PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KOTA MANADO Susanti V. Katoronang*
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Abstrak Human Imunodeficiency Virus/Asquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya oleh karena belum ditemukannya obat sebagai alternatif untuk penyembuhannya. Di seluruh dunia termasuk
Indonesia di setiap Provinsi serta Kabupaten/Kota sudah dilakukan berbagai upaya untuk
menanggulangi terjadinya ataupun penyebaran HIV/AIDS. Untuk Provinsi Sulawesi Utara, tingkat penyebaran tertinggi ada di Kota Manado, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Manado sampai pada tahun 2013 yaitu 575 orang yang terdiri dari HIV 185 orang dan AIDS 389 orang. Salah satu upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado adalah melakukan promosi kesehatan, dan ini sudah dilakukan oleh berbagai institusi pemerintahan di Kota Manado namun dalam kenyataannya setiap tahun telah terjadi peningkatkan penyebaran HIV/AIDS di wilayah ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan promosi kesehatan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan yang dipilih pada penelitian ini yaitu Sekertaris I Komisi Penanggulangan AIDS Kota Manado (KPAK Manado), Kepala Dinas serta Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Kabid. Promkes) Dinas Kesehatan Kota Manado, Pengelola Program HIV/AIDS KPA Kota Manado, Petugas Promkes di lima (5) Puskesmas Mitra KPA Kota Manado. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Data sekunder dikumpulkan melalui observasi langsung pada dokumen kegiatan. Analisa data menggunakan content analisis yang membandingkan hasil dengan teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan promosi kesehatan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado sudah berjalan, meskipun masih terdapat banyak kekurangan diantaranya di bidang advokasi diakibatkan oleh karena kurangnya dukungan kebijakan dan anggaran, di bidang kemitraan KPAK Manado belum maksimal dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga koordinatif penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado, di bidang pemberdayaan masih terbatas kepada kegiatan - kegiatan penyuluhan, pelatihan, dukungan spiritual yang belum mampu mengangkat harkat dan derajat ODHA di hadapan masyarakat, dan di bidang peran serta masyarakat pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS masih kurang dan pemerintah belum maksimal dalam melibatkan masyarakat untuk terlibat dalam setiap program penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan promosi kesehatan
dalam
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado belum berjalan dengan maksimal karena bidang Promkes baik di KPAK Manado, Dinas Kesehatan Kota Manado maupun di 5
Puskesmas Mitra KPAK Manado belum
melaksanakan fungsinya dengan baik, dukungan anggaran dari APBD masih rendah, koordinasi belum terlaksana dengan baik, maka disarankan pihak terkait perlu meningkatkan pengetahuan pemegang program promosi
82
kesehatan, lebih meningkatkan koordinasi serta meningkatkan dukungan APBD dalam pelaksanaan promosi kesehatan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado. Kata Kunci : Promosi Kesehatan, HIV/AIDS
Abstract Human Imunodeficiency Virus/Asquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) is a dangerous disease because not yet found an alternative medicine to cure. Throughout the world, including Indonesia in very province and district/city has made various efforts to cope with the occurrence or spread of HIV/AIDS. In Nort Sulawesi Province, the highest prevalence rate is Manado city, the number of HIV/AIDS in Manado until the year 2013 was 575 which 185 people in HIV and 389 people in AIDS. One of the efforts to combat HIV/AIDS in Manado is doing health promotion, and this has been carried out by various government agencies in Manado city, but in fact each year has been increasing spread of HIV/AIDS in this region. The purpose of this research is to analize the implementation of health promotion in prevention of HIV/AIDS in Manado. This research used qualitative method. The informants were selected in this research are the first Secretary KPAK Manado, Head of Department and Head of Health Promotion Manado City Health Depatment, Program Manager HIV/AIDS KPAK Manado, health promotion officer in 5 health centers KPA Partners Manado. The primary data collected through interviews and the secondary data collected through direct observation in the document. Data were analyzed using content analysis which is comparing the results with the theory. The results showed that the implementation of health promotion in the prevention of HIV/AIDS in Manado is already running, although there are still many shortcomings including in the field of advocacy caused by a lack of policy support and budget, in partnership field, KPAK Manado has not maximized in carrying out its function as a coordinating agency response HIV/AIDS in Manado, in the empowerment field, the activities of education is limited, training and spiritual support that has not been able to raise the dignity and the degree of ODHA in public and in the field of public participation, public knowledge about HIV/AIDS is still lacking and the government is not maximized to involve the public in any program to prevent HIV/AIDS in the city of Manado. From the result it can be concluded that the implementation of health promotion in the prevention of HIV/AIDS in Manado city has not run maximally because promotion program field at KPA, Manado City Health Department and Community Health Center Partner in five KPA has not carry out its function properly, budget support from the APBD is still low, coordination has not done well. It is suggested that relevant parties need to increase the knowledge of person incharge of health promotion program, improve the coordination and increase the budget support in the health promotion implementation for prevention of HIV/AIDS in Manado city. Keywords : Health Promotion, HIV/AIDS
yang menjadi permasalahan kesehatan baik di
PENDAHULUAN Human Immune
Immunodeficiency Deficiency
Virus/Acquired
Syndrome
tingkat dunia maupun pada tingkat nasional, di
(HIV/AIDS)
mana sampai saat ini belum di temukan obat
merupakan salah satu penyakit menular seksual
untuk menyembuhkannya. Menurut data WHO 83
pada tahun 2008 jumlah orang di seluruh dunia
sedangkan dari 15 kabupaten/kota di Provinsi
diperkirakan sudah mencapai 33,4 juta (31,1 -
Sulawesi Utara, Kota Manado masuk pada
35,8 juta) dan di perkirakan 2 juta orang
urutan pertama kasus HIV/AIDS dengan jumlah
meninggal karena AIDS, sehingga HIV/AIDS
penderita HIV 186 orang dan AIDS 389 orang
menjadi masalah global (Anonim, 2010 c).
jumlah keseluruhan 575 penderita (Anonim, 2013 c). Pada tahun 2014 sampai bulan februari
Indonesia,
kasus
HIV/AIDS
terus
terdapat 11 orang dengan HIV, 33 orang dengan
mengalami peningkatan, sampai desember 2013
AIDS, jumlah penderita yang hidup adalah 44
terdapat 127.427 kasus HIV dan 52.348 kasus
orang dan yang mati 8 orang (Anonim, 2014 a).
AIDS, dengan jumlah kematian 1.994 ODHA (37,8 %). Jumlah AIDS tertinggi adalah pada ibu
Berdasarkan laporan Pusat Promosi
rumah tangga berjumlah 6.230 jiwa. Bila
Kesehatan pada tahun 2010 bahwa perawatan
didasarkan pada kelompok umur maka proporsi
HIV di Indonesia sudah dimulai sejak tahun
kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok
2005
umur 20 - 29 tahun (34,2 %). Indonesia pada
pengobatan ARV (anti retroviral) pada tahun
tahun 2014 di perkirakan mempunyai hampir
2005 sebanyak 2.381 (61% dari yang pernah
tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV
menerima ARV). Kemudian sampai dengan 30
dan AIDS dibandingkan pada tahun 2008 yaitu
Juni 2010 terdapat 16.982 ODHA yang masih
dari 277.700 orang menjadi 813.720 orang
menerima ARV (Anonim, 2010 c).
(Anonim, 2013 d).
dengan
Riset
jumlah
Kesehatan
yang
masih
Dasar
dalam
(Riskesdas)
tahun 2010, secara nasional pengetahuan tentang Di
tinjau
AIDS/100.000 sebelumnya
dari
penduduk sampai
prevalensi
kasus
pada
tahun
tahun
tiga
2013
HIV dan AIDS pada penduduk umur 15 - 24 tahun yang pernah mendengar tentang HIV dan
Provinsi
AIDS adalah 75,1 %, sedangkan pengetahuan
Sulawesi Utara mengalami peningkatan. Tahun
komprehensif dan “benar” tentang penularan dan
2011, Sulawesi Utara pada peringkat ke tujuh
pencegahan HIV dan AIDS secara nasional
dengan prevalensi 15,90 % di mana penderita
masih rendah yaitu 7,6 % pada laki - laki dan 7,3
HIV 222 orang, AIDS 133 orang, tahun 2012
% pada perempuan.
naik ke peringkat ke lima dengan prevalensi
Di Kota Manado sumber daya manusia
28,71 %, dimana penderita HIV 212 orang,
promosi kesehatan belum mencukupi semua
AIDS 144 orang, tahun 2013 tetap pada peringkat
yang
kelima
dengan
areal pelayanan kesehatan. Menurut data Dinas
kenaikan
Kesehatan Kota Manado dari 15 Puskesmas
prevalensi menjadi 35,14 % dimana penderita
dengan tenaga kesehatan 30 orang
HIV 530 orang, AIDS 956 orang di bandingkan
hanya 7
petugas yang memiliki kemampuan dalam
provinsi - provinsi lain yang ada di Indonesia, 84
bidang
promosi
Dinas
bahkan Pemerintah Kota Manado tentang fokus
Kesehatan Kota Manado dari 23 orang hanya 4
pelayanan promosi kesehatan untuk HIV/AIDS
orang yang ahli di bidang promosi kesehatan,
dan dalam penanggulangannya masih terkendala
khusus
dalam
dengan komitmen yang rendah para pengambil
Dinas
kebijakan
untuk
penanggulangan
kesehatan,
promosi
untuk
kesehatan
HIV/AIDS
baik
di
Kota
Manado
yang
belum
Kesehatan Kota Manado maupun Puskesmas
menyentuh semua lapisan masyarakat. Begitu
yang ada hanya 1 orang tenaga ahli pelayanan
pula hubungan kemitraan antara LSM dan
promosi kesehatan (Anonim, 2013 e). Di Komisi
pemerintah masih berjalan dengan programnya
Penanggulangan
masing - masing, belum terbangun sinergi
HIV/AIDS
Kota
Manado,
petugas yang memiliki kemampuan dalam pelaksanaan HIV/AIDS
promosi
kesehatan
bersama dalam penanggulangan penyakit ini.
untuk Upaya promosi kesehatan yang sudah
hanya 1 orang selain itu petugas
dilakukan baik di KPA maupun di Dinas
KPA hanya memperoleh pemahaman pelayanan
Kesehatan Kota Manado walaupun memiliki
HIV/AIDS secara umum dari KPA Nasional.
suatu Berdasarkan
hasil
observasi
dan
hubungan
pelaksanaannya
kerjasama masing
dalam
masing
dalam
informasi dari KPA, Dinas Kesehatan Kota
programnya,
Manado maupun dari lima (5) Puskesmas Mitra
kegiatan - kegiatan bersama para ODHA dibantu
KPA di Kota Manado mengenai program
dengan LSM yang bermitra, Dinas Kesehatan
Promosi
penanggulangan
Kota Manado hanya berstatus tamu dalam suatu
HIV/AIDS masih ada kendala - kendala yang
acara bukan pelaku utama dalam pelaksanaan
dialami dalam pelaksanaannya antara lain masih
promosi kesehatan mengenai HIV/AIDS bahkan
banyak masyarakat Kota Manado yang belum
lebih lagi Bidang Promosi di Dinas Kesehatan
mengetahui penyakit HIV/AIDS, rendahnya
Kota Manado hanya untuk penyuluhan sesuai
perilaku
HIV/AIDS,
tupoksi kesehatan. Untuk tugas penanggulangan
kurangnya akses layanan kesehatan terkait
HIV/AIDS lebih di arahkan ke Bidang Program
HIV/AIDS terutama layanan konseling dan tes
Penyakit
HIV sukarela (VCT) dan layanan anti retroviral
Manado.
Kesehatan
dalam
pencegahan
terkait
KPA
-
namun
Menular
melakukan
Dinas
sosialisasi,
Kesehatan
Kota
therapy (ART). Dalam penanganan di lapangan Hal ini tidak seharusnya terjadi apabila
Pemerintah Kota Manado belum maksimal
promosi kesehatan khususnya penanggulangan
dalam mendukung promosi kesehatan yang merupakan
akses
layanan
bagi
HIV/AIDS berjalan dengan baik untuk program,
penderita
kewenangan maupun kemitraan yang seharusnya
HIV/AIDS, masih terdapat perbedaan persepsi
terjadi, karena promosi kesehatan merupakan
antara KPA, Dinas Kesehatan Kota Manado
langkah awal pengenalan dalam penanggulangan 85
HIV/AIDS baik di tingkat pimpinan sebagai pelaksana program penanggulangan HIV/AIDS
HASIL DAN PEMBAHASAN
maupun
Sistematika pembahasan
masyarakat
pada
umumnya
yang
hasil penelitian ini
menderita HIV/AIDS dimana promosi kesehatan
dibagi dalam dua bagian yaitu pertama tentang
merupakan kombinasi terencana dari mekanisme
keterbatasan
pendidikan,
pembahasan mengenai hasil penelitian melalui
politik,
lingkungan,
peraturan,
maupun mekanisme organisasi yang mendukung
wawancara mendalam dan observasi dokumen.
tindakan dan kondisi kehidupan yang kondusif untuk
kesehatan
individu,
kelompok
penelitian dan kedua adalah
Untuk
dan
pelaksanaan
mengetahui penelitan
bagaimana
promosi
kesehatan
masyarakat, dengan kata lain melalui promosi
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado,
kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa
dilakukan analisis content (Content Analysis)
akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan
dari
dari sasaran (Anonim, 2012 a).
dilakukan tringulasi sumber dan triangulasi
hasil
metode, Berdasarkan latar belakang tersebut,
Kesehatan
Upaya
berdasarkan
dengan
metodologi
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.
penelitian “Pelaksanaan Promosi Dalam
sehingga
mendalam
penelitian yang dilakukan, maka keabsahan
maka penulis merasa perlu dan penting untuk melakukan
wawancara
Pelaksanaan
Penanggulangan
promosi
kesehatan
memiliki tujuan sebuah perilaku kesehatan
HIV/AIDS di Kota Manado”
atau
perilaku
untuk
memelihara
METODOLOGI PENELITIAN
meningkatkan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Pelaksanaan program ini sudah berjalan di
metode kualitatif dimana pendekatan kualitatif
KPA, Dinas Kesehatan khususnya bidang
digunakan
secara
Promkes, juga di lima (5) Puskesmas Mitra
pelaksanaan
yang lebih menitik beratkan pada upaya
penanggulangan
penyuluhan ataupun istilah yang digunakan di
untuk
mengungkapkan
komprehensif dan alami tentang promosi kesehatan dalam
yang
KPA
mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan
pelaksanaannya di dukung oleh pihak - pihak
bulan Juni 2015. Tempat penelitian dilakukan di
terkait dan adanya kerjasama dimana hal ini di
KPA (Komisi Penanggulangan AIDS), Dinas
dukung oleh pernyataan dari berbagai pihak
Kesehatan
yang
Manado
dan
5
(lima)
menjadi
sosialisasi
kondusif.
HIV/AIDS di Kota Manado.Penelitian dilakukan
Kota
adalah
kesehatan
dan
sumber
yang
informasi
dalam
dalam
Puskesmas mitra di Kota Manado (PKM Sario,
penelitian ini. Melalui informasi ini ditemukan
PKM Bahu, PKM Teling Atas, PKM Tikala
bahwa walaupun promosi kesehatan sudah
Baru, PKM Tuminting).
dilakukan namun masih ada kendala yang menghambat pelaksanaannya sehingga tidak 86
dilakukan secara maksimal oleh pelaksana
Dari pengertian ini dalam upaya
promosi kesehatan di lapangan. Data
observasi
menyatakan
bahwa
pendekatan kepada pihak pimpinan, menurut
yang
KPA
dilakukan
Kadis Kesehatan Kota Manado apabila
banyak
terkait dengan persoalan penanggulangan
lebih
melakukan kegiatan promosi kesehatan dalam
HIV/AIDS
penanggulangan HIV/AIDS dan memiliki
sebagai sesuatu yang sangat mudah karena
dokumen yang lengkap dari kebijakan yang
pintu masuk sudah tersedia yaitu melalui
ada maupun kegiatan -kegiatan promkes yang
beberapa produk kebijakan yang telah
dilakukan. Dalam pelaksanaannya ada upaya -
dikeluarkan
upaya yang dilakukan oleh pelaksana promkes
pemerintah provinsi maupun kebijakan di
untuk mencapai tujuan yang akan di capai
Kota Manado.
dalam pelaksanaan promosi kesehatan ini.
sebenarnya
oleh
Terkait Tumurang
pada penjelasan di bawah ini :
menjelaskan bahwa: “
Di
(2013)
Kota
dikatakan
pemerintah
dengan
Adapun upaya yang dilakukan akan di bahas
a. Advokasi
dapat
pusat,
pernyataan
ini
dalam
disertasinya
Manado
pelaksanaan
Sesuai dengan landasan teori dan hasil
kebijakan umum pengedalian HIV dan
wawancara di bidang advokasi ada beberapa hal
AIDS di Indonesia 2006-2011 dan
yang dibahas yaitu antara lain:
Peraturan
1) Dukungan kebijakan dan kelembagaan
Nomor
Daerah 1
Provinsi
Tahun
2009
Utara tentang
Bagi beberapa informan advokasi
pencegahan
dan
merupakan istilah politik dan hukum yang
HIV/AIDS,
Peraturan
diadopsi dalam istilah kesehatan, sehingga
Sulawesi Utara Nomor 10 Tahun 2011
dari
serta Keputusan Walikota Manado
beberapa
informan
yang
belum
Nomor
ini merupakan istilah baru yang harus
perubahan atas keputusan Walikota
mereka dalami dan menurut pengakuan
Manado Nomor 41 Tahun 2010 tentang
mereka
sangat
Pembentukan Komisi Penanggulangan
dengan
bahasan
Menurut diartikan
dan
Notoatmodjo sebagai
praktek (2012)
upaya
politik.
Tahun
Gubernur
mengikuti pelatihan promosi kesehatan, hal
menarik karena terkait
117
penanggulangan
2011
tentang
HIV dan AIDS Kota Manado”.
advokasi pendekatan
Sebagai
aplikasi
dari
kebijakan-
(approaches) terhadap orang lain yang
kebijakan tersebut di atas, Pemerintah Kota
dianggap mempunyai pengaruh terhadap
Manado mengeluarkan kebijakan - kebijakan
keberhasilan suatu program atau kegiatan
sebagai berikut: Pertama, upaya pencegahan
yang dilaksanakan.
yang efektif termasuk penggunaan kondom 100 87
% pada setiap hubungan seks beresiko semata -
Dijelaskan oleh salah satu informan dari KPA
mata hanya memutus rantai penularan HIV.
bahwa istilahnya ladang dan alat cangkul sudah
Kedua,
tersedia tinggal bagaimana kami bekerja dengan
upaya
merupakan
pengendalian
upaya
-
upaya
HIV/AIDS terpadu
dari
maksimal di lapangan.
peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit,
pengobatan
berdasarkan
data
dan
dan
Berbagai
perawatan,
fakta
hukum
yang
tersedia dalam penanggulangan HIV/AIDS di
serta
Kota Manado belum menjamin implementasinya
dukungan terhadap orang - orang HIV dan AIDS
di lapangan berlangsung dengan baik, hal ini
(ODHA). Ketiga, upaya pengendalian HIV dan
diakui
AIDS
pemimpin
diselenggarakan
ilmiah
perangkat
oleh
masyarakat,
oleh
informan
sangat
bahwa
rendah
bahkan
komitmen semakin
pemerintah, dan LSM berdasarkan prinsip
banyak program dan kebijakan yang dibuat
kemitraan. Keempat, upaya pengendalian HIV
sering tidak terlaksana dengan baik. Kenyataan
dan
ini tidak sejalan dengan pendapat Tangkilisan
AIDS
masyarakat
diutamakan yang
pada
rentan,
kelompok,
termasuk
yang
(2002) bahwa:
berkaitan dengan pekerjaannya dan kelompok
“ Dalam konteks manajemen,
marjinal terhadap HIV /AIDS.
implementasi kebijakan masuk
Kebijakan ini diselenggarakkan dalam rangka
peningkatan
masyarakat
Kota
mendukung
pencapaian
derajat
Manado
kedalam
kesehatan serta
target
kerangka
pengorganisasian,
untuk
kepemimpinan,
pengendalian.
Millenium
Hal ini bermakna bahwa apabila
Development Goals (MDG’S) dimana strategi
kebijakan sudah dibuat, tugas
penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Manado
selanjutnya
ditujukan untuk mencegah dan mengurangi
mengorganisasikan,
resiko penularan HIV, meningkatkan kualitas
melaksanakan
hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial
untuk memimpin pelaksanaan
dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada
dan melakukan pengendalian
individu, keluarga dan masyarakat, agar setiap
terhadap pelaksanaan tersebut”.
adalah
kepemimpinan
individu menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan.
Berdasarkan
Keputusan
Walikota
Kebijakan - kebijakan di atas inilah
Manado Nomor 117 Tahun 2011 Tanggal 23
yang dimaksud oleh Kepala Dinas Kesehatan
November 2011 tentang Perubahan Keputusan
sebagai
dan
Walikota Manado Nomor 41 Tahun 2010
pelaksana kebijakan penanggulangan HIV/AIDS
tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan
untuk melaksanakan program - programnya.
HIV/AIDS Kota Manado menyebutkan adanya
pintu
masuk
bagi
penggiat
88
koordinator sekretariat. Dalam pelaksanaan
keberhasilan suatu organisasi pemerintahan
tugasnya
sekretariat
daerah. Hal ini juga disampaikan oleh informan
Walikota
bahwa sebenarnya penanggulangan HIV/AIDS
Keputusan
di Manado ditinjau dari posisi struktur birokrasi
koordinator
bertanggungjawab Manado,
yang
kepada sesuai
Wakil
dengan
Walikota Manado Nomor 41 Tahun 2010
sangat
tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan
langsung oleh seorang wakil walikota sebagai
HIV/AIDS Kota Manado diangkat sebagai
seorang pemimpin daerah dan juga sebagai
Kepala Komisi Penanggulangan HIV/AIDS
ketua pelaksana KPA Kota Manado, sebenarnya
Kota Manado.
dalam setiap pengambilan keputusan seharusnya
Melihat
susunan
organisasi Komisi
menguntungkan
karena
dipimpin
ada dukungan kebijakan maupun anggaran
Penanggulangan AIDS Kota Manado di atas
kepada KPA Kota Manado.
sesungguhnya organisasi ini memiliki posisi
Konsekuensi tugas - tugas strategis yang
tawar menawar (bargaining position) yang
diamanatkan
oleh
sangat baik dan strategis diantara lembaga -
kewenangan yang luas kepada wakil walikota
lembaga yang lain yang ada di Kota Manado,
untuk mempengaruhi berbagai kebijakan dan
karena langsung dipimpin oleh seorang Wakil
para kepala SKPD di suatu daerah, namun dari
Walikota. Hal ini diakui oleh informan dari
setiap kewenangan tersebut tidak dimanfaatkan
Dinas Kesehatan bahwa posisi wakil walikota
secara maksimal oleh Wakil Walikota Manado,
sangat penting di daerah ini, apa yang menjadi
dari berbagai informan menyatakan bahwa
kebijakan Pak Wakil juga merupakan kebijakan
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado
daerah secara umum, Kaloh (2010) juga
belum maksimal dilaksanakan, indikator ini
menyatakan bahwa:
masih
terlihat
konstitusi
dari
makin
memberikan
bertambahnya
“ Dari tinjauan organisasi dan
penderita HIV/AIDS di Kota Manado, artinya
manajemen, Kepala Daerah dan
masih
Wakil
Daerah
ditinggalkan oleh Wakil Walikota Manado
merupakan figur atau manajer
ketika mengakhiri masa jabatannya pada Tahun
yang
2015.
Kepala
menentukan
pencapaian
efektivitas
banyak
organisasi
Dalam
pemerintah daerah”.
pekerjaan
mendukung
rumah
upaya
yang
promosi
kesehatan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota
Dari pendapat diatas dapat digambarkan
Manado
seharusnya
didukung
oleh
kelembagaan yang efektif, namun hal ini tidak
begitu sentral dan pentingnya sosok seorang
berjalan
wakil walikota dalam menyukseskan suatu
berdasarkan
program di daerah dan sangat menentukan
informan di puskesmas banyak perawat yang 89
dengan
baik
di
penyampaian
Kota
Manado,
dari
beberapa
bertanggung jawab atas program ini tidak
b)
Memperkuat manajemen kerja
mengerti apa yang harus mereka kerjakan begitu
c)
Meningkatkan
pula di Dinas Kesehatan Kota Manado, bidang
anggaran
yang telah dibentuk untuk melaksanakan tugas
sebagainya.
promosi kesehatan tidak berjalan dengan baik
dan
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan, sumber dana untuk penanggulangan
tanggungjawabnya tidak berfungsi dengan baik,
HIV/AIDS di Kota Manado yaitu melalui
hal
pendapat
APBD Kota Manado dan mendapatkan bantuan
Notoatmodjo, dkk (2013) bahwa penguatan
hibah dari Global Fund (GF) yang disalurkan
lembaga atau institusi promosi kesehatan sangat
melalui KPA Kota Manado. Dana tersebut
strategis
dipakai untuk operasional termasuk melengkapi
tidak
yang
kesehatan,
menjadi
ini
kesehatan
promosi
atau
2) Dukungan Pendanaan dan Anggaran
bahkan berdasarkan pengakuan informan bidang promosi
pembiayaan
sejalan
dalam
dengan
pembangunan,
utamanya
pembangunan sektor kesehatan. Kelemahan
institusi
Untuk Dinas Kesehatan Kota Manado
promosi kesehatan di Kota Manado menurut
termasuk puskesmas dalam kegiatan sudah
Notoatmodjo, dkk (2013) disebabkan oleh
tertata dalam DPA anggarannya sudah tentu
lemahnya sumber daya manusia (tenaganya)
include
tetapi juga sumber daya yang lain, yakni
menular termasuk HIV/AIDS, hal ini yang
infrastruktur yang lain. Infrastruktur yang lain
dikeluhkan oleh informan dari Dinas Kesehatan
sesuai dengan pendapat ini diterjemahkan oleh
Manado, sebaiknya perlu pemisahan anggaran
Kabid Promosi Kesehatan Kota Manado yaitu
untuk
tidak
kesehatan untuk HIV/AIDS karena masing -
adanya
yang
sarana dan prasarana.
dukungan
dialami
anggaran,
sebab
dengan
penyakit
menular
serta
dikucurkan
seperti
sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan tidak
dikemukakan oleh Kadis Kesehatan bahwa
ada salah satu bidang yang di anaktirikan dan
penanganan penanggulangan HIV/AIDS di Kota
dirugikan.
P2PL
Manado menjadi tanggungjawab dari bidang
Diakui
P2PL.
oleh
yang
promosi
masing
bidang
bidang
penyakit
anggaran penanganan HIV/AIDS selama ini melalui
ada
pemberantasan
informan
menanganinya
dari
Dinas
Kesehatan dan Puskesmas bahwa dana yang Dalam menghadapi permasalahan di
dikucurkan melalui APBD belum mencukupi
Kota Manado ini Notoatmodjo, dkk (2013)
untuk
menawarkan solusi melalui upaya-upaya antara
khususnya HIV/AIDS, tetapi program harus
lain:
dijalankan walaupun tidak mencapai 100 %
a)
Memperkuat
kepemimpinan
promosi
pemberantasan
penyakit
menular
dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat,
kesehatan
walaupun dana menjadi permasalahan bagi 90
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado
perencanaan program yang terintegrasi dengan
menurut informan sangat dibantu oleh LSM,
kemampuan marketing dan teknologi yang baik.
swasta, tokoh - tokoh agama, budayawan,
Hal
mereka
Notoatmodjo,dkk (2013) bahwa media massa
memberikan
memberikan
kontribusi
jalan
keluar
sekaligus
langkah
-
ini
mempunyai
juga
sejalan
kemampuan
dengan
yang
pendapat
kuat
untuk
langkah/strategi penanggulangan HIV/AIDS di
membentuk opini publik (public opinion), dan
Kota Manado.
selanjutnya opini publik ini dapat mempengaruhi
3) Penyebarluasan Informasi Berdasarkan
bahkan merupakan tekanan (pressure) terhadap
informasi
dari
para
para penentu kebijakan dan para pengambil
informan bahwa program pemanfaatan jaringan
keputusan.
informasi dan komunikasi merupakan salah satu
Dalam menyiapkan setiap kalimat dalam
program dalam mendukung penyebarluasan atau
stiker dan liflet yang akan disebarkan di Kota
informasi
Manado merupakan kalimat yang simpel, bahasa
HIV/AIDS
pencegahan yang
dan
penanggulangan petugas
yang mudah di mengerti dan maksud/pesan yang
kesehatan dan pemerhati HIV/AIDS di Kota
disampaikan dengan jelas, media yang bisa
Manado,
untuk
tahan lama seperti stiker untuk ditempel di pintu
dan
atau di lemari yang bisa bertahan lama. Dan
memasarkan upaya - upaya pencegahan dan
menurut informan mereka memilih stiker agar
penanggulangan HIV/AIDS kepada seluruh
bisa dilihat dan dibaca banyak orang (Laporan
masyarakat Kota Manado, hal ini sejalan dengan
KPA Kota Manado, 2014).
mereka
mempromosikan,
pendapat
yang
dilakukan
memiliki
para
tugas
mengkampanyekan
dikemukakan
Notoatmodjo
Usaha
yang
dilakukan
ini
bahwa
Pemerintah
Kota
(2012) bahwa prinsip - prinsip pemasaran dapat
mengisyaratkan
diterapkan pada masalah - masalah sosial selain
Manado melalui KPA dan institusi kesehatan
menyangkut dengan kepercayaan dan nilai -
terus bekerja keras untuk berkomunikasi dengan
nilai.
masyarakat Kota Manado agar tidak terjerumus Menurut informan dari KPA Kota
dalam penyakit yang membahayakan ini seperti
Manado bahwa dalam rangka promosi kesehatan
yang diungkapkan oleh Cherry (2010) bahwa
untuk
mereka
komunikasi kognitif menggunakan lambang -
menggunakan berbagai media siaran radio,
lambang (symbols) untuk mencapai kesamaan
penulisan di koran, dan pemasangan stiker, hal
makna atau berbagi informasi tentang satu
ini sejalan dengan pendapat Philip Kotler 2011
subjek atau kejadian. Informasi adalah sesuatu
dalam Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa
(fakta, opini dan gagasan) dari satu partisipan
pemasaran sosial merupakan strategi mengubah
lain melalui penggunaan kata - kata atau
perilaku, yang merupakan kombinasi dari dalam
lambang lainnya. Bila pesan yang disampaikan
penanggulangan
HIV/AIDS
91
dapat
diterima
secara
akurat,
diharapkan
keputusan
untuk
membantu
atau
khalayak dan kelompok sasaran komunikasi
mendukung program tersebut. Kegiatan
dapat memperoleh informasi yang sama seperti
inilah yang disebut advokasi. Dalam
yang
pendidikan
dimiliki
oleh
sender
pesan
atau
kesehatan
para
pembuat
komunikator. Ketika itulah tindak komunikasi
keputusan, baik di tingkat pusat maupun
telah terjadi.
daerah, disebut sasaran tersier”.
Dari laporan yang disampaikan oleh KPA ada 3000 liflet dan stiker yang telah
Sesuai dengan teori diatas dan kenyataan
disebar di Kota Manado pada Tahun 2015
dilapangan, Wakil Walikota Manado sebagai
dengan model dan judul seperti Tes HIV
pejabat dan pimpinan daerah yang memiliki
Yuuk…!!!, HIV/AIDS ada dengah kita, Save
hubungan terdekat dengan Walikota Manado
Sex, Pakai Kondom, KPA Kota Manado, dan
dalam
Buka Mata Buka Telinga. Setiap pesan di atas
dikategorikan sebagai sasaran tersier menurut
diharapkan
teori di atas wakil walikota juga sebagai ketua
dapat
dibaca,
direnungi,
dan
pengambilan
keputusan
dan
mengubah pola pikir masyarakat Kota Manado
pelaksana
KPAK
Manado,
terhadap penyakit HIV/AIDS, seperti yang
Walikota
Manado
dalam
dikemukakan oleh Noor (2010) bahwa media
HIV/AIDS memiliki fungsi ganda, pertama
menghasilkan produk yang berkaitan dengan
dalam posisinya sebagai salah satu pimpinan
pesan
(meaning),
daerah sebagai aktor utama bersama Walikota
perlambang (attribute) serta nilai-nilai (values)
Manado sebagai penyelenggara pemerintahan di
di masyarakat, melalui isi (content) media juga
Kota Manado sesuai dengan teori di atas mereka
dapat
tengah
dapat dikategorikan sebagai sasaran tersier,
masyarakat, yang pada gilirannya menimbulkan
kelompok orang yang mempunyai kewenangan
empati di tengah masyarakat, sehingga dapat
dalam pengambilan setiap kebijakan. Kedua
menghasilkan kekuatan untuk mengubah opini
posisi wakil walikota sebagai Kepala KPA Kota
yang sudah ada.
Manado dapat dikategorikan sebagai kelompok
4) Loby Politik
kepentingan implementator dari setiap kebijakan
(messages)
menyebarkan
dan
makna
simpati
ke
Menurut Notoatmodjo (2012) salah satu
posisi
dapat
Wakil
penanggulangan
pemerintah kota Manado dalam penanggulangan
langkah yang diambil dalam advokasi adalah:
HIV/AIDS di Kota Manado yang memiliki
“Melakukan pendekatan atau lobbyng
kepentingan yang sangat besar kepada kelompok
dengan para pejabat pembuat keputusan
pertama sebagai stakeholder di Kota Manado.
setempat. Agar mereka ini menerima dan
Berdasarkan
Peraturan
Gubernur
commited dan akhirnya mereka bersedia
Sulawesi Utara Nomor 10 Tahun 2011 tentang
mengeluarkan kebijakan atau keputusan-
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi 92
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang
“Unit - unit administratif tersebut
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
dikatakan sebagai organisasi (birokrasi)
Sulawesi Utara pasal 9 dijelaskan bahwa ada
publik,
beberapa
dimaksudkan
instansi
yang
terkait
dalam
karena
pembentukannya untuk
melayani
pengelolaan penanggulangan HIV/AIDS yaitu
kebutuhan/kepentingan
antara lain: Bappeda Provinsi Sulut, Dinas
tidak dapat dipenuhi oleh mekanisme
Kesehatan Provinsi Sulut, Badan Layanan
(organisasi)
Umum Prof. Dr. R.D. Kandow Manado, Dinas
(organisasi) voluntary”.
Pendidikan Nasional Provinsi Sulut, Dinas
Penanggulangan HIV/AIDS tidak akan
Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial, Dinas
mampu dilakukan oleh masyarakat penderita,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Wilayah
disinilah
Kementerian Agama Provinsi Sulut, Kantor
mengambil alih persoalan individu masyarakat
Wilayah
HAM
dan membawanya ke ranah publik sehingga
Provinsi Sulut, BKBBN Provinsi Sulut, Dinas
persoalan HIV/AIDS tidak hanya menjadi
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika,
tanggung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
menjadi tanggung jawab negara dan ditangani
Sulut,
Narkotika
oleh organisasi pemerintahan yang bernama
Provinsi Sulut, Badan Pemberdayaan Perempuan
birokrasi, hal ini juga diungkapkan oleh Ndaraha
dan Perlindungan Anak, Badan Pemberdayaan
(2003) bahwa birokrasi seringkali didudukkan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi
sebagai pabrik jasa publik dan layanan sipil,
Sulut, Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda
yang memproduksi jasa dan layanan yang telah
Sulut, Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi
dipilih dan ditetapkan oleh policy makers.
Kementerian
Pelaksana
Hukum
Harian
dan
badan
Sulawesi Utara, Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat
negara
jawab
harus
dan
yang
kegiatan
campur
masyarakat/individu
tangan
tetapi
Organisasi - organisasi di atas diberikan
Daerah Provinsi Sulawesi Utara,
dan Komisi Penanggulangan AIDS
pasar
publik
tugas oleh negara melalui Gubernur Sulawesi
(KPA)
Utara untuk menyiapkan layanan bagi penderita
Provinsi Sulawesi Utara.
HIV/AIDS, walaupun menurut informan dari
Instansi - instansi di atas merupakan
KPA Manado mereka tidak sepenuhnya dan
organisasi pemerintahan (birokrasi) yang telah
tidak semua memikirkan dan terbeban dengan
ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi
penanggulangan HIV/AIDS di daerah ini.
Utara
untuk
menyelesaikan
persoalahan/permasalahan Provinsi
Sulawesi
Utara.
HIV/AIDS Hal
ini
Maka untuk meyakinkan mereka perlu
di
dilakukan loby politik dari pemerhati maupun
juga
lembaga
dikemukakan oleh Tahcjan (2008) bahwa:
-lembaga
yang
mempedulikan
penanggulangan penyakit ini mulai dari Wakil Walikota Manado sampai dengan puskesmas 93
puskesmas di Kota Manado, loby politik dapat
mencegah menularnya penyakit HIV/AIDS.
dilakukan melalui komunikasi, penyampaian
Media komunikasi yang dibuat juga akan
surat atau proposal kepada mereka, seperti yang
menyampaikan
dikemukakan oleh informan bahwa memang
“utamakan kesehatan” mengingat resiko yang
perlu ada orang yang mengingatkan mereka
sangat
mungkin mereka tidak tau atau bisa juga pura -
menggunakan kondom.
pura lupa dengan salah satu tugas mereka.
apabila
berhubungan
tentang
tanpa
pada tahun 2014 dilaksanakan pada tanggal 19
Sesuai dengan laporan KPAK Manado 2014,
menyeluruh
Kampanye kondom dan penggunaannya
5) Kampanye
Tahun
tinggi
pesan
salah
satu
yang
wisata kuliner Kota Manado, tempat ini dipilih
dilaksanakan oleh KPA dan Dinas Kesehatan
berdasarkan pertimbangan tempat ini merupakan
Kota Manado dalam promosi kesehatan terkait
kawasan wisata kuliner pusat kota pasar 45 Kota
dengan
adalah
Manado. Di lokasi ini merupakan tempat terbuka
melakukan kampanye terbuka tentang kondom
untuk makan dan minum, terutama banyak
dan penggunaannya. Tujuan kegiatan ini adalah
tersedia warung - warung kopi.
sosialisasi
dan
juga menjadi tempat orang-orang berkumpul,
kepedulian warga Manado, terutama kelompok
terutama para lelaki atau bapak - bapak, yang
beresiko
akan menjadi target kampanye, mereka sekedar
penanggulangan
HIV/AIDS
peningkatan
tinggi
LBT
program
Maret 2014 yang dilaksanakan di Jarod pusat
kesadaran
dan
WPS
untuk
menciptakan situasi kondusif dalam penggunaan
minum
kondom di lokasi atau hotspot. Tujuan ini
menikmati kopi hangat dan pisang goroho
sejalan dengan pendapat Kotler dan Roberta
goreng (khas manado). Dalam ilmu komunikasi
(1989)
sebuah
kesehatan sebuah kampanye harus memiliki
kampanye perubahan sosial merupakan sebuah
target atau yang biasa disebut dengan khalayak
usaha yang dilakukan oleh sebuah kelompok
sasaran yaitu sejumlah besar orang yang
yang disebut sebagai agen perubahan dengan
pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan
tujuan membujuk orang lain (target sasaran)
diubah melalui kegiatan kampanye (Rice and
agar mau menerima, memodifikasi, atau tidak
Atkin, 2001).
yang
mengatakan
bahwa
menghiraukan ide, sikap, praktek dan perilaku
atau
bercengkerama
sambil
Kegiatan ini dilakukan sejalan dengan
tertentu. Semua
kopi
Di lokasi ini
Strategi Nasional KPA, yang telah menetapkan materi
kampanye
yang
beberapa strategi yang dibuat dan diterapkan
dikembangkan dalam program ini dirancang
untuk memperkuat program PMTS, termasuk
untuk mendampingi penyebaran pesan yang kuat
yang ada di KPA Kota Manado. Salah satu
dan jelas kepada masyarakat Kota Manado
strategi adalah melakukan distribusi kondom
tentang bagaimana manfaat kondom dalam
melalui outlet - outlet kondom di lokasi - lokasi 94
beresiko terhadap penularan HIV/AIDS di Kota
menciptakan situasi yang kondusif di lingkungan
Manado. Keberadaan outlet kondom menjadi
hotspot
ujung
memberikan pemahaman yang baik dan benar
tombak
distribusi
dan
penggunaan
dan
lokasi
kondom bagi populasi kunci yang berada di
tentang
sekitar
pencegahan penularan HIV/AIDS.
lokasi
outlet
tersebut.
Selain
itu,
manfaat
disekitarnya
kondom
dalam
adalah
upaya Dengan
sosialisasi yang gencar ke kelompok populasi
dasar pemikiran ini maka KPA Kota Manado
kunci WPS dan waria-LSL menjadi strategi
melakukan spesial event berupa kampanye untuk
yang terus dilakukan. Melalui sosialisasi -
condom promotion, dalam satu event yang
sosialisasi dengan penyuluhan dalam pertemuan
bertajuk: “Public Awareness Event For Condom
termasuk dukungan ke petugas lapangan LSM
Use”.
untuk melakukan diseminasi informasi saat
b. Bina Suasana
dilakukan mobile VCT di hotspot atau lokasi
1) Dukungan orang - orang dekat
populasi kunci dan atau si sekitar outlet kondom
Dukungan terhadap ODHA sebagian
yang ada.
besar adalah oleh keluarga dalam hal ini
Menurut data sekunder (2014), pada
pasangan hidup (suami atau istri) dan orang tua,
kenyataannya strategi - strategi sosialisasi ke
hal ini disampaikan oleh informan bahwa
kelompok populasi kunci LBT atau Lelaki
banyak dari mereka yang datang ke puskesmas
Beresiko
atau rumah sakit bersama sama dengan orang
Tinggi,
sampai
sekarang
belum
menjadi fokus utama, bahkan sering terabaikan dalam
setiap
sosialisasi
yang
tua, suami/istri dan saudara.
dilakukan.
Dukungan juga berasal dari teman -
Intervensi penggunaan kondom, masih lebih
teman dekat dari lingkungan
yang sama
banyak ditujukan pada perempuan, padahal laki
penderita HIV/AIDS, maka untuk memenuhi
- laki memiliki resiko lebih tinggi dalam
dan memfasilitasinya pihak KPA Kota Manado
penularan IMS dan HIV/AIDS.
menyelenggarakan pertemuan diantara sesama
Untuk itulah strategi yang melibatkan
penderita ODHA tiap tiga bulan sekali, menurut
kelompok LBT ke dalam pencegahan HIV/AIDS
observasi peneliti ketika mereka bertemu seolah
menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan
- olah beban mereka terlepas, mereka seperti
program ini. Kampanye penggunaan kondom
manusia normal lainnya sangat bahagia dan
bagi LBT adalah salah satu dari sekian banyak
bergembira. Hal ini juga didukung oleh hasil
model intervensi yang wajib diintegrasikan
penelitian Molefe dan Duma (2009) pada
dengan program lainnya yang menyasar ke
perempuan
kelompok populasi kunci lainnya terutama
HIV/AIDS dan kanker serviks bahwa dukungan
dikalangan WPS. Selain kegiatan kampanye
dari orang lain sangat berarti, dukungan yang
kondom, yang terus dibina dalam proses
dapat diberikan adalah dukungan keuangan, 95
di
Botswana
yang
mengalami
emosional dan dukungan fisik. Hal ini juga
mendapatkan
sesuai dengan pendapat Emblen dan Halstead
mendapat
(1993) dalam Collein (2010) termasuk di
keperawatan.
intervensi
krisis,
prioritas
dan
dalam
harus
pelayanan
dalamnya adalah kebutuhan untuk menguatkan
Hal senada juga diungkapkan oleh
atau memperkokoh hubungan dengan diri
Natalya (2006) dalam penelitiannya mengatakan
sendiri, orang lain, Tuhan dan alam.
bahwa ODHA membutuhkan dukungan sosial.
Tarakheswar, dkk dalam Collein (2010)
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang
pada penelitiannya tentang perkembangan dan
mendapatkan
implementasi
spiritual
hubungan intim memiliki system kekebalan
koping pada penderita HIV/AIDS mengatakan
tubuh lebih kuat dan lebih sedikit terkena
bahwa refleksi dari kehidupan spiritual yaitu
penyakit. Penelitian di Southern Methodist
dengan mendapatkan dukungan dari keluarga,
University di Dallas telah menunjukkan bahwa
atau anak, dan keluarga sebagai sumber konflik
orang-orang yang mengalami trauma yang
atau ketegangan. Hal ini juga sesuai dengan
mendapatkan
informasi
beberapa
meningkatkan fungsi imun, menurunkan stress
keluarga penderita HIV/AIDS agak menjauhi
dan meningkatkan status kesehatan (Collein,
para ODHA walaupun dukungan financial tetap
2010).
mereka berikan.
2) Fasilitas Pendukung
kelompok
para
informan
Beberapa bahwa
bahwa
informan
penderita
membutuhkan
terhadap
menyampaikan
HIV/AIDS
dukungan
dari
dukungan
support
sosial
system
tinggi
maka
dan
akan
Sarana dan prasarana di Dinas Kesehatan
sangat
dan
lingkungan
juga
puskesmas
berdasarkan
-
puskesmas
mitra,
peneliti,
belum
observasi
sosialnya untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
mencukupi
Hal ini juga diungkapkan dalam penelitian Yi,
penanggulangan HIV/AIDS, hal ini diakui oleh
Mrus, Wade, dkk (2004), mereka melakukan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado bahwa
penelitian tentang agama, spiritualitas, dan
sarana - prasarana penanggulangan HIV/AIDS
symptom
di
depresi
pada
klien
HIV/AIDS
Kota
dan
mendukung
Manado
memadai
ketersediaan
depresi yang signifikan. Depresi yang dialami
puskesmas yang didatangi ditemukan bahwa
oleh klien HIV/AIDS salah satunya dipengaruhi
beberapa fasilitas untuk pelayanan HIV dan
oleh kurangya dukungan sosial, pendapat senada
AIDS sudah tidak ada lagi, hal ini diakui oleh
diungkapkan oleh Kalichman, dkk (2000)
perawat peristiwa banjir di Kota Manado pada
konseling
tahun
dukungan
sosial
dianggap
2013,
telah
kelayakan.
baik
mengatakan 53,6 % responden mengalami
dan
dan
belum
pelayanan
Beberapa
merusak
meningkatkan sumber daya untuk orang-orang
menghayutkan
yang mempunyai pilihan bunuh diri yang belum
dibutuhkan untuk penanggulangan HIV/AIDS. 96
beberapa
fasilitas
bahkan yang
Begitu pula ruangan khusus yang seharusnya disiapkan
untuk
pasien
HIV/AIDS
2) Kamar mandi dan WC harus bersih dan
belum
tidak menimbulkan bau tidak enak,
tersedia di beberapa puskesmas, orang-orang
tetapi justru berbau wangi. Air bersih
yang bermaksud memeriksakan dirinya terkait
seharusnya mengalir dengan lancar dan
dengan penyakit ini harus bersama - sama
cukup sebagai sarana untuk kebersihan
berbaur dengan pasien lain, kondisi ini sangat
kamar mandi dan WC.
menyulitkan para pasien HIV/AIDS. Kondisi
diatas
sangat
3) Tersedianya tempat sampah di mana-
mengganggu
mana, baik di luar ruangan maupun di
kenyamanan pasien, yang membutuhkan privasi dan
ketenangan
ketika
pemeriksaan,
dalam ruangan.
agar
4) Tersedianya taman hidup atau kebun di
penyakit yang dideritanya tidak tersebar menjadi
sekitar rumah sakit.
bahan perbincangan masyarakat, hal ini sejalan
5) Petugas atau karyawan rumah sakit
dengan pendapat Notoatmojo (2010) bahwa dari
sangat
segi psikososial orang yang sedang sakit adalah
kesan kesehatan.
dalam
kondisi
kekuatiran,
ketidakenakan:
kecemasan,
rasa
sakit,
kebingungan,
penting untuk menimbulkan
c. Pemberdayaan
dan
Dalam
pemberdayaan
penderita
sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat
HIV/AIDS yang dilakukan oleh tenaga -tenaga
memerlukan bantuan bukan saja pengobatan,
kesehatan di Kota Manado menurut pengakuan
tetapi juga bantuan lain seperti informasi,
para informan baru sebatas pelayanan konseling,
nasihat, dan petunjuk-petunjuk dari para petugas
penyuluhan dan juga dukungan sosial kepada
rumah sakit berkaitan dengan masalah atau
para penderita, hal ini sejalan dengan pendapat
penyakit yang mereka alami.
Kalichman, dkk (2000) konseling dan dukungan
Dalam upaya meningkatkan suasana
sosial dianggap meningkatkan sumber daya
yang nyaman bagi setiap pasien HIV/AIDS di
untuk orang-orang yang mempunyai pilihan
Kota
pendapat
bunuh diri yang belum mendapatkan intervensi
tempat
krisis, dan harus mendapat prioritas dalam
Manado,
sesuai
Notoatmodjo (2010)
dengan
bahwa
setiap
layanan kesehatan di Kota Manado perlu
pelayanan keperawatan.
mengubah dari tempat yang menyeramkan
d.
menjadi tempat yang menarik seperti antara lain:
1) Kemitraan dengan institusi
1) Bangunan dan lingkungan rumah sakit
Kemitraan
Berdasarkan
wawancara
dengan
yang bersih dan rapi. Cat bangunan
informan bahwa jika hanya mengandalkan
rumah sakit tidak harus putih seperti
kekuatan sendiri penanggulangan HIV/AIDS di
biasanya atau pada umumnya.
Kota Manado tidak akan maksimal, perlu dilakukan upaya kerjasama dan kemitraan 97
dengan berbagai stakeholder mulai dari tingkat
didalamnya telah menugaskan beberapa dinas
pusat sampai dengan daerah. Hal ini sejalan
dan SKPD di Kota Manado dalam kelompok
dengan
kerja
strategi
HIV/AIDS
nasional
bahwa
upaya
penanggulangan pencegahan
dan
(Pokja)
Komisi
Penanggulangan
HIV/AIDS Kota Manado.
penanggulangan HIV dan AIDS diselenggarakan
Menurut informan bahwa sebenarnya
oleh masyarakat dan pemerintah bersama - sama
program penanggulangan HIV/AIDS memiliki
dibantu oleh mitra internasional. Pemerintah
posisi yang strategis di Kota Manado karena
meliputi departemen, kementerian, lembaga
yang menjadi kepala KPA adalah Wakil
non-departemen dan dinas daerah serta TNI dan
Walikota Manado, dengan posisi tersebut ada
POLRI. Masyarakat meliputi LSM, swasta dan
beberapa kewenangan dan kebijakan yang dapat
dunia usaha, masyarakat sosial lainnya dan
dikeluarkan untuk mensukseskan pelaksanaan
masyarakat umum. KPA di semua tingkat
program penanggulangan HIV/AIDS, namun
berfungsi sebagai koordinator. Para pemangku
diakui oleh informan bahwa sampai saat ini
kepentingan mempunyai peran dan tanggung
seolah-olah
jawab masing - masing dan bekerja sama dalam
dilakukan sebagai kegiatan seremonial oleh para
semangat kemitraan. Pokok - pokok tugas dan
pimpinan di daerah ini.
penanggulangan
HIV/AIDS
tanggung jawab masing - masing penyelenggara
Informan juga mengungkapkan bahwa
adalah sebagai berikut, sesuai dengan strategi
perhatian pemerintah Kota Manado masih belum
nasional ada beberapa institusi yang terlibat
maksimal, melihat yang sibuk dalam berbagai
dalam penanggulangan HIV/AIDS di daerah -
kegiatan HIV/AIDS hanya wakil walikota saja,
daerah di Indonesia
dan juga dinas kesehatan, sementara instansi lain
Walaupun
sudah
belum melakukan yang seharusnya mereka
mengeluarkan kebijakan tentang instansi yang
lakukan sesuai dengan amanat strategi nasional
terlibat
penanggulangan HIV/AIDS.
dalam
Gubernur
penanggulangan
HIV/AIDS,
menurut informan dari Dinas Kesehatan bahwa
Menurut data dari KPAK Manado
sampai saat ini Pemerintah Kota Manado belum
(2014) ada beberapa LSM yang selama ini
mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan
menjadi mitra kerja pemerintah dan KPAK
strategi nasional di atas. Kebijakan yang
Manado, antara lain:
dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Manado
a)
LKKNU (Dukungan Dana GF)
adalah adalah Keputusan Walikota Manado
sasaran : semua populasi kunci
Nomor 41 Tahun 2010 tentang Pembentukan
(WPS,Waria,
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS di Kota
LBT)
Manado yang diubah kembali dengan Peraturan
b)
Walikota Manado Nomor 117 Tahun 2011, yang
LSL,Penasun
&
PKBI Daerah Sulut 2006 – 2010, sasaran : WPS & Waria, sekarang
98
c)
d)
e)
program dengan target sasaran ke
dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota
remaja
Manado misalnya menjadi outlet kondom. Saat
Yayasan Harapan Sentosa ,2006 –
ini ada 76 outlet kondom dan diantaranya
2010, sasaran WPS & LBT/HRM
berasal dari dunia usaha di Kota Manado yang
ZPG (Zero Population Growth),
terdiri dari hotel - hotel yaitu Hotel Orion, Hotel
2006 – 2010, sasaran WPS
Celebes, Hotel Emerald, Hotel Wisata, Hotel
YBHK (Yayasan Bahagia Harapan
Ebony, Hotel Boulevard, Hotel Rex, Hotel
Kita) à Layanan Klinik IMS &
Shangrila, Hotel Regina.
VCT f)
g)
h)
b) Tenaga Profesional, Organisasi Profesi
YMM (Yayasan Mitra
Dan
Masyarakat) 2006-2010 , sasaran
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
penasun/IDUs.
memerlukan keterlibatan tenaga profesional baik
Swara Parangpuan, program
secara individu maupun melalui organisasi
pemberdayaan perempuan
profesi dan lembaga pendidikan tinggi sesuai
Sulut Christian Centre (SCC)
dengan Keputusan Walikota Manado Nomor
Menara Doa, pendekatan
117 Tahun 2011 tentang Pembentukan komisi
pendampingan konseling
Penanggulangan HIV/AIDS Kota Manado. Para
keagamaan, sasaran ODHA.
profesional
a) Dunia Usaha dan Sektor Swasta, jenis pekerjaan,
lingkungan
dan
tempat
Lembaga
Pendidikan
berperan
Tinggi,
dalam
upaya
perumusan
kebijakan, penelitian, riset operasional.
kerja
Kerja sama dengan perguruan tinggi
berpotensi bagi pekerja untuk terpapar HIV.
misalnya
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) telah
berdasarkan informan bahwa kerja sama tersebut
mengakui bahwa HIV/AIDS sebagai persoalan
tetap ada tetapi belum maksimal, seharusnya
dunia kerja. Prinsip-prinsip utama Kaidah ILO
kedepan perlu dilakukan kerja sama dalam
tentang
ditingkatkan
bentuk penelitian dan seminar - seminar yang
implementasinya di dunia kerja Indonesia
terkait dengan penanggulangan HIV/AIDS di
melalui
Kota Manado.
HIV/AIDS
kesepakatan
perlu
tripartit.
Implementasi
Kaidah ILO tersebut dijabarkan dalam program
c)
Universitas
Keluarga
dan
Sam
Ratulangi,
Masyarakat
Umum,
penanggulangan HIV dan AIDS di dunia kerja
upaya promosi, pencegahan dan penanggulangan
dan dilaksanakan dengan penuh kesungguhan.
HIV
dan
AIDS
memerlukan
dukungan
Berdasarkan informasi dari informan
masyarakat luas. Keluarga sebagai unit terkecil
bahwa selama ini telah terjalin kerja sama dan
masyarakat mempunyai tugas penting dan sangat
kemitraan yang baik antara dunia usaha dan
mulia
sektor usaha yang tersebar di Kota Manado
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. 99
sebagai
benteng
pertama
dalam
Ketahanan
keluarga
dalam
arti
yang
mencegah
sesungguhnya perlu tetap diupayakan dan ditingkatkan.
Selain
itu
keluarga
penularan
HIV/AIDS
kepada
pasangannya dan orang lain.
mampu
Kerja sama dengan ODHA menurut
memberikan lingkungan yang kondusif bagi
informan dilakukan dengan cara kunjungan ke
ODHA dengan berempati dan menjauhkan sikap
tempat tinggal para penderita dan tiap bulan
diskriminatif terhadap mereka.
dilakukan
pertemuan
untuk
penyampaian
Masyarakat Umum berperan membantu
informasi dan sosialisasi bagaimana melakukan
upaya promosi, pencegahan dan penanggulangan
pencegahan penularan HIV/AIDS dan juga cara
HIV/AIDS di lingkungan masing - masing
pengobatannya. Di akui oleh informan bahwa
dengan memberikan kemudahan dan meciptakan
kegiatan ini sebenarnya belum maksimal karena
lingkungan yang kondusif. Untuk menjalankan
kenyataan di masyarakat masih banyak keluarga,
fungsi tersebut, masyarakat berhak menerima
seorang istri yang tidak bersalah dan anak - anak
informasi yang benar tentang masalah HIV dan
menjadi korban penularan HIV/AIDS.
AIDS. Memang diakui oleh beberapa informan
e)
Kerjasama
Internasional,
kerjasama
bahwa selama ini informasi tentang HIV/AIDS
internasional dengan para mitra bilateral dan
masih sangat kurang diketahui oleh masyarakat,
multilateral
masih terbangun paradigma bahwa ODHA
bermakna
merupakan kelompok masyarakat yang perlu
HIV/AIDS dan telah dirasakan manfaatnya.
dihindari karena sangat berbahaya, hal ini
Bantuan telah diberikan antara lain bagi program
semakin membangun tembok pemisah antara
peningkatan kapasitas kelembagaan baik di
masyarakat/keluarga dengan para ODHA.
pusat maupun di daerah, program perawatan,
d)
Orang
dalam
penanggulangan
masalah
dalam
upaya
program
pencegahan dan penanggulangan AIDS di masa
kalangan
mendatang semakin penting. Selaras dengan
penularan HIV dari ibu ke anak dan program
prinsip Greater Involvement of People with
penanggulangan HIV/AIDS di tempat Kerja.
AIDS (GIPA) ODHA berhak berperan pada semua
tingkat
proses
pecegahan
dukungan
yang
pengobatan
ODHA
dan
komponen
AIDS
peranan
HIV
suatu
dan
(ODHA),
Dengan
adalah
pengurangan penasun,
pada
dampak program
ODHA,
buruk
di
pencegahan
Kerjasama internasional diperlukan dan
dan
diharapkan
berlanjut,
dan
implementasinya
penanggulangan mulai dari tingkat perumusan
mengacu kepada Strategi Nasional 2007 - 2010
kebijakan sampai pada monitoring dan evaluasi.
dan Rencana Aksi Nasional 2007- 2010.
Untuk dapat menjalankan peran tersebut, ODHA
Berdasarkan Perpres No 75/2006 mobilisasi dan
baik
organisasi
pemanfaatan bantuan dana dan bantuan teknis
meningkatkan persiapan diri. Seimbang dengan
dari mitra internasional akan diarahkan dan
hak - haknya, ODHA bertanggung jawab untuk
dikoordinasikan
secara
individual
maupun
100
oleh
KPAN.
Evaluasi
menggunakan sistem monitoring dan evaluasi
forum kemitraan dilaksanakan setiap 3 bulan
nasional
sekali.
serta
menggunakan
instrumen
-
instrumen pemantauan yang baku. Berdasarkan
KPAK
periode Tahun 2014, partnership Forum Meeting
promosi
dilaksanakan pada hari kamis, 13 Februari 2014
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado
bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Prov.
didukung oleh dana yang berasal dari global
Sulut, Jl. 17 Agustus Wanea Manado.
Manado,
informan
Sesuai dengan laporan KPA Kota Manado,
beberapa
dari
kegiatan
fund. a)
Ada beberapa output dari partnership Partnership Forum Meeting LKB,
forum meeting tersebut, antara lain:
LKB sebagai layanan IMS dan HIV/AIDS yang
Mengaktifkan
komprehensif dan berkelanjutan, kegiatan ini
kolaborasi dengan layanan KIA petugas ANC
bertujuan meningkatkan akses dan cakupan
atau bidan untuk ibu hamil di 15 puskesmas
terhadap upaya promosi, pencegahan, dan
yang ada di Kota Manado.
pengobatan
HIV/AIDS
dan
IMS
serta
b)
layanan
tes
HIV
terutama
Kegiatan CoC Kader dan Pe Meeting –
rehabilitasi yang berkualitas dengan memperluas
LKB, pertemuan Coc Cader adalah pertemuan
jaringan pelayanan yang ada di puskesmas (5
koordinasi kegiatan kader LKB dan PE Populasi
PKM LKB di Kota Manado), termasuk layanan
kunci (PS, LSL, LBT) untuk meningkatkan
untuk populasi kunci, memperkuat koordinasi
akses populasi kunci kepada fasyankes LKB,
antar pelaksana layanan HIV & IMS melalui
yakni 5 PKM di Kota Manado. Melakukan
peningkatan
penguatan
partisipasi
komunitas
dan
kapasitas
komunikasi
perubahan
masyarakat dalam pemberian layanan sebagai
perilaku untuk pemakaian kondom konsisten dan
cara peningkatan cakupan dan kualitas layanan,
pengobatan IMS yang komprehensif pada
berdasarkan laporan KPA Kota Manado (2014)
populasi kunci (WPS, LSL, dan LBT).
program ini dilaksanakan di Kota Manado
Berdasarkan laporan yang buat oleh
sebagai bagian dari pelaksanaan pilot project di
KPA Kota Manado (2014) bahwa kegiatan CoC
13 kota secara nasional oleh Kementerian
Cader & Pe Meeting - LKB dilaksanakan pada
Kesehatan Republik Indonesia.
hari jumat, 14 Februari 2014 di PKM Bahu.
Dalam sinkronisasi berbagai program
Kesimpulan dari pertemuan mitra ini
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado
menghasilkan beberapa kesepakatan, yaitu:
menurut informan dari KPA Kota Manado
1) Untuk
draft
jadwal
(tentative)
sangat diperlukan pertemuan-pertemuan untuk
pelaksanaan tes HIV, yang sudah dibuat
lebih meningkatkan koordinasi semua pihak dan
oleh KPAK Manado, akan dilengkapi
stakeholder, dan untuk Kota Manado pertemuan
oleh nama PL sesuai dampingannya dalam rapat di sekretariat LKKNU, dan 101
akan dikembalikan ke KPAK Manado
melaksanakan kegiatan - kegiatan yang
untuk divalidasi dengan pihak PKM dan
terkait
Dinas Kesehatan Kota Manado untuk
penanggulangan
selanjutnya
Manado.
akan
disebarkan
ke
stakeholder terkait pelaksanaan tes HIV
dengan
pencegahan HIV/AIDS
di
dan Kota
Pokja ini dalam melakukan kegiatan -
tersebut.
kegiatan sasarannya dikhususkan untuk
2) Tim medis dari PKM yang akan
merangkul semua kelompok populasi kunci,
melaksanakan tes HIV akan dibantu
yakni WPS L, WPS TL, Waria, LSL, LBT
oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kota
atau pasangan dari kelompok resti dan
Manado.
penasun atau IDU’s yang berada, bekerja
3) Setelah dirampungkan, maka jadwal
dan berdomisili di Kota Manado khususnya
tersebut akan dipakai semua stakeholder
di Kecamatan Wenang.
sebagai pegangan dalam pelaksanaan tes
Pokja ini berperan dalam melakukan
HIV di lokasi/hotspot populasi kunci.
kegiatan sosialisasi pencegahan HIV-AIDS,
KPAK Manado akan menyebarkannya
pemantauan distribusi kondom, dan pemeriksaan
sampai
tes HIV bagi lokasi - lokasi beradanya populasi
kepada
petugas
lapangan
LKKNU.
kunci. Dari laporan KPAK Manado (2014)
4) Semua peserta yang hadir berkomitmen untuk
meningkatkan
dijelaskan bahwa tujuan pembentukan pokja ini
koordinasi
adalah memutus rantai penularan yang terjadi di
pelaksanaan mobile tes HIV ke lokasi -
wilayah Kota Manado atau kalau di kecamatan
lokasi/hotspot populasi kunci yang ada
di wilayah mana pokja ini dibentuk karena
di kota Manado, terutama PL LKKNU
adanya
dengan petugas dari PKM.
populasi kunci tersebut dapat dilakukan perlahan
c) Pertemuan Pokja di Kecamatan Wenang, berdasarkan
laporan
KPAK
perilaku
beresiko
dari
kelompok
- lahan.
Manado
d) Kegiatan lain - lain
(2014), salah satu kecamatan yang sangat
Berdasarkan laporan dari KPA Kota
aktif melakukan program penanggulangan
Manado (2014) dari tahun 2009 s/d 2013 ada
HIV AIDS adalah Kecamatan Wenang.
beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh
Landasan pembentukan pokja ini adalah
KPA Kota Manado dan juga yang pernah
Surat Keputusan Ketua Tim Pmts Kota
dilakukan
Manado
01/Kpa-Mdo/Iii/2013,
program HIV/AIDS di Kota Manado antara lain:
tentang Penetapan Pengurus Pokja Lokasi
(1) Survey Cepat Perilaku (SCP) ke WPS di
Tkb – Pasar 45 Kecamatan Wenang Kota
Kota Manado, dilaksanakan oleh KPAP
Manado.
Sulut, tahun 2010
No
:
Pokja
ini
dibentuk
untuk 102
mitra
kerja/stakeholder
terkait
(2) Survey Pengetahuan dan Perilaku Remaja
Eversole dan Martin (2005), gagasan tentang
terkait HIV/AIDS ke Remaja sekolah SMA
peran serta masyarakat terus meningkat karena
se-Kota
oleh
masyarakat di seluruh dunia menuntut hak untuk
BTKL Klas II Wilayah Sulut-Gorontalo
terlibat dalam proses pembangunan. Kebijakan
Kemenkes, tahun 2011.
dan praktek mengenai pemerintahan yang baik
Manado,
(3) Survey
dilaksanakan
Penggunaan
Narkoba
terkait
harus
dilakukan,
tidak
hanya
HIV/AIDS kepada Populasi Kunci WPS
memastikan
(Pekerja) di Kota Manado, oleh BNN,
perekonomian,
tahun 2010.
meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup dan
(4) Pemetaan Populasi Kunci di Kota Manado,
efektivitas
sekedar
tetapi
pencapaian
juga
harus
pula
kesehatan masyarakat. Abe (2002) berpendapat
oleh KPA Tahun 2009
bahwa peran serta masyarakat adalah hak, bukan
(5) Zero Survey HIV/AIDS - IMS - Sipilis,
kewajiban, Kelly (2001) juga berpendapat
Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013
bahwa peran serta adalah serangkaian proses
pelaksana Dinkes Kota Manado.
dimana
(6) CBO (Community Based Organizer) , sudah
ada
GWL
KAWANUA
LGBT
di
:
Kota
Manado, &
masyarakat
lokal
dilibatkan
dan
berperan dalam isu yang berhubungan dengan
yakni
mereka.
KOMUNITAS
Terkait peran serta masyarakat di Kota
SULAWESI
Manado diakui oleh informan bahwa selama ini
SANUBARI
UTARA.
masyarakat kurang memiliki pengetahuan yang
(7) CO (Community Organizer) sudah ada dua
komprehensif
tentang
mereka
yakni Sdri. Hartaty Kasim dan Sdri. Evie
penyakit kutukan Tuhan, hal ini mengakibatkan
Rompas.
mereka menghindari penderita bukan membantu Populasi
Kunci,
LSM
penyakit
ini
sehingga
orang yang dilatih KPAN tahun 2011,
(8) Pemetaan
menganggap
HIV/AIDS
adalah
dan
atau memberikan semangat kepada mereka, hal
Fasyankes di Kota Manado, oleh KPA,
ini tidak saja dilakukan oleh masyarakat bahkan
Tahun 2012.
perawat pun menurut pengakuan informan
e. Peran Serta Masyarakat Dalam
penanggulangan
melayani mereka, hal ini juga sejalan dengan
HIV/AIDS di Kota Manado tentunya dibutuhkan
penelitian kualitatif Lili Decina tentang dampak
peran serta dari masyarakat, sebaik apapun
stigma terhadap keluarga didapatkan gambaran
program dan usaha yang telah dibuat oleh KPA
bahwa adanya anggota keluarga yang menderita
dan Pemerintah Kota Manado kalau tidak ada
HIV/AIDS menimbulkan rasa malu keluarga dan
dukungan dari masyarakat maka upaya - upaya
jaringan sosial keluarga yang lebih luas.
tersebut
tentunya
upaya
merasa tidak siap apabila diminta untuk
akan
mubasir,
menurut 103
Rendahnya peran serta masyarakat Kota
kampanye
tidak
dilakukan
secara
Manado menurut pengamatan peneliti juga
menyeluruh di Kota Manado, Pemerintah
disebabkan bahwa selama ini masyarakat kurang
Kota
dilibatkan dalam berbagai peran dan upaya
menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan
promosi
promosi kesehatan dalam penanggulangan
kesehatan
masyarakat,
pemerintah
hanya melibatkan para tokoh - tokoh masyarakat
penularan
penyakit
ini
2. Pelaksanaan
tidak
sepenuhnya
bina
suasana
dalam
penanggulangan HIV/AIDS
diikutsertakan dalam program ini. Walaupun
belum
HIV/AIDS khususnya di Kota Manado.
sementara masyarakat yang sebenarnya rentan terhadap
Manado
Dukungan orang terdekat juga dukungan
demikian
diakui
oleh
fasilitas
terhadap
pelaksanaan
promosi
informan bahwa peran serta masyarakat masih
kesehatan belum terlaksana dan maksimal
terlihat dari keikutsertaan masyarakat dalam
dilakukan oleh pelaksana penanggulangan
berbagai
HIV/AIDS di Kota Manado
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
pemerintah dan KPA Kota Manado seperti
3. Pelaksanaan
penyuluhan dan kampanye.
pemberdayaan
masyarakat
dalam penanggulangan HIV/AIDS Upaya
pemberdayaan
berupa
konseling,
yang
dilakukan
pendekatan
spiritual,
penyuluhan dan pelatihan. Kelemahan yang KESIMPULAN
ditemukan bahwa Pemerintah/KPA, Dinas
1. Pelaksanaan
advokasi
dalam
Kesehatan Kota Manado dan 5 (lima)
penanggulangan HIV/AIDS Belum
maksimal
puskesmas
dilaksanakan
dimana
kebijakan
promosi
penanggulangan
4. Pelaksanaan
khususnya
kesehatan
HIV/AIDS,
Kemitraan
terdapat
Mitra
KPA,
dalam
pelaksanaan
penanggulangan
HIV/AIDS sudah terlaksana sesuai Strategi Penanggulangan HIV/AIDS (Stranas) 2010 -
Dinas Kesehatan Kota Manado maupun di Puskesmas
Kemitraan
penanggulangan HIV/AIDS
dalam
disfungsi bidang promkes baik di KPA,
lima
maksimal
tidak tersedianya alokasi anggaran.
saat ini Pemerintah Kota Manado belum kebijakan
belum
dilaksanakan karena tidak terprogram dan
dukungan kebijakan/kelembagaan sampai
mengeluarkan
mitra
2014 dan juga kebutuhan masyarakat yaitu
tenaga
dengan
kesehatan bidang promosi kesehatan yang
provinsi,
terlatih dan professional belum mencukupi,
pemerintah KPA
pusat,
pusat
dan
pemerintah provinsi,
pemerintah kecamatan/kelurahan, LSM, dan
pemasaran sosial masih sangat sederhana
kemitraan internasional tetapi belum secara
masih dalam bentuk pamflet/brosur dan
maksimal dilaksanakan, karena setiap aparat 104
yang terlibat tidak menganggap bahwa tugas penanggulangan
HIV/AIDS
a.
merupakan
Penguatan
kelembagaan
institusi
promosi kesehatan di lingkungan
tugas yang sangat penting dan mendesak.
dinas
Kelemahan dalam kemitraan, terletak pada
puskesmas di Kota Manado dengan
KPA Kota Manado yang tidak mampu
menyiapkan
menjalankan tugasnya sebagai koordinator
Kesehatan
penanggulangan HIV/AIDS. 5. Pelaksanaan
peran
b. serta
dalam
serta
berjalan
masyarakat
dengan
Promosi
advokasi Kota
-
kepada
Manado
untuk
menyusun kebijakan - kebijakan dalam
penanggulangan HIV/AIDS di Kota
penanggulangan HIV/AIDS di Kota Manado belum
puskesmas
SDM
Melakukan Pemerintah
penanggulangan HIV/AIDS Peran
maupun
baik
hal
Manado
ini
c.
Melibatkan
masyarakat
dalam
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
berbagai program penanggulangan
masyarakat tentang HIV/AIDS dan juga
HIV/AIDS di Kota Manado.
pemerintah belum maksimal melibatkan
d.
Meningkatkan lobi politik kepada
masyarakat dalam program penanggulangan
Pemerintah dan DPRD Kota Manado
HIV/AIDS.
dalam dukungan anggaran (APBD). 3. Bagi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Manado
SARAN 1. Bagi puskesmas a.
a.
Meningkatkan
fungsi
pemegang b.
Loyalitas tidak hanya ditunjukan
rangka penanggulangan HIV/AIDS
kepada pimpinan KPA Kota Manado
dengan menyiapkan tenaga promkes
tetapi juga kepada semua mitra kerja
yang profesional
yang telah dibentuk sesuai dengan
Meningkatkan
pendekatan
dan
Keputusan Walikota Manado Nomor
advokasi kepada masyarakat dalam
117 Tahun 2011
rangka menjangkau para penderita
c.
program
pemberdayaan penderita ODHA
program promosi kesehatan dalam
b.
Meningkatkan
c.
Meningkatkan
kerjasama
ODHA yang selama ini malu datang
koordinasi
memeriksakan dirinya ke puskesmas
dalam
Meningkatkan bina suasana di tiap
promosi kesehatan penanggulangan
puskesmas
HIV/AIDS di Kota Manado
Kota
Manado
untuk
ODHA
d.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Manado
dengan
melaksanakan
Peningkatan pemasaran
105
pihak
dan
inovasi sosial
dan
terkait kegiatan
dalam kampanye
penanggulangan HIV/AIDS di Kota
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Manado 4. Bagi Pemerintah Kota Manado
Anonimous, 2010 b. Keputusan Walikota Manado Nomor 117 Tahun 2011 tentang Perubahan Keputusan Walikota Manado Nomor 41 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS di di Kota Manado. Walikota Manado. Manado.
a. Lebih meningkatkan dukungan bagi penanggulangan HIV/AIDS baik dari aspek kebijakan dan juga dukungan anggaran (APBD) b. Memfungsikan
KPA
Kota
Manado
sebagai lembaga independen yang lepas
Anonimous, 2010 c. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun 2010-2014. KPA Nasional. Jakarta.
dari pengaruh kepentingan politik c. Untuk independen dan terlepas dari pengaruh politik dan terkesan birokratis kedepan perlu dipertimbangkan posisi
Anonimous, 2011 a. Informasi Dasar HIV dan AIDS, (online). (http://www.aids ina.org/modules.php?name=FAQ&m yfag=yes&id_cat=1&categories=HI V-AIDS). Diakses 14 Maret 2014.
ketua pelaksana bukan seharusnya dari jajaran pimpinan Kota Manado tetapi seorang yang profesional 5. Bagi Institusi Pendidikan
Anonimous, 2011 b. InfoDasar HIV/AIDS(online),http://www.aidsin donesia.or. id / scontets.php? Id_pages=43&id_language=2). Diakases 15 Maret 2014.
Melakukan penelitian - penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan petugas kesehatan di instansi kesehatan tentang pelaksanaan promosi kesehatan untuk
Anonimous, 2012 a. Undang- Undang Promosi Kesehatan. Jakarta.
penanggulangan HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2012 b. Ancaman HIV/AIDS di Indonesia Semakin Nyata, Perlu Penanggulangan Lebih Nyata. KPA Nasional. Jakarta.
Abe, A. 2002. Perencanaan Daerah Partisipatif. Pondok Edukasi. Solo Anonimous, 2006. Tentang HIV/AIDS. Pusat Komunikasi Publik. Sekretariat Jenderal Depkes RI. Jakarta.
Anonimous, 2013 a. Pedoman Pencegahan Penularan HIV/AIDS dan IMS Bagi Kabupaten/Kota. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Anonimous, 2009. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dirjen P2M PLP. Jakarta.
Anonimous, 2013 b. Implementasi Kebijakan Penanggulangan HIV/ AIDS oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak
Anonimous, 2010 a. Pedoman Nasional Manajemen Program HIV dan AIDS.
106
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac. id volume 2 nomor 1 april 2013.
the Rural Industries Research and Development Corporation
Anonimous, 2013 c. Statistik Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Utara. Manado
Kotler, Philip, Piter, Henry. 2011. Social Marketing: Social Marketing For Public Health: Global Trends and Suceses Stories. www.absc.com. Diakses Tanggal 06 Febr. 2015
Anonimous, 2013 d. Laporan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia Tahun 2013. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Molefe dan Duma, 2009. Experiences of Batswana Women Diagnosed With Both HIV/AIDS and Cervical Cancer. www. Ebsco.com. Diakses Tanggal 03 Maret 2015.
Anonimous,2013 e. Profil Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2013, 2014. Dinas Kesehatan Kota Manado. Manado
Natalya, W. 2006. Mekanisme Strategi Koping Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Dalam Menghadapi Stress Akibat Penyakitnya di Yogyakarta. Tesis, FIK UI
Anonimous, 2014 a. Statistik Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Utara. KPA Kota Manado Anonimous, 2014 b. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun 2014. KPA Nasional. Jakarta.
Ndaraha, T. 2003. Kybernology, Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo , S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar , Rineka Cipta, Jakarta
Cherry, 2010. Effective Public Relations, 9th. Edition. www.lbci, gov. Diakses Tanggal 05 Januari 2015
.................... , 2007. Promosi Kesehatan ; Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta
Collein, I. 2010. Makna Spritualitas pada Pasien HIV/AIDS dalam Konteks Asuhan Keperawatan di RSUP dr. Cipto Mangukusumo Jakarta. Tesis UI. Jakarta
...................., 2010. Promosi Kesehatan ; Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta ...................., 2012. Promosi Kesehatan dan perilaku kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Eversole, R and Marin, J. 2005. Intrduction: Participation and Governance in Region Development. Global Trends in an Australian Context, eds. Hampshire England, Asgate.
Notoatmodjo, Krianto, Hasan, Mamdy, 2013. Promosi Kesehatan Global, Rineka Cipta, Jakarta
Kaloh, J. 2010. Kepala Daerah, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Noor, Henry, Faizal, 2010. Ekonomi Media. Rajawali Pers. Jakarta
Kelly, D. 2001. Community Participation Rangeland Management: report for 107
Rice, Ronald E, dan Charles K. Atkin, 2001, Public Communication Campaigns, Third. Edition, Sage Publications, Inc, Thousand Oaks Tangkilisan, H, S, N, 2002. Evaluasi Kebijakan Publik, Baairing & Co, Yogyakarta Tarakheswar, N. Pearce. M, Sikkem, K, 2005. Development and Implementation of Spiritual Coping Grap Intervention For Adults Living HIV/AIDS: A Pilot Study. http://www.ebsco.com. Diakses Tanggal 03 Febr. 2015 Tumurang, M. 2013. Evaluasi Implementasi Kebijakan Penanggulangan HIV/ AIDS di Kota Manado. Disertasi UPI. Jakarta Yi, SM, Mrus, J.M, Wade. T.J, Tyas, 2004. Religion, Spirituality, and Depressive Symptoms In Patients With HIV/AIDS. www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses Tanggal 05 Febr. 2015
108