MODEL PEMILIHAN LOKASI TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT KERJA TERHADAP PERUBAHAN AKSESIBILITAS TRANSPORTASI DAN HARGA LAHAN (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)
DISERTASI
Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Doktor dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
NAJID NIM : 35099048
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
ABSTRAK
Aktivitas atau kegiatan yang terjadi pada suatu lokasi dipengaruhi oleh tingkat manfaat atau daya tarik atau yang biasa disebut utilitas dari lokasi tersebut. Utilitas suatu lokasi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya aksesibilitas ke lokasi-lokasi lain yang terkait, kondisi udara, kemudahan mendapatkan air, kondisi banjir, harga lahan dan lain sebagainya. Aktivitas yang terjadi pada suatu tata guna lahan ditentukan oleh pemilihan lokasi pada tata guna lahan tersebut.
Perubahan tempat tinggal dari satu lokasi ke lokasi yang lain biasanya disebabkan karena keinginan memperoleh utilitas yang lebih baik pada lokasi yang baru tersebut. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi utilitas suatu lokasi merupakan hal-hal yang dipertimbangkan oleh orang pada saat mereka menentukan pilihan pada lokasi tertentu sebagai tempat tinggalnya.
Fenomena yang terjadi pada pemilihan lokasi tempat tinggal, maka hal yang serupa juga terjadi pada pemilihan lokasi untuk tempat kerja dan tempat usaha seperti retail, perkantoran dan industri. Perpindahan itu didasarkan pada usaha untuk mendapatkan utilitas yang lebih baik.
Tinggi atau rendahnya nilai utilitas suatu lokasi sebenarnya lebih dipengaruhi oleh karakteristik orangnya bukan oleh karakteristik lokasinya, artinya suatu lokasi mungkin dianggap mempunyai utilitas yang tinggi bagi seseorang atau sekelompok orang tetapi mungkin utilitasnya dianggap rendah bagi orang atau kelompok orang yang lain. Oleh karena itu cukup beralasan jika pemodelan utilitas bersifat disagregat (pengelompokkan) yang didasarkan pada karakteristik tertentu.
Model-model pemilihan lokasi tempat tinggal dan tempat kerja yang ada sekarang umumnya didasarkan pada utilitas perjalanan (biaya komuting), sedangkan dalam studi di kota Bandung didapatkan bahwa faktor daya tarik lahan (utilitas lokasi) seperti harga lahan dan faslilitas lingkungan (aksesibilitas lokasi) lebih menentukan dalam pemilihan lokasi tempat tinggal.
v
Banyak dari model pemilihan lokasi tersebut menggunakan analisis perilaku (behavioural analysis) untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk, tempat kerja dan tempat aktivitas lainnya baik yang didasarkan pendekatan monosentrik maupun yang didasarkan pendekatan polisentrik.
Model-model pemilihan lokasi yang ada tersebut tidak dapat digunakan untuk analisis pada kota-kota di Indonesia karena: 1.
Karakteristik model yang berbeda dengan kondisi di Indonesia dan ketersediaan data di Indonesia.
2.
Pada umumnya didasarkan pada utilitas perjalanan sedangkan pemilihan lokasi di Indonesia lebih didasarkan pada utilitas lokasi.
3.
Tidak mempertimbangkan kondisi-kondisi yang spesifik di Indonesia seperti kondisi banjir.
Untuk mengetahui respon permintaan lahan terhadap perubahan jumlah penduduk dan tempat kerja dan perubahan aksesibilitas lokasi, maka diperlukan model Perilaku Pemilihan Lokasi yang menggambarkan perilaku permintaan lokasi berdasarkan utilitas lokasi. Berdasarkan studi sebelumnya dan untuk melihat efek perubahan sistem transportasi terhadap perubahan utilitas lokasi maka analisis perilaku pemilihan lokasi didasarkan pada persaingan dua lokasi atau dengan pendekatan Discrete Choice Biner.
Dari uraian diatas kemudian timbul beberapa pertanyaan yaitu: 1.
Faktor apa saja yang mempengaruhi utilitas suatu lokasi?
2.
Bagaimana pengaruh perubahan sistem jaringan transportasi terhadap perubahan harga lahan?
3.
Bagaimana karakteristik perubahan utilitas lokasi yang disebabkan perubahan sistem jaringan transportasi dan harga lahan?
Untuk melihat pengaruh transportasi terhadap tata guna lahan pada kota kasus yaitu kota Bandung maka dilakukan analisis terhadap data dan beberapa skenario model yaitu: 1.
Pertumbuhan penduduk dan tempat kerja (TGL) tahun 2003
2.
Pertumbuhan penduduk dan tempat kerja (TGL) tahun 2004
3.
Perubahan atau peningkatan jaringan jalan.
vi
Lokasi dibedakan atas tata guna lahan penduduk dan tempat kerja. Tata guna lahan penduduk dibedakan atas tata guna lahan pemukiman menengah ke atas dan tata guna lahan pemukiman menengah ke bawah; tata guna lahan tempat kerja dibedakan atas tata guna lahan perkantoran, pusat belanja, dan industri.
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi utilitas lokasi.
2.
Model yang dapat menjelaskan dampak perubahan sistem jaringan transportasi terhadap perubahan harga lahan.
3.
Model yang dapat menjelaskan dampak perubahan sistem jaringan transportasi dan harga lahan terhadap perubahan utilitas lokasi tempat tinggal dan tempat kerja.
Dari model Pemilihan Lokasi didapatkan sensitifitas permintaan lahan tempat kerja terhadap perubahan aksesibilitas lebih kecil dibandingkan sensitifitas permintaan lahan pemukiman terhadap perubahan aksesibilitas, hal ini disebabkan aksesibilitas pada wilayah-wilayah tempat kerja sudah cukup baik sehingga perubahan aksesibilitas sudah tidak sensitif lagi dalam mempengaruhi permintaan lahan tempat kerja dibandingkan permintaan lahan peningkatan
pemukiman. Dari model Pemilihan Lokasi diperoleh pengaruh
aksesibilitas
melalui
peningkatan
jaringan
jalan
sangat
signifikan
mempengaruhi harga lahan dan probablititas pemilihan lokasi.terutama pada lokasi yang berdekatan dengan jalan tersebut.
Model Pemilihan Lokasi yang didapatkan dari penelitian ini terdiri dari model Pemilihan Lokasi Permukiman yang terdiri dari permukiman dengan penduduk berpenghasilan rendah dan mempunyai satu kendaraan, berpenghasilan rendah yang mempunyai lebih dari satu kendaraan, berpenghasilan tinggi dengan satu kendaraan (mobil) dan berpenghasilan tinggi dengan lebih dari satu mobil. Selain itu didapatkan juga model Pemilihan Lokasi Tempat Kerja yang terdiri dari lokasi retail, lokasi kantor dan lokasi industri.
vii
ABSTRACT
The activities or events in certain location are affected by benefit level or appealing force or which stated commonly by utilization of certain location. The utilization of certain location is affected by several factors such as accessibility to others linked location, air condition, uncomplicated means to obtain the water, flood condition, land price, etc.
The activities in certain land use are influenced by location selection at those land use. Residence movement from certain location to another is originated by necessity to obtain better utilization at new location.
Accordingly, the factors that influenced utilization of certaion location is turn out to be the main point of consideration by common people whenever they are about to make a decision regarding the choice of certain location as their permanent residence. The established phenomenon of residence location selection is also happened to location selection for working space and bussiness space such as retail, office and industry. Such phenomena transformation is based on any endeavor accomplished to obtain better utilization.
Level of utilization value of certain location, whether it is high or low, is much more influenced by the human’s characteristic rather than by location characteristic. It means that certain location might be considered of having high utilization value to certain person or other group category. It is a reasonable, since then, if utilization modelling is characterized by disaggregates nature, which based on certain specific feature.
Available models of selection of residence and working place nowdays is generally based on commuting utilization, meanwhile for study commenced in Bandung city would result on land use attraction, such as land price and environment facilities, which are much more determining the aspect of residence location selection.
Much of those location selection models are utilizing behavioural analysis to depict the population growth, working place and other activity space, whether based on monocentric
viii
approach or by policentric approach. Those existing location selection models could not be employed to conduct certain analysis on many of Indonesia cities since: 1.
Different model characteristic with condition of Indonesia along with data availability in Indonesia.
2.
It is based on commuting utilization generally, meanwhile location selection in Indonesia are much more based on location utilization.
3.
Not considering certain specific condition in Indonesia such as flood condition.
To identify the response of land demand against alteration of population quantity and working place as well as location accessibility, the location selection behaviour would needed subsequently, which depicted location demand behaviour based on location utilization.
According to previous study and to observe the changing effect of transportation system against location utilization alteration, then the location selection behaviour analysis would be based on competition of two location or by Discrete Choice Biner approach.
From above explanation, then the following question are raising, i.e: 1. What factors that influence the utility of certain location? 2. How intense the impact of transportation network system alteration toward land cost alteration? 3. How is the characteristic of location utilization alteration that caused by the change of transportation network system and land cost?
To observe the impact of transportation toward land use, at case city i.e. Bandung city, then data analysis and several model scenario are implemented, that is: 1. Population growth and working place (land use) year of 2003 2. Population growth and working place (land use) year of 2004 3. The increase and alteration of road network
The location is differentiated according to population land use and working place. The population land use is classified by higher middle residential land use and lower middle
ix
residential land use; the working place land use is classified by office land use, shopping centre and industry.
According to above formulation problems, then the purpose of this research is: 1. Determining the factors that influenced location utilization. 2. Model, which could depict the impact of transportation network system alteration toward land cost changing. 3. Build the model that can explain the effects on transportation and land attributes change on residential and employment location’s utility.
Based on the model, sensitifity of employment land use demand changed less than sensitifity of residential land use demand changed as the result of accessibility changed.
Based on the model, impact of accessibility improvement through road network improvement can influence land price and location choice probability especially on the location that near of the road.
We found the Location choice Models in various location as the result of this research as Residential Location Choice Model that divided into four category are Location Chpice Model for low income and one motorcycle ownership, low income and more than one motor cycle ownership, middle-high income and one car ownership, and middle high income and more than one car ownership. We build the employment location choice too consist of retail location choice, office location choice and ibdustry location choice.
x
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada Bapak: 1.
Prof .Ir.Ofyar Z.Tamin,MSc.Ph.D.
2.
Ir.Ade Sjafruddin,MSc.,PhD.
3.
Ir.Idwan Santoso,MSc.,Ph.D.
yang telah memberikan bantuan, pengarahan, bimbingan, masukan, saran dan dorongan semangat yang tiada henti-hentinya agar penulis menyelesaikan penelitian ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada Bapak: 1.
Ir.Harun Al Rasyid Sorah Lubis MSc.,PhD., yang telah memberi izin menggunakan program Saturn.
2.
Prof.Ir.Agus Salim Ridwan,MSc.,PhD., Prof.Ir.Kusbiantoro,MSc.,PhD.,dan Ir.Rudi Hermawan Karsaman,MSc.,Ph.D atas masukan dan sarannya.
3.
Ir.Danang Parikesit,MSc.,PhD., dan Dr.Ir.Boy Kombaitan,MSc.,atas masukan dan sarannya.
4.
Ir.Rustam Munaf,MT. dan Ir.Isnaeni,MT. yang telah membantu dalam penggunaan program Saturn dan pengumpulan data kota Bandung.
5.
Dadi Sumardi yang telah membantu dalam pembuatan peta kota kasus atau kota Bandung.
xiii
DAFTAR ISI
Sampul .......................................................................................................................... i Halaman Sampul Disertasi........................................................................................... ii Halaman Judul Disertasi ............................................................................................. iii Halaman Pengesahan .................................................................................................. iv Abstrak..........................................................................................................................v Abstrack ...................................................................................................................... vi Pedoman Penggunaan Disertasi................................................................................. vii Ucapan Terima Kasih ............................................................................................... viii Daftar Isi ..................................................................................................................... ix Daftar Tabel .................................................................................................................... Daftar Gambar dan Illustrasi........................................................................................... Daftar Lampiran.............................................................................................................. Daftar Padanan Kata ....................................................................................................... BAB I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2
Pernyataan Masalah ..........................................................................................5
1.3
Perumusan Masalah ..........................................................................................7
1.4
Metodologi Penelitian.......................................................................................8
1.5
Batasan Masalah ...............................................................................................9
1.6
Tujuan Penelitian ............................................................................................10
1.7
Kontribusi .......................................................................................................10
1.8
Asumsi-Asumsi yang digunakan di dalam Model..........................................10
1.9
Hipotesis .........................................................................................................11
1.10
Sistematika Penulisan .....................................................................................11
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1
Model Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi ......................................15
2.2
Penelitian dan Model Pemilihan Lokasi .........................................................21
2.3
Interaksi Penduduk dan Tempat Kerja............................................................27
ix
2.4
Pendekatan Perilaku Pemilihan Lokasi...........................................................28 2.4.1 Teori Perilaku Konsumen ......................................................................28 2.4.2 Model Pemilihan Diskrit........................................................................29 2.4.3 Elastisitas Model....................................................................................32 2.4.3.1 Elastisitas Langsung (Direct Elasticity).....................................32 2.4.3.2 Elastisitas Silang (Cross Elasticity) ...........................................32
2.5
Pendekatan Stated Preference.........................................................................33
2.6
Kesimpulan .....................................................................................................35
BAB III Pengembangan Model 3.1
Pendahuluan....................................................................................................35
3.2
Posisi Penelitian dari Penelitian Sebelumnya.................................................37
3.3
Struktur Model ................................................................................................38
3.4
Model Transportasi .........................................................................................41
3.5
Model Harga Lahan ........................................................................................43
3.6
Model Perilaku Pemilihan Lokasi...................................................................43
3.7
Kesimpulan .....................................................................................................45
BAB IV Model Transportasi 4.1
Pendekatan Model...........................................................................................47
4.2
Aksesibilitas....................................................................................................48
4.3
Model Bangkitan Perjalanan...........................................................................48
4.4
Model Distribusi Perjalanan ...........................................................................50 4.4.1 Model Gravity........................................................................................51 4.4.2 Metode Furness (Model Analogi)..........................................................53
4.5
Model Pemilihan Moda ..................................................................................54
4.6
Model Pemilihan Rute ....................................................................................56 4.6.1 Database Jaringan Jalan dalam SATURN .............................................58 4.6.2 Kalibrasi Fungsi Biaya...........................................................................58 4.6.3 Proses Pemilihan Rute dalam SATURN ...............................................60
4.7
Penulisan Program ..........................................................................................60 4.7.1 Model Bangkitan Perjalanan..................................................................60
x
4.7.2 Model Pemilihan Moda .........................................................................64 4.7.3 Model Pemisahan Rute ..........................................................................65
BAB IV Model Harga (Nilai) Lahan 5.1
Pendahuluan....................................................................................................69
5.2
Pengertian dan Penetapan NJOP PBB ............................................................69
5.3
Pengaruh NJOP pada Nilai Lahan ..................................................................72
5.4
Pemanfaatan NJOP PBB sebagai Alat kendali ...............................................73
5.5
Pendekatan Model...........................................................................................75
5.6
Pengumpulan Data..........................................................................................76
5.7
Analisis Data...................................................................................................76
5.8
Perbandingan dan validasi Model..................................................................81
5.9
Kesimpulan .....................................................................................................83
BAB VI Analisis Penentuan Atribut Model Pemilihan Lokasi 6.1
Pendahuluan....................................................................................................85
6.2
Deskripsi Data.................................................................................................86
6.3
Kategori Permintaan Lahan ............................................................................86
6.4
Teknik Pengumpulan Data..............................................................................87
6.5
Pengumpulan Data..........................................................................................87 6.5.1 Penentuan Atribut Model Lokasi Tempat Tinggal ................................88 6.5.2 Penentuan Atribut Model Lokasi Retail ................................................89 6.5.3 Penentuan Atribut Model Lokasi Kantor...............................................90 6.5.4 Penentuan Atribut Model Lokasi Industri .............................................90
6.6
Penentuan Level Atribut .................................................................................91 6.6.1 Level Atribut Lokasi Tempat Tinggal ...................................................91 6.6.2 Level Atribut Lokasi Bisnis...................................................................93 6.6.2.1 Pilihan Lokasi Retail..................................................................93 6.6.2.2 Pilihan Lokasi Kantor ................................................................94 6.6.2.3 Pilihan Lokasi Industri...............................................................96
6.7
Kesimpulan .....................................................................................................98
xi
BAB VII Survei Utama Dan Model Pemilihan Lokasi (Perbandingan Utilitas Lokasi) 7.1
Pendahuluan....................................................................................................69
7.2
Teori Dasar Perilaku Pemilihan Lokasi ..........................................................70
7.3
Karakteristik Teknik Stated Preference ..........................................................71 7.3.1 Respon Ranking.....................................................................................72 7.3.2 Respon Rating........................................................................................72 7.3.3 Metode Discrete Choice.........................................................................73
7.4
Penentuan Atribut, Level Atribut dan Alternatif Pilihan ................................76
7.5
Pilihan Choice Biner.......................................................................................79
7.6
Desain Eksperimen .........................................................................................81 7.6.1 Pilihan Lokasi Tempat Tinggal.............................................................82 7.6.2 Pilihan Lokasi Bisnis .............................................................................84
7.7
Desain Kuesioner ............................................................................................87 7.7.1 Penyusunan Alternatif Pilihan (Desain Replikasi) pada Survei Pendahuluan...........................................................................................89 7.7.2 Rancangan Kuesioner untuk Survei Utama Pilihan Lokasi Tempat Tinggal......................................................................................91 7.7.3 Rancangan Kuesioner untuk Survei Utama Pilihan Lokasi Bisnis..........................................................................................92
7.8
Fungsi Utilitas.................................................................................................94
7.9
Hasil Survei Utama.......................................................................................100
7.10
Kalibrasi Model ............................................................................................101
7.11
Kesimpulan ...................................................................................................104
BAB VII Analisis Studi Kasus 8.1
Pendahuluan..................................................................................................105
8.2
Kasus Kota Buatan........................................................................................105 8.2.1 Data Kota Buatan.................................................................................106 8.2.1.1 Data Kondisi Wilayah..............................................................106 8.2.1.2 Data Bangkitan Perjalanan.......................................................107 8.2.1.3 Data Distribusi Pergerakan ......................................................108 8.2.1.4 Data Matriks Aksesibilitas.......................................................109
xii
8.2.1.5 Model Pemilihan Moda ...........................................................110 8.2.1.6 Data Jaringan Jalan dan Model Pemilihan Rute ......................110 8.2.1.7 Data Tata Guna Lahan .............................................................112 8.2.2 Analisis Kota Buatan ...........................................................................113 8.2.2.1 Alokasi Penduduk dan Tempat Kerja selama dua tahun yaitu tahun 2004 dan 2005.....................................................115 8.2.2.2 Pembangunan flyover untuk Asal-Tujuan (1-0-4).................118 8.3
Kasus Kota Bandung ....................................................................................118 8.3.1 Data Kota Bandung..............................................................................118 8.3.2 Analisis Data Lokasi Tahun 2002........................................................123
8.4
Skenario Model Pemilihan Lokasi................................................................128 8.4.1 Pertumbuhan TGL Tahun 2003 ...........................................................128 8.4.2 Pertumbuhan TGL Tahun 2003 ...........................................................130 8.4.3 Pertumbuhan TGLTahun 2004 ............................................................131 8.4.4 Analisis Model Berdasarkan Data Tahun 2004 ...................................133 8.4.5 Analisis Model Berdasarkan Peningkatan Jaringan Transportasi Tahun 2004 ..........................................................................................134
8.5
Resume Analisis Model ................................................................................136 8.5.1 Perbandingan Probabilitas Pertahun ....................................................136 8.5.2 Perbandingan Probabilitas Dengan Peningkatan Jaringan Jalan .........137
BAB IX Kesimpulan, Kontribusi Dalam Khazanah Ilmu Pengetahuan Dan Alur Baru Yang Timbul 9.1
Kesimpulan ...................................................................................................139
9.1.1
Pendekatan Pemodelan .................................................................................139
9.1.2
Hasil Pengumpulan Data ..............................................................................140
9.1.3
Hasil Analisis Model Pada Kota Buatan.......................................................141
9.1.4
Hasil Analisis Model Pada Kota Kasus ........................................................142
9.2
Kontribusi Dalam Khazanah Ilmu Pengetahuan...........................................143
9.3
Alur Baru Yang Timbul................................................................................143
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................1
xiii
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
GAMBAR
Halaman
1.1.
Siklus Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi
5
1.2.
Metodologi penelitian
8
2.1.
Sistem Transportasi Makro
17
2.2.
Interaksi Transportasi- Tata Ruang
17
2.4.
Pendekatan Link Based Analysis
44
2.5.
Pendekatan Trip Based Analysis
45
2.6.a.
Kurva Kecepatan – Arus
53
2.6.b.
Kurva waktu Tempuh – Arus
53
5.1.
Proses Penentuan Koefisien Model
128
5.2.
Struktur Permasalahan Penentuan Prioritas Pembangunan Prasarana Jalan
135
5.3.
Metodologi Penentuan Utilitas
136
6.1.
Proses Penentuan Nilai Jual Obyek Pajak
148
6.2.
Siklus Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi
149
7.1.
Struktur Analisis Pendekatan Optimasi
158
7.2.
Struktur Model Lowry
159
7.3.a
Grafik Hubungan (Linier) Penduduk dan Tempat Kerja
160
7.3.b.
Grafik Hubungan (Linier Dengan Konstanta) Penduduk dan Tempat Kerja
160
7.3.c
Grafik Hubungan (Power) Penduduk dan Tempat Kerja
160
7.3.d.
Grafik Hubungan (Eksponensial) Penduduk dan Tempat Kerja
161
7.3.e
Grafik Hubungan (Logaritmik) Penduduk dan Tempat Kerja
161
7.7.
Ringkasan Struktur Model
177
7.8.
Analisis Utilitas Wilayah
179
7.9
Interaksi Antara Kejadian
180
8.1.
Peta Jaringan Jalan Kota Buatan
187
8.2.
Jumlah Penduduk dan Tempat Kerja Perwilayah Tahun 2004 (Kota Buatan)
195
8.3.
Jumlah Penduduk dan Tempat Kerja Perwilayah Tahun 2004 (Kota Buatan)
197
8.4.
Data Pertumbuhan Penduduk dan Tempat Kerja Tahun 2003 (Kota Bandung)
204
8.5.
Skor Wilayah Berdasarkan Data Jumlah Penduduk dan Tempat Kerja Tahun 2003
205
xxiv
8.6.
Distribusi Alokasi Penduduk dan Tempat Kerja Berdasarkan Optimasi Tahun 2003
208
8.7.
Skor Wilayah Berdasarkan Optimasi Tahun 2003
210
8.8.
Total Biaya Transportasi Hasil Optimasi Tahun 2003
210
8.9.
Unjuk Kerja Hasil Optimasi Tahun 2003
211
8.10.
Distribusi Alokasi Penduduk dan Tempat Kerja Berdasarkan Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2003
8.10.a.
Skor Wilayah Berdasarkan Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2003
8.11.
215
Perbandingan Total Biaya Perjalanan Hasil Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2003
8.12.
214
216
Perbandingan Total Biaya Perjalanan (VHT) Hasil Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2003
216
8.13.
Data Pertumbuhan Penduduk dan Tempat Kerja Tahun 2004 (Kota Bandung)
222
8.14.
Skor Wilayah Berdasarkan Data Jumlah Penduduk dan Tempat Kerja Tahun 2004
8.15.
224
Distribusi Alokasi Penduduk dan Tempat Kerja Berdasarkan Optimasi Tahun 2004
227
8.16.
Skor Wilayah Berdasarkan Optimasi Tahun 2004
229
8.17.
Total Biaya Transportasi Hasil Optimasi Tahun 2004
220
8.18.
Unjuk Kerja Hasil Optimasi Tahun 2004
230
8.19.
Distribusi Alokasi Penduduk dan Tempat Kerja Berdasarkan Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2004
8.20.
Skor Wilayah Berdasarkan Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2004
8.21.
235
Perbandingan Total Biaya Perjalanan Hasil Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2004
8.22
236
Sensitifitas Perubahan Alokasi pemukiman (%) Terhadap Perubahan Aksesibilitas
8.24.
235
Perbandingan Total Biaya Perjalanan (VHT) Hasil Optimasi Dengan Perubahan Aksesibilitas Tahun 2004
8.23.
233
243
Sensitifitas Perubahan Alokasi pemukiman (%) Terhadap Perubahan Aksesibilitas
243
xxv
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
2.1
Nama, Jenis dan Kota Aplikasi Model
19
2.2
Model Tata Guna Lahan dan Transportasi
21
2.3
Dasar Teori Model dan Pengertiannya
21
2.4
Teknik Pemodelan Tata Guna Lahan dan Transportasi
22
2.5
Penelitian dan Model Tentang Pemilihan Lokasi
26
3.1
Perbandingan Analisis Regresi dan Analisis Kategori
46
4.1
Perbandingan Model Discrete
64
4.2
Distribusi Alasan Memilih Lokasi Tempat Tinggal
69
4.3
Presentasi Nilai Atribut dari Tiga Perumahan
71
4.4
Distribusi Bobot Ranking Atribut Pilihan Lokasi Retail
73
4.5
Presentasi Nilai Atribut dari Dua Toko (Pertokoan)
74
4.6
Distribusi Bobot Ranking Atribut Pilihan Lokasi Kantor
75
4.7
Presentasi Nilai Atribut dari Dua Kantor
76
4.8
Distribusi Bobot Ranking Atribut Pilihan Lokasi Industri
78
4.9
Presentasi Nilai Atribut Industri
78
4.10
Level Rendah dan Tinggi untuk Setiap Atribut (Pemukiman Menengah Ke Bawah atau PMB)
79
4.11
Selisih Kedua level atribut (PMB)
80
4.12
Level Rendah dan Tinggi Untuk Setiap Atribut (Pemukiman Menengah Ke atas atau PMA)
80
4.13
Selisih Kedua Level Aribut (PMA)
80
4.14
Level Rendah dan Tinggi untuk Setiap Atribut (Bisnis-Retail)
82
4.15
Selisih Kedua Level Aribut (Bisnis-Retail)
82
4.16
Level Rendah dan Tinggi untuk Setiap Atribut (Bisnis-Perkantoran)
82
4.17
Selisih Kedua Level Aribut (Bisnis-Perkantoran)
83
4.18
Level rendah dan tinggi untuk Setiap Atribut (Bisnis-Industri)
83
4.19
Selisih Kedua Level Atribut (Bisnis-Industri)
83
4.20
Peubah dan Pilihannya Untuk Survei Utama (PMB)
86
4.21
Peubah dan Pilihannya Untuk Survei Utama (PMA)
86
xx
4.22
Peubah dan Pilihannya Untuk Survei Utama (Retail)
87
4.23
Peubah dan Pilihannya Untuk Survei Utama (Pekantoran)
87
4.24
Peubah dan Pilihannya Untuk Survei Utama (Industri)
88
4.25
Kombinasi Peubah atau Atribut Kuesioner Awal
89
4.26
Kombinasi Perlakuan
89
4.27
Model Utilitas Lokasi Tempat Tinggal dan Tempat Kerja
96
5.1
Perbandingan Model Hasil Analisis Regresi Linier Lokasi Pemukiman
108
5.2
Perbandingan Model Hasil Analisis Regresi Linier Lokasi Bisnis
109
5.3
Perbandingan Model Penelitian dengan Model Marsani
111
5.4
Perbandingan Harga Lahan Hasil Model dan Hasil Survei Lokasi Perumahan
112
5.5
Perbandingan Harga Lahan Hasil Model dan Hasil Survei Lokasi Bisnis
112
6.1.
Tabel Model Hubungan Penduduk dan Pekerja
118
6.2.
Probabilitas Relatif Antara Lokasi
123
6.3.
Elastisitas Silang Antara Lokasi Berdasarkan Harga Lahan
123
7.1.
Data Wilayah pada Kota Buatan Tahun 2003
130
7.2.
Data Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
131
7.3.
Data Distribusi Perjalanan
132
7.4.
Data Matrikss Aksesibilitas (Impedance Matrics) Angkutan Pribadi
133
7.5.
Data Matrikss Aksesibilitas (Impedance Matrics) Angkutan Umum
134
7.6.
Data Jaringan Jalan
135
7.7.
Data Tata Guna Lahan Pemukiman
136
7.8.
Data Tata Guna Lahan Tempat Kerja
137
7.9.
Jumlah Penduduk dan Tempat Kerja
137
7.10.
Pertumbuhan Penduduk dan Tempat Kerja
137
7.11.
Database Hasil Optimasi 2004
138
7.12.
Database Hasil Optimasi 2005
139
7.13.
Perbandingan Hasil Analisis Model pada Skenario Kedua
140
7.14.
Data Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja dan Aksesibilitas Tahun 2002
142
7.15.
Kategori Lokasi Analisis
143
7.16.
Data Atribut Harga Lahan Lokasi Tempat Tinggal
143
7.17.
Data Atribut Utilitas Lokasi Tempat Tinggal
144
7.18.
Data Atribut Harga Lahan Lokasi Retail
144
7.19.
Data Atribut Utilitas Lokasi Retail
145
7.20.
Data Atribut Harga Lahan Lokasi Perkantoran
145
xxi
7.21.
Data Atribut Utilitas Lokasi Perkantoran
145
7.22.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah-Rendah
146
7.23.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah- Tinggi
146
7.24.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Retail
146
7.25.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Perkantoran
146
7.26.
Data Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja dan Aksesibilitas Tahun 2003
147
7.27.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah-Rendah
148
7.28.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah- Tinggi
149
7.29.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Retail
149
7.30.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Perkantoran
149
7.31.
Data Jumlah Penduduk, Tenaga Kerja dan Aksesibilitas Tahun 2004
150
7.32.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah-Rendah
151
7.33.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah- Tinggi
151
7.34.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Retail
152
7.35.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Perkantoran
152
7.36.
Aksesibilitas Lokasi Sebelum dan Sesudah Pembangunan Jalan
152
7.37.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah-Rendah
153
7.38.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Menengah- Tinggi
153
7.39.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Retail
153
7.40.
Probabilitas Pemilihan Lokasi Perkantoran
153
7.41
Perbandingan Probabilitas Lokasi Tahun 2002 – 2004
154
7.42
Perbandingan Probabilitas Lokasi Tahun 2004 dengan Peningkatan Jaringan Transportasi
155
xxii
DAFTAR PADANAN KATA
ISTILAH ASING
ARTI
Komuting
Perjalanan kerja
Derived demand
Kebutuhan Pergerakan beraktifitas
Endogenous
Variabel yang dipengaruhi atau mempengaruhi sistem secara langsung
Exogenous
Variabel yang dipengaruhi atau mempengaruhi sistem secara tidak langsung
Behavioural
Perilaku
Linked
Hubungan antara variabel utama tidak langsung karena perbedaan waktu dan lain-lain
Mode response
Mempengaruhi dan dipengaruhi pemilihan moda angkutan
Basic Employment
Tempat Kerja Utama (kantor pemerintah dan pabrik atau industri besar)
Service Employment
Tempat kerja sekunder (toko, kantor swasta dan lain-lain)
Monosentrisitas
Satu Pusat Kota sebagai Pusat Tempat Kerja
Polisentrisitas
Banyak Pusat Kota
Prediktif
Prediksi
Generalised Cost
Biaya transportasi gabuingan (biasanya menggabungkan waktu dan uang.
Utilitas
Daya guna (manfaat)
Disutilitas
Kerugian (lawan dari manfaat)
Travel
Perjalanan
Link
Ruas jalan
xxiii
yang
disebabkan
kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
1. Akiva, M.B., Bowman, J.L. (1998), Integration of An Actifity-Based Model System and a Residental Location Model ,Urban Studies, Vol.35,no.7. 2. Arimah, B.C. (1997), The Determinants of Housing Tenure Choice in Ibadan Nigeria, Urban Studies, Vol. 34, No.1. 3. Black, J. (1981), Urban Transport Planning, Croom Helm, London. 4. Brotchie, J.F., Dickey, J.W.,Sharpe, R. (1980), Technique for Optimal Placement of Activities in Zones (TOPAZ), Berlin Heidelberg, NewYork. 5. Bureau of Transport Economics (1998), Urban Transport Models, Departmentof Transport and Regional Services, CSIRO. 6. Cho, C.J. (1997), Joint Choice of Tenure and Dwelling Type: A Moltinomial logit Analysis for The City of Chongju Urban Studies,Vol. 34, No.9. 8. Dagsputa, M. (1983), Employment and Work Travel in an inner Arrea Context,TRRL Supplementary Repot 780, Crowthorne Berkshire. 9. Firman, T. (1996), Land Conversion and Urban Development in The Northern Region of West Java Indonesia, Urban Studies, Vol.34, No.7, 1027-1046, 1997. 10. Frank, L.D., Pivo, G. (1993) Impact of Mixed Use and Density on Utilization of Three Modes of Travel: Single Occupant Vehicle,Transit and Walking Issues in land Use and Transportation Planning , Models dan Applications, TRR 1466. 11. Gupta, J.D. (1982), Transport and Urban Activity System , TRR 848. 12. Hafiz, A.P., Mohamad, S.B. (1996), Comparative Statics Analysis of Urban Land Values in The Presence of Government Regulation, Urban Studies, Vol. 33 No. 7. 1141-1154. 13. Hensher, D.A. (1994), Stated Preference Analysis of Travel Choices: The State of Practise, Transportation, Vol.21, no.2, Institut of Transport Study, Graduate School of Business, University of Sydney, Australia. 14. Isnaeni, M. (2001), Dampak Ekonomi dan Lingkungan Tata Ruang
& Sistem
Transportasi Kota,Tesis Magister Bidang Khusus Rekayasa Transportasi Program Studi Teknik Sipil Pasca Sarjana ITB.
135
15. Jones, S.R. (1984), Accesibility and Public Transport Use, TRRL Supplementary Report 83, Crowthorne Berkshire. 16. Jones, S. R. (1986), Accesibility and Public Transit in Tyne and Wear, TRRL 13. 17. Kanafani, A. (1983), Transportation Demand Analysis, Mc.Graw Hill Company. 18. Kim, S.J. (1992), A Model of Rental Housing Choices in The Korean Market, Urban Studies, Vol.29, No.8. 19. Kombaitan, B. (1999), Perubahan Struktur Ruang Perkotaan dan Perkembangan Pola Ruang Pergerakan Bekerja, Disertasi, ITB. 20. Kroes, E.P., Sheldon, R.J. (1988), Stated Preference Methods: An Introduction, Journal of Transport Economics and Policy, Vol.22 No.7, 11-25. 21. Levine, N. (1999), The Effects of Local Growth Controls on Regional Housing Production and Population Redistribution in California, Urban Studies, Vol.36 No.12.2047 – 2068. 22. Marsani, H. (2001), Menentukan NJOP Bumi dengan Teknik Quality Rating, Jurnal Survei dan Penilaian Properti no.020 Januari. 23. Mochtaram, K. (1997), Peramalan dan Pembuatan Model, Perencanaan Fisik, Lembaga Penelitian Planologi Departemen Planologi ,ITB. 24. Morris, J.M., Dumble, P.L., Wigan, M.R. (1979), Accesibility
Indicators
for
Transport Planning , Transportation Research Vol.13A. 25. Mullins, J.A., Washington, E.J., Stokes, R.W. (1992), Land Use Impacts of The Houston Transitway System, TRB 1237. 26. Musa, I. (2000), Peranan Faktor Lokasi dalam Pemilihan Lokasi Industri Para pemanfaat Kawasan Industri di Indonesia, Disertasi, ITB. 27. Najid, Salim, H.T., Tamin, O.Z., Sjafruddin, A. (2002), Karakteristik Model Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal Studi Kasus: Kota Bandung, Prosiding FSTPT-V. 28. Nakamura, H., Hayashi, Y., Miyamoto, K. (1983), Land Use Transportation Analysis System for A Metropolitan Area, Land Use-Transportation Analysis System for A Metropolitan Area, TRR 931. 29. Olmo, J.C. (1995), Spatial Estimation of Housing Prices and Locational Rents, Urban Studies, Vol. 32 No.8, 1331-1344.
136
30. Pamuk, A., Dowall, D.E. (1998), The Price of Land for Housing in Trinidad: The Role of Regulatory Constraints and Implications for Affordability, Urban Studies, Vol. 35, no.2, 285-299. 31. Parengkuan, E.P. (1991), Studi Permasalahan Pajak Lahan Kota dalam Kaitannya dengan Penggunaan Lahan dan aspek Penggendalian Guna Lahan di Kotamadya Bandung, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, no.2 Triwulan 1. 32. Santoso, I. (1986), The Development of Microcomputer version of Leeds Integrated Land Use – Transport (LILT) Model, Thesis, University of London. 33. Skaburskis, A.(1999), Modelling The Choice of Tenure and Building Type, Urban Studies, Vol. 36, No.13. 34. Smith, R.L. (1983), Accesible Public Transit Alternatives, Journal of Transportation Engineering Vol. 109, No.1. 35. Stopher, R.P., Meyburg, A. (1984), Urban Transportation Modelling and Planning, Lexington Books. 36. Tamin, O.Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB. 37. Stover, V.G., Koepke, F.J. (1988), Transportation and Land Development, Prentice Hall, Englewood Cliff, New Jersey. 38. Sujarto, D. (1992), Wawasan Tata Ruang, Wawasan mengenai Tata Ruang dan Pembangunan, Jurnal PWK Juli, Edisi Khusus. 39. Tamin, O.Z, Russ,B.F. (1997), Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan – Sistem Transportasi dalam Perencanaan Sistem Jaringan, Perencanaan dan Manajemen Transportasi, Jurnal PWK. Vol. 8 no.3. 40. Waddell, P. (2001), Review Of Literature and Operational Models, University of Washington, 2-1 – 2-12. 41. Walmshey, D.A. (1979), A Parametric Model of Intercity Passenger Transport, TRRL 866. 42. Watterson, W.T. (1997), Dynamics of Jop and Housing Locations and The Work Trip: Evidence From Puget Sound Transportation Panel, Transportation Research Record 1463, TRB, National Research Council, Washington,D.C.
137
43. Webster, F.V., BLY, P.H., Paulley, N.J. (1990), Urban Land Use and Transportation Interaction, Gower Publishing Company. 44. Weisberg,S. (1985), Applied Linear Regression, John Wiley & Sons,Inc. Canada. 45. Wilson, A.G. (1977), Models Of Cities and Regions: Theoretical and Empirical Developments, John Wiley & Sons, Brisbane. 46. Winarso, H. (1995), Tarif Ijin Perubahan Guna Lahan Perkotaan Sebagai Bentuk Kontrol Pelaksanaan penataan Ruang Kota, Aspek Hukum dalam Penataan Ruang, Jurnal PWK no.17. 47. Xiao Ping Zheng (1998), Measuring Optimal Population Distribution by Agglomeration Economics and Diseconomics: A Case Study of Tokyo, Urban Studies, Vol.35 no.1.95-112.
138
BIBLIOGRAFI
1.
Bappeda (1998), Studi Sistem Transportasi Terpadu di Kotamadya DT II Bandung.
2.
Behnam, J., Patel, B.G. (1997), Pedestrian Volume Estimation by Land Use Variabels , Transportation
Enginering Journal of ASCE.
3.
Bland , B.H. (1982) , The Lute Land Use and Transportacion model, TRRL 716.
4.
Blunden, W.R., Black, J.A. (1984), The Land Use and Transport System, 2nd Edition, Pergamon Press Australia.
5.
Budiharjo, E. (1992), Tata Ruang dan Pola Perkembangan Kota Indonesia , Wawasan mengenai Tata Ruang dan Pembangunan , Jurnal PWK Juli ,Edisi Khusus.
6.
Douglass, M. (1996) Land Use Planning and Management Stragies for a Sustainable Greater Jabotabek , Penataan Ruang dan Dinamika Pembangunan di Di Jakarta , Jurnal PWK No.21.
7.
Hasmer, D.W., Leneslow, S. (1989), Applied Logistic Regression, John Wiley & Sons, Inc. Canada.
8.
Hayashi, Y., Roy, J. (1996), Transport Land Use and The Environment, Kluwer Academic Publisher.
9.
Hartshorn, A.T. (1985), Interpreting The City, John Wiley & Sons,Inc, New York
10.
Hermawan, W. (1999), Model Komposisi Angkutan Barang antar Kereta Api dan Truk dengan Teknik Stated Preference, Tesis Magister Bidang Khusus Rekayasa Transportasi Program Studi Teknik Sipil Pasca Sarjana ITB.
11.
Hidayat (1996), Jakarta sebagai Service City dan Pengaruhnya Terhadap Perencanaan Tata Ruang: Pendekatan Sosial Ekonomi, Penataan Ruang dan Dinamika Pembangunan di DKI Jakarta, Jurnal PWK No.21.
12.
Karyoedi, M. (1992), Keterkaitan Kelembagaan Perencanaan tata Ruang Kota dan Sistem Pengelolaan Pembangunan Kota, Wawasan Mengenai Tata ruang dan Pembangunan , jurnal PWK September.
139
13.
Khisty, C.J., Lall,B.K. (1998), Transportation Engineering an Introduction, Second Edition.
14.
Kombaitan, B. (1995), Perijinan Pembangunan Kawasan dalam Penataan Ruang, Aspek Hukum dalam Penataan Ruang, Jurnal PWK no.17.
15.
Lubis, H.A.S., Karsaman, R.H. (1997), Krisis Perencanaan Transportasi Kota, Perencanaan dan Manajemen Transpotasi, Jurnal PWK vol.8 no.3.
16.
Macket, R.L. (1984), The Impact of Transport Policy on The City, TRRL Suplementary Report 821, Crowthorne Berkshire.
17.
Mauder, D.A.C. (1984), Trip Rates and Travel Pattern in Delhi India, TRRL No.1.
18.
Mitchell, C.G.B., Town, S.W. (1977), Accesibility of Various Social Groups To Different Activities, TRRL Supplementary Report 258, Crowthorne Berkshire.
19.
Potter, S. (1984), Transport and Urban Activity System, Transportation and Land Development Issues, TRR 964.
20.
Rejeki, T.R. (1996), Pedoman Penentuan Indeks Perubahan Pemanfaatan Lahan Sebagai Penerapan Permendagri No. 4, Tesis, ITB.
21.
Sahim, E.R. (1992), Masalah Perencanaan Pembangunan Perkotaan, Wawasan mengenai Tata Ruang dan Pembangunan, Jurnal PWK September.
22.
Sforza, V.C., Ortolano, L. (1984), Delphi Forecasts of Land Use Transportation Interactions, Journal of Transpotation Engineering Vol. 110 No .3.
23.
Taufik, I.A., Budi, L.B. (1996), Estimasi Pemodelan Distribusi Perjalanan dengan Model Gravity Opportunity Studi Kasus Bandung ,Tugas Akhir, Jurusan teknik Sipil, ITB.
24.
Voorhees, A.M.& Associates (1968), Factors and Trends in Trip Length, HRB 48.
25.
Voorhees, A.M.& Associates (1970), Factors, Trend and Guidelines Related to Trip Length, HRB 89.
140