PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MODEL VERHULST DETERMINISTIK DAN STOKASTIK Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika
Oleh : Happy Christanti NIM: 123114001
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DETERMINISTIC AND STOCHASTIC VERHULST MODEL
Thesis
Presented as a Partial Fulfillment of the Requirement to Obtain the Sarjana Sains Degree in Mathematics
By : Happy Christanti Student Number: 123114001
MATHEMATICS STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Maret 2016 Penulis,
Happy Christanti
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma 12:12)
Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertaiku Mama, Papa dan Kakak tercinta yang selalu mendukungku
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Dinamika populasi merupakan salah satu penelitian di bidang matematika biologi yang paling aktif. Pada skripsi ini akan dibahas model Verhulst dan beberapa pengembangannya, seperti model Verhulst dengan batas bawah, model pemanenan Schaefer, model penyebaran teknologi, dan model Verhulst dengan laju pertumbuhan tidak konstan. Model Verhulst dan beberapa pengembangannya tersebut akan diselesaikan secara analitik. Kita juga akan memeriksa kestabilan titik ekuilibrium dan menyajikan grafik dengan menggunakan Matlab atau Maple. Lebih lanjut lagi, kita akan mengkonstruksi model stokastik Verhulst dengan mempertimbangkan derau putih yang berasal dari gerak Brown ke dalam model deterministik yang bersesuaian. Kita selesaikan model stokastik tersebut menggunakan kalkulus stokastik Ito.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Population dynamic is one of the most active research areas in mathematical biology. In this thesis we will discuss the Verhulst model and some of its modifications, such as Verhulst model with lower threshold, harvesting model of Schaefer, spreading-technology model, and Verhulst model with time dependent growth rate. Some of these models will be solved analytically. We also investigate the stability of the equilibrium solutions and present some simulations by using Matlab or Maple. Furthermore, we will construct a stochastic Verhulst model by incorporating a white noise coming from Brownian motion to the corresponding deterministic model. We solve the stochastic model by using Ito’s stochastic calculus.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbing penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata satu (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) pada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini melibatkan banyak pihak yang membantu penulis dalam menghadapi berbagai macam kesulitan dan hambatan selama proses penulisan skripsi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Hartono, Ph.D selaku Kaprodi Matematika dan Dosen Pembimbing Akademik. 2. Bapak Dr. rer. nat. Herry P. Suryawan, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Romo Prof. Dr. Frans Susilo, SJ., Ibu M. V. Any Herawati, S.Si., M.Si., Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., dan Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si., M.Si. selaku dosen-dosen
prodi
matematika
yang
telah
memberikan
banyak
pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan. 4. Bapak/Ibu dosen/karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah berdinamika bersama selama penulis berkuliah.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Teman-teman Matematika 2012: Boby, Ajeng, Tika, Oxi, Putri, Juli, Ferni, Risma, Ega, Rian, Budi, Lia, Anggun, Sila, Noni, Arum, Dewi, Ilga, Amanda, terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, semangat dan bantuan selama proses perkuliahan. Banyak suka dan duka, namun tidak ada kata menyerah. 6. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat: Kak Indra, Kak Ensi, Kak Ochi, Kak Jojo, Kak Ayu, Kak Tika, Kak Pandu, Kak Ratri, Kak Astri, Ambar, Bintang, Inge, Dion, Rey, Agung, Bella, Monik dan yang lainnya, terimakasih untuk semangat dan dukungannya. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam proses penulisan skripsi ini. Semoga segala perhatian, dukungan, bantuan dan cinta yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Tuhan Yesus Kristus. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi referensi belajar yang baik.
Yogyakarta, 31 Maret 2016 Penulis,
Happy Christanti
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Happy Christanti
Nomor Mahasiswa
: 123114001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MODEL VERHULST DETERMINISTIK DAN STOKASTIK beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 31 Maret 2016
Yang menyatakan
(Happy Christanti)
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi ABSTRAK ..........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ix LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................xi DAFTAR ISI .......................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1 A. Latar Belakang....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................7 C. Batasan Masalah .................................................................................7 D. Tujuan Penulisan ................................................................................8 E. Manfaat Penulisan ..............................................................................8 F. Metode Penulisan ...............................................................................8 G. Sistematika Penulisan .........................................................................9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL ............................................................11 A. Persamaan Diferensial Biasa ..............................................................11 1. Persamaan Diferensial .................................................................11 2. Persamaan Diferensial Linier ......................................................12 3. Persamaan Diferensial Variabel Terpisah ...................................14 B. Persamaan Diferensial Stokastik ........................................................16 1. Teori Peluang...............................................................................17 2. Integral Ito ...................................................................................32 3. Persamaan Diferensial Stokastik .................................................54 BAB III MODEL VERHULST DETERMINISTIK...........................................58 A. Model Pertumbuhan Populasi Verhulst ..............................................64 1. Penyelesaian Model Verhulst .....................................................65 2. Analisa Kualitatif Model Verhulst ..............................................69 B. Beberapa Pengembangan Model Pertumbuhan Populasi Verhulst ....74 1. Model Verhulst dengan Batas Bawah (Threshold) .....................74 2. Model Pemanenan Schaefer ........................................................88 3. Model Penyebaran Teknologi......................................................96 4. Model Verhulst dengan Laju Pertumbuhan tidak Konstan .........101 BAB IV MODEL VERHULST STOKASTIK ...................................................113 A. Model Pertumbuhan Stokastik yang Memuat Derau yang Berasal dari Gerak Brown ...............................................................................113 B. Penyelesaian Model Verhulst Stokastik .............................................115
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP ..............................................................................................125 A. Kesimpulan .........................................................................................125 B. Saran ...................................................................................................127 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................129 LAMPIRAN ........................................................................................................131
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Grafik Fungsi Densitas Peluang ......................................23 Gambar 2.2 Contoh Lintasan Sampel Gerak Brown dengan
...........31
Gambar 2.3 Ilustrasi geometri integral Riemann ..............................................33 Gambar 2.4 Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes
.......................................39
Gambar 2.5 Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes
.......................................40
Gambar 3.1 Grafik Penyelesaian Model Malthus saat
.........................59
Gambar 3.2 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan
dan
...................................................................................................................62 Gambar 3.3 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan
dan
...................................................................................................................63 Gambar 3.4 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan
dan
..................................................................................................................63 Gambar 3.5 Grafik Penyelesaian Model Verhulst dengan
...................73
Gambar 3.6 Grafik Penyelesaian Model Verhulst dengan Batas Bawah dengan ,
, dan
...................................................................................87
Gambar 3.7 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat
dan
..............................................................................................................93 Gambar 3.8 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat
,
, dan
..............................................................................................................94 Gambar 3.9 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat
,
, dan
..............................................................................................................95 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.10 Grafik Penyelesaian Model Penyebaran Teknologi saat , dan
,
..............................................................................................100
Gambar 3.11 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
.........................................................................................................110
Gambar 3.12 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
(
) .................................................................................................111
Gambar 3.13 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
.................................................................................................112
Gambar 4.1 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat ,
,
, dan
.......................................................123
Gambar 4.2 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat ,
,
, dan
....................................................123
Gambar 4.3 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat ,
,
, dan
xvi
. ............................................124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Banyak matematikawan yang sudah mengembangkan model matematika untuk pertumbuhan populasi. Thomas Robert Malthus (1798), seorang ahli ekonomi asal Inggris, menjadi salah satu tokoh yang berpengaruh dalam pengembangan model pertumbuhan populasi. Model Malthus atau disebut juga model eksponensial, yaitu: ( ) ,
( )
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan intrinsik yang besarnya adalah
, dan
( ) ada-
lah banyaknya individu di dalam populasi pada waktu t. Dengan metode pemisahan variabel masalah nilai awal tersebut mempunyai penyelesaian: ( ) Hal ini berarti bahwa pertumbuhan populasi bertumbuh secara eksponensial dan besarnya bergantung pada kondisi awal
, konstanta laju pertumbuhan r
dan waktu t. Hal tersebut tidak realistis untuk
, sebab tidak mungkin
suatu populasi bertumbuh secara eksponensial tanpa batas. Sebagai ilustrasi, jika diambil t menuju tak hingga, maka diperoleh hingga.
1
( ) juga menuju tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Model Gompertz merupakan salah satu pengembangan model Malthus yang cukup terkenal. Biasanya model Gompertz digunakan untuk memodelkan pertumbuhan tumor maupun dinamika populasi. Dalam skripsi ini akan dibahas model Gompertz yaitu: ( )
( )
, ( ) dengan
( ) adalah banyaknya individu di dalam
adalah variabel waktu,
populasi pada waktu t,
adalah konstanta positif yang menyatakan laju
pertumbuhan populasi, dan
adalah konstanta positif yang menunjukkan
seberapa cepat penyelesaian model Gompertz menuju ke kestabilan asimtotik. Kita juga dapat menyatakan
sebagai laju perubahan besarnya populasi.
Dengan menggunakan metode pemisahan variabel masalah nilai awal tersebut memiliki penyelesaian (
( )
)
Jika diambil nilai limitnya, maka kita memperoleh: (
)
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama penyelesaiannya bergerak menuju ke suatu nilai yang bergantung pada
dan .
Meskipun ada beberapa kekurangan pada model Malthus, misalnya tidak dipertimbangkannya aspek logistik yaitu keterbatasan kapasitas alam untuk mengadopsi atau menghidupi populasi, namun model tersebut digunakan sampai awal abad ke-XIX. Pada tahun 1838, seorang matematikawan asal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Belgia bernama Pierre-François Verhulst, memperbaiki model Malthus yang dianggap tidak realistis. Model Verhulst tersebut kemudian berkembang dan menjadi salah satu model sederhana terbaik untuk memodelkan pertumbuhan populasi. Model Verhulst juga disebut sebagai model logistik, yaitu: ( )
( )4
,
( )
5
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan,
( )
adalah banyaknya individu dalam populasi pada waktu t, dan K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi. Dengan metode pemisahan variabel masalah nilai awal tersebut tersebut mempunyai penyelesaian: ( ) .
/
Model ini lebih realistis, sebab jika diambil nilai t menuju tak hingga, maka diperoleh:
.
/
Hal ini berarti populasi akan bertumbuh secara asimtotik ke K untuk t menuju tak hingga. Konstanta laju pertumbuhan r menandakan bahwa laju pertumbuhan suatu populasi bersifat konstan terhadap waktu. Dengan kata lain, waktu tidak mempengaruhi konstanta laju pertumbuhan populasi. Hal tersebut bisa saja terjadi, namun secara umum tidak mungkin bahwa laju pertumbuhan populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
konstan terhadap waktu. Pada skripsi ini model Verhulst akan dikembangkan lagi menjadi model Verhulst dengan laju pertumbuhan tidak konstan atau laju pertumbuhannya merupakan fungsi dari waktu, yaitu: ( ) ,
( ) ( )4
( )
5
( ) dengan ( ) suatu fungsi terhadap t yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan populasi besarnya bergantung pada waktu. Populasi yang berbeda mempunyai laju pertumbuhan yang berbeda-beda pula terhadap waktu. Beberapa populasi memiliki periode reproduksi yang berbeda-beda, bergantung pada waktu. Misalnya pada beberapa mamalia memiliki waktu reproduksi yang berbeda. Mamalia seperti anjing, serigala, dan beruang hanya bereproduksi sekali dalam setahun, sedangkan mamalia seperti kuda dan domba memiliki siklus reproduksi yang pendek, sehingga dalam setahun bisa bereproduksi lebih dari satu kali. Selain model Verhulst dengan laju pertumbuhan tidak konstan, model Verhulst juga dapat dikembangkan lagi menjadi model Verhulst dengan batas bawah dan model Schaefer (model pemanenan). Model Verhulst dengan batas bawah pada dasarnya menyatakan bahwa terdapat konstanta T yang merepresentasikan batas bawah banyaknya individu dalam suatu populasi yang menyebabkan populasi tersebut tidak punah. Dengan kata lain, jika banyaknya individu dalam populasi kurang dari T, maka populasi tersebut menuju kepunahan. Model Verhulst dengan batas bawah yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
( )
( )4
,
( )
( )
5(
*
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan,
( )
adalah banyaknya individu dalam populasi pada waktu t, K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi, dan T adalah batas bawah banyaknya individu agar populasi tidak punah. Model Schaefer atau model pemanenan berbentuk: ( )
( )4
,
( )
5
( )
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan populasi normal,
( ) adalah banyaknya individu dalam populasi pada waktu t, K
adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi, dan E adalah konstanta positif yang menyatakan laju pemanenan. Selain untuk memodelkan dinamika populasi, model Verhulst juga dapat dimodifikasi untuk memodelkan penyebaran teknologi. Model penyebaran teknologi serupa dengan model pertumbuhan populasi Verhulst, yaitu: ( ) ,
( )(
( )
*
( ) dengan adalah variabel waktu, menggunakan teknologi, penyebaran teknologi,
adalah banyaknya individu yang berpotensi
adalah konstanta positif yang menyatakan laju menyatakan limit asimtotik, dengan
adalah
konstanta positif yang menyatakan seberapa besar penurunan limit asimtotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kita dapat menginterpretasikan
sebagai laju penurunan minat pengguna
teknologi yang berkaitan. Pada kenyataannya, sering kali pertumbuhan populasi “diganggu” oleh hal-hal yang tidak direncanakan (tidak terduga), misalnya: bencana alam, penyakit, predator alami, perburuan dan lain sebagainya. Hal tersebut menyebabkan model deterministik menjadi tidak relevan lagi untuk digunakan. Oleh karena itu kita perlu memperbaiki model deterministik menjadi model stokastik. Model stokastik memuat unsur acak atau ketidakpastian. Model Verhulst stokastik dirumuskan seperti model Verhulst deterministik dengan ( )
menambahkan faktor derau pada fungsi laju pertumbuhan, yakni ( )
. Model Verhulst deterministik sekarang menjadi: ( )
( )
, ( )
( ) ( )4
- ( )4 ( )
5
( )4
( )
( )
5
5
Derau di dalam kalkulus stokastik dipandang sebagai derau putih Gaussian, yaitu turunan terhadap waktu dari gerak Brown. Jadi model Verhulst stokastik diberikan oleh: ( ) dengan
( ) ( )4
( )
5
( ) ( )4
( )
5
( )
( ) adalah fungsi laju pertumbuhan berkaitan dengan model
deterministik,
( ) koefisien difusi yang menyatakan seberapa besar derau
atau gangguan yang mempengaruhi laju pertumbuhan populasi dan
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
adalah proses Wiener atau gerak Brown. Namun dalam skripsi ini akan dicari penyelesaian model Verhulst stokastik yang lebih sederhana, yaitu ( ) dengan
( )4
( )
5
( )
( )
berturut-turut adalah konstanta laju pertumbuhan populasi ber-
kaitan dengan suku deterministik dan stokastik. Dalam skripsi ini juga akan disajikan grafik penyelesaian model Verhulst deterministik dan stokastik dengan menggunakan Matlab atau Maple. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibicarakan pada skripsi ini adalah: 1. Bagaimana model Verhulst deterministik untuk pertumbuhan populasi dan beberapa pengembangannya dirumuskan, diselesaikan, dan dianalisa? 2. Bagaimana model Verhulst stokastik untuk pertumbuhan populasi dirumuskan dan diselesaikan? C. Batasan Masalah Skripsi ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut. 1. Model deterministik yang dibahas ialah model Verhulst serta beberapa pengembangannya, seperti model Verhulst dengan batas bawah, model Verhulst dengan laju pertumbuhan tidak konstan, model Schaefer (model pemanenan), dan model penyebaran teknologi. 2. Model stokastik yang dibahas ialah model Verhulst yang memuat derau yang berasal dari gerak Brown. 3. Baik model deterministik dan stokastik dibatasi pada populasi homogen, yakni populasi yang terdiri dari satu jenis spesies saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Model yang dibicarakan ialah model kontinu, yaitu menggunakan persamaan diferensial biasa tingkat satu. 5. Populasi pada model yang dibicarakan hanya menempati satu daerah yang tetap. D. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menyelesaikan dan menganalisa model pertumbuhan populasi Verhulst, baik yang bersifat deterministik maupun stokastik. E. Manfaat penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah kita dapat memahami dan menganalisa pertumbuhan populasi satu spesies dengan model matematika, khususnya dengan model Verhulst deterministik dan stokastik. Selain itu juga kita dapat memperkirakan besarnya populasi satu spesies di masa yang akan datang. F. Metode Penulisan Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan model pertumbuhan populasi Verhulst, baik deterministik maupun stokastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan Penulisan E. Manfaat Penulisan F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL A. Persamaan Diferensial Biasa 1.
Persamaan Diferensial
2.
Persamaan Diferensial Linier
3.
Persamaan Diferensial Variabel Terpisah
B. Persamaan Diferensial Stokastik 1.
Teori Peluang
2.
Integral Ito
3.
Persamaan Diferensial Stokastik
BAB III MODEL VERHULST DETERMINISTIK A. Model Pertumbuhan Populasi Verhulst 1.
Penyelesaian Model Verhulst
2.
Analisa Kualitatif Model Verhulst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Beberapa Pengembangan Model Pertumbuhan Populasi Verhulst 1.
Model Verhulst dengan Batas Bawah (Threshold) (Efek Allee)
2.
Model Pemanenan Schaefer
3.
Model Penyebaran Teknologi
4.
Model Verhulst dengan Laju Pertumbuhan tidak Konstan
BAB IV MODEL VERHULST STOKASTIK A. Model Pertumbuhan Stokastik yang Memuat Derau yang Berasal dari Gerak Brown B. Penyelesaian Model Verhulst Stokastik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL
A. Persamaan Diferensial Biasa 1. Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat variabelvariabel tak bebas dan turunan-turunannya terhadap variabel bebas. Secara umum, persamaan diferensial dikategorikan dalam dua kelas yaitu biasa dan parsial. Persamaan diferensial biasa adalah persamaan diferensial yang hanya melibatkan satu variabel bebas. Misal ( ) adalah fungsi satu variabel, dengan
adalah variabel bebas dan
adalah variabel
tak bebas, maka suatu persamaan diferensial biasa dapat dinyatakan dalam bentuk: ( )
( Jika ( )
)
( )
maka persamaan diferensial di atas dinamakan persamaan
diferensial homogen. Sementara itu, persamaan diferensial parsial adalah suatu persamaan diferensial yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. Definisi 2.1 Tingkat Persamaan Diferensial Tingkat atau order dari persamaan diferensial didefinisikan sebagai tingkat dari turunan tertinggi yang muncul dalam persamaan diferensial.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Contoh 2.1 1.
merupakan persamaan diferensial biasa tingkat satu.
2.
merupakan persamaan diferensial biasa tingkat dua.
3.
merupakan persamaan diferensial parsial tingkat satu.
4.
merupakan persamaan diferensial parsial tingkat dua.
2. Persamaan Diferensial Linier Persamaan diferensial dikatakan linier jika: a) tidak ada perkalian antara variabel-variabel tak bebas dengan dirinya sendiri atau dengan turunan-turunannya, b) tidak ada fungsi transendental (trigonometri, logaritma, eksponensial, siklometri, hiperbolik) yang terlibat dari fungsi dalam variabelvariabel tak bebas. Persamaan diferensial yang tidak linier disebut persamaan diferensial tak linier. Sebagai contoh: -
merupakan persamaan diferensial yang linier dalam .
-
merupakan persamaan diferensial yang tak linier dalam
karena terdapat perkalian antara variabel tak bebas
dengan turunannya, yaitu -
.
merupakan persamaan diferensial yang tidak linier karena memuat
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
-
merupakan persamaan diferensial yang tak linier karena terdapat perkalian antara variabel-variabel tak bebasnya, yaitu
.
Secara umum, persamaan diferensial linier tingkat satu dapat ditulis sebagai berikut: ( dengan
(
)
(
)
(2.1)
)
adalah fungsi yang kontinu,
merupakan interval untuk
dan
merupakan
interval untuk . Definisi 2.2 Penyelesaian Persamaan Diferensial Fungsi terdiferensial
dikatakan penyelesaian persamaan (
diferensial (2.1) pada sebuah interval ( )
untuk
pada , dan
, apabila
( )
adalah fungsi yang terdiferensial kontinu
( )), untuk
(
) dengan syarat
.
Definisi 2.3 Masalah Nilai Awal (Intial Value Problem) Masalah nilai awal adalah persamaan diferensial yang dilengkapi dengan data pada satu titik awal domain. Definisi 2.4 Penyelesaian Masalah Nilai Awal Misal ( (
)
(
)
(
). Kita katakan fungsi
) dan diasumsikan
kontinu pada (
)
adalah penyelesaian masalah nilai awal: {
( ( )
)
(2.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(
pada interval
) dengan syarat
, apabila
saian dari persamaan (2.1) pada , dan ( ) Titik
adalah penyele-
.
dinamakan titik awal untuk masalah nilai awal (2.2) dan
dikatakan nilai awal untuk masalah nilai awal (2.2). 3. Persamaan Diferensial Variabel Terpisah Untuk mengidentifikasi persamaan diferensial variabel terpisah, pertama kita tulis persamaan diferensial tingkat satu (2.1) dalam bentuk: ( (
dengan kita ambil
dan
(
)
(
)
) ) (
(
) (2.3)
)
merupakan fungsi yang bergantung pada
adalah suatu fungsi yang hanya bergantung
dan . Jika dan
adalah
sebuah fungsi yang hanya bergantung , maka persamaan (2.3) menjadi: ( )
( )
(2.4)
Persamaan (2.4) disebut persamaan diferensial variabel terpisah. Metode yang dipakai untuk menyelesaikan persamaan diferensial variabel terpisah dinamakan metode pemisahan variabel. Penyelesaian persamaan diferensial (2.4) dapat dicari dengan terlebih dahulu menuliskan dalam bentuk diferensial ( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Selanjutnya, integralkan masing-masing sukunya ∫ untuk suatu
( )
∫ ( )
.
Contoh 2.2 Temukan solusi persamaan diferensial : (
)
(
)
Jawab: Persamaan diferensial tersebut merupakan persamaan diferensial variabel ( )
terpisah. Misalkan
( )
( )
dan
. Langkah 1: bagi kedua ruas dengan ( ) ( )
, diperoleh:
Langkah 2: Integralkan masing-masing suku, diperoleh: ∫
∫(
∫
)
∫
)
∫( (
Definisi 2.5 Titik Ekuilibrium dari Persamaan Diferensial Diberikan persamaan diferensial sebagai berikut ( )
)
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Titik ap
disebut titik ekuilibrium jika ( )
dimana
untuk seti-
. Dengan kata lain titik ekuilibrium terjadi saat
Contoh 2.3 Diberikan persamaan diferensial sebagai berikut (
)
Syarat ekuilibrium yaitu
Sehingga, titik ekuilibrium persamaan diferensial di atas yaitu
dan
.
B. Persamaan Diferensial Stokastik Alasan munculnya kalkulus stokastik yaitu karena seringkali kita menjumpai situasi yang tidak dapat diprediksi sebelumnya atau disebut unsur acak, sehingga metode-metode pada kalkulus deterministik tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut. Persamaan diferensial stokastik adalah persamaan diferensial yang memuat unsur acak yang biasa disebut derau (noise), yaitu: ( dengan
)
(
)
merupakan sebuah proses stokastik,
dua variabel, dan
dan
adalah fungsi-fungsi
menyatakan gangguan atau unsur acak dari
masalah yang bersangkutan. Pada skripsi ini akan dibahas
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
berasal dari gerak Brown, yaitu unsur acak atau gangguan yang memiliki variansi yang tak terbatas. 1. Teori Peluang Untuk menyelesaikan persamaan diferensial stokastik kita perlu mempelajari kalkulus Itô. Pertama, kita harus mengingat konsep dasar teori peluang. Definisi 2.6 Percobaan Acak (Random Experiment) Sebuah percobaan dikatakan acak apabila hasil dari percobaan tidak dapat diprediksi sebelumnya. Definisi 2.7 Ruang Sampel (Sample Space) dan Titik Sampel (Sample Point) Himpunan , yaitu semua kemungkinan hasil dari percobaan acak dinamakan ruang sampel. Suatu anggota
dinamakan titik sampel.
Contoh 2.4 Pada sebuah percobaan pelemparan koin, kemungkinan hasil yang muncul adalah “angka”
dan “gambar"
. Jadi
*
+.
dan
disebut titik
sampel. Definisi 2.8 Kejadian (Event) Sebuah kejadian adalah suatu koleksi dari hasil percobaan yang merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. Definisi 2.9 Jika
dan
adalah kejadian dari ruang sampel , maka
i. Gabungan dari dua kejadian dapat ditulis sebagai berikut *
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ii. Irisan dari dua kejadian dapat ditulis sebagai berikut *
+
iii. Komplemen suatu kejadian dapat ditulis sebagai berikut *
+
iv. Selisih suatu kejadian dapat ditulis sebagai berikut
Definisi 2.10 Kejadian Saling Asing (Disjoint) Sepasang kejadian
dan
dikatakan saling asing jika
Definisi 2.11 Peluang (Probability) Misal
adalah kejadian pada ruang sampel
( ) menyatakan peluang kejadian
berhingga, notasi peluang
akan terjadi dan diberikan oleh: ( ) ( )
( ) Definisi 2.12 Aljabar- ( -Algebra) Misal
himpunan tak kosong. Aljabar- pada
bagian
dari
adalah koleksi himpunan
yang memenuhi:
i. ii. jika
, maka , maka ⋃
iii. jika
.
Contoh 2.5 Koleksi berikut merupakan aljabar- dari himpunan bagian : 1.
*
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
*
2.
+ untuk suatu ( )
3.
*
+
merupakan aljabarmerupakan aljabar-
dan
terkecil pada
, dan
(himpunan kuasa dari
)
terbesar yang memuat semua himpunan bagian yang
mungkin dari . *
Sedangkan aljabar- , karena
+ untuk suatu
dan
bukan merupakan
.
Definisi 2.13 Ukuran Peluang (Probability Measure) M
aljabar-
,
pada himpunan tak kosong
. Fungsi
) disebut ukuran peluang jika memenuhi:
i. Untuk sebarang kejadian ( )
ii.
( )
,
.
.
iii. Jika
, maka (⋃
Kesamaan berlaku jika
+
∑ (
)
adalah barisan himpunan yang saling
asing. Definisi 2.14 Misal
adalah aljabar- pada himpunan tak kosong
dan
pada . i. (
) disebut ruang terukur (measurable space)
ii. Tripel (
) disebut ruang peluang (probability space)
ukuran peluang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Teorema 2.1 Jika
dan
i.
( )
ii.
(
adalah kejadian dan .
)
( ). , maka ( )
iii. Jika iv. (
adalah ruang sampel, maka
)
( )
( ).
( )
Lebih lanjut, jika
dan
(
).
saling asing maka (
)
( )
( )
Bukti: i. Karena ( ) maka ( )
(
)
( )
( )
.
ii. Karena ( ) maka (
)
(
)
( )
(
)
,
)
( ).
iii. Karena (
) dan
(
)-
( )
maka ( ) dan karena ,
(
,
(
)-
,
(
, maka diperoleh ( )
)( ).
iv. Kita punya (
)
(
)
(
)
dan himpunan-himpunan pada sisi kanan saling asing. Sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(
)
(
)
(
)
(
)
)-
, (
)
Maka (
)
(
)
, (
)
(
( ) )
Jika
saling asing, maka (
( )
)
)-
( )
Jadi ( dan
( )
(
(
). . Kita memperoleh
( )
( )
(
( )
( )
( )
( )
( )
)
■
Contoh 2.6 Dari 52 kartu remi diambil sebuah kartu secara acak. Berapa peluang terambilnya sebuah kartu berbentuk hati atau As. Jawab: Misal
adalah ruang sampel dengan ( )
nya kartu hati dengan ( ) As dengan ( )
, dan
. Kejadian
,
adalah kejadian terambil-
adalah kejadian terambilnya kartu
menyatakan kejadian kartu As berben-
tuk hati. Karena hanya ada satu kartu As yang berbentuk hati, maka ( )
. Kita akan mencari peluang terambilnya sebuah kartu berbentuk hati
atau As yaitu maka
(
). Kita tahu bahwa satu dari kartu As berbentuk hati,
. Dari teorema 2.1 (iv), kita dapatkan (
)
( )
( )
(
)
( ) ( )
( ) ( )
(
) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Definisi 2.15 Kejadian Saling Bebas (Independent) Dua kejadian
dan
dikatakan saling bebas jika (
)
( ) ( )
Definisi 2.16 Variabel Acak (Random Variable) Misal
adalah ruang sampel, fungsi
disebut variabel acak.
Sebuah variabel acak dikatakan diskrit apabila (artinya terdapat fungsi bijektif
atau
). Sedangkan jika
terhitung
tidak terhitung
maka variabel acak dikatakan kontinu. Contoh 2.7 Pada sebuah percobaan pelemparan koin, kita tulis “1” untuk “angka” dan “0” untuk “gambar". Jadi kita peroleh variabel acak *
( ) *
+. Dengan kata lain
*
+ untuk
+ adalah sebuah
variabel acak diskrit. Definisi 2.17 Variabel Acak Saling Bebas (Independent) Dua variabel acak
dan
dikatakan saling bebas jika
(
)
(
untuk setiap himpunan bagian yang mungkin kejadian *
+ dan *
notasi singkat untuk *
) ( dan
) dari . Hal ini berarti
+ saling bebas. Dalam hal ini * ( )
+.
+ adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Definisi 2.18 Fungsi Densitas Peluang (Probability Density Function) Fungsi
disebut fungsi densitas peluang dari variabel acak
ruang peluang ( i.
( )
ii.
(
pada
) jika
,(
); )
∫
( )
untuk sebarang
sedemikian sehingga
; iii. ∫
( )
.
Berikut adalah ilustrasi grafik dari fungsi densitas peluang
( ). (i)
ditunjukkan dengan kurva yang selalu berada di atas sumbu horizontal, (ii) dtunjukkan oleh daerah yang diarsir dan (iii) merupakan luas total area di bawah kurva.
Gambar 2.1 Ilustrasi Grafik Fungsi Densitas Peluang. Definisi 2.19 Nilai Harapan (Expectation/ Mean/ Expectation Value) Nilai harapan dari sebuah variabel acak kontinu ( )
∫
dimana ( ) adalah fungsi densitas peluang.
( )
diberikan oleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Nilai harapan dapat diintepretasikan sebagai rata-rata berbobot (weighted average) dari nilai
pada ruang sampelnya.
Teorema 2.2 Nilai Harapan Perkalian Dua Variabel Acak yang Saling Bebas Misal
adalah dua variabel acak yang saling bebas, maka (
)
( ) ( )
∫ ∫
(
Bukti: Menurut definisi nilai harapan. ( Karena
dan
)
saling bebas maka ( (
)
∫
)
) dapat ditulis
( )
∫
( ) ■
( ) ( ) Definisi 2.20 Variansi (Variance) Misalkan atau
adalah variabel acak kontinu, variansi dinotasikan dengan ( )
menyatakan ukuran dari variasi atau penyebaran distribusi peluang
dari variabel acak
dan didefinisikan oleh ( ) 0(
( )) 1
,(
) -
∫ (
)
( )
Akar dari variansi disebut standar deviasi dari , yaitu √ ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Definisi 2.21 Fungsi Distribusi (Distribution Function) ( ) sebagai peluang variabel acak
Didefinisikan fungsi distribusi
berni-
lai kurang dari atau sama dengan , yaitu ( )
(
)
Persamaan di atas mengakibatkan
( )
(
)
∫
∫
( ) saat
( )
dan ( )
( )
Definisi 2.22 Momen keMomen ke- suatu variabel acak
yaitu (
).
Definisi 2.23 Fungsi Pembangkit Momen (Moment-Generating Function) Fungsi pembangkit momen
( ) untuk suatu variabel acak
didefinisikan
sebagai berikut ( )
(
)
Fungsi pembangkit momen dikatakan ada jika terdapat konstanta positif sedemikian sehingga
( ) hingga untuk
.
Teorema 2.3 Jika
( ) ada, maka untuk sebarang bilangan bulat positif ( )
|
( )
( )
(
)
Bukti Teorema 2.2 dapat dilihat pada buku “Mathematical Statistics with Applications” karangan Dennis D. Wackerly, dkk, tahun 2008 halaman 139 (Teorema 3.12).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Definisi 2.24 Distribusi Normal (Normal Distribution) Suatu variabel acak dan variansi
dikatakan berdistribusi normal dengan rata-rata (
(notasi:
)) jika memiliki fungsi densitas peluang
berbentuk (
( )
)
√
Teorema 2.4 Misal
adalah variabel acak berdistribusi normal, maka ( )
∫
( )
( )
dan
∫ (
)
( )
Bukti: Pertama kita cari fungsi pembangkit momen dari variabel acak
yang
berdistribusi normal, yaitu ( )
(
)
∫
√
(
)
(
)
√ ∫ (
√
√
√
√
)
∫
∫
[(
∫
[
∫
[
)
]
]
(
)
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
√
√
∫
0
∫
0
√
(
(
.
.
(
1
1
]
)/
(
(
.
∫
) /
)
)/
∫
√
Fungsi
) (
(
[.
∫
(
.
)
)/
√
)/
merupakan fungsi densitas peluang distribusi nor-
√
mal dengan rata-rata
dan variansi
, dan menurut definisi fungsi
densitas peluang, maka (
.
∫
)/
√
Sehingga kita peroleh fungsi pembangkit momen distribusi normal yaitu ( ) Dengan menggunakan teorema 2.3, kita memperoleh ( )
( )
|
(
)
(
)
|
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dan (
( )
)
(
)
(
)
Selanjutnya akan ditunjukkan ( ) ( )
|
|
. ( )) 1
0( ,
( )
(
)
(
)
(
)
( ) ( ))
( )
( ) ( )
( )
(
( ) ( ) ■
Catatan: Jika suatu variabel acak variansi
berdistribusi normal memiliki rata-rata
maka variabel acak
dan dinotasikan oleh
(
dan
dikatakan berdistribusi normal standar
).
Definisi 2.25 Proses Stokastik (Stochastic Process) Proses stokastik
*
+, dengan
variabel acak yang terdefinisi pada ruang peluang ( dengan parameter
.
adalah koleksi dari ) yang terindeks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Definisi 2.26 Lintasan Sampel (Sample Path) , koleksi * ( )
Untuk suatu pada
+ dinamakan lintasan sampel dari
.
Definisi 2.27 Aljabar- yang dibangkitkan oleh proses stokastik *
Untuk sebuah proses stokastik
+, aljabar-
( ) adalah
aljabar- terkecil yang memuat semua himpunan yang berbentuk ( ( )
*
untuk setiap himpunan yang mungkin
)
+
dari fungsi pada
. Maka
( )
disebut aljabar- yang dibangkitkan oleh . Definisi 2.28 *
Proses stokastik (
+ dan
*
+ pada ruang peluang
) dikatakan ekuivalen jika: *
untuk setiap
. Kita katakan
+ adalah versi dari , dan sebaliknya.
Definisi 2.29 Filtrasi (Filtration) Filtrasi pada ruang terukur (
) adalah koleksi aljabar- (
) pada
yang memenuhi:
untuk setiap
.
Definisi 2.30 Proses stokastik
(
(adapted to the filtration) (
) dikatakan teradaptasi terhadap filtrasi ) jika: ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
untuk setiap
. Fungsi
Proses stokastik
disebut
-terukur.
selalu teradaptasi terhadap filtrasi natural yang dibangkit-
kan oleh : (
)
Definisi 2.31 Gerak Brown (Brownian Motion) (
Proses stokastik
) dinamakan gerak Brown atau proses
Wiener jika memenuhi kondisi-kondisi berikut: i.
.
ii.
berdistribusi normal dengan rata-rata , artinya untuk setiap (
)
iii.
dan variansi
, dengan
(
√
)
∫
untuk
berlaku (
)
adalah variabel acak-variabel acak yang saling bebas untuk
. Dengan kata lain,
mempu-
nyai kenaikan yang saling bebas (independent increments) atau (
) untuk setiap
(
, dengan
) ( .
iv. Mempunyai lintasan sampel yang kontinu, yakni untuk setiap fungsi ( ) ,
)
adalah fungsi kontinu.
Berikut adalah contoh lintasan sampel gerak Brown.
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2.2 Contoh Lintasan Sampel Gerak Brown dengan
.
Sifat lintasan sampel gerak Brown: i. Kontinu dimana-mana tapi tidak terdiferensial dimana-mana, ii. Memiliki variasi fungsi yang tidak terbatas pada setiap interval kompak. Artinya untuk setiap interval tertutup dan terbatas , ∑|
( )
- berlaku
( )|
dengan supremumnya diambil dari semua partisi yang mungkin pada ,
-.
iii. Gerak Brown selalu teradaptasi terhadap filtrasi naturalnya. Bukti dapat dilihat pada buku “Elementary Stochastic Calculus with Finance in View” karangan Thomas Mikosch tahun 1998 halaman 36. Derau putih (white noise) didefinisikan sebagai turunan distribusi dari gerak Brown terhadap waktu, yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pengertian derau putih sebagai turunan distribusi ini akan kita gunakan secara informal. Dari sini diperoleh bahwa derau putih adalah sebuah proses Gauss (berdistri-busi normal) dengan rata-rata
dan variansi
. Derau putih sering
digunakan sebagai model matematika untuk gangguan acak yang bersifat saling bebas untuk tiap waktu yang berbeda dan memiliki fluktuasi yang besar. 2. Integral Itô Kita telah mengetahui bahwa lintasan sampel gerak Brown tidak terdiferensial dimana-mana dan memiliki variasi yang tak terbatas pada suatu interval kompak. Pada bagian ini akan ditunjukkan bahwa integral yang telah kita kenal yaitu integral Riemann ataupun integral RiemannStietjes tidak dapat digunakan untuk mengintegralkan fungsi dengan integratornya merupakan lintasan gerak Brown. Selanjutnya akan didefinisikan integral stokastik Itô sebagai alat untuk mengintegralkan fungsi yang memuat lintasan sampel gerak Brown. a. Integral Riemann Integral Riemann tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sudah pernah kita pelajari pada kalkulus dasar. Pada bagian ini akan dijelaskan integral Riemann secara sederhana. Secara geometri, integral Riemann sering diintepretasikan sebagai jumlahan luas area yang dibentuk untuk mencari luas daerah yang dibatasi oleh suatu kurva. Berikut ini adalah ilustrasi secara geometri integral Riemann:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.3 Ilustrasi geometri integral Riemann. , ( )
( )
(
)
-
Secara matematis, integral Riemann didefinisikan sebagai berikut. Misal
adalah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada interval ,
dan misal *
+ dimana adalah partisi pada ,
Riemann pada interval , ∫ dengan ‖
-
‖
-, kita katakan
terintegral
- jika limit berikut ada:
( )
‖
‖
∑ ( )(
(
) dan
,
evaluasi (tag). Jumlahan ∑ ( )(
disebut jumlahan Riemann.
)
)
- disebut titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Catatan: 1. Untuk menentukan jumlah partisi pada interval ,
- menjadi
subinterval yang sama panjang, gunakan rumus
2. Jika
terbatas pada , ( )
- atau berarti
,
-
dan kontinu di sana kecuali pada sejumlah titik
yang berhingga, maka
terintegral Riemann pada ,
kontinu pada seluruh interval ,
lanjut, jika
terintegral Riemann pada ,
-. Lebih -, maka
-.
Contoh 2.8 Hitung ∫ (
)
!
Jawab: Bagi ,
- dalam
buah subinterval yang sama panjang, yaitu ma-
sing-masing intervalnya memiliki panjang (
Kita peroleh
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jadi, ( ) tiap
, ∑ ( )(
.
/
, sehingga untuk se-
)
∑ ( )
∑(
*
∑(
*
Berdasarkan kelinieran notasi sigma, kita peroleh ∑ ( )(
)
∑
∑
∑
∑
Berdasarkan rumus jumlah khusus (lihat lampiran 2), kita peroleh ∑ ( )(
)
[
(
)
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(
*
Karena
merupakan suatu partisi yang tetap, maka ‖
dengan
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ∫ (
)
‖
‖
∑ ( )(
[
‖
setara
)
(
*]
Ada dua teorema penting penting dalam teori integral Riemann. Teorema 2.5 Teorema Dasar Kalkulus I Jika
kontinu pada interval tertutup ,
sebuah titik pada (
- dan misal
adalah
), maka ∫
( )
( )
Teorema 2.6 Teorema Dasar Kalkulus II Jika
kontinu (dan terintegral Riemann) pada interval ,
misal
sebarang antiturunan pada ∫
( )
pada , ( )
- dan
-, maka ( )
Bukti teorema dasar kalkulus pertama dan kedua dapat dilihat pada buku “Calculus (9th Edition)” karangan Dale Varberg, dkk tahun 2007 halaman 235 (Teorema A) dan 243 (Teorema A) berturut-urut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Contoh 2.9 Gunakan teorema dasar kalkulus kedua untuk menghitung integral yang diberikan pada contoh sebelumnya! Jawab: Pada ∫ (
)
( )
kita punya
,
,
( )
dan
. Kita hitung ( ) dan ( ) sebagai berikut: ( )
(
)
( )
( )
(
)
(
)
Dengan teorema dasar kalkulus kedua, kita peroleh ∫ (
)
( )
(
)
(
)
b. Integral Riemann-Stieltjes Integral Remann-Stieltjes merupakan integral Riemann yang diperumum. Integral ini melibatkan dua fungsi ( ) dan terdefinisi pada interval , ambil
( )
-, dinotasikan ∫
( )
( ) yang
( ). Jika kita
, maka kita peroleh integral Riemann ∫
Definisi integral Riemann-Stieltjes dari
( ) terhadap
( )
.
( ) serupa
dengan integral Riemann. Misal
adalah fungsi kontinu bernilai real yang terdefinisi pada inter-
val ,
- dan
terval ,
adalah fungsi naik monoton yang terdefinisi pada in-
-. Misal *
+ dimana adalah partisi pada ,
-, kita katakan
dikata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kan terintegral Rieman-Stieltjes pada ,
- terhadap fungsi
jika
limit berikut ada ( )
∫ dengan ‖
( )
‖
‖
‖
∑ ( )( ( )
(
) dan
,
(
))
- disebut titik
evaluasi (tag). Contoh 2.10 Bagaimana jika kah ∫
( )
kontinu dan naik monoton dengan
kontinu, apa-
( ) ada?
Jawab: Dengan menggunakan integral parsial, kita misalkan ( )
( ) dan
( )
( ) Kita peroleh: ∫ Karena
( )
kontinu dan
( ) ( )|
( )
∫
( )
( )
kontinu dan naik monoton, maka ∫
( )
( )
terintegral Riemann-Stieltjes. Contoh 2.11 Jika ada?
dan
keduanya kontinu pada ,
-, apakah ∫
( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jawab: Belum tentu. Untuk menunjukkan hal ini, kita selidiki kasus yakni apakah ∫ Misalkan *
( )
,
( ) ada? + adalah partisi pada , ∑ (
-. Didefinisikan
), ( )
(
(2.5)
)-
yaitu jumlah Riemann-Stieltjes dengan titik evaluasi
(batas
kiri). Lihat ilustrasi berikut.
Gambar 2.4 Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes
.
Selanjutnya kita definisikan )-
(2.6)
yaitu jumlah Riemann-Stieltjes dengan titik evaluasi
(batas
∑ ( ), ( )
kanan). Lihat ilustrasi berikut.
(
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 2.5 Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes Misal
, cek apakah
‖
‖
‖
. ?
‖
Dari (2.5) dan (2.6) kita peroleh ∑ ( ), ( )
(
)-
∑* ( ), ( )
(
)-
(
), ( )
(
)-
∑, ( )
(
)- , ( )
∑, ( )
(
)-
), ( )
∑ (
(
(
)-
)-+
(2.7)
dan ∑ ( ), ( )
(
)-
∑* ( ), ( )
(
)-
(
), ( )
)- , ( )
(
)-
∑, ( )
(
), ( )
∑ (
(
(
)-
)-+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
∑ ( ) ( )
(
)
( )
(2.8)
Dari persamaan (2.7) dan (2.8), kita memperoleh ( )
( )
[ ( )
( )
∑, ( )
∑, ( )
(
(
)-
)- ]
(2.9)
dan ( )
( )
[ ( )
( )
∑, ( )
∑, ( )
(
)-
(
)- ]
(
)-
(2.10)
Perhatikan persamaan (2.7). Nilai
‖
∑, ( )
‖
disebut variasi kuadratik fungsi
pada ,
-.
Jadi jelas bahwa ‖
‖
jika variasi kuadratik fungsi
‖
pada ,
‖
- tidak sama dengan nol.
Dengan kata lain, integral Riemann-Stieltjes berlaku jika variasi kuadratik fungsi
pada ,
- sama dengan nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yaitu gerak Brown (
Bagaimana jika
), apakah inte( )
gral Riemann-Stieltjes memungkinkan untuk mencari ∫
?
Berikut adalah sifat-sifat dasar dari gerak Brown. 1. Kontinu dimana-mana tetapi tidak terdiferensial dimana-mana. 2. Untuk sebarang
,
berdistribusi normal dengan rata-rata
dan variansi . Untuk sebarang
,
(
)
*
+.
Bukti: Asumsikan
, karena
berdistribusi normal dan memiliki
kenaikan yang saling bebas, maka (
)
(
)
( (
)
( (
))
(
)
Sifat distributif Kelinieran nilai harapan
)
Definisi gerak Brown Definisi gerak Brown
yang berarti sama dengan 3. Untuk
*
+.
yang tetap, proses stokastik ̃
juga
merupakan gerak Brown. 4. Untuk sebarang bilangan real
, proses stokastik ̃
( ) √ juga merupakan gerak Brown. 5. Variasi kuadratik pada setiap interval ,
- adalah
Untuk melihat hal ini, perhatikan teorema berikut:
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Teorema 2.7 *
Misal ,
+ adalah partisi dari interval kompak
-. Maka:
pada
∑(
)
‖
(
( ) dengan ‖
( )
(2.11)
)
*
(
. Dengan )
+
Bukti: ∑
Ingat bahwa
(
) dan misalkan
∑ 0(
(
dengan
(
)
(
)
)1
∑
(2.12)
). Maka:
∑
untuk
, dan (
dan (
)
)
karena
mempunyai kenaikan yang saling bebas
. Di sisi lain, (
3) dan untuk (
)
(2.13)
)
(
) (lihat lampiran
pada persamaan (2.13), diperoleh 2(
(
)
(
)
(
)
(
)( )
(
) )
(
) 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sehingga, dari persamaan (2.13) kita memperoleh ∑ (
‖
‖ ∑(
( saat ‖
‖
)
)‖
) ‖
. Hal ini menunjukkan bahwa
konvergen ke 0 di
( ). Dan
dari persamaan (2.12), mengakibatkan persamaan (2.11) terpenuhi.
■
Pada gerak Brown, kita mempunyai ∑
(
)
dan ∑ dengan titik evaluasi untuk
(
)
yaitu pada
dan
pada .
Kita mempunyai ∑
(
∑(
)
∑
(
)
)
∑
(
)
)
dan ∑
(
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
∑(
)
Kita memperoleh [
∑(
) ]
[
∑(
) ]
dan
Menggunakan teorema 2.7, kita peroleh
‖
‖
‖
‖
[
(
) ]
[
(
) ]
dan
Sehingga kita dapatkan variasi kuadratik dari gerak Brown yaitu
‖
‖
(
)
[
(
)]
(
[
)]
Jadi integral Riemann-Stieltjes tidak bisa dipakai untuk mendefinsikan integral fungsi terhadap gerak Brown ∫
( )
. Oleh karena itu
muncullah teori integral stokastik yang pertama kali diperkenalkan oleh matematikawan Jepang Kiyoshi Itô pada tahun 1946. Tujuannya ialah jika diberikan sebarang proses stokastik
(
) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(
sifat-sifat tertentu dan diberikan gerak Brown
), kita
ingin mendefinisikan integral stokastik ( )
∫ dengan
,
-
( )
. Integral tersebut selanjutnya dikenal de-
ngan nama integral Itô. c. Integral Itô Persamaan diferensial yang memuat derau: ( dengan (
) (
)
(
)
) merupakan suatu fungsi dan
pretasikan sebagai turunan dari gerak Brown yaitu
diinte.
Persamaan tersebut dapat kita tulis (
)
(
)
atau jika ditulis dalam bentuk diferensial kita peroleh persamaan diferensial stokastik: (
)
(
)
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan integral sebagai berikut: ∫
∫ (
)
∫ (
)
∫ (
)
∫ (
)
∫ (
)
∫ (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Disini ∫ (
)
merupakan bentuk integral Riemann, sedangkan ∫ (
)
merupakan bentuk integral Itô yang didefinisikan sebagai integral sebuah fungsi dari proses stokastik terhadap gerak Brown. Selanjutnya, akan dikonstruksikan integral Itô. Definisi 2.32 Misal ( ) merupakan aljabar- yang dibangkitkan oleh variabel acak . Untuk , didefinisikan kelas
dari fungsi
(
) ,
)
yang
memenuhi i.
teradaptasi- ( ).
ii.
0∫
Misal
(
)
1
.
menotasikan semua himpunan dari fungsi tangga di
, yaitu fungsi
yang berbentuk ( dengan
)
( )
, untuk partisi
integral Itô untuk fungsi tangga , -
∫
. Didefinisikan sebagai berikut
( )
∑ (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lemma 2.1 Sifat-Sifat Integral Itô Untuk sebarang
dan
i.
, - bersifat terukur- (
ii.
( , -)
iii. ,( , -) iv. ,
∫
),
, ( ) -
-
, -
padat di
.
, integral Itô memenuhi
, , -.
Lemma 2.2 Ruang
Artinya yaitu untuk setiap (
terdapat barisan *
+
di dalam
sehingga
).
Bukti Lemma 2.1 dan 2.2 dapat dilihat di Lecture Notes “Stochastic Differential Equations” karangan Thomas Önskog tahun 2009 pada halaman 21 (Lemma 3.4) dan 22 (Lemma 3.5) berturut-urut. Definisi 2.33 Itô integral dari
didefinisikan oleh ∫
(
dengan limitnya berada di si di
∫
(
)
(
) dan *
+
adalah barisan dari fung-
(
) -
sedemikian sehingga ∫
jika
)
.
,
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Contoh 2.12 Hitung integral ∫
.
Jawab: adalah partisi dari interval ,
Misal Pilih
(
)
∑
( ) dengan
6∫ (
)
. Maka
7
∑∫
*∑ ∫
[.
∑∫
(
+
)
|
∑ [(
*
(
*]
∑(
*
∑ (
)
∑
)
/ ]
(
∑[
-.
(
)
jika
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sehingga kita tahu bahwa ∫
(
∫
∑
)
.
/
∑
dengan
.
Sekarang perhatikan (
)
(
)
(
Dari persamaan di atas, kita memperoleh ∑
∑(
∑ 0(
)
Menurut teorema 2.7 ∑ (
)
∑(
)
)
, sehingga ∑
∑
∑
Sehingga kita peroleh ∫
1
∑
∑
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Teorema 2.8 Rumus Itô Misal
adalah proses Itô yang diberikan oleh:
dan (
)
(,
)
pada ,
)
. Maka,
) yaitu fungsi yang terdiferensial kontinu dua kali
(
)
juga merupakan proses Itô, dan berlaku
dengan (
)
(
)
(
) (
(
)
(
) (
)
) dihitung berdasarkan aturan:
Bukti teorema Rumus Itô dapat dilihat pada buku “Stochastic Differential Equations. An Introduction with Applications” karangan Bernt Øksendal tahun 2003 halaman 44 (Teorema 4.1.2). Bentuk Integral dari Rumus Itô Dengan mengintegralkan rumus Itô terhadap variabel waktu dari
sampai
kita memperoleh (
)
Contoh 2.13 Hitung: a. ∫
(
)
∫
(
)
∫ 6
(
)
(
)7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. ∫ Jawab: a. Pilih ( (
)
) (
, maka ( )
)
(
∫
dan dari rumus Itô kita memperoleh
)
(
∫ 6
∫
)
∫ (
∫
(
)7
*
∫
Sehingga diperoleh ∫
∫
∫ b. Pilih ( (
)
) (
∫
, maka ( )
∫
)
(
)
∫
dan dari rumus Itô diperoleh (
∫ 6
∫ (
∫
(
*
∫
Sehingga kita memperoleh ∫
)
∫
)7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Teorema 2.9 Teorema Fundamental Kalkulus Itô Misal
(
) adalah antiderivatif atau integral tak tentu dalam variabel (
dari fungsi kontinu
) dengan
dan
kontinu, maka
berlaku: ∫
(
)
(
)|
(
∫ [
)
(
tidak bergantung waktu, yakni (
Khususnya, jika
( )
∫
( )|
∫
)
antiturunan . Contoh 2.14 !
Jawab: Jika ( )
maka
( ) ( )
dan ∫ ( )
∫
Dengan menggunakan metode integral parsial, kita misalkan
dan
maka ( )
∫
( ), maka
( )
Teorema di atas merupakan bentuk lain dari Rumus Itô jika
Hitung ∫
)]
mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
untuk
.
Jadi menurut Teorema Fundamental Kalkulus Itô kita memperoleh ∫
∫
( )
( )|
(
)|
(
)
∫
∫(
( )
)
(
)
∫
∫(
)
∫
Berdasarkan contoh 2.12 (b), kita memperoleh ∫
4
∫
5
∫
∫ Sehingga diperoleh ∫
∫
(
*
∫
3. Persamaan Diferensial Stokastik Persamaan diferensial stokastik ialah persamaan diferensial yang berbentuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
( dengan (
)
(
(2.14)
)
) adalah variabel acak yang merupakan penyelesaian adalah gerak Brown, (
dari persamaan tersebut, bagian deterministik dan Fungsi-fungsi (
) dan (
(
) adalah koefisien
) adalah koefisien bagian stokastik. ) selalu diasumsikan memenuhi sifat-sifat
terbatas dan kontinu agar teorema eksistensi dan ketunggalan penyelesaian berlaku. (Lihat buku “Stochastic Differential Equations An Introduction with Applications” karangan Bernt Øksendal halaman 66 (Teorema 5.2.1)).
Proposisi 2.1 Persamaan Diferensial Stokastik Linier Persamaan diferensial stokastik linier: ( ( ) dengan nilai awal 4
( ))
( ( )
(2.15)
( ))
mempunyai penyelesaian umum: ∫
( )
( ) ( ))
∫
4∫ ( ( )
( ( )) *
∫
(
( )
5
dengan ( )
5
Lihat Lecture Notes “Stochastic Differential Equations” karangan Thomas Önskog tahun 2009 halaman 36 (Proposisi 4.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kita juga bisa meyelesaikan persamaan diferensial stokastik tak linier: (
)
dengan mengambil transformasi
(2.16)
(
)
(
), dimana
memiliki invers (paling tidak pada interval tertutup , Sekarang, kita evaluasi nilai (
)
(
)
(
)
(
), (
)
(
) dan
(
), (
) (
( (
-
), (
)
)
)(
(
)
(
)
)
(
)
(
)
-
(
(
-
)
) (
dan
6
-
)
) (
(
)
)
(
)
karena (
linier.
dengan menggunakan rumus Itô:
(
(
adalah fungsi yang
) (
)( (
) (
)
, maka
)
(
) (
)
))
(
)( (
)) 7 (2.17)
( Misal
, maka:
) (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(
)
(
) (
)
(
)( (
)) (2.18)
( ) (
)
( )
dan (
) (
)
( ) (
)
( )
(2.19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III MODEL VERHULST DETERMINISTIK
Model populasi untuk satu spesies dikemukakan pertama kali oleh Malthus. Modelnya diberikan oleh masalah nilai awal: ( )
( )
,
(3.1)
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan yang besarnya adalah
, dan
( ) banyaknya
individu di dalam populasi pada waktu t. Dengan metode pemisahan variabel model pertumbuhan populasi (3.1) dapat diselesaikan sebagai berikut: ( ) ( )
(3.2)
Integralkan kedua ruas persamaan (3.2): ∫
( ) ( )
∫
( ( )) dengan
. Jadi, ( )
Misal
, maka: ( )
Subtitusikan nilai awal nilai
( )
(3.3) ke persamaan (3.3) untuk mendapatkan
yang memenuhi:
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
( )
(3.4) Substitusikan persamaan (3.4) ke (3.3), diperoleh: ( ) yang menandakan bahwa pertumbuhan populasi bertumbuh secara eksponensial dan besarnya bergantung pada kondisi awal
, konstanta laju pertumbu-
han r dan waktu t. Oleh karena itu model Malthus disebut juga model eksponensial. Model eksponensial tidak realistis, sebab untuk
, tidak
mungkin suatu populasi bertumbuh secara eksponensial tanpa batas. Sebagai ilustrasi, jika diambil t menuju tak hingga, maka diperoleh
( ) juga menuju
tak hingga. Grafik model Malthus ditunjukan oleh Gambar 3.1, sebagai berikut:
Gambar 3.1 Grafik Penyelesaian Model Malthus saat
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Terdapat pengembangan model Malthus yang cukup terkenal, yaitu model Gompertz yang biasanya digunakan untuk memodelkan pertumbuhan tanaman, penyebaran penyakit tumor, dan lain sebagainya. Berikut akan dibahas penyelesaian dan analisa kestabilan titik ekuilibrium model Gompertz. Model Gompertz berbentuk masalah nilai awal sebagai berikut: ( )
( )
,
(3.5)
( ) dengan t adalah variabel waktu,
adalah konstanta laju pertumbuhan,
adalah banyaknya individu di dalam populasi pada waktu t, dan
( )
adalah
konstanta positif yang menunjukkan seberapa cepat penyelesaian model Gompertz menuju ke kestabilan asimtotik. Kita juga dapat menyatakan sebagai laju perubahan besarnya populasi. a. Penyelesaian Dengan metode pemisahan variabel model Gompertz (3.5) dapat ditulis: ( ) ( )
(3.6)
Integralkan kedua ruas persamaan (3.6): ∫
( ) ( )
( ( )) untuk suatu
. Jadi, ( )
∫
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
( ) Misal
, maka:
Subtitusikan nilai awal nilai
( )
(3.7)
( )
ke persamaan (3.7) untuk mendapatkan
yang memenuhi: ( )
(3.8) Substitusikan persamaan (3.8) ke (3.7), diperoleh: ( ) ( ) ( )
(
)
b. Analisa Kualitatif 1) Analisa Penyelesaian Model Gompertz Penyelesaian model Gompertz (3.43) diberikan oleh: ( )
(
)
(3.9)
Perilaku jangka panjang dari penyelesaian model Gompertz diberikan oleh: ( )
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dengan kata lain penyelesaian model Gompertz akan menuju suatu nilai yang bergantung pada nilai awal
, konstanta
, dan kons-
tanta . Berikut grafik penyelesaian model Gompertz untuk beberapa nilai awal yang berbeda.
Gambar 3.2 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan dan
.
Akan ditunjukkan pula grafik penyelesaian model Gompertz untuk beberapa nilai konstanta laju pertumbuhan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 3.3 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan dan
.
Selanjutnya akan disajikan grafik penyelesaian model Gompertz untuk beberapa nilai konstanta
yang berbeda.
Gambar 3.4 Grafik Penyelesaian Model Gompertz dengan dan
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Gompertz Syarat ekuilibrium yaitu ( )
Sehingga model Gompertz menjadi: ( ) ( ) Jelas bahwa titik ekuilibrium tersebut tidak stabil sebab untuk sebarang nilai awal penyelesaiannya bergerak menjauhi nol ketika . Selanjutnya, model Malthus dikembangkan lagi oleh seorang matematikawan Belgia bernama Pierre-François Verhulst (1838) dan modelnya disebut model Verhulst atau model logistik. Model ini dinamakan logistik sebab pada model Verhulst sudah mempertimbangkan aspek logistik yaitu keterbatasan kapasitas alam untuk menghidupi populasi. Berikut akan dibahas penyelesaian sekaligus analisa model Verhulst dan beberapa pengembangannya. A. Model Pertumbuhan Populasi Verhulst Model Verhulst merupakan salah satu modifikasi dari model Malthus. Inspirasi munculnya model Verhulst yakni karena solusi pada model Malthus tidak realistik, yaitu naik atau turun secara eksponensial. Sebagai contoh, untuk populasi manusia pada suatu negara, tidak mungkin dalam jangka waktu yang lama, banyaknya populasi manusia mendekati tak hingga, sebab alam memiliki keterbatasan ruang, makanan ataupun daya dukung lainnya. Model Verhulst juga disebut sebagai model logistik, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
( )
( )
( )4
,
5
(3.10)
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan,
( )
adalah banyaknya individu dalam populasi pada waktu t, dan K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi. 1. Penyelesaian Model Verhulst Model Verhulst (3.10) dapat ditulis menjadi: ( ) ( )
( )(
(3.11)
*
Dengan menggunakan metode pecahan parsial, ruas kiri persamaan (3.11) dapat ditulis: ( ) ( )( Akan dicari nilai
( )
( *
dan
( )
( )
(
( )
yang memenuhi (3.12). ( )
( ( )(
, *
( )
*
( )(
*
( ) ( )
( ) ( )( . ( )(
*
( ) ( )
*
/ ( ) ( )
*
(3.12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dari persamaan di atas diperoleh: (3.13) dan
Karena
, maka: (3.14)
Substitusikan (3.13) dan (3.14) ke (3.12): ( ) ( )
( )(
( *
( )
( )
(
,
( )
(3.15)
*
Persamaan (3.11) menjadi:
(
( )
( )
(
( )
( )
( )
(
( )
, *
( )
(3.16)
*
Integralkan kedua ruas persamaan (3.16):
∫
( )
( )
( )
(
( ) *
( ∫
( )
∫ )
( )
∫ (
( )
( ) *
∫
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
( ( )) untuk suatu
( )
4 4
5(
)5
. ( ( ))
( )
4
5
( ) ) ( )
(
( ) ( ) ( ) ( ) Misal
, maka ( ) ( ) ( ), diperoleh:
Kalikan kedua ruas dengan ( )
(
( )
( )
( )
( )
(
) ( ) (3.17)
( ) Subtitusikan nilai awal kan nilai
( ))
( )
ke persamaan (3.17) untuk mendapat-
yang memenuhi: ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
(
)
(
) (3.18)
Substitusikan persamaan (3.18) ke persamaan (3.17) untuk memperoleh
( )
(
)
.
.
/
/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Analisa Kualitatif Model Verhulst a. Analisa Penyelesaian Model Verhulst Dari perhitungan di atas kita memperoleh penyelesaian model Verhulst adalah ( ) .
(3.19)
/
Penyelesaian tersebut lebih realistis dibandingkan dengan penyelesaian model Malthus, sebab jika diambil nilai t menuju tak hingga, maka diperoleh:
.
/
Hal ini berarti populasi akan bertumbuh secara asimtotik ke K saat t menuju tak hingga. Akan dicari titik ekuilibrium dari model Verhulst, yaitu: ( )
Kita memperoleh ( )4
( )
( )
5
4
( )
atau ( )
( )
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Diperoleh ( )
( )⁄
( )
saat
dan
. Sehingga, grafik naik pada interval (
interval (
( )⁄
saat
) dan turun pada
).
Selanjutnya, jika ( )
maka ( )
( )
( )
(
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )(
* ( )
*(
* ( )
atau
atau
( )
( )⁄
( )
( )
( )
Diperoleh
( )
( ) ( )⁄ saat
*
( )
( )
(
( )
( )(
*
saat ( )
( ) ( ) atau
atau ⁄
( ) ( )
dan . Karena
pertumbuhan populasi menandakan bahwa besarnya populasi tak negatif, maka grafik cekung ke atas pada interval ( dan grafik cekung ke bawah pada interval ( han kecekungan pada saat
( )
) atau (
)
). Terjadi peruba-
. Selanjutnya, substitusikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
( )
ke persamaan (3.19) untuk mencari nilai
di mana terja-
dinya titik belok, yaitu:
.
/
(
*
(
*
(
*
(
*
( Sekarang akan ditunjukan bahwa suatu bilangan positif. Karena
(3.20)
pada persamaan (3.20) merupakan , maka
kup dibuktikan bahwa: (
*
*
⁄
. Sehingga cu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Jelas bahwa:
Sebab
. Sehingga, cukup dibuktikan bahwa:
Andaikan:
maka:
Kontradiksi dengan kondisi
yang seharusnya kurang dari
.
Jadi, terbukti pada persamaan (3.20) adalah suatu bilangan potitif. Sehingga, diperoleh titik belok dari grafik penyelesaian model Verhulst yaitu: (
( ))
(
(
*
*
Sehingga diperoleh grafik penyelesaian model Verhulst jika diberikan beberapa beberapa nilai awal, yaitu seperti di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 3.5 Grafik Penyelesaian Model Verhulst dengan
dan
. b. Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Verhulst Syarat titik ekuilibrium yaitu ( )
Sehingga kita peroleh ( )4
( )
( )
5
4
( )
5
atau ( )
( )
Karena untuk setiap
maka dikatakan solusi
berlaku
.
/
( )
adalah solusi yang stabil asimtotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berbeda dengan solusi
( )
, untuk nilai awal
diperoleh
( )
adalah solusi
populasi akan bergerak menjauhi nol. Jadi, yang tidak stabil.
B. BeberapaPengembangan Model Pertumbuhan Populasi Verhulst 1. Model Verhulst dengan Batas Bawah (Threshold) (Efek Allee) Model Verhulst dengan batas bawah merupakan salah satu pengembangan model Verhulst. Ide dari munculnya model ini yaitu karena pada dunia nyata, sering kali populasi terancam punah jika banyaknya individu di dalam populasi terlalu sedikit. Kasus seperti predasi atau kompetisi menjadi faktor alam yang dapat menyebabkan penurunan jumlah populasi suatu spesies. Akibatnya, proses reproduksi menjadi sulit dan kekurangan variasi genetik. Seperti yang terjadi pada populasi burung merpati penumpang (passenger pigeon) di Amerika Serikat. Jumlahnya yang sangat banyak menyebabkan burung tersebut menjadi incaran para pemburu untuk dijadikan makanan dan peliharaan. Akibatnya jumlah burung merpati penumpang menurun drastis pada akhir abad ke-XIX. Burung yang akan sukses berkembangbiak saat populasinya besar berkaitan dengan batas bawah
yang relatif tinggi. Meskipun masih terdapat cukup banyak
burung merpati jenis ini pada tahun 1880an, namun jumlah tersebut tidak cukup baginya untuk ber-kembangbiak dengan baik. Pada akhirnya populasi burung tersebut dengan cepat menurun hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
punah pada tahun 1914. Hal semacam ini juga disebut sebagai efek Allee, karena diperkenalkan oleh seorang ahli ekologi asal Amerika bernama Warder Clyde Allee. Model
Verhulst
dengan
batas
bawah
pada
dasarnya
menyatakan bahwa terdapat T yaitu batas bawah banyaknya individu dalam suatu populasi yang menyebabkan populasi tersebut tidak punah. Dengan kata lain, jika banyaknya individu dalam populasi kurang dari T, maka populasi tersebut perlahan-lahan akan punah. Dengan mengkonstruksi laju pertumbuhan per kapita menjadi negatif, hal tersebut akan memberikan hasil bahwa suatu populasi akan punah jika banyaknya populasi awal terlalu sedikit (di bawah nilai ). Model Verhulst dengan batas bawah yaitu: ( ) ,
( )4
( )
5(
( )
*
(3.21)
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan, ( ) adalah banyaknya individu dalam populasi pada waktu t, K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi, dan T adalah batas bawah banyaknya individu agar populasi tidak punah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
a. Penyelesaian Model Verhulst dengan batas bawah (3.21) dapat ditulis menjadi: ( ) ( ) *(
( )(
( )
(3.22)
*
Dengan menggunakan metode pecahan parsial, ruas kiri persamaan (3.22) dapat ditulis: ( ) ( ) *(
( )(
( )
* (3.23)
(
Akan dicari nilai
( )
(
*(
( )
*(
( )
( )
( )
.
/ ( )
( )
( )(
*
( ) ( )
*
( )
( )
( ( )
*
( )(
*(
( ( ) ( )
*(
( )
*
( )
*(
( )
( )( (
)
( )
( )
*
( )( (
( )
yang memenuhi (3.23)
( )
( )(
( )
( )
( )(
( )
*
* ( ) ( )
*
( ( )
( )
*
*
( ) ( )
*
( ( )
*
Dari persamaan di atas diperoleh: (3.24)
( )
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dan (
* (
Karena
*
, maka:
(3.25) dan (
Karena
*
dan
, maka: (
(
*
)
(
)
(3.26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Substitusikan persamaan (3.26) ke (3.25), diperoleh: (
(
( (
)
)
)
(
)
(
)
(
(
)
)
( Substitusikan nilai
*
(3.27)
)
pada persamaan (3.24), (3.26) dan (3.27) ke
(3.23), diperoleh: ( ) ( ) *(
( )(
( )
(
*
(
) ( )
(
) , ( )
( )
(
) , ( )
( )
Persamaan (3.22) menjadi:
(
( ) ( )
(
( ( )
)
(
) ( )
( ) ( )
*
(
)
(
( )
( ) ( )
*
(3.28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Integralkan kedua ruas persamaan (3.28): ∫
∫
( ) ( ) ( ) ( )
∫
(
(
( ( ))
)
)
( ) ( )
(
( ) ( )
∫ (
(
)
(
*
+
⁄
)
)
)
⁄
(
( ( )
+
( ) ( )
∫
4
(
( ) ( )
∫ *
5
( )
4
∫ *
5
. Selanjutnya,
( ( ))
( ( ))
(
*
(
( untuk suatu
∫
( )
4
( )
(4
5
5
)
(
(
( )( (
( )( (
(4
( )
( )(
( )
) *
*
( ) ( )
*
*
( ) ( )
( )
4
*
*
( )
5
5
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Misal
, maka: ( )
( )(
* (3.29)
( )
( ( )
Substitusikan nilai awal dapatkan nilai
* ke persamaan (3.29) untuk men-
yang memenuhi: ( )
( )(
( )
(
*
*
.
/ (3.30)
.
/
Substitusi persamaan (3.30) ke persamaan (3.29), diperoleh: ( )(
( ) ( )
(
*
.
/
.
*
/
b. Analisa Kualitatif 1) Analisa Penyelesaian Model Verhulst dengan Batas Bawah Penyelesaian model Verhulst dengan batas bawah berupa fungsi implisit sebagai berikut: ( )(
( )
*
.
/ (3.31)
(
( )
*
.
/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Misalkan ( ) maka ( )( (
( ) ( )
*
.
/
.
*
. .
/
/ /
(
*
(
atau
*
Dengan demikian, dalam waktu yang lama solusinya menuju nol atau . Akan dicari titik ekuilibrium model Verhulst dengan batas bawah, yaitu ( )
Sehingga kita memperoleh ( )4
( )
5(
( )
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( )
( )
( )
atau
atau
( )
( )
Diperoleh
( )⁄
( )
atau
saat (
( ) ( )
saat ( )
( )⁄
dan
. Sehingga, grafik naik pada interval
) dan turun pada interval (
) atau (
). Akan diselidiki
perilaku penyelesaian model Verhulst dengan batas bawah pada interval (
) atau (
).
Untuk menyelidiki kasus di atas, kita perlu informasi dari turunan kedua. Model Verhulst dengan batas bawah dapat ditulis sebagai berikut: ( )
( )
( )4
( )
( )
( )4
( )
( )
( )
5( ( )
( )
/ ( )
.
*
5
( )
dan memiliki turunan kedua yang berbentuk: ( )
( )
( )
. ( )
( ) ( )
( )
(
( )
( )
/
.
/
( )
(
Persamaan di atas harus memenuhi ( )
( )
( )
( )
( )
* ( )
( )
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sehingga diperoleh: ( )
( )4
( )
( )
( ( )
5(
* ( )
(
( )
*(
*
* ( )
(
Kita memperoleh ( )
( )4
( )
5(
*
( )
( )
( )
atau
atau
( )
( )
( )
atau ( )
( )
.
* ( )
(
√0 .
/
/1
.
.
/
√ .
/
√ .
/
√ . .
/ /
/
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
√ .
/
√
√.
/
√
Akan ditunjukkan
.
Persamaan
dapat ditulis: ( , maka (
Karena
) )
dan
. Jadi terbukti
. Diperoleh: √
( ) dan
√
( )
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa ( )
.
Pertama, akan ditunjukkan bahwa: ( )
√
( )
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Andaikan
( )
, maka: √ √ (
.√
)
/
Kontradiksi dengan kondisi
.
Kedua, jelas bahwa: √
( )
dan √
sebab ( )
Ketiga, akan ditunjukkan Andaikan
( )
.
.
, maka: √ √ .√
/
Kontradiksi dengan kondisi Keempat, akan ditunjukkan
(
. ( )
.
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
( )
Andaikan
, maka: √ √ .√
Kontradiksi dengan kondisi
( )
( )
atau
( )
atau
interval (
) atau (
( )
saat ( )
( )
)
.
( )⁄
Diperoleh
(
/
( )⁄
dan ( )
saat
( )
. Grafik cekung ke atas pada
( ) ) atau (
ke bawah pada interval ( ( ) perubahan kecekungan pada saat
( )
atau
( ) ) dan grafik cekung
) atau ( ( ) ( )
( ) dan
). Terjadi ( )
( ) .
Berdasarkan informasi turunan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa pada interval ( sedangkan pada interval ( ambang
) grafik turun menuju nol,
) grafik turun menuju kapasitas
. Sehingga diperoleh grafik penyelesaian model Verhulst
dengan batas bawah jika diberikan beberapa nilai awal, yaitu seperti di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 3.6 Grafik Penyelesaian Model Verhulst dengan Batas Bawah dengan
,
, dan
.
2) Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Verhulst dengan Batas Bawah Syarat ekuilibrium yaitu ( )
Sehingga kita memperoleh ( )
( )4
*
( )
( ) atau ( )
( )
5(
( ) atau
( )
( )
Berdasarkan informasi titik-titik ekuilibrium yang diperoleh pada perhitungan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
( )
merupakan titik ekuilibrium yang tidak stabil, sebab untuk seba-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
rang
( )
( )
solusinya menjauhi
dan
( )
( )
. Sedangkan untuk
merupakan titik ekuilibrium yang stabil, ( )
sebab untuk sebarang
yang cukup dekat dengan nol
maupun , penyelesaiannya menuju nol atau kapasitas ambang . 2. Model Pemanenan Schaefer Model pemanenan yang akan dibahas ialah model Schaefer, yang pertama kali dikemukakan oleh M. B. Schaefer (1954) pada masalah pemanenan populasi ikan. Model Schaefer atau model pemanenan berbentuk: ( )
( )4
,
( )
5
( )
(3.32)
( ) dengan t adalah variabel waktu, r adalah konstanta laju pertumbuhan populasi normal,
( ) adalah banyaknya individu dalam populasi pada
waktu t, K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi, dan E adalah konstanta positif yang menyatakan laju pemanenan. Model (3.32) juga dapat diinterpretasikan sebagai sebuah model interaksi dengan adanya predasi pada populasi yang bertumbuh secara logistik dan dalam hal ini,
merupakan laju predasi.
a. Penyelesaian Model Schaefer dapat ditulis sebagai ( )
( )6 4
( )0
( )
( )
5
7
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
( )0 dan ⁄
Misal
( )1
, maka: ( )
( ),
( )-
Dengan metode pemisahan variabel, diperoleh: ( ) ( ),
(3.33)
( )-
Dengan metode pecahan parsial, ruas kiri persamaan (3.33) dapat ditulis: ( ) ( )( Akan dicari nilai
( ))
(
( )
( )
*
(3.34)
yang memenuhi: (
( )(
( )
( ))
( )
( )
( )) ( )(
( ) ( ))
Dari persamaan di atas, diperoleh:
(3.35) dan
Karena
, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
(3.36) Substitusikan (3.35) dan (3.36) ke persamaan (3.34) dan didapatkan 4
⁄ ( )
⁄ ( )
( ) ( )
( )
5
( ) ( ))
(
Selanjutnya, kita integralkan kedua ruas: ( ) ( )
∫
∫
( ) ( )
∫
( ( ))
(
4
( ) ( )
∫
( )) (
( ( ))
6 4
∫
∫
(
[ ( ( ))
( ) ( ))
( ))
(
( ))]
( ( ) 57 ( ) ( ) 5 ( )
⁄
⁄
4
( ) 5 ( )
⁄
4
( ) 5 ( )
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
( ) 5 ( )
*4
⁄
(
+
)
( ) ( ) Misal
, maka: ( ) ( ) ( )
( ))
(
( )
( )
( )
( )
( )(
) ( )
( ) .
Substitusikan nilai awal menda-patkan nilai
/
( )
(3.37)
( )
ke persamaan (3.37) untuk
yang memenuhi: ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
(3.38) Substitusikan persamaan (3.38) ke (3.37), diperoleh: ( )
(
)
( Karena
dan
)
⁄ , maka:
( ) (
)
(
(
))
b. Analisa Kualitatif 1) Analisa Penyelesaian Model Schaefer Penyelesaian model Schaefer, yaitu ( ) (
)
(
(
akan dianalisa menurut tiga kasus di bawah ini:
))
(3.39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a) Jika
, maka ( ) (
)
(
(
))
Hal tersebut menandakan bahwa dalam jangka waktu yang lama penyelesaian akan menuju nol. Grafik penyelesaian model Schaefer saat
adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.7 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat dan b) Jika
.
, maka ( ) (
)
(
(
))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(
)
(
*
Grafik penyelesaian model Schaefer saat
adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.8 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat , dan
,
.
Grafik tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka waktu yang lama banyaknya individu dalam populasi akan konvergen menuju suatu nilai yaitu c) Jika
.
/, dalam kasus ini yaitu 200.
, maka ( ) (
)
(
(
))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hal ini berarti perilaku jangka panjang penyelesaian model Schaefer saat
akan menuju nol.
Perilaku jangka panjang penyelesaian model Schaefer saat sama dengan saat
, yakni keduanya menuju nol,
namun terdapat perbedaan perilaku penurunan grafik. Pada saat grafik turun secara langsung menuju nol, namun pada saat
grafik turun secara eksponensial, seperti tampak
pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.9 Grafik Penyelesaian Model Schaefer saat , dan
.
2) Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Schaefer Diberikan model Schaefer ( )
Jika
, maka
( )4
( )
5
( )
,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
( )
( )6 4
5
7
berakibat: ( )
atau
( )
4
5
( ) ( )
( ) Titik
( )
*
adalah titik ekuilibrium yang tidak stabil, sebab
untuk sebarang Sebaliknya,
(
titik
penelesaiannya bergerak menjauhi nol. ( )
(
)
adalah
sebagai
titik
ekuilibrium yang stabil asimtotik, sebab: ( )
( (
Jika
dan
)
(
(
*
))
, maka titik equilibriumnya yaitu ( )
.
Jelas bahwa titik ekuilibrium tersebut stabil, sebab untuk sebarang nilai awal
( )
, penyelesaiannya akan menuju nol.
3. Model Penyebaran Teknologi Tak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini teknologi berkembang sangat pesat. Penyebaran teknologi tersebut dapat dimodelkan secara matematika. Salah satu yang dapat digunakan model serupa dengan model pertumbuhan populasi Verhulst. Ketika suatu (produk) teknologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
baru diperkenalkan, diperkirakan pengguna teknologi tersebut akan naik secara logistik. Namun, saat teknologi yang lebih baru diperkenalkan atau saat terjadi kompetisi dengan (produk) teknologi yang lain, maka pengguna teknologi sebelumnya akan turun secara eksponensial. Model penyebaran teknologi dinyatakan oleh: ( ) ,
( )
( )(
*
(3.40)
( ) dengan
adalah variabel waktu,
adalah banyaknya individu yang
berpotensi menggunakan teknologi,
adalah konstanta positif yang me-
nyatakan laju penyebaran teknologi, dan tik, dengan
menyatakan limit asimto-
adalah konstanta positif yang menyatakan seberapa besar
penurunan limit asimtotik. Kita dapat menginterpretasikan
sebagai laju
penurunan minat pengguna teknologi yang berkaitan. Limit asimtotik dibentuk dengan cara mengalikan kapasitas ambang dengan faktor eksponensial yang turun. a. Penyelesaian Penyelesaian model penyebaran teknologi (3.40) akan dicari dengan mengambil transformasi: ( )
( )
(3.41)
sehingga diperoleh: ( )
( ) ( )
( ) ( )
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
( )
(
(3.42)
( )*
Substitusikan persamaan (3.42) ke (3.40) dan diperoleh: ( )
(
( )
( )
( )*
( )
( )4
( )
( )( ( )
( )4
5
( )
*
( )
Persamaan tersebut sama seperti model Schaefer, dengan ( )
Sehingga, apabila diberikan nilai awal
( )
Jika ( )
)
(
(
))
(
))
, maka berdasarkan (3.41): ( )
( ) dan ( )
( )
( )
( )
Jadi, ( ) (
)
(
.
, maka penyelesai-
annya berbentuk:
(
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
( ) (
)
(
)
( )
.
/
b. Analisa Kualitatif 1) Analisa Penyelesaian Model Penyebaran Teknologi Penyelesaian model penyebaran teknologi yaitu: ( ) .
/
(3.43)
Perilaku jangka panjang penyelesaian model penyebaran teknologi diberikan oleh: ( ) .
/
Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk jangka waktu yang lama, maka banyaknya individu yang berpotensi menggunakan teknologi akan menuju nol. Grafik penyelesaian model penyebaran teknologi jika diberikan beberapa nilai awal tampak pada gambar di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar 3.10 Grafik Penyelesaian Model Penyebaran Teknologi saat
,
, dan
.
Garis putus-putus yang tampak pada Gambar 3.10 merupakan kurva asimtotik dari penyelesaian model penyebaran teknologi baru. 2) Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Penyebaran Teknologi Syarat ekuilibrium yaitu ( )
Sehingga kita peroleh ( )(
( )
* ( )
( ) atau ( )
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Untuk setiap nilai awal, penyelesaian model penyebaran bergerak mendekati
dan
, sehingga dapat dikatakan bahwa nol dan
merupakan titik ekuilibrium yang stabil. 4. Model Verhulst dengan Laju Pertumbuhan tidak Konstan Konstanta
menunjukkan bahwa laju dari pertumbuhan populasi
tidak bergantung pada waktu. Hal ini berarti waktu tidak memiliki pengaruh penting untuk menentukan seberapa cepat populasi bertumbuh. Hal tersebut mungkin saja terjadi, namun secara umum tidak mungkin bahwa laju pertumbuhan populasi tidak dipengaruhi oleh waktu. Spesies yang berbeda memiliki laju pertumbuhan yang berbeda pula, tergantung periode reproduksi misalnya. Misalnya pada beberapa mamalia memiliki waktu reproduksi yang berbeda. Mamalia seperti anjing, serigala, dan beruang hanya bereproduksi sekali dalam setahun, sedangkan mamalia seperti kuda dan domba memiliki siklus reproduksi yang pendek, sehingga dalam setahun bisa bereproduksi lebih dari satu kali. Selain itu, laju pertumbuhan populasi juga dipengaruhi oleh perubahan cuaca. Oleh karena itu, penting untuk memodifikasi laju pertumbuhan populasi menjadi suatu fungsi yang bergantung waktu, dengan kata lain laju pertumbuhannya tidak lagi berupa konstanta. Model Verhulst dengan laju pertumbuhan tidak konstan diberikan oleh masalah nilai awal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
( )
( )
( ) ( )4
,
5
(3.40)
( ) dengan
adalah variabel waktu,
,
-
adalah fungsi
kontinu yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan populasi besarnya ( ) adalah banyaknya individu dalam populasi
bergantung pada waktu,
pada waktu t, dan K adalah kapasitas ambang atau kemampuan maksimum alam untuk menghidupi populasi. a. Penyelesaian Dengan metode pemisahan variabel, model (3.40) dapat ditulis sebagai berikut: ( ) ( )
( )(
( ) *
Dengan menggunakan metode pecahan parsial untuk ruas kiri, persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk
( )
( )
( )
( )
( ( ) (
( )
( )
*
( )
( )
( )
*
Integralkan kedua ruas, untuk memperoleh ∫
( )
( )
( ( ))
∫ (
4
( ) ( )
5
( ) *
∫ ( )
∫ ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
untuk suatu
,
. Jika
(
Misal
-
, maka
( ) ) ( )
∫ ( )
( ) ( )
∫
( )
( ) ( )
∫
( )
, maka: ( ) ( )
( )
∫
( )
∫
( ) ( )
( )
∫
( )
* ∫
5
∫
( )
∫
( )
∫
( )
( )
( ) ∫
( )
( )
∫
(3.45)
( )
mendapatkan nilai
( )
( )
∫
Substitusikan nilai awal
( )
4
( )
( )
( )(
∫
∫
( )
( )
yang memenuhi:
ke persamaan (3.45) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
( )
∫
( ) Karena
,
-
( )
∫
kontinu, maka
(
(
)
) (3.46)
Substitusikan persamaan (3.46) ke persamaan (3.45) dan didapatkan ( )
∫
( )
∫
∫
∫
( )
∫
( )
∫
( )
( )
( )
b. Analisa Kualitatif 1) Analisa Penyelesaian Model Verhulst dengan Laju tidak Konstan Penyelesaian model Verhulst dengan laju tidak konstan yaitu: ∫
( )
( ) ∫
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Agar populasi tidak bertambah besar atau ( ) untuk suatu
( ) adalah fungsi yang
, maka paling tidak
terintegral tak wajar pada interval , Ketika
).
( ) adalah fungsi konstan, persamaan di atas
tereduksi menjadi persamaan (3.19). Untuk melihat hal tersebut, ambil ( )
. ∫
( ) ∫
.
/
.
/
2) Analisa Kestabilan Titik Ekuilibrium Model Verhulst dengan Laju tidak Konstan Syarat ekuilibrium model dengan laju pertumbuhan populasi model Verhulst dengan laju tidak konstan: ( ) ( )4
( ) ( )
atau
( )
5 ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
( )
( )
Kestabilan titik ekuilibrium model Verhulst dengan laju tidak konstan sangat bergantung pada fungsi laju pertumbuhannya. Akan diberikan beberapa contoh model Verhulst dengan laju tidak konstan untuk mempermudah pemahaman kita. Contoh 3.2.1 Diberikan model pertumbuhan populasi Verhulst dengan laju tidak konstan sebagai berikut: ( ) ,
( )
( ) ( )4
5
( ) a.
Carilah penyelesaian dari model di atas jika diberikan ( ) ( )
b.
), dan ( )
(
.
Dengan menggunakan MATLAB, buatlah grafik penyelesaian ( )
model di atas dengan nilai awal ( ) c.
,
. Ambil
,
,
dan
( )
, dan
-.
Analisa kestabilan titik ekuilibrium untuk masing-masing ( ). Jawab: Penyelesaian model Verhulst dengan laju tidak konstan yaitu: ∫
( )
( ) ∫
a. Akan dicari penyelesaian dari model di atas. (i) Untuk ( )
maka kita peroleh:
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
∫
( ) ∫
Kita hitung ∫
:
∫
(
|
)
Sehingga diperoleh: ( )
(ii) Untuk ( )
(
) kita memperoleh: ∫
(
)
( ) ∫
Kita hitung ∫
(
)
(
)
(
)
dengan menggunakan metode integral
parsial:
maka diperoleh:
∫
(
)
(
) |
(
Kita hitung ∫
)
∫
∫
dengan menggunakan metode substitusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Misal:
Jika
maka
dan jika
maka
maka
∫
∫
∫ (
*
(
( )|
(
)
(
)
(
( ))
(
)
(
)
(
)
Sehingga kita peroleh
∫
(
)
∫
(
)
(
)
(
(
)
(
)
(
( )
Sehingga penyelesaian model awal saat ( ) (
)
(
)
(
)
))
yaitu:
( ) (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
(iii) Untuk ( )
kita memperoleh ∫(
)
( )
Kita hitung ∫ ( ∫(
)
∫(
)
)
dengan terlebih dahulu menghitung
: )
∫(
untuk suatu
∫
∫
.
Maka diperoleh: ∫(
)
| (
(
)
)
Sehingga penyelesaian model awal saat ( ) (
yaitu:
)
( ) (
)
b. Grafik penyelesaian model pada soal dengan diberikan nilai awal ( )
,
( )
,
( )
ditunjukkan oleh gambar berikut.
,
, dan
,
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
(i) Jika ( )
, grafik penyelesaiannya diberikan oleh gam-
bar berikut.
Gambar 3.11 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
.
Interaksi predasi merupakan salah satu contoh yang populasinya bergerak secara periodik. Misalnya pada ekosistem laut terdapat ikan kecil pemakan plankton sebagai mangsa dan hiu sebagai pemangsa. Jika nelayan menahan diri untuk tidak memancing ikan kecil pemakan plankton untuk beberapa tahun (seperti yang terjadi selama Perang Dunia I), maka ikan ini jumlahnya akan meningkat dalam waktu yang cepat. Setelah meningkat, hiu akan memiliki cukup makanan untuk pertumbuhan populasinya, sehingga populasi hiu akan meningkat. Namun hal tersebut menyebabkan berkurangnya populasi pada ikan kecil dengan singkat. Akibatnya, hiu kekurangan makanan dan populasinya menurun. Hal tersebut memung-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
kinkan ikan kecil untuk memperbesar populasinya kembali. Jika proses ini terus berlanjut tanpa batas, maka baik populasi ikan kecil maupun populasi hiu akan bergerak secara periodik. (ii) Jika ( )
(
), grafik penyelesaiannya diberikan oleh
gambar berikut.
Gambar 3.12 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
(
).
Pertumbuhan singa laut pada Pulau St. Paul, Alaska merupakan salah satu contoh populasi yang tumbuh secara logistik. (iii) Jika ( ) gambar berikut.
, grafik penyelesaiannya diberikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 3.13 Grafik Penyelesaian Model Verhulst Laju tak Konstan dengan ( )
.
c. Akan kita analisa kestabilan titik ekuilibrium dari masing-masing ( ). ( )
(i) Pada
( )
, titik ekuilibrium
dan
( )
merupakan titik ekuilibrium yang tidak stabil sebab untuk sebarang nilai awal, penyelesaiannya bergerak secara periodik. (ii) Pada saat ( ) (
)
(
(
)
(
)
Sehingga titik
(
):
)
.
( )
(iii) Pada saat ( )
/
)
(
)
merupakan titik ekuilibrium yang stabil. : (
) (
Sehingga titik
(
( )
)
merupakan titik ekuilibrium yang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV MODEL VERHULST STOKASTIK
Seringkali dalam situasi nyata, untuk mendapatkan model matematika yang lebih baik, kita harus mempertimbangkan pengaruh unsur-unsur acak atau ketidakpastian. Demikian pula untuk model pertumbuhan populasi akan lebih baik (realistis) ketika kita memasukkan aspek probabilistik, yaitu hal-hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, seperti bencana alam (banjir, kebakaran, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan lain sebagainya), penyakit (virus, bakteri, dan lain sebagainya), predasi, perburuan, dan lain-lain. Untuk mempelajari model matematika yang mengandung ketidakpastian kita perlu menggunakan kalkulus stokastik. Berikut akan dibahas model Verhulst stokastik untuk dinamika populasi dengan derau (unsur ketidakpastian) yang berasal dari gerak Brown. A. Model Pertumbuhan Stokastik yang Memuat Derau yang Berasal dari Gerak Brown Perhatikan kembali model Verhulst deterministik diberikan oleh masalah nilai awal sebagai berikut: ( ) ,
( ) ( )4
( )
5
(4.1)
( ) Selanjutnya, kita akan mengonstruksi model Verhulst stokastik. Kita ambil transformasi ( )
( ) dan substitusikan ke dalam model (4.1) yang laju
pertumbuhannya telah disederhanakan menjadi ( )
113
, sehingga diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
.
( )/
(
( ) ( )
( )
( )
Pada model stokastik
( )/
( )
( )( ( )(
( )
.
( )* (
)
*
* (4.2)
( )
, sehingga persamaan (4.2) menjadi: ( ) ( )
( )
( )
( )
( ) ( )
) ( )
(
( ) ,
( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( ) -
( )
( )
Derau di dalam kalkulus stokastik dipandang sebagai derau putih Gauss, yaitu turunan terhadap waktu dari gerak Brown. Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai berikut: ( dengan
)
(4.3)
adalah besarnya populasi pada waktu , dimana sekarang bukan lagi
fungsi deterministik melainkan sebuah variabel acak yang terdefinisi pada suatu ruang peluang (
). Persamaan (4.3) merupakan sebuah persamaan
tak linier sesuai bentuk persamaan (2.16) dengan (
)
, disini
.
(
)
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
B. Penyelesaian Model Stokastik Verhulst Untuk menyelesaiakan model Verhulst stokastik (4.3), pertama kita ambil (
transformasi
), maka persamaan (2.18) dan (2.19) (halaman 56)
dapat ditulis sebagai berikut: (
)
(
( Ambil
( ) (
) (
)
)(
(
)
)( (
(
)(
))
)
( ) (
( ) (
)
)
( )
( )
( ) adalah suatu konstan, maka diperoleh )(
)
(
)(
)
(
)
(4.4)
dan ( dengan diambil
( )
) (
)
( ) (
)
( )
( ) adalah suatu konstan, maka diperoleh: (
)
(
)
(4.5)
Sehingga persamaan (2.17) dapat ditulis sebagai berikut: ,
(
)
-
,
Selanjutnya akan dicari hubungan antara Kita asumsikan bahwa
dan
(
)
dan
.
-
(4.6)
. Persamaan (4.5) merupakan persa-
maan diferensial variabel terpisah dan dengan menggunakan metode pemisahan variabel, kita tulis persamaan (4.5) menjadi ( ( Integralkan kedua ruas:
) )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
(
∫
(
)
∫
)
Misal (
) (
(
)
)
Kita memperoleh ∫
,
(
)
-
,
(
)
-
( dengan
∫
)
. Sehingga kita memperoleh penyelesaian dari persamaan
(4.5) yaitu: ( dengan
. Selanjutnya, dari penyelesaian yang diperoleh kita dapatkan
( dan
)
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
(
(
Substitusikan
)
)
(
(
) dan
* (
) ke persamaan (4.4) untuk
mendapatkan (
)
(
(
*
)
4
(
5
*
]
(4.7)
Karena ruas kanan persamaan (4.7) tidak memuat
, maka kita dapat mencari
[
nilai
dan
(
*
. Pertama, turunkan persamaan (4.7) terhadap [
(
*]
[
[
(
*
(
*
]
, diperoleh: ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kedua, kalikan hasil yang diperoleh pada langkah pertama dengan
,
dan diperoleh: [
(
*
]
Ketiga, turunkan sekali lagi supaya diperoleh persamaan yang lebih sederhana, yaitu: [
(
*]
(
*
( Karena
*
, maka haruslah:
atau
Substitusikan
ke dalam persamaan (4.7) dan diperoleh: [
(
*
(
)
4
( Pilih antara
, dan
]
5
(
)* dan
. Sekarang kita dapatkan hubungan
menurut persamaan (4.6) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
,(
)
-
,(
)
-
dihasilkan hubungan antara
dan
,
(4.10)
sebagai berikut: (
)
Berdasarkan Proposisi 2.1 dan mengingat
dan
kita memperoleh
penyelesaian dari persamaan (4.8) yaitu 4
∫
(
4
∫
(
4
∫
)
∫
)
5
∫
5
5
dengan 4∫ (
*
(
4∫ (
4∫ (
*
∫
5
) *
∫
∫
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4(
* |
4(
*
4(
*
( 4(
(
)| 5
(
)5
5
*
5+
Dengan demikian diperoleh penyelesaian model Verhulst stokastik (4.3) sebagai berikut:
.
/
∫
∫ untuk suatu nilai awal
maka
atau
4. ∫ Substitusi balik
4.
dan karena
. Jadi,
/
5 /
5
berkaitan dengan laju pertumbuhan
suku deterministik, maka kita dapat substitusikan peroleh penyelesaian dari model Verhulst stokastik (4.3)
. Sehingga kita mem-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
4.
dengan
4.
∫
[
/
5 /
5
]
, maka: 4. 4.
∫
[
/ /
4.
4.
]
5 /
/ 4.
∫
5
/
4.
∫
5
5
5 /
5
Dari penjabaran di atas, kita memperoleh penyelesaian model Verhulst stokastik berbentuk ( ) dengan nilai awal
( )
( )4
( )
( )
5
( )
yaitu: 4.
/
5
( )
(4.13) ∫
4.
/
5
Jika tidak ada gangguan acak yang mempengaruhi laju pertumbuhan populasi maka persamaan (4.13) tereduksi menjadi persamaan (3.14). Untuk menunjukkan hal tersebut kita ambil
, sehingga diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4.
/
5
( ) 4.
∫
/
5
∫
.
/|
(
)
(
)
Dengan mengalikan ruas kanan dengan
, maka kita memperoleh
( )
.
/
Persamaan tersebut merupakan penyelesaian model Verhulst deterministik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model deterministik merupakan kasus khusus dari model stokastik ketika tidak terdapat derau. Berikut contoh lintasan sampel/trayektori dari penyelesaian model Verhulst stokastik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
(i) Saat
.
Gambar 4.1 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat
(ii) Saat
,
,
, dan
.
.
Gambar 4.2 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat
,
,
, dan
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
(iii) Saat
.
Gambar 4.3 Contoh Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik saat
,
,
, dan
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Salah satu penerapan matematika yaitu untuk memodelkan dan menganalisa, baik secara kuantitatif mapun secara kualitatif, masalah nyata, termasuk pertumbuhan populasi. Model pertumbuhan populasi yang sering digunakan yaitu model logistik yang dikembangkan oleh Verhulst. Model Verhulst berbentuk: ( )
( )
( )4
,
5
( ) dan penyelesaiannya diberikan oleh: () .
/
Model Verhulst lalu dikembangkan lagi untuk mendapatkan model yang lebih baik. Setidaknya ada empat pengembangan yang dibahas pada skripsi ini, yaitu: 1. Model Verhulst dengan Batas Bawah (Lower Threshold). Modelnya berbentuk: ( ) ,
( )4
( )
5(
( )
*
( ) dan penyelesaiannya diberikan oleh fungsi implisit sebagai berikut:
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
( )
( )(
( )
(
*
.
/
.
*
/
2. Model Pemanenan Schaefer. Modelnya berbentuk: ( )
( )
( )4
,
5
( )
( ) dan penyelesaiannya diberikan oleh ( ) (
)
(
(
))
3. Model Penyebaran Teknologi. Modelnya berbentuk ( )
( )
( )(
,
*
( ) dan penyelesaiannya diberikan oleh ( ) .
/
4. Model Verhulst dengan Laju Pertumbuhan tidak Konstan. Modelnya berbentuk ( ) ,
( )
( ) ( )4
( ) dan penyelesaiannya diberikan oleh ∫
( )
( ) ∫
( )
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Model Verhulst deterministik tidak mempertimbangkan faktor acak seperti bencana alam, penyakit, predator alami, perburuan dan lain sebagainya sehingga perlu dimodifikasi menjadi model Verhulst stokastik. Model Verhulst stokastik yang dibahas di skripsi ini berbentuk: ( ) dengan nilai awal
( )
( )4
( )
( )
5
( )
model tersebut memiliki penyelesaian: 4.
/
5
( ) ∫
4.
/
5
Penyelesaian diperoleh dengan menggunakan kalkulus stokastik Itô. Kita juga telah melihat bahwa model deterministik merupakan kasus khusus dari model stokastik ketika
, yakni ketika tidak ada derau (unsur ketidakpas-
tian) di dalam model. B. Saran Berikut saran bagi pembaca yang ingin mengembangkan skripsi ini: 1. Model deterministik yang dibahas tidak hanya model kontinu, bisa juga model diskret. 2. Beberapa pengembangan model Verhulst, seperti model Verhulst dengan batas bawah, model Verhulst dengan laju tak konstan, model penyebaran teknologi dan model pemanenan Schaefer
juga dapat dikembangkan
lebih lanjut menjadi model-model stokastik dan diselesaikan menggunakan kalkulus stokastik Itô.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
3. Unsur derau pada model stokastik dapat juga diperoleh dari proses stokastik selain gerak Brown, misalnya gerak Brown fraksional atau proses Lévy. 4. Baik model deterministik maupun stokastik dapat dikembangkan lagi dengan mempertimbangkan perpindahan individu dari suatu area ke area lain (model temporal-spasial). 5. Laju pertumbuhan model Verhulst bisa dikembangkan lagi yaitu dengan memasukkan faktor migrasi. 6. Model Schaefer dapat dikembangkan lagi, yaitu dengan mengubah laju pemanenan
( ) yaitu fungsi dari waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adams, R. A. dan Essex, C. (2008). Calculus: a Complete Course. (7th Edition). Toronto: Pearson Canada. Allen, Linda J. S. (2010). An Introduction to Stochastic Processes with Applications to Biology. (2nd Edition). Boca Raton: CRC Press. Bacaër, Nicolas. (2011). A Short History of Mathematical Populations Dynamics. London: Springer-Verlag. Boyce, William E. dan Richard C. DiPrima. (2001). Elementary Differential Equations and Boundary Value Problems. (7th Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc. Haberman, Richard. (1998). Mathematical Models: Mechanical Vibrations, Population Dynamics, and Traffic Flow. Philadelphia: SIAM. Johnson, George dan Johathan Losos. (2008). The Living World. (5th Edition). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Jones, Peter W. dan Peter S. (2010). Stochastic Processes An Introduction. (2nd Edition). Boca Raton: CRC Press. Kelley, Walter G. dan Allan C. Peterson. (2010). The Theory of Differential Equations: Classical and Qualitative. (2nd Edition). New York: Springer. Khodabin, M. dan Neda Kiaee. (2011). Stochastic Dynamical Logistic Population Growth Model. Journal of Mathematical Sciences: Advances and Applications, 11:11-29. Kirkwood, James R. (2015). Markov Processes. Boca Raton: CRC Press.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Mikosch, Thomas. (1998). Elementary Stochastic Calculus with Finance in View. London: World Scientific. Øksendal, Bernt. (2003). Stochastic Differential Equations. An Introduction with Applications. (6th Edition). Heidelberg: Springer-Verlag. Önskog, Thomas. (2009). Stochastic Differential Equations. Umeå: Department of Mathematics and Mathematical Statistics, Umeå University. Lecture Notes. Shonkwiller, R. W. dan Herod, J. (2009). Mathematical Biology:An Introduction with Maple and Matlab. (2nd Edition). New York: Springer. Stewart, James. (2008). Calculus Early Trancendental. (6th Edition). Belmont: Thomson. Tahepe, Yusuf, S.Si. (2012). Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta: EGC. Tsoularis, A. (2001). Analysis of Logistic Growth Models. Res. Lett. Inf. Math. Sci, 2:23-46. Varberg, D., dkk. (2007). Calculus. (9th Edition). London: Pearson Prentice Hall. Wackerly, D. D., dkk. (2008). Mathematical Statistics with Applications. Belmont: Thomson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1 Keliniaran Notasi Sigma Misal *
+ dan *
(i)
∑
(ii)
∑
+ menyatakan dua barisan dan
suatu konstanta. Maka:
∑ (
)
∑
∑
Lampiran 2 Beberapa Rumus Jumlah Khusus (
1. ∑
)
(
2. ∑ 3. ∑
)(
(
0
)
1
(
4. ∑
)
)(
)
Lampiran 3 Misal
adalah gerak brown, maka (
)
(
)
Bukti: Misal rata-rata
. Menurut definisi gerak Brown, dan variansi
berdistribusi normal dengan
, maka kita dapatkan fungsi pembangkit momennya
sebagai berikut: (
( ) Untuk menunjukkan (
)
( 131
)
) , maka cukup ditunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
( )
Karena
( )
(i)
( )
(ii)
( )
(iii)
( )
( )
(iv)
(
(
|
)
)
, maka (
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
( )
(
(
)
(
)
(
(
)
(
)
)
)
(
(
)
(
)
(
)
)
(
)
(
(
)
(
)
(
)
(
)
)
(
)
)
Sehingga ( )
|
(
Lampiran 4 Program contoh Gerak Brown clc; clf; T=1; n=1000; dt=T/n; for j=1:2 B(1)=0; for i=1:n B(i+1)=B(i)+sqrt(dt)*randn; end
)
■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
plot([0:dt:T],B,'LineWidth',2) hold end Title('Contoh Lintasan Sampel Gerak Brown') xlabel('t'); ylabel('B(t)');
Lampiran 5 Program untuk model Malthus clc; clf; hold on; r=0.5; t=0:0.1:5; n=length(t); N0=[100 200 300 400 500]; m=length(N0); N=zeros(n,m); for i=1:m N(:,i)=N0(i).*exp(r*t); end display(N) plot(t,N) Title('Grafik Model Malthus') xlabel('t (tahun)') ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 6 Program untuk model Gompertz jika diberikan beberapa nilai awal yang berbeda clc; clf; hold on; t=0:0.1:40;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
n=length(t); r0=1; a=1; N0=[100 300 500 700 900]; m=length(N0); N=zeros(n,m); ekui=zeros(m,n); for i=1:m N(:,i)=N0(i).*exp(r0/a*(1-exp(-a*t))); ekui(i,:)=N0(i)*exp(r0/a); end display(N) ekuilibrium=ekui(:,1); tabel=[N0' ekuilibrium] plot(t,N,t,ekui,'--') Title('Grafik Model Gompertz dengan Beberapa Nilai Awal') xlabel('t (tahun)') ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 7 Program untuk model Gompertz jika diberikan beberapa konstanta laju pertumbuhan yang berbeda clc; clf; hold on; t=0:0.1:10; n=length(t); r0=[1 0.5 1.5]; m=length(r0); a=1; N0=100;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
N=zeros(n,m); ekui=zeros(m,n); for i=1:m N(:,i)=N0.*exp(r0(i)/a*(1-exp(-a*t))); ekui(i,:)=N0*exp(r0(i)/a); end display(N) ekuilibrium=ekui(:,1); tabel=[r0' ekuilibrium] plot(t,N,t,ekui,'--') Title('Grafik Model Gompertz dengan Beberapa Nilai Laju Pertumbuhan') xlabel('t (tahun)') ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 8 Program untuk model Gompertz jika diberikan beberapa nilai berbeda clc; clf; hold on; t=0:0.1:10; n=length(t); r0=1; a=[0.5 1 2]; m=length(a); N0=100; N=zeros(n,m); ekui=zeros(m,n); for i=1:m N(:,i)=N0.*exp(r0/a(i)*(1-exp(-a(1)*t)));
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
ekui(i,:)=N0*exp(r0/a(i)); end display(N) ekuilibrium=ekui(:,1); tabel=[a' ekuilibrium] plot(t,N,t,ekui,'--') Title('Grafik Model Gompertz dengan Beberapa Nilai Alpha') xlabel('t (tahun)') ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 9 Program untuk model Verhulst clc; clf; hold on; r=0.5; t=0:0.1:15; n=length(t); int_r=subs(r,t); N0=[100 300 500 700 900]; m=length(N0); K=600; N=zeros(n,m); for i=1:m N(:,i)=K./((K/N0(i)-1).*exp(-r.*t)+1); end display(N) plot(t,N) plot(t,K,'-.',t,K/2,'b-.') Title('Grafik Model Verhulst Biasa') xlabel('t (tahun)')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 10 Program untuk model Verhulst dengan batas bawah (Threshold) >
Lampiran 11 Program untuk model Schaefer clc; clf;hold on; r=input('Berapa laju pertumbuhan alami populasi (skala 0-1)? r='); E=input('Berapa laju pemanenan (skala 0-1)? E='); t=0:0.1:30; n=length(t); N0=[100 300 500]; m=length(N0);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
K=600; N=zeros(n,m); for i=1:m N(:,i)=(r-E)./((r-E)/N0(i).*exp(-t.*(r-E))+r/K.*(1-exp(-t.*(rE)))); end if r>E %misal: r=0.6 E=0.4 ekui=K*(1-E/r); display(N) elseif r==E %misal: r=E=0.5 ekui=0; else r<E %misal: r=0.4 E=0.6 ekui=0; display(N) end display(ekui) plot(t,N) plot(t,ekui,'r') Title('Grafik Model Schaefer') xlabel('t (tahun)') ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 12 Program untuk model penyebaran teknologi baru clc; clf; hold on; k=10; b=1; t=0:0.1:5; n=length(t);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
M=90; p0=[1 6 11 16 25]; m=length(p0); ekui=exp(-b.*t)*M; p=zeros(n,m); for i=1:m p(:,i)=(k+b)./(exp(-k*t)*((k+b)/p0(i)-(k/M))+k/M*exp(b*t)); end display(p) plot(t,p) plot(t,ekui,'m-.') Title('Grafik Model Penyebaran Teknologi') xlabel('t (waktu)') ylabel('p (banyak individu)')
Lampiran 13 Program untuk model Verhulst dengan laju tak konstan clc; clf; syms t R=input('Masukan fungsi laju pertumbuhan (dalam variabel t):'); r=int(R,0,t); t=0:0.1:8; n=length(t); int_r=subs(r,t); N0=[100 200 300]; m=length(N0); K=600; N=zeros(n,m); for i=1:m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
N(:,i)=exp(int_r)./(1./N0(i)-(1/K)+(1/K).*exp(int_r)); end display(N) plot(t,N,t,K) title('Grafik Model Verhulst Laju Tak Konstan') xlabel('t (tahun)'); ylabel('N (besarnya populasi)')
Lampiran 14 Konvergensi di Diberikan ruang peluang ( (
)
(notasi
). Misal
adalah barisan variabel acak, maka
dikatakan konvergen ke
) jika untuk setiap (
dan
adalah variabel acak dan
saat
) .
Lampiran 15 Lintasan Sampel Penyelesaian Model Verhulst Stokastik >
(i) saat >
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
(ii) saat
(iii) saat