Edisi
MISI:
Dewan Redaksi : Penasihat: Pdt. Roy Tamaweol. Pem. Red: Andreas Jonathan. Editor: Pdt. Roy Tamaweol, Andreas Jonathan. Reporter: Julianto(BB), Noni (KM), Lay out: Tanti, Yuyun, Printing/Distribusi: Habiba Samadi. Email:
[email protected]
oleh: Andreas Jonathan.
Kita telah mengetahui kebenaran Alkitab yang dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang yang mengaku percaya dan menerima Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan juruselamat, statusnya berubah. Dia berada di dalam dunia bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi untuk mengisi hidup. Statusnya adalah misionaris Allah, yang diutus ke dalam dunia. Setiap orang percaya, tidak terkecuali.
HIDUP KRISTEN YANG SUKSES (4)
Di sinilah kita mengetahui bahwa hidup yang sukses bukan lagi ditentukan oleh ukuran dunia, ukuran manusia; tetapi ditentukan oleh ukuran Allah sang pencipta dan pengutus. Kita akan memiliki hidup yang sukses apabila kita dapat menjalankan tugas pengutusan itu dengan baik, dengan tepat sesuai kehendakNya. Hidup Kristen yang sukses hanya akan terjadi apabila kita dengan taat dipakai Tuhan untuk terlibat dalam karya agungNya, keselamatan manusia berdosa. Untuk itulah Yesus mengutus kita dan memberikan Amanat AgungNya. Apabila kita hanya hidup baik-baik saja tanpa terlibat dalam Amanat AgungNya, maka hidup kita sesungguhnya sia-sia saja. Kita akan khusus melihat dengan lebih dalam makna dari Amanat Agung Tuhan Yesus, sang Kepala gereja. “.... pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam
Diterbitkan oleh Gereja Presbiterian Orchard 3, Orchard Road, Singapore
Mei 2003
nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Matius 28:19-20
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” Markus 16:20 [bersambung ke hal. 2]
Dalam edisi Mei kali ini kita dapat menikmati seri artikel Misi: Hidup Kristen yang Sukses yang kembali hadir untuk menjadi renungan yang baik di akhir bulan Misi ini. Artikel kali ini membuka wawasan kita tentang UPG (Unreached People Group). Kita juga akan melihat kehidupan seorang aktivis gereja yang setia melayani pemuda-pemuda di GPBB, Anggle Sugianto. Simak kisah, beban dan suka duka pelayanannya! Mission Trip ke Lingka yang ke 5 juga telah dilaksanakan dalam rangka program Bulan Misi. Saudara-saudara kita yang telah kembali membagikan kisah perjalanan mereka dalam edisi kali ini. Simak pengalaman dan berkat Tuhan yang mereka rasakan selama pelayanan misi di Pulau Lingka 1
renungan “Dalam namaNya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamulah saksi-saksi dari semuanya ini.” Lukas 24: 47-48 Dalam Matius 28:19-20 ada terdapat 4 kata kerja: pergi, jadikan (murid), baptis, dan ajar. Dalam bahasa aslinya (yunani), kata “pergi, baptis dan ajar” berupa kata kerja participle, sedangkan “jadikan murid” berupa kata kerja imperative (perintah). Para ahli menafsirkan bahwa ini berarti inti dari amanat agung itu adalah menjadikan murid (making disciples = mathetheusate), dan itu didukung oleh pergi, baptis dan ajar. Pergi, baptis dan ajar juga menjadi sebuah perintah karena kata “jadikan”. 1. Pergilah. Kata “pergilah” adalah kata kerja aktif; bukan pasif. “Pergi” menunjukkan adanya perpindahan lokasi, suatu gerakan, bukan hanya di tempatnya saja. Dapat disimpulkan bahwa bila kita mau taat pada perntah ini, kita harus pergi dari tempat nyaman kita; pergi untuk mencari dan menjadikan mereka menjadi murid. Kita tidak hanya diam di tempat dan pasif menunggu. Ini sesuai dengan apa yang diteladankan Yesus sendiri di mana dia datang dari surga ke dunia; dan ketika hidup di dunia, dia terus aktif pergi mencari domba-domba yang hilang. Banyak orang mengira bahwa yang namanya misi atau penginjilan itu cukup dengan memberikan kesaksian hidup yang baik melalui perbuatan dan amal, supaya orang lain yang melihat kemudian bisa tertarik dan kemudian ingin juga jadi orang Kristen. Ini adalah konsep yang tidak benar. Misi ini akan lebih banyak gagalnya karena kita sering berjumpa dengan orang yang mengaku Kristen tetapi kesaksian hidupnya buruk; atau bahkan ada orang yang bukan Kristen memiliki perilaku yang lebih baik dari orang Kristen. Kesaksian hidup melalui perbuatan 2
baik adalah sangat penting, tapi itu belum cukup membawa seseorang kepada pengenalan akan Kristus. Kita harus memiliki kesaksian hidup yang baik, dan kita juga harus mencari domba-domba yang tersesat, memberitakan kabar baik, dan mengajak mereka datang kepada Kristus. Ini adalah misi yang lengkap. 2. Jadikanlah (murid) Kata “menjadikan murid” (mathetheusate) diambil dari kata dasar mathethes, yang artinya adalah murid. Murid dalam arti ini bukan hanya orang yang belajar saja, tetapi memiliki relasi dengan sang guru serta mengimitasi/meneladani sang guru. Dengan kata lain, menjadi murid adalah sebuah status yang kemudian dilanjutkan dengan proses untuk makin serupa dengan Kristus. Leon Morris mengatakan “In this Gospel a disciple is both a learner and a follower”. Status murid Kristus hanya bisa didapat ketika seseorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadinya, memiliki relasi pribadi dengan sang Guru Agung. Jadi tugas kita dalam misi adalah membawa seseorang untuk memiliki relasi secara pribadi dengan sang Guru Agung, Yesus Kristus. Seseorang bukan hanya mendengar dan setuju kepada pengajaran Yesus, tetapi dia harus mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Gurunya. Tanpa hubungan dengan Yesus secara pribadi, maka tidak mungkin
Daftar Isi Renungan - Misi (4)..... hal 1 Wawancara - Anggle.....hal 4 Refleksi.....hal 8 Jurnal Mission Trip..... hal 9 Pengumuman.....hal 12
renungan seseorang mampu untuk meneladani dan menjadi serupa dengan Dia. Kita tidak hanya cukup memberitakan Injil dan memperkenalkan Yesus saja, tetapi kita harus menantang atau mengajak seseorang untuk menerima Yesus sebagai Tuhannya. Kalau kita yakin bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mendapat hidup kekal, maka seharusnya kita dengan serius ingin agar orang-orang yang kita kasihi menerima Kristus, dan menjadi muridNya. 3. Segala bangsa Catatan yang perlu kita perhatikan adalah bahwa perintah ini diberikan dengan scope atau jangkauan global: segala bangsa. Tidak ada satu bangsapun yang terkecuali untuk menjadi sasaran misi dari Tuhan Yesus dan para muridNya. Bahasa asli yang dipakai untuk segala bangsa adalah panta ta ethne, dengan akar kata ethnos. Ethnos mengandung makna suku atau kaum, bukan bangsa secara geografis dan politis. Ethnos dapat dimengerti juga sebagai kelompok masyarakat yang memiliki budaya yang sama atau dalam bahasa Inggris disebut “People Group”. Konsekuensi dari perintah ini membawa kita untuk tidak hanya cukup memberitakan Injil kepada orang-orang di sekeliling kita saja. Sudah sewajarnya dan seharusnya kita memberitakan Injil kepada orang-orang di lingkungan kita; tetapi tidak berhenti di situ saja. Kita juga punya tugas membawa Injil kepada bangsa-bangsa atau suku-suku lain yang belum pernah mendengar Injil sama sekali. Tahukah Anda menurut survey sementara ini, ada sekitar 8000 people group yang masih belum pernah mendengar Injil, yang dikenal dengan istilah Unreached people Group (UPG). Mereka tidak pernah mendengar bukan karena mereka berada di pedalaman atau daerah terpencil yang sulit dimasuki, tetapi banyak juga dari mereka
yang berada di kota-kota besar. Mereka terabaikan oleh orang-orang Kristen. Orang-orang Kristen tidak memperdulikan mereka, dan asyik menikmati kehidupan persekutuan sendiri. Jadi apakah kalau begitu saya harus menjadi misionaris? Mungkin itu yang Anda tanyakan. Jawabannya: Anda sudah menjadi misionaris. Status Anda memang adalah misionaris Allah yang diutus ke dalam dunia. Jadi setiap kita yang telah menjadi murid Kristus adalah misionaris. Kita harus mengubah paradigma kita bahwa misionaris adalah orang bule yang datang ke pedalaman, ke suku-suku primitif. Itu konsep yang salah! Kita semua adalah misionaris, maka dari itu kita harus siap kemana saja untuk menjangkau segala bangsa bagi Kristus. Ini tugas yang setelah 2000 tahun masih banyak dilalaikan oleh banyak orang Kristen. Di tahun 2000, hasil survey mengatakan bahwa perbandingan orang Kristen dan non Kristen di dunia ini adalah 1:7. Jadi seandainya seorang Kristen mau taat mengabarkan injil kepada 1 orang saja dalam 1 tahun, maka maksimal dalam 7 tahun seluruh penduduk dunia sudah mendengarkan injil. Bahkan survey mengatakan bahwa perbandingan UPG dengan jumlah gereja di seluruh dunia adalah 1 UPG: 600 gereja. Artinya kalau semua gereja sadar akan tugas ini dan mau fokus kepada 1 UPG saja, maka 1 UPG akan dilayani oleh 600 gereja. Jelas ini bukan sesuatu yang mustahil!
Kalau begitu apa yang dapat saya lakukan secara pribadi? (bersambung)
3
wawancara Lebih Akrab dengan Anggle
Data pribadi Anggle: Nama: Anggle Sugianto Tempat/tgl lahir: Jakarta/15 Juni 1976 Pekerjaan: Consultant Pengalaman melayani di: Indonesian Christian Fellowship (Minnesota), NTU – KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) Motto hidup: Life is a gift. It is beautiful. Live it to the fullest. GEMA (G): Sejak kapan Anggle tinggal di Singapore dan bagaimana Anggle dapat bergabung dengan GPBB? ANGGLE (A): Dari tahun 1988 sampe 1994 saya sekolah disini. Lalu sempat ke Amerika untuk universitas. Tahun 1999 balik ke Singapore untuk kerja. Pertama kali ke GPBB tuh karena diajak cici saya. G: Sejak bergabung dengan GPBB, apa yang membuat Anggle memutuskan memilih GPBB sebagai home church Anggle? A: Banyak alasan kenapa akhirnya aku memilih menetap di GPBB: 4
karena ladang pelayanan pemuda yang besar, karena GPBB gereja yang masih muda – it has a lot of potentials to make a huge impact in people’s lives. It is now going through teething problems, and but this is what makes it exciting to be a part of a growing church. GPBB juga satu gereja yang lumayan unik karena komposisi dari jemaatnya yang bervariasi sekali - dari bayi sampe yang udah jadi kakek-nenek, students, yang baru menikah, you can find people from all walks of life. Dan aku juga suka karena GPBB enggak terlalu besar dan enggak terlalu kecil. G: Bagaimana ceritanya Anggle memutuskan untuk menjadi ketua Komisi Pemuda di GPBB? Apa saja suka dan duka yang Anggle alami selama melayani di Komisi Pemuda?
wawancara A: Ceritanya mulai terlibat di Komisi Pemuda tuh karena diajakin oleh Ibu Annie Gosana. Dia cerita sama aku kalo Komisi Pemuda udah cukup lama enggak ada aktivitas. Dia merasa ada keperluan untuk dibangkitkan lagi. Aku setuju sekali, begitu banyak pemuda disana, kesempatan pelayanan ini besar dan penting. Aku pikir yah boleh juga coba-coba. Ceritanya enggak gitu dramatic sih, lebih seperti process gitu. Melayani di Komisi Pemuda banyak sih yang bisa disyukurin…melihat KP bertumbuh, dari 2 orang, sampe 15 orang, sampe 20 orang, dan sekarang sekitar 30 – 35 orang. Bersyukur bisa dikelilingi dan bisa bekerja sama dengan teman-teman yang sincerely love God, sincerely wish to serve, and blessed with a variety of talents. Bersyukur juga karena lewat pelayanan ini aku banyak belajar dari pengurus yang lain, dari tantangan-tantangan yang samasama kita hadapi, dari discussion, dari rebuke and sharing, wah banyak deh. Belajar kalo antar pengurus enggak cukup hanya ada team spirit, lebih penting lagi ada the spirit of brotherhood in Christ. Tali kasih sesama saudara lah yang selalu bikin kita jadi lebih concerned dengan satu sama yang lain – concern yang melebihi arena ministry. Bersyukur walaupun
kadang merasa bebannya berat, aku s e l a l u melihat bimbingan d a n topangan dari Tuhan. T u h a n banyak m e m b e r k a t i pelayanan ini, lewat temen temen yang dateng, yang melayani, yang mengajar, lewat Badan Pengurus gereja yang selalu supportive of KP dan kedua pembimbing. Duka…hm…Dukanya lebih dateng dari diri aku sendiri…what I have not been able to do. Tahun kemaren kerjaan aku banyak required aku untuk travel, dan kerjanya long hours. Sering karena aku travel for weeks, aku nya jadi enggak bisa ke KP dan ke GPBB. Aku sering merasa sedih dan bersalah karena aku enggak bisa spend banyak waktu untuk mikirin dan plan banyak hal untuk KP. Ada banyak rencana, impian untuk KP, sayangnya enggak cukup waktu untuk aku kerjakan…mudah mudahan ketua yang baru enggak akan menghadapi “duka” yang sama. 5
wawancara bersekutu dan bertumbuh bersamaG: Apakah yang Anggle impikan sama. secara pribadi terhadap Komisi Pemuda GPBB? G: Bagaimana menurut Anggle A: Aku berharap KP bisa terus k e b e r a d a a n bertumbuh dalam memainkan Komisi Pemuda peran yang penting untuk d a p a t pertumbuhan relationship setiap mendukung Visi pemuda bersama Tuhan, to desire dan Misi GPBB, God more, love Him more, to want m e n g i n g a t to know Him more and enjoy the sebagian besar jemaat GPBB fellowship with Him more. Di KP terdiri dari pemuda ? banyak kesempatan untuk membentuk hati, pemikiran dan A: Just like any other ministry at skills kita semua. Aku berharap GPBB, KP plays an important role. dengan pertumbuhan iman dan Kalau KP setia dalam pelayanannya karakter, pemuda akan terus jadi dalam membantu dan membina Godly influence, in all of their roles teman-teman untuk bertumbuh (daughter/son, student, dalam iman dan karakter, kita professional, berarti membina pemimpin f r i e n d , pemimpin gereja yang akan datang, etc) and professionals with Godly values, wherever future husbands and wives who are they are Godly - imagine how good this is, ( h o m e , what great impact they will bring, campus, what joy the Lord will have. With workplace, each member of the family playing its etc.). Not own part, the whole family will be just be a blessed. Yang terpenting bukan ada G o d l y berapa banyak pemuda di GPBB, p e r s o n , tetapi, apa yang kita mau dan bisa but be lakukan untuk GPBB. Godly influence. Aku juga berharap KP bisa bear wonderful fruits for the G: Bagaimana keadaan/ growth of GPBB, tidak takut akan perkembangan Komisi Pemuda mencoba hal-hal yang baru, untuk sekarang ini sejak dari mulai pemuda lebih aktif dalam melayani pembentukannya? Menurut community sekitar, dan kita juga Anggle, apa yang menjadi harus bekerja lebih keras lagi untuk tantangan terbesar bagi Komisi mengajak teman-teman yang lain Pemuda GPBB? yang belum ikutan untuk ikut 6
wawancara A: Aku bersyukur akan pertumbuhan KP. To me personally even if just one or two people show they have grown because of this ministry, it already makes it all worthwhile. I know there are more than one or two who have been blessed…all the more I am thankful. Thankful that God has allowed me to be a part of this whole experience, allowed me to witness His amazing work in us. Tentu aja masih banyak hal yang bisa diperbaiki, dan selalu kita belajar dari pengalaman…Untuk aku sendiri, tantangan terbesar untuk semua pelayanan is keeping the fire burning for many “generations” to come. Karena itu penting sekali untuk generasi yang sekarang memberikan contoh yang baik dalam kesetiaan dan sukacita dalam pelayanan. Seperti anak kecil yang belajar dari mengamati orang tuanya, generasi yang akan datang pun mengamati kita dan belajar dari kita. Mudah-mudahan kita semua mau menjadi contoh yang baik, seperti yang dinyanyikan oleh Steve Green, “Oh may all who come behind us find us faithful, may the fire of our devotions light their way. May the footprints that we leave, lead them to believe, and the lives we live inspire them to obey.”
pemuda GPBB secara umum dan juga secara khusus untuk para pengurus Komisi Pemuda GPBB yang akan datang? A: Pesan aku kepada penguruspengurus baru: Look upon your ministry not just as a responsibility, but as a way and part of your life. Own it and treasure it because it is a gift. No matter how hard the going may be, look unto God and He will restore you. Dan untuk teman-teman pemuda: Take advantage of KP for your spiritual growth for that is why we are here; treasure it too. Together we can make a difference. G: Terakhir, bagaimana menurut Anggle tentang keberadaan majalah GEMA GPO sekarang ini? Adakah saran dan kritik ? A: Newsletter adalah satu pelayanan yang perlu banyak waktu dan efforts. I appreciate efforts dari tim redaksi GEMA. Keep up the good work.
G: Apa pesan-pesan Anggle kepada 7
refleksi Tante, Happy Mother’s Day! Hari itu ……… 11 Mei 2003, dengan perasaan malas dan loyo saya melangkahkan kaki menuju ke GPO untuk beribadah. Akhir-akhir ini perasaan saya bercampur aduk, kacau balau, saya merasa bahwa dunia sekeliling saya begitu sepi dan lengang, saya merasa tidak punya apa-apa lagi, hiruk pikuk di sekitar saya malah semakin membuat hati saya bertambah kosong, tiba-tiba saja dunia tempat saya berpijak sepertinya ….Berhari-hari saya tidak enak tidur, tidak berselera makan, saya kehilangan jati diri saya, sepertinya roh dan jiwa saya juga pergi entah ke mana, hubungan saya yang dekat dengan Tuhan pun terasa hambar.
Pemberian tanda kasih kepada para ibu oleh anakanak sekolah minggu juga tidak meninggalkan kesan apa-apa bagi saya. Tiba-tiba ………… tanpa saya duga sebelumnya, ada seorang gadis menghampiri saya, memberikan saya bunga, memeluk saya dan mencium saya sambil mengucapkan Happy Mother’s Day. Saya terpana karena merasa tidak siap menerima perlakuan seperti ini dari gadis itu. Belum hilang rasa ganjil ini, datang lagi seorang anak remaja, menyalami saya sambil mengucapkan Happy Mother’s Day juga dan dia memberikan sebuah kartu kecil, saya buka dan baca, isinya singkat tapi sangat menyentuh hati saya ! “Tante, Happy Mother’s Day, terima kasih banget for everything. Saya bersyukur banget kalo selama ini boleh dianggap anak sama tante”, demikian bunyi tulisan itu. Saya tidak kuasa lagi membendung air mata ini, saya sungguh-sungguh tidak pernah menyangka kalau saya akan menerima perlakuan istimewa dari ke dua orang ini.
Sudah hampir seminggu saya harus berpisah dengan orang yang sangat dekat dengan kehidupan saya. Saya tidak mengerti apa yang membuat mereka Sejak saat itu, setiap kali ingat kepadanya, tanpa berdua menyatakan kasih mereka pada saya pada terasa air mata saya mengalir, setiap kali teringat hari itu, mengingat saya sudah cukup lama mengenal mereka dan baru kali ini saya waktu yang kami lewati bersama-sama, mendapatkan perlakuan istimewa “...tapi saya kembali hati saya tersayat dan ingin yang mereka lakukan buat saya rasanya saya menjerit, tapi tidak ada tidak rela ini.Apa nampaknya sepele, bukankah suarapun yang bisa keluar dari mulut berpisah dengan memberikan ucapan selamat dalam saya. Setiap kali melewati tempat-tempat rangka Mother’s Day adalah hal yang yang pernah kami datangi, pelupuk mata orang yang saya lumrah dilakukan oleh setiap orang, tapi saya kembali basah, alangkah pahitnya kasihi “ yang sepele dan lumrah ini ternyata harus hidup terpisah dan jauh dengan justru Tuhan pakai dengan herannya. orang-orang yang kita kasihi. Dalam perjalanan ke gereja pun saya masih diliputi kesedihan dan perasaan kehilangan sesuatu yang sangat amat berharga dalam hidup ini, sampai-sampai saya meragukan kasih setia Tuhan kepada saya, saya berdoa dalam hati: “Tuhan, mungkin ini yang terbaik buat kami berdua, tapi saya merasa tidak rela harus berpisah dengan orang yang saya kasihi. Mengapa Tuhan tidak memberikan kesempatan untuk saya berada dekat terus bersamasama dengan orang yang saya kasihi?” Saya duduk di bangku gereja, mencoba meneduhkan suara hati yang bergemuruh, “Tuhan, saya tahu perpisahan ini tidak menyenangkan, saya betul-betul tidak siap menghadapi kenyataan ini, seharusnya malam ini kami merayakan Mother’s Day bersama-sama, tapi ternyata kami harus berpisah sebelumnya, kenapa ini harus terjadi dalam hidup saya Tuhan ? Di mana Tuhan yang saya tahu Maha Adil itu ?” Oh Tuhan, saya rindu sekali Tuhan mau memulihkan saya dari keadaan ini, tapi doa saya sepertinya tidak pernah sampai ke hadirat Tuhan, diam-diam saya meneteskan air mata lagi. Perayaan Mother’s Day di gereja berlangsung seperti biasanya, rutin, tanpa makna bagi saya, apalagi kali ini diperburuk dengan suasana hati saya yang galau. 8
Dalam kondisi saya yang sedang kehilangan jati diri, pada saat saya merasa sudah tidak tahan lagi menghadapi kesedihan yang begitu mendalam dan membekas akibat perpisahan ini, ketika saya merasa bahwa dunia sekeliling saya begitu sepi dan lengang, ketika saya merasa tidak punya siapa-siapa lagi, perhatian mereka berdua yang tulus sungguh-sungguh menyejukkan hati saya, menyentuh lubuk saya yang terdalam, menghibur dan memulihkan keadaan saya.Saya masih merasa kehilangan akibat perpisahan ini, tapi sekarang saya lebih tegar, kini ………. saya bisa bersyukur karena Tuhan masih menempatkan orang-orang lain yang memperhatikan saya, bersyukur pada Tuhan karena memberikan kesempatan untuk saya mengenal mereka berdua, bersyukur karena Tuhan memakai mereka untuk memulihkan keadaan saya, bersyukur karena kasih setia dan penyertaan Tuhan dalam pergumulan saya ini. Segala puji, hormat dan kemuliaan saya kembalikan semua hanya bagi Tuhan saja ! [lt]
journal Jurnal Mission Trip V Pada hari rabu, hari pertama mission trip kami, kami berangkat pada jam 10 pagi waktu di Singapore dan sampai di Batam jam 10 pagi waktu Indonesia. Sampai di pulau Lingka pada jam 12 siang.
Acara Kaum Taruna
Kami beramah tamah dahulu dgn Lenny, guru yang mengajar penduduk Lingka, berbincang2 dan berdiskusi tentang keadaan penduduk Lingka selama ini. Dari perbincangan ini, kami mendapati bahwa pada musim-musim bulan ini, mereka melaut pada waktu jam 2 pagi untuk menangkap udang atau jam 11 pagi hingga 4 sore untuk menangkap nus(sotong) atau ikan kecil. Kami juga mendapati bahwa KTB Taruna berjalan dgn baik meskipun hanya beberapa yang datang secara rutin, kira-kira 5-6 taruna yang datang ke persekutuan KTB ini secara rutin. Setelah
berbincang-bincang, kami juga makan siang dan beristirahat hingga jam 3 siang. Kami mulai pembauran ke penduduk pada waktu jam 3, karena banyak di antara penduduk sedang melaut, kami hanya bertemu dgn beberapa orang saja. Kami membagi menjadi 2 tim dan menyebar ke rumah-rumah penduduk. Di sana kami mengajak Taruna untuk mengikuti persekutuan KTB taruna dan kami juga mengajak
para bapak dan ibu disana untuk mengikuti ibadah malam atau renungan malam. Pada waktu malam, kami membagi menjadi 3 tim lagi, Chandra, Ibu Jeanie, dan Dwi mengikuti renungan malam yang dibawakan oleh Chandra Koewoso. Dan Benny mengikuti KTB Taruna. Suryanto membantu di bidang anak, mengobati anak-anak yang terluka disana. Setelah itu kami beristirahat di tempat penduduk yang sudah disiapkan oleh Lenny. Keesokan pagi, pada hari kamis, kami memulai acara kami dgn renungan pagi yang dibawakan oleh Kak Lenny sendiri. Setelah itu kami makan pagi sambil evaluasi acara-acara kemarin dan juga membahas program yang akan kami jalankan pada hari itu. Sambil menunggu Tim 2 datang, kami memantau kelas Lenny dan Suryanto memberikan pelayanan dan pengobatan ke anak-anak yang terluka. Chandra, Benny dan Dwi juga melihat-lihat dan berkunjung ke pulau bertam. Disana kami bertemu dengan satu keluarga yang memberi kami beberapa alasan mengapa anak-anak yang beragama Kristen segan untuk bersekolah. Pada saat tim kedua datang, kami berdiskusi kembali untuk acara yang sudah ditentukan dan konfirmasi dengan Pras tentang acara anak-anak. setelah itu kami menemani tim kedua untuk berkunjung ke rumah penduduk, dan di saat yang bersamaan kami juga membaur ke penduduk. Dan kami mendapatkan beberapa input dari pak Sakti tentang pendidikan maupun juga tentang hasil penangkapan dari melaut. Menjelang sore, bersama dengan tim kedua yang baru datang, pembauran dan survey diteruskan. Kebanyakan penduduk menerima kami dengan ramah dan pertanyaan yang dilontarkan pun dijawab sehingga kami makin mengerti kondisi dari penduduk Lingka, terutama pendidikan, kesehatan dan kerohanian. Menjelang mandi sore, beberapa dari kita sempat bermain sepak bola dengan taruna. Setelah makan malam, persiapan untuk dua acara, 9
journal anak. Kami membagi menjadi 2 tim lagi, Tim anak dan Tim Taruna. Tim anak terdiri dari 3 peserta yaitu Prasetya, Silvina dan Suryanto. Mereka memutar vcd dan Suryanto menjelaskan ke anakanak apa yang mereka sedang lihat. Kami memilih Vcd tentang dokumentasi laut dan komodo. Dan dari hasil pemutaran film ini, didapat bahwa anakanak sangat tertarik dgn kehidupan laut tapi tidak tertarik oleh komodo.
games oleh tim anak. Setelah itu, permainan captain’s ball antara Tim misi dan taruna Lingka cukup membuat kedua pihak bersemangat, tapi tim misi harus kembali menrima kekalahan dengan lapang dada. Sementara semua ini berlangsung Suryanto terus kedatangan pasien, terutama anak-anak yang memang perlu diobati luka-lukanya.
Pembinaan umum yang dipimpin pak Roy pada malamnya dihadiri oleh banyak keluarga Lingka, Tim Taruna juga memantau kehidupan rohani taruna. bahkan ada yang menyeberang dari pulau tetangga Benny memimpin KTB Taruna yang dihadiri 6 taruna, Kucing. Kursi gereja cukup terisi oleh penduduk sementara Kak Lenny yang mendengarkan dan Philips khotbah tentang mendampingi PA ini bagaimana orang yang diambil dari kristen menghadapi Kisah Para Rasul, masalah-masalah perikop-perikop yang hidup. Sementara menceritakan itu Tim Anak bagaimana Petrus menjalankan indoor adalah seorang nelayan games untuk anakyang diubahkan Tuhan. anak. Selesai Walaupun setengah pembinaan, tidak bisa membaca beberapa anggota dengan lancar, tim misi sempat pembahasan bercakap2 dengan berlangsung cukup penduduk sebelum Bermain lilin malam baik, dan dua orang mereka pulang. taruna menanggapi pertanyaan-pertanyaan dengan cukup fasih. Hari Sabtu, Ibu Cheong sudah mempersiapkan Pemutaran film fauna laut cukup menarik hati anak- acara membuat kue untuk Ibu-ibu setempat, yang anak dan orang tau yang ikut menemani, walaupun dimulai pada jam 2 siang. Tim pemuda mengunjungi ada kesan terlalu panjang untuk mereka. Semoga rumah penduduk untuk meneruskan survey, dengan pemutaran film itu, pikiran mereka bisa pembauran, dan beberapa kesempatan untuk EE menjadi makin luas dan bisa berkeinginan untuk lebih sebagai follow up dari survei kerohanian. Tim anak maju lagi. mempersiapkan acara untuk sekolah minggu, dan setelah itu ikut bergabung berkeliling pulau Lingka. Pada hari ketiga (Jumat), hari kita dimulai dengan Saat hari mulai sore, persiapan untuk pemutaran film renungan pagi bersama seperti biasa, diteruskan YESUS diselesaikan sebelum makan malam. dengan evaluasi kegiatan hari sebelumnya. Pemantauan kelas Kak Lenny berlangsung sampai siang hari. Walaupun tidak semua anak-anak di Lingka mengikuti kelas ini dengan berbagai alasan, murid-murid Kak Lenny bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan perkembangan mereka nyata. Pak Roy tiba pada siang hari, tepat waktu untuk bergabung dengan acara makan siang, di mana Pak Elias juga sudah hadir. Sore hari, acara pembauran, survey, dan EE diteruskan ke rumah2 penduduk. Anak-anak ikut bermain di lapangan dalam acara 10
journal di sana. Semoga khotbah dengan tema bagaimana orang Kristen Lingka hidup, yang menyinggung pendidikan dan kerohanian juga, mengubah penduduk Lingka dan tim misi dengan kuasa Tuhan.
cChandra membawakan kotbah Pada jam 7, penduduk sudah berkumpul dan film siap diputar. Dengan durasi lebih dari dua jam, penduduk yang banyak sekali, mulai dari anak-anak sampai bapak ibu, tetap menonton sampai selesai. Bahkan setelah itu, masih ada percakapan dengan satu dua keluarga, terutama survey tentang kesehatan, di mana Suryanto banyak menyumbangkan pengetahuannya. Pada hari Sabat, hari yang baru dimulai dengan renungan pagi, seperti pada hari-hari sebelumnya. Setelah mandi dan disegarkan, tim anak mulai menyelenggarakan sekolah minggu pada jam 8 dengan tema cerita kasih. Kak Chandra pun sudah mempersiapkan khotbah untuk kebaktian pada jam 10. Anggota tim yang lain membantu sebisanya di mana saja, dan pada jam 10 penduduk sudah berkumpul untuk kebaktian minggu. Walaupun kidung jemaat kurang, setengah jemaat tidak bisa membaca, lagu pun harus dinyanyikan terputus karena dibacakan dahulu, ditambah lagi suara anak-anak berlarian, ibadah minggu tetap berlangsung dalam hati setiap orang. Di saat itupun tim bisa bersyukur karena kasih, pekerjaan dan kehadiran Tuhan nyata dalam setiap orang yang hadir
Perpisahan memang harus dihadapi, tapi bukan akhir dari segalanya. Sekitar jam 11.30 semua anggota tim sudah berberes, dan Pak Amin yang memiliki perahu bermotor bersedia mengantar sampai ke pelabuhan Sekupang. Tidak ada yang menangis, tapi tim misi pasti berat hati untuk meninggalkan Lingka yang sudah menjadi bagian dari kehidupan selama 4 hari. Dalam doa kepada Tuhan, brothers and sisters di Lingka akan selalu bersama2 dengan jemaat GPO dan GPBB. Sekian jurnal dari LOVE LINGKA V, dan dengan ini juga, kami tim misi ingin mengundang jemaat untuk berpartisipasi dalam mission trip berikut, untuk turut menyaksikan dan ikut dalam pekerjaan Tuhan untuk pulau Lingka dan sekitarnya.
Tim Lingka 5, bersama Pak Roy
11
pengumuman
Mengundang Saudara sekalian untuk BERGABUNG dalam tim redaksi GEMA GPO. Bagi yang berminat untuk ambil bagian dalam pelayanan majalah gereja ini, silakan menghubungi Noni [93850689] atau kirimkan email Saudara ke
[email protected] Redaksi juga mengundang Saudara untuk menuliskan artikel / renungan / refleksi untuk GEMA. Silakan kirimkan buah tulisan Saudara ke meja redaksi di
[email protected] 12
[redaksi]