MODUL
III.
MORFOLOGI POHON
Modul ketiga membahas tentang pengertian morfologi pohon, dimana morfologi pohon tidak jauh berbeda pemahamannya dengan morfologi tumbuhan berbunga tingkat tinggi. Kemudian penjelasan terperinci mengenai tiap bagian tumbuhan dari akar sampai buah. Dan pemilahan tiap unit dalam tiap bagian akar, batang, daun, bunga dan buah yang menjadi penciri dari jenis pohon.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Pada akhir pembelajaran modul morfologi pohon para mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan bagian-bagian pohon dan fungsinya. 2. Menguraikan tiap bagian-bagian pohon dengan ciri-ciri pembeda yang unik pada setiap bagian. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah menyelesaikan modul ketiga tentang morfologi khususnya pohon, mahasiswa akan: 1. Menjadi terampil dalam menguraikan ciri-ciri tiap jenis pohon baik dalam bentuk specimen herbarium maupun tumbuhan hidup di habitat alaminya. 2. Mampu membedakan ciri khusus dari jenis yang dipelajari berdasarkan spot karakter jenis dimaksud.
III-1
3. Mengerti dan dapat menggambarkan dengan jelas variasi bentuk dan warna dari tiap bagian pohon.
Morfology berasal dari kata morf= bentuk, rupa, bagian; dan logos=ilmu, sehingga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai bagian atau komponen dari sesuatu hidupan, dapat terjadi pada hewan, tumbuhan dan mikroorganisma. Terkait dengan pelajaran Dendrologi, maka bagian tumbuhan yang akan dipelajari baik bentuk, warna dan coraknya antara lain: a) akar, b) batang/kulit, c) daun, d) bunga dan e) buah. Morfologi pohon tidak jauh berbeda dengan morfologi tumbuhan berbunga tingkat tinggi, hanya saja terjadi variasi dalam bentuk, warna dan aromanya.
3.1.
Akar (Root system) Akar cenderung tumbuh kea rah bawah atau masuk dalam permukaan tanah, menjauh dari cahaya dan menuju sumber air. Sebagaimana aturan umumnya, pada akar jarang dijumpai adanya helaian daun ataupun kuncup. Peran utama akar adalah sebagai penopang keseluruhan tumbuhan (pohon), merupakan media serapan air dan nutrisi dan sarana transportasinya. Meskipun demikian, akar sudah beradaptasi untuk memenuhi beragam fungsi lainnya. Seperti untuk bernapas khususnya pada jenis yang biasanya tumbuh pada jenis pohon lain (inang) yang lebih dikenal dengan sebutan akar udara (Aerial root), lahan basah yang disebut akar nafas (Aerasi root) umumnya pada
III-2
tumbuhan mangrove, pada jenis liana yang melekat erat (attached root), dan supporting root atau prop root yang umumnya pada jenis Bambosaceae dan Poaceae. Bagian dari tumbuhan yang umumnya berada dibawah permukaan tanah, tetapi ada juga yang sebagiannya nampak di atas permukaan tanah atau keduanya. Pada akar biasanya terdiri atas:
3.2.
•
rambut akar (berfungsi sebagai suatu area permukaan yang luas untuk penyerapan),
•
ujung akar (merupakan area di mana terdapat divisi cel), dan
•
tudung akar (pelindung dan pelumas pada saat pertumbuhan akar).
•
Fungsi lainnya juga sebagai jangkar pada tanah,
Batang/Kulit (Stem/Bark) Batang pohon cendrung berada di atas permukaan tanah, tegak, dapat menopang dirinya dan umumnya diselimuti oleh kulit sehingga pencirian pada bagian batang biasanya didekati dari bentuk dan variasi kulit. Ada yang halus, beralur ataupun mengelupas, sehingga sering digunakan pada saat karakteristik jenis. Terkadang pada bagain batang dijumpai keluarnya getah denga aroma dan warna yang juga bervariasi, dan ini juga dapat digunakan dalam proses identifikasi atau pencirian family sampai level jenis. Biasanya juga berujung dalam bentuk kuncup dan memiliki daun, kuncup samping dan organ reproduksi. Percabangan samping muncul pada sudut antara daun dan batang. Umumnya terdiri dari jaringan pembuluh, batang juga berfungsi menopang daun, bunga dan buah. Selain itu merupakan sarana transportasi air dan nutrisi lanjutan III-3
setelah akar. Terkadang batang juga dapat berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesa seperti pada jenis Ruscus aculeatus di mana batangnya memiliki zat hijau daun karena struktur batangnya Nampak seperti dan bertindak sebagai daun. Kemudian sebagai tempat penyim panan makanan seperti pada famili Zingiberaceae (Zingiber officinale) di mana bagian batang yang terdapat di bawah permukaan tanah yang tumbuh secara horizontal biasanya tebal, berdaging dan mengeras seperti kayu. Bentuk lainnya juga terlihat pada jenis Crocus sp yang memiliki batang pendek dan mengembung vertical dan terdapat beberapa buku-buku. Berkembang dan tumbuh dibawah tanah. Bentuk yang lain juga yaitu memanjat (climbing/tendril) seperti pada jenis palem. Membedakan apakah modifikasi batang dimaksud atau daun adalah sangat sulit. Posisi dan kehadirannya mengurangi scale daun menjadi pentunjuk dalam karakterisasi.
3.3.
Daun (Leaf/Leaves) Daun adalah tempat utama terjadi proses fotosintesa-produksi karbohidrat menggunaka cahaya matahari atau dapur dari tumbuhan. Daun fotosintetik biasanya tipis, memiliki permukaan daun cukup luas, dan terletak pada posisi maksimum untuk serapan cahaya. Akan tetapi daun dapat beradaptasi untuk kepentingan lain termasuk makanan dan simpanan air, penyokong dan pertahanan pada pohon. Pohon memiliki tipe daun tunggal dan majemuk yang dapat dibedakan dengan kehadiran stipula/stipules-daun penumpu, bila sudah kering atau rontok meninggalkan
III-4
bekas luka pada pangkal daun. Daun penumpu ini biasanya terletak di bawah pangkal daun. Sehingga tetap akan mudah terlihat oleh kasat mata. Daun memiliki beragam bentuk dan ukuran, dan banyak karakter yang digunakan dalam klasifikasi dan proses identifikasi. Pencirian daun dapat dimulai dari apakah daun itu tumbuh tunggal atau majemuk. Daun tunggal hanya terdiri dari satu helaian daun saja, sedangkan daun majemuk terdiri dari banyak helaian anak daun (leaflet). Selanjutnya pencirian ke bentuk daun, letak susunan daun pada tangkai, kemudian wujud bagian pangkal dan ujung daun. Lebih jauh akan dideskripsi bagaimana bentuk pertulangan daun, pinggiran daun, kemudian apakah daun itu memiliki tangkai atau langsung helaian daunnya duduk pada tangkai. Bagaimana bentuk dari tangkai daunnya, apakah menyelubungi batang atau tidak (Gambar 3 dan Lampiran 2.).
III-5
Gambar 3.1. Beberapa karakter dalam pencirian daun pada pohon.
3.4.
Bunga /Perbungaan (Flower (s)/Inflorescence (s)) Bunga merupakan bagian tumbuhan yang cukup penting bagi perkembangbiakan karena fungsinya sebagai alat reproduksi. Bunga dapat digambarkan sebagai batang yang sangat pendek (receptacle) yang menopang komponen bunga secara berurutan. Pada bagian ujung dari tangkai, sehingga komponen bunga terlihat duduk pada bagian tengah dari bunga, yaitu organ betina bunga (gynoecium). Berikutnya
III-6
adalah organ bunga jantan (androecium), dan selanjutnya pada bagian luar dari bunga terletak mahkota (petal) dan kelopak (sepal). Struktur bunga memiliki alat reproduksi betina (gynoecium- pistil-putik), alat reproduksi jantan (androecium-stamen-benang sari), perhiasan bunga (perianth) dan tangkai bunga (pedicel). Pada bagian ujung pedicel terletak komponen yang disebut dudukan bunga (receptacle). Bunga dikatakan lengkap (complete flower) jika memiliki semua komponen bunga (calyx, corolla, stamens, pistil). Bunga yang kekurangan salah satu komponen akan disebut sebagai bunga tidak lengkap (incomplete flower). Kemudian bunga akan disebut sempurna jika memiliki kedua alat reproduksi (androecium dan gyneocium) dalam satu kuntum. Jika salah satu tidak hadir maka disebut bunga tidak sempurna (imperfect flower). Modifikasi dari 4 komponen dasar bunga (sepal, petal, androecium dan gynoecium), bersama dengan bagaimana sekelompok bunga tersusun dalam suatu tangkai perbungaan, mengarah ke dunia keragaman bunga yang berlimpah. Detail dari morfologi bunga membentuk dasar dari klasifikasi tumbuhan berbunga, sehingga ketepatan deskripsi adalah dasar dalam identifikasi pohon. Alat reproduksi betina (gynoecium- pistil (putik) yang terdiri dari kumpulan semua organ bunga betina yang mengandung satu atau lebih karpel dan karpel tersusun atas kepala putik (stigma) – tempat penerimaan serbuk sari dari organ bunga jantan untuk berlangsungnya penyerbukan (germination), tangkai putik (style) – bagian yang panjang dari karpel menopang kepala putik, umumnya pada bagian ujungnya, bakal buah (ovary) – bagian berongga pada dasar putik yang mengadung bakal biji (ovules),
III-7
Bakal biji (ovules) sturktur dalam tabung bakal buah yang mengandung sel telur dalam kantong embrio. Bakal biji berkembang menjadi biji setelah proses penyerbukan terjadi (fertilisasi). Alat reproduksi jantan (androecium-stamen-benang sari) merupakan kumpulan benang sari yang terdiri kepala sari (anther)- biasanya berbelah bilobed, dan mengandung serbuk sari (polen), dan tangkai sari (filament-stalk). Serbuk sari akan sampai ke kepala putik melalui bantuan angin, air, serangga atau burung yang sering disebut sebagai pollinator (fasilitator yang membantu dalam proses penyerbukkan bilamana bunga tidak mampu melakukannya sendiri (sel- pollination). Perhiasan bunga atau pembungkus bunga biasanya di bagi dua bagian luar kelopak bunga (Calyx)- yang terdiri atas sekumpulan kelopak (sepal), bagian dalam adalah mahkota bunga (corolla)- yang terdiri dari sekumpulan mahkota (petal). Terkadang petal dan sepal susah dibedakan, petal juga terkadang menyatu atau tidak terlepas-lepas sehingga disebut synpetal. Bunga yang karpelnya menyatu disebut syncarpous, sementara yang karpelnya terpisah disebut apocarpous. Untuk mengetahui atau menduga jumlah karpel didalam bunga yang karpelnya menyatu (syncarpus gynoecium) dapat dihitung dari jumlah: a) Kepala putik (stigmas) dan tangkai putik (styles); b) Lapisan pada dinding bakal buah (ovary); c)
Kompartement (Lucoli) didalam bakal buah (ovary); dan
d) Placenta.
III-8
Keragaman struktur bunga dapat dikelompokan berdasarkan: a) posisi bakal buah (ovary) terkait dengan perhiasan bunga; b) kondisi perhiasan bunga; c) bagian perhiasan bunga lepas atau menyatu; dan d) penampakkan simetris (symmetrical feature). Letak ovary bunga pada receptacle dapat dibedakan dalam tiga kriteria: a) hypogynous (superior ovary)-letak bakal buah di atas dudukan bunga (receptacle); b) perigynous (around ovary)-letak bakal buah diantara dudukan bunga; c) epigynous (inferior ovary)-letak bakal buah di bawah dudukan bunga. Bunga juga dapat dibedakan dari kondisi perhiasannya dalam tiga kategori seperti: a) kelopak yang lepas ketika kuncup mekar, b) petalnya berkurang menjadi nectar, dan c) petal dan sepalnya susah dibedakan (tepals). Bunga juga dapat dibedakan atas lepas dan menyatunya komponen bunga yaitu: a) bagian kelopak, mahkota, benang sari dan putik terpisah (sepals, petals, anthers, dan carpels free); b) bagian kelopak dan karpel menyatu, tetapi kelopak lepas (Sepals fused, petals free, carpels fused); c) bagian mahokta dan karpel menyatu, tetapi kelopak lepas (Petals fused, sepals free, carpel fused). Bunga dibedakan dari penampakan melintang ketika dilipat yaitu: a) bunga actinomorphic yang dilipat simetris secara radial (radially symmetrical); b) bunga zygomorphic yang hanya dapat dilipat sekali (bilateral symmetrical).
III-9
Perbungaan merupakan sekumpulan bunga yang tersusun dalam suatu tangkai perbungaan (peduncle). Selain itu perbungaan juga dikenal sebagai perawakan reproduktif yang menghasilkan bunga. Sehingga dapat dikategorikan dalam: a) cyme-setiap bunga tumbuh terminal pada pelepah dan bertumbuhan secara berurutan dari samping pelepah bunganya, b) spike- tanpa tangkai bunga, c) raceme- dengan tangkai bunga tumbuh berkelanjutan pada ujung tangkai bunga sampai kuntum terakhir terbentuk, d) panicle-memiliki percabangan tangkai perbungaan, e) corymb-tangkai bunga (pedicel) tersusun secara alternative pada tangkai perbungaan (peduncle), f) umbel-tangkai bunga muncul dan menumpu pada ujung tangkai perbungaan dan menyerupai kerangka payung, dan g) capitulum-tanpa tangkai bunga dan semua bunga duduk dalam satu cakram Keseluruhan kriteria letak susunan bunga dalam suatu tangkai perbungaan dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 4a-b. Kemudian dalam morfologi bunga dapat dipelajari dengan mengetahui rumus (atau formula bunga) yang bisa dilihat pada lampiran 5. Dimana formula bunga merupakan prasarana yang sangat berguna dalam proses deskripsi bunga.
III-10
3.5.
Buah (Fruit) Buah merupakan komponen pohon yang terbentuk setelah terjadi sernagkaian proses penyerbukan dan pembuahan. Buah pada pohon juga dapat dibedakan berdasarkan: a) kelompok tumbuhan berpembuluh yang buahnya memiliki biji terbuka atau tanpa pembungkus (gymnosperma- berasal dari kata gymnos-telanjangterbuka, sperm: benih-biji) dan; b) kelompok tumbuh berpembuluh yang buahnya memiliki biji terbungkus atau tertutup (angiosperma-berasal dari kata angion:wadah-tempat, sperm: benih-biji). Berdasarkan penampakkan bentuk buah dapat dibedakan atas: a) buah berpembungkus kering (pericarp dry); b) buah berpembungkus basah dan berdaging ( pericarp fleshy); Buah yang kulitnya kering dapat dibedakan atas buah yang dihasilkan dari satu karpel dan satu biji (indehiscent). Pada beberapa jenis, ovary kemungkinan terpilah menjadi 1 biji per kompartemen. Buah yang dihasilkan dari 1 karpel yang memiliki banyak kompartemen (dehiscent). Lebih jauh tipe buah ini dapat dibedakan dari cara pembukaan pembungkusnya ada yang satu sisi saja yang terbuka (follicle) dan ada yang kedua sisi seedpod-nya terbuka serempek seperti pada jenis legume atau family Fabaceae. Selain itu buah dehiscent yang terdiri lebih dari satu karpel atau dalam kapsul beberapa diantara dapat dibedakan dari cara terbuka seedpod-nya (Lampiran 5.).
III-11
Buah yang berdaging (atau kulitnya basah dan tebal) terbagi menjadi dua kategori yaitu: a) buah dengan dua lapisan dalamnya (mesocarp dan endocarp) basah atau berair; umumnya terdapat pada jenis buah bery; b) buah dengan dua lapisan dimana lapisan bagian dalam berkayu (endocarp woody).
Pertanyaan: 1. Jelaskan pemahaman anda mengenai bagian-bagian pohon dan fungsinya? 2. Uraikanlah ciri-ciri dari satu jenis pohon yang diketahui? 3. Sebutkanlah salah satu karakter yang disorot pada bagian daun, bunga dan buah dari family, marga, dan jenis yang diamati?
Pustaka yang direkomendasikan: Judd WS, CS Campbell, EA Kellogg, and PF Stevens, 1999. Plant systematic: A Phylogenetic approach. Massachusetts. USA.
III-12