih Student Grant, Arsyi Zahiri meraih juara I MTQ antar Mahasiswa di Makasar, Azhar Aziz Lubis menjadi delegasi terbaik dalam Konferensi Mahasiswa Indonesia dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) 13th di Thailand, Muhammad Yusuf menjadi Juara Harapan dalam Lomba Cerdas Cermat LPP RPI Bandar Lampung. Tahun 2012, prestasi kembali dicetak mahasiswa Dian Heriani dan Isna Yenita Sukandel dengan meraih student grant, Arsyi Zahiri kembali menjadi Juara I MTQ kota Medan, MTQ Provinsi Sumatera Utara, dan Juara Harapan MTQ di Ambon, Muhammad Yusuf menjadi delegasi terbaik dan Youth Leadership Camp (YLC) dan Pelatihan Pemimpin Bangsa Angkaran 6 Yogyakarta, Forum Indonesia Muda, dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) 13th di Malaysia, Sri Lestari Setiawan menjadi delegasi terbaik dalam President Model United Nation for General Assembly Council, Jelita Sitorus menjadi delegasi terbaik dalam Indonesia Model United Nation, Liza Insyirah menjadi delegasi terbaik dalam Indonesia Leadership Camp Universitas Indonesia, Elnoviamy menjadi delegasi terbaik dalam NUEDC Bali dan Juara III dalam UMSU Debate Open, Isma Eriayanti menjadi delegasi terbaik dalam NDC-NES Universitas Padjajaran dan Juara III IEC Debate Open, Ali Muis Dangoaran menjadi Juara II dalam MTQ Fakultas Bahasa dan Seni serta Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah, Benny Ichsanda Rahman menjadi Juara I dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah “Journalisme”, Bandung. Tahun 2013, Azhar Aziz Lubis menjadi delegasi terbaik dalam Forum Indonesia Muda di tingkat provinsi, Sri Lestari Setiawan menjadi delegasi terbaik dalam Jakarta Model United nation for UNICEF Council, Jakarta, Elnoviamy dan Isma
Eriayanti menjadi delegasi terbaik dalam Jogja International Model United Nation, Rahmat Husein Nst menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Bahasa dan Seni, Ali Muis Dangoaran menjadi Juara II lomba MTQ Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Juara II Mawapres FBS, Chairunnisa Lubis menjadi Best Favorit dalam Duta Mahasiswa genre BKKBN dan Jakarta Model United nation for UNICEFWHO Council, Jakarta, dan Ahmad Ary Alkautsar menjadi delegasi terbaik dalam LKMM Nasional di Universitas Andalas Pada Jurusan Bahasa Asing, selama tahun 20112013 beberapa prestasi yang diraih adalah Maruli Tua Sakti memenangkan Program Kreativitas Mahasiswa, Risky Tri Amelia turut serta dalam Olimpiade Bahasa Prancis, Fakhri Akbar menjadi Juara I MKQ FBS, Diah Purnama Sari aktif dalam Sommerkurs DAAD/Jerman, Lidia Purba, Sindy Yulia Putri, Aro Anggraini aktif dalam Sudostasiatischen Sommeruniversitas fur Germanistik/Jakarta, dan Ruth Uli Marina Ritonga menjadi delegasi dalam Sommerkurs DAAD/Jerman. Selain itu, pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, selama tahun 2011, prestasi yang diraih mahasiswa yakni oleh Sartika Sari, meraih Juara I Lomba Menulis Feature UKM Kreatif Unimed, Juara III Lomba Menulis Cerpen Pesta Danau Toba, Delegasi Sumut dalam The 2nd Jakarta International Literary Festival (JilFest) 2011, Rusyda nazhira meraih juara I dalam Lomba Pidato dan Lomba tartil Quran, Muhammad Muslim Bahri Juara I Lomba Baca Puisi se-kota Medan, Winda Sriana menjadi juara I Lomba Cipta Cerpen AJAK Unimed, Juara II Penulis Muda Harian Kompas, Juara II Mading 3D harian Kompas, Juara III Lomba Puisi Belajar Bahasa Unimed, Juara II Mupus AJAK Unimed, Juara II LOmba Puisi Penyair Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ulfa Zaini meraih Juara III Lomba Cipta Cerpen AMUK Teater LKK Unimed dan Juara harapan II Lomba Cipta Cerpen Dinas Pariwisata Sumut, serta Mukhlis AL Anshor menjadi juara I Lomba Cipta Puisi AMUK LKK Unimed. Tahun 2012, kembali meraih prestasi yakni Sartika Sari menjadi Juara III Puisi Terbaik Cipta Karya Sastra Se-Nusantara Udayana-Bali, Juara I Lomba Cipta Opini Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia cabang Unimed, Juara I Lomba Cipta Puisi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia cabang Unimed, Juara I Menulis Esai Semarak Budaya dan Sastra FBS Universitas Negeri Medan, Juara II Menulis Cerpen Semarak Budaya dan Sastra FBS
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
PRESTASI DAN KREATIVITAS Universitas Negeri Medan, Juara III Lomba Cipta Puisi FKIP UMSU, I Lomba Menulis Puisi Amuk Teater Lkk Unimed, Termasuk dalam 30 Nominator Cipta Esai Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 30 Nominator Lomba Cipta Esai se-Indonesia STAIN Purwokerto dan Lomba Cipta Cerpen se-Indonesia STAIN Purwokerto 2012, Juri Lomba Puisi Penyair, Juara II Lomba Cipta Puisi Koran Bogor , Juara II Lomba Cipta Esai Nasional di Undiksha, Bali, Juara I Lomba Cipta Puisi Universitas Sumatera Utara 2012, Juara II Lomba Cipta Artikel Universitas Sumatera Utara 2012, Juara I Lomba Cipta Puisi Kompak 2012, Delegasi Medan dalam Helat Budaya di Tepian Langit@Ketika Laut Embun Bercerita, Desa Malaka Kecil, Pelalawan-Riau, Delegasi Sumatera Utara dalam Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi 2012, termasuk dalam Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia 2012, Juri Lomba Baca Puisi Penyair Kota Medan 2011, Juri Lomba Cipta Puisi Siswa SMP Kota Medan, Juri Lomba Cipta Cerpen Siswa SMP Kota Medan. Aktif menulis di media lokal, beberapa media nasional dan Borneo post (Malaysia). Muhammad Muslim Bahri menjadi Juara I Lomba Baca Puisi se-kota Medan, aktif menulis di sejumlah media lokal, Riska Irene Simatupang meraih Juara I Menulis Artikel Sumpah pemuda oleh parta PDS, Winda Sriana, Juara I Lomba Mupus AJAK Unimed, Juara II Lomba Karya tulis AJAK Unimed, Ulfa Zaini, juara harapan II Lomba Cipta Cerpen Nasional majalah Kawan. Tahun 2013, Sartika Sari meraih Juara I Lomba Menulis Esai BEM Udayana, 2013. Di samping itu, beberapa mahasiswa aktif menulis dalam media lokal dan nasional. Seperti, Alda Muhsi, Titian Berkat Gea, Hotma Lam Uli Marbun, Laila nadira, Novriani, Listra Panjaitan, Yuliani, Nurlailan Azmi, Dwi ratih Maisi, Chairani, Tri Harun Syafii, Nurhasibah, Azizah Nur Fitriana, Riska Irene Simatupang. Pada program studi Seni rupa, tahun 2011, Syafron Dalimunthe menjadi juara 3 remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an ke 44 kota medan, juara 1 remaja PA pada Musabaqoh Tilawatil Qur'an ke 44 tk. Kecamatan Medan Perjuangan, juara 2 remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an tingkat remaja se-kota Medan, juara 1 Tilawah golongan remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an XI tingkat kabupaten Mandailing Natal, 1 Tilawah golongan remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an dan Nasyid antar perguruan tinggi seSumatera Utara. Tahun 2012 prestasi kembali diraih oleh Syafron Dalimunthe menjadi juara 1 Tilawah golongan
HUMAS UNIMED
14
remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an XI tingkat kabupaten Mandailing Natal, juara III Tilawah golongan remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an BAPQAH SIKA Provinsi Sumatera Utara, juara harapan II Tilawah golongan remaja Putra dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an XXXIII Provinsi Sumatera Utara. Tahun 2013, Syafron Dalimunthe menjadi juara 2 dalam MTQ dan NAsyid Perguruan Tinggi Sumatera Utara tahun 2013. “FBS JAYA!” demikian semangat yang ditanamkan segenap mahasiswa dan civitas akademika untuk melebarkan sayap Fakultas Bahasa dan Seni ke kancah dunia.
Mahasiswa Berprestasi FMIPA
M
enjadi fakultas yang unggul di Sumatera Utara dan mampu bersaing secara nasional yang menyajikan programprogram untuk memajukan pendidikan bidang FMIPA, ilmu-ilmu dasar bidang MIPA teknologi dan riset, serta menghasilkan lulusan berkualitas, bermoral dan berintegrasi tinggi, memiliki etos tinggi, serta memepuyai dedikasi tinggi kepada bangsa dan negara adalah visi yang dipegang teguh oleh fakultas MIPA Universitas Negeri Medan. Telah banyak prestasi yang diraih oleh segenap warga Fakultas ini. Seperti pada tahun 2012, Dewi Syahfitri Tanjung, mahasiswa jurusan Biologi menjadi Mawapres tingkat Unimed, M. Habibi Sembiring, mahasiswa jurusan Matematika dan Julianto Sianturi, mahasiswa jurusan Kimia menjadi mahasiswa berprestasi, Dimas Ade sahputra mahasiswa jurusan Kimia, aktif dalam KPRI-LIPI serta Ananda, M. Hamzah Salim, Astrid Siska Pratiwi, mahasiswa jurusan biologi aktif dalam Penelitian Muda Tingkat Nasional. Tahun 2013, Proposal berjudul “Sumber Energi Kretif Biokerosin dari Biji Karet (Heva Brasiliansis Musil.Arg) di Perkebunan Bandar Betsy, milik Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia berhasil memenangkan proposal Hibah Bina Desa (PHBD) yang kemudian didanai oleh Dikti. Lalu pada 23-24 Mei 2013, Dina Dwi Yanti diundang untuk mempresentasikan proposal di Jakarta.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
15
PRESTASI DAN KREATIVITAS
Prestasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
F
akultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan, yang memiliki visi mewujudkan Fakultas yang unggul dalam menghasilkan tenaga professional dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial ini menyimpan segudang prestasi yang di hasilkan oleh para tenaga pendidiknya (dosen). Sesuai dengan misi FIS yaitu (1) mengajarkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial kepada mahasiswa melalui proses pembelajaran yang berbasis kompetensi secara professional, (2) aktif dalam mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa baik secara individual maupun kelembagaan, (3) giat mengaplikasikan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial untuk masyarakat luas melalui kegiatan pengabdian dan (4) kerjasama dengan berbagai kalangan dan menghasilkan calon guru sebagai tenaga professional dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial dan tenaga professional lain dalam bidang ilmu-ilmu sosial, FIS penuh semangat untuk terus mengukir prestasiprestasi baik reregional, nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih adalah dalam bidang pendidikan, penelitian dan pelayanan serta pengabdian kepada masyarakat. Misalnya saja mendapatkan Hibah Penelitian dari Toyota (2009) di
tingkat Internasional yang diraih oleh Drs.SuadyHusin, M.Si. Mendapatkan hibah penelitian dari DIKTI, di tahun 2009 oleh Drs. Deny Setiawan, M.Si, di tahun 2010 Dra. Trisni Handayani, M.Si memperoleh Hibah PHKI di tahun 2010. Kemudian di tahun 2011, Rosramadhana, M.Si mendapatkan PKM-Penelitian, di tahun 2012 Reh Bungana, SH, M,Hum memperoleh Hibah Doktoral dan masih banyak lagi. Menyiapkan perangkat administrasi akademik dan sumberdaya yang memiliki kemampuan profesional dalam melayani mahasiswa, memberikan bekal kepada para mahasiswa dengan penguasaan ilmu sosial, kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama, menciptakan iklim akademik dan masyarakat akademik yang kondusif untuk pengembangan ilmu sosial, pendidikan, dan kewirausahaan, menghasilkan lulusan yang disiplin, profesional dan memiliki etos kerja yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam penerapan pendidikan, ilmu sosial, dan kewirausahaan adalah tujuan fakultas ini. dengan tujua ini, FIS mengadakan banyak kegitan yang mendukung seperti menagakan seminar nasional dan internasional, penataran, lokakarya, workshop, dialog publik, FGD (Forum Group Discussion) dan lain-lain.
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
16
SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SBMPTN) 2013 PANITIA LOKAL (PANLOK) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
B
erdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa baru Sarjana pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, sistem penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada perguruan tinggi dilakukan melalui seleksi secara nasional dan bentuk lain. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 adalah mekanisme seleksi masuk PTN melalui Ujian Tertulis dan/atau Keterampilan yang dilaksanakan secara serentak di 62 PTN, demikian disampaikan Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si (Rektor Unimed). Lebih lanjut Ibnu Hajar mengatakan sebagai persyaratan untuk mendaftar melalui jalur SBMPTN adalah Lulus dari Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2011, 2012, dan 2013. Lulusan tahun 2011 dan 2012 memiliki ijazah SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara, Untuk lulusan tahun 2013 sekurang-kurangnya telah
HUMAS UNIMED
memiliki Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dari Kepala Sekolah yang dilengkapi dengan pasfoto terbaru yang bersangkutan dan dibubuhi cap sekolah, Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses pembelajaran di program studi. Pendaftaran dilakukan secara online dan tata cara pendaftaran secara lengkap dapat dilihat pada laman http://ujian.sbmptn.or.id. Tatacara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh (download) dari laman http://download.sbmptn.or.id mulai tanggal 30 April 2013. Pendaftaran online dimulai dari tanggal 13 Mei 2013 pukul 08.00 WIB s.d 7 Juni 2013 pukul 22.00 WIB. Pendaftaran online dapat juga dilakukan melalui Plasa Telkom di seluruh Indonesia. Ketua Panlok SBMPTN Unimed (Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd) menyampaikan bahwa jenis ujian dalam SBMPTN adalah ujian tulis dan ujian keterampilan. Untuk ujian tulis terdiri Tes Potensi Akademik (TPA), Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU) terdiri atas kemampuan Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek) terdiri atas kemampuan Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika, Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora (TKD
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
17
Soshum) terdiri atas kemampuan Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Untuk pelaksanaan Ujian Tertulis dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juni 2013. Tes ujian keterampilan diperuntukkan bagi peminat Program Studi bidang Ilmu Seni dan Keolahragaan, Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Seni terdiri atas tes pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu seni, Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Keolahragaan terdiri atas tes kesehatan dan kesegaran jasmani. Ujian Keterampilan dapat diikuti di PTN terdekat yang memiliki program studi yang dipilih. Daftar PTN penyelenggara ujian keterampilan secara lengkap dapat dilihat di laman http://www.sbmptn.or.id. Untuk pelaksanaan Ujian Keterampilan dilaksanakan pada tanggal 20-21 Juni 2013, sedangkan pengumuman Hasil Ujian akan diumumkan pada hari Jum'at, 12 Juli 2013 mulai pukul 17.00 WIB dan dapat diakses di laman http://www.sbmptn.or.id, demikian ditegaskan oleh Khairil Ansari. Sekretaris Panlok SBMPTN Unimed (Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd) mengatakan bahwa Kelompok Program Studi dan Jumlah Pilihan adalah Program Studi yang ada di PTN dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Program Studi Kelompok Saintek dan Program Studi Kelompok Soshum, Peserta dapat memilih program studi sesuai dengan kelompok ujian yang diikuti, yaitu: Kelompok ujian Saintek dapat memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi dari kelompok program studi Saintek, Kelompok ujian Soshum dapat memilih sebanyakbanyaknya 3 (tiga) program studi dari kelompok program studi Soshum, dan Kelompok ujian Campuran dapat memilih sebanyak-banyak 3 (tiga) program studi yang merupakan campuran dari program studi kelompok sainstek dan kelompok program studi kelompok soshum. Lebih lanjut Biner Ambarita menyampaikan Urutan dalam pemilihan program studi menyatakan prioritas pilihan, Peserta ujian yang hanya memilih 1 (satu) program studi, dapat memilih program studi di PTN manapun, Peserta ujian yang memilih 2 (dua) program
studi atau lebih, salah satu pilihan program studi tersebut harus dari PTN yang berada dalam satu wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan program studi yang lain dapat dari PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Sementara untuk Biaya Seleksi Ujian Tertulis dan Keterampilan terdiri ; Biaya seleksi peserta SBMPTN ujian tertulis untuk kelompok ujian Saintek atau Soshum sebesar Rp. 175.000,00, sedangkan untuk kelompok ujian Campuran sebesar Rp 200.000,00. Biaya seleksi untuk ujian keterampilan sebesar Rp 150.000,00 per jenis ujian keterampilan. Biaya seleksi dibayarkan ke Bank Mandiri. Jika dalam suatu daerah tidak ada kantor pelayanan Bank Mandiri, maka biaya seleksi dapat dibayarkan melalui Kantor Pos setempat atau ATM Bersama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada menu Tata Cara Pembayaran. Biaya yang sudah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun. Demikian ditegaskan oleh Drs. Chairul Azmi, M.Pd (Bendahara Panlok SBMPTN Unimed). Sebagai wujud rasa tanggungjawab kami sebagi panitia lokal Ujian Tulis SBMPTN, Universitas Negeri Medan menyediakan “counter” layanan pengisian formulir pendaftaran online, bertempat di gedung Serbaguna Unimed. Layanan ini tidak dipungut biaya/ GRATIS. Demikian disampaikan oleh Kepala Humas Unimed (Tappil Rambe, S.Pd, M.Si). untuk memperoleh informasi seputar SBMPTN, Tappil Rambe menyampaikan masyarakat dapat mengakses laman resmi http://www.sbmptn.or.id. Informasi resmi lainnya juga dapat diperoleh melalui Twitter: @panitia SBMPTN, facebook: Panitia SBMPTN, Helpdesk: http://halo.sbmptn.or.id, dan call center: 0804-1-456-456 melalui Panitia Pusat SBMPTN. Sementara untuk informasi SBMPTN melalui Panlok Unimed dapat diperoleh dari facebook:
[email protected], melalui telpon (061) 6613365, 08126561347 (Biner Ambarita), 081375056393 (Tappil Rambe), 081375226211 (Ichwani).
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
18
Tahun Ini, Unimed Terima 4.500 Mahasiswa Baru
U
serentak di 62 PTN di seluruh Indonesia. Sebagai persyaratan untuk mendaftar melalui jalur SBMPTN adalah Lulus dari Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2011, 2012, dan 2013. Lulusan tahun 2011 dan 2012 memiliki ijazah SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara. Untuk lulusan tahun 2013 sekurang-kurangnya telah memiliki Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dari Kepala Sekolah yang dilengkapi dengan pasfoto terbaru yang bersangkutan dan dibubuhi cap sekolah. Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses pembelajaran di program studi."Pendaftaran dilakukan secara online dan tata cara pendaftaran secara lengkap dapat dilihat pada laman http://ujian.sbmptn.or.id. Tatacara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh (download) dari laman http://download.sbmpt n.or.id mulai tanggal 30 April 2013, "jelasnya sembari mengatakan bahwa SMBPTN ini juga berlaku untuk tamatan tahun 2011, 2012 dan 2013. Ketua Panlok SBMPTN Unimed Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd menyampaikan bahwa jenis ujian dalam SBMPTN adalah ujian tulis dan ujian keterampilan. Untuk Unimed mengikuti syarat yang telah ditetapkan ujian tulis terdiri Tes Potensi Akademik (TPA), Tes Kemampuan Dasar Umum (TKDU) terdiri oleh panitia pelaksana SNMPTN 2013. Kuota atas kemampuan Matematika Dasar, Bahasa yang disediakan tidak akan banyak jauh Indonesia, dan Bahasa Inggris, Tes Kemampuan berbeda dengan kuota secara nasional yang Dasar Saintek (TKD Saintek) terdiri atas ditetapkan oleh panitia pelaksana SNMPTN kemampuan Matematika, Biologi, Kimia, dan 2013, "sebutnya seraya menegaskan untuk jumlah pendaftar SNMPTN ke Unimed mencapai Fisika, Tes Kemampuan Dasar Sosial dan 32.669 orang calon mahasiswa baru. Dijelaskan, Humaniora (TKD Soshum) terdiri atas bahwa SBMPTN 2013 adalah mekanisme seleksi kemampuan Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Untuk pelaksanaan Ujian Tertulis masuk PTN melalui Ujian Tertulis dan/atau dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juni 2013. Keterampilan yang dilaksanakan secara niversitas Negeri Medan (Unimed) akan menerima sebanyak 4.500 calon mahasiswa baru yang berasal dari tiga jalur penyaringan yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) serta jalur Mandiri.Hal tersebut dikatakan Rektor Unimed, Prof Ibnu Hajar Damanik didampingi Pembantu Rektor (PR) I, Prof Khairil Anshari, PR II Drs Chairul Azmi, PR III Prof Binner Ambarita serta Kepala Humas, Tappil Rambe kepada wartawan di Gedung Biro Rektor, Selasa (2/4). Disebutkannya, jumlah calon mahasiswa baru itu didasarkan aturan kuota baru dalam penerimaan mahasiswa baru mendatang dengan menyediakan kuota sekitar 50%-60% bagi mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN, dan selebihnya sebesar 25% melalui SBMPTN dan 25% untuk jalur Mandiri. "Sejauh ini,
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
19
4.000 Mahasiswa Universitas Negeri Medan Terima Beasiswa
L
ebih dari 4.000 mahasiswa jenjang pendidikan S-1 maupun D-3 Universitas Negeri Medan mendapat beasiswa dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah maupun swasta. Pembantu Rektor III Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Biner Ambarita di Medan, Sabtu, mengatakan beberapa jenis beasiswa tersebut di antaranya Supersemar, Bidik Misi, PTP 4, VDMS, Toyota Astra, BNI, BBM, PPA dan pemkab/pemkot. Beberapa Pemkab/Pemkot tersebut misalnya Kabupaten Serdang Bedagai, Pakpak Bharat dan Bengkalis, dengan besaran bervariasi. Barubaru ini juga ada bantuan beasiswa Business Plan sebesar Rp.200 juta kepada 20 orang mahasiswa perguruan tinggi tersebut. Pemberian beasiswa Business Plan tersebut salah satunya bertujuan untuk membantu para mahasiswa guna menambah modal usaha, sekaligus mendorong agar mahasiswa lebih mengembangkan jiwa kewirausahaan.“Dengan adanya bantuan beasiswa dari beberapa lembaga tersebut, tentunya sangat besar artinya bagi mahasiswa terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu. Kedepan kami juga berharap lebih banyak lagi lembaga terutama BUMN yang menyisihkan CSR untuk beasiswa,” katanya.
Kabag Humas Unimed Tappil Rambe mengatakan, pihaknya menyadari bahwa mahasiswa yang sedang dalam proses pendidikan di perguruan tinggi itu berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Untuk itulah diperlukan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa yang merupakan capaian skala prioritas bagi pengembangan dan kelancaran proses pendidikan. Dewasa ini bila dicermati potensi dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia, jumlahnya cukup signifikan. Artinya bila sebagian saja dari angka tersebut dialokasikan dalam bentuk dana CSR untuk bidang pendidikan tentu akan memberikan dampak yang positif dan menggembirakan. Bila diprogram dengan baik terkait dengan pemberdayaan masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya pendidikan, tentu akan mampu meningkatkan persentase angka partisipasi kasar pendidikan. “Kami tentunya memberikan apresiasi yang setingginya kepada lembaga dan perusahaan yang telah menyisihkan sebagian dana CSR untuk beasiswa, sebagai bentuk perhatian akan pendidikan anak bangsa untuk lebih memacu prestasi akademiknya,” katanya.
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
20
BNI Luncurkan Kartu Kredit Affinity BNI-Unimed
S
ebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada 2011, BNI dan Universitas Negeri Medan (Unimed) meluncurkan Kartu Kredit Affinity BNI-Unimed Card bagi civitas akademika dan alumni Unimed. Dengan demikian Unimed menjadi perguruan tinggi negeri ke-27 yang meluncurkan kartu kredit tersebut. CEO BNI Region Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh, Johnny R Tampubolon mengatakan kerjasama antara BNI dan Unimed merupakan bentuk sinergi dalam meningkatkan partnership di masa yang akan datang serta menunjukan kepedulian dan perhatian BNI kepada dunia pendidikan.“Dengan memiliki dan menggunakan BNI-Unimed Card berarti telah memberikan kontribusi untuk Unimed karena sebagian transaksi akan dikembalikan untuk pengembangan universitas ini,” ujar Johnny, di sela-sela launching di Gedung Serbaguna Unimed, Jumat (1/3/2013) sore.
Hadir dalam kesempatan itu GM Card Business Division BNI, Dodit W Probojakti, PR I Unimed Prof Khairil Ansari dan PR III Binner Ambarita. Johnny mengatakan, sebagai kartu kredit affinity, BNI-Unimed Card bisa dimiliki oleh keluarga besar Unimed, yaitu seluruh civitas akademika, dosen biasa dan luar biasa, alumni, ikatan orang tua mahasiswa serta unit usaha yang dikelola Unimed.“Unimed Card ini diterbitkan dalam dua jenis kartu yakni Emas dan Platinum yang mempunyai fungsi seperti
HUMAS UNIMED
kartu kredit BNI lainnya yaitu untuk transaksi belanja di merchant bertanda VISA di seluruh dunia,” ujarnya.Di kesempatan yang sama, GM Card Business Division BNI, Dodit W Probojakti menjelaskan tentang keunggulan kartu kredit affinity BNI-Unimed Card. Dijelaskannya, Kartu Kredit Affinity BNIUnimed Card ini memberikan kemudahan cicilan tetap transaksi belanja (SmartSpending), fasilitas transfer dana otomatis ke rekening tabungan (SmartTransfer), akses ke 34 airport lounge di seluruh Indonesia, pembayaran berbagai tagihan rutin bulanan tanpa biaya (SmartBill), kemudahan pembelian tiket pesawat dan paket wisata (TeleTravel) serta fitur dan layanan unggul lainnya. Pemegang kartu untuk jenis platinum, sambung Dodit, akan dapat menikmati layanan khUNIMEDs dari visa Internasional yaitu visa Concierge Service dan Golf Reservation di beberapa golf course terkemuka di Indonesia.“Namun yang terpenting sebagian dari transaksi menggunakan BNI-Unimed card ini, setiap transaksi yang dilakukan sebagian akan diperuntukan untuk pengembangan Unimed, ” ujarnya.Dalam kesempatan itu, BNI (Persero) memberikan secara simbolis Beasiswa BNI Gemilang senilai Rp 200 juta kepada Unimed yang langsung diterima oleh Pembantu Rektor (PR) III Unimed, Prof Binner Ambarita.PR I Unimed, Prof Khairil Ansari mewakili Rektor sangat mengapresiasi bantuan beasiswa dari BNI, serta peluncuran kartu kredit Affinity BNI-Unimed Card.Menurutnya, peluncuran kartu kredit BNI-Unimed Card merupakan komitmen kerjasama antara BNI dan Unimed terkait pengelolaan transaksi keuangan di Unimed yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu.“Seluruh civitas akademika Unimed siap mendukung penggunaan kartu kredit BNI-Unimed Card ini, apalagi sebagian dari setiap transaksi akan dipergunakan untuk pengembangan Unimed ke depan,” ujarnya.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
21
Konsul AS Resmikan Kerjasama USAID Prioritas Dengan Unimed dan IAIN
K
onsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera, Kathryn A Crockart meresmikan kerjasama United State Agency for International Development (USAID) Prioritas dengan Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara di Grand Angkasa International Hotel, Medan, Jumat (08/03/2013). Kerjasama ini merupakan bagian dari program peningkatan mutu pendidikan yang dikembangkan USAID bernilai 83,7 juta Dollar AS. Program USAID Prioritas merupakan bagian kemitraan konprehensif antara Pemerintah Amerika Serikat dengan Indonesia yang ditandatangani Presiden Barrack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Kemitraan ini akan membawa pendidikan kelas dunia untuk Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara,” ungkap Kathryn. Rektor IAIN Sumut Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis MA mendukung kerjasama USAID Prioritas dengan Unimed dan IAIN Sumut. Menurut Fadhil, program USAID Prioritas sebagai kelanjutan program USAID(Decentralized Basic Eduction (DBE) mampu mengingkatkan mutu pendidikan di Sumut. Lebih lanjut Fadhil mengatakan bahwa program USAID Prioritas akan membuat guru-guru
menjadi kreatif, inovatif dan profesional. Hal senada disampaikan Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar Damanik MS. Rektor Unimed mendukung program USAID Prioritas karena membawa pendidikan berkelas dunia kepada pendidikan di Indonesia. Ibnu Hajar yakin program USAID Prioritas akan membawa kebudyaan pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif sehingga paradigma guru berubah dari teacher center menjadi student centre. “Ketika saya mengujungi Amerika Serikat saya melihat praktik pembelajaran yang luar biasa di Florida. Hal itu sama dengan akan dilakukan USAID Prioritas,” kata Ibnu Hajar. Provincial Coordinator (PC) USAID Prioritas Sumut Agus Marwan mengatakan program ini akan memberikan manfaat yang besar kepada IAIN Sumut dan Unimed. Lebih lanjut Agus Marwan mengatakan bahwa program USAID Prioritas bertujuan memperkuat sistem pendidikan yang dikembangkan Pemerintah Indonesia. Di Sumut, USAID Prioritas selain bekerjasam dengan Unimed dan IAIN Sumut, juga akan bekerja di 10 kabupaten/kota mitra (Medan, Binjai, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Labuhan Batu, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga dan Nias Selatan). Kerjasama ini akan mendukung 208 Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah serta memberikan manfaat langsung kepada 50.000 siswa
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
22
Rektor Unimed Wisuda 1995 Lulusan
R
ektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Ibnu Hajar mewisuda sebanyak 1995 lulusan periode semester ganjil dan genap tahun akademik 2012/2013.“Lulusan yang diwisuda hari ini merupakan mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Unimed,” katanya di Medan.
Lulusan yang diwisuda tersebut terdiri dari 5 orang bergelar doktor, 330 magister, 1.443 sarjana pendidikan, 31 sarjana sastra, 78 sarjana sains, 90 sarjana ekonomi, 18 ahli madya. Ia mengatakan masyarakat tetap menaruh harapan yang besar pada Unimed untuk mendidik dan menghasilkan guru, konselor, pamong belajar, dan tenaga kependidikan yang bermutu dan berkarakter yang memiliki multi kecerdasan. Tidak saja kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan spiritual, emosional bahkan ragawi atau kecerdasan kinestetik. Masyarakat juga berharap agar lulusan Unimed juga memiliki kepribadian khas tenaga profesional antara lain mampu bersikap mandiri, inovatif dan menjadi agen perubahan dalam proses pembangunan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu kepada seluruh wisudawan diharapkan untuk selalu meningkatkan kualitas
HUMAS UNIMED
diri meliputi aspek hard skill yakni penguasaan substansi bidang ilmu, teknik dan metode aplikasi keilmuan serta aspek soft skill sebagai watak khas lulusan. Ia juga mengatakan profesi guru semakin diminati oleh masyarakat, ketika jabatan guru mulai mendapat tempat terhormat terlebih seiring dengan diluncurkannya program sertifikasi guru. Tingginya animo masyarakat untuk menjadi bagian dari pemangku profesi guru tersebut diindikasikan oleh semakin banyaknya calon mahasiswa baru yang mendaftar ke lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) termasuk Unimed. Pada SNMPTN 2013 yang hasilnya akan diumumkan tanggal 28 Mei nanti, jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar ke unimed sebagai PTN pilihan I dan II mencapai 61895, sedangkan pendaftar Bidik Misi mencapai 4275. Para calon mahasiswa tersebut berasal dari 31 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Papua, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Namun untuk saat ini pendaftar terbanyak masih berasal dari Sumatera terutama Sumut, NAD, Sumbar dan Jambi. Lebih lanjut ia mengatakan saat ini Unimed sedang menyelenggarakan Pendidikan profesi Guru (PPG) berasrama untuk 11 program studi. Peserta program ini adalah alimni yang telah menyelesaikan pengabdiannya dalam program Sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (SM-3T) angkatan pertama tahun 2011 yang berjumlah 244 orang. tahun depan PPG SM-3T berasrama akan diikuti oleh para peserta SM-3T angkatan kedua yang saat ini sedang mengabdi di kabupaten Nias, Aceh Timur, dan Simeulue. “Sebagai informasi bahwa program SM-3T angkatan ketiga tahun 2013 sudah memasuki tahap sosialisasi dan sebentar lagi akan dibuka proses pendaftarannya,” katanya.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
23
PLS Unimed: Membantu Untuk Maju
P
endidikan Luar Sekolah (PLS) timbul dari sebuah konsep bahwa pendidikan di butuhkan untuk seumur hidup, selama kita masih bernapas di bumi. Merunut pada defenisi pendidikan yang merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Maka diharapkan pendidikan non formal seperti PLS dapat menjadi solusi yang arif untuk di terapkan dan di sandingkan dengan pendidikan formal dan diharapakan pula mampu mengatasi berbagai problematika kehidupan. Untuk mengatasi problematika kehidupan di masyarakat khususnya di bidang pendidikan, dan demi meningkatkan pendapatan dan kualitas kehidupan di dalam masyarakat pada satu wilayah, muncul berbagai alternatif pemecahan masalah. Salah satunya adalah dengan mendirikan dan membangun Rintisan Desa Binaan, seperti yang dilakukan oleh Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan yang bekerjasama dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar) serta Dinas Pendidikan kota Binjai. Ketua Jurusan PLS Unimed (05/06) Dra. Rosdiana M.Pd memaparkan, “tujuan di bentuknya desa binaan ini adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut”. Diresmikan pada tanggal 29 Agustus 2012 lalu, di Kelurahan Tanah Merah, Kec. Binjai Selatan, kota Binjai. Rintisan desa binaan tersebut diharapkan mampu membawa angin segar
perubahan, guna membangun dan mengembangkan pendidikan dan pengabdian terhadap masyarakat di wilayah tersebut. SDM yang berperan aktif adalah mahasiswa PLS dan dosen yang berperan sebagai pembimbing dan pendamping. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh elemen masyarakat, dari anak usia dini hingga lansia. Aktivitas yang sering di lakukan adalah hal-hal yang berkenaan dengan life skill sehingga masyarakat tersebut terampil dalam menciptakan dan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki. Memanfaatkan segala yang ada, mulai dari SDA hingga SDMnya. Untuk kemudian bersama-sama menciptakan suatu inovasi dan terobosan baru dan kemudian di jual. Tuntutan untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif membuat semangat warga di desa binaan tersebut terbangun untuk terus bergerak maju, salah satu kerajinan yang berhasil di ciptakan dan telah di lirik untuk nantinya dipasarkan adalah kerajinan tangan piring yang terbuat dari lidi pohon sawit. Menjadi harapan ketua jurusan PLS “semoga kedepannya nanti, hasil kerajinan dan karya warga binaan desa terbut dapat di pasarkan, agar tujuan dari di ciptakannya rintisan desa binaan ini dapat terwujud yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah binaan tersbut”. Harapan akan berjalan apabila semua pihak dapat bekerjasama dengan baik. Semoga nawaitu yang baik dari para penggerak perubahan, dapat menjadikan bangsa kita semakin maju kedepan dengan tidak mengurangi nilai moral pada diri masingmasing individu terhadap kehidupan bermasyarakat.
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
24
Green Living, Universitas Negeri Medan
M
engusung tema “Go Green”, kegiatan yang berawal dari kompetisi pembuatan konsep event yang diadakan oleh Kompas dan Tupperware bagi seluruh mahasiswa di Indonesia ini, berhasil digelar pada 15-16 Mei 2013 oleh Biologreen Community (kelompok mahasiswa biologi) di bawah bimbingan Bapak Amrizal, S.Si dan binaan oleh Bapak Ir. Herkules Abdullah, M.Si.. Kegiatan yang terdiri dari entertainment, lomba, workshop, talkshow, exhibition dan CSR dikemas semenarik mungkin dengan susunan waktu yang dibuat bertahap dimulai dari pra-event, saat event dan pasca-event. Sementara green exhibition-nya bertema “bazaar bergaya hidup hijau” mengundang beberapa komunitas seperti Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI), Parintal FP-USU, PERSMA KREATIF UNIMED, Medan Berkebun, Fakultas Biologi UMA. Kegiatan awal pra-event dilaksanakan berupa program CSR yang menjadi unggulan yaitu, “One People, One Plant And Biopori In Action”. Merupakan kegiatan penanaman pohon dan pembuatan lubang biopori pada titik-titik rawan tergenang air di kawasan kampus Unimed. Kegiatan ini didokumentasikan untuk ditayangkan pada saat pembukaan event Acara yang berlangsung selama dua hari ini diisi dengan berbagai kegiatan menarik, unik dan bermanfaa t. Sejak rabu, 15 Mei 2013 grand opening ceremony, kemudian dilanjutkan dengan workshop bertema “Green living is started up!” bersama Ir. Rudi Aprilianto, MPd, Dirut Mitra Plus Consultant. Lalu pada siang harinya dilanjutkan dengan living talk show dari Tupperware Green mengundang Melanie Soebono sebagai moderator dan Inayah Wahid sebagai pembicara. Kegiatan saat
HUMAS UNIMED
event merupakan kegiatan puncak. Hari pertama event juga dikunjungi oleh ribuan pengunjung yang tertarik untuk mengikuti rangkaian event seperti lomba mewarnai (TK dan PAUD). Pada hari kedua, kamis (16/5) acara dimulai pukul 07.00 dengan rentetan acara yakni kegiatan jalan sehat dengan peserta dari berbagai instansi dan kelompok, aksi menanam tanaman yang merupakan CSR Programme dari acara tersebut dengan mengangkat tema “One People One Plant And Biopori Action”, kemudian workshop photography bersama Raditya Helabumi, pewarta foto Kompas dan Green Living on Air sebagai acara penutup dari kegiatan tersebut dengan menghadirkan beberapa group band sebagian besar dari Fakultas Bahasa dan Seni Unimed dan group band luar kampus. Hari kedua mampu menghadirkan lebih banyak pengunjung, karena ditambah performance oleh band dan beragam lomba menarik seperti lomba “I Am Number One” (ranking 1) untuk siswa SMA, lomba pembuatan prakarya daur ulang, dan jalan sehat (umum). Kompetisi yang diadakan pun melibatkan berbagai kalangan, green colouring competition dikhususkan untuk taman kanak-kanak, I am a number one untuk kalangan SMA, prakarya daur ulang, foto aksi menanam tanaman, video maker competition dan jalan sehat terbuka untuk umum. Selain itu, selama kegiatan tersebut berlangsun g, pelataran auditorium dipenuhi oleh beberapa stand, mulai dari stand kuliner, pameran barang-barang daur ulang, stand komunitas pecinta alam, stand wirausaha kampus dan juga panel tuppperware yang akan memberikan gambaran kepada kita bagaimana perubahan bumi kita yang dulu, sekarang dan nanti.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
25
ARTIKEL
MEDIA & HAM; Refleksi 20 Tahun Hari Kemerdekaan Pers Sedunia Oleh Majda El Muhtaj Kepala Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Negeri Medan (Pusham Unimed)
Tahun 2012 lalu, Dewan HAM PBB dengan suara bulat menyepakati resolusi tentang keselamatan para jurnalis (safety of journalists). Resolusi itu secara tegas meminta negara untuk mempromosikan lingkungan yang aman dan memungkinkan bagi jurnalis melaksanakan tugasnya secara merdeka dan tanpa intevensi yang tidak patut. Untuk merealisasikan hal tersebut, tahun yang sama juga PBB mengeluarkan rancana aksi yang disebut UN Plan of Action on the Safety of Journalists and the Issue of Impunity (Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Para Jurnalis dan Isu Impunitas). Kecuali menekankan sebelas prinsip rencana aksi di antaranya, pendekatan berbasis hasil (results‐based approach), pendekatan berbasis HAM (human rights‐based approach) dan pendekatan sensitif jender (gender‐sensitive approach), rencana aksi yang terdiri atas enam bagian ini dijustifikasi untuk menegakkan hak mendasar kemerdekaan berekspresi yang kemudian memastikan warga negara mendapatkan informasi dengan baik dan secara aktif berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat luas. 3 Mei tahun ini, bertepatan dengan 20 tahun peringatan Hari Kemerdekaan Pers Sedunia (world press freedom day). Tema yang diangkat relevan dengan capaian‐ capaian tersebut, yakni Safe to Speak; Securing Freedom of Expression in All Media (Aman Berbicara; Terjaminnya Kemerdekaan Berekspresi di Semua Media). Peringatan tahun ini diharapkan menjadi momentum untuk mendekatkan kembali dan
menghargai eksistensi profesi jurnalis dan kemelekan media dari para pengambil kebijakan untuk secara bersama‐sama mewujudkan keselamatan para jurnalis, sebagaimana mandat pasal 19 DUHAM PBB tahun 1948 yang menegaskan eksistensi HAM atas informasi. Kecenderungan pembunuhan menunjukkan gejala menaik. Tahun 2012 tercatat 121 jurnalis dibunuh. Ini adalah ancaman serius bagi kita semua, khususnya jurnalis, termasuk pekerja media dan produser media sosial. Peristiwa buruk ini juga terjadi di Indonesia. Jika hal ini terus dibiarkan sebagai bukti impunitas yang menebal, bukan tidak mungkin kemerdekaan pers yang diusung sebagai mandat reformasi hanya isapan jempol belaka.
periodicals. Dalam perspektif hukum nasional, kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat dengan prinsip‐prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum, demikian dimaktubkan ketentuan Pasal 2 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers (selanjutnya UU Pers). Kemerdekaan pers meniscayakan hadirnya kemerdekaan berita, baik bagi insan pers maupun masyarakat. Hal ini dikarenakan akses informasi adalah kunci bagi sehatnya demokrasi. Demokrasi tidak bisa berjalan baik tanpa kemerdekaan pers. Sebaliknya, kemerdekaan pers menjadi sia‐sia manakala insan jurnalis berada dalam ko n d i s i t i d a k a m a n , ko r u p s i , kemiskinan, ketakutan, defamasi dan tebalnya tembok impunitas bagi para pelaku kejahatan terhadap jurnalis. Di sinilah arti penting rencana aksi PBB. Kampanye, diseminasi dan pemantauan keselamatan jurnalis harus menjadi agenda negara, pemilik media, organisasi profesi dan masyarakat pada umumnya.
Lebih menakutkan, sikap permisif muncul sebagai anti‐tesis dari ragam kekerasan dan penganiyaan terhadap para jurnalis. Misalnya, ungkapan ”itu kan memang risiko kerja para jurnalis.” atau ”makanya jangan terlalu berani memberitakannya,” atau yang lebih parah lagi, ”kalau mau aman beritakan Jurnalis Sebagai Pembela HAM yang baik‐baik aja.” Para pembela HAM (human rights Ketidakselamatan jurnalis defenders/HRDs) merupakan bagian sesungguhnya malapetaka bagi kita s e m u a K e s e l a m a t a n j u r n a l i s yang tak terpisahkan dengan HAM itu berkorelasi dengan independensi sendiri. Bertepatan dengan usia lima media. Deklarasi Windhoek tahun puluh tahun DUHAM PBB, Majelis 1991 mengafirmasi hal itu pada butir Umum mengeluarkan Resolusi ke‐2, by an independent press, we 53/144 tanggal 9 Desember 1998 mean a press independent from tentang selengkapnya bernama governmental, political or economic Declaration on the Right and control or from control of materials Responsibility of Individuals, Groups and infrastructure essential for the and Organs of Society to Promote and production and dissemination of Protect Universally Recognized n e w s p a p e r s , m a g a z i n e s a n d Human Rights and Fundamental
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
ARTIKEL Freedoms (Deklarasi tentang Hak dan Tanggung Jawab Individu, Kelompok dan Organ Masyarakat untuk Memajukan dan Melindungi HAM dan Kebebasan Dasar Manusia yang Diakui Secara Universal). Para pembela HAM adalah mereka yang bekerja dalam kerangka pemajuan dan perlindungan HAM, termasuk advokat, guru, korban pelanggaran HAM, kelompok petani, organisasi perempuan dan jurnalis serta aktivis HAM lainnya. Jika mereka benar‐benar menjalankan tugas profesinya dengan baik dan berjuang memajukan dan melindungi HAM, maka mereka adalah pembela HAM. Jadi, tidaklah dipahami sebagai s e b u a h ke r j a m e ka n i st i s d a n sistematis serta hanya dikenali melalui profesi tunggal. Pembela HAM mencerminkan aktivitas konkrit dan luhur. Mereka senantiasa berjuang membangun kesadaran jamak bagi upaya pemajuan dan perlindungan HAM. Deklarasi yang terdiri atas 20 pasal itu kemudian dikenal sebagai Declaration on Human Rights Defenders (Deklarasi Pembela HAM). Penyebutannya sebagai Deklarasi Pembela HAM dimaksudkan sebagai sebuah pengakuan dunia tentang pentingnya kerja‐kerja HAM yang tidak saja dilakukan oleh negara, tetapi juga oleh setiap orang dalam profesi apapun. Pada Lembar Fakta No. 29, “Human Rights Defenders; Protecting the Right to Defend Human Rights” (Para Pembela HAM; Melindungi Hak Para Pembela HAM) ditegaskan bahwa dengan perannya, insan jurnalis adalah kelompok rentan pelang garan HAM (vulnerable groups). Pada halam 7 hal itu dinyatakan, in the same way, journalists have a broad mandate to gather information and disseminate it to a public audience through print, radio or television media. In their general role, journalists are not human rights defenders. However,
HUMAS UNIMED
26
many journalists do act as defenders, Sejalan dengan itu, Penjelasan for example when they report on Pasal 4 UU Pers menegaskan, human rights abuses and bear witness to acts that they have seen. Maraknya peristiwa kekerasan yang dialami para pembela HAM merupakan raison d'etre keberpihakan dunia terhadap nasib dan masa depan mereka. Tidak jarang, para pembela HAM mendapatkan risiko kerja yang tinggi. Perjuangan para pembela HAM pada hakikatnya adalah perjuangan kemanusiaan. Mereka berjuang dalam beragam p ro fe s i nya u n t u k m e n d o ro n g terciptanya iklim yang kondusif bagi upaya pemenuhan HAM universal. Persepsi yang salah terhadap kehadiran pembela HAM merupakan pangkal tolak dari lahirnya ke c e r o b o h a n ke b i j a k a n y a n g mengarah pada pendiskreditan citra pembela HAM di Indonesia.
Memperkuat Pers Nasional Harus dimaklumi bahwa kemerdekaan pers, sekalipun menjadi titik krusial keberdayaan iklim demokrasi, tetaplah dipahami sebagai sarana, bukan tujuan. Kemerdekaan pers bukanlah kemerdekaan absolut. Kemerdekaan pers merupakan kekuatan dasar yang dengan itu diharapkan insan pers bekerja dengan maksimal untuk mencapai tujuan nasional. Pada sisi inilah wacana kemerdekaan pers acapkali direduksi dan dideviasi sebagai sebuah dogma dan pembenar dan kekekalan tujuan kepentingan bisnis media semata. Kemerdekaan pers yang m e n u n j a n g ke m a n d i r i a n d a n ke m a r t a b a t a n p e rs n a s i o n a l , senantiasa harus berpijak pada tiga elemen penting, yakni penaatan norma etika, norma hukum dan peningkatan keterampilan jurnalistik. Kemampuan untuk menyinerjikan ketiganya merupakan investasi sosial, kultural dan intelektual bagi pers nasional dalam menunjang pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
27
ARTIKEL
IDEOLOGI DAN MEDIA MASSA (Mengungkap Praktek Ideologi dalam Media Massa)
Oleh Muhammad Surip* Dosen FBS Unimed Abstrak Media massa dan ideologi adalah dua istilah yang selalu terkait. Keterkaitan tersebut minimal dapat ditelusuri dari peran ideologi dalam praktek kehidupan media. Sebagai suatu 'institusi' strategis tempat semua kepentingan bercokol, media massa telah menjadi 'arena pertarungan' beragam 'ideologi', di samping ideologi yang dimiliki dan dianut sendiri oleh masing‐masing media. Ideologi‐ideologi tersebut sedikit banyak mempengaruhi orientasi dan kecenderungan wacana serta pemberitaan yang dibangun oleh media. Praktek ideologi media tidak berlangsung secara transparan yang dapat dengan mudah diketahui oleh khalayak. Praktek tersebut antara lain dilakukan dengan cara yang 'persuasif institusional' lewat hegemoni, representasi dan misrepresentasi, marjinalisasi, delegitimasi. Praktek‐praktek tersebut menjelma dalam setiap ruang tayangan dan tampilan media massa. Dibutuhkan pemahaman yang komprehensif dan penelitian yang kritis untuk mengetahui fenomena tersebut, agar para konsumen media tidak terjebak dalam 'tipu daya' media, sekaligus untuk memberi kontribusi positif bagi kehidupan media yang demokratis Kata Kunci: Media massa, Ideologi, Hegemoni. A. Pendahuluan Dalam dinamika kehidupan global, peran media massa sangat dibutuhkan, baik sebagai pemberi informasi, pendidik dan penghibur. Lebih dari itu, sebagai pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif, media massa menjadi tumpuan harapan bagi tegaknya demokrasi dalam sebuah negara, lewat kontrol sosialnya. Namun dengan posisi dan peran yang strategis seperti itu, justru media massa menjadi target bagi berbagai kalangan untuk dimanfaatkan sebagai sarana dalam mewujudkan impian dan tujuan mereka. Fenomena ini diperparah lagi dengan eksistensi media massa yang tidak independent dari berbagai kepentingan terutama kepentingan ekonomi (modal). Ketidakindependenan tersebut membuat media rentan akan pengaruh dari pihak eksternal, sehingga suguhan‐suguhan media sarat dengan berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomis, politik, maupun kepentingan yang bersifat ideologis. Peran ideologi dalam kehidupan media akan terlihat dengan jelas apabila kita menggunakan perspektif kritis untuk meneropongnya. Dalam pandangan kaum kritis, media sarat akan nilai, dimana seluruh aktivitas kehidupan bermedia senantiasa dilandasi dengan nilai dan ideologi
tertentu, baik yang berasal dari wartawan dan media itu sendiri, maupun ideologi yang berasal dari kepentingan lain di luar media. Oleh karena itu, semua produk‐produk media selalu bermuatan nilai, sehingga media diklaim sebagai alat kelompok dominan dan menjadi sarana untuk memojokkan kelompok lain. Praktek ideologi dalam tradisi kehidupan media massa adalah fenomena yang menarik (sekaligus penting) untuk ditelusuri, apalagi media massa beroperasi di wilayah publik, yang sudah barang tentu efek dari kehadirannya dirasakan oleh publik sebagai konsumennya. Penelusuran tersebut antara lain untuk menemukan 'modus operan' yang digunakan oleh media massa dalam mempraktekkan ideologi yang dianutnya, serta efek‐efek lain dari praktek tersebut. Pengungkapan seperti ini penting untuk memberikan kesadaran kritis kepada masyarakat, sehingga tidak selalu menjadi korban 'tipu daya' media massa. B. Ideologi dan Relevansinya dengan Media Massa Secara historis, istilah ideologi pertama sekali dikemukakan oleh de Tracy pada abad ke‐18. Saat itu istilah ideologi dimaknai dengan “ilmu tentang gagasan”. Tracy adalah seorang Perancis yang memiliki cita‐
* Penulis adalah Ketua Prodi Sastra Indonesia FBS Unimed 2012-2015
cita untuk membangun suatu sistem pengetahuan, yang ia sebut sebagai “science of ideas”. Dalam perkembangan selanjutnya (pada abad ke‐19), kata ideologi dialamatkan kepada aliran yang tidak mau mengetahui kenyataan, di mana kenyataan adalah apa yang dianggap benar karena terdapat dalam praktek politik. Pada saat inilah istilah ideologi meninggalkan bidang ilmiah dan mendapat arti politik, terutama dipengaruhi penggunaannya oleh Marxisme, yang selanjutnya istilah tersebut digunakan oleh Marxisme sebagai senjata untuk melawan middle class dengan pemikiran mereka (Pranaka dalam Sobur, 2003:211). Pada dasarnya, Ideologi merupakan istilah yang sangat 'fleksibel', yang dapat didefinisikan atau dimaknai dengan cara yang beragam (bahkan bertolak belakang) oleh pemberi definisi dan makna itu sendiri. Hal ini minimal tergambar dari makna dan definisi ideologi dari John B. Thompson dan Jorge Larrain, sebagai berikut. Berdasarkan literatur yang akurat akan menunjukkan bahwa istilah ideologi dapat digunakan dalam dua cara yang sangat berbeda. Pertama, istilah ideologi digunakan oleh beberapa kalangan sebagai sebuah istilah yang murni deskriptif, yakni sebagai 'sistem
HUMAS UNIMED
ARTIKEL berpikir', 'sistem kepercayaan', 'praktek‐praktek simbolik' yang berhubungan dengan tindakan sosial dan politik. Dalam konteks ini, maka akan memunculkan apa yang disebut dengan neutral conception (konsepsi netral) tentang ideologi. Kedua, istilah ideologi, secara mendasar berhubungan dengan proses pembenaran hubungan kekuasaan yang tidak simentris, berhubungan dengan proses pembenaran dominasi. Penggunaan istilah yang demikian menunjukkan apa yang disebut critical conception of ideology (konsepsi kritis ideologi) (Thompson, 2003:17). Jorge Larrain (dalam Sobur, 2002: 61) menyebut dua definisi ideologi yang bertolak belakang. Secara positif, ideologi dipersepsikan sebagai suatu pandangan dunia (worldview) yang menyatakan nilai‐ nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan‐kepentingan mereka. Sedangkan secara negatif, ideologi dilihat sebagai sesuatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial. Raymond William (dalam Eriyanto, 2001: 87‐93) menjelaskan makna dan penggunaan ideologi dalam tiga ranah. Dua dari tiga ranah tersebut menggunakan media sebagai instrumennya. Berikut di jelaskan ketiga wilayah penggunaan ideologi tersebut, yaitu: Pertama, ideologi sebagai sebuah sistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini lebih berdimensi psikologis, yang melihat ideologi sebagai seperangkat sikap yang dibentuk dan diorgnisasikan dalam bentuk yang koheren. Ideologi dalam hal ini tidak dipahami sebagai sesuatu yang dibentuk oleh pengalaman seseorang, namun ditentukan oleh masyarakat di mana seseorang hidup, posisi sosialnya, pembagian kerjanya, dan lain sebagainya. Kedua, ideologi merupakan sebuah sistem kepercayaan yang dibuat ide palsu atau kesadaran palsu yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ideologi dalam pengertian ini adalah seperangkat kategori yang dibuat dan kesadaran palsu dimana kelompok yang berkuasa atau dominan
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013 menggunakannya untuk Selain digunakan oleh suatu mendominasi kelompok lain yang institusi resmi dan besar seperti tidak dominan. Ideologi bekerja dengan membuat hubungan‐ hubungan sosial yang tampak nyata, wajar, dan alamiah, dengan tanpa sadar kita menerima hal tersebut sebagai kebenaran. Ideologi dalam pengertian ini, disebarluaskan lewat berbagai instrumen seperti pendidikan, politik, media massa dan lain sebagainya. Ketiga, ideologi merupakan proses umum produksi makna dan ide. Dalam hal ini, ideologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna. Media massa biasanya sebagai sarana untuk mensosialisasikan makna‐makna, dapat dilihat dari bagaimana tindakan seseorang atau kelompok digambarkan (terutama lewat media massa). Sebagian pakar lebih cenderung mendefinisikan ideologi sebagai praktek ketimbang ide atau gagasan. Dalam mendeskripsikan praktek ideologi, Althusser (dalam Eriyanto, 2001:98‐103) menggambarkan bagaimana praktek ideologi dalam negara dan peran yang bisa diambil oleh media. Menurutnya ada dua dimensi hakiki negara, yaitu represif (Repressive State Apparatus/RSA) dan ideologis (Ideological State Apparatus/ISA). Kedua dimensi di atas erat kaitannya dengan eksisitensi negara sebagai alat perjuangan kelas. Hanya yang membedakan keduanya adalah dari segi cara dan metode yang digunakan. Kalau Repressive State Apparatus (RSA) masuk dan beraksi dengan jalan memaksa, yang pada mulanya bersifat menindas, dan penindasan tersebut selanjutnya diberi arti ideologis (seolah‐olah bernilai dan sah). Sedangkan Ideological State Apparatus (ISA) masuk dan beraksi dengan cara mempengaruhi. Dengan cara ini, ideologi dimapankan dengan menyusun kerangka legitimasi yang akan mengabsahkan tindakan Repressive State Apparatus (RSA) sehingga masyarakat tidak akan melawan, dan bahkan akan diterima sebagai kebenaran. Dalam konsepsi ideologi ini, media massa ditempatkan oleh Althusser sebagai Ideological State Apparatus (ISA). Media dapat memberikan dasar pembenaran atas tindakan fisik yang dilakukan oleh Repressive State Apparatus (RSA) lewat pemberitaannya.
28
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
29
Menurut Gramsci bahwa hegemoni secara kultural maupun ideologis beroperasi melalui institusi‐ institusi masyarakat sipil yang menandakan masyarakat kapitalis liberal demokrasi yang matang. Institusi‐institusi tersebut meliputi pendidikan, keluarga, gereja, media massa, budaya populer dan sebagainya. Masyarakat sipil merupakan cara Gramsci menempatkan kebudayan dan ideologi di dalam masyarakat, dan hegemoni merupakan cara dia berusaha memahami cara kerjanya. Dari perspektif Gramscian, budaya populer dan media massa harus diinterpretasikan dan dijelaskan dalam pengertian konsep‐konsep hegemoni. Konsep hegemoni dari Gramsci sebagaimana yang dikutip dan dijelaskan oleh beberapa pakar di atas, belum menjelaskan secara eksplisit bagaimana relevansi teori tersebut (hegemoni) dengan media massa. Eriyanto (2001:103) secara eksplisit menjelaskan keterkaitan itu. Menurutnya, bahwa media dapat menjadi sarana dimana suatu kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Ini bukanlah berarti bahwa media adalah kekuatan jahat yang (secara sengaja) merendahkan masyarakat bawah. Buruknya gambaran masyarakat bawah dalam berita dan tayangan media, berlangsung dalam suatu proses yang kompleks. Proses marjinalisasi wacana itu berlangsung secara wajar, apa adanya, dan dihayati bersama. Khalayak tidak merasa dibodohi atau dimanipulasi oleh media. Konsep hegemoni menolong kita menjelaskan bagaimana proses itu berlangsung. Hegemoni bekerja melalui konsensus, bukan lewat penindasan oleh satu kelompok atas kelompok yang lainnya. Salah satu kekuatan hegemoni adalah bagaimana ia menciptakan cara berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang secara konsensus dianggap benar, sedangkan wacana yang lain dianggap salah. Media di sini secara tidak sengaja, lewat pemberitaan dan tayangannya dapat menjadi alat bagaimana nilai‐nilai atau wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga menjadi konsensus bersama. Dalam produksi berita, proses hegemoni terjadi melalui cara yang halus, sehingga apa yang terjadi dan
diberitakan oleh media tampak sebagai suatu kebenaran, memang begitulah adanya, logis dan bernalar (common sense) dan semua orang menganggap itu sebagai sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan. Atau dalam istilah Stuart Hall bahwa proses hegemoni itu sendiri bahkan menjadi ritual yang seringkali tidak disadari oleh wartawan sendiri. Sebagai contoh, kecenderung suatu media untuk sering memberikan ruang bagi pengusaha (apalagi pengusaha tersebut adalah pemilik modal atau pemasang iklan dalam media yang bersangkutan) dari pada kelompok lain. Dan pada saat wartawan mewawancarai sang pengusaha, mereka merasa tidak ada yang aneh, dan dianggap biasa saja. D. Ideologi dan Wacana Media Selain sebagai sarana kelompok dominan untuk menyebar dan menanamkan ideologinya kepada komunitas yang didominasi, media massa sendiri menganut nilai atau “ideologi” tersendiri. Banyaknya kepentingan yang ada dalam media, selain menjadikan media sebagai 'arena' pertarungan ideologi, juga memungkinkan media itu sendiri menerima dan menganut ideologi sebagai 'referensi' dan perangkap nilai yang dianut serta sebagai dasar operasionalisasinya. Shoemaker dan Reese (1987:84) dalam model Hierarchy of influence‐ nya menggambarkan beberapa aspek yang mempengaruhi kecenderungan dan orientasi media, yakni tingkat individu, rutinitas media, organisasi, ekstra media, dan ideologis. Model Shoemaker dan Reese tersebut mengisyaratkan bahwa isi media banyak dipengaruhi oleh beberapa aspek ideologi, mulai dari level ideologi yang paling bawah (individual level) sampai kepada level ideologi yang sangat makro (ideological level). Semua nilai (ideologi) yang mempengaruhi media tersebut di atas apabila disederhanakan, terdiri dari dua jenis, yaitu ideologi internal dan ideologi eksternal. Ideologi (sistem nilai dan kepercayaan) yang dianut oleh media selalu dipengaruhi oleh dua hal tersebut. McQuail (1987:142) juga menggambarkan banyaknya kepentingan yang 'bertarung' dalam media, seperti kekuatan ekonomi, kekuatan sosial budaya, dan tuntutan serta kepentingan khalayak. Masing‐masing kekuatan dan kepentingan tersebut memiliki agenda‐agenda tersendiri, yang
ARTIKEL sedikit banyak akan mempengaruhi orientasi dan kecenderungan sebuah media. Kecenderungan dan orientasi media pada 'ideologi' yang dianutnya antara lain tercermin lewat cara mereka menggambarkan realitas dalam setiap pemberitaannya. Apabila menggunakan perspektif konstruktivis untuk menjelaskan ideologi media, maka sangat jelas bahwa di saat media mengkonstruksi suatu realitas, media selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai‐nilainya. Pada titik inilah, ideologi jurnalis dan media bisa lebih menentukan bagaimana realitas direkonstruksi dengan kaidah‐kaidah baku praktik jurnalistik. Ideologi itulah yang membuat liputan media memihak satu pandangan, menempatkan pandangan seseorang atau kelompok lebih penting dari pandangan dan pendapat yang lainnya. Ideologi dari setiap media juga diwujudkan lewat wacana yang dibangun oleh mereka. Wacana yang dikonstruksi oleh suatu media, tidak bisa dipahami sebagai sesuatu yang steril dari ideologi. Dengan merujuk pada Peter D. Moss (1999), Mulyana (dalam Eriyanto, 2002:x) memperkuat tesis tersebut dan mengatakan bahwa: Wacana media massa, termasuk berita surat kabar, merupakan konstruk kultural yang dihasilkan ideologi karena, sebagai produk media massa, berita surat kabar menggunakan kerangka tertentu untuk memahami realitas sosial. Lewat narasinya, surat kabar menawarkan definisi‐difinisi tertentu mengenai kehidupan manusia: siapa pahlawan dan siap penjahat; apa yang baik dan apa yang buruk bagi rakyat; apa yang layak dan apa yang tidak layak untuk dilakukan seorang pemimpin; tindakan apa yang disebut perjuangan (demi mebela kebenaran dan keadilan) dan pemberontakan atau terorisme; isu apa yang relevan dan tidak; alasan apa yang masuk akal dan tidak; dan solusi apa yang harus diambil dan ditinggalkan Perbedaan setiap media mengkonstruksi (memberitakan) suatu realitas atau obyek yang sama, antara lain disebabkan oleh adanya perbedaan 'ideologi' yang dianut oleh mereka. Seorang tokoh politik misalnya, dapat digambarkan dengan cara yang berbeda oleh setiap media;
HUMAS UNIMED
ARTIKEL ada yang ditampilkan dengan kesan yang baik dengan detil dan penjelasan yang sangat eksplisit. Ada juga yang ditampilkan alakadarnya, dengan cara yang implisit. Seorang wartawan yang memiliki hubungan emosional sangat dekat dengan sang tokoh, akan memiliki nilai dan kepercayaan yang lebih baik ketimbang wartawan lainnya. Rutinitas dan kebijakan organisasi media dalam melihat sang tokoh juga akan mempengaruhi bentuk dan cara mereka merepresentasikannya. Lewat wacana juga, setiap media dapat melakukan praktek representasi dan misrepresentasi. Menurut Eriyanto (2001:113) bahwa istilah representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan sebagaimana mestinya dan cenderung dilebihkan. Sedangkan misrepresentasi adalah menggambarkan seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak baik, dengan berbagai cara seperti; ekskomunikasi (mengeluarkan seeorang atau kelompok dari pembicaraan publik), eksklusi (mengkucilkan seseorang atau kelompok lewat wacana), marjinalisasi, dan delegitimasi. Praktek representasi dan misrepresentasi yang dilakukan oleh media adalah wujud lain dari ketidaksterilan media dari nilai dan ideologi. Sebab pilihan melakukan representasi dan misrepresentasi selalu didasrkan atas pertimbangan ideologis dan nilai tertentu. Oleh karena itu, representasi dan misrepresentasi media dapat diklaim sebagai praktek ideologi dalam kehidupan dan tradisi media. E. Penutup Memahami bagaimana praktek ideologi dalam media, minimal dapat membantu kita untuk lebih mengerti lika‐liku aktivitas media. Lebih dari itu, pengetahuan tersebut dapat membimbing kita untuk lebih bersikap selektif dan kritis terhadap setiap sajian yang ditawarkan oleh media. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggiring opini publik kepada satu pemahaman bahwa media tidak menawarkan aspek manfaat, namun tidak lebih sebagai suatu upaya untuk memperlihatkan wilayah 'hitam' dari aktivitas media yang dapat dikritisi. Bukankah upaya mengkritisi selalu berangkat dari adanya realitas yang tidak ideal? Sebagai insan akademis (terutama
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013 mahasiswa komunikasi), fenomena media seperti itu dapat 'merangsang' gairah penelitian, terutama dengan penelitian‐penelitian kualitatif, khususnya menggunakan studi kritis untuk 'membongkar' praktek‐praktek hegemoni, representasi, delegitimasi, misrepresentasi dan berbagai praktek ideologi lainnya. Sebagaimana “missi” teori kritis untuk memberikan proses penyadaran kritis terhadap masyarakat, maka penelitian‐ penelitian yang menggunakan pendekatan kritis terhadap media, dapat memberi kontribusi pada publik untuk lebih bijak dalam memahami eksistensi media massa yang sebenarnya. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang fenomena media massa adalah penting agar publik dapat membantu terciptanya media massa yang demokratis, independent dan profesional bersama dengan komponen bangsa lainnya (negara dan asosiasi media). Semoga... DAFTAR REFERENSI Eriyanto, 2001, Analisis Wacana:Pengantar Analisis Teks Media, LkiS, Yogyakarta Khotimah, Ema, 2004, Diskursus Membangun Ideologi Tandingan dalam Masyarakat Marjinal, Tesis, UNPAD, Bandung Latif, Yudi dan Idi Subandy Ibrahim (ed), 1996, Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde Baru, Mizan, Bandung McQuail, Dennis, 1987, Teori Komunikasi Massa, ter. Agus Dharma, Erlangga, Jakarta Mulyana, Deddy, 2002, “Analisis Framing: Suatu Pengantar” dalam Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, LkiS, Yogyakarta Ransome, 1992, Antonio Gramsci: A New Introduction, Harvester Wheatsheaf, New York Reese, Stephen D. & Pamela Shoemaker, 1991, Mediating the Massage, Long Man, New York Strianati, Dominic, 2003, Popular Culture, Pengantar Menuju Teori Budaya Populer, ter. Abdul Mukhid, Bentang Budaya, Yogyakarta Sobur, Alex, 2003, Semiotika Komunikasi, Rosda, Bandung ‐‐‐‐‐‐‐, 2002, Analisis Teks Media, Rosda, Bandung Takwin, Bagus, 2003, Akar‐Akar Ideologi, Jalasutra, Yogyakarta Thompson, John B, 2003, Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi‐ Ideologi Dunia, ter. Haqqul Yakin, IriSoD, Yogyakarta van Dijk, Teun A. “Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Persoalan Klasik”, Mediator, Vol. 4, No. 1, 2003
30
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
31
ARTIKEL
TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM PEMBANGUNAN
Oleh Syairal Fahmy D, S.Sos., M.I.Kom Dosen Jurusan Bahasa Indonesia UNIMED
Di abad modern ini, terutama pasca perang dunia kedua, bermunculan berbagai penemuan baru sebagai akibat kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan terjadi susul menyusul. Teknologi memberikan manusia bermacam‐ macam kemudahan dalam melakukan pekerjaan, dan lebih dari itu menjadikan kehidupan lebih menyenangkan dan lebih nyaman. Berkat penemuan baru di bidang teknologi, manusia dapat menggali dan melakukan eksplorasi sumber‐ sumber kekayaan alam, termasuk sumber‐sumber energi yang penting bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia. Kemajuan pesat di bidang teknologi elektronika yang semakin berkembang membuktikan manusia telah mampu mengembangkan kemampuan setinggi‐tingginya. Perkembangan teknologi mendorong semakin berkembangnya teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi diawali dengan penemuan transistor, kemudian berkembang mikcrohip, sistem komunikasi satelit, dan lain‐ lain telah membuat jarak bukan lagi suatu halangan untuk berkomunikasi dengan yang lainnya. Laju perkembangan teknologi komunikasi telah memperlancar arus informasi dari dan keseluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi telah memungkinkan manusia sekarang ini menyaksikan pada waktu yang sama peristiwa‐peristiwa, seperti : pendaratan manusia di bulan, peristiwa‐peristiwa kenegaraan, keolahragaan, dan sebagainya. Kemajuan teknologi juga meningkatkan mobilitas sosial, mempermudah orang untuk saling berhubungan. Pergaulan berlangsung berupa kontak‐kontak pribadi diikuti oleh tukar menukar gagasan dan pengalaman. Hubungan manusia dari satu bangsa dengan bangsa lainnya semakin intensif dan dunia seolah‐ olah menjadi semakin sempit. Mc Luhan menyebut dunia sekarang sebagai “A global village”. Teknologi
media cetak mengalami perkembangan yang pesat. Media cetak mengalami perubahan setelah penyempurnaan mesin cetak dengan ditemukannya mesin offset yang dapat mencetak lebih cepat dan relatif lebih murah dalam jumlah besar. Selanjutnya diketemukan facsimile, transmission of ideographs. Teknologi dapat melakukan penghematan waktu dan jumlah tenaga kerja manusia. Proses teknologi melalui makna pesan tertulis atau gambar dipindahkan secara elektronis melalui radio telegraph (teleprint) untuk satu reproduksi yang jauh letaknya. Dengan teknik ini surat kabar yang terbit di Amerika misalnya, dalam jangka waktu bersamaan dapat terbit di Indonesia. Teknik reproduksi ini memungkinkan penyebaran surat kabar lebih luas dan lebih cepat. Demikian pula di bidang radio, televisi, film, dan pembuatan mesin hitung elektronis berkembang pesat. Percepatan perkembangan teknologi komunikasi belum ada tanda‐ tandanya akan berhenti, mendorong keseluruhan sistem komunikasi ke dalam proses kegoncangan yang terus‐menerus (Pool, 1974). Pemakaian teknologi baru menuntut keahlian dan ketrampilan lama menjadi tidak berguna atau kurang relevan lagi. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang ditandai dengan kehadiran sejumlah piranti komunikasi mutakhir, di mana setiap orang dapat mengolah, memproduksi, serta mengirimkan maupun menerima segala bentuk pesan komunikasi, di mana saja dan kapan saja, seolah‐olah tanpa mengenal batasan ruang dan waktu, dengan sendirinya telah memacu terjadinya perkembangan di sektor media massa, yang merupakan bagian dari komponen komunikasi. Relevansinya, manusia dengan segala keterbatasannya adalah makhluk yang sempurna, karena memiliki akal dan pikiran yang dapat
digunakan untuk mengantisipasi segala keadaan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk yang berakal dan berpikir, kita memang tidak boleh merasa aman dalam menghadapi zaman. Artinya, kita tidak boleh lengah atas segala hal yang bisa menggerogoti akidah dan keimanan kita, termasuk yang datangnya dari perkembangan teknologi komunikasi berupa serbuan informasi melalui media massa. Untuk melahirkan dan mengembangkan keahlian serta ketrampilan baru, dituntut adanya sistem pendidikan yang baru pula. Sejalan dengan itu restrukturisasi akan terjadi di dalam berbagai kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi ini juga telah dinikmati oleh masyarakat Indonesia yang sedang membangun. Melalui radio, televisi, film, dan surat kabar dapat dikatakan seluruh pelosok tanah air telah terjangkau oleh jaringan komunikasi yang menghubungkan pusat dan daerah. Pesan‐pesan pembangunan dari pusat ke daerah dan sebaliknya dapat dengan mudah disiarkan oleh media tersebut diatas. Menurut Daniel Lerner (1995:100) bahwa komunikasi memainkan peranan penting dalam membentuk dan merombak kembali pola‐pola pembangunan dalam perempat abad terakhir ini. Sebagaimana telah dilukiskan dengan kepercayaan Nasser terhadap Radio untuk mengadakan “mobilisasi massa” revolusioner. Sarana komunikasi yang terpenting adalah media massa yang diciptakan oleh teknologi elektronik. Singkatnya, sepuluh tahun terakhir ini negara‐ negara sedang berkembang mengalami “Dekade Transistor”. Wilbur Schramm menyatakan bahwa sepuluh tahun yang akan datang ini merupakan “Dekade Satelit”. Satelit‐satelit komunikasi dirancang untuk menghasilkan “efek ganda” terhadap penyebaran media massa, telekomunikasi dan tranmisi data (misalnya sistem manajemen
HUMAS UNIMED
ARTIKEL dengan data yang diolah oleh komputer). Karena itu bermanfaat juga kiranya meninjau kembali dengan singkat kedudukan satelit komunikasi sekarang ini dan beberapa teknologi “spin‐off” biaya rendah, sebelum kita memperhitungkan kemajuan mereka dalam sepuluh tahun mendatang dan sebelum kita meramalkan pengaruh mereka terhadap perubahan sosial di dunia ini. Melihat perkembangan kemajuan teknologi komunikasi banyak pengamat mengatakan bahwa negara‐negara maju sekarang ini memasuki zaman informasi yang disebabkan oleh revolusi komunikasi. Menurut M. Alwi Dahlan (1983), informasi akan merupakan sektor ekonomi informasi. Ciri utama munculnya masyarakat informasi adalah terjadinya perkembangan teknologi yang semakin canggih, terutama dalam bidang komunikasi dengan perangkat lunaknya (software). Semakin canggihnya peralatan komunikasi yang digunakan akan memungkinkan penyebaran informasi lebih efisien dan efektif. Kalau kita simak, awal lahirnya abad informasi ditandai dengan peluncuran Sputnik Uni Sovyet dan Apollo Amerika Serikat. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1956. Nilai keberhasilannya pun dapat dilihat dari penguasaan teknologi peluncuran semata, tetapi keberhasilannya pun dapat dilihat dari segi missi yang diembannya yaitu dimulainya globalisasi teknologi vital revolusi informasi yang membuat bumi menjadi satu “desa dunia” dengan satelit sebagai pengalih bola dunia dalam posisinya sendiri. Cepatnya revolusi informasi telah menimbulkan permasalahan sosial mengenai masyarakat informasi. Jika dibandingkan antara masyarakat pertanian dengan masyarakat informasi, perubahan yang terjadi memerlukan waktu 100 tahun ke masyarakat industri dan 20 tahun ke masyarakat informasi. Perubahan yang cepat ini membuat masyarakat harus mengantisipasi masa depannya. Pengaruh perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi menyangkut orientasi masyarakat yang menjurus pada masalah ekonomi. Bidang komunikasi banyak memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Banyak sektor profesi yang harus diisi dalam bidang
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013 informasi, baik sektor barang atau jasa. Misalnya reporter, programer, juru kamera, penyuntingan gambar dan berita, tenaga Periklanan, pengolahan dan pemrosesan data dan lain‐lain. John Naisbitt dalam bukunya Megatrends menyatakan ada sembilan kecendrungan besar yang sekarang sedang berlangsung di dunia. Salah satu kecenderungan besar itu adalah beralihnya masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dalam masyarakat industri, produksi dihasilkan oleh interaksi manusia dengan alam yang terolah, sedangkan masyarakat informasi produksi merupakan hasil interaksi antara manusia dengan manusia. John Naisbitt menyebutkan pula lima hal yang diperhatikan mengenai perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi. Pertama, masyarakat informasi merupakan suatu realitas ekonomi. Kedua, inovasi di bidang komunikasi dan teknologi komputer akan menambah langkah perubahan dalam penyebaran informasi dan percepatan arus informasi. Ketiga, teknologi informasi yang baru diterapkan dalam tugas industri yang lama, secara perlahan akan melahirkan kreativitas dan proses produksi yang baru. Keempat, dalam masyarakat informasi, individu yang menginginkan kemampuan menulis dan kemampuan dasar membaca lebih bagus dari masa lalu. Kelima, keberhasilan dan kegagalan teknologi komunikasi ditentukan oleh prinsip teknologi tinggi dan sentuhan yang tinggi pula. Dengan munculnya masyarakat informasi, muncul pula ekonomi informasi. Industri pabrik berubah menjadi industri informasi. Kemajuan teknologi komunikasi menyangkut semua unsur dalam prosesnya, baik pula pada teknologi pengirim, penyalur, pembagi atau penerima pesan yang membawakan informasi kepada orang yang dituju. Menurut Alvin Tofler dalam bukunya The Third Wave, perkembangan ini dinamai dengan gelombang ketiga (1980). Tofler membagi sejarah umat manusia menjadi tiga gelombang, yakni : 1) Gelombang pertama antara tahun 800 SM – 1700 M disebut juga gelombang pembaruan. Manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Tanah merupakan dasar bagi kegiatan
ekonomi, kehidupan sosial budaya, struktur sosial dan
32
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
33
yang cermat dan mendalam menuju pemilihan alterantif terbaik yang dapat menghasilkan karya‐karya teknologi yang tepat guna dan tepat lingkungan, berdaya guna dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk itu penerapan teknologi komunikasi harus ditujukan bagi kepentingan umat manusia dab diabadikan bagi kepentingan pembangunan bangsa dan negara (Harmoko, 1985). Dengan kata lain dalam era pembangunan diperlukan komunikasi yang konstektual yang disesuaikan dengan karakteristik sosial budaya masyarakat. Harmoko (1985) mengemukakan bahwa pesan yang disampaikan kepada khalayak haruslah : 1) Membaca berita hangat yang isinya cocok dengan kepentingan mereka. 2) Menggugah hati mereka sehingga gagasan dan perasaan yang disampaikan oleh si pembawa pesan sudah seperti milik si penerima pesan sendiri. 3) Menimbulkan dorongan bertindak bagi sasaran khalayak secara spontan dan penuh kesan. Saluran media massa pada umumnya lebih banyak digunakan untuk komunikasi informatif. Dengan saluran ini komunikator pembangunan pembangunan berusaha untuk memperkenalkan dan memberikan pengetahuan mengenai pesan‐pesan pembangunan. Selanjutnya untuk perubahan perilaku, aktifitas komunikasi harus dilipatgandakan dengan menggunakan berbagai macam saluran. Rogers dan Shoemaker (dalam Hanafi, 1987) mengatakan bahwa saluran interpersonal masih memegang peranan penting dibanding dengan media massa, terlebih‐lebih di negara‐negara yang belum maju di mana kurang tersedianya media massa yang dapat menjangkau khalayak terutama warga pedesaan, tingginya tingkat buta huruf dan tidak sesuainya pesan‐pesan yang disampaikan dengan kebutuhan masyarakat. Lazarsfeld (dalam Susanto, 1988) mengatakan bahwa media massa hanya merupakan 1) peliput ganda pesan dan penyebar ide secara mendatar dan 2) penguat artinya hanya didengar apabila sependapat dengan pendapat komunikan. Jadi
saluran interpersonal dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari komunikan. Indonesia sampai saat ini masih termasuk salah satu negara yang sedang berkembang, dimana sebagian besar penduduknya berada di pedesaan dan sekitar 50 % hidup dari hasil pertanian. Oleh sebab itu strategi komunikasi pembangunan masih dipusatkan pada daerah pedesaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Depari dan Mc Andrews (1991) bahwa sampai saat ini strategi komunikasi pembangunan masih terbatas pada siaran pedesaan, baik melalui media massa maupun pemanfaatan para petugas penyuluhan pembangunan. Oleh sebab itu perlu dipikirkan lebih lanjut, bagaimana usaha‐usaha komunikasi yang ada dapat dikembangkan, terlebih‐lebih menghadapi tantangan era globalisasi. Dalam hal ini di Indonesia melalui televisi dan radio sebagai saluran media massa telah melaksanakan program acara siaran pedesaan. Demikian pula koran masuk desa (KMD) sebagai media cetak telah disalurkan kepada masyarakat pedesaan. Sedangkan melalui saluran komunikasi interpersonal pemerintah telah menerjunkan jupen‐jupen pembangunan dan penyuluh pertanian lapangan (PPL). Pertunjukan rakyat yang mengemas pesan‐pesan pembangunan pun banyak ditampilkan. Kegiatan ini punya daya tarik dan kekuatan tersendiri. Susanto (1988) mengatakan bahwa bentuk‐bentuk komunikasi melalui pertunjukan rakyat/tradisional di maksud untuk : 1) Memudahkan penerimaan pesan‐ pesan oleh masyarakat karena disajikan dalam bentuk yang santai dan mudah dipahami bentuk dan lambangnya. 2) Memancing komunikasi ke atas, yaitu pesan‐pesan dari rakyat langsung kepada pemerintah dalam bentuk yang dapat diterima oleh pemerintah. Di samping itu wadah lain yang umumnya terdapat dipedesaan yaitu kelompencapir ; wadah yang dapat menjembatani pesan‐pesan pembangunan dari media massa kepada masyarakat. Wadah ini biasanya dipimpin oleh
ARTIKEL pemukapemuka masyarakat (opinion leaders), yang biasanya memiliki ciri‐ciri: 1) Lebih tinggi pendidikan formalnya dibandingkan dengan anggota masyarakat lain. 2) Lebih tinggi status sosialnya serta status ekonominya. 3) Lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide‐ide baru. 4) Lebih tinggi kemampuan medianya. 5) Kemampuan empati mereka lebih besar. 6) Partisipasi sosial mereka lebih besar. 7) Lebih kosmopolit. Untuk masyarakat perkotaan yang umumnya sudah memiliki banyak edia, pesan harus disampaikan sedemikian rupa disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kebutuhan. Penyajian pesan lewat sinetron yang dapat dinikmati keluarga dikala santai akan dapat menggugah kesadaran khalayak. Di samping penyajian pesan melalui media tercetak, seperti leaflet, folder, brosur, dan sebagainya, yang dibuat dengan cara yang menarik sehingga sayang untuk dibuang begitu saja. Penerapan Teknologi Informasi dan Dampaknya bagi Pembangunan Teknologi komunikasi sejak perkembangannya banyak berdampak terhadap perubahan dalam masyarakat, baik yang berdampak perubahan ke arah yang lebih manusiawi maupun yang berdampak perubahan kearah yang anarkis. Ada beberapa dampak sosial yang dihasilkan dari pengembangan teknologi komunikasi. Menurut Rogers (1986;163) ada tiga dampak akibat pengembangan teknologi komunikasi. 1. Desirable and desirable impacts. The term desirable and undesirable is roughly equivalent to positive and negative in this context. 2. Direct and indirect impacts. 3. Anticipated and Unanticipated Impact. Berikut ini ada beberapa dampak negatif dari globalisasi yang dibawa
HUMAS UNIMED
ARTIKEL oleh kemajuan teknologi komunikasi antara lain: 1. Munculnya mitos perkampungan global. Munculnya globalisasi terutama pada teknologi akan mengakibatkan “persaudaraan elektronik” dan hilangnya kesadaran tentang persaudaraan sejati, perasaan sekeluarga, bahkan perasaan itu sendiri. 2. Adanya kendali oleh pasar transnasional terhadapa pasar lokal sehingga menghasilkan sentralisasi pengambilan keputusan, kehilangan otonomi budaya, dan kedaulatan nasional, serta ketidak mampuan mereka untuk bersaing dengan teknologi informasi yang diciptakan negara maju. Juga, akan memunculkan ekonomi dominan tunggal, satu politik dan satu budaya. Dengan integrasi ini, sebenarnya akan mempertajam kontradiksi dalam sistem internasional karena kekuatan dominan mereka ingin mencapai kekuatan penuh. 3. Semakin munculnya sosial gap. Adanya teknologi komunikasi semakin menambah jurang antara si pemilik akumulasi modal dan buruh, serta antara desa dan kota. Hal ini disebabkan karena kemampuan adopsi terhadap teknologi yang tidak merata. Asumsi bahwa akan terjadi difusi pada teknologi dan informasi, tampaknya harus dipertanyakan ulang. Yang terjadi sekarang adalah manipulasi dan hegemoni dari yang memegang alat produksi (teknologi). Akibatnya adalah munculnya kategori pengadopsi. 4. Meningkatnya jumlah pengangguran. Teknologi mengasumsikan efisiensi dan efektifitas sehingga tenaga manusia digantikan dengan tenaga mesin. Ketidakmampuan kita menerima situasi ini disebabkan sumberdaya manusia kita rendah. Selain itu, gagasan pembangunan yang ada masih dimanfaatkan oleh segelintir orang sehingga kurang menghargai potensi yang ada sebagai upaya pengembangan SDM. 5. Kesenjangan informasi. Kesenjangan sosial tadi diakibatkan adanya kesenjangan
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013 infomasi sebagai akibat begitu pesatnya teknologi komunikasi tersebut berkembang. 6. Overload of information. Hal ini sebenarnya tidak menjadi persoalan jika kemampuan selektif masyarakat kita sudah tinggi. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan masyarakat kita. Lewat media inilah potensi terjadinya hegemoni (dominasi) sosial, kebudayaan serta politik konsumerisme terjadi. Tingkat konsumerisme ini tidak diimbangi dengan tingkat daya beli masyarakat sehingga timbul frustasi sosial. Salah satu contoh dampak yang paling terasa saat ini akibat dari berkembangnya gagasan teknologi komunikasi, yakni munculnya pengelolaan jasa informasi pada sektor‐sektor publik dan menimbulkan fenomena masyarakat yang bergantung pada informasi sebagai proses infiltrasi. Berbagai peralatan canggih komunikasi dan informasi pun mulai diperkenalkan dan digunakan untuk tujuan penyebaran informasi agar lebih efisien dan efektif. DAFTAR PUSTAKA Depari, Adward dan Mc Andrews, Colin. 1978. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Mansour Fakih, 2003, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi', Yogyakarta, Pustaka pelajar, Rogers, Everett.M. 1995. Diffusion of Innovations, 4th edition. New York. The Three Press. Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu, Bandung, Simbiosa Rekatama Media Sitompul, Mukti. 2002. Konsep‐ konsep Komunikasi Pembangunan. USU Press. Medan Schramm, Wilbur. 1964. Mass Media and National Development.Stamford. Stamford University Press Zulkarimen, Nasution. 2002. Komunikasi Pembangunan ; Pengenalan Teori dan Penerapannya, Jakarta; Raja
34
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
35
KOMUNITAS MAHASISWA
Academy Art BIOLOGI PECINTA ALAM Social And Science
BIOTA (Biologi Pecinta Alam) lahir di jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED), dideklarasikan tanggal 5 Juni 2000 bertepatan dengan hari Lingkungan Hidup sedunia. sebagai wadah bagi para pemerhati lingkungan yang memiliki latar belakang ilmu Biologi. Keanggotaannya adalah orang yang khusus memiliki latar belakang ilmu dalam jurusan Biologi dan ilmu Ekologi yang berada dilingkungan Universitas Negeri Medan. BIOTA terbentuk atas dasar kesadaran tentang keadaan alam yang dari masa ke masa cenderung cademy Art Social And Science berdiri pada mengalami degradasi, baik secara alamiah maupun januari 2011. Tidak pernah ada pengukuhan akibat kebutuhan dasar. yang tepat tanggal berdirinya, karena komunitas Biologi Pecinta Alam berperan serta dalam hal ini sudah bergerak sebelum januari 2011. Berangkat dari konservasi dan penelitian sehingga kehadiran BIOTA di keinginan bersama untuk meningkatkan kualitas tengah‐tengah lembaga pemerhati lingkungan yang pengetahuan dan kompetensi mahasiswa di depan sudah ada akan membantu kelancaran program publik, bersama salah seorang dosen Seni Musik konservasi dan penelitian sehingga kepedulian Universitas Negeri Medan, Mukhlis Hasbullah M.Sn., masyarakat terhadap lingkungan dapat meningkat. beberapa mahasiswa angkatan 2010 dan 2009 sepakat Sampai saat ini jumlah anggota BIOTA sendiri sudah mendirikan komunitas ini. mencapai 280 orang yang terdiri dari 12 angkatan. Setiap hari jumat pukul 10.00 wib, seluruh mahasiswa Pada tanggal 20 April 2013, BIOTA mengadakan yang tergabung dalam komunitas ini melaksanakan penanaman mangrove di Kelurahan Nelayan Indah, diskusi kecil yang bertemakan apa saja. Baik itu musik, Kecamatan Medan Labuhan sebagai bentuk kesadaran sosial, maupun pengetahuan umum. Diskusi dibuka oleh dan kepedulian akan pentingnya hutan mangrove. pemimpin diskusi, kemudian seorang narasumber Kegiatan ini (bergantian seluruh anggota akan menjadi narasumber diikuti sekitar setiap minggunya), dan dipandu oleh dosen, Mukhlis 75 orang Hasbullah, dan mahasiswa senior, M. Roy Togatorop. anggota. Dalam diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan Dengan tema kualitas mahasiswa dalam menyiapkan bahan diskusi, “Merajut berbicara, dan menyampaikan pendapatnya tentang Sabuk Hijau di bahasan yang didiskusikan. Anggota diskusi ini Pesisir mayoritas dari mahasiswa seni musik angkatan 2010. Indonesia“ Ada juga mahasiswa dari Amerika, bernama Salim yang sekitar 50 bibit turut aktif bergabung. Sempat beberapa minggu pada mahoni dan pembukaan dan penutupan diskusi dilaksanakan latihan 3000 bibit didong. Kesenian dari tanah gayo, takengon. Academy bakau di tanam art social and science juga melaksanakan pelatihan di sekitar areal bahasa inggris, pelatihan penulisan artikel ilmiah, event Kel. Nelayan organizer. Indah Kec. Anggota academy yang berasal dari angkatan 2010, Medan antara lain: Ifwanul Hakim, Syahira Ramadhani, Rani Labuhan. Fitriana, Hardiansyah AY, Ari Ridwan, Maya Ningsih Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi arti pentingnya Lubis, Wais All Kornie Dikiana, Ali Wardana, Salim hutan mangrove bersama Kepala Lingkungan setempat (California), Zainal Arifin dan Muhammad Yusuf. dan ketua perhimpunan nelayan. Pada akhirnya, Anggota lain berasal dari angkatan 2009, yaitu: Yulia semoga penduduk setempat dapat menjaga dan Adhia Anwar, Riskha Tri Ananda, Eko Guntaro Syamsiah, memelihara bakau yang telah ditanam hingga tumbuh Yunica Hutagalung, Mikha dan Ridho Sudrajat. Selain itu, dewasa dan memberikan keuntungan bagi penduduk beberapa Mahasiswa yang turut berkecimpung adalah setempat dengan hasil kepiting bakau, udang, dan ikan M. Roy Togarorop, Suharyanto dan Erwin SianturiBIOTA yang melimpah di waktu yang akan datang.
A
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
KOMUNITAS MAHASISWA
36
Cah Gubug
C
ah gubug adalah sebuah perkumpulan mahasiswa‐mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam bidang teater. Perkumpulan ini dibuat pada tanggal 14 Agustus 2010. Cah gubug ini juga dibuat atas dasar pemikiran‐pemikiran orang‐orang yang ada didalamnya pada saat itu mengenai krisis kepercayaan diri pada mahasiswa untuk mengekspresikan kemampuan atau bakat‐akat yang mereka miliki dalam bidang sastra. Cah gubug lebih mengkhususkan bidang yang paling mereka dalami adalah Teater, dengan beda dari teater‐teater lainnya yaitu “TEATER BISU”. Orang‐orang yang ada didalamnya percaya bahwa mengekspresikan sesuatu tidak perlu dengan berbicara tetapi juga bisa lewat gerakan‐gerakan yang pertunjukkan oleh orang‐orang yang ada didalamnya. Cah Gubug sudah memiliki 3 angkatan selama berdiri mulai tahun 2010 tersebut. Angkatan pertama terdiri dari 7 orang, angkatan kedua terdiri dari 4 orang, dan angkatan ketiga terdiri dari 8 orang. Dengan beranggotakan 7 orang awalnya, yaitu Safarudin Gayo, Faishal Arief, Yani, Fristy, Eddy, Alan, Baginda Syarief. Lewat penampilan perdana Cah Gubug yang dilangusngkan pada saat PAMB (Perkenalan Awal Mahasiswa Baru) di Unimed khususnya di Fakultas Bahasa dan Seni. Cah gubug sendiri sebenarnya ingin membuat pemikiran‐pemikiran mahasiswa tentang “Aku tidak bisa…” menjadi suatu yang bisa mereka lakukan. Lewat sastra khususnya Teater. Ekspresi artinya adalah mengeluarkan semua kemampuan yang ada didalam diri kita. Maka dari itu, 7 orang anggota tersebut ingin mengajak mahasiswa lainnya untuk berani mengekspresikan kemampuan yang ada didalam diri mereka untuk diapresiasikan ke muka umum. Seiring berjalannya waktu Cah gubug juga ingin mengajak mahasiswa lain untuk masuk ke dalam perkumpulan tersebut. Cah gubug mengartikan perkumpulan mereka bukan seperti “komunitas” tetapi sekumpulan anak‐anak yang ingin ikut mengekspresikan kemampuan mereka dalam bidang teater khususnya. Cah Gubug bukan sebuah Kkomunitas tetapi KELUARGA yang senantiasa berjalan beriringan untuk mencapai apa yang diinginkan. Ketika itu, masuklah 4 orang angkatan baru yaitu Fitrah Nuradillah, Tuti, Ria dan Justuanus Tarigan. Mereka
HUMAS UNIMED
belajar bersama didalam perkumpulan tersebut. Seperti yang sering dikatakan oleh Safarudin Gayo “kita disini untuk sama‐sama belajar, karena Cah Gubug adalah keluarga yang sama‐sama belajar untuk mendalami sastra, dan bukan hanya sastra” dengan bermain teater menggunakan HATI. Tentu semua bertanya‐tanya, “Kenapa Cah Gubug? Apa arti dari Cah Gubug?” Cah Gubug berarti Anak‐anak yang senang berkumpul didalam. Seperti halnya anak‐ anak yang ada dipedesaan yang senang berkumpul di gubug‐gubug yang ada ditengah sawah misalnya. Seperi itulah kami mengartikan sebuah nama “Cah Gubug” Pada tahun 2011, masuklah angkatan ketiga, Cah Gubug memiliki perbedaan dengan komunitas‐komunitas lain yang menggunakan cara perekrutan untuk menarik anggota baru, menggunakan formulir, dsb. Namun, di Cah Gubug, anggota baru di ajak, dengan punya niat yang sama yaitu ingin sama‐sama belajar mengekspresikan kemampuan mereka, terkhusus teater. Masuklah 9 orang anggota baru yaitu, Nanda, Dianty, Artha, Dinda, Afrina, Vamila, Hasanah, Chorsalina, Sakinah. Dengan sama‐sama memiliki keinginan yang sama‐sama untuk sama‐sama belajar. Perkumpulan ini percaya dengan adanya Proses hingga sekarang. Dengan proses yang baik, maka akan menghasilkan Sesuatu yang baik pula. Tidak hanya teater, Cah Gubug juga bida menampilkan berbagai hasil karya dari anak‐anak mahasiswa yang ingin belajar itu seperti musikalisasi puisi, membaca puisi, menulis puisi, menulis cerpen. Hal ini juga dapat dilihat dari berbagai pertunjukkan yang sudah pernah dilakonkan diberbagai tempat oleh mahasiswa‐ mahasiswa yang tergabung didalam perkumpulan cah gubug tersebut. Anak‐anak Cah Gubug juga pernah memenangkan perlombaan Musikalisasi Puisi pada tahun 2012 yang diselenggarakan oleh HMJ Basastrasia, melakonkan berbagai teater seperti Teater Oek di Acara semarak budaya 2012 di FBS dengan naskah yang ditulis oleh salah satu anggota Cah Gubug yaitu Fitrah Nuradillah, melakonkan musikalisasi puisi karya Gus Muh “Kau ini bagaimana, atau aku harus bagaimana?” sebagai bintang tamu di acara Pertunjukkan teater wek‐ wek di Taman Budaya Sumatera Utara, Sebagai pengisi Acara di Acara seminar yang diselenggarakan di Auditorium Unimed tahun 2013. Cah Gubug sama‐sama memiliki impian untuk sama‐ sama memajukan dunia sastra khususnya teater, mengenalkan teater bisu yang jarang diketahui oleh orang banyak, mengikis krisis kepercayaan diri yang ada dalam diri mahasiswa‐mahasiswa sekarang ini. Cah gubug adalah keluarga kecil yang bahagia, cah gubug adalah saudara yang tidak pernah lelah untuk bermimpi, cah gubug adalah tempat bersandar dan belajar untuk sama‐sama belajar mengenal teater, mengenal dunia sastra, belajar untuk lebih peka dengan hal‐hal yang sering terjadi disekitar lingkungan. Dengan bersama kita pasti bisa. Dengan belajar kita pasti mampu. Karena mimpi berasal dari orang‐orang yang ercaya bahwa semua yang ada dalam mimpinya akan terwujud jika kita mau belajar bersama. Cah Gubug adalah keluarga, tawa, pengetahuan, dan kebersamaan.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
37
English Department Writing Club (EDWC)
KOMUNITAS MAHASISWA yang juga sebagai ketua HMJ‐BSI tahun ini berhasil terpilih sebagai juara 1 seleksi Mawapres FBS Unimed, dan masih banyak prestasi lain yang telah ditorehkan oleh kader EDWC HMJ‐BSI Unimed.
Gelitar (GebrakanLiterasi)
G
P
ada pertengahan oktober 2011, diresmikan oleh PD3 FBS Unimed, Dr. Daulat Saragih, M.Hum dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (HMJ‐BSI) Unimed, sebuah grup diskusi menulis ini dibentuk. EDWC adalah sebuah klub yang berorientasi pada penulisan karya tulis ilmiah. Klub ini didirikan oleh para pengurus HMJ‐BSI dengan berlandaskan tridarma perguruan tinggi, dikarenakan penulisan karya ilmiah yang didalamnya terkandung pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu, kurangnya kuantitas mahasiswa yang mampu menulis karya ilmiah mendorong semangat para pengurus HMJ‐BSI untuk mensosialisasikan ilmu dan pengalaman tentang penulisan karya ilmiah. Pada awalnya, peminat EDWC sangatlah sedikit dikarenakan kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang manfaat dari penulisan karya ilmiah dan juga karena kurangnya sosialisasi dari pengurus HMJ‐BSI. Namun, pada tahun berikutnya dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh para pengurus HMJ‐BSI, terutama pada saat penerimaan mahasiswa baru, dengan menunjukan prestasi‐prestasi para pengurus HMJ‐BSI dalam bidang penulisan untuk memotivasi para mahasiswa baru. Hingga saat ini, anggota dari EDWC berjumlah sekitar 80 orang. Biasanya, pertemuan regular EDWC dilakukan seminggu seminggu sekali, yakni setiap hari sabtu pada pukul 09.00 wib. Tutor yang menjadi pengajar pada EDWC adalah Irwan Saputra (Sastra Inggris/2010), yang memiliki beberapa prestasi nasional dan internasional dalam bidang penulisan karya ilmiah. Adapun kegiatan yang biasa dilakukan di EDWC adalah pengajaran teoretis mengenai karya tulis ilmiah, Focus Group Discussion (FGD), praktek penulisan karya ilmiah, observasi lapangan untuk mencari permasalahan dan solusinya, dan lain‐lain. Hingga saat ini EDWC sudah mencetak beberapa kader yang berprestasi di bidang karya tulis ilmiah. Seperti Via Tari Dipa Pencawan yang diundang untuk mengikuti diskusi panel di DPR karena esainya yang terpilih sebagai 25 besar terbaik se‐Indonesia, Kemudian Rahmad Husen
HUMAS UNIMED
elitar, berdiri pada hari rabu, 29 Mei 2013, merupakan komunitas yang bercita‐cita membangun dan mengembangkan sastra di semua kalangan sekaligus wadah untuk mengapresiasi karya sastra. Selain itu, Gebrakan Literasi menjadi wadah bagi mereka yang memiliki kecintaan terhadap sastra dan ingin mengembangkan kreativitas serta minat dan bakatnya di dunia sastra Indonesia. Komunitas ini dirintis oleh mahasiswa‐mahasiswi Sastra Indonesia FBS‐Unimed 2012 yang secara khusus dibentuk untuk membangun paradigma baru dalam bersastra. Bertindak sebagai penasehat, Muharrina Harahap, S.S. M. Hum., komunitas yang bersekretariat di Jl. Garu 1 No. 89 Medan ini memiliki visi mengukuhkan paradigma bersastra di kalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat sastra pada umumnya. Adapun misi dari komunitas ini adalah membentuk pemikir‐pemikir yang unggul dalam bersastra, berpikir dan berbuat untuk mengembangkan karya dalam sastra, menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan terhadap karya sastra serta mengapresiasi semua karya sastra, baik sastra lama dan modern.
“Berpikir ,Berbuat, dan Kreatif dalam Bersastra” demikian Gelitar menanamkan motto bagi setiap anggotanya. Beberapa kegiatan yang telah dirancang dan hendak dicapai seperti: mencipta karya sastra dan mempublikasikannya ke media massa, diskusi sastra, menampilkan sastra, pementasan sastra serta menerbitkan antologi sastra. Diketuai oleh Jakaria, Heny Anggreini sebagai sekretaris dan Dian Tiara sebagai bendahara, komunitas sastra yang bergeliat di lingkungan Universitas Negeri Medan dan baru saja terbentuk ini memiliki program kerja untuk satu semester, yakni: mencipta dan mengirim karya ke media dalam seminggu minimal 2 kali, perekrutan anggota baru, melakukan pertemuan 2 kali dalam sebulan, yaitu pertemuan tanpa mentor
KOMUNITAS MAHASISWA (mencipta, mengirim karya, dan diskusi), serta pertemuan dengan mentor ( mencipta, mengirim karya, dan diskusi sastra). Di dalam pertemuan diadakan penampilan sastra. Berikut dengan tema yang telah ditentukan bersama mentor tetap Gelitar, Rudi Hartono Saragih, Sartika Sari dan Wahyu Iskandar. KOMUNITAS MAHASISWA PECINTA SASTRA INDONESIA
P
ada awalnya salah seorang aktivis kampus yakni Dhani Sukma Agus Setiawan (mahasiswa Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Medan) memberi penawaran untuk membentuk sebuah perkumpulan yang berkonsentrasi pada ranah kepenulisan. Gagasan terssebut mendapat respon baik oleh Nurwidasari Lubis (mahasiswa Universitas Negeri Medan), Vera Puspita Liang Sari (mahasiswa Universitas Negeri Medan), Khairida Adzani (mahasiswa Universitas Negeri Medan), dan Isra Ghandi Yani Harahap (mahasiswa Universitas Negeri Medan). Keempat orang inilah sebagai pengagas perkumpulan ini, karena perkumpulan ini terbuka untuk semua kampus maka perkumpulan ini diberi nama Kompensasi (Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra Indonesia). Setelah melalui permusyawaraan panjang berdasarkan pemikiran‐pemikiran pengagas, maka Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra Indonesia (Kompensasi) dideklarasikan atau resmi dibentuk pada tanggal 03 Agustus 2009 di ruang C213 Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan. Komunitas ini kini beranggotakan sekitar 10 orang. Anggota tetap yakni Nurwidasari Lubis (Ketua Umum), Mustika Wati Siregar (Sekretaris), Isnayanti Lubis (Dokumenter), M. Irsyat A. Sungkunan Lubis (Pembina dan Ketua Litbang), Eka
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
38
Brenta Sembirng (Kordiantor Litbang Pengembangan), Vera Puspita Liang Sari (Anggota Humas), Rabbani Sinamo (Bendahara), Julaiha. S (Kordiantor Libang Penelitian), M. Sadri (Anggota Litbang Pengembangan), dan anggota magang Yakni Taufik Akbar Tanjung. Komunitas Mahasiswa Pecinta Sastra Indonesia berasaskan pancasila dan kekeluargaan. Merupakan organisasi kemahasiswaan yang bersifat independen, ilmiah serta profesional yang berorientasikan pada kemajuan, keahlian dan peningkatan potensi penulisan. Kompensasi bertujuan untuk melahirkan profesionalitas dan karakter penulis yang handal, memiliki dedikasi yang tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan aspek kepenulisan serta untuk memasyarakatkan karya ke tengah‐tengah masyarakat. Adapun visi Kompensasi adalah mengembangkan sastra indonesia dalam pembangunan bangsa. Misi komunitas ini adalah mempererat silaturahmi antar sesama penulis, mengoptimalkan pola pikir, berprilaku dan berbudaya sastra melalui pelatihan, memaksimalkan pengiriman karya ke media massa secara aktif, mengaplikasikan karya dalam bentuk seni pertunjukan, menerbitkan buku sastra, berkarya di media masa lokal dan nasional sesering mungkin. Prestasi Kompensasi adalah Juara III lomba cipta puisi “Parade Senja” via FB. Karya anak kompensasi pernah termaktub dalam berbagai buku yakni Kumpulan puisi “Parade Senja” (2011), Antologi puisi “mafela sastra” (2012), Antologi puisi “poetry‐poetry: flows into the sink into the gutter” (2012), Antologi puisi “menguak tabir” (2012), Kumpulan esai “mengingat guru” (2011).
KOMUNITAS TANPA NAMA (KONTAN)
“Berjiwa dengan kata, bermakna dengan karya, berkomunitas dengan kaluarga!” demikian Komunitas Tanpa Nama mengalirkan semangat pada setiap anggotanya. Komunitas ini baru terbentuk di awal bulan Agustus 2010 dan hanya beranggotakan sepuluh orang yang kesemuanya mahasiswa stambuk 2010 (mahasiswa baru) Unimed. Namun, walau terbilang baru karya para
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
39
anggota telah tembus di beberapa surat kabar, seperti Medan Bisnis, Analisa dan Waspada. Inilah terobosan sekaligus kenekadan para mahasiswa yang berprinsip kedewasaan bukan hanya ditentukan dari segi usia, tetapi juga dari segi kematangan berpikirnya. Kegilaan yang layak diapresiasi, sebab yakin dan percaya komunitas ini akan mampu bersaing dalam kancah sastra. Kontan, merupakan komunitas yang menampung imaji‐ imaji kata bagi semua pencinta kata yang lalu merangkainya menjadi sesuatu yang indah. Lahir dari rahim pikir punggawa sastra pada 09 Agustus 2010, Rudiansyah Siregar, Sartika Sari, Robby Subrata, Mukhlis Al Anshor, Mhd. Muslim Bahri, dan Sri Rahayu Harahap bersama anggota yang lain menggeliatkan sastra hingga eksistensi dari para penguhuniya telah diapresiasi beberapa media massa, antara lain; Harian Medan Bisnis, Harian Analisa, serta Harian Waspada dan sudah ada beberapa karya yang termaktub di beberapa buku antara lain Antologi puisi "Cahaya", Antologi puisi "Kanvas Sastra", antologi cerpen "Mah'yang" dan cerita fiksi 300 kata dalam buku "Kampung Horas", “Bumi Indonesia Kami Tercinta” dan masih banyak yang lain bahkan telah merambah hingga ke kancah nasional. Selain itu, kegiatan yang rutin dilakukan Komunitas Tanpa Nama ini merupakan kegiatan acapkali dilakukan para anggota, pembacaan puisi, musikalisasi puisi atau bahkan pertunjukan puisi.
Anggota Kontan di undang mengisi acara PAMB Unimed 2012 (Penerimaan Akademik Mahasiswa Baru).
HUMAS UNIMED
KOMUNITAS MAHASISWA Selain menampilkan baca puisi sekedar apresiasi, kontan juga pernah di undang komunitas Cinta Kupu meramaikan acara Pemerhati penyakit Lupus di hotel Garuda Medan.
KOMUNITAS TEATER KAMPUNG
T
epat pada 15 Januari 2013, KOTEKA (Komunitas Teater Kampung) bertempat di Open Stage Universitas Negeri Medan, diresmikan. Komunitas teater ini merupakan revolusi dari komunitas Teater Kadera (Karya Daerah) yang merupakan bentukan mahasiswa dari beberapa Universitas ternama di kota Medan. Namun karena kesibukan masing‐masing, dan sudah tidak ada lagi kepedulian satu sama lain demi kemajuan bersama, Teater Kadera vacum pada bulan ke 7 kelahirannya dna terpaksa dinonaktifkan. Hingga kemudian, Koteka dibentuk sebagai bentuk semangat baru untuk tetap mempertahankan eksistensi berkarya mahasiswa di jagad perteateran Indonesia. Adapun visi komunitas ini adalah mengukuhkan kembali kesadaran, kepercayaan diri, semangat serta keinginan Koteka sebagai teater terpelajar yang berideologi, berwawasan luas, super‐kreatif, berkarakter dan inklusif dalam bingkai peradaban global. Dibarengi dengan misinya yaitu memberikan ruang penyadaran akan posisi, tugas, serta tanggung jawab Koteka sebagai teater terpelajar, memberikan ruang penyadaran tentang ideologi sebagai pandangan hidup Koteka, dari ideologi itulah akan muncul karakteristik, memberikan penyadaran bahwa teater adalah Ilmu, memberikan ruang dialektika bagi Koteka untuk saling berbagi, memberikan pemahaman tentang pentingnya kreatifitas dalam berkarya yang akan memacu semangat untuk berprestasi. Dibawah binaan Deni Denny E. Pratama, S.Pd, Koteka yang saat ini beranggotakan 29 mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia telah menjadi bintang tamu di acara HUT UISU, beberapa hasil karya anak Koteka pernah di muat di media massa Lokal, beberapa naskah drama
KOMUNITAS MAHASISWA dari anak Koteka pernah diperankan pada acara Islami, beberapa anak Koteka menjadi MC di acara Sarasehan “Meningkatkan kreativitas melalui Komunitas” yang dilaksanakan di Ruang Pameran TBSU. Rumah Komunitas Kreatif Mahasiswa Bahasa Jerman Unimed (Der Gank)
R
umah Komunitas (DER GANK) didirikan sebagai sarana bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Bahasa Jerman yang mempunyai hobby, minat ataupun bakat dalam bentuk kreasi/kreativitas apa saja selain dari mata kuliah Bahasa Jerman yang di pelajarinya di kelas/ruang perkuliahan. Di dalam Rumah Komunitas ini, di harapkan mahasiswa dapat mengembangkan minat dan hobinya, selain sebagai sarana pengembangan kreativitas. Sesuai dengan moto dari Universitas Negeri Medan yaitu Character Building (Pengembangan Karakter) di harapkan mahasiswa dalam Prodi Bahasa Jerman dapat mengembangkan Soft Skill melalui pengembangan minat dan bakat yang dimiliki melalui Rumah Komunitas ini. Hal ini juga sejalan dengan program‐program DAAD dan Goethe Institut sebagai lembaga pendidikann, seni dan budaya dari Kedutaan Jerman. Dengan kata lain Rumah Komunitas (DER GANK) merupakan wadah dalam pengembangan karakter mahasiswa, harapannya melalui Rumah Komunitas ini Prodi Bahasa Jerman dapat menghasilkan lulusan‐lulusan atau sarjana‐sarjana yang tidak hanya terampil akan bahasa jerman saja, tetap mempunyai keahlian lain. Rumah Komunitas Kreatif Mahasiswa Bahasa Jerman (Der Gank), merupakan salah satu dari beberapa komunitas yang aktif dalam berbagai kegiatan,baik di Fakultas Bahasa dan Seni maupun Universitas Negeri Medan. Rumah Komunitas yang lahir pada 13 Januari 2012 ini telah merangkumkan beberapa kegiatan, salah satunya Oktoberfest yang diadakan Prodi Bahasa Jerman pada 30‐31 Oktober 2012 lalu. Di kegiatan ini, Rumah Komunitas merupakan penyumbang terbesar di dalam acara tersebut, mulai dari Theater Gank,Musik Gank, Mundkunst,Foto Gank,dan Der Tanz. Theater Gank menampilkan aksi Flashmob, Mundkunst sebagai pembaca acara, Musik Gank sebagai pengiring music,Foto Gank sebagai Fotografer dan Der Tanz sebagai pengisi acara tari. Rumah komunitas ini juga terbuka bagi mahasiswa yang ingin mendalami bagian ataupun bidang kreativitas yang terdapat di dalam Rumah Komunitas ini yakni:
HUMAS UNIMED
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
40
KOMUNITAS DEBAT (MUNDKUNST) Komunitas ini membina minat mahasiswa prodi Bahasa Jerman Unimed untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Didalam kegiatan komunitas ini mahasiswa dapat menerapkan program‐program dalam upaya peningkatan kompetensi berbahasa terutama berbicara seperti debat, berpidato, penterjemah (tolog), orator, reporter. Komunitas ini berharap dapat melahirkan debator, orator, reporter dan tolog (penerjemah) yang handal. KOMUNITAS PHOTOGRAPI (FOTO GANK) Komunitas ini tempat berhimpunnya para mahasiswa yang hobi dalam kegiatan seni foto (Photograpi). Program yang dapat dilakukan seperti edukasi tentang seni foto misalnya workshop, seminar, dll. Kemahiran berfoto ini dhiarapkan dapat menjadikan mahasiswa menjadi photografer yang profesional dan handal sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang profesional pula sesuai dengan kebutuhan era modern sekarang ini. KOMUNITAS MUSIK (MUSIK GANK) Musik adalah salah satu seni yang menjiwai setiap proses kegiatan manusia dalam berkehidupan. Dalam wadah ini mahasiswa dapat mengembangkan hobinya dalam seni musik. Dalam kompetensi berbahasa, musik merupakan salah satu wadah dalam media pengajaran dan pembelajaran. Dengan musik suasana belajar dapat berubah tidak monoton dan hidup lebih kreatif dan menyenangkan. Output: Paduan suara dan pemusik profesional. KOMUNITAS FILM (FILM GANK) Wadah ini adalah tempat berkumpulnya mahasiswa penggemar Film. Media Film digunakan sebagai Media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berbahasa. Kegiatan pemutaran film dan diskusi setelahnya adalah salah satu upaya penerapan metodik didaktik pembelajaran bahasa multi media. Dengan film tersebut mahasiswa
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
41
KOMUNITAS MAHASISWA
dapat mendalami pengetahuan lintas budaya dan kolaborasi antar komunitas seperti komunitas debat. Output: Orator film, penterjemah, dan narasumber. KOMUNITAS THEATER (THEATER GANK) Wadah ini tempat para mahasiswa berkumpul dalam mengembangkan minat dan bakat dalam seni teater dan seni peran. Kemampuan berbahasa dapat dikembangkan dalam seni teater atau seni peran ini. Dengan teater mahasiswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil di depan umum (di masyarakat) sekaligus sebagai seorang pekerja seni. KOMUNITAS TARI (TANZ GANK) Komunitas ini tempat berhimpunnya para mahasiswa yang hobi dalam kegiatan seni tari. Kemampuan dalam gerak tubuh dapat dikembangkan dalam seni tari ini. Banyak tari‐tarian yang bisa dikembangkan terutama tarian daerah. Dengan ini mahasiswa dapat meningkatkan kebudayaan daerah yang banyak telah hilang oleh zaman. Output: Penari Profesional, Narasumber, dan Pengamat Tari Profesional. KOMUNITAS FUTSAL (DEUTSCH ABTEILUNG FUSSBALL) Wadah ini tempat para mahasiswa berkumpul dalam mengembangkan minat dan bakat dalam kegiatan futsal. Futsal sekarang ini sudah banyak digemari oleh mahasiswa. Banyak diadakan pertandingan antar universitas. Dengan ini mahasiswa dapat meningkatkan hobinya dalam bermain sepakbola/futsal. Output: Pemain Futsal Profesional, Narasumber, dan Pelatih. Rumah Komunitas Kreatif selalu menngambil bagian dalam setiap kegiatan di Fakultas Bahasa dan Seni. Seperti, Pembukaan event Amelia d' Amelia beberapa bulan lalu, yaitu aksi Para Zombie dari Theater Gank dan UPS (Unimed Photographi Society). Konsepnya adalah seluruh zombie diposisikan di tiap‐ tiap lantai di FBS, keluar menakut‐nakuti seluruh mahasiswa dan citivas fakultas bahasa dan seni, kemudia seluruh zombie berjalan menuju titik kumpul di pelataran parker Fbs, dan tiba‐tiba Para MIB (UPS)
HUMAS UNIMED
menjadi ekskutor para Zombie, dan seketika para zombie mati akibat tembakan dari MIB. Dan akhir acara tersebut aksi Hunting bareng antara Theater Gank,UPS dan OMA. Acara ini mendapatkan respon baik dari seluruh mahasiswa FBS. Rumah komunitas Bahasa Jerman juga telah banyak
melakukan kegiatan di luar kampus, baik dalam pengembangan minat dan bakat mahasiswa prodi bahasa jerman maupun pengembangan mutu belajar bahasa jerman. Untuk kedepannya, rumah komunitas terus melakukan kegiatan‐kegiatan positif dan mendukung visi dan misi Universitas Negeri Medan.
MAJALAH UNIMED EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
42
Marina K. Simorangkir, S.Sos Lahir di Medan, 30 Maret 1979 Bertugas di Humas Unimed sejak 2003
Bapak Tappil Rambe, S.Pd. M.Si., selaku kepala Humas Universitas Negeri Medan terus berupaya melakukan berbagai terobosan dan gagasan bersama tim humas untuk perubahan kearah lebih baik dalam meningkatkan pencitraan Unimed kepada publik. Bentuk rancangan yang akan difokuskan adalah memelihara dan menjalin baik hubungan yang terus terjaga dengan para jurnalis dan media masa lokal dan nasional. Selain itu melakukan berbagai kegiatan pelatihan dan workshop yang menunjang peningkatan kualitas SDM Humas. Para petugas humas dengan tanggung jawab internal yang tinggi harus mampu bersinergi terus dengan media massa dan melayaninya lebih dari sekedar sebagai kolega, namun harus sering duduk bersama dalam membatu
Unimed untuk berperan dalam pencitraan. Paran tim humas dituntut untuk secara serempak membangun konsensus dan pemahaman, menciptakan kepercayaan dan harmoni, pandai bicara dan mempengaruhi opini publik, mengantisipasi konflik dan menyelesaian perselisisihan internal. Salah satu konsep dasar dari praktik humas adalah mengetahui siapa yang menjadi pendengar atau pemirsa. Bagi praktisi humas global, ini berarti mengetahui khalayak merupakan kewajiban sehingga akan menyesuaikan harapan dan tantangan. Untuk itu, dibutuhkan keahlian khusus termasuk kemampuan berkomunikasi aktif secara santun, beretika, dan bermoral baik, serta memiliki skill kehumasan untuk menunjang tugas dan fungsi yang diamanahkan pimpinan kepada personil humas.
HP. 081260740412
Syahruddin Siregar Lahir di Medan, 05 Oktober 1961 abangda Ucok Humas sebagai petugas humas Unimed sejak 1999, HP. 081362329143
Arfi Lubis, S.Kom Medan, 05 Oktober 1979 Bertugas di Humas Unimed sejak 2004 HP. 081361111534
Drs. H. Aspikar
:
Jihan Siska
HUMAS UNIMED
Jihan Siska Bertugas di Humas Unimed sejak 1 Juni 2013 HP. 081263609210
9 772087 380009