ARTIKEL
MIGRASI DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA MANADO
Deybie Y. Berdame, S.Psi Widyaiswara Pertama Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi utara
Latar Belakang Berbicara tentang kependudukan berarti berbicara tentang hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Dalam pembangunan, penduduk sebagai modal dasar dan factor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral, karena jumlah penduduk yang besar degan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kota manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara 20 tahun yang lalu dan saat ini mengalami suatu perubahan pembangunan yang berkembang dengan sangat pesat. Pusat perekonomian Provinsi Sulawesi Utara sebagian besar ada di kota manado, sebagai pusat dari ibukota. Struktur luas wilayah atau luas lahan, manado hanya 1,09% dari keseluruhan luas provinsi Sulawesi utara atau sekitar 15.726 ha. Dengan konsep perekonomian dan pengembangan daerah bisnis manado mampu mengubah & mereklamasi pinggiran pantai menjadi pusat bisnis dengan sebutan Boulevard on bisnis. Kemajuan kota manado ini menjadi daya tarik masuknya investor-investor dari luar wilayah Sulawesi utara sampai dengan masuknya penduduk-penduduk dari luar kota manado, baik itu untuk berbisnis maupun untuk status social lainnya.
Hal ini sangat mempengaruhi dinamika
kependudukan yang ada di kota manado. Hasil sensus penduduk maupun survey lain membuktikan bahwa kota manado terjadi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya & dalam komposisi penduduk 39% adalah penduduk yang bermigrasi ke kota manado. Dampak dari hal ini sangatlah terasa Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
1
saat ini, seperti misalnya kemacetan, munculnya banyak perumahan, meningkatnya volume sampah, permintaan pasokan listrik & air bersih, tingkat pengangguran serta masih banyak lagi perubahan akibat dampak kepndudukan dibalik kesuksesan pembangunan kota manado. Mengapa semua ini bisa terjadi ? berdasarkan apa yang penulis analisa di kota manado terjadi peningkatan konsumsi untuk pemenuhan kebuthan masyarakat yang nantinya ketika tidak diwaspadai maka tidak akan ideal lagi antara kuantitas, kualitas penduduk dengan daya dukung serta daya tampung lingkungan. Mungkin saat ini pemanfaat lahan yang berlebihan belum terlalu terasa seperti di daerah jawa, tetapi pembangunan yang dari sisi negative menjadi salah satu pencetus kepadatan penduduk pelan tapi pasti akan membawa kota manado kepada situasi yang namanya overshoot yaitu terlampauinya ketersediaan lahan oleh kebutuhan.hal ini terjadi karena pemanfaatan ruang tidak sesuai denngan kemampuan lahan (land capacity). Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang migrasi (migration) dan kepadatan penduduk (population density). Sebenarnya masih banyak factor yang menarik di kota manado untuk di analisa tetapi penulis mengambil migrasi karena sebagian besar kependudukan di kota manado ini dipengaruhi oleh migrasi masuk dan mewarnai dinamika kependudukan yang ada di kota ini.
Pembahasan a. Migrasi Migrasi (migration) diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan menetap
dari
suatu
tempat
lain
melalui
batas
politik/Negara
ataupun
batas
administrasi/batas bagian dari suatu wilayah. PBB merumuskan bahwa Migrasi penduduk sebagai suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi yang lain. Hal ini senada dengan pendapat Lee yang menyatakan bahwa migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara permanen. Dari beberapa batasan diatas, ada dua dimensi penting dalam penelaahan migrasi yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. ditinjau dari dimensi ruang/daerah, secara garis besar migrasi dibagi dua yaitu migrasi internasional yaitu perpindahan antar Negara kemudian migrasi internal yaitu perpindahan yang terjadi dalam suatu Negara, baik antar propinsi, antar kabupaten/kota ataupun wilayah terkecil seperti kelurahan dan seterusnya. Sedangkan ditinjau dari aspek waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena menentukan berapa lama seorang pindah tempat tinggal untuk dianggap sebagai seorang migrant. Tetapi biasanya digunakan batasan waktu untuk migrant adalah 6 Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
2
bulan, artinya penduduk dikatakan migrant jika dia tinggal di tempat yang baru paling sedikit 6 bulan lamanya. Perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria. Pertama, life time migration (migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan migrant bila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir. Kedua, recent migration yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migrant bila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum surveei. Ketiga, total migration (migrasi total) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migrant bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal waktu survey. Dari ketiga kriteria diatas ada ukuran-ukuran yang digunakan untuk menghitung migrasi berdasarkan ketiga kriteria diatas yaitu migrasi masuk yang menunjukkan benyaknya migrant yang masuk per 1000 penduduk dalam satu tahun; migrasi keluar yaitu jumlah migrasi yang keluar dari suatu wilayah per 1000 penduduk dalam satu tahhun dan migrasi neto yaitu selisih banyaknya migrasi keluar & masuk per 1000 penduduk dalam satu tahun. Pada dasarnya orang berpindah tempat akan senantiasa di dukung oleh berbagai alasan yang sifatnya pribadi, alasan lingkungan dan lain sebagainya. menurut teori migrasi dari Everett S. Lee Ada 2 faktor yang selalu terdapat di daerah asal maupun tujuan yang selalu terkait dengan perpindahan pendudul yaitu factor pendorong & factor penarik. Dalam buku Population Movement and the Third World dikatakan bahwa “......., Lee argued to the prevailing set of factors both in the migrant’s place of origin and in one or a number of potential destinations. These factors were identified by Lee as being positive (+), negative (-) or netral (0). In simple terms, migration is seen as being most likely to take place where the influence of negative conditions in the place of origin and/or positive conditions in a potential place of destination Is greater ……..” Lee menentang kalau factor umum yang mendasari pemilihan tempat migrasi adalah karena tempat asal dan salah satu potensi daerah tujuan. Lee mengiidentifikasi bahwa factor migrasi karena factor positif, negative atau seimbang, contoh misalnya seorang migrant melihat ada pengaruh dari kondisi negative daerah asal atau kondisi positif yang menjadi potensi daerah yang dituju lebih besar. Faktor pendorong orang untuk migrasi antara lain : a.
Makin berkurangnya sumber kehidupan seprti menurunnya daya dukung lingkungan.
b.
Menyempitnya lapangan pekerjaan ditempat asal Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
3
c.
Adanya tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi penduduk didaerah asal. Di kota manado juga terdapat suku dari ambon, dimana pada saat kerusuhan banyak yang mengungsi ke kota manado, akhirnya mereka menetap & bererja di kota manado
d.
Alasan pendidikan, pekerjaan & perkawinan.
e.
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau wabah penyakit Jika dilihat dari uraian diatas tersebut, maka faktor pendorong daerah asal identik
dengan factor negative yang dimiliki daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan identik dengan factor positif daerah tujuan. faktor penarik antara lain : a.
Adanya harapan untuk memproleh kesemptan memperbaiki taraf hidup
b.
Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
c.
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasiitas publik lainnya Banyak teori tentang migrasi tetapi penulis mengambil teori Lee karena relevan
dengan kondisi wilayah dari kota manado sebagai destinasi dengan faktor penariknya.
b. Kepadatan Penduduk (Population Density) “Pertumbuhan rahim memang lambat ketimbang bom tetapi terbukti mematikan. Bukan mati terbakar tetapi mati lemas yang mungkin akan menjadi pertanda akhir sejarah umat manusia” (Keynes) Pertumbuhan penduduk bisa menjadi pedang pembunuh populasi penduduk itu sendiri, jika pertumbuhan itu tidak bisa dikendalikan. Seperti bom, pelan tapi pasti akan meledak. Penduduk bersifat dinamis, dalam arti kuantitas dan kualitasnya dapat bertambah maupun berkurang. Terdapat banyak factor yang menyebabkannya yaitu (1) jumlah penduduk berkaitan dengan fertilitas, mortalitas & migrasi/ mobilitas (2) Komposisi Penduduk (3) Ledakan Penduduk dan (4) Angka harapan hidup (life expectancy). Factorfaktor dinamika kependudukan ini nantinya akan mempengaruhi pembangunan suatu wilayah seperti siklus di bawah ini
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
4
Kelahiran, kematian & migrasi
Sosial, ekonomi, budaya, lingkungan & politik
Jumlah, persebaran & komposisi
Keterkaitan factor perubahan penduduk & pembangunan Ketika kuantitas penduduk tidak dikendalikan maka akan muncul yang namanya population density atau kepadatan penduduk. Dalam kamus dikatakan bahwa population density is measured as resident population divided by total land area. Population change is measured as the population increase or decrease divided by the start of interval population. Dari definisi ini tergambar bahwa kepadatan penduduk adalah ukuran terhadap jumlah penduduk yang dibagi berdasarkan luas lahan, karena jumlah penduduk mengubah ukuran dari pertambahan penduduk atau pengurangan penduduk dari awal sampai pada interval populasi. Semakin banyak penduduk dengan luas lahan yang kecil menggambarkan bahwa diwilayah itu telah terjadi yang namanya kepadatan penduduk. Mengapa penduduk ini semakin hari semakin bertambah dengan jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus meningkat & waktu penggandaan jumlah penduduk sangat singkat jauh dari prediksi. Penduduk dan masalah kependudukan adalah masalah sepanjang abad, awal pemikiran bahwa manusia adalah makhluk monogenesis atau hanya dicipta sekali saja kemudian dibantah melalui karya ahli biologis Charles Daarwin dalam tulisannya “The Origin of species” yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan beraneka ragam atau polygenesis. Dari semua pemikiran hasilnya mengarah pada asumsi bahwa manusia itu akan berkembang dengan sangat cepat. hal ini didukung dengan asumsi dari beberapa pakar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles yang beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Mereka berpikir bahwa perubahan dalam masyarakat baik ke arah perkembangan maupun kearah kemunduran terjadi tanpa bisa dibendung atau terjadi secara alamiah salah satunya pertumbuhan penduduk. Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
5
Apakah pertumbuhan penduduk harus dibiarkan seperti itu ? ketika penduduk dibiarkan terus berkembang tanpa kendali maka yang akan terjadi adalah ledakan penduduk dan munculnya berbagai masalah kependudukan yang besar, rumit dan kompleks sehingga dapat menjadi masalah local, regional, nasional dan international. Ledakan penduduk menimbulkan beberapa dampak negative, antara lain a.
Kebutuhan ruang untuk pemukiman serta fasilitas social makin meningkat
b.
Kebutuhan pangan makin meningkat
c.
Tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dan penyediaan lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran
d.
Kehidupan kota diwarnai oleh daerah kumuh (slum areas) Dampak kependudukan telah dianalisa sejak beberapa abad yang lalu, salah
satunya dampak kependudukan terhadap ketahanan pangan oleh Thomas Malthus dia menyebutkan bahwa manusia terjebak secara permanen dengan persimpangan dua “hukum/premis” yang pertama menyangkut tingkat mana populasi bertumbuh sedangkan premis kedua adalah bagaimana makanan dan produksi sumberdaya lainnya akan tumbuh jauh lebih lambat mungkin dua kali lipat selama satu atau dua generasi, tapi tidak bisa terus dua kali lipat dalam satu Negara agraris. Berdasarkan skema ini ada asumsi bahwa jumlah energy terbatas yang tersedia untuk manusia melalui konversi energy matahari oleh tanaman hidup dan hewan, itulah mengapa dikatakan bahwa manusia terjebak secara permanen. Setelah aliran Malthusian muncul beberapa teori dan aliran mengenai dampak kependudukan sampai pada aliran Neomalthusian . aliran ini berusaha menyadarkan manusia dengan menggunakan fakta tentang jumlah penduduk dunia yang terus bertambah serta mengungkapkan proyeksi jumlah penduduk dunia di masa mendatang dengan akibat yang ditimbulkan, misalnya :
jumlah penduduk dunia
yang akan
mendekati 7 milyar (2015) ternyata 7 miliar dicapai lebih cepat dari prediksi yaitu tahun 2011 dan jumlah penduduk ini akan terus meningkat hingga 12 – 15 milyar di tahun 2050. Paul Ehrlich dan Garrett Hardin dalam essaynya ’The
Population Boom’
menjelaskan hubungan antara penduduk dunia dan kondisi lingkungan, antara lain : (1) jumlah penduduk dunia meningkat pesat dan semakin padat (2) pertambahan bahan pangan
terbatas dan tidak secepat
pertumbuhan
penduduk
sehingga dibeberapa
wilayah dunia akan mengalami kelangkaan bahan makanan (3) lingkungan tempat tinggal manusia semakin rusak dan tercemar.
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
6
Beberapa ilmuwan yang mendukung teori neomalthusian salah satunya adalah Dannis L Meadows dkk yang melahirkan tulisan The Limits to Growth . Dalam buku The Limits to Growth menjelaskan hubungan pertumbuhan penduduk dunia dengan beberapa variabel lain yaitu produksi pertanian, penggunaan sumberdaya alam, produksi industri dan polusi. Kelima variabel tersebut digambarkan dalam tiga tahapan yaitu increasing (kenaikan), stasioner (stabil) dan decreasing (penurunan), masing masing tahapan terjadi tidak bersamaan pada setiap variabel. Keadaan tersebut dapat dijelaskan bahwa saat jumlah penduduk mengalami kenaikan (tahap increasing) maka sumberdaya alam sudah mengalami penurunan (decreasing)
yang signifikan, produksi pertanian dan industri
mengalami kenaikkan (increasing) namun
jumlahnya tidak dapat mengimbangi
kenaikkan jumlah penduduk, sementara itu tingkat polusi secara konsisten meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri Ledakan penduduk tidak diimbangi dengan persebaraan yang seimbang, tetapi persebaran penduduk lebih dominan didaerah dengan tingkat perekonomian yang tinggi, sumberdaya alam yang banyak serta berbagai potensi yang ada akibatnya ada tempattempat yang sangat padat dan sebaliknya.
c.
Analisis fenomena Migrasi & Kepadatan Penduduk di kota manado Seiring dengan perkembangan pembangunan di kota manado, jumlah penduduk
dikota manado juga setiap tahun bertambah. dimana pada hasil sensus penduduk tahun 2010 BPS memperkirakan penduduk kota manado berjumlah 410.481 jiwa dari 2.270.956 total penduduk Sulawesi utara atau sekitar 18,08% penduduk Sulawesi utara ada di kota manado. Tahun 2011 berdasarkan data BPS manado tetap pada posisi pertama tingkat kepadatannya dari 15 kabupaten kota yang ada di Sulawesi utara, dimana tahun 2011 penduduk kota manado bertambah 4.633 jiwa menjadi 415.114 jiwa. Kalau dilihat dari jumlah penduduk 415.114 jiwa, struktur umur penduduk di kota manado lebih banyak pada usia angkatan kerja 15-64 tahun yaitu berjumlah 283.681. ini sebenarnya sangat menguntungkan dari segi pembangunan tetapi ketika dihitung beban ketergantungan atau dependency ratio dengan jumlah penduduk non produktif usia 0-14 tahun berjumlah 112.233 jiwa dan usia 65 tahun keatas 19.199 maka didapat rasio ketergantungannya tinggi yaitu 46. Angka ini berarti dari 100 orang kelompok produktif harus menanggung 46 orang dari kelompok tidak produktif & menjadi beban juga bagi pembangunan kota.
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
7
Sedangkan dari luas lahan, kota manado luas lahan terkecil kedua dari semua kabupaten/kota di provinsi Sulawesi utara yaitu sekitar 1,09% dari luas wilayah provinsi Sulawesi utara atau 15.726 ha, kepadatan penduduk di kota manado lumayan padat. Dengan melihat jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah maka kepadatan penduduk mencapai 2.623 jiwa/km2 dengan 111.308 rumah tangga & rata-rata penduduk per rumah tangga 3,73. Hal ini berarti bahwa tiap rumah tangga berisi 3-4 orang dengan luas lahan yang ditempati 2 m2 per orang atau 7-8 m2 per rumah tangga, padahal luas lahan rumah tangga ini idealnya hanya untuk satu orang saja. Dengan total penduduk kota manado yang sangat besar itu, apakah semuanya penduduk asli kota manado atau migrasi ? Mayoritas penduduk kota manado berasal dari suku minahasa, karena wilayah manado berada di tanah/daerah minahasa. Penduduk asli manado adalah sub suku tombulu daerah malalayang adalah suku bantik, suku bangsa lainnya yang ada dimanado saat ini yaitu suku sangir, gorontalo, mongondow, arab, talaud, tionghoa, siau & borgo. Selain itu juga ada suku jawa, suku batak, suku Makassar dan suku bangsa lainnya. dari data sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk kota manado yang berjumlah 410.481 jiwa itu 39% adalah penduduk migrasi seumur hidup atau berjumlah 161.921 jiwa, sedangkan jika dihitung menurut migrasi risen yang ada di kota manado sekitar 28.431 jiwa. Data ini menggambarkan bahwa penduduk kota manado kebanyakan dari luar daerah atau luar wilayah kota manado. Kalau ditinjau dari teori Lee, maka factor penarik dari kota manado yaitu 1. Adanya harapan untuk memperoleh kesempatan memperbaiki taraf hidup. Pengembangan kawasan bisnis ekonomi dikota manado, menciptakan peluang kerja yang sangat banyak. Ini menjadi daya tarik migrasi masuk dikota manado dengan harapan bisa memperoleh pekerjaan & memperbaiki taraf hidup. 2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. sebagai ibukota provinsi, kota manado menjadi pusat pengembangan pendidikan. Hal ini yang mengakibatkan banyak migrant dari kabupaten kota yang ada di Sulawesi utara dengan alasan menempuh pendidikan di manado. Selain dari pada itu ada juga migrant dari provinsi lain khususnya kawasan Indonesia Timur seperti misalnya ambon, papua, ternate dan sebagian dari Makassar yang sekolah atau kuliah di manado karena factor pendidikan di daerah asal yang mungkin belum sesuai standar atau harapan, dan ada juga alasan persaingan di tempat asal lebih tinggi daripada di kota manado seperti misalnya migrant dari Makassar. Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
8
3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan kota manado identik dengan penduduknya yang ramah serta masih terjaga keamanannya. Kemudian iklim serta sumberdaya alam yang masih banyak, serta berbagai fasilitas yang ditawarkan demi kenyamanan masyarakat menjadikan daya tarik migran ke kota manado. 4. Adanya aktifitas- aktifitas dikota besar, tempat hiburan, pusat kebudayaan Menjadikan kota manado sebagai pusat pariwisata, merupakan visi kota manado. Sehingga pemerintah dengan segala upaya berbenah kota sehingga pusat-pusat kebudayaan, pusat hiburan serta berbagai aktifitas menarik dirancang dan dibuat untuk menarik wisatawan untuk datang ke kota ini, malah ada sebagian wisatawan yang memilih tinggal di kota ini dan kawin dengan penduduk asli kota manado.
Ada factor positif dari banyaknya migrant di kota mando, seperti misalnya (1) mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja, banyak tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan (2) merangsang pengembangan daerah yang jarang penduduknya, banyak saat ini di manado dibuka perumahan-perumahan di tempat yang jarang penduduknya (3) pengembangan teknologi oleh para pendatang, terlebih bagi kota manado yang saat ini dalam proses pengembangan memerlukan banyak inovasi dan kreatifitas dalam menunjang pengembangan kota. Dampak positifnya sangat baik bagi pengembangan & pembangunan kota manado. Tetapi dibalik itu ada dampak negative dari meledaknya jumlah penduduk dikota manado akibat migrasi masuk yang sangat besar ini. Dampak negatifnya yaitu 1. Pemanfaatan lahan atau alih fungsi lahan Dengan kepadatan penduduk yang ada, mengubah beberapa lahan pertanian atau perkebunan menjadi pemukiman penduduk. Data dari BPS tahun 2011 luas lahan yang digunakan untuk pemukiman 1.516.420,803 m2 atau meningkat 980.193 m2 dari tahun 2010. Selain untuk pemukiman, sejak 10 tahun yang lalu telah dilakukan reklamasi pantai boulevard untuk pengembangan daerah bisnis. Hal ini akan merusak ekosistem alam & mengganggu produktifitas ekosistem. 2. Peningkatan pasokan air & energy untuk kebutuhan penduduk Pasokan air bersih dan tingkat permintaan pelanggan akan air bersih meningkat dari 20.927 menjadi 22.930 tahun 2011. Sedangkan untuk kebutuhan listrik terjadi peningkatan yang besar dari 801.493.427 kwh tahun 2010 meningkat 118.521.255 kwh menjadi 920.014.682 kwh dan distribusi terbanyak yaitu di rumah tangga sebesar 44% hal ini menjadi penyumbang pemanasan global. Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global atau peningkatan suhu bumi secara global ? Pemanasan global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
9
yang lepas di atmosfer. Gas rumah kaca didominasi oleh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil atau 40 persen emisi karbon dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin tinggi konsumsi listrik maka semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, karena 60 persen menggunakan bahan bakar fosil. 3. Pencemaran lingkungan Total sampah yang ditangani setiap tahun naik. Tahun 2010 sampah yang ditangani ada sekitar 719.163 m3 kemudian naik menjadi 828.812 m3 tahun 2011. Peningkatan volume sampah ini tidaklah mengherankan karena peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di kota manado atau dengan kata lain peningkatan jumlah penduduk berimplikasi terhadap peningkatan jumlah sampah di kota manado. Dengan analisa sederhana seperti ini : 828.813 m3 sampah pertahun berarti perharinya sampah yang dihasilkan masyarakat kota manado yaitu 2.302 m3 atau setara dengan 690.677 kg karena 1 m3 adalah 300 kg maka total sampah yang dihasilkan satu penduduk kota manado adalah 2 kg atau 1,7 kg sampah. Pengelolaan sampah yang setiap tahunnya meningkat jika tidak dikelola dengan baik maka akan mempengaruhi & memberi sumbangan langsung bagi pemasan global, mengapa demikian ? Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran sampah di tempat terbuka akan menghasilkan gas beracun serta dioxin yang berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan beracun lain yang ada di dalam sampah. Sampah yang dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4). Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metan berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3° Celsius per tahun. Rekomendasi Pertumbuhan penduduk dan dinamika kependudukan sangat mempengaruhi suatu wilayah menjadi wilayah dengan kepadatan penduduk baik tinggi maupun rendah. Apalagi ditunjang oleh factor ekonomi, social dan lingkungan menjadi destination mobilitas penduduk. Dinamika penduduk ini tidaklah bisa dihindari, tetapi setidaknya diminimalisir dampak kependudukan ini terhadap daya dukung dan daya tampung alam, dalam mencipta suatu keseimbangan dan keberlanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
10
sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Inilah yang harus betul-betul diterapkan untuk menjaga keseimbangan alam & keberlanjutannya. Dalam kesepakatan Rio+20 di Brasil tahun 2012 lalu, tergambar bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development), inklusif terhadap situasi penduduk, di nikmati oleh seluruh segment penduduk & melibatkan penduduk dalam prosesnya. Dengan melihat 3 aspek penting yaitu (1) Aspek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merujuk pada penempatan penduduk sebagai pelaku utama kegiatan ekonomi.
(2)
Aspek pembangunan social berkelanjutan
yaitu penjabaran dari
penempatan peran penduduk sebagai objek pembangunan, atau penduduk sebagai penikmat pembangunan. (3) Aspek pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan. Menempatkan peran penduduk sebagai pemelihara lingkungan hidup demi kehidupan generasi mendatang. Manado dengan konsep pengembangan ekonomi, membutuhkan sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam untuk menunjang pembangunan, dengan pemanfaatan yang semaksimal mungkin. Kemungkinan besar akan terjadi over shoot melebihi kapasitas daya dukung dan daya tampung alam. Ketidak seimbangan ekosistem alam akibat eksploitasi berlebihan akan mengancam populasi penduduk, seperti asumsi dari Thomas Malthus bagaimana makanan dan produksi sumberdaya lainnya akan tumbuh jauh lebih lambat mungkin dua kali lipat selama satu atau dua generasi. Sehingga jika tidak ada keberlanjutan maka generasi selanjutnya akan punah. Daya dukung lingkungan tidak tetap, tidak statis dan tidak simple, tetapi dipengaruhi oleh teknologi, preferensi, serta struktur proses produksi dan konsumsi serta dipengaruhi juga oleh interaksi antar komponen bio-fisik lingkungan dan social. Dari konsep ini diharapkan bahwa dari setiap tingkat kegiatan pembangunan atau tingkat ekonomi tidak melampaui daya dukung lingkungan sehingga menjadi suatu kondisi pembangunan yang berkelanjutan. Kesimpulan Kesimpulan dari artikel ini, penulis mengambil asumsi dari Paul Ralph Ehrlich yang mengatakan bahwa “ Solving the population problem is not going to solve the problems of racism… of sexism… of religious intolerance… of war… of gross economic inequality—But if you don’t solve the population problem, you’re not going to solve any of those problems. Whatever problem you’re interested in, you’re not going to solve it unless Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
11
you also solve the population problem. Whatever your cause, it’s a lost cause without population control.”
Memecahkan masalah kependudukan tidak akan memecahkan
masalah rasisme ... seksisme ... intoleransi agama ... perang ... ketimpangan ekonomi Tapi jika Anda tidak memecahkan masalah kependudukan, Anda tidak akan memecahkan salah satu dari masalah itu. Apapun masalah yang menarik, Anda tidak akan menyelesaikannya kecuali Anda juga memecahkan masalah kependudukan. Apapun alasannya, ini disebabkan oleh tidak adanya control kependudukan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan & Pembangunan Keluarga BPS, 2011. Kota Manado Dalam Angka. BPS Provinsi Sulawesi Utara BKKBN 2013. Kerjasama Pendidikan Kependudukan Jalur Non Formal. Direktorat Kerjasama Pendidikan dan Kependudukan. Mike Parnwell, 1993. Population Movement and the Third World. Routledge_ www.GoogleBooks.com Michael P. Todaro & Stephen C.Smith, 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Erlangga-Jakarta Balai Latbang BKKBN Sulut, 2012. Modul Pelatihan Demografi 2012. BKKBN Provinsi Sulawesi Utara Alan Macfarlane. Thomas Malthus and The Making of the Modern World.pdf Ir. Inge Retnowati, Kajian Telapak Ekologis.pdf Sarah Orleans Reed. The Publication of Paul Ehrlich’s The Population Bomb by the Sierra Club 1968: Wildeness-Thinking, Neo-Malthusianism, and Anti-Humanism.pdf
Deybie Berdame_2013 | Migrasi dan Kepadatan Penduduk di Kota Manado
12