MAKALAH PROJECT WORK
only give the list of call number having the character of just long distance.
SISTEM MONITORING PEMAKAIAN TELEPON DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA CARD (SD/MMC) SEBAGAI PENYIMPAN DATA
ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi pada saat ini begitu pesat. Dimana perusahaan yang melayani jasa telekomunikasi tentunya berkewajiban melayani pengguna telepon dengan baik.Tentunya dengan selalu menjaga kualitas dan kenyamanan pelayanan terhadap pelanggan. Dan salah satu pelayanan yang harus dijaga adalah pencatatan semua nomor panggilan keluar pada telepon rumah dan perkantoran baik yang bersifat lokal maupun interlokal. apabila terjadi lonjakan tagihan telepon diluar batas normal, tentunya pihak pelanggan akan melakukan komplain kepada perusahaan yang bersangkutan yaitu dengan cara meminta daftar rincian nomor panggilan keluar. Tetapi biasanya dari pihak yang bersangkutan hanya memberikan daftar nomor panggilan yang bersifat interlokal saja, Alat ini akan mencatat aktifasi telepon karena setiap kali menekan keypad telepon menghasilkan tone (nada) sehingga dapat terditeksi oleh DTMF, nada tersebut dirubah menjadi data biner kemudian diterima oleh mikrokontroler dirubah menjadi data desimal. Data desimal tersebut akan ditampilkan di LCD Dan akan tersimpan tersimpan pada SD/MMC, untuk mengaktifkan conter pada saat telepon diangkat dengan menekan push button pada alat tersebut. sehingga data yang dihasilkan berupa durasi, nomer telepon tujuan baik interlokal maupun lokal dan dapat diprint out. Dengan adanya alat ini dapat mengetahui nomor panggilan keluar dan durasi waktu pembicaraan, sebelum pihak pelanggan melakukan klaim ke perusahaan yang bersangkutan, apabila terjadi lonjakan tagihan telepon yang melebihi batas normal. Alat ini terdiri dari rangkaian perekam data yang dapat menyimpan nomor panggilan keluar, waktu start pembicaraan sampai selesai pembicaraan dan durasi pembicaraan ke dalam SD/MMC dengan menggunakan PC secara serial yang melalui mikrokontroller ATmega16 menggunakan bahasa Codevision AVR sehingga data biner dari DTMF dirubah menjadi data desimal berupa angka 0 s/d 9, dari data percobaan paling lama 13 detik dan paling cepat 3 detik, durasi waktu pembicaraan tersebut dapat dicetak melalui printer dan alat ini memiliki kapasitas penyimpanan data mencapai 1GB.
This tool will record a phone activation code for each time pressing the phone keypad to produce tone (tone) that can terditeksi by DTMF, the tone is converted into binary data received by the microcontroller and then converted into decimal data. Decimal data will be displayed on the LCD and will be stored stored on SD / MMC, to activate the phone at the conter appointed by pressing the push button on the tool. so that the resulting data in the form of duration, good destination phone numbers and local calls and can print. By means of this can know the call number go out and duration of discussion time, before party of customer do the claim to pertinent company, in the event of limit of telephone invoice exceeding normal boundary. This appliance is consisted of by the network of data recorder which can save of call number go out the, time of start discussion till finish discussion and duration discussion into SD/MMC by using PC serially is which is through mikrocontroller ATmega16, This tool has a storage capacity reaching 1GB also earn direct also read in By means of this hopefully can assist all customer for the monitoring of expense phone the house and office Key words : Phone, Mikrocontroller ATmega16, LCD, SD/MMC, Push Button and RTC
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Proses
dalam
penyusunan
Project
Work
ini,
mengembangkan dari referensi judul Project Work yang telah ada dan kelebihan-kelebihan dari sistem yang telah ada adalah alat ini terdiri dari rangkaian perekam data yang dapat menyimpan nomer panggilan keluar, waktu mulai pembicaraan sampai selesai pembicaraan dan durasi pembicaraan
ke dalam IC EEPROM
dengan menggunakan mikrokontroller AT89C51 serta dapat memproteksi nomer panggilan keluar tertentu. Dan setelah itu data yang telah tersimpan dapat di baca kembali menggunakan PC secara serial yang melalui mikrokontroller AT89C51 serta langsung dapat juga di baca di LCD. Alat tersebut diletakkan secara serial dengan kabel telepon yang sudah ada. Pada alat yang
Kata Kunci : Telepon, Mikrokontroller ATmega16, , SD/MMC, Push Button dan RTC
dibuat dengan menggunakan EEPROM IC 28C64 sebagai media penyimpan data telepon keluar, EEPROM IC 28C64 tersebut
ABSTRACT Growth of information technology at the moment fast so. Where company to service telecommunications service perhaps is obliged to service the consumer phone better. Perhaps always take care of the quality and service freshness to customer. And one of service which must be taken care of by record-keeping of all call number go out at house telephone office both for having the character of long distance and also local. the event of normal out of the sphere telephone invoice limit, perhaps side the customer will do the complain to pertinent company that is by asking for list of detail of call number go out. But usually from pertinent party
memiliki kelemahan diantaranya adalah memori yang terbatas sehingga pada waktu yang relatif singkat EEPROM IC 28C64 tersebut harus dihapus dengan cara memberikan kode elektris pada rangkaian EEPROM tersebut. [1] Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi ini banyak hal yang telah berubah segalanya menjadi efisien dan mudah digunakan sehingga dibutuhkan lulusan yang kompeten yang dapat menghasilkan
1
karya-karya membantu masyarakat yang membutuhkan dan
kemudian pada penerima, sinyal-sinyal tersebut diubah kembali
juga diharapkan bisa bersaing di dunia industri.
menjadi getaran suara, sehingga dapat didengar. Setiap telepon
Pada saat ini banyak rumah dan
perkantoran yang
dihubungkan ke sentral melalui dua kabel, yaitu Tip (T) dang Ring
menggunakan alat komunikasi untuk menghubungi saudara-
(R). Fungsi dari sentral telepon adalah
saudara, dan rekan-rekan bisnis agar lebih mudah
dalam
menganalisa panggilan, menghubungkan pemanggil dan yang
penyampaian informasi, akan tetapi kadang-kadang terjadi di
dipanggil serta merekam semua fasilitas pembicaraan bila selesai.
rumah dan di kantor pemakaian tarif telepon melonjak karena
[1]
mendeteksi dan
ada beberapa hal yang terjadi seperti pemakaian telepon yang tidak teratur, kesalahan dari jasa perusahaan telekomunikasi sendiri. Agar lebih menyakinkan pemilik maka dengan membuat alat tersebut nantinya akan
membantu
pemilik telepon agar
2.1.2
Prinsip Pensinyalan Telepon Sistem pensinyalan pada telepon antara lain : 1.
Nada Pilih (Dial Tone)
memiliki bukti dalam bentuk yang nyata, seperti data pemakaian
Pemberitahuan Status Nada Pilih dilakukan
telepon yang akan tersimpan di SD/MMC sehingga pemilik bisa
oleh SentralJaringan Telephone dengan
mengakumulasi data yang tersimpan setiap pemakaian telepon.
mengirimkan frekuensi tone 425 Hz dengan
Pada alat yang dirancang khusus ini, menggunakan
level DC 6-12 V yang terdengar dan
Multi Media Card (SD/MMC) yang dapat menyimpan data lebih
menunjukkan bahwapesawat telephone telah
besar yang berkisar 512 MB s/d 2 GB sehingga cukup besar
terhubung dengan saluran telephone.Bentuk
dalam menyimpan data monitoring pemakaian telepon.
sinyal Nada Pilih 2.
Sebagai yang
BAB II
jawaban terhadap sinyal-sinyal
dikirimkan
oleh
pemakai
yang
melakukan panggilan maka sentral telepon
TEORI PENUNJANG
akan mengirimkan sinyal-sinyal berupa Dalam bab ini membahas mengenai teori penunjang dan
teori dasar dari Project Work yang berjudul " Sistem
nada-nada dengan frekwensi 425Hz yaitu : a)
Nada sibuk (Busy Tone) Nada
Monitoring Pemakaian Telepon Dengan Menggunakan Multi
sibuk mempunyai karakteristik
Media Card (SD/MMC) Sebagai Penyimpan Data ". Teori yang
frekuensi 425 Hz dengan bentuk
digunakan
pulsa 0,5 detik ON dan 0,5 detik
antara lain
meliputi
telepon,
mikrokontroller
ATmega16 , rtc, sd/mmc, serta visual basic.
OFF. b)
sinyal jawab (call progress)
2.1
Dasar-Dasar Sistem Telepon
Sinyal
2.1.1
Pendahuluan
tertutupnya
Telepon merupakan sistem alat komunikasi dua arah
selama lebih dari 300 mdetik,
secara Full Duplex (bersamaan)
yang dapat digunakan untuk
atau
jawab
merupakan
loop
dapat
pelanggan
diidentifikasikan
mengirim ataupun menerima sebuah panggilan. Pesawat telepon
bahwa
pada umumnya terdiri dari:
hilangnya nada tunggu (ring back
1.
2.
3.
4.
sinyal
jawab
adalah
Kontak, untuk membuka dan menutup
tone). Nada tunggu mempunyai
saluran.
karakteristik frekuensi 425 Hz
Dial putar atau tekan untuk mendapatkan
yang
nomor telepon yang dikehendaki.
terputus-putus dengan periode
Microphone
(pengirim)
dan
Speaker
waktu
mempunyai
1
detik
ON
bentuk
dan
4
(penerima), selama pembicaraan.
detikOFF, nada ini akan dikirim
Bel untuk pemberitahuan adanya panggilan
oleh sentral ke pelanggan yang
telepon.
dituju.Bentuk sinyal nada tunggu
Setiap telepon pelanggan dihubungkan dengan sentral yang terdiri
dapat dilihat pada gambar Bentuk
dari peralatan switching, pensinyalan, dan baterai yang mencatu
sinyal
arus DC untuk mengoperasikan telepon. Pesawat telepon harus
progress). [2]
Nada
Panggil
(call
mampu mengubah suara menjadi sinyal-sinyal listrik dan
2
2.1.3
Sistem Sentral Telepon
yang akan mengadakan sambungan telepon untuk menandakan
Rangkaian jalur merupakan bagian dari sistem telepon
bahwa sambungan telepon dapat dilakukan.
yang dimiliki oleh setiap pelanggan. Pada tiap rangkaian jalur
Pesawat telepon yang dituju akan menerima sinyal
telepon test point yang dipantau setiap 125 milidetik untuk
dering (Ringing Signal)
mengetahui kondisi pesawat telepon pelanggan apakah dalam
dengan frekwensi 20Hz-80Hz, setelah penekanan tombol yang
keadaan gagang telepon terangkat (Off-Hook) atau dalam keadaan
dilakukan pesawat pemanggil, jika sambungan tersebut terjawab,
gagang
merupakan
maka sinyal cos count yang terhubung pada modul pay station
rangkaian penghubung saluran pembicaraan (Speak Path) dengan
disentral telepon, dikirimkan diantara jalur ‘A’ dan ‘B’ berupa
pembagian sebagai berikut:
gelombang sinus dengan amplitudo sekitar 50 Volt.Sinyal ini
A - Junctor : untuk posisi pemanggil.
besarnya sama antara jalur ‘A’ dan ‘B’ sehingga tidak terdengar
B - Junctor : untuk posisi yang dipanggil.
baik oleh pemakai yang melakukan sambungan ataupun pemakai
Fungsi A - Junctor
yang dihubungi. Penghitung biaya (Cost Counter) dihubungkan ke
telepon
terpasang
(On-Hook).
Junctor
berupa tegangan AC sekitar 90 Volt
a.) Memberikan catu daya searah
jaringan untuk mendeteksi pulsa-pulsa, jika salah satu pihak
kepelanggan pemanggil.
meletakkan gagang telephon maka tegangan antara jalur ‘A’ dan
b.) Memberikan nada pilih.
‘B’ akan kembali normal dengan beda potensial antara kedua jalur
c.) Mendeteksi pulsa.
sebesar 30V-60V. [3]
Fungsi B - Junctor a.) Memberikan catu daya searah
2.1.5
kepelanggan yang dipanggil.
Mengirim Nomor (Dialling) Mengirim sebuah nomor atau disebut juga sinyal diall
b.) Memberikan arus bell.
adalah sinyal yang keluar dari pesawat telepon dengan menekan
c.) Mengirimkan nada panggil
atau men-dial nomor yang dituju untuk memberitahu sentral
atau nada sibuk. Gambar Junctor Pada Rangkaian Jalur diperlihatkan pada Gambar 2.1 berikut ini:
tentang nomor yang dituju. Sistem pengiriman nomor ada dua macam yaitu sistem pulsa yang di gunakan pada pesawat telepon dial putar dan sistem DTMF (Dual Tone Multi Frequncy) yang digunakan pada pesawat dengan diall tekan tombol.[3]
2.1.6
Sinyal DTMF MT8888 Metode
pensinyalan
DTMF
(Dual
Tone
Multi
Pesawat Telepon
Frequency) atau disebut juga tone dialing, dibuat dengan
Gambar 2.1 Junctor Pada Rangkaian Jalur
memanfaatkan nada sinyal frekuensi suara dan diterapkan sebagai pengganti pulsa dialing. Sinyal DTMF merupakan penjumlahan
Jalur Tip biasanya berupa kabel berwarna hijau dan
dari dua buah nada, satu dari group bawah (697Hz-941Hz) dan
jalur ring berwarna merah. Dimana tegangan Tip setara dengan
satu lagi dari group atas (1209Hz-1633Hz) dengan masing-masing
ground atau 0 volt dan Ring bernilai –30 sampai 60 volt saat
group terdiri atas empat buah nada tersendiri. Frekuensi dari nada-
gagang telepon terpasang (On-Hook).
nada tersebut dipilih sedemikian rupa sehingga tidak memiliki
Besar
tegangan
ini di nilai cukup untuk melewati
harmonisasi yang sama. Untuk membangkitkan frekuensi-
beberapa kilometer lewat kabel telepon yang tipis dan merupakan
frekuensi itu, dalam tiap pesawat telepon dipasang sebuah alat
tegangan yang cukup aman dari kecelakaan. [3]
pembangkit frekuensi yang disebut osilator. Osilator bekerja apabila gagang telepon diangkat dan tombol-tombol angka ditekan.
2.1.4
Melakukan Sambungan Telepon Penyambungan hubungan telepon hanya melibatkan
jalur ‘A’ dan ‘B’ dengan tegangan antara kedua jalur biasanya sebesar 30V- 60V. Pada saat gagang pesawat telepon diangkat
Osilator itu dapat membangkitkan tujuh frekuensi yang berlainan. Frekuensi-frekuensi yang dibangkitkan itu terdiri dari dua buah kelompok yaitu: a)
Frekuensi rendah, meliputi
(Off-Hook), tegangan antara kedua jalur tersebut turun menjadi
empat buah frekuensi yaitu:
sekitar 6V-12V dan ada arus yang mengalir sebesar 20mA-80mA.
697, 770, 852 dan 941Hz.
Selanjutnya sentral akan mengirimkan nada pilih pada pesawat
b)
Frekuensi tinggi, meliputi empat buah frekuensi yaitu:
3
1209,
1336,
1447
dan1633Hz.
dapat mengubah gelombang suara dari pembicaraan menjadi arus listrik. Sedangkan yang mengubah listrik menjadi suara disebut
Dengan cara ini maka akan dapat dihasikan 16 kombinasi unik,
Receiver. [3]
sepuluh diantaranya mewakili bilangan 0-9, dan enam sisanya *,#,A,B,C,D dicadangkan untuk pensinyalan khusus. Kebanyakan tombol pada pesawat telepon
2.1.9
Mengakhiri Pembicaraan
terdiri dari sepuluh bilangan
Pembicaraan berakhir ketika salah satu meletakkan
ditambah dengan simbol asterik (*) dan Otothrop (#). Tombol-
handset. Sinyal On-Hook akan memberitahu sentral untuk
tombol tesebut disusun dalam sebuah matriks yang masing-masing
membersihkan saluran. Bila pelanggan yang dituju meletakkan
dihubungkan dengan nada group bawah pada baris yang sesuai dan
handset terlebih dahulu, maka kondisi ini disebut Backward
pada group atas pada kolom yang sesuai metode pensinyalan
Release.
Sebaliknya bila penelepon yang meletakkan handset
DTMF ini akan memastikan bahwa masing-masing sinyal hanya
terlebih dahulu, kondisi ini disebut Fordward Release. Sedangkan
terdiri atas satu dan hanya satu
bila kedua pelanggan telah sama-sama meletakkan handset, maka
komponen dari masing-masing group atas dan group bawah.[3]
sambungan akan diputus oleh sentral. [3]
Gambar DTMF Keypad diperlihatkan pada Gambar 2.2 berikut ini:
2.2 Mikrokontroler ATmega16 Mikrokontroler ATmega16 termasuk salah satu jenis mikrokontroller dari keluarga Atmel AVR yang dikemas dalam standart DIL (Dual In Line) 40 pin yang mempunyai konfigurasi tersendiri. Mikrokontroller ini diproduksi oleh ATMEL dengan karakteristik yang benar-benar Compatible dengan set instruksi dan pin-pin keluaran standart industri keluarga ATmega16 buatan Atmel. Mikrokontroller AVR adalah mikrokontroller RISC (Reduce Instruction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitetur
Gambar 2.2 DTMF Keypad
Harvard, yang dibuat
oleh Atmel pada tahun 1996. AVR
mempunyai kepanjangan Advanced versatile RISC atau Alf and 2.1.7
Menerima Sambungan Telepon
Vergard’s risc processor yang berasal dari nama dua mahasiswa
Suatu sambungan dari luar dapat diketahui dengan
Norwegian Institute of Technology (NTH), yaitu Alf-Egil Bogen
mendeteksi sinyal deringan yang dikirimkan oleh Ringing Signaling Machine disentral telepon.Pesawat telepon dihubungi dengan cara memberikan tegangan
dan Vegard Wollan. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan
bolak-balik sebesar 50Vpp
mikrokontroller lain, keunggulan mikrokontroller AVR yaitu AVR
pada jalur ‘A’ dan ‘B’ sinyal tersebut merupakan sinyal anti-phasa
memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena
sehingga telepon akan mendeteksi deringan dengan mengaktifkan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih
bell.
cepat dibandingkan dengan mikrokontroller MCS 51 yang Deringan tersebut akan terus berbunyi sampai pihak
memiliki arsitetur CISC (Complex Instruction set Compute ) di
yang dihubungi mengangkat gagang telepon untuk menjawab
mana mikrokontroller
sambungan. Jika sambungan tersebut tidak dijawab sampai jumlah
untuk mengeksekusi 1 instruksi. Selain itu, mikrokontroller AVR
deringan tertentu maka hubungan akan terputus. Jika pihak yang
memiliki fitur yang lengkap (ADC Internal, EEPROM Internal,
dihubungi
telepon sebelum deringan
Timer/Counter ), Watchdog Timer, PWM, Port I/O, Komunikasi
terakhir, maka akan ada arus yang mengalir yang memungkinkan
serial, Komparator,I2C,dll).Sehingga dengan fasilitas yang lengkap
sambungan tersebut dijawab selanjutnya percakapan melalui
ini, programmer dan
telepon dapat dilaksanakan. [3]
berbagai aplikasi sistem elektronika seperti robot, otomasi industri,
mengangkat
gagang
MCS 51 membutuhkan 12 siklus clock
desainer dapat menggunakannya untuk
peralatan telekomunikasi, dan berbagai keperluan lain. [4] 2.1.8
Secara umum
Pembicaraan Pembicaraan
dimulai
ketika
yang
mikrokontroller AVR dapat di
dipanggil
kelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT 90Sxx,
mengangkat handset (Off-Hook) dan terbentuk sambungan bagian
ATmega, dan ATtiny. Tabel Jenis Mikrokontroller AVR
dari telepon dimana orang berbicara disebut
diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut ini:
Transmitter dan
bagian orang yang mendengar disebut Receiver. Transmitter ini
Tabel 2.1 Jenis Mikrokontroller AVR
4
Mikrokontroller
Memori
AVR Jumlah
Tipe
Pin
6.
Unit interupsi internal dan external.
7.
Fitur Peripheral. Tiga buah Timer / Counter dengan
Flash
EEPROM
SRAM
kemampuan pembandingan: 2 (dua) buah Timer /
TinyAVR
8-32
1-2K
64-128
0-128
AT90Sxx
20-44
1-8K
128-512
0-1K
ATmega
32-64
Counter 8 bit dengan Prescaler terpisah dan
5124K
512-4K
Mode Compare.
512-
1 (satu) buah Timer /
4K
Counter 16 bit dengan Prescaler Mode
Program mikrokontroller AVR dapat menggunakan
dan
Mode Capture.
Low Level Language (Assembly) dan High Level Language (C,
Real Time Counter dengan Oscillator
Basic, Pascal, JAVA,dll) tergantung compliler yang digunakan.
tersendiri.
Bahasa Assembler mikrokontroller AVR memiliki kesamaan
4 Channel, 10-bit ADC
instruksi, sehingga jika pemprograman satu jenis mikrokontroller AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah
terpisah,
Compare,
Programmable Serial USART.
menguasai
pemograman keselurahan mikrokontroller jenis AVR, namun
Antarmuka SPI.
Bahasa Assembler relatif lebih sulit di pelajari daripada Bahasa C,
Watchdog Timer dengan Oscillator Internal.
untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan banyak
On-chip Analog Comparator.
waktu yang lama, serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan Bahasa C memiliki keunggulan di bandingkan Bahasa Assembler yaitu indenpent terhadap hardware serta lebih mudah
2.2.2
Konfiguransi Pin AVR Atmega 16 Gambar Konfigurasi Kaki (pin) ATmega16
untuk menanggani project yang besar. Bahasa C sendiri sebenarnya terletak di antara bahasa pemrograman tingkat tinggi
diperlihatkan pada Gambar 2.4 berikut ini:
dan assembly. Pada praktik pemrograman, mikrokontroller AVR yang digunakan
yaitu
Atmega16
serta
Software
Compiler-nya
menggunakan CodeVision. Gambar Alur Program CodeVision diperlihatkan pada Gambar 2.3 berikut ini:
Gambar 2.3 Alur Program CodeVision Gambar 2.4 Konfigurasi Kaki (pin) ATmega16 2.2.1
Fitur ATmega16 Fitur-fitur yang dimiliki ATmega16 sebagai berikut: 1.
Mikrokontroller AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya rendah.
2.
Arsitetur RISC dengan troughput mencapai 16
Konfigurasi pin ATmega16 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual IN-Line Package) dapat di jelaskan fungsi dari masingmasing pin ATmega16 sebagai berikut: 1.
MIPS pada frekuensi 16 MHz. 3.
Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte.
4.
5.
masukan catu daya. 2.
GND merupakan Pin Ground.
3.
Port A (PA0...PA7) merupakan
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai
Pin Input /
Output dua arah dan Pin masukan ADC. 4.
Port B (PB0...PB7) merupakan pin input / Output dua arah dan Pin fungsi khusus, Tabel Fungsi
5
Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port D
Khusus Port B diperlihatkan pada Tabel 2.2 berikut ini: PIN
Fungsi Khusus
Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port B PIN
FUNGSI KHUSUS
PB7
SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB6
PB5
PD7
MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output
PD6
MISO (SPI Bus Master Output/Slave Input
SS (SPI Slave Select Input )
Compare A Match Output)
PD4
OC 1B (Timer / Counter 1 Output Compare B Match Output)
OC0 (Timer / Counter 0 Output Compare PD3
INT 1 (External Interrupt 1 Input)
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
PD2
INT 0 (External Interrupt 0 Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PD1
TXD (USART Output Pin)
PD0
RDX (USART Input Pin)
T1 (Timer / Counter 1 External Counter Input) T0 T1 (Timer / Counter 0 External Counter
PB0
OC 1A (Timer / Counter 1 Output
)
Match Output)
PB1
ICP (Timer / Counter 1 Input Capture Pin)
PD5
AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
PB2
Match Output)
)
PB4
PB3
OC2 (Timer / counter 2 Output Compare
7.
RESET merupakan Pin yang digunakan untuk
8.
XTAL1 dan XTAL2 merupakan Pin masukan
Input) XCK (USART External Clock Input/ Output)
me-reset mikrokontroller.
clock external. 9. 5.
Port C (PC0…PC7) merupakan Pin Output / Input dua arah dan Pin khusus, Tabel Fungsi Khusus Port C diperlihatkan pada Tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port C PIN
Fungsi Khusus
PC7
TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC6
TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
PC5
TDI (JTAG Test Data In)
PC4
TDO (JTAG Test Mode Select)
PC3
TMS (JTAG Test Clock)
PC2
PC0
10.
AREF merupakan Pin masukan tegangan referensi ADC. Gambar Blok Diagram Atmega16 diperlihatkan pada Gambar 2.5 berikut ini:
TCK (JTAG Test Clock) SDA (Two-wire Serial Bus Data
PC1
6.
ACVV merupakan Pin masukan tegangan untuk ADC.
Input/Output Line) SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
Port D (PD0…PD7) merupakan Pin Input/ Output dua arah dan pin fungsi khusus, Tabel Fungsi Khusus Port D diperlihatkan pada Tabel 2.4 berikut ini:
Gambar 2.5 Blok Diagram ATmega16
2.2.3 Pemprograman Mikrokontroller AVR ATmega16 Pengembangan
sebuah
sistem
menggunakan
mikrokontroller AVR buatan ATMEL menggunakan Software AVR STUDIO dan CodeVision AVR.AVR STUDIO merupakan Software khusus untuk bahasa assembly yang mempunyai fungsi sangat lengkap, yaitu digunakan untuk menulis program, kompilasi, simulasi dan Download program ke IC mikrokontroller
6
AVR. Sedangkan CodeVision AVR merupakan Software C-cross Compiler, dimana program dapat di tulis dalam bahasa C, CodeVision memiliki
2.2.3.2 Bahasa C
memiliki IDE (Intergrated Development
Berikut ini penjelasan Bahasa C dan aturan penulisan
Environment ) yang lengkap, di mana penulisan program , compile,
program dalam Bahasa C. Untuk seterusnya, pada buku ini akan
link, pembuatan kode mesin (assembler) dan download program ke
membahas memprogram mikrontroller
chip AVR dapat dilakukan pada codevision, selain itu ada fasilitas
Bahasa C saja. Berikut ini penjelasan tentang Bahasa C.
terminal, yaitu untuk melakukan komunikasi serial dengan
Penulisan Program dalam Bahasa C
mikrokontroller yang sudah di program.Proses download program
#include <mega16.h>
ke IC mikrokontroller AVR dapat menggunakan system download
#include <mega16.h>
program
In-System
#define
Programmable Flash on-chip mengizinkan memori program untuk
#define
secara
ISP
(In-System
Programming).
AVR menggunakan
IRsensor PINA,0 pompa
PORT,0
diprogram ulang dalam sistem mengguakan hubungan serial SPI. // variabel global
[4]
Unsigned int i,j; 2.2.3.1 Bahasa Assembly
void main (void)
Bahasa Assembly AVR
{
Berikut
adalah
contoh
sebuah
program
aplikasi
untuk
// variabel lokal
mikrokontroller AVR:
Char data_rx;
Penulisan Program dalam bahasa assembly
DDRA=0x00;a
.include”C:\ Appnotes\ m16def.inc”
PORTA=0xFF
.org 0x0000
DDRB=0xFF;
rjmp main
PORTB=0x00; ............. .............
main: ldi
r16,low(RAMEND)
While(1)
out
SPH,r16
{
ldi
r16,high(RAMEND)
.............
out
SPH,r16
............
ldi
r16,oxff
out
ddrc,r16
Penjelasan:
out
PORTC,r16
Preprocessor (#): Digunakan untuk memasukan (Include) text dari
............ }; }
file lain, mendefinisikan macro yang dapat mengurangi beban out
ddrcd,r16
kerja pemprograman dan meningkatkan legibility source code
out
PORTD,r16
(mudah di baca).
cbi
PORDD,5
cbi
PORDC,0
cbi
PORTC,1
#define: digunakan untuk mendefinisikan macro Contoh :
#define
ALFA
oxff
2.3 LCD 2x16 LCD (Liquid Crystal Display) merupakan tampilan dot
henti:
metrik 2*16 LCD yang memilki 2 baris masing-masing baris
nop rjmp
henti
memiliki 16 karakter, kebutuhan suplay tegangan VDC +5Volt.
Setiap program terdiri dari inisialisasi program dan
setiap kakinya langsung berhubungan dengan mikrokontroller
program utama.Inisialisasi program berisi defenisi program berisi
ATmega16, untuk rangakaian interfacing hanya diperlukan satu
chip yang digunakan, mendefinisikan nama variabel, konstanta,
resisitor dan satu resistor variabel untuk memberi tegangan kontras
alamat awal program, stack pointer.
pada matriks LCD. [5]
7
Tabel Keterangan Kaki LCD diperlihatkan pada Tabel 2.5 berikut ini: Tabel 2.5 Keterangan Kaki LCD
Gambar 2.7 Timing Diagram Perintah READ
2.4 RTC DS1302 IC RTC ( Real Time Clock ) IC yang dirancang khusus
1. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card
dalam proses pewaktuan seperti jam, menit,, detik, tanggal, bulan,
& FRAM – MCS-51, ditambahkan pengiriman 1 byte FFh atau
tahun, dan lain sebagainya.RTC ada banyak typenya, tapi yang
8 pulsa clock sebelum mengirimkan perintah ini.
digunakan dalam pembuatan alat ini adalah type DS1302 karena
2. Pengiriman perintah ini diawali dengan mengubah
type ini sudah tersedia bateray di dalamnya, tanpa harus ada
logika CSSD menjadi Low untuk mulai mengakses SD card.
baterai tambahan diluarnya sehingga IC ini dapat menghitung
Pada dokumen Ulrich Radig memang tidak disebutkan berapa
waktu ketika power supply off. [6]
lama jarak antara perubahan logika CSSD dengan pengiriman clock berikutnya. Namun pada AN SD Card & FRAM – AVR
Gambar Konfigurasi pin RTC DS1302 diperlihatkan pada Gambar 2.6 dan Tabel Alamat pada RTC diperlihatkan pada
dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, diletakkan jeda selama 5 µs sebelum mulai mengirimkan clock berikutnya. 3. Data pertama yang dikirim adalah 51h, diikuti dengan
Tabel 2.6 berikut ini:
pengiriman 4 byte alamat sektor SD card yang dimulai dari MSB, dan diakhiri dengan pengiriman CRC bernilai FFh. 4. Selama CSSD masih berlogika Low, dilakukan pemeriksaan terhadap MISO untuk mengetahui apakah perintah ini sudah diterima oleh SD card. Hal ini dilakukan dengan membaca data dari MISO hingga bernilai 00h. Pada AN SD Gambar 2.6 Konfigurasi pin RTC DS 1302
Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, pemeriksaan ini dibatasi hanya 9 kali pembacaan.
2.5 SD/MMC
5. Setelah menerima 00h, dilakukan pemeriksaan
Secure Digital (SD) atau Multi Media Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan telepon seluler (ponsel). Beberapa perintah dasar untuk SD Card juga
terhadap MISO lagi untuk menunggu Start Byte yang bernilai FEh. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, pemeriksaan ini dibatasi hingga 9 x 250 kali pembacaan.
dapat digunakan untuk MMC sehingga kita dapat menggunakan SD atau MMC. Format data pada SD maupun MMC umumnya
6. Penerimaan Start Byte diikuti dengan penerimaan 512 byte data dan 2 byte CRC.
menggunakan format FAT. FAT12 digunakan untuk kapasitas 16 MB ke bawah. FAT16 digunakan untuk kapasitas 32 MB hingga 2 GB. FAT32 digunakan untuk kapasitas di atas 2 GB (SDHC). [7] Ada 2 bagian yang akan dijelaskan secara singkat pada AN ini, yaitu:
7. Setelah menerima 2 byte CRC, diletakkan jeda selama 5 µs sebelum mengembalikan CSSD ke logika High (pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS51). 8. Setelah CSSD berlogika High, dilakukan pengiriman 1 byte
1. Protokol komunikasi SD card secara SPI. 2. Format data FAT16. SD card terbagi atas sektor-sektor dan tiap satu sektornya berisi 512 byte. Secara default, proses baca atau tulis selalu melibatkan satu sektor (512 byte). Secara default juga, nilai byte CRC bersifat don’t care sehingga nilainya sembarang / dapat diabaikan (tidak dihitung), Gambar Timing Diagram untuk Perintah READ diperlihatkan pada Gambar 2.7 berikut ini:
data FFh atau 8 pulsa clock. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, hal ini tidak dilakukan. Sebagai gantinya, sebelum perintah INIT, READ, atau WRITE, ditambahkan pengiriman 1 byte FFh atau 8 pulsa clock. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS51, jika SD card tidak mengirimkan 00h, maka proses pengiriman perintah READ bagian pertama (hingga penerimaan 00h) akan diulangi dari awal. Proses pengulangan ini akan dibatasi sebanyak 250 kali. Gambar Timing Diagram untuk Perintah Write diperlihatkan pada Gambar 2.8 berikut ini:
8
9.
Setelah MISO tidak bernilai 00h lagi, CSSD
dikembalikan ke logika High. 10. Setelah CSSD berlogika High, dilakukan pengiriman 1 byte data FFh atau 8 pulsa clock. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, hal ini tidak Gambar 2.8 Timing Diagram Perintah WRITE
dilakukan. Sebagai gantinya, sebelum perintah INIT, READ, atau WRITE, ditambahkan pengiriman 1 byte FFh atau 8 pulsa
1. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD
clock. Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card &
Card & FRAM – MCS-51, ditambahkan pengiriman 1 byte FFh
FRAM – MCS-51, jika SD card tidak mengirimkan 00h, maka
atau 8 pulsa clock sebelum mengirimkan perintah ini.
proses pengiriman perintah WRITE bagian pertama (hingga
2. Pengiriman perintah ini diawali dengan mengubah logika CSSD menjadi Low untuk mulai mengakses SD card.
penerimaan 00h) akan diulangi dari awal. Proses pengulangan ini akan dibatasi sebanyak 250 kali.
Pada dokumen Ulrich Radig memang tidak disebutkan berapa
Jadi merupakan suatu modul untuk mempermudah
lama jarak antara perubahan logika CSSD dengan pengiriman
antarmuka antara SD Card atau MMC dan mikrokontroller
clock berikutnya. Namun pada AN SD Card & FRAM – AVR
dengan tegangan kerja +5 VDC. SD Card atau MMC dapat
dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, diletakkan jeda selama 5
digunakan sebagai memori yang dapat diganti dengan mudah
µs sebelum mulai mengirimkan clock berikutnya.
sehingga
memudahkan dalam ekspansi ke kapasitas memori
3. Data pertama yang dikirim adalah 58h, diikuti
yang lebih besar. Tersedia Ferroelectric Nonvolatile RAM
dengan pengiriman 4 byte alamat sektor SD card yangdimulai
(FRAM) yang dapat digunakan sebagai buffer sementara dalam
dari MSB, dan diakhiri dengan pengiriman CRC bernilai FFh.
mengakses SD Card
4. Selama CSSD masih berlogika Low, dilakukan
penyimpan
atau
MMC dan
sebagai
tempat
data lain. Modul ini dapat digunakan antara lain
pemeriksaan terhadap MISO untuk mengetahui apakah perintah
sebagai penyimpan data pada sistem absensi, sistem antrian, atau
ini sudah diterima oleh SD card. Hal ini dilakukan dengan
aplikasi data logging lainnya. Gambar SD/MMC diperlihatkan
membaca data dari MISO hingga bernilai 00h. Pada AN SD
pada Gambar 2.9 berikut ini:
Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, pemeriksaan ini dibatasi hanya 9 kali pembacaan. 5. Setelah menerima 00h, dilakukan pengiriman beberapa pulsa clock terlebih dahulu. Pada AN SD Card & Gambar 2.9 SD/MMC
FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51 jumlah clock yang dikirimkan adalah 72 pulsa clock atau 9 byte FFh. 6. Lalu dilanjutkan dengan pengiriman Start Byte
2.6 Tone Decoder LM 567 Tone
(FEh), diikuti dengan 512 byte data yang akan dituliskan, dan
decoder
dapat
digunakan
untuk
diakhiri dengan pengiriman 2 byte CRC (dapat menggunakan
merubah input sinyal dari DTMF menjadi data digital.
nilai FFh semua).
Biasanya tone decoder menggunakan IC tipe LM567.
7. Meski pada dokumen Ulrich Radig dinyatakan
Frekuensi yang akan diambil dapat kita seting sendiri dengan
bahwa pembacaan MISO berikutnya akan menghasilkan nilai
merubah nilai R dan C yang telah ditetapkan sesuai dengan
xxx00101b (x = don’t care), namun pada AN SD Card &
datasheet. Rangkaian pendeksi sinyal ini memanfaatkan
FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51,
sinyal out-putan dari DTMF kemudian akan diolah pada
pemeriksaan dibatasi hingga 9 x 250 kali pembacaan.
mikrokontroller tentunya semua sinyal yang masuk akan di
8. Pada dokumen Ulrich Radig dinyatakan bahwa setelah pengiriman 1 byte xxx00101b, MISO akan bernilai 00h (Busy). Pada AN SD Card & FRAM – AVR dan AN SD Card & FRAM – MCS-51, program akan memeriksa hingga MISO
filter untuk mengurangi noise ataupun suara yang tidak di inginkan. [8] Gambar konfigurasi pin IC LM 567 diperlihatkan pada Gambar 2.10 dibawah ini:
bernilai 00h. Pemeriksaan ini dibatasi hingga 250 kali pembacaan. Lalu program akan memeriksa hingga MISO tidak bernilai 00h lagi. Pemeriksaan ini juga dibatasi hingga 250 kali pembacaan.
9
Basic 6.0 diperlihatkan pada Gambar 2.11 berikut ini:
P
Gambar 2.10 konfigurasi pin IC LM 567
P
Kelebihan dari IC LM 567 diantara adalah :
1. Output digital dengan keluaran arus sebesar 100mA Gambar 2.11 Tampilan Bidang Kerja Visual Basic 6.0
2. Bandwidth dapat diset antara 0 – 14%
2.7.2 Menu Bar
3. Mampu menahan noise yang masuk
Menu Bar merupakan kumpulan perintahperintah
4. Mampu menahan kerusakan sinyal
yang
dikelompokan
dalam
kriteria
operasinya. Menu bar terdiri atas: File, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query, Diagram,
5. Kestabilan pada center frequency
Tools, Add-ins, Window dan Help. 6. center frequency dapat diset diatara 0,01 Hz 2.7.3 Toolbar
hingga 500 KHz.
Toolbar merupakan sekumpulan tombol yang mewakili suatu perintah tertentu pada Visual Basic.
2.7 Pemprograman Visual Basic 6.0 Visual
basic
merupakan
sebuah
bahasa
pemrograman komputer yang berjalan pada sistem operasi Windows. Bahasa pemrograman adalah sekumpulan perintah
Kehadiran tombol-tombol speed pada toolbar akan sangat
membantu
dalam
mempercepat
akses
perintah. Tombol-tombol tersebut antara lain:
yang dimengerti oleh komputer untuk mengerjakan tugastugas tertentu. [9]
(Add Standard EXE Project),
(Add Form),
Visual Basic selain disebut sebagai sebagai (Menu Editor),
bahasa pemrograman (Language Program), juga sering disebut sebagai sarana (Tool) untuk menghasilkan program-
(Open Object),
(Save Project) dan lain-lain.
program aplikasi berbasis Windows. Secara umum ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pemakaian program
2.7.4 Toolbox Toolbox merupakan sebuah jendela dimana
Visual Basic, diantaranya: Dipakai
dalam
membuat
program
aplikasi
obyek atau kontrol ditempatkan yang dibutuhkan
berbasis Windows.
untuk membentuk suatu program, dengan cara
Dipakai dalam membuat oyek-obyek pembantu
dipasang pada form. Didalam toolbox terdapat
program, seperti fasilitas Help, kontrol ActiveX, aplikasi Internet dan sebagainya.
beberapa tombol antara lain:
(Pointer),
Digunakan untuk menguji program (Debugging) dan menghasilkan program akhir EXE yang bersifat
Executable,
atau
dapat
(Picture Box),
(Label),
(Text
langsung Box),
dijalankan.
(Command
Button)
dan
lain
sebagainya. 2.7.1 Tampilan Bidang Kerja Visual Basic 6.0 Bidang
kerja
dari
Visual
basic
akan
2.7.5 Form Window
Basic
Form Window merupakan area kerja dimana
dijalankan. Gambar Tampilan Bidang Kerja Visual
anda akan merancang suatu program aplikasi Visual
ditampilkan
setelah
program
Visual
Basic. Pada jendela form ini anda bisa meletakkan
10
kontrol (obyek) seperti command button, textbox,
BAB III
label, checkbox, dan lain-lain. Ukuran dari jendela
METODOLOGI
form pada mulanya kecil namun bisa diubah sesuai Dalam penyusunan dan pengerjaan Project Work ini
dengan kebutuhan.
diperlukan suatu metode atau urutan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut,
2.7.6 Properties Window Window ini berisi semua informasi mengenai
hal tersebut dimaksudkan agar Project Work ini dapat tercapai
bertugas
tujuannya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan.
menyiapkan segala properti dari kontrol yang
Oleh karena itu rencana langkah-langkah yang sekiranya dapat
diperlukan
memaksimalkan dalam pelaksanan pengerjaan Project Work ini.
kontrol
(obyek)
yang
dalam
dibuat,
perancangan
dan
user
interface
Proses pelaksanaan kerja tersebut meliputi langkah-langkah
maupun pemrograman. Gambar 2.12 berikut merupakan Gambar dari
sebagai berikut: 3.1 Menentukan Judul
tampilan properties window:
Dalam langkah ini merupakan suatu hal yang penting sebelum kita melangkah ke hal yang lainnya untuk pengerjaan suatu proyek, untuk mendapatkan judul ini kita harus sesuaikan kemampuan kita serta fasilitas yang sudah tersedia seperti laboratorium mikroprosessor yang sudah ada. 3.2 Studi Perpustakaan Studi perpustakaan
merupakan suatu metode untuk
mendapatkan data-data, referensi yang sekiranya dapat dijadikan topik sebuah judul Project Work dan penunjang dasar teori pembuatan Project Work, serta untuk mendapatkan referensi Gambar 2.12 Properties Window Pada bagian paling atas dari jendela properties terdapat kotak yang menunjukan nama obyek yang
tentang spesifikasi, cara kerja dan penanganan masalah dari peralatan yang akan kita gunakan dalam pengerjaan Project Work. 3.3 Akses Internet Akses internet merupakan suatu langkah pencarian
sedang aktif. Suatu obyek terpilih baik dengan melakukan klik langsung pada obyek di form atau klik nama obyek yang ada di atas jendela properties. Pada jendela ini terdapat dua tab yang menampilkan
data yang akurat dan terbaru untuk mencari data informasi terbaru yang berhubungan erat dengan pengerjaan Project Work 3.4 Perencanaan
properti dalam dua cara, yaitu:
Perencanaan alat yang akan dibuat dengan mengunakan
Alphabetic
teori-teori penunjang yang ada sesuai dengan permasalahannya,
Merupakan pilihan default, dimana tampilan properti diurutkan berdasarkan namanya
didesain seefisien mungkin serta rangkaian mikrokontroller
sesuai abjad. Catagorized Tampilan
serta data-data yang akurat. Perangkat keras (Hardware) yang
sebagai penyalur data dengan menggunakan perangkat lunak dari
properti
diurutkan
berdasarkan fungsinya. Ada tiga cara untuk menampilkan jendela properties ini, yaitu:
(Software). 3.5 Pembuatan Pembuatan alat sesuai dengan perencanaan yang telah
Klik menu View, pilih Properties Window Klik Properties pada Standard toolbar Tekan tombol kunci F4 pada keyboard
dilakukan berdasarkan teori–teori penunjang yang telah didapatkan sebelumnya, serta pengambilan data–data yang diperlukan untuk referensi dan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Dalam
11
pembuatannya menggunakan program Visual Basic sebagai
dua bagian yang terdiri atas perancangan piranti keras dan perancangan piranti lunak yang mendukung sistem kerja alat ini.
pembuat aplikasi
Perencanaan dan pembuatan alat meliputi 5 hal yaitu: 3.5 Analisa dan Penulisan Naskah
1. Perancangan Lay Out sistem pada alat. 2. Perencanaan dan pembuatan piranti keras (hardware),
Analisa terhadap peralatan yang telah dibuat dan pembuatan laporan dari kinerja alat yang telah dibuat.
yang meliputi rangkaian elektronika dan rangkaian kontrol.
Untuk mengetahui bagaimana proses pengerjaan Project Work dapat dilihat pada flow chart. Dengan mengetahui flow chart
3. Perencanaan dan pembuatan piranti lunak (software), yang meliputi flowchart dan program.
maka proses pengerjaan Project Work akan cepat selesai karena
4. Penggabungan antara hardware dan software. flow chart merupakan kunci pokok dalam pengerjaan Project
5. Penggabungan semua unit menjadi sebuah sistem alat yang terpadu.
Work. Flowchart proses pengerjaan Project Work diperlihatkan pada
4.1 Perancangan Lay Out sistem pada Alat Gambar 3.1 berikut :
Skema
Perancangan
Alat
Monitoring
Pemakaian
Telepon Menggunakan SD/MMC Sebagai Media Penyimpan Data Mulai
diperlihatkan Gambar 4.1 di bawah ini: Identifikasi Studi Lapangan Studi
Observasi
Perpustakaan
Studi Internet Konsultasi
Disetujui
Tidak
Ya Perencanaan
Gambar 4.1 Skema Perancangan Alat Monitoring Pemakaian
Pembuatan Alat
Telepon Menggunakan SD/MMC Sebagai Penyimpan Data
Pengujian Alat
Penyusunan Laporan
Keterangan Gambar : Selesai
1. Gambar 3.1 Flow Chart Proses Pengerjaan Project Work Adapun untuk mengetahui bagaimana proses perjalanan sistem tersebut dapat dilihat pada blok diagram perjalanan sistem. blok diagram sistem terdiri atas perpaduan hardware dan software. Pada blok diagram juga merupakan tahap-tahap dari cara kerja alat
TELEPON Telepon yang dimonitoring adalah telepon rumah, jadi
telepon ini bukan termasuk alat yang di buat tetapi alat untuk komunikasi yang mana nanti nomor panggilan keluarnya tersimpan didalam alat yang di buat (modul MMC). 2.
MIKROKONTROLLER IC
mikrokontroler ATmega16
yang
digunakan
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda antara lain : Pertama mengontrol pengiriman
dan sebagai jalur alat.
dan
penerimaan
diperlukan, BAB IV
yang untuk
menampilkan data ke dalam LCD
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
monitoring, mengirim data ke dalam
Proses pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan dan pembuatan alat monitoring pemakaian telepon dengan menggunakan Multi Media Card
data
misalkan
(SD/MMC) sebagai
SD/MMC
dengan
menerima sinyal DTMF dari telepon,
melalui
MT8888
mengirimkan data ke relay, serta
media penyimpan data. Pada perancangan alat ini dibagi menjadi
12
RS 232 yaitu sistem komunikasi dua arah yang
untuk mengambil data berupa jam durasi dari RTC.
menggunakan sistem pengiriman paket data yang biasa disebut
Untuk proses kedua fungsinya
protokol. Untuk rangkaian elektroniknya menggunakan IC MAX
untuk membaca data yang ada
232 yang didukung oleh perangkat elektronika yang lain. Sehingga
dalam SD/MMC ke PC secara
dapat digunakan sebagai komunikasi serial dengan komputer.
serial dan data yang ada di PC tersebut dapat diprint-out untuk
9.
KOMPUTER Fungsi dari komputer sebagai media pelengkap untuk
mengetahui pemakaian telepon.
menampilkan isi data-data pemakaian telepon dari SD/MMC dan
Memproteksi
dapat di print out.
nomer
tertentu
untuk memutuskan antara jalur
Gambar perencanaan flow chart untuk program komponen
telkom
diperlihatkan pada Gambar 4.2 berikut ini:
dengan
telepon
dan
memerintahkan kembali untuk penyambungan kembali 3.
Central Telephon
DTMF (Dual Tone Multi Frekuensi)
KEYPAD TELEPON
Berfungsi sebagai antarmuka (interface) antara jalur telkom dan pesawat telepon dengan Minimum System. Dengan Push Button
adanya DTMF maka Mikrokontroler dapat mengetahui adanya
LM567
DTMF
RTC
kondisi yang terjadi pada jalur telkom, mengirimkan sinyal-sinyal Atmega16
(Pulse ataupun DTMF). 4.
SD/MMC (Multi Media Card) LCD
MODUL SD-MMC
Untuk menyimpan data-data selama proses berlangsung
MONITOR
dan data tersebut tetap tersimpan meskipun power supply tidak aktif (off). Untuk alat ini SD/MMC dapat di lepas untuk
Gambar 4.2 Perencanaan Flow chart Untuk
difungsikan ke dalam modul yang ke dua.Digunakan untuk
Program Komponen
membaca data dalam SD/MMC ke PC. Type dari SD/MMC yang digunakan adalah V-Geen dengan kapasitas 512 Mb. 5.
Gambar perencanaan flow chart untuk Program Keseluruhan
LCD
diperlihatkan pada Gambar 4.3 berikut ini:
Fungsinya untuk menampilkan nomor yang keluar pada
Central Telephon
telepon dan dapat menampilkan perintah stop ketika nomer yang
KEYPAD TELEPON
ditekan melebihi dari 10, apabila nomer yang ditekan tidak diijinkan untuk melakukan aktifasi telepon keluar maka LCD akan Push Button
menampilkan (memberitahukan) Nomer tidak valid .
6.
LM567
DTMF
RTC
Atmega16
RELAY Fungsi dari relay ini digunakan untuk memutus dan LCD
MODUL SD-MMC
menghubungkan antara pusat telkom dengan pesawat telepon. 7.
MONITOR
RTC ( Real Time Clock ) Komponen berupa IC yang fungsinya untuk mengatur
No Telp
Detik
Menit
jam
waktu start pembicaraan sampai akhir pembicaraan dan digunakan untuk informasi waktu saat itu. Yang kita gunakan dalam alat ini
Gambar 4.3 Perencanaan Flow Chart Untuk Program
adalah DS 1302. Kita menggunakan RTC karena apabila kita
Keseluruhan
hanya menggunakan mikrokontroler ATmega16, apabila ada tegangan yang terputus dari power supply
maka waktu
pembicaraan akan kembali ke setting awal, tidak sesuai dengan lama pembicaraan. 8.
RS 232
4.2 Perencanaan dan Pembuatan Perangkat Keras (Hardware) Dalam perencanaan dan pembuatan perangkat keras (hardware) dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian antara lain :
13
1. Rangkaian sistem minimum Mikrokontroller
Rangkaian modul SD/MMC merupakan suatu modul
2. Rangkaian memory menggunakan SD/MMC.
mikrokontroller dengan tegangan kerja +5 VDC. SD Card/MMC
3. Rangkaian display LCD.
dapat digunakan sebagai memori yang dapat diganti dengan mudah
4. Rangkaian DTMF.
sehingga memudahkan dalam ekspansi ke kapasitas memori yang
6 Rangkaian RTC ( Real Time Clock ) menggunakan
lebih besar. Tersedia Ferroelectric Nonvolatile RAM (FRAM)
Atmega16.
untuk mempermudah antarmuka antara SD Card/MMC dan
IC DS1302.
yang dapat digunakan sebagai buffer sementara dalam mengakses
7 Rangkaian Serial RS 232.
SD Card/MMC atau sebagai tempat penyimpan data lain. Modul
8. Rangkaian Push Button.
ini dapat digunakan antara lain sebagai penyimpan data pada sistem absensi, sistem antrian, atau aplikasi data logging lainnya.
4.2.1 Sistem Minimum Mikrokontroller Atmega16
Spesifikasi Rangkaian Modul SD/MMC sebagai berikut:
Gambar Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler Atmega16
1. Tegangan supply +5 VDC.
diperlihatkan pada Gambar 4.4 berikut ini:
2. Jenis kartu yang didukung: SD Card dan MMC. 3. Antarmuka SD Card dan MMC dengan mikrokontroler secara SPI. 4. Tersedia 2 KByte Ferroelectric Nonvolatile RAM FM24C16. 5. Antarmuka FRAM dengan mikrokontroler secara Two-Wire Interface.
4.2.3 Rangkaian LCD Gambar 4.4 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller
Gambar rangkaian LCD diperlihatkan pada Gambar 4.6 berikut ini:
Atmega16
Rangkaian minimum adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari sedikit komponen yang sudah dapat berjalan atau bekerja. Rangkaian minimum dari Mikrokontroler Atmega16 dan Atmega32 dapat dilihat pada gambar 4.3, rangkaian ini terdiri dari 3 buah kapasitor, 2 buah IC Mikrokontroler, dan 1 buah resistor, 1
Gambar 4.6 Rangkaian LCD
buah kristal/extal. Dengan rangkaian yang begitu sederhana ini dapat dibuat bermacam-macam alat dengan menambahkan sedikit
Modul
LCD
Character
dapat
dengan
mudah
komponen tambahan lainnya. Dari rangkaian tersebut yang
dihubungkan dengan mikrokontroller. LCD ini mempunyai lebar
berpengaruh terhadap kecepatan proses menjalankan program
display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD
adalah kristal. Mikrokontroler digunakan untuk mengatur dan
Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang difinisikan display
mengontrol sistem kerja alat yang akan dibuat. Pada perancangan
karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:
ini rangkaian input dan output tersebut diatas dihubungkan dengan port paralel mikrokontroller.
1. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk
memberitahu
LCD
bahwaanda
sedang
mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke 4.2.2 Rangkaian Memory Menggunakan SD/MMC
LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika
Gambar rangkaian modul SD/MMC diperlihatkan pada Gambar
low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan
4.5 berikut ini:
RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi.
2. Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS Gambar 4.5 Rangkaian Modul SD/MMC
berlogika low “0”, data akan dianggap sebagi sebuah
14
perintah atau instruksi khusus ( seperti clear screen,
tampak pada modem atau resistor sebesar 600 ohm. Lebih jelasnya
posisi kursor). Ketika RS berlogika high “1”, data yang
diperlihatkan Tabel 4.1 berikut ini:
dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf “T” pada layar LCD maka RS harus diset logika
4.2.5 Rangkaian RTC Menggunakan IC DS 1302 Gambar rangkaian RTC IC DS 1302 diperlihatkan pada Gambar 4.8 berikut ini:
high “1
3. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low “0”, maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW
selalu
diberi
logika
low
“0”.
Gambar 4.8 Rangkaian RTC IC DS 1302
Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur (
RTC adalah Real Time Clock dengan menggunakan IC
bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user ).
DS1302 sebagai RTC. Berfungsi sebagai kalender dan jam
Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0
elektronik di mana perhitungan hari, tanggal, bulan, tahun, jam,
s/d DB7.
menit dan detik tersimpan di memori dengan alamat-alamat tertentu, plus alarm yang dapat diprogram keaktifannya Sistem perhitungan waktu dan kalender pada RTC berjalan secara otomatis dan kontinyu walaupun power supply dimatikan. Pada pemakaiannya, RTC biasa dihubungkan ke mikrokontroler atau
4.2.4 Rangkaian DTMF Gambar rangkaian DTMF diperlihatkan pada Gambar 4.7 berikut ini:
mikroprosesor di mana mikrokontroller mikroprosesor tersebut hanya perlu melakukan setting mode RTC
4.2.6 Rangkaian Serial RS 232 Gambar rangkaian RS 232 diperlihatkan pada Gambar 4.9 berikut ini:
Gambar 4.7 Rangkaian DTMF Gambar 4.9 Rangkaian RS 232
Pada kondisi handle (tidak aktif) jalur telkom berada
Rangkaian RS 232 adalah rangkaian interface antara PC
pada tegangan DC antara 24 Volt hingga 60 Volt atau tipikalnya adalah 48 Volt atau –48 Volt terhadap ground bumi. Tegangan tersebut akan turun menjadi 6 – 12 Volt DC pada saat gagang telepon dijalur tersebut diangkat (Off Hook). Penurunan tegangan ini disebabkan karena adanya impedansi sebesar 600 ohm di dalam pesawat telepon yang terjadi saat Off Hook. Pada saat kondisi On Hook, maka tegangan akan kembali menjadi 48 Volt karena impedansi 600 ohm terlepas dari jalur
dengan
Mikrokontroller melakukan komunikasi dua arah yang
menggunakan IC MAX 232 yang didukung oleh perangkat elektronika yang lain. Sehingga dapat digunakan sebagai komunikasi serial dengan komputer. 4.2.7 Rangkaian Push Button dan Power Supply Gambar rangkaian push button diperlihatkan pada Gambar 4.10 berikut ini:
telkom. Impedansi tersebut dapat berupa transformer seperti yang Gambar 4.10 Rangkaian Push Button
15
Push button yang digunakan dalam rangkaian ini
Gambar 4.12 flowchart diatas menunjukan garis besar
digunakan untuk mereset atau menyambungkan kembali antara
kinerja dari software VB. Adapun listing program untuk software
jalur telkom dengan pesawat telepon agar bisa melakukan aktifasi
VB ditunjukan pada lampiran 2 . tombol run pada VB ditekan
keluar. Rangkaian push button terdiri 4 buah saklar yang akan di
maka program akan jalan kemudian command panggil data diklik
hubungkan ke mikrokontroler.
maka data yang ada di SD/MMC akan muncul. Seperti Gambar
. Gambar rangkaian power supply diperlihatkan pada Gambar 4.11
Tampilan monitoring pemakaian telepon tersimpan di SD/MMC
berikut ini:
diperlihatkan pada Gambar 4.13 berikut ini:
Gambar 4.11 Rangkaian Power Supply Rangkaian
power
supply
terdiri
dari
beberapa
komponen elektronika diantaranya adalah Dioda yang akan menyearahkan arus dan tegangan dari trafo kemudian akan
Gambar 4.13 Tampilan monitoring pemakaian
diterima oleh IC 7805 yang akan menyestabilkan tegangan dari
telepon tersimpan di SD/MMC
dioda sebesar 5 Volt dan diperkuat oleh transistor selanjutnya di filter oleh capasitor elektronik.
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
4.3 Perencanaan dan Pembuatan Piranti Lunak (Software) Proses perencanaan dan pembuatan piranti lunak,
Pada proses bab ini akan menjelaskan tentang kinerja
program yang di pergunakan adalah program Visual Basic.
alat Project Work melalui proses pengujian dan pengukuran,agar
Dimana dalam pembuatan program tersebut untuk membaca serta
mendapatkan analisa yang kita inginkan,sehingga apakah alat yang
mencetak data yang berupa nomor panggilan keluar yang
kita buat sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
tersimpan dalam SD/MMC. Yang mana akan ditampilkan ke
Berikut ini alat-alat yang ingin kita uji hasilnya:
dalam komputer, kemudian hasil data-data tersebut dapat diprint
1. Pengujian terhadap Modul MT 8888 sebagai DTMF
out melalui printer yang telah terinstall.
2. Pengujian terhadap LM 567 sebagai Tone Decoder (Call Progres)
Adapun dalam pembuatan software ini dibuat semudah
3. Pengujian terhadap Microkontroller Atmega16
mungkin, agar dalam pengoperasian program ini pengguna dapat
4. Pengujian terhadap RTC DS1302
langsung mengoperasikan. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan
5. Pengujian terhadap SD/MMC
flowchart cara kerja dari program tersebut, berserta tampilan-
6. Pengujian terhadap Software VB.
tampilannya. Gambar flow chart cara kerja VB diperlihatkan pada Gambar 4.12
5.1
Pengujian Terhadap MT8888 sebagai DTMF
berikut ini:
DF-88 adalah sebuah modul yang berfungsi sebagai antar muka (interfacing) antara jalur telkom dan pesawat telephone
START
dengan
mikrokontroler.
Dengan
adanya
DF-88
maka
mikrokontroler dapat mengetahui adanya kondisi yang terjadi pada Manggil Data
Data Muncul
jalur telkom, mengirimkan sinyal-sinyal (Pulse ataupun DTMF) No
dan memutus sambungkan jalur tersebut dengan pesawat telephone. Rangkaian DTMF diperlihatkan pada Gambar 5.1
Print
berikut ini:
Yes END
Gambar 4.12 Flowchart Cara Kerja VB
16
yang sudah di inisial melalui register-register kontrolnya sebagai Mode DTMF dengan bit TOUT aktif akan langsung mengirimkan sinyal DTMF berdasarkan data-data biner yang dikirimkan oleh mikrokontroler. Sebaliknya, apabila IC MT8888 mendeteksi sinyal DTMF pada inputnya, maka IC MT8888 akan mengubahnya menjadi data biner dan tersimpan dalam register ini. Data akan dikirimkan ke mikrokontroler setelah ada perintah membaca dari
Gambar 5.1 Rangkaian DTMF Cara kerja dari DTMF adalah dengan mengirim
mikrokontroler.
gabungan dua buah sinyal dengan frekuensi tertentu yaitu sinyal
5.2 Pengujian Terhadap LM 567 Sebagai Tone Decoder (Call
kelompok frekuensi tinggi (high group) dan kelompok frekuensi
Progress)
rendah (low group). Bila salah satu tone DTMF ditekan maka akan
Rangkaian Tone Decoder diperlihatkan pada Gambar 5.2 berikut
mengirim dua frekuensi menurut ketentuan yang ada dari telepon
ini:
yang satu ke telepon yang lain. Karena dekoder DTMF merupakan rangkaian yang dapat merespon kode – kode sinyal DTMF kebentuk sinyal yang diinginkan yaitu sinyal digital, dekoder ini menggunakan teknik counter digital untuk mendeteksi nada DTMF menjadi dekoder 4 digit. Pengujian
DTMF
dilakukan
pada
IC
MT8888.
pendeteksian dilakukan dengan cara mengukur tegangan yaitu dengan mengetes pin D0, D1, D2, dan D3 pada IC dengan nomor kaki 14 untuk D0, nomor kaki 15 untuk D1, nomor kaki 16 untuk D2, nomor kaki 17 untuk D3. Tabel pengujian yang Diperoleh Dari Pengujian Pin D0, D1, D2, D3 diperlihatkan pada Tabel 5.1 berikut ini
Gambar 5.2 Rangkaian Tabel 5.1 Data Yang Diperoleh Dari Pengujian Pin
Tone Decoder
D0, D1, D2, D3 Rumus frekuensi
425= 1 / 1.1 R 1C1 Diket:
Selain dilakukan pengetesan pada pin RSO dan R/W
425 Hz = 1 / 1.1 R 1 3.3 10
C1=3.3 nf
425 Hz=1 x 1000 / 1.1 R 13.3
C2=5.0 nf
425 Hz = 1 x 1000 / 3.63 R 1
C3=2 nf
425 = 275 x R 1
yaitu pin yang fungsinya untuk melihat apakah data DTMF itu
C4=0,1 nf
R 1 = 425 / 275
sudah diterima dan dikirim oleh MT8888 diperlihatkan pada Tabel
RL=4.7 k
R 1 = 1545 ohm
5.2 berikut ini
R 1 = 1K5 ohm
Tabel 5.2 Data Yang di Peroleh dari Pengujian Pin RSO dan RW
Pengujian yang kita lakukan menggunakan gelombang sinus dengan bantuan Function Generator sebagai inputan frekuensi 425 dan Osiloscope sebagai out putan yang dapat mengetahui respon gelombang.
Register Data diakses dengan membaca atau menulis
Gambar diatas menunjukan respon out-putan rangkaian
dari atau ke alamat IC MT8888 dengan kondisi RSO = 0. Apabila
tone-decoder dengan inputan frekuensi dari 392 Hz – 455 Hz
mikrokontroler mengirimkan data ke register ini, maka MT8888
lampu indicator (out-put) akan menyala
17
berlogika 1. Kalau dibawah 392 Hz, dan diatas 455 Hz out-put (indicator) mati berlogika 0. Maka rangkaian Tone decoder ini
5.2.2 Call progress
mempunyai Band-with dari 392 Hz-455 Hz out-putan akan merespon selain frekuensi tersebut diabaikan oleh rangakain tone decoder.
Call Progress atau nada panggil adalah sinyal yang digunakan untuk mendeteksi status panggilan yaitu berupa nada
Setelah melakukan pengukuran dengan menggunakan
sambung atau nada sibuk. Sinyal ini berupa sinus sebesar +/- 425
oscilloscope mengetahui respon out-putan sinyal. pada aplikasinya
Hz yang muncul selama ½ detik dengan interval ½ detik sebagai
rangkaian tone decoder tidak bekerja secara maksimal karena
status nada sibuk dan sinus +/- 425 Hz yang muncul selama 2 detik
sinyal dari DTMF terbebani oleh rangkaian tone decoder sehingga
dengan interval antara 3 – 4 detik sebagai nada sambung. Interval
hanya bisa menditeksi nada sambung dan nada sibuk sedangkan
nada sambung pada telepon pemanggil sama dengan interval sinyal
nada tunggu tidak dapat terditeksi.
dering pada pesawat telepon yang dipanggil. Gambar sinyal nada
Untuk membangun perangkat-perangkat elektronik
panggil diperlihatkan pada Gambar 5.9 berikut ini.
yang dapat berhubungan dengan saluran telepon maka terlebih dahulu harus diketahui kondisi-kondisi ataupun sinyal-sinyal yang terjadi pada saluran telepon yang terjadi pada saat:
5.2.1 Melakukan Panggilan Pada saat ini kondisi atau sinyal-sinyal yang terjadi pada saluran telepon adalah sebagai berikut :
Gambar 5.9 Sinyal Nada Panggil (Sambung)
o Kondisi Off Hook, saat handset telepon diangkat. Tegangan +/- -48VDC akan turunmenjadi 9-12VDC karena saluran telepon mendapat beban +/- 600 ohm pada saat itu. Sinyal
Gambar sinyal nada sibuk diperlihatkan pada Gambar 5.10 berikut
Tone, frekwensi 425 Hz dengan level DC 9-12 V yang terdengar
ini
dan menunjukkan bahwa pesawat telepon telah terhubung dengan saluran telepon. Gambar siinyal tone diperlihatkan pada Gambar 5.7 berikut ini;
Gambar 5.10 Sinyal Nada Sibuk
Gambar 5.7 Sinyal Tone Berdasarkan hasil pengujian dan analisa pada sebagai o Sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency), yang
call progress maka, sinyal inputan dari sinyal nada sambung dan
terjadi saat pengguna telepon menekan nomor telepon tujuan.
sinyal nada sibuk. Yang berupa sinyal sinus dengan frekwensi 425
Sinyal ini berupa gabungan dua buah frekwensi dengan kombinasi
Hz tadi, Oleh LM 567 dirubah ke dalam bentuk gelombang kotak –
sesuai tabel. Gambar sinyal DTMF diperlihatkan pada Gambar 5.8
kotak dengan frekwensi dan perode yang sama Untuk lebih
berikut ini
jelasnya perhatikan Gambar 5.11 dan Gambar 5.12 berikut ini.
Gambar 5.11 Sinyal kotak – kotak nada sambung
Gambar 5.8 Sinyal DTMF
18
Tabel 5.4 Analisa Data Ke Alamat RTC
Gambar 5.12 Sinyal Kotak – Kotak Nada Sibuk
5.3 Pengujian Terhadap Mikrokontroler ATmega16
Pengujian mikrokontroler ATmega16 dilakukan dengan Data di atas adalah hasil tes sederhana yang digunakan
menuliskan program sederhana yang berfungsi untuk membaca dan mengeluarkan kode – kode tertentu secara langsung ke port –
untuk mengetahui apakah RTC pada alat ini bekerja atau tidak.
port input atau output mikrokontroller.
Apabila data di atas berjalan sesuai dengan prosedur alat ini maka RTC sudah dianggap berhasil.
5.4 Pengujian Terhadap Real Time Clock (RTC)
Pengujian RTC dalam alat hanya menggunakan
5.5
Pengujian Terhadap SD/MMC
Pengujian SD/MMC dapat dilakukan dengan mengisi
beberapa alamat yang di pakai dalam alat. Dalam RTC sudah
data ke dalam SD/MMC Jadi fungsi dari SD/MMC ini menjaga
tersedia banyak alamat yang untuk mempermudah dalam
agar data yang ada di dalamnya tidak hilang apabila terjadi
mengaksesnya. Tapi dalam alat ini hanya memakai alamat menit,
pemutusan sumber tegangan. Fungsi dari masing-masing Pin pada
jam dan detik diperlihatkan pada Tabel 5.3 berikut ini :
SD-MMC Card dapat dilihat Tabel 5.5 di bawah ini.
Tabel 5.3 Alamat RTC Yang Digunakan Tabel 5.5 Analisa Data fungsi pin modul SD-MMC
Dalam pengujiannya RTC ini hanya mencantumkan Durasi, karena dalam alat ini fungsi dari RTC adalah untuk memberikan informasi menentukan lama waktu pembicaraan dalam telephon (durasi).Untuk lebih jelasnya dapat perhatikan Gambar 5.13 dibawah ini. Adapun data yang bisa kita ambil untuk pengujian komponen ini sebagai analisa. Untuk lebih jelasnya dapat lihat Gambar 5.14 di bawah ini :
Gambar.5.13 Tampilan Durasi (Waktu)
Untuk proses menjadi seperti tampilan diatas data yang dikirimkan harus mengalami proses perubahan data dari hexa ke
Gambar 5.14 Tampilan Data dari SD/MMC di LCD
desimal. Data di atas dapat kita analisa dengan menjabarkan setiap angka pada alamat yang ada dalam RTC. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 5.4 di bawah ini.
Tampilan di atas menunjukkan isi yang ada di SD/MMC melalui LCD yang di
19
gunakan berukuran 2 X 16 maka yang tampil pada layar hanya ada
BAB VI
dua baris dan batas
PENUTUP
digit yang ada hanya sampai 16.
5.1 KESIMPULAN
Dengan demikian SD/MMC dapat digunakan sebagai
Dari beberapa tahap mulai proses pengerjaan dalam
memori yang dapat diganti dengan mudah sehingga memudahkan
Project Work ini dari awal sampai akhir dapat disimpulkan antara
dalam ekspansi ke kapasitas memori yang lebih besar. Tersedia
lain:
Ferroelectric Nonvolatile RAM (FRAM) yang dapat digunakan
1.
Setiap menekan keypad telepon maka akan
sebagai buffer sementara dalam mengakses SD Card (atau MMC)
muncul angka pada LCD karena
atau sebagai tempat penyimpan data lain. Modul ini dapat
sebagai pengkodean data biner sehingga
digunakan antara lain sebagai penyimpan data pada sistem absensi,
dapat dilihat oleh indera dengan bantuan
sistem antrian, atau aplikasi data logging lainnya.
mikrokontroler menjadi data desimal (angka
5.6
0 s/d 9).
Pengujian terhadap Alat (Sistem) Pengujian terhadap alat (sistem) pada saat alat
2.
terhubung dengan power Supply
Data
yang
tersimpan
di
DTMF
SD/MMC
merupakan data desimal yang berupa angka
dengan tidak terhubung dengan power supply. Hasil pengujian
0 s/d 9 digunakan untuk memberikan
terhadap alat (sistem) dapat dilihat Tabel 5.6 di bawah ini.
informasi pada saat diperlukan. 3.
5.7
Untuk
mendapatkan
pemakaian
Pengujian terhadap Perangkat Lunak (Software)
telepon
validasi
menggunakan
durasi Push
Button, dari data percobaan paling lama 13 Pengujian terhadap software dilakukan dengan cara
detik dan paling cepat 3 detik
melakukan serial antara PC dengan alat. Pengujian ini meliputi:
4.
Alat ini bisa digunakan dan menampilkan
merunning program, meminta data dari alat secara langsung,
pada display monitor mengenai nomor
kemudian yang terakhir mencetak atau print out. Adapun langkah-
telepon tujuan, tanggal-bulan-tahun, durasi
langkah dalam pengujian program tersebut dapat dilihat pada
waktu
Gambar 5.15 merupakan Tampilan monitoring pemakaian telepon
melalui printer.
tersimpan di SD/MMC::
5.
pembicaraan
yang
bisa dicetak
Dan tentunya alat ini sangat baik digunakan untuk
para
pengguna
telepon
dalam
memonitoring nomor-nomor telepon yang melakukan aktifasi panggilan keluar karena alat ini bisa menyimpan data 1 GB
5.2 SARAN Berdasarkan kesulitan yang telah di temui dalam proses perencanaan dan pembuatan alat, dan pada waktu analisa serta pengujian cara kerja alat ini, maka didapatkan beberapa saran
Gambar 5.15 Tampilan monitoring pemakaian telepon
untuk kedepannya yang lebih baik, antara lain :
tersimpan di SD/MMC Tampilan diatas merupakan hasil akhir dari data yaitu
1.
panggilan keluar, seperti nomer telepon dan
berupa data yang telah diprint out diatas lembar kertas, data
durasi. Diharapkan kedepannya mengenali
tersebut diatas yang digunakan oleh pelanggan sebagai data atau
nomer
bukti nomor – nomor yang telah keluar, sebelum pihak pelanggan melakukan
komplain
keperusahaan
yang
melayani
batas normal.
panggilan
masuk
sehingga
dapat
memblokir nomer masuk tertentu.
jasa
telekomunikasi apabila ada tagihan rekening telepon yang melebihi
Alat ini hanya bisa memonitoring yang bersifat
2.
Alat ini menggunakan push button untuk memulai
penghitungan
durasi
diharapkan
kedepannya untuk bisa menggunakan tone decoder (LM567)
20
3.
Dalam melakukan pengujian dan pengukuran terutama pada rangkaian tone-decoder dan DTMF diharapkan menggunakan osciloscope dan
function
generator
karena
dapat
mengetahui kerja atau tidaknya rangkaian tersebut. DAFTAR PUSTAKA
[1]
SuhatanIr,SnojiShigeki.2004.Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi .Jakarta: Pradnya Paramita
[2]
Dadang Kuswoyo.2008. Perancangan Dan Pembuatan Sistem Pengaman Berbasis MCS-51 Untuk Mencegah Pencurian Modul Perangkat Remote Terminal Pada Jaringan Fiber Optik IT TELKOM. Bandung
[3]
Haryono, Surmayono. 2006. Project Work Pembuatan Alat Perekam Penggilan Keluar. Surabaya.
[4]
Widodo
Budiharto.
2008.
Panduan
Praktikum
Mikrokontroller AVR ATmega16. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [5]
M.Ary
Heryanto,ST
Pemprograman
&
Bahasa
Ir.Wisnu C
untuk
Adi
P.2008.
Mikrokontroler
Atmega 8535. Bandung: PT. Elex Media Komputindo [6]
RTC. (Online). URL: http:// www.delta-electronic.com Diakses tanggal 12 juni 2009
[7]
SD/MMC.
(Online).
URL:
http://
elm-
chan.org/docs/mmc/mmc. Diakses tanggal 15 juni 2009 [8]
LM567. (Online). URL: http://tiyoavianto.com.Diakses
[9]
Yuswanto. 2003. Pemprongraman Dasar Mikrosoft
tanggal 1 Desember 2009
Visual Basic 6.0 .Surabaya: Prestasi Pustaka
.
21