Edisi September 2003
Dewan Redaksi : Penasihat: Pdt. Roy Tamaweol. Dkn Jahja Ujaya, Dkn Yuyun Ariati D, Pem. Red: Andreas Jonathan. Editor: Pdt. Roy Tamaweol, Andreas Jonathan. Reporter: Julianto(BB), Noni (KM), Lay out: Tanti, Yuyun, Printing/Distribusi: Habiba Samadi. Email:
[email protected]
Visi GPO: “ Menjadi jemaat yang mengakui dan memuliakan Allah berdasarkan Alkitab, yang terwujud dengan hidup yang bersinergi dalam doa, pemuridan, kesaksian, pelayanan dan persekutuan.”
Keluarga Apakah yang disebut keluarga? Pengertian keluarga secara umum adalah suatu hubungan antar manusia yang terikat dalam pertalian darah, dan biasanya yang disebut keluarga terdiri dari suami/ayah, istri/ibu, dan anak/anak2. Adakah bedanya sudut pandang tentang keluarga secara umum dengan sudut pandang Kristen? Tentu ada. Dalam pengertian umum seperti yang sudah disebutkan di atas, sedangkan dalam kekristenan maka pengertian akan keluarga jauh lebih luas lagi. Karena yang disebut keluarga bukan lagi hanya mereka yang terikat dalam pertalian darah, namun kita yang terikat dalam satu iman di dalam
Daftar Isi Dari Redaksi Artikel Tema Renungan Liputan Wawancara Pengumuman
1 1 4 7 13 16
Diterbitkan oleh Gereja Presbyterian Orchard 3 Orchard Road, Singapore 238825 Tel : 65-63376681
Yesus Kristus juga disebut sebagai keluarga yaitu “Keluarga Allah”. (Efesus 2 : 11 – 22) Lalu bagaimana pengertian keluarga dalam konteks gereja kita GPO, dimana ada anak-anak (pelajar, mahasiswa) yang ada di Singapura sedangkan orang tua berada di Indonesia, atau suami/ayah di Singapura sedangkan istri/ibu dan .... bersambung ke hal 2
GPO telah mencanangkan bulan September ini sebagai Bulan Keluarga. Dimana telah digelar program yang betujuan untuk lebih mengeratkan tali kekeluargaan. Bukan hanya sebatas keluarga yang terikat dalam pertalian darah, namun juga lebih luas lagi keluarga yang telah dipersatukan dalam darah Yesus Kristus. Redaksi juga mengangkat tema Keluarga dalam salah satu artikelnya. Ada pula liputan kegiatan yang telah digelar KoRem yaitu ASPAL, dan liputan pembinaan liturgis oleh KMG. Selamat membaca. 1
( sambungan artikel Keluarga )
Keluarga
anak-anak berada di Indonesia, atau istri/ibu dan anak-anak berada di Singapura sedangkan suami/ayah ada di Indonesia? Apakah kondisi yang semacam ini lantas tidak dapat disebut lagi sebagai keluarga? Adakah bedanya dengan keluarga yang utuh berkumpul bersama-sama setiap saat?
sendiri-sendiri. Apalagi kehidupan di kota-kota besar dalam negara yang sangat maju seperti Singapura ini. Dimana persaingan demikian ketat. Sehingga tiap orang mengalami krisis jati diri, demikian pula keluargakeluarga masa kini yang tidak mengundang Yesus untuk masuk bertahta dalam keluarga.
Kalau kita yang tidak mempunyai pertalian darah, namun terikat dalam satu iman kepada Yesus Kristus yang dikatakan Alkitab “… yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus” (Ef 2 : 13), dipersatukan dalam suatu ikatan keluarga Allah (Ef 2 : 19), maka keluarga yang oleh keadaan terpaksa harus terpisah secara keberadaannya, tentu masih disebut sebagai keluarga. Bukankah meskipun mereka terpisah secara jasmani, namun masih memiliki suatu ikatan batin dan kasih? Yesus sendiri mengatakan “… apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mat 19 : 6). Dengan demikian jelas meski keberadaannya terpisah, tetaplah disebut sebagai keluarga.
Sebenarnya hal semacam ini bukan baru sekarang ini terjadi, namun Alkitab mencatatnya jauh pada masa kejadian (Kej 4 : 1 – 9). Ketika kita membiarkan diri kita dikuasai oleh nafsu jahat maka dosa yang sudah mengintip juga akan menguasai kita, sehingga fungsi kita yang seharusnya kita jalankan dalam keluarga tak dapat lagi berjalan sebagaimana mestinya. Firman Tuhan sangat jelas mengatakan : “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kej 4 : 7)
Masalah akan timbul ketika keluarga sudah tidak lagi berfungsi sebagaimana keluarga yang semestinya. Karena di jaman sekarang ini, banyak sekali terjadi fungsi sebuah keluarga tidak berlaku seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Masing-masing dengan kesibukannya 2
Kita masing-masing mempunyai fungsi dalam keluarga; suami menjadi penjaga istri, istri penjaga suami, orang tua penjaga anak-anak, dan anak-anak penjaga orang tua. Masing-masing saling bertanggung jawab terhadap yang lain. Karena keluarga bahagia adalah keluarga yang mau bertanggung jawab satu dengan yang lain.
Surat Paulus kepada Timotius dalam 1 Tim 5 : 8 mengatakan: “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Ayat ini mengingatkan agar kita semua tetap memelihara setiap anggota keluarga kita. Hal ini dapat kita terapkan juga dalam konteks berjemaat di gereja kita sebagai keluarga Allah yang telah dipersatukan oleh darah Kristus. Agar gereja kita dapat menjadi tempat bagi “keluarga Allah” yang bahagia, tentu diperlukan peran serta dari masing-masing anggota keluarganya untuk saling menjaga,
bertanggung jawab dan berfungsi sebagaimana mestinya. Kemudian undang masuk Yesus Kristus agar Dia yang bertahta dalam Sorga, juga bertahta dalam hati setiap kita. Niscaya kita semua akan dapat merasakan keindahan Mazmur yang dinyanyikan Daud : “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gununggunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” (Maz 133 : 1 – 3). Amin.
3
Misi: Kunci Sukses Hidup Kristen (8) by : Andreas Jonatan
Setelah melihat “Masa Kegelapan” (Dark Ages) selama 500 tahun, dimana Romawi ditaklukkan oleh penaklukkan terhadap bangsa Romawi oleh kaum Barbar dari utara, maka tahun 1000-1500 dapat dilihat sebagai era pengembangan Kekristenan di Eropa, khususnya ke bangsa-bangsa Viking yang lebih liar di Eropa Utara. Kekristenan berkembang mulai dari Scandinavia, Denmark, Norwegia, Islandia, Swedia, Finlandia, Lithuania, hingga ke Ukraina dan Prussia.
Orang Viking tinggal di laut. Ini artinya
pulau-pulau penting yang menjadi tempat perlindungan untuk pelatihan misionaris, seperti Iona atau tanjung Lindisfarne, menjadi sangat terancam. Kedua pusat misi ini 4
dijarah lebih dari belasan kali, dan penghuninya dibantai dan dijual sebagai budak di Eropa tengah. Bangsa Viking sangat berlawanan dari kaum Barbar di Masa Kegelapan, dimana Visigoth dan Vandal masih membiarkan gerejagereja berdiri; orang Viking sangat tertarik untuk menghancurkan pusatpusat Kristen; mereka memiliki kepuasan tersendiri membakar gereja dan merenggut nyawa orang Kristen, menjual para biarawan menjadi budak, dan membakar kotakota. Di semua tempat, tidak ada yang lain kecuali orang-orang mati – pendeta dan jemaat, para bangsawan dan orang biasa, para wanita dan anak-anak. Tidak ada jalan ataupun tempat dimana tidak ditutupi oleh mayat. Namun disini sekali lagi kita menyaksikan bahwa Roh Allah juga dapat bekerja dengan dahsyat membawa bangsa biadab mengenal Kristus dan diselamatkan melalui tragedi dan sengsara yang dialami umatNya. Ketika orang Kristen tidak pergi menjangkau orang yang tidak percaya, mereka akan datang dari tempat mereka: “sang pemenang ditaklukkan oleh iman dari tawanan mereka”. Para biarawan yang dijual sebagai budak atau perempuan Kristen yang dipaksa menjadi istri atau
gundik merekalah yang pada akhirnya memenangkan kaum biadab dari utara ini. Di mata Allah, penebusan dan keselamatan mereka adalah lebih penting daripada tragedi mengerikan yang harus ditanggung oleh umat Allah dari serangan dari bangsa yang kejam ini (cara yang serupa yang dialami oleh Kristus bukan?) Christopher Dawson mengatakan bahwa penghancuran Inggris dan Benua Eropa bukanlah merupakan kemenangan bagi orang-orang yang tidak percaya. Orang-orang dari daerah utara yang mendarat di Eropa justru akhirnya menjadi orang Norman Kristen, dan orang Denmark yang mengambil alih Inggris tengah juga tidak lama menjadi orang Kristen. Injil terlalu kuat. Akibat lainnya adalah kebudayaan Kristen menyebar juga ke Skandinavia karena para misionaris Inggris. Apa yang menjadi kehilangan bagi Inggris, didapatkan oleh Skandinavia. Harus pula diakui bahwa bangsa Viking tidak akan pernah tertarik pada gereja-gereja ataupun biara-biara apabila tidak memiliki kemewahan. Sikap kemewahan dan kemegahan yang tidak Kristiani inilah yang menarik keserakahan dari Norsemen (orang Skandinavia). Oleh karena itu keuntungan yang lain dari penyerangan ini adalah secara tidak langsung telah membersihkan dan memurnikan kekristenan. Tahun 910 di Cluny, suatu langkah maju yang penting dimulai. Diantara
semua perubahan yang ada, pusat kekuasaan dari kebiarawanan telah dipindahkan, dan untuk pertama kalinya (secara dramatis dan luas), seluruh jaringan dari biara-biara kecil dihubungkan dengan satu induk yang kuat secara spiritual. Kebangkitan Cluny, terlebih lagi, telah menghasilkan satu sikap reformasi menuju masyarakat secara keseluruhan. Pemimpin yang berpengaruh besar di Roma pada milenium pertama, adalah uskup Gregory I dari komunitas Benedictine. Di awal milenium kedua, adalah Hildebrand dari reformasi Cluny. Bekerja di belakang layar selama bertahun-tahun untuk reformasi secara keseluruhan di semua gereja, akhirnya ia menjadi Paus Gregory VII untuk waktu yang relatif singkat. Tapi semangat reformasinya menjadi pondasi bagi Paus Innocent III, yang mempunyai kuasa yang lebih besar dari PausPaus sebelum dan setelahnya. Paus Gregory VII telah mengambil langkah penting untuk merebut kendali gereja dari kuasa sekuler (pemerintah). Salah satu peristiwa yang menunjukkan besarnya kuasa Gregory VII, adalah saat dia membuat raja Henry IV menunggu selama 3 hari dalam salju di Knossis untuk kesalahan yang dilakukannya. Paus Innocent III tidak hanya memajukan reformasi dari Gregory, tetapi juga telah membawa perbedaan dengan menjadi Paus yang memberikan kuasa dari semua rangkaian perintah misi yang pertama – para rahib yang disebut Friars. 5
Di tahun 1200, hampir semua daerah Eropa adalah Kristen. Namun di sisi lain, yang sangat menyedihkan terjadi di periode ini adalah “perang salib” (crusades) melawan Islam. Akibat dari perang ini terasa hingga hari ini, dimana hubungan Kristen dan Islam tidak dapat harmonis, saling curiga bahkan saling membenci. Gambaran bahwa Kekristenan adalah agama orang Eropa (barat), menyebabkan sulitnya misi di antara banyak orang Islam (timur). Di periode ini dicatat satu dari missionaris besar, Ramon Lull. Lull bukanlah seorang misionaris biasa, dia juga seorang scholar yang sangat mengenal filsafat dan theologia. Dia mengembangkan teori tentang misi, dimana bukan hanya asal memproklamasi Injil tetapi dengan hati-hati mengerjakannya. Lull mengatakan: “Missionaris will convert the world by preaching, but also through the shedding of tears and blood and with great labour, and through a bitter death”. Periode pertama diakhiri dengan adanya kerajaan Roma dimana
Kekristenan menjadi agama negara dan memiliki kaisar Kristen – Konstantin. Periode kedua berakhir dengan terbentuknya kerajaan dibawah kaum Barbar, dimana Charlemagne sebagai seorang Kristen yang saleh dan bersemangat. Periode ketiga kita berakhir dengan seorang Paus, Innocent III sebagai orang yang terkuat di Eropa, yang diperkuat oleh Cluny, sekutu gerakan spiritual lain yang secara keseluruhan disebut sebagai reformasi Gregorian. Walau dalam periode ini bukan orang Kristen Eropa yang telah menjangkau dalam misi, tapi setidaknya mereka dengan suatu kecepatan yang luar biasa telah memberikan pengaruh di seluruh wilayah utara. Periode selanjutnya akan menyingkap beberapa kejutan yang baik dan tidak. Akankah Eropa mengambil inisiatif untuk menjangkau dunia dengan Injil? Akankah Eropa tenggelam dalam kepuasan diri sendiri? ** sumber: 1. “Empires Strikes Back” (Ralph Winter) 2. “History Christian Missions” (Stephen Neill)
“ Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN! “ (Yun 2 : 9) 6
Malam Apresiasi Komisi Remaja GPO 2003
ASPAL ( ASli apa PALsu ) 13 September 2003
P
memerankan komisi lain di GPO. ada S e b a g a i contohnya, Komisi tahun 2003 ini, Remaja pada Komisi Remaja GPO waktu itu mengadakan memerankan suatu acara yang sebagai Majelis di lain daripada yang mana para remaja lain. Biasanya, tersebut berperan MC & singer membuka acara Komisi Remaja GPO sebagai majelis ASPAL dengan puji2an mengadakan yang sedang suatu acara yang menjalankan bernama Pekan Remaja Liburan (PRL) sebuah rapat. Begitu juga halnya yang berlangsung selama beberapa dengan komisi – komisi yang lainnya. hari sepanjang liburan bulan Mereka berperan sebagai komisi yang September. Akan tetapi, tahun ini para lain yang sudah ditentukan untuk remaja terlibat dalam acara yang masing – masing komisi. Dari sinilah acara dapat dibilang cukup besar karena malam apresiasi ini mendapatkan tidak hanya melibatkan remaja - remaja namanya; Aspal. itu sendiri, tetapi melibatkan komisi – komisi lain yang ada di GPO. Walaupun Mereka yang melayani dari demikian, kuasa Tuhan masih tetap berbagai komisi itu duduk bersama – menyertainya. Semuanya masih tetap sama dengan komisi yang berbeda – berjalan sesuai dengan rencanaNya beda di setiap meja yang telah yang begitu indah. disediakan. Hal ini sengaja dibuat demikian, agar mereka dapat Acara yang dimaksud di berinteraksi antara satu dengan yang sini adalah Aspal ( Asli apa Palsu ). lainnya sehingga memperkuat Tujuan diadakannya acara ini adalah hubungan antar komisi. Dengan untuk menggalang persatuan antara sebuah nyala lilin yang mengapung di satu komisi dengan komisi yang lainnya atas gelas yang berisi air yang serta saling mengenal lebih jauh lagi diletakkan di tengah dari setiap meja antara satu komisi dengan komisi yang bundar serta lampu sorot berwarna lainnya. Maka dari itu, Komisi Remaja kuning yang hanya menyinari mengundang semua komisi – komisi di panggung, membuat suasana di GPO untuk datang dan menghadiri Dunman Hall seperti layaknya di ‘café.’ acara tersebut. Di dalam acara Tidak ketinggalan juga Grup Timotius kebersamaan ini, setiap komisi (G.T) dari Komisi Remaja yang melayani mempersembahkan suatu drama sebagai pelayan (waiter/waitress) di singkat (skit) di mana mereka setiap meja yang sudah ditentukan. 7
Mereka melayani para ‘tamu’ tersebut dengan mencatat serta membawakan hidangan makanan atau minuman yang telah ditentukan mereka yang tertulis di menu dengan nama – nama hidangan yang unik dan istimewa. Selain dari drama singkat, Vokal Grup (V.G) juga menghangatkan suasana di sana dengan mempersembahkan suatu lagu yang berjudul ‘Roti Hidup.’ ; sebuah lagu yang sudah cukup lama yang tidak pernah dinyanyikan itu, kini dinyanyikan kembali. Acara malam apresiasi ini terasa kurang lengkap apabila tidak ada suatu sarana di mana setiap orang dapat mencurahkan isi hatinya kepada orang lain yang berarti bagi dirinya. Maka dari itulah Dedikasi Lagu (Song Dedication) diadakan di mana setiap
orang diberikan kesempatan untuk mendedikasikan suatu lagu sebagai ungkapan kasih kepada orang lain yang dikasihinya. Semua acara ini dapat berjalan dengan baik berkat kuasa Tuhan yang turut bercampur tangan di sini. Tiap komisi telah berlatih dengan penuh komitmen untuk acara yang satu ini demi memuliakan nama Tuhan. Terima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam acara apresiasi ini. Baik mereka yang membantu dalam doa, dukungan semangat atau terlibat langsung dalam acara tersebut, usaha mereka tidak akan sia – sia karena nama Tuhanlah yang dipermuliakan. Diliput oleh : Arry
L A P S A 2 o t o h P
Cindy & Yenni mempersembahkan pujian KP yang memerankan KMM
VG Remaja menghibur tamu2 Cafe KoRem GPO 8
Suasana ‘cafe Remaja’ pada acara ASPAL Pemenang games mendapat ‘hadiah’ menghibur para tamu cafe KMG memainkan KWGPO yang tengah latihan menyanyi
Majelis Jemaat melakonkan Komisi Misi Simpson in action
Ulang Tahun bersama
Sambutan para tamu yang terhibur dengan acara ASPAL 9
VG KoRemGPO Komisi Remaja memerankan MJGPO yang tengah melakukan rapat rutin bulanan
Inilah para ‘pelayan’ cafe KoRem GPO
Berfoto bersama setelah acara selesai
10
Liputan Acara Komisi Musik Gerejawi
by Tan Lucia Berangkat dari kerinduan untuk memperlengkapi para pemimpin dan aktifis gereja dengan pengetahuan tentang musik dan pengaruhnya dalam ibadah dan untuk memperlengkapi/ meningkatkan kemampuan para pemimpin dan aktifis gereja dalam memimpin puji-pujian di dalam ibadah, maka Bidang Pembinaan GPO dan GPBB menyelenggarakan acara Pembinaan Aktifis pada tanggal 9 Agustus 2003 yang lalu bertempat di National Community Leadership Institute , dengan tema: “MUSIK DAN IBADAH DALAM KEHIDUPAN KRISTEN” Respon dari para pemimpin dan aktifis gereja – baik di lingkungan GPO maupun GPBB – sungguh luar biasa dan di luar perhitungan pihak panitia, target peserta yang semula diharapkan bisa mencapai 80 orang ternyata justru mencuat menjadi 140 orang ! Hal ini membuktikan bahwa semua pelayan di GPO dan GPBB memiliki kerinduan dan komitment yang tinggi untuk dilengkapi pengetahuan dan kemampuannya dalam pelayanan mereka masingmasing. Acara yang dimulai dari pk 09.00 dan berakhir sekitar pk. 17.00 ini dibagi menjadi 3 session:
1. Pengenalan Musik Secara umum 2. Musik & Ibadah 3. Workshop dengan katagori: Sekolah Minggu, Persekutuan, Kebaktian Minggu Karena acara ini berhubungan dengan dunia musik, maka pembicaranya juga adalah pakarpakar musik dari Singapore Bible College, yaitu: 1. Esther Darmawan, SE, BCM 2. Budianto Lim SKom (Candidate M. Div) 3. Sylvia Santoso, SPk (Candidate MCM) Acara puncaknya yaitu workshop, diadakan setelah makan siang bersama, peserta langsung memasuki ruangan yang sudah tersedia sesuai pilihan mereka masing-masing, mereka yang melayani sebagai guru sekolah minggu sekitar 20 orang, langsung mengikuti workshop yang dipimpin oleh Esther Darmawan. Sebagian lagi yang pelayanannya lebih mengarah ke persekutuan mengikuti workshop yang dibawakan oleh Sylvia Santoso, workshop ini rupanya paling banyak diminati oleh peserta, 11
mengingat jumlahnya mencapai 90 orang.
Workshop Kebaktian Minggu dibawakan oleh Budianto Lim Skom, pesertanya adalah para majelis mengingat mereka memang yang menjadi pelayan ibadah dalam setiap kebaktian minggu.
Panitia mengharapkan kiranya semua pengetahuan yang sudah didapat dalam acara ini boleh menjadi bekal bagi setiap pemimpin dan aktifis gereja di dalam pelayanan mereka, sehingga kita semua sebagai orang Kristen dapat lebih mempersembahkan yang lebih baik lagi kepada Tuhan.
Acara Pembinaan Aktifis usai sudah ……. masing-masing peserta pulang dengan dibekali pengetahuan yang lebih dalam mengenai “Musik dan Ibadah dalam kehidupan orang Kristen”.
Segala puji, hormat dan syukur kami kembalikan seluruhnya kepada Tuhan yang sudah ikut campur tangan dari saat pembentukan panitia sampai kepada pelaksanaan acara ini.
12
hampir
Lebih dekat dengan Melissa
Data Pribadi Nama : Tempat/Tgl Lahir : Melayani di GPO : Motto Hidup :
Melissa Elena Salim Surabaya, 12/05/84 2000 - sekarang Maju terus pantang mundur
oleh karena saudara saya (G) ema: Terima kasih untuk Kristen, saya diajak ke kesediaannya menerima KOREM GPO. Pada waktu wawancara dari Gema itu saya tidak terlalu eager GPO ini. Tujuan dari untuk melayani karena saya wawancara ini adalah belum Kristen. untuk mengajak para jemaat GPO dan GPBB untuk menyimak sejenak (G): Sejak bergabung dengan GPO, apa yang membuat Melissa pengalaman dan memutuskan memilih GPO masukan dari Melissa, sebagai home church? dalam melayani di Komisi Remaja di GPO ini. Semoga akan (M): Pertama-tama mungkin karena kebersamaan yang menjadi berkat bagi tercipta di GPO, khususnya di jemaat semua. KOREM (karena pas waktu itu saya belum pernah ikut di (G): Sejak kapan Melissa berada kebaktian umum) dan di Singapore dan bagaimana remaja2nya saling bisa bergabung di Gereja memperhatikan satu sama Prebyterian Orchard (GPO) yang lain. Terus tahun ini? berikutnya saya ikut CAMP remaja dan saat itulah saya (M) elisa : Saya datang ke sangat terbeban untuk Singapore pada pertengahan melayani Tuhan di KOREM tahun 1999. Yah saya ke GPO. Dan tidak lama setelah Singapore untuk sekolah. Di camp saya di approach untuk Singapore saya tinggal jadi pengurus. bersama saudara saya dan 13
(G): Bagaimana ceritanya Melissa membangun karakter kita di memutuskan untuk menjadi kehidupan sehari-hari dan ketua Komisi Remaja di pada waktu melayani Tuhan. GPO? Dan apa saja suka duka yang Melissa alami (G): Bagaimana keadaan / perkembangan Komisi selama melayani di Komisi Remaja GPO? Remaja sekarang ini sejak dari mula Melissa (M): Hmm.. bagaimana yach.. Saya bergabung? Menurut Melissa, sebenarnya tidak menyangka apa yang menjadi tantangan terbesar bagi Komisi Remaja untuk jadi ketua korem. Itu kali karena anugerah dari GPO?
Melissa bersama teman2 saat pelantikan pengurus KoRem GPO 2003-2004
Tuhan saja sehingga saya terpilih untuk jadi ketua. Banyak pergumulan yang saya hadapi dalam memutuskan untuk menerima posisi ketua di Korem. Setiap dari kita yang melayani sebagai pengurus maupun panitia, aktivis, dll, saya yakin pasti banyak mengalami suka dan duka. Yah pokoknya tak terhitung dech suka dan dukanya. Akan tetapi hal2 seperti itulah yang dapat 14
(M): Mungkin dari quantity, korem sekarang jumlahnya lebih sedikit tapi dari segi quality, korem tetap memberikan quality yang terbaik yang dapat kita berikan pada teman2 remaja kita. Tantangan terbesar di korem adalah dalam regenerasi yang maksudnya bagaiman mengatasi age gap di korem. Karena di Korem ada perbedaan umur sehingga kita masih bingung bagaimana cara kita untuk dapat membina both side sekaligus.
(G): Selama melayani di Komisi Remaja ini, program apa yang menurut Melissa perlu mendapat pertimbangan dari Majelis untuk dikembangkan? (M): Saya rasa majelis sudah banyak mendukung program2 yang korem jalankan. Yah sekarang kita
masih melihat program2 apakah yang patut dikembangkan. (G): Apa ada pesan-pesan secara khusus atau umum yang Melissa mau sampaikan kepada jemaat GPO dan GPBB, khususnya remajaremaja? (M): “ Karena itu saudara-saudara yang kekasih berdirilah teguh jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, karena kamu tahu dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak akan sia-sia” Kor 15:58
Saat menerima piagam pelantikan pengurus dari Pnt. Inge Halim
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
15
Pelatihan Misi 2 Tahukah Saudara bagaimana Allah bekerja secara luar biasa dalam sejarah manusia untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia? Tuhan memakai kerajaan2, perang2 bahkan orang2 Barbar sekalipun untuk penggenapan Firman-Nya dalam Wahyu 5 : 9. Sekarang saatnya bagi kita untuk pergi dan memberitakan Injil kepada saudara2 sebangsa dan setanah air kita yang masih mencari2 kebenaran ini. Kemanakah harus kita pergi? Apakah yang dimaksud dengan Unreached People Groups? Bagaimanakah cara kita bermisi dalam konteks Indonesia? Temukan jawaban nya di Kelas Pelatihan Misi 2. Kelas Pelatihan Misi 2 terdiri dari 3 session. 18/10 : World Mission History 25/10 : Indonesian Context in Mission 1/11 : Unreached People Group Diadakan tgl 18/10, 25/10, 1/11 Hari : Sabtu Pukul : 13.00- 15.00 Venue : Dunman Basement 7 Biaya Pendaftaran hanya $5 (buat bahan dan refreshment)
16