ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, LOKASI, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN FITNESS CENTER SEBAGAI TEMPAT MELATIH KEBUGARAN TUBUH (Studi Kasus Pada Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang) IVAN HARISTIANTO Program Studi Manajemen – S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL :http://dinus.ac.id/ Email :
[email protected] ABSTRACT This research is aimed at testing and analyzing the influence of motivation, location, price and service quality on the decision making of fitness center as stamina training ( a case study at Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang ). The population of this research are 498 members of Shangri-La salon & Fitness Studio in Semarang from 2013 until 2015. Meanwhile, the methodology used in this research is using purposive sampling by taking 100 members by giving questionnaire. Furthermore, the technique of data analysis of this research is by using SPSS 16.0 application. The technique of testing in this research is using validity test by correlation among score, realibility test through cronbach alpha. Then, classic assumption test along with multiple linier regressions to test and to proof the hypothesis of this study. The result show that independent variable in term of motivation, price and service quality is significantly influenced to dependent variable of decision making. However, independent variable of location does not influence to dependent variable of decision making significantly. Keywords: Motivation; location; Price; Service Quality; Decision Making ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi, lokasi, harga, dan kualitas layanan terhadap keputusan pemilihan fitness center sebagai tempat melatih kebugaran tubuh (studi kasus pada Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang. Populasi yang dibutuhkan dari penelitian ini adalah anggota tetap dari Shangri-La Fitness Center Semarang yang berjumlah 498 orang dari tahun 2013 hingga 2015. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling pada 100 responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisa data menggunakan bantuan aplikasi spss versi 16.0. Teknik pengujian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji validitas dengan korelasi antar skor, uji realibilitas dengan cronbach alpha. Kemudian uji asumsi klasik serta analisis regresi linier berganda, untuk menguji dan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel independen yakni motivasi, harga, dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen keputusan pemilihan, kecuali variabel independen lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen keputusan pemilihan. Kata kunci : Motivasi; Lokasi; Harga; Kualitas Layanan; Keputusan Pemilihan
Pendahuluan Seiring perubahan perilaku dalam kehidupan social masyarakat dan menurunnya tingkat kesadaran dalam berolahraga. Uang bukanlah segalanya tetapi kunci terpenting adalah kesehatan. Dengan badan yang sehat maka kita dapat melakukan segala hal dan menikmati hidup Pengertian fitness menurut Ade Rai (2008) menyatakan bahwa “fitness” bukan hanya sekedar angkat-angkat beban tetapi bagaimana kita bias mengatur pola hidup sehat mulai dari mengatur pola latihan, pola makan dan istirahat yang cukup. (http://membentuktubuhsixpack.co.id/). Salah satu fitness center yang menyadari akan pentingnya berolahraga adalah Shangri-la Salon & Fitness Studio Semarang. Shangri-la Salon & Fitness Studio Semarang menawarkan berbagaimacam peralatan dan paket lengkap fitness. Shangri-la Salon & Fitness Studio Semarang juga memberikanjasa privat trainer untuk fitness dan juga suplemen untuk membangun otot lebih ideal. Berikut ini merupakan data jumlah anggota (member) Shangri-la Salon & Fitness Studio Semarang Semarang per periode tahun 2013 hingga 2015; yang ditampilkan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Jumlah Anggota Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang periode tahun 2013 - 2015 Tahun
Selisih dari Tahun Sebelumnya
2013
Jumlah Anggota baru (Orang) 177
2014
170
-7
2015
151
-19
Jumlah
498
Sumber : Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang
Berdasarkan data pada Tabel 1.1diketahui bahwa tiga tahun terakhir jumlah anggota member baru di Shangri-La Fitness Center mengalami penurunan ditiap tahunnya. Jumlah terbanyak berada di tahun 2013 sebesar 177 orang dan mengalami penurunan jumlah anggota ditiap tahunnya khususnya di tahun 2015 hanya memiliki jumlah anggota baru sebesar 151 orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah anggota baru pada Shangri-La Salon & Fitness Studio dari tahun 2013 hingga 2015 mengalami penurunan. Untuk mengukur keputusan pemilihan konsumen diperlukan prasurvey untuk menentukan variabel yang digunakan sebagai dasar pengambilan judul antara lain untuk variabel motivasi diukur dengan 3 indikator yaitu : biaya sesuai dengan fasilitas yang diberikan, kelengkapan peralatan fitness center, fasilitas yang diberikan sesuai dengan kualitas fitness center (Sasongko, 2012:24). Variabel lokasi dapat diukur dengan 3 indikator yaitu : dapat dijangkau dengan transportasi umum, kejelasan papan nama fitness center Shangri-La Semarang dari jalan utama, area parkir yang memadai (Tjiptono dan Chandra, 2005:92). Variabel harga dengan 3 indikator yaitu harga terjangkau, harga sesuai dengan manfaat, harga bersaing (Kotler dan Amstrong, 2008:278). Sedangkan variabel kualitas layanan dapat diukur dengan 3 indikator yaitu : keramahan serta kesopanan karyawan di Shangri-La, instruktur yang berpengalaman, kesediaan melayani kebutuhan informasi (Kusumasari, 2013:46). Berikut adalah hasil Prasurvey yang didapati dari 20 responden member Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang, dengan cara penyebaran kuisioner terhadap member Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang; yang ditampilkan dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2 Hasil Prasurvey Dari Hasil penelitian 20 responden (member) Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang No
Indikator
Setuju
1
Apakah biaya di Shangri-La Semarang sesuai dengan fasilitas yang diberikan Kelengkapan Peralatan di Shangri-La Semarang Apakah fasilitas yang diberikan sesuai dengan kualitas di Shangri-La Semarang Apakah tempat Shangri-la Semarang dapat dijangkau oleh transportasi umum Apakah papan nama di Shangri-la Semarang terlihat jelas di jalan utama Apakah area parkir di Shangri-La Semarang memadai Instruktur yang berpengalaman Keramahan serta kesopanan karyawan dan instruktur fitnes di Shangri-La Semarang Kesediaan melayani kebutuhan informasi
20
2 3
4
5 6 7 8
9
Jumlah Responden Persentase Tidak Setuju 100% 0
Persentase 0%
15
75%
5
25%
15
75%
5
25%
20
100%
0
0%
17
85%
3
15%
10
50%
10
50%
15 15
75% 75%
5 5
25% 25%
17
85%
3
15%
Dari hasil penelitian prasurvey 20 responden member di Shangri-La Fitness Semarang didapat bahwa dari variabel motivasi yaitu konsumen 100% setuju dengan harga di Shangri-La sesuai dengan fasilitas yang diberikan dan dengan persentase yang sama yaitu 75% konsumen setuju dengan kelengkapan peralatan dan fasilitas yang diberikan sesuai dengan kualitas di Shangri-La semarang. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa konsumen tertarik untuk memilih Shangri-La Fitness Semarang karena harga yang diberikan sesuai fasilitas yang ada di ShangriLa Fitness Semarang. Dari variabel lokasi, konsumen 100% setuju dengan tempat Shangri-La Fitness Semarang dapat dijangkau menggunakan transportasi umum. Dan persentase paling rendah terdapat di area parkir yaitu konsumen 50% setuju. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Shangri-La Fitness Semarang berlokasi di tempat yang mudah dijangkau menggunakan transportasi umum karena berada di kawasan yang selalu di lalui bus dan angkutan kota lainnya, sementara untuk area parkir Shangri-La Fitness Semarang tidak cukup luas untuk tempat parkir bagi konsumen khususnya untuk mobil. Dari variabel kualitas layanan, konsumen 85% setuju dengan kualitas layanan yang diberikan oleh karyawan di Shangri-La Fitness Semarang dalam melayani kebutuhan informasi bagi konsumen. Dan dengan persentase yang sama yaitu 75% konsumen setuju dengan kualitas instruktur yang berpengalaman , keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa karyawan di Shangri-La fitness Semarang dapat melayani informasi dengan cepat sesuai kebutuhan informasi untuk konsumen Pada pemasaran produk, keputusan konsumen untuk membeli produk disebut dengan keputusan pembelian, sedangkan dalam jasa lebih sering disebut dengan keputusan pemilihan.
Keputusan pemilihan jasa adalah keputusan yang diambil oleh konsumen pada saat akan memilih menggunakan jasa tersebut ( Kotler dan Keller, 2012:167). Untuk memenuhi keputusanpembelian, biasanya konsumen harus mempunyai motivasi untuk membeli. “Motivation can be describe as the driving fotce within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi adalah kekuatan konsumen untuk mendorong untuk melakukan tindakan (Schiffman dan Kanuk, 2008:72). Shangri-la Salon & Fitness Studio Semarang berada dilokasi yang cukup strategis yaitu berada pada Jalan Raya utama di Jalan Patimura. Para pengusaha harus memutar otak dalam menentukan lokasi berdirinya fitness center yang startegis tetapi tidak menggangu masyarakatsekitar. Pengertian harga adalah “biaya yang harus dibayar konsumen karena membeli produk (Kotler dan Amstrong, 2011:439). Definisi kualitas pelayanan jasa adalah upaya memberikan yang terbaik bagi konsumen. (Tjiptono, 2011:59). Berdasarkan pemaparan teori dan data yang diperoleh dari Shangri-La Fitness Center, maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Motivasi, Lokasi, Harga Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pemilihan Fitness Center Sebagai Tempat Melatih Kebugaran Tubuh - Studi Kasus pada Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang” TINJAUAN PUSTAKA Jasa adalah sesuatu yang tidak bias kita lihat tetpai bisa kita rasakan manfaatnya. Dalam industri bisnis, fitnesscenter merupakan usaha jasa. Jasa (Service) menurut Kotler dan Keller (2012:214) mendefinisikan jasa adalah aktifitas yang diberikan untuk konsumen sehingga konsumen dapat merasakan manfaatnya. Menurut Kotler Amstrong (2012:223) menjelaskan4 karakteristik jasa sebagai berikut : 1. Tidak berbentuk (intangibility) Jasa bersifat abstrak dan tidak berbentuk fisik. 2. Bervariasi (Variability) Jasa bersifat nonstandard dan sangat variabel. 3. Tidak bisa dipisahkan (inseparability) Jasa biasanya diproduksi, dikonsumsi bersamaan. 4. Tidak bisa disimpan (pershability) Jasa tidak berwujud. Keputusan Pemilihan Keputusan pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan konsumen dimana mereka membeli suatu produk oleh penjual. Menurut Kotler(2009:184) keputusan pembelian konsumen adalah keputusan membeli barag danjasa. Sedangkan menurut Tjiptono(2008:19) mengemukanan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah memilihn barabg satu dengan lainnya. Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa, keputusan pembelian konsumen adalah keputusan yang diambil dari berbagai pertimbangan dan kemudian menentukan sikap untuk membeli. Motivasi Menurut Kotler dan Amstrong(2012:182), motivasi adalah suau konsep untuk mengarahkan sesuatu untuk mencapai keinginan individu. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk(2012:106), “motivasi adalah pendorong untuk bertindak lebih lanjut. Menurut Maslow, yang membuat motivasi itu adalah keinginan individu(Kotler dan Keller, 2012:182). Abraham Maslow menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang
paling mendesak seperti fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Disetiap orang akan mencoba memenuhi sebagian kebutuhan yang paling utama diperlukan dan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan lainnya. Hal-hal yang mendorong seseorang dalam kebutuhan adalah karena ada rasa lapar dan tidak nyaman. Dan kebutuhan lainnya adalah emosi individu yaitu keinginan untuk diterima di masyarakat dan dilingkungannyaSwastha (2009:87), motif dikelompokan dalam dua kategori yaitu : 1. Keinginan fisik (seperti kebutuhan jasmani tubuh). 2. Keinginan psikologis,seperti : a. Motif alamiah individu b. Motif produk(mengapa konsumen membeli dipenjual) c. Motif primer dan motif selektif(alasan membeli) Dalam bidang pemasaran motivasi pembelian adalah dorongan dan keinginan membeli (Sasongko, 2012:24). Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional Lokasi Menurut Kotler (2008:51) salah satu kunci menuju sukes adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Lokasi menurut Lupiyoadi (2009:42), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu : 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sanagt penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus startegis. 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksanan dengan baik. Lokasi fasilitas jasa merupakan salah satu faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa.pemilihan lokasi yang baik dapat memberikan kelebihan atau keuntungan bagi pemilik untuk mendapatkan keuntungan banyak. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dalam menentukan lokasi yang baik, berikut factor dalam mempertimbangkan lokasi(Tjiptono dan Chandra, 2005:92) : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Akses mudah dijangkau Visibilitas yaitu lokasi terlihat jelas dari jalan raya Lalu lintas lancar. Tempat parkir luas dan tidak menggangu lalulintas Ekspansi yaitu bersedia memperluas usaha jasanya. Peraturan pemerintah
Harga Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu dan tempatnya. Menurut Kotler dan Keller (2009:67): “ harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu.” Pendapat lain menurut Tjiptono (2008:151) “ harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.” Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52), didalam variabel harga ada bebeapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi tingkatan harga, diskon, potongan harga, dan periode pembayaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:278) ada 4 (empat) indikator yang mencirikan harga yaitu : keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat. Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Kualitas Layanan Definisi kualitas pelayanan jasa adalah bagaimana meberikan pelayanan yang baik untuk konsumen. Menurut Tjiptono (2011:59), kualitas pelayanan jasa adalah tingkat keberhasilan perusahaan untuk memberikan layaanan yang baik kepada konsumen sehingga konsumen merasa nyaman dan senang dengan kulitas yang diberikan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan jasa yaitu dirasakan expectedservice dan perceivedservice. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan(perceived service)sesuai dengan yang diharapkan. Maka kualitas palayanan jasa dinyatakan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan jasa dikatakan kualitas yang ideal. Sebaliknnya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan maka kualitas pelayanan jasa dinyatakan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayanan jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Kerangka Konseptual MOTIVASI (X1)
H1 LOKASI (X2)
H2
HARGA (X3)
H3
KUALITAS LAYANAN (X4)
H4
KEPUTUSAN PEMILIHAN (Y)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah penelitian(Sugiyono, 2008:93). Hipotesisdari penelitian ini : 1. 2. 3. 4.
Motivasii berpengaruhpositif dan signifikan terhadap keputsan pemilihan Lokasi berpengaruhpositif dan signifikan terhdap keputsan pemilihan Harga berpengaruh posiitif dan signifiikan terhadap keputsan pemilihan Kualitas layanan berpengaruh posiitif dan signifiikan terhadap keputuan pemilihan
METODE PENELITIAN. Variabel Penelitiian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:61). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu : 1) Variabel Dependen Variabel dependen disimbolkn Y. pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalahkeputusan pemilhan. Variabel independen dinotasikan dengan X. variabel independen dalam penelitian in a) motivasi (X1) b) Lokasi (X2) c) Harga (X3) d) Kualitas Layanan (X4) Definisi Operasional 1. Keputusan Pemilihan Dalampenelitian ini yang menjadi indicator-indicator untuk menganalisisi keputusn pemiliihan jasa pada Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang adalah : ( Debbi, 2013:44) a. Tertarik untuk memanfaatkan jasa b. Motivasi olahraga di Shangri-La Semarang c. Fasilitas sesuai keinginan konsumen d. Mendapatkan manfaat e. Merasa puas 2. Motivasi Indikator untuk menganalisisi pengaruh motivasi terhadap keputusn pemilihan Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang sebagi tempat berolahraga (Sasongko, 2012:24) : a. Peralatan olahraga lengkap b. Fasilitas sesuai kebutuhan c. Merasa bangga dan percayadiri d. Merasa amandan nyaman e. Terpenuhinya kebutuhan akan kesehatan
3. Lokasi Indikacor yang dapat digunakan untuk menganalisiss pengaruh lokasi terhadap keputusa konsumen didalam memilih Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang sebagai tempat berolahraga adalah (Tjiptono dan Chandra, 2005:92) : a. Terjangkau b. Lokasi terihat jelas dari jalan utama c. Lokasia ramai d. Lingkungan mendukung e. Jauh dari pesaing sejenis f. Area parkir yang memadai 4. Harga Indicator untuk menganalisa harga (Kotler Amstrong, 2008:278) : a. Harga terjangkau b. Harga sesuai kualitas c. Harga bersaing d. Harga sesuai dengan manfaat 5. Kualitas Layanan Indiicator untuk menganalisa kualitas layanan(Kusumasari, 2013:46) : a. Paket fitness lengkap b. Instruktur berpengalaman didalam bidangnya c. Bersedia memberikan informasi d. karyawan Shangri-La Semarang ramah dan sopan e. aman dan nyaman Populasi Populasai yang dimaksut dalam penenlitian ini adalah member tetap dari Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang yang berjumlah 498 orang ( Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang, 2013 hingga 2015). Sampel untuk menghitung jumlah populasi dapat digunakan rumus statistik dari pendekatan Yamane dalam Ferdinand (2011:218) :
n = N / (1+Nd2) dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi D = margin of error atau kesalahan maksimum yang dapat ditolelir adalah 10% Dalam penelitian ini, dengan nilai N = 498 orang dan d = 10%, maka : n = 498 /( 1+498(10%)2) n = 83,27 = 83 ( atau dibulatkan 100)
Didapat hasil sampel pada penelitian ini sebesar 83,27 respondens dan hasil tersebut dibulalatkan menjadi 100 responden agar didapat cuplikan data yang respresentatif. Jumlah responden sejumlah 100 orang tersebut dianggap sudah representative. Menggunakan metode purposivesampling, yaitu peneliti memilih sampel purposive. Syarat sampel dalam penelitian ini adalah anggota Shangri-La Semarang yang telah melatih kebugaran di Shangri-La Semarang minimal 30 kali kehadiran dalam jangka waktu Januari 2013 – Desember 2015 ( selama periode penelitian ). Analisis Kuantitatif Uji Validitas UjiValiditas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan keputusan pemilihan berolahraga di Shangri-La Semarang. (Ghozali, 2011:52-53) r=
𝑛(∑𝑋)−(∑𝑋∑𝑌) √(𝑛∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 )(𝑛∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 )
Dimana : r = koefisien korelasi n = jumlah observasi/responden x = skor pertanyaan y = skor total Jika nilai signifikansi (P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan signifikan. Sedangkan apabila nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistik Crobanch Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Crobach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011:47). Uji Asumsi Klasik Menguji Normalitas Data Sebelum meneliti hipotesis penelitian yang sudah diajukan, langkah pertama adalah uji normalitas data dengan uji Kolmogrov-Smirnov dan diagram p-plot. UjiRegresi LinierBerganda Rgresi linieberganda digunakan untuk mengukur pengaruh variable bebas(motivasi, lokasi, dan kualitas layanan) terhadap variabel terikat(keputusan pemilihan). Persamaan regresi linierberganda yag digunakan dalam penenlitian ini sebagai berikut : Y = β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Keterangan : Y
= Keputusan pemilihan jasa
β1, β2, β3 = Koefisien regresi X1
= Motivasi
X2
= Lokasi
X3
= Kualitas layanan
e
= Kesalahan Estimasi Standar 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝛽
th= 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 𝐸𝑟𝑜𝑟 Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur aeberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu bebrati variabel-variabel independen memberikan hapir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Shangri-La salon & Fitness Studio merupakan sebuah perusahaan yang memiliki bisnis di bidang jasa berupa penyedia sarana fitness center. Shangri-La salon & Fitness Studio adalah salah satu fitness center dengan standar internasional. Shangri-La Fitness Center didirikan pada tanggal 1 Juni 1989 di Jalan Citarum 66 Semarang, dengan pemilik Siti Hajawati Taruno S. Dengan nuansa yang elegan, fasilitas terbaik dan lokasi yang strategis di tengah pusat bisnis di Semarang, Shangri-La Semarang memberi suasana seperti di rumah bagi pelanggan dengan ruangan yang bersih, nyaman dan rapi. Shangri-La Fitness Center juga memberikan fasilitas-fasilitas berupa sauna, whirlpool, tenis meja, boxing, free wifi dan juga salon. Profile Shangri-La Salon & Fitness Studio Semarang Nama
: Shangri-La Salon & Fitness Studio
Jenis Usaha
: Pusat Kebugaran
Alamat
: Jalan Citarum Raya, No 64-66, Semarang, Jawa Tengah
Kota/Negara : Semarang 50126 / Indonesia Telp
: 024 3540 505
Telp & Fax
: 024 355 9935
Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha variabel motivasi, lokasi, harga kualitas layanan dan keputusan pemiihan diatas 0,60. Hal ini menunjukan bahwa kuesioner dari masing-masing variabel terbukti handal atau bias dikatakan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. Uji Validitas Hasil r hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel product moment, yaitu dengan (df = n-2) dimana 100 – 2 = 98 dan ɑ = 0,05 maka didapat r tabel dua sisi sebesar 0,197.
Berdasarkan dari uji validitas menunjukkan bahwa nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. Dengan hasil ini maka kuesioner yang digunakan oleh motivasi, lokasi, harga, kualitas layanan dan keputusan pemilihan dinyatakan valid sebagai alat ukur variabel. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolineritas Dalam hasil pengujian multikolinierita diatas menunjukkan bahwa nilai VIF dan Tolerance mengindikasikan tidak terdapat multikolinearitas yang serius dimana nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,10. Uji Normalitas Dari Gambar hasil uji normalitas pada grafik normal P-P plot of regression standardizer residual di atas terlihat titik – titik berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Scatterplot, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah skala 0 (nol) sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Regresi LinierBerganda Analisis regresi linierberganda digunakan untuk mengukur pengaruh dua atau lebih variable independen terhadap satu variable dependen (Imam Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini variabel motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan digunakan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruhnya terhadap variabel keputusan pemilihan yang menggunakan jasa Shangri-La fitness center Semarang. Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Persamaan linear antara motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan terhadp keputusn pemilihan pengguna jasa Shangri-La fitness center Semarang adalah sebagai berikut: Y = 1,373 + 0,318 X1 - 0,018 X2 + 0,503 X3 + 0,247 X4 Dimana : a. Konstanta (α) sebesar 1,373, yang berarti apabila motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan tetap atau tidak diubah, maka keputusan pemilihan jasa Shangri-La fitness center Semarang cenderung positif b. Koefisien regresi untuk variabel motivasi adalah positif 0,318. Hal ini dapat diartikan apabila motivasi meningkat maka keputusan pemilihan juga akan meningkat. c. Koefisien regresi untuk variabel lokasi adalah negatif yaitu sebesar -0,018. Hal ini dapat diartikan apabila lokasi fitness center Shangri-La dekat dengan fitness center lainnya maka keputusan pemilihan pelanggan akan mengalami penurunan.
d. Koefisien regresi untuk variabel harga adalah positif 0,503. Hal ini dapat diartikan apabila harga yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan maka keputusan pemilihan juga akan meningkat. e. Koefisien regresi untuk variabel kualitas layanan adalah positif (0,247). Hal ini dapat diartikan apabila kualitas layanan baik maka keputusan pemilihan juga akan meningkat. Uji Hipotesis Uji – F Dari hasil ujiF didapatkan nilaiF sebesar 97,953 dengan probabillitas signifikan 0.000. karena probabillitas lebih kecil dari 0.05,dapat dikatakan bahwa variabel independen (Motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan) secara bersama – sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pemilihan). Koefisiensi Determinasi (R²) Dalam hasil output SPSS Model Summary Adjusted R Square adalah 0,797 hal ini berarti kemampuan variabl Motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan dalam menjelaskan keputusan pemilhan pengguna jasa Shangri-La fitness center Semarang adalah sebesar 79,7% sementara sisanya (100% - 79,7% = 20,3%) dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pembahasan Pengaruh Motivasi Terhadap keputusan Pemilihan Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel motivasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,318 dan nilai signifikan sebesar 0,001 yang lebih kecil dibandingkan taraf signifikan 0,05. Adanya angka positif dan signifikan ini mengindikasikan bahwa motivasi yang baik berpengaruh dan dapat meningkatkan keputusan pemilihan dalam melakukan motivasi berolahraga di Shangri-La fitness center Semarang. Artinya semakin rendah tingkat motivasi pemilihan pelanggan di Shangri-La fitness center Semarang maka dapat menyebabkan motivasi pemilihan pelanggan menurun, sebaliknya jika tingkat motivasi pemilihan meningkat maka keputusan pemilihan dapat meningkat pula. Hasil Penelitian Pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Pemilihan pada Shangri-La fitness center Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008), dan Reagi (2011) bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemilihan. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pemilihan Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel lokasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan (Y) dengan nilai koefisien sebesar -0,018 dan nilai signifikan sebesar 0,835 yang lebih besar dibandingkan taraf signifikan 0,05. Adanya angka negatif dan tidak signifikan ini mengindikasikan bahwa nilai koefisien dan nilai signifikan variabel lokasi (X2) tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pemilihan ShangriLa fitness center Semarang karena tidak signifikan. Artinya lokasi yang dekat atau jauh dari pesaing fitness center lainnya tidak mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan memilih Shangri-La fitness center Semarang sebagai tempat untuk berolahraga. Hasil Penelitian Pengaruh lokasi terhadap keputusan pemilihan Shangri-La fitness center Semarang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghanimata (2012), dan Kusumasari (2013) bahwa lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputasan pemilihan. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pemilihan
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel harga (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,503 dan nilai signifikan sebesar 0,001 yang lebih kecil dibandingkan taraf signifikan 0,05. Adanya angka positif dan signifikan ini mengindikasikan bahwa apabila harga sesuai dengan kebutuhan konsumen makadapat meningkatkan keputusn pemillihan konsumen dalam memilih ShangriLa fitness center Semarang sebagai tempat untuk berolahraga. Hasil Penelitian Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pemilihan Shangri-La fitness center Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Larosa (2011), Iswayanti (2010), Kurniawan (2012) bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemilihan. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pemilihan Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel Kualitas Layanan (X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,247 dan nilai signifikan sebesar 0,031 yang lebih kecil dibandingkan taraf signifikan 0,05. Adanya angka positif dan signifikan ini mengindikasikan bahwa jika semakin baik kualitas layanan yang diberikan untuk pelanggan maka dapat meningkatkan keputusan pemilihan Shangri-La fitness center Semarang sebagai tempat untuk berolahraga. Hasil Penelitian Pengaruh kualitas layanan terhadap Keputusan Pemilihan Shangri-La fitness center Semarang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2011), Kusumasari (2013) , Pryas (2012) bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemilihan. SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil dari penelitian motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan terhadap keputusan pemilihan yang difokuskan pada anggota Shangri-La fitness center Semarang Semarang: 1. Variable motivasi berpengaruh positifsignifikan terhadap keputusn pemillihan Shangri-La fitness center Semarang. Hal ini berarti bahwa jika motivasi pada diri seseorang untuk melakukan olahraga meningkat maka keputusan pemilihan juga akan meningkat. Demikian juga sebaliknya, apabila menurun maka keputusan pemilihan pun akan menurun. 2. Variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan ShangriLa fitness center Semarang. Hal ini berarti bahwa jika variabel lokasi tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pemilihan karena tidak signifikan. Artinya lokasi yang dekat atau jauh dari pesaing fitness center lainnya tidak turut mempengaruhi konsumen dalam memutuskan memilih tempat untuk berolahraga. 3. Variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan Shangri-La fitness center Semarang Semarang. Hal ini berarti bahwa apabila harga yang diberikan dan ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen maka keputusan pemilihan juga akan meningkat. 4. Variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusn pemillihan Shangri-La fitnesscenter Semarang. Hal ini berarti bahwa jika semakin baik kualitas layanan yang diberikan untuk konsumen maka akan meningkatkan keputusan pemilihan. Demikian juga sebaliknya, apabila kualitas layanan yang diberikan tidak baik maka keputusan pemilihan pun akan menurun. 5. Variabel yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemilihan Shangri-La fitness center Semarang adalah variabel harga. harga menentukan dalam memutuskan pemilihan fitness center sebagai tempat untuk berolahraga, apabila harga yang diberikan sesuai kebutuhan konsumen maka keputusan pemilihan juga akan
meningkat. Demikian juga sebaliknya, apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen maka keputusan pemilihan akan menurun. 6. Koefisien determinasi sebesar 0,797, hal ini berarti kemampuan variabel motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan dalam menjelaskan keputusn pemillihan fitnesscenter Shangri-La Semarang adalah sebesar 79,7% sementara sisanya (100% - 79,7% = 20,3%) dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Saran Saran untuk hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi, lokasi, harga dan kualitas layanan terhadap keputusan pemilihan Shangri-La fitness center Semarang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Harga menjadi variabel pertama yang memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pemilihan. Kemudian yang masih perlu ditingkatkan yaitu Harga yang ditawarkan Shangri-La Fitness Center bersaing dengan harga di Fitness Center lainnya. Dalam hal tersebut hendaknya pihak Shangri-La fitness center Semarang dapat memberikan potongan harga untuk pelajar dan memberikan harga khusus untuk member yang membayar 3 bulan, bahkan untuk 1 tahun kedepan, maka akan diberikan harga khusus untuk para konsumen yang menjadi member di Shangri-La fitness center Semarang. b. kemudian faktor yang masih perlu diperbaiki yaitu motivasi konsumen setelah berlatih atau berolahraga mendapatkan kebutuhan akan kesehatan. Untuk meningkatkan motivasi tersebut maka pihak Shangri-La fitness center Semarang perlu melakukan pembenahan dan memberikan informasi-informasi mengenai tips program latihan, pola makan serta istirahat yang cukup kepada konsumen. c. Shangri-La fitness center Semarang juga hars memperbaiki kualitas layanan. Usaha yang bisa dilakukan yaitu pihak Shangri-La fitness center Semarang harus memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan dan pelatih (trainer) yang bekerja di Shangri-La fitness center Semarang. Pelatihan yang diberikan yaitu mengenai etika dalam memberikan pelayanan yang baik yang ditujukan kepada konsumen. DAFTAR PUSTAKA Aeni, N. (2011). Analisis Pengaruh Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Sikap dan Promosi Terhadp Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Albothil Dikota Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Afiana, N. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Jasa (Studi Kasus Super M Fitness Center Jakarta) . Undergraduate Thesis, Institute Pertanian Bogor. Akbar, Y. J. (2010). Analisis Pengaruh Motivasi, Persepsi, Kualitas dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepda Motor Honda. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Ardhana, O. (2010). Analisis Kualitas Pelayanan Harga dan Lokasi Terhadap Kepusan Pelanggan Pada Bengkel Casar Semarang. Skripsi, Fakultas Eknomika dan BIsnis Universitas Diponegoro. Atmaja, D. P. (2013). Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Kualitas Layanan Tehadap Keputusan Pembelian diKopitiam OEY Surabaya. Journal Management Perhotelan Unversitas Kristen Petra, Vol 2, No 1, Hal 551-562.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesisi dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. -------------, (2011). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen, Edisi 3, AGF Books. Semarang: Universitas Diponegoro. Garry Reagi, I. C. (2011). Analisis Penagruh Motivasi Konsumen, Persepsi Konsumen, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Districtside Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Ghanimata, F. (2012). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pembeli Produk Bandeng Juwanan Elrina Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. ------------, (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Hasan, S. (2011). Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Mitsubisi Type COL DIESEL di Kota Makasar . Iswayanti, I. P. (2010). Analisa Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Rumah Makan Soto Angkringan MA Bod Semarang) . Skripsi Fakultas Ekonomika & Bisnis, Universitas Diponegoro Kotler, A. (2008). Prinsip-Prnsip Pemasaran Jilid 1 dan 2, Edisi 12. Jakarta: Erlangga. ------------, (2012). Principles Of Marketing 14 edition. ------------, (2009). Marketing Management, 13 th edition, Prentice Hall. New Jersey. Kurniawan, A. D. (2012). Analisa Pengaruh Produk, Promosi, Harga dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian(Studi Kasus pada Kedai Amarta Semarang). Diponegoro Journal Of Management, Vol 1, No 1, Hal 282-289. Kusumasari, D. W. (2013). Analisa Pengaruh Motivasi, Lokasi dan Kualitas Layanan Terhadap keputusan Pemilihan Fitness Center Sebagai Tempat Berolahraga (Studi Kasus Pada Orza fitness Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Larosa, S. (2011). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Waroeng Taman Sigosari di Semarang . Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Lupiyoadi, H. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat. Manullang, M. (2006). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Pramana, P. A. (2012). Pengaruh Promosi, Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Jupiter All Variant pada Yamaha Mataram Sakti Cabang Soegiyopranoto Semarang. Diponegoro Journal Of Sosial and Politic. Rai, A. (2008). Health Ambasador & Fitness Motivator.
Santoso, S. W. (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian. Journal Dinamika Sosial Budaya, No 2, Hal 179-190. Sasongko, F. A. (2012). Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas dan Sikap Konsumen TErhadap Keputusan Pembelian PC Tablet Ipad . Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Satya, A. P. (2012). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Toko Buku Gramedia di Kota Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana. Shiffman, K. (2008). Perilaku Konsumen Edisi tujuh. Jakarta: Indeks. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfaBeta. -----------, (2010). Metode Penelitian Kuantitaif & RND. Bandung: AlfaBeta. -----------, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung: AlfaBeta. Swastha, B. (2009). Manajemen Penjualan. Yogyakarta: BPFE. Tjiptono, G. C. (2005). Manajemen Kualitas Jasa. Yogyakarta: ANDI. --------------, (2011). Service, Quality & Satisfaction edisi 3. Jakarta: ANDI. --------------, (2012). Service Management Meningkatkan Layanan Prima. Jakarta: ANDI. Wahyuni, D. U. (2008). Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepada Motor Merek Honda di Surabaya Barat. Jurnal Management dan Kewirausahaan, Vol 1, No 1. Widagdo, H. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Komputer di PT. XYZ Palembang. Forum Bisnis dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol 1, No 1, Hal 1-10. http://serbasesembilan.com/9caraampuhmenjagatubuh. Diakses tanggal 15 Maret 2016 http://membentuktubuhsixpack.co.id/2010/06/elemen-3-yang-ketiga.html. Diakses tanggal 15 Maret 2016