e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SD Ni L. G. Mega Puspita Dewi1, IGA.A. Sri Asri2, I Km. Ngurah Wiyasa3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafisdengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 12 Padangsambian Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desain. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V. Sampel diambil dengan teknikrandom sampling.Data dianalisis menggunakan uji-t sampel dengan rumus polled varians. Ratarata hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafis lebih besar dari kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (79,53>75,29).Dari hasil analisis data diperoleh thitung 3,447. Sedangkan selisih ttabel dengan db 78 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Hal ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (3,447 > 2,000). Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafisdengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran take and give berbantuan media grafisberpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 12 Padangsambian Tahun Ajaran 2013/2014. Kata kunci : Model pembelajaran take and give, media grafis, hasil belajar, PKn Abstract This study aims to know the significant difference between results of realning PKn of group student that followed learning used model Take and Give learning by assist Graphic Media with group student which took Convention Learning at the fifth grade students of SDN 2 Padang Sambian at term year 2013/2014.This study is a quasi – experimental study ( quasi experimental ) with the study design which used is Nonequivalent Control Group Design. The population in this study were all the fifth grade students. Samples were taken by random sampling technique. The data results of learning PKn of students were collected by instrument test formed general multiple choice. Data were analyzed using the t_tes by formula Polled Varian’s. The scores average of learning PKn of group student that followed learning used model Take and Give learning by assist Graphic Media higher than group student that took conventional learning ( 79,53>75,29 ). From data analyzed result was gained t hitung 3,447. where as difference ttabel with db 78 on significant level 5% is 2,000. That means t hitung is bigger than ttabel (3,447>2,000). So there were the significant difference between result of learning PKn of group student that followed model take and give learning by assist graphic media with group student that followed conventional learning. Thus, could be concluded that the model take and give learning of assist graphic media affect for result of learning PKn students in the fifth grade of SDN 12 Padangsambian at term year 2013/2014.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Keyword : Model Take And Give learning, Graphic Media, Result of Learning PKn
PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (bab II, pasal 3) menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan mencegah problema kehidupan yang dihadapinya.Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Sudah seyogyanyalah kita sebagai seorang guru dan calon guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan harus lebih kreatif lagi dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.Supaya peserta didik yang dihasilkan memiliki bekal untuk bersaing dan bisa menghadapi problema kehidupan di jaman yang semakin berkembang ini (Uno,2011:80) Seiring dengan tanggung jawab profesional dalam proses pembelajaran,
maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik (Uno, dkk, 2011: 3). Dengan demikian proses pembelajaran akan variatif, inovatif, dan konstruktif sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa maupun siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya. Proses pembelajaran dapat dikatakan berjalan dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa. Menurut Sanjaya (2009:24), salah satu kecenderungan yang sering dilupakan, bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Sehingga dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman. Uno (2011:75) menyatakan “keberhasilan pencapaian kompetensi bergantung pada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran”. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Namun, pembelajaran yang berlangsung saat ini adalah pembelajaran yang didominasi dengan metode ceramah sehingga siswa belum aktif dalam proses pembelajaran. Untuk membantu strategi pembelajaran yang aktif, guru dapat menerapkan berbagai metode serta model pembelajaran yang relevan. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia dan kondisi guru (Uno,
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) 2011:105). Dengan demikian proses pembelajaran akan variatif, inovatif dan konstruktif yang nantinya dapat menciptakan suatu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa maupun siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya. Pelajaran PKn yang merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 37 dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran wajib untuk jenjang sekolah dasar. Dengan pernyataan ini PKn memiliki dasar hukum yang sangat kuat dan wajib tidak saja untuk diselenggarakan tetapi juga dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu wahana mencerdaskan bangsa sebagaimana menjadi tujuan nasional di dalam pembukaan UUD 1945 harus mampu menbentuk warganegara yang kritis dan reflektif yang merupakan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab, memiliki komitmen yang tinggi, dan memiliki kompetensi untuk terus berpartisipasi aktif memajukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut kurikulum SD/ MI yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional pendidikan (2011) menjelaskan sebagai berikut.Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hakhak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan pula PKn sebagai bagian dari kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Komponen penting dalam pendidikan kewarganegaraan adalah komponen keterampilan bermasyarakat.agar warga Negara dapat menjalankan hak – hak dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang berpemerintahan sendiri, mereka perlu memiliki keterampilan intelektual partisipasi yang relevan. Keterampilan intelektual dalam mata pelajaran PKn tidak terpisahkan dari materinya ( Winataputra, 2006:1.11) Menurut Sutoyo (2011:6) tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional kepada siswa, Warga Negara Republik Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni yang dijiwai nilai-nilai pancasila.Fungsi dari pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu sebagai wahana untuk membentuk warga Negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan Negara Indonesia dengan mereflesikan dirinya dalam kebiasaan berfikir, bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Tujuan dari pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menggapai isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter – karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa – bangsa linnya, (4) berinteraksi dengan bangsa- bangsa lain dalam persatuan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (BSNP,2011).Selajan dengan yang diungkapkan diatas,Fathurrohman dan Wuriyandani
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) (2011:7) menyebutkan tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi - kompetensi sebagai berikut : (a) berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (b) berpartisipasi secara berutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (c) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter - karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup dengan bangsa - bangsa lainya, (d) berinteraksi dengan bangsa - bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemampuan warga negara untuk hidup berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya sangat tergantung pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai - nilai budaya bangsa. Nilai - nilai dasar Negara akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu siswa seyogianya memiliki motivasi bahwa pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan penanaman dan kedudukan serta kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia mewujudkannya(Fathurrohman dan Wuriyandani (2011:11) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilapangan pada mata pelajaran PKn, nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa adalah 65, dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 70. Berdasarkan data tersebut, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang melatih siswa untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain yaitu memberi dan menerima(take and give).Model pembelajaran Take and Give dapat diartikan Take And Give dapat diartikan mengambil dan memberi, maksud Take And Give dalam model pembelajaran
ini adalah dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran pada siswa yang lainnya. Beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar – benar dikuasai banyak apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain. Silberman (175) menyatakan bahwa” mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain.” Model pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan “ model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya “ ( Yuanita, 2010 ). Model Take and Give (memberi dan menerima) diterapkan untuk melatih siswa menjadi narasumber dan mitra belajar bagi teman – teman yang lain, dengan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu setiap siswa dituntut untuk menguasai materi yang menjadi topik bahasannya dan mempunyai kemampuan berkomunikasi, sehingga ia dapat menyampaikan materi tersebut kepada siswa lain. Sedangkan siswa yang menerima informasi dituntut pula untuk dapat menangkap materi yang disampaikan kepadanya dengan baik. Karena ia pun harus mampu mengembangkan sebuah contoh yang relevan dengan materi yang diterimanya. Suyatno( 2009: 76-77 ) menyatakan bahwa Model pembelajaran Take And Give adalah model pembelajaran yang memiliki sintaks pembelajaran dengan menggunakan media kartu yang berisi nama siswa, bahan belajar, dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling menginformasikan tentang materi atau pendalaman perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian. Diteruskan dengan evaluasi dan refleksi.Sejalan dengan apa yang diungkapkan Nurhayani, (dalam Nur http:// nurhay13. blogspot.com) bahwa model pembelajaran Take And Give adalah model pembelajaran yang menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) mengajar sehingga kegiatan pembelajaran yang dihasilkan lebih interaktif. Menurut Widodo ( 2009 ) model pembelajaran Take and Give mempunyai beberapa karakteristik yaitu (1 ) interaktif, (2) inspiratif, ( 3) kreatif , (4) menantang dan ( 5) menyenangkan. Indien (2012) mengungkapkan bahwa model pembelajaran Take And Give mempunyai keunggulan yaitu (1) model pembelajaran ini tidak kaku, karena seorang guru boleh memodifikasi lagi penggunaan model pembelajaran ini sesuai dengan keinginan dan kebutuhan serta situasi pembelajaran, (2) materi akan terarah, karena guru terlebih dahulu menjabarkan uraian materi sebelum dibagikan kartu kepada siswa, (3) melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain, (4)Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya, (5) akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan kepadanya, sebab mau tidak mau harus menghafal dan paling tidak membaca materi yang diberikan kepadanya, (6)dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masingmasing siswa dimintai pertanggung jawaban atas kartu yang diberikan kepadanya. Adapun sintaks pembelajaran model Take And give menurut Uno dan Mohamad (2011:94) adalah (1 )siapkan kelas sebagaimana mestinya, (2) jelaskan materi sesuai dengan indikator pembelajaran, (3) untuk memantapkan penguasaan peserta, setiap peserta didik diberi satu kartu untuk dipelajari ( dihapal) lebih kurang 15 menit, (4) semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Setiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu, (5) demikian seterusnya, sampai setiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing – masing ( Take And Give), (6) Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain) dan (7) Kesimpulan. Selain dengan model perlu juga didukung dengan bantuan media pembelajaran, yaitu media grafis. Media
grafis yaitu media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbolsimbol komunikasi visual (Sadiman, dkk, 2011:28).Secara sederhana media grafis dapat diartikan media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf – huruf, gambar – gambar dan simbol – simbol yang mengandung arti. Media grafis termasuk media visual diam ( Sanjaya,2009: 213). Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Menurut Asyhar, (2012:57) Jenis – jenis media grafis adalah ( 1) Gambar/ Foto yaitu coretan yang sengaja diwujudkan secara visual berbentuk dua dimensi sebagai curahan fikiran/perasaan seseorang, (2) sketsa yaitu gambar yang sederhana yang melukiskan bagian – bagian pokoknya tanpa detail, (3) diagram. yaitu gambar sederhana yang menggunakan garis- garis dan simbol – simbol ,dari objek secara garis besar, (4) bagan / chart yaitu menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisansecara visual, (5) grafik yauitu gambar sederhana yang menggunakan titik- titik , garis atau gambar, (6) poster yaitu penggambaran yang ditunjukan sebagai pemberitahuan, peringatan, penggugah selara, dalam disain dan warna mencolok(contras) sehingga sepintas mudah ditangkap maknannya, (7) peta dan globe yaitu menyajikan data-data lokasi.seperti keadaan permukaan bumi, daratan, tempat-tempat, data-data budaya dan kemasyarakatan. Karakteristik media grafis menurut Sujana (2005) ada beberapa jenis yaitu 1. Media grafis (media dua dimensi) seperti gambar , foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. 2. Media model (media tiga dimensi) yaitu dalam bentuk model padat seperti model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dll. 3. Media proyeksi seperti slide, film strips, penggunaan OHP dll. Dan ke- 4.Penggunaan lingkungan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) sebagai media pengajaran. Media grafis termasuk media visual, atau dengan kata lain saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan yang terkandung didalamnya adalah melalui alat indera penglihatan. . Dengan menggunakan media grafis maka siswa akan menjadi lebih senang dalam proses pembelajaran karena berisi gambar – gambar yang menarik, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini didukung oleh Bayu (2012) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Take And Give Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V Semester I SD No.4 Banyuasri Buleleng. Dengan hasil penelitian selama 2 siklus, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model take and give. Tingkat persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 68% menjadi 76% berada pada kategori tinggi. Dan penelitian Kurniawan (2012) dengan hasil penelitian selama 2 siklus, menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran take and give. Tingkat persentase keaktifan siswa mengalami peningkatan dari 58,6% menjadi 82,3% dan tingkat persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 72% menjadi 92% berada pada kategori tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran take and give berbantuan media grafis terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 12 Padangsambian. METODE Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Desain.Pemberianperlakuanberupa model pembelajaran take and give berbantuan media grafis hanya dilakukan pada kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran secara konvensional. Kelas yang terpilih sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen terbentuk tanpa adanya campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan
individu untuk mencegah kemungkinan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam penelitian sehingga penelitian ini benarbenar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variable terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Take And Give berbantuan media grafis yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Melalui kedua model pembelajaran ini akan diuji model pembelajaran mana yang lebih unggul untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn siswa kelas V SDN 12 Padangsambian Tahun Ajaran 2013/2014. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa khususnya pada ranah kognitif..Nilai kognitif siswa dapat diperoleh dari post-test yang diberikan pada akhir perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 80 orang siswa.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Berdasarkan teknik undian yang telah dilakukan diperoleh kelas VB dengan jumlah siswa 39 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VA dengan jumlah siswa 41 orang siswa sebagai kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes. Data hasil belajar pada ranah kognitif dikerjakan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007. Untuk analisis uji prayarat meliputi uji normalitas dengan uji Chi Kuadrat, uji homogenitas varians menggunakan uji F, serta uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar PKnpada kognitif, untuk kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran take and give berbantuan media grafis adalah79,53 dengan varian sebesar 34,51 dan standar deviasi 5,87. Sedangkan nilai rata-rata hasil
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) belajar PKnpada kognitif, untuk kelompok kontrolyang mengikutipembelajaran konvensional adalah75,29 dengan varian sebesar 26,31 dan standar deviasi 5,12. Berdasarkan data tersebut maka kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran take and give berbantuan media grafis memiliki nilai rata-rata hasil belajar yang lebih dari kelompok kontrol yang mengikutipembelajaran konvensional. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varian. Uji normalitas data dilakukan pada kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran take and give berbantuan media grafis dan kelompok kontrol yang yang mengikutipembelajaran konvensional.
Dalam uji normalitas digunakan analisis Chi-Kuadrat ( χ 2) dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-1. Nilai 2tabel pada taraf signifikansi 5% (α = 0,95) dan derajat kebebasan (db)= 5 diperoleh 2tabel = 2(0,95,5)=11,07. Berdasarkan hasil analisis uji normalitas kelompok eksperimen diperoleh 2hit= 3,44 Karena 2tabel> 2hit maka Ho diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis uji normalitas kelompok kontrol dari diperoleh 2hit = 8,34. Karena 2tabel> 2hit maka Ho diterima (gagal ditolak).Ini berarti sebaran data kelompok kontrol berdistribusi normal. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas χ2hitung 3,44 8,34
Sampel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Uji homogenitas varian dilakukan berdasarkan data hasil belajar PKn yang meliputi data kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran take and give berbantuan media grafis dan kelompok kontrol yang mengikutipembelajaran konvensional. Jumlah kelompok eksperimen adalah 39 orang siswa dan jumlah kelompok kontrol adalah 41 orang siswa. Uji homogenitas varian untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian jika jika Fhitung Ftabel maka
χ2tabel 11,07 11,07
Keterangan Normal Normal
sampel homogen.Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 (39-1) dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1 (41-1).Berdasarkan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db (38,40) adalah1,69sedangkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 1,31. Ini berarti Fhitung
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Sampel Kelompok Eksperimen
Varian 34,51
Kelompok Kontrol
26,31
Hipotesis yang diuji adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKnkelompok siswa yang
Fhitung
Ftabel
Keterangan
1,31
1,69
Homogen
mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafis dengan kelompok
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) jika t hitung t tabel . t tabel didapat dari tabel
siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 12 Padangsambian tahun ajaran 2013/2014. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji-t). Dengan criteria pengujian adalah Hoditolak
Kelas
Varians
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
34,51 26,31
distribusi t pada taraf signifikan ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk= (n1 + n2- 2) dan Ha ditolak jika t hitung t tabel . Uji Hipotesis Tabel 3.
Tabel 3. Uji Hipotesis N Db thitung 39 41
Berdasarkan Tabel 3, nilai ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebsan (dk=39+41-2=78) diperoleh batas penolakan hipotesis observasi sebesar 2,000 dan hasil analisis data diperoleh thitung sebesar 3,447. Berarti thitung > ttabel maka hipotesis observasi ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Berdasarkan uji-t diperoleh thitung >ttabel berarti hipotesis yang menyebutkan bahwaterdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafis dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V pada taraf signifikansi 0,05 diterima. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran take and give berbantuan media grafis merupakan model yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran PKn. Dalam proses pembelajaran, guru dapat memberikan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran take and give berbantuan media grafis adalah model pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan pembelajaran yang dihasilkan lebih interaktif dengan menggunakan media visual diam yang dituangkan dalam bentuk gambar, simbol- simbol, huruf – huruf yang mengandung arti. Model pembelajaran take and give menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman
78
3,447
ttabel
Kesimpulan
2,000
Ha diterima
sebayanya. Dengan menerapkan model ini diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran take and givediterapkan untuk melatih siswa menjadi narasumber dan mitra belajar bagi teman – temannya yang lain, dengan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki. Dengan menggunakan media grafis maka siswa akan menjadi lebih senang dalam proses pembelajaran karena berisi gambar – gambar yang menarik, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajara. Berbeda dengan pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Siswa hanya terpusat pada guru yang lebih banyak memberikan ceramah daripada kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa sangat bergantung pada guru, hal ini dapat mengakibatkan aktivitas siswa kurang optimal. Sehingga siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru dan proses pembelajaran cenderung membosankan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa model pembelajaran take and give berbantuan media grafis diharapkan dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Model pembelajaran take and give bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru maupun teman sebayanya dan melatih siswa menjadi narasumber dan mitra belajar bagi teman-temanya yang lain
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dengan saling bertukar pengetahuan yang dimiliki. Agar menarik minat siswa dalam pembelajaran maka penggunaan media yaitu media grafis dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswa menjadi senang belajar dan pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran PKn. Berbeda dengan pembelajaran PKn yang menggunakan pembelajaran konvensional, selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif, pembelajaran membosankan, dan proses pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher center). Komunikasi yang terjadi masih satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Penguasaan materi juga masih berupa konsep – konsep bukan kompetensi sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya mengetahui sesuatu bukan mampu melakukan sesuatu.Pembelajaran konvensional kurang memotivasi siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri, karena pengetahuannya hanya bersumber dari guru.Gurulah yang memegang peranan penting dalam pembelajaran.Sehingga mengakibatkan siswa sangat tergantung pada guru, hal ini menyebabkan pemahaman terhadap materi pelajaran kurang optimal. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwaterdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran take and give berbantuan media grafis dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 12 Padangsambian tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Bayu (2011) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran take and give dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan hasil penelitian Kurniawan (2012) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran take and give dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar PKn kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafis dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN 12 Padangsambian tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan thitung lebih besar dari pada ttabel (3,447 > 2,000)dan di dukung oleh perbedaan rata-rata hasil belajar kedua kelompok. Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran take and give berbantuan media grafis lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional (79,53 >75,29). Hal ini berarti, model pembelajaran take and give berbantuan media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SDN 12 Padangsambian tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1) Bagi siswa, dengan diterapkannya model pembelajaran take and give berbantuan media grafisdalam penelitian ini, siswa dapat berperan aktif menemukan pengetahuan baru sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. 2) Bagi guru, dengan diadakan penelitian ini, guru dapat lebih menambah wawasan atau pengetahuan tentang pembelajaran inovatif, dan mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang disertai dengan media pembelajaran yang relevan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. 3) Bagi sekolah, dengan hasil penelitian ini, diharapkan sekolah dapat memfasilitasi dan mendorong para guru untuk mencoba menerapkan model-model pembelajaran baru yang untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah. 4) Bagi peneliti lain, penelitian ini hanya terbatas pada pokok bahasan menjaga keutuhan NKRI pada mata pelajaran PKn kelas V. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan mata pelajaran dan pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) DAFTAR RUJUKAN Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif MengembangkanMediaPembelajaran.J akarta:Referensi. Bayu, Gede. Penerapan Model Pembelajaran Take And Give Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Semester 1 Sd No. 4 Banyuasri Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi ( tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha. BSNP. 2011. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidiayah. Jakarta: Kemendiknas. Indien.2012.Model.Pembelajaran Take and Give. Tersedia Pada http://007indien.blogspot.com/2012/11/ model-pembelajaran-take-andgive.html (diakses tanggal 22 pebruari 2013) Fathurrohman dan Wuryandani.2011.Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar.Yogyakarta: Nuhalitera. Nurhayani, N.2011.”Model Pembelajaran Take And Give”.Tersedia pada http://nurhay13.com/2011/11/take-andgive.html (diakses tanggal 24 april 2013) Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Silberman, Mel. 2010. 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif. Terjemah Dani Dharyani.101 Ways to Make Training Active. 2005. Jakarta: Indeks. Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif . Jakarta: Bumi Aksara. Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2012. Pancasila, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Bandung: Citra Umbara. Uno, Hamzah dan Nurdin Mohammad. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: Bumi Aksara. Yuanita, Eva. 2010. Model Pembelajaran Take And Give. Tersedia padahttp://wyw1d.wordpress.com/2009 /11/14/model-pembelajaran-take-andgive/ (diakses tanggal 14 Januari 2012). Widodo.Rahmad. 2009. Karakteristik Model Pembelajaran Take And Give. Tersediapada http://wyw1d.wordpress.com/2009/1/14 /model-pembelajaran-take-and-give/ (diakses tanggal 14 januari 2013). Winataputra, Udin.S.2006.Materi dan Pembelajaran PKn SD.Jakarta: UniversitasTerbuka