Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
ANALISIS FAKTOR RESIKO PENULARAN HIV/AIDS DI KOTA MEDAN Erledis Simanjuntak* ABSTRAK HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan Global. Di seluruh negara saat ini sedang terancam dengan penyebaran virus yang mematikan ini. Tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara sedang berkembang seperti Indonesia, termasuk di Kota Medan.Berbagai faktor resiko penyebab HIV/AIDS, seperti: hubungan sex bebas (beresiko), pemakaian jarum suntik narkoba, penularan melalui transfusi darah, dan transmisi dari ibu ke anak. Di samping itu faktor karakteristik juga berperan terhadap resiko penularan HIV/AIDS, seperti umur, jenis, pekerjaan, dan pendidikan.Desain penelitian ini Kasus Kontrol, dengan 230 sampel (115:115). Data diambil dari pasien HIV/AIDS dan Kontrol yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010, yang berdomisili di Kota Medan. Dilakukan Analisis Deskriptif, Bivariat (Uji Chi-Square), dan Multivariat (Uji Regressi Logistik), dengan Program SPSS For Windos 17. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 % pada variabel : Pemakai jarum suntik narkoba (P=0,000), Hubungan sex bebas (P=0,000), Kelompok umur 15 – 24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun (P=0,000), jenis kelamin Laki-laki (P=0,000), Tidak bekerja, Wiraswasta, Pegawai Swasta (P= 0,000), Pendidikan SD, SLTP (P=0,000), SLTA (P=0,001). Uji Multivariat menunjukkan faktor resiko yang dominan terhadap penularan HIV/AIDS di Kota Medan adalah: Pemakaian jarum suntik narkoba (OR=66,551), hubungan sex bebas (OR=25,419), Pendidikan (OR=2,653), Pekerjaan (OR= 2,288). Kata Kunci : Kesehatan, Faktor Resiko HIV/AIDS, Kasus Kontrol. ABSTRACT HIV/AIDS is also a Global Health problem. In all Cauntries are being at risk by the spread of this deadly virus. Not only indevelopment Countries, but also in developing countries such as Indonesia, include in Medan City. Many risk factors of HIV/AIDS are : free sex (at risk), Injecting drug Use, Transmission by blood transfusion, and transmission from mother t o child. Moreover the characteristic factors also contribute to the risk of transmission of HIV/AIDS, such as age, gender, occupation, and education. The Study design is Case Control, and 230 subjects (115 Case :115 Control). The Data retrieved from HIV/AIDS patients and Control of Adam Malik Hospital Medan in 2010, the sample is domiciled in Medan City. Descriptive analysis, bivariate analysis (Chi-Square Test), and Multivariate (Logistic Regression test), with SPSS Program for Windos 17. Results show significant relationship with 95 % convidence interval for variable: Injecting Drug Use (P=0,000), free sex (at risk) (P=0,000), Age 15 – 24 years, Age 25-34 years, age 3544 years (P=0,000), Male sex (P=0,000), No Work, entrepreneur, privat employees (P= 0,000), primary school, junior high school (P=0,000), senior high school (P=0,001). The result of logistic regression test shows dominant risk factors wich transmission HIV/AIDS in Medan City are : Injecting Drug Use (OR=66,551), free sex (at risk) (OR=25,419), Low education (OR=2,653), No Work (OR= 2,288). Keyword : Health - risk factors HIV/AIDS, case control.
PENDAHULUAN
dilaporkan
Kasus HIV/ AIDS dewasa ini telah mengalami peningkatan jumlah
sejak tahun1978
sejumlah
21.770 kasus dari 32 provinsi dan 300
secara
Kabupaten. Kasus terbanyak diperoleh di
cepat dari tahun – ketahun. Menurut data
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur,
yang ada, sampai dengan 30 Juni 2010
Papua, Bali, Jawa tengah, Kalimantan
secara komulatif kasus
Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara,
AIDS yang
*Mahasiswa tugas belajar pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Di PPS Unsri Palembang Dosen Politeknik Tugu 45 Tebing Tinggi Sumatera Utara Hp. 08126091102 email :
[email protected]
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
Riau dan Sumatera Barat. Rate tertinggi
di Kota Medan. Oleh sebab itu perlu
berada di Provinsi Papua (14,34 kali) dari
dilakukan penelitian tentang “ Analisis
angka Nasional. Rasio
Faktor Resiko HIV/AIDS Di Kota Medan“.
antara laki-laki
Kasus
AIDS
dengan perempuan
1)
adalah 3:1
.
Sedangkan
kasus
Dengan
diketahuinya
penularan
HIV/AIDS dapat
HIV
positf
diharapkan
sampai dengan 30 Juni 2010
sejak
terhadap pemerintah
faktor
resiko
secara
jelas,
menjadi
masukan
untuk membuat
dilaporkan tahun1978 secara komulatif =
perioritas program penanggulangan HIV/
44.292. Daerah yang paling banyak
AIDS secara tepat, efektif sesuai dengan
terjadi kasus HIV positf adalah DKI
sumber daya yang ada.
Jakarta (9,804 kasus), Jawa Timur (5.973 kasus),
METODOLOGI
Sumatera Utara (3.391 kasus), Papua
Penelitian
kasus),
Jawa
Barat
(3.798
ini
dilakukan
di
ini
(2,947 kasus), Bali (2,505 Kasus). Jumlah
dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS yang
Ad a m
masih dalam pengobatan
Anti Retro
selama enam bulan (Mei - September
Virus tertinggi di DKI Jakarta (7.242
tahun 2010). Desain penelitian ini adalah
Kasus), Jawa Barat (2.001), Jawa Timur
studi kasus kontrol (case control study).
(1.517 Kasus), Bali (984 Kasus), Papua
Sampel dalam penelitian terdiri dari dua
(685 Kasus), Jawa Tengah (575 Kasus),
kelompok yaitu satu kelompok
Sumatera Utara (575 Kasus), Kalimantan
(penderita HIV/AIDS), dan satu kelompok
Barat (463 Kasus), Kepulauan Riau (426
kontrol (bukan penderita HIV/AIDS) yang
1)
kasus), Sulawesi Selatan (343 Kasus) . Beberapa faktor resiko penularan hiv/aids
adalah
melalui
hubungan
seksual, melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercampur virus hiv, melalui jarum suntik yang tidak steril, transplantasi organ pengidap hiv dan penularan dari ibu ke anaknya saat di kandungan
.
yang akurat tentang jumlah kasus, dan risiko
berkembangnya
yang
mempengaruhi
penularan
Medan.W aktu
penelitian
kasus
berdomisili di Kota Medan. Besar sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan
rumus sebagai berikut : 3), 4)
z z PQ n 2 1 p 2
2)
Hingga saat ini belum ada data faktor
Malik
p
2
R 1 R
Q 1 p
HIV
diberbagai wilayah di indonesia, termasuk Erledis Simanjuntak : Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/Aids di Kota Medan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
Keterangan :
Bahan
yang
dianalisis
dalam
R = Perkiraan Odds Ratio = 2., = 0,05.,
penelitian ini berupa Data Primer Primer
Z=1,64.,
yang dikumpulkan dengan menggunakan
= 0,10., Z= 1,28
1,64 2 1 1,28. . 3 3 n 2 2 1 3 2 0,82 0,89 n 0,16
Angket. Data dianalisis secara Deskriptif,
2
Analisis
Bivariat
(Uji
Chi-Square),
dilakukan perhitungan terhadap Odds Ratio (OR), dengan Confident Interval 95%. Analisis terhadap
2
Odds Ratio
dilakukan dengan membandingkan Odds pada kelompok kasus dengan Odds pada
n= 115 (jumlah sampel dalam
kelompok
Kontrol
4)
adalah 230, terdiri dari 115 kasus, dan
dilakukan
Analisis
Multivariat
115
sampel
Regressi Logistik), melalui
dengan
SPSS For W indos 17 dengan metode
Kontrol).
dilakukan
Pengambilan
secara
porposif.
menggunakan Angket, berupa kuesioner
.
Selanjutnya (Uji
Program
Stepwise 5).
yang diisi langsung oleh responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel .1. Distribusi Gambaran Karakteristik Sampel Kasus HIV/AIDS dan Kontrol di Kota Medan Tahun 2010 No 1
2
3
4
Variabel Umur :
15-24 Tahun 25-34 Tahun 35-44 Tahun 45- 64 Tahun
Jumlah Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan Jumlah Pekerjaan: Tidak Bekerja Wiraswasta Pegawai Swasta PNS Jumlah Pendidikan: SD SLTP SLTA PT/Akademi Jumlah
Kasus n 15 63 27 10 115 96 19 115 51 43 20 1 115 9 39 65 2 115
% 13,0 54,8 23,5 8,7 100 83,5 16,5 100 44,3 37,4 17,4 0,9 100 7,8 33,9 56,5 1,7 100
Kontrol n 13 15 32 55 115 70 45 115 20 27 26 42 115 2 25 70 18 115
% 11,3 13,0 27,8 47,8 100 60,9 39,1 100 17,4 23,5 22,6 36,5 100 1,7 21,7 60,9 15,7 100
Total n 28 78 59 65 230 166 64 230 71 70 46 43 230 11 64 135 20 230
% 12,2 33,9 25,7 28,3 100 72,2 27,8 100 30,9 30,4 20,0 18,7 100 4,8 27,8 58,7 8,7 100
Erledis Simanjuntak : Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/Aids di Kota Medan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
Umur
Usia remaja, dan usia produktif Hasil penelitian
Menunjukkan
bahwa
pada Tabel.3.1.
sangat
proporsi
HIV/AIDS.
kasus
beresiko
terhadap
penularan
Infeksi HIV/AIDS sebagian
HIV/AIDS ditemukan tertinggi pada Umur
besar (>80%) diderita oleh kelompok usia
25-34
produktif (15-49 tahun) 6).. Banyak faktor
tahun (54,8%),
35-44 tahun
(23,5%). Hasil uji Bivariat (Tabel. 3.3.)
yang
Menunjukkan adanya hubungan yang
HIV/AIDS pada kelompok usia remaja,
signifikan antara umur dan HIV/AIDS
usia
(p=0,000), dan jika dilihat dari nilai OR,
dengan
maka dapat disimpulkan bahwa
remaja
Usia
menyebabkan
tingginya
kasus
produktif. Remaja sangat rentan HIV/AIDS, identik
oleh
karena
dengan
usia
semangat 7)
yang paling beresiko terhadap HIV/AIDS
bergelora, terjadi peningkatan libido
.
adalah umur 25-34 tahun (OR=23,100),
Selain itu resiko ini disebabkan faktor
Usia 15-24 tahun (OR=6,346), 35-44
lingkungan remaja.
Tahun (OR=4,641). Tabel.2. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Umur dan Jenis Kelamin Di Kota Medan Tahun 2010. No Variabel Kasus Kontrol χ² OR (Nilai P) (CI 95%) n % n % 1 Umur : 15-24 Tahun 15 60,0 13 19,1 14,519 6,346 (0,000) (2,326-17,299). 45- 64 Tahun 10 40,0 55 80,9 Jumlah 25 100 68 100 25-34 Tahun 63 86,3 15 21,4 60,656 23,100 (0,000) (6,600 -55,586) 45- 64 Tahun 10 13,7 55 78,6 Jumlah 73 100 70 100 35-44 Tahun 27 73,0 32 36,8 13,633 4,641 (0,000) (1,991-10,818) 45- 64 Tahun 10 27,0 55 63,2 Jumlah 37 100 87 100 Jenis 2 14,635 3,248 Kelamin: (0,000) (1,750-6,028). Laki-laki 96 83,5 70 60,9 Perempuan 19 16,5 45 39,1 Jumlah 115 100 115 100 Jenis Kelamin.
3,248 kali lebih tinggi dari perempuan
Dari hasil penelitian menunjukkan
(Tabel.2). Hal ini
sejalan dengan data
bahwa jumlah kasus HIV/AIDS lebih tinggi
prevalensi HIV/AIDS tahun 2003, dari 22
pada
provinsi yang telah ada kasus HIV di
laki-laki
sejumlah
(83,5%),
dibanding dengan perempuan sejumlah
Indonesia
(16,5).
penyebaran
Resiko
laki-laki
menderita
HIV/AIDS jika dilihat dari nilai OR adalah
Gender,
diperoleh
data
HIV/AIDS
laki-laki
57,71
bahwa
berdasarkan %,
Erledis Simanjuntak : Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/Aids di Kota Medan
dan
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
perempuan 42,29 %
8)
.
Rasio Kasus
Uji
Bivariat
(Tabel.3.)memperlihatkan
AIDS antara laki-laki dengan perempuan
Ada hubungan yang signifikan antara
adalah 3:1 1). Infeksi HIV sebagian besar
jenis pekerjaan dengan HIV/AIDS P <
(>80%)
0,005. Bila dilihat dari besarnya nilai OR
diderita
oleh
kelompok
usia
produktif (15-49 Tahun), terutama laki-
maka
laki. Akan tetapi jumlah penderita wanita
mempunyai
cenderung meningkat6).
kemungkinan
menderita
(OR=107,100),
selanjutnya
yang
tertinggi pada
mungkin
sekali
Resiko AIDS pria
homoseks,
kerena
seringnya
Sampel
sebagai
yang
resiko
tidak
bekerja
tertinggi
wiraswasta
untuk
HIV/AIDS bekerja
(OR=66,889),
hubungan seksual dengan pasangan
Pegawai Swasta (OR=32,308 ). Secara
yang berbeda-beda 9).
umum penularan HIV adalah ditularkan
Pekerjaan
oleh para Traveler (turis, nelayan asing),
Tabel.1. Memperlihatkan Proporsi Sampel
yang
kemudian
menyebar
(44,3%),
pelanggan
yang
wiraswasta (37,4%). PNS (0,9%). Hasil
10)
kelompok
Kasus
tidak
bekerja
HIV/AIDS
pada
kepada kelompok Pekerja Sex Komersial,
meraka
kepada
menggunakan
.
Pendidikan Tabel.3. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Pekerjaan dan Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2010. No 1 A
B
C
2 A
B
C
Variabel Pekerjaan : Tidak Bekerja PNS Jumlah Wiraswasta PNS Jumlah Pegawai Swasta PNS Jumlah Pendidikan: SD PT/Akademi Jumlah SLTP PT/Akademi Jumlah SLTA PT/Akademi Jumlah
Kasus n %
Kontrol n %
χ² (Nilai P)
OR (CI 95%)
51 1 52 43 1 44 20
98,1 1,9 100 97,7 2,3 100 95,2
20 42 62 27 42 69 26
32,3 67,7 100 39,1 60,9 100 38,2
52,152 (0,000)
107,100 (13,795-831,499)
39,135 (0,000)
66,889 (8,691-514,786)
20,878 (0,000)
32,308 (4,089-255,282)
1 21
4,8 100
42 68
61,8 100
9 2 11 39 2 41 65 2 67
81,8 18,2 100 95,1 4,9 100 97,0 3,0 100
2 18 20 25 18 43 70 18 88
10,0 90,0 100 58,1 41,9 100 79,5 20,5 100
15,989 (0,000)
40,500 (4,876-336,401)
15,824 (0,000)
14,040 (2,996-65,804)
10,330 (0,001)
8,357 (1,866-37,431)
Erledis Simanjuntak : Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/Aids di Kota Medan
para jasa
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan HIV/AIDS 0,05).
(p <
Nilai OR tertinggi pada sampel
Hasil penelitian Pada Tabel.4. Memperlihatkan bahwa ada
yang signifikan antara hubungan
(Tabel.3.) berpendidikan SD (nilai OR =
bebas
40,500,), Sampel
Resiko
berpendidikan SLTP
hubungan
dengan
HIV/AIDS
sampel
yang
sex
(P=0,000). melakukan
(OR =14,040), berpendidikan SLTA (OR
hubungan sex bebas 9,966 lebih tinggi
=8,357). Dari
menderita
hasil analisis tersebut
HIV/AIDS
dibandingkan
dapat disimpulkan bahwa semakin rendah
dengan Sampel yang tidak melakukan
pendidikan sampel, maka semakin tinggi
hubungan sex bebas.
resiko menderita HIV/AIDS.
terbanyak HIV/AIDS melalui hubungan
Cara penularan
Dalam masyarakat dimana taraf
heterosexual (51,3%) 1). Dengan semakin
kecerdasan masih rendah, masyarakat
banyaknya perilaku hubungan sex bebas,
belum berpartisipasi dalam pencegahan
tempat pelacuran, serta kemiskinan moral
penyakit dan baru mencari pemecahan
sangat
persoalan bila masalah sudah nyata Tingkat
pendidikan
individu
11)
.
dan
masyarakat dapat berpengaruh terhadap penerimaan pendidikan kesehatan
12)
berpotensi
menularkan
Adanya
kebiasaan
pasangan
dan
berganti-ganti
melakukan
pencegahan
dapat dilakukan
Oleh sebab itu sosialisai (komunikasi,
menghindari
hubungan
dan
HIV/AIDS
harus
edukasi,
pencegahan
disesuaikan
anal
sex
menyebabkan rentan tertular HIV. Upaya
.
informasi
HIV.
sex
setia pada pasangan suami/istri
dengan beresiko, 13)
.
dengan
tingkat pendidikan masyarakat. Hubungan Sex Bebas Tabel.4. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Cara Penularan Di Kota Medan Tahun 2010. No Variabel Kasus Kontrol χ² OR (Nilai P) (CI 95%) n % n % 1 Hubungan Sex Bebas: Ya 56 48,7 10 8,7 44,963 9,966 (0,000) (4,733-20,985) Tidak 59 51,3 105 91,3 Jumlah 115 100 115 100 2 Pemakaian Jarum Suntik Narkoba: Ya 62 53,9 6 5,2 65,476 21,252 (0,000) (8,641 -52,268) Tidak 53 46,1 109 94,8 Jumlah 115 100 115 100 3 Transfusi Darah Ya 2 1,7 7 6,1 2,891 0,273 (0,089) (0,055-1,344) Tidak 113 98,3 108 93,9 Jumlah 115 100 115 100 *Mahasiswa tugas belajar pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Di PPS Unsri Palembang Dosen Politeknik Tugu 45 Tebing Tinggi Sumatera Utara Hp. 08126091102 email :
[email protected]
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
Pemakaian Jarum Suntik Narkoba
bermakna antara transfusi darah dengan
Ada hubungan pemakaian jarum suntik narkoba,
dengan HIV/AIDS (P=
HIV/AIDS
pada
kemungkinan
sampel. karena
Hal
ini
penyediaan
0,000). Sampel Pemakai Jarum suntik
produk darah yang
narkoba kemungkinan 21,252 kali lebih
sampel telah diperiksa oleh Palang Merah
tinggi menderita HIV/AIDS dibandingkan
Indonesia, dan bebas HIV.
dengan sampel yang tidak menggunakan Jarum
suntik
penggunaan
narkoba. jarum
steril/pemakaian
Resiko
suntik
Berdasarkan
Hasil
akhir
Uji
Multivariat, diperoleh hasil bahwa ada 4 variabel faktor resiko
yang
dominan
pengguna
terhadap kejadian HIV/AIDS pada sampel
narkoba sekitar 0,5 – 1 % dan terdapat 5-
di Kota Medan Yaitu : Pemakaian jarum
10 % dari total kasus sedunia.
suntik narkoba, hubungan sex bebas,
melaporkan
bersama
tidak
diberikan kepada
bahwa
cara
Depkes penularan
pendidikan, dan pekerjaan.
HIV/AIDS melalui Pengguna Narkoba Suntik/Panasun (39,6%) 1).
KESIMPULAN
Di negara - negara Amerika Latin
Faktor resiko yang berhubungan
dilaporkan 7.215 kasus AIDS melanda
secara
kaum muda berusia 20-49 tahun yang
kejadian HIV/AIDS pada sampel di Kota
sebagian
Medan Adalah: Pemakai jarum suntik
besar
adalah
kaum
signifikan
(CI:(95%)
homoseksual dan pengguna obat-obat
narkoba,
suntik 6). Di beberapa negara sekitar 50
Kelompok umur 15 – 24 tahun,
% lebih pengguna narkotik dengan jarum
tahun, 35-44 tahun, jenis kelamin Laki-
suntik hidup dengan HIV/AIDS. Sekitar
laki, sampel yang tidak Tidak bekerja
50-70 % pengguna
mempunyai resiko lebih tinggi disbanding
narkotik suntik
(penasun), telah terinfeksi HIV Remaja bimbingan
memerlukan
dan
seluruh aspek
pembinaan
7)
Hubungan
terhadap
se x
bebas, 25-34
.
sampel yang bekerja, resiko pada sampel
perhatian,
dengan pendidikan yang lebih rendah
terhadap
menjadi HIV/AIDS lebih tingggi dibanding
kehidupan mereka, baik
secara bio, psiko, social, budaya, dan Spiritual.
dengan sampel berpendidikan tinggi. Faktor
resiko
terhadap penularan
yang
dominan
HIV/AIDS di Kota
Medan adalah: Pemakai jarum suntik Melalui Transfusi Barah
narkoba,
Hasil Analisis Bivariat hubungan transfusi
darah
dengan
hubungan
sex
bebas,
Pendidikan, dan Pekerjaan.
HIV/AIDS
diperoleh nilai p > 0,05 atau nilai p = (0,089), artinya tidak ada hubungan yang *Mahasiswa tugas belajar pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Di PPS Unsri Palembang Dosen Politeknik Tugu 45 Tebing Tinggi Sumatera Utara Hp. 08126091102 email :
[email protected]
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.4 No.12 Tahun 2010
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
Depkes RI, Dirjen P2M dan PL:2010. Kasus HIV/AIDS di Indonesia sampai September 2010. http//www.Puskom Depkes @mail.com. M. Nursalam, 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi Hiv/Aids. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Bhisma Murti, 1997. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi., Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. S. Sudigdo, 2002. Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis. Edisi Kedua. Jakarta. Sutanto Priyo Hastono, 2001. Modul Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
6.
W adoyo, G.2007. Awas Hiv-Aids. Penerbit Dinamika Media. Jakarta.
7.
M. Tanjung, 2004. Kenali Kejahatan Narkoba Hiv-Aids. Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba. Jakarta.
8.
Sukidjo Notoadmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Seni., Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
9.
N.N. Noor, 1997. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
10. G. Muninjawa, 1999. Aids Di Indonesia Masalah Dan Kebijakan Penanggulangannya. Penerbit Buku Kedokteran Egc. Jakarta. 11. Indan.Enjang , 2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Adiya bakti, Bandung. 12. Herawani 2002. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan, Cetakan Kedua, Jakarta. 13. W . Duarsa, 2007. Infeksi Menular Seksual, Balai Penerbit FkUi.Jakarta.Entjang, Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT.Citra Adiya Bakti, Bandung.Hastono, S.P., 2001. Modul Analisis Data . Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Erledis Simanjuntak : Analisis Faktor Resiko Penularan HIV/Aids di Kota Medan