Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk
kependudukan semester 2 2012
pokok bahasan
• Konsep dasar • Migrasi dan pergerakan: jenis mobilitas penduduk • Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk – determinan mobilitas penduduk • Relevansi dengan PWK
konsep dasar Tiga komponen demografi (pertumbuhan penduduk): • Fertilitas • Mortalitas • Migrasi dan pergerakan penduduk Bagaimana pengaruh ketiganya terhadap pertumbuhan penduduk? Ingat piramida penduduk! Apa definisi migrasi? Apa definisi pergerakan? Apa unsur-unsur yang melibatkan migrasi dan pergerakan penduduk?
konsep dasar Fertilitas dan mortalitas punya pengaruh > migrasi dan pergerakan penduduk Migrasi: • perpindahan penduduk ke wilayah lain dengan tujuan menetap • perpindahan penduduk yang relatif permanen dari satu tempat ke tempat lain Pergerakan: • perpindahan penduduk ke wilayah lain dengan tujuan untuk tidak menetap Keduanya merupakan bagian dari mobilitas penduduk
konsep dasar Unsur-unsur yang melibatkan migrasi dan pergerakan penduduk: Dimensi ruang: unit-unit administrasi dukuh, desa, kabupaten/ kota/ propinsi atau unit-unit geografis Dimensi waktu: periode gerak perpindahan penduduk, dari hanya beberapa jam sampai puluhan hari Motivasi: tujuan penduduk untuk melakukan migrasi dan pergerakan, bisa berupa motif ekonomi, sosial-budaya
Dimensi ruang
Dimensi waktu
motivasi
konsep dasar Beberapa catatan penting: • Belum ada kesepakatan antara para ahli tentang batasan ruang dan waktu tentang mobilitas penduduk • Perbedaan skala unit/batas ruang akan menyebabkan perbedaan jenis mobilitas • Semakin sempit batasan ruang dan waktu, semakin banyak terjadi mobilitas penduduk • Jalan tengah: mobilitas penduduk dilihat berdasarkan tujuannya (menetap atau tidak) • Dilema: banyak orang yang tidak bisa memutuskan untuk menetap/tidak, sejak awal melakukan mobilitas
cerita Parjo dan Lasmini tinggal di Desa Biting, Grobogan. Sehari-harinya Parjo bekerja sebagai buruh tani, sedangkan Lasmini hanya membantu orang tuanya bekerja di ladang. Merasa kehidupannya tidak berkembang, Parjo dan Lasmini memutuskan untuk keluar dari desanya. Parjo pergi merantau ke Jakarta, sedangkan Lasmini memilih untuk pergi ke Semarang. Parjo memilih Jakarta sebagai tempat mengadu nasib karena adanya sanak saudara yang tinggal dan sukses di sana. Sesampainya di Jakarta, Parjo ikut menginap di rumah saudaranya tersebut sambil mencari pekerjaan. Dengan bantuan saudaranya, setelah dua minggu pencarian dan penantian, Parjo berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai satpam di perusahaan tempat saudaranya bekerja.
cerita Semenjak bekerja di perusahaan tersebut, kehidupan Parjo mulai membaik. Enam bulan kemudian, merasa sudah mampu berdiri sendiri, Parjo memutuskan untuk keluar dari rumah saudaranya dan menyewa tempat tinggal sendiri. Dia pun memutuskan untuk mengganti nama panggilannya menjadi Bang Jo. Bang Jo tidak lupa akan daerah asal dan kedua orang tua yang membesarkannya. Mengingat jarak Jakarta - Grobogan yang relatif jauh dan belum terjangkaunya biaya perjalanan yang mengharuskannya untuk sering pulang, Bang Jo hanya bisa pulang setahun sekali saat libur lebaran. Namun, dia selalu mengirimkan uang hasil jerih payahnya kepada kedua orang tuanya setiap bulan. Hasil kiriman Bang Jo ini sedikit banyak bisa membantu kehidupan kedua orang tuanya di desa. Bang Jo menemukan tambatan hatinya di Jakarta, yang akhirnya mendorong dia untuk berkeluarga dan menetap di Jakarta.
jenis–jenis dasar mobilitas penduduk Mobilitas Penduduk (MP)
MP Vertikal (perubahan status) MP Horisontal (MP geografis)
Sumber: Mantra, 1978
MP permanen (migrasi) MP non permanen (MP sirkuler)
1
Menginap/ mondok Ulang alik (commuting)
2
3
Bentuk mobilitas
Batas waktu
ulang alik (commuting)
Enam jam atau lebih dan kembali pada hari yang sama
menginap/ mondok
Lebih dari satu hari, tapi kurang dari enam bulan
migrasi
Enam bulan atau lebih, dan bertujuan untuk menetap di tempat tujuan
jenis–jenis dasar mobilitas penduduk Sumber: Parnwell, 1993
determinan mobilitas penduduk kebutuhan hidup tidak terpenuhi
terpenuhi tidak pindah
Mobilitas penduduk dalam konteks motivasi dan faktor individu terkait pemenuhan kebutuhan individu dan respon terhadap tekanan
dalam batas toleransi
di luar batas toleransi
tidak pindah
Pindah (migrasi)
mobilitas non permanen
ulang alik (commuting)
menginap/ mondok
Catatan: dalam hal ini mobilitas tidak dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan tertentu, seperti bencana alam atau masalah politik
faktor determinan mobilitas penduduk Menurut Everet Lee (1976), terdapat 4 determinan mobilitas penduduk Faktor individu faktor utama karena dia yang menjadi penentu besaran ketiga faktor lainnya, dan memutuskan untuk melakukan mobilitas atau tidak
Faktor di daerah asal Faktor di daerah tujuan
Faktor individu
Rintangan antara
faktor determinan mobilitas penduduk Penyempurnaan model Lee oleh Robert Norris, ada 3 komponen Daerah asal yang perlu ditambahkan: migrasi kembali, kesempatan antara, dan migrasi paksaan
Kesempatan antara rintangan antara
Daerah tujuan
Migrasi paksaan Migrasi kembali
Lebih lanjut, menurut Norris, faktor terpenting adalah daerah asal: setiap orang mempunyai keterikatan yang sangat besar dengan daerah asalnya ciri fenomena mobilitas penduduk di negara berkembang
faktor determinan mobilitas penduduk Bentuk keterikatan/hubungan: • diwujudkan dalam bentuk remittan (pengiriman uang dan barang ke daerah asal) dan aliran informasi tentang daerah tujuan ke daerah asal • Intensitas hubungan ditentukan oleh: jarak fasilitas transportasi status perkawinan lama merantau jarak hubungan kekeluargaan
faktor determinan mobilitas penduduk Menurut Mitchel (1961), faktor pendorong dan faktor penarik merupakan faktor penentu mobilitas penduduk. Fenomena di negara berkembang: faktor pendorong dan penarik relatif sama kuatnya penduduk dihadapkan pada 2 pilihan sulit: • Tetap tinggal di daerah asal dengan segala keterbatasan yang ada (ekonomi, fasilitas) • Pindah dengan meninggalkan keluarga dan sawah yang dimiliki Kompromi: mobilitas non permanen (commuting dan menginap/mondok) ditentukan oleh faktor jarak, kondisi sosial ekonomi, perbaikan infrastruktur transportasi
Tindak lanjut: relevansi dengan PWK Dalam kaitannya dengan mobilitas penduduk sirkuler yang disertai dengan perbaikan infrastruktur transportasi: • Mendekatkan hubungan antara daerah tujuan dan asal mobilitas (ada replikasi gaya hidup masyarakat yang dibawa oleh pelaku mobilitas) urbanisasi dalam arti luas • Mengurangi masalah yang timbul di daerah tujuan (karena tidak menetap), seperti masalah perumahan, kepadatan penduduk • beban transportasi menjadi tinggi, apalagi jika daerah tujuan hanya satu pusat, tidak menyebar
Tindak lanjut: relevansi dengan PWK Daerah tujuan para pelaku mobilitas adalah daerah heterogen perlu kebijakan dan perencanaan yang spesifik sesuai dengan kondisi lokal Perbaikan infrastruktur transportasi antar daerah asal dan tujuan Untuk pemerataan pusat kegiatan penduduk perlu antisipasi dengan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan (kota-kota kecil)
soal Berdasarkan cerita di bawah ini, buatlah review singkat dengan mengkaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan mobilitas penduduk Parjo dan Lasmini tinggal di Desa Biting, Grobogan. Sehari-harinya Parjo bekerja sebagai buruh tani, sedangkan Lasmini hanya membantu orang tuanya bekerja di ladang. Merasa kehidupannya tidak berkembang, Parjo dan Lasmini memutuskan untuk keluar dari desanya. Parjo pergi merantau ke Jakarta, sedangkan Lasmini memilih untuk pergi ke Semarang. Parjo memilih Jakarta sebagai tempat mengadu nasib karena adanya sanak saudara yang tinggal dan sukses di sana. Sesampainya di Jakarta, Parjo ikut menginap di rumah saudaranya tersebut sambil mencari pekerjaan. Dengan bantuan saudaranya, setelah dua minggu pencarian dan penantian, Parjo berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai satpam di perusahaan tempat saudaranya bekerja.
soal Semenjak bekerja di perusahaan tersebut, kehidupan Parjo mulai membaik. Enam bulan kemudian, merasa sudah mampu berdiri sendiri, Parjo memutuskan untuk keluar dari rumah saudaranya dan menyewa tempat tinggal sendiri. Dia pun memutuskan untuk mengganti nama panggilannya menjadi Bang Jo. Bang Jo tidak lupa akan daerah asal dan kedua orang tua yang membesarkannya. Mengingat jarak Jakarta - Grobogan yang relatif jauh dan belum terjangkaunya biaya perjalanan yang mengharuskannya untuk sering pulang, Bang Jo hanya bisa pulang setahun sekali saat libur lebaran. Namun, dia selalu mengirimkan uang hasil jerih payahnya kepada kedua orang tuanya setiap bulan. Hasil kiriman Bang Jo ini sedikit banyak bisa membantu kehidupan kedua orang tuanya di desa. Bang Jo menemukan tambatan hatinya di Jakarta, yang akhirnya mendorong dia untuk berkeluarga dan menetap di Jakarta.
soal Lasmini mengadu nasib di Semarang karena adanya informasi kesempatan kerja yang lebih baik dari tetangganya yang sekarang tinggal di Semarang. Berbekal informasi tersebut, Lasmini nekad untuk pergi ke Semarang. Di hari-hari pertamanya di Semarang, dia masih menumpang di rumah tetangganya untuk kemudian pulang ke Grobogan setelah urusannya selesai. Setelah menunggu 1 bulan lamanya, dengan berbekal ijazah SMK, Lasmini berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan di sebuah toko franchise. Merasa sudah menjadi orang kota, Lasmini pun meminta teman-teman kerjanya untuk memanggilnya dengan nama: Mini. Pekerjaannya sebagai karyawan membuat kehidupan Mini semakin baik. Dia memutuskan untuk tidak lagi mengandalkan kebaikan tetangganya dan memilih untuk menyewa sebuah kamar di dekat tempatnya bekerja.
soal Relatif dekatnya jarak antara Semarang-Grobogan, memungkinkan Mini untuk bisa pulang sebulan sekali naik bus. Setiap pulang kampung, Mini selalu memberikan sebagian gajinya kepada kedua orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, prasarana jalan antara Semarang – Grobogan semakin membaik. Begitu pula dengan perkembangan karir Mini. Mini berhasil menyisihkan gajinya yang membuatnya mampu untuk membeli sebuah motor dengan cara kredit. Hal tersebut mendorong Mini untuk pulang ke Grobogan lebih sering daripada sebelumnya, yaitu seminggu sekali. Beberapa tahun kemudian, kondisi kesehatan orang tua Mini memburuk. Mengingat Mini adalah anak terakhir di keluarganya, Mini memutuskan untuk kembali ke desanya untuk merawat orang tuanya sambil membangun dan mengelola sebuah toko dengan uang hasil jerih payahnya selama ini.