www.rajaebookgratis.com
MEWASPADAI EMPAT POS PENGELUARAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 777/XV Akhir tahun kemarin kebetulan merupakan hari yang agak sibuk bagi saya dan istri karena kami disibukkan dengan sejumlah acara keluarga di Yogya. Menariknya, ketika baru saja masuk di hari pertama 2003, saya sudah mendapatkan telepon dari sebuah radio di Jakarta. Mereka ingin membahas soal kenaikan harga yang katanya merupakan "kado" tahun baru dari pemerintah. Saya sendiri belum begitu "ngeh" tentang apa yang dia maksud, karena saya pikir tiap tahun toh pasti terjadi kenaikan harga. Tapi dalam dua hari saya baru sadar bahwa pemerintah kita ternyata baru saja menaikkan harga tiga komponen yang menyangkut hajat hidup orang banyak, yaitu telepon, listrik dan BBM. Ketika tulisan ini dibuat, di koran-koran, teve, dan radio banyak sekali berita tentang protes dan demo yang terjadi di berbagai kota di Indonesia tentang kenaikan harga tersebut. Saya mengerti bahwa masyarakat - termasuk saya - tidak suka terhadap kenaikan harga ini. Kita protes, kita mengeluh, bahkan beberapa mungkin ada yang marah. Dalam salah satu acara talkshow interaktik di teve pagi hari saya dengar ada seorang ibu menangis karena tidak kuat menahan beban hidup yang selama ini dirasa makin berat. Tulisan saya di sini tentu bukan untuk mengajak Anda ikut marah dan berdemo. Saya hanya ingin mengatakan bahwa yang namanya kenaikan harga cepat atau lambat pasti akan terjadi. Kalau tidak sekarang, mungkin bulan depan. Kalau tidak bulan depan, mungkin bulan satunya lagi. Atau enam bulan berikutnya. Atau bahkan tahun berikutnya. Meski memang, kenaikan kali ini dilakukan serentak untuk beberapa pos sekaligus. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Berdemo? Tidak ada larangan. Tapi apa yang saya sarankan adalah kenapa kita tidak mulai duduk tenang, berpikir rasional, dan menghadapi kenyataan? Biarlah demo-demo di luar sana tetap berjalan -- semoga pemerintah
www.rajaebookgratis.com
mendengar aspirasi rakyat. Tapi dari sisi keluarga, Anda juga bisa berbuat sesuatu. Di antaranya meningkatkan kewaspadaan kita pada empat pos pengeluaran keluarga yang punya kecenderungan membengkak. Sebagian di antaranya mungkin sudah pernah kita bahas. Meski demikian, tidak ada salahnya kita ingat kembali dalam menghadapi masa yang sulit ini. Keempat pos pengeluaran itu adalah: •
Telepon, Listrik dan Air
•
Hadiah & Sumbangan
•
Busana & Aksesori
•
Barang Elektronik
Mari kita bahas keempat hal tersebut satu-per satu.
POS I: TELEPON, LISTRIK, AIR Kalau kita teliti lebih jauh, Telepon, listrik dan air adalah pos-pos pengeluaran yang punya kecenderungan untuk jadi besar kalau Anda tidak hati-hati. Kenapa demikian? Selain karena ketiganya adalah fasilitas yang akan menunjang keberlangsungan hidup di rumah Anda, alasan lainnya adalah karena pembayaran ketiga pos tersebut dilakukan belakangan, bukan di muka seperti kalau Anda membeli pulsa HP dengan voucher prabayar. Segala sesuatu yang pembayarannya dilakukan belakangan, biasanya akan terasa berat ketika Anda harus membayarnya di akhir. Telepon Kita mulai dari telepon dulu. Ada dua komponen yang biasanya Anda bayar pada rekening telepon, pertama adalah biaya langganan, dan yang kedua adalah pulsa. Kalau bicara tentang biaya langganan, mungkin hal itu agak sulit Anda ubah karena jumlahnya memang sudah tetap tiap bulannya. Tapi pembayaran pulsa biasanya ditagih berdasarkan jumlah pemakaian Anda. Nah, bagaimana tipsnya?
www.rajaebookgratis.com
1. Stop ngobrol ngalor-ngidul di telepon, Berbincang dengan teman di telepon memang menyenangkan. Tapi coba perhatikan, apa yang sebetulnya Anda obrolkan ketika berada di telepon: apakah itu sesuatu yang penting sekali, atau apakah Anda menelpon teman hanya agar mereka bisa mendengar suara Anda? Harga pulsa telepon makin mahal. Karenanya, bila apa yang Anda obrolkan tidak penting-penting amat, gunakan telepon seperlunya saja. Karena kalau tidak, jangan kaget bila tagihan telepon membengkak. 2. Kurangi pemakaian internet Kalau Anda suka berinternet, maka sudah saatnya Anda mengurangi pemakaiannya. Bukan apa-apa, internet sangat mungkin menjadi salah satu sumber membengkaknya rekening telepon Anda. Ini karena dengan internet, Anda punya kemungkinan terjebak dalam pemakaian yang sangat lama. Coba hitung sendiri kalau pemakaian internet Anda mencapai beberapa jam sehari, berapa coba jumlah rekening telepon Anda di akhir bulan. Kalaupun Anda memakai internet, pakai saja untuk e-mail. Kalau Anda harus browsing atau chatting, datang saja ke warnet. Pengeluaran di sana lebih terkendali. 3. Kunci pesawat telepon Anda bila dirasa perlu. Ya, kalau memang dirasa perlu, kunci saja pesawat telepon Anda. Apalagi kalau jumlah anggota keluarga di rumah cukup banyak. Jangan takut dikatakan pelit. Kalau Anda tidak menguncinya, sementara jumlah anggota keluarga cukup banyak, bisa-bisa Anda harus membayar biaya telepon yang cukup besar karena tingginya frekuensi pemakaian telepon di rumah. Anda pilih mana, tidak dikatai "pelit" tapi harus membayar rekening yang jumlahnya tidak terkendali, atau dikatai pelit karena mengunci telepon tapi jumlah rekening telepon Anda tiap bulannya terkendali.
www.rajaebookgratis.com
Listrik Sekarang kita bicara tentang listrik. Di bawah ini adalah sejumlah tips yang bisa Anda jalankan untuk menghemat biaya listrik Anda: 1. Hindari pemakaian listrik secara serentak di malam hari Anda suka menyeterika di malam hari ketika semua lampu sedang menyala, bapak sedang nonton sinetron, dan anak-anak sedang mendengarkan radio? Sekarang, kalau Anda juga berada di rumah pada pagi atau siang hari, kenapa Anda tidak menyeterika di pagi atau siang hari? Ini karena kalau semua barang elektronik (yang membutuhkan listrik) digunakan bersama-sama pada malam hari, beban listrik yang harus Anda tanggung akan sangat besar. Mulai sekarang, hindari pemakaian bersama pada malam hari. Sebarlah waktu pemakaian listrik Anda. 2. Ganti AC Anda dengan Kipas Angin atau Exhaust. AC menyedot beban listrik yang sangat banyak. Kalau Anda tidak ingin beban listrik Anda jadi besar hanya gara-gara AC, kenapa Anda tidak menggantinya dengan kipas angin atau exhaust fan? Keduanya jauh lebih murah daripada AC yang sangat menyedot beban listrik. Kalau Anda tidak terbiasa, cobalah dulu. Dalam dua bulan Anda pasti bisa menyesuaikan diri. 3. Kurangi jumlah pesawat teve Anda Anda punya banyak teve di rumah? Mungkin satu di ruang tamu, dan satu di setiap kamar? Mulai sekarang, kurangi jumlah teve Anda. Kalau perlu, cukup miliki satu pesawat teve saja di rumah. Taruh di ruang keluarga hingga bisa ditonton ramai-ramai. Selain lebih hemat, hubungan Anda dengan para anggota keluarga pun akan lebih erat karena sering berkumpul bersama. 4. Ganti bohlam dengan lampu neon
www.rajaebookgratis.com
Harga lampu neon mungkin jauh lebih mahal dibanding kalau Anda membeli bohlam. Tapi pada prakteknya, listrik yang harus Anda bayar kemudian bisa jadi jauh lebih murah karena energi yang diperlukan lebih hemat. Jadi ibaratnya, dengan lampu neon, Anda kalah dalam membeli, tapi menang dalam memakai. Sudah begitu, lebih terang lagi. 5. Matikan lampu atau barang elektronik bila sedang tidak digunakan Mungkin sudah Anda tahu, ya. Tapi pada prakteknya kita sering lupa atau mengabaikannya. Teve, misalnya, bila memang tidak ada yang menonton, kenapa dibiarkan tetap nyala? Begitu pula dengan radio, kipas angin, dan tentu saja penerangan. Air Sekarang kita bicara tentang air. Dibanding telepon dan listrik, mungkin penggunaan air Anda paling bisa dikendalikan karena boros tidaknya pemakaian air mudah dipantau. Tapi tidak ada salahnya Anda mengetahui sejumlah tips yang bisa Anda lakukan dalam menghemat pemakaian air: 1. Gunakan Pancuran Air Kalau Anda biasa menggunakan air dengan memakai gayung, cobalah untuk mulai membiasakan diri menggunakan pancuran air (istilah kerennya: shower). Dengan pancuran, air yang Anda pakai akan jauh lebih sedikit, tetapi tersebarnya air tersebut tidak kalah dengan kalau Anda memakai gayung. Bahkan Anda mungkin akan merasakan tekanan air yang lebih besar dan terus menerus. Saya sudah bertahun-tahun memakai pancuran ketika saya mandi, dan rasanya jauh lebih segar dibanding kalau saya memakai gayung. 2. Hindari melubernya air ketika mengisi bak Anda suka menyalakan keran untuk mengisi bak mandi? Bila ya, kapan Anda mematikan keran itu? Ketika penuh kan? Dan apa yang Anda lakukan sementara
www.rajaebookgratis.com
keran air tersebut sedang mengisi bak? Jawabannya jelas, Anda pasti melakukan hal lain. Dan sayangnya, ketika Anda kembali ke kamar mandi, bukan sekali dua kali Anda pasti menemukan air yang Anda isi ke dalam bak meluber keluar bak karena kepenuhan. Ini berarti, Anda membayar untuk air yang tidak Anda gunakan. Sayang kan? Sedikit-sedikit tidak apa-apa, begitu mungkin Anda berpendapat. Tapi kalau ini terjadi tiap hari? Wuuhh...bisa sangat besar pemakaian air Anda yang sia-sia itu. Mulai sekarang, jangan tunggu sampai bak penuh baru Anda mematikan keran. Matikan saja keran ketika air di bak sudah terisi 3/4, dan biasakan melakukannya tiap kali Anda mengisi bak. Risiko air luber pun bisa dihindari. Nah, para pembaca, sekarang, kita akan membahas tentang pos kedua yang bisa membuat pengeluaran Anda membengkak kalau tidak hati-hati, yaitu hadiah & sumbangan. Sampai minggu depan. Sekarang, kita akan membahas tentang pos pengeluaran kedua yang juga harus Anda waspadai karena sering membengkak tanpa kita sadari, yakni pos hadiah dan sumbangan. Coba Anda ingat-ingat, dalam sebulan terakhir ini berapa kali Anda diundang datang ke suatu acara hajatan? Satu kali? Tiga kali? Lima kali? Atau sepuluh kali? Acara apa yang Anda datangi? Resepsi pernikahan mungkin adalah yang paling sering. Selanjutnya mungkin khitanan dan ulang tahun. Nah, kebiasaan kita, merupakan hal yang sangat biasa bagi kita untuk memberikan hadiah, biasanya berupa amplop berisi uang tunai atau barang. Yang jadi masalah, seringkali pemberian amplop atau hadiah tersebut membuat pengeluaran dalam keluarga Anda menjadi terlalu besar. Kalau ada uangnya bukan masalah. Tapi kalau anggaran Anda tiap bulannya ngepas? Bisa-bisa Anda harus memotong biaya hidup Anda. Contoh yang sederhana saja: katakan penghasilan keluarga Anda tiap bulan mencapai Rp 1 juta. Anda hidup dengan suami/istri serta 2 anak. Pengeluaran keluarga per bulan mencapai Rp 900 ribu. Dalam sebulan, Anda menghadiri 4 undangan pernikahan. Nah,
www.rajaebookgratis.com
kalau satu amplop Anda memberikan Rp 50 ribu, maka total yang Anda keluarkan adalah Rp 200 ribu. Ini berarti Anda defisit Rp 100 ribu kan? Untuk mengurangi risiko kejadian seperti ini, sejumlah tips di bawah ini bisa membantu: 1. Ketahuilah bahwa pemberian amplop bukan suatu keharusan Mulai sekarang, ketahuilah bahwa pemberian amplop dan hadiah bukanlah suatu keharusan. Mungkin Anda kaget membacanya, tapi itu betul. Kenapa demikian? Kalau Anda menghadiri sebuah resepsi pernikahan, tahukah Anda apa yang paling ditakuti pasangan menikah dan panitia yang mengadakan resepsi pernikahan? Coba tebak: yang paling mereka takutkan adalah kalau tidak ada tamu yang datang. Artinya, mereka sesungguhnya tidak peduli apakah Anda memberikan amplop atau tidak. Mereka jauh lebih senang melihat wajah Anda di resepsi pernikahan itu, dibanding amplop yang Anda berikan. Ini karena sebagai pasangan yang baru saja menikah, mereka ingin pestanya ramai. Jadi, kalau anggaran Anda terbatas, dan hal itu bukan suatu keharusan, jangan takut untuk tidak
memberikan
amplop
pada
saat
resepsi
pernikahan.
2. Jangan ragu untuk mengurangi jumlah isi amplop Anda bila dirasa terlalu besar Terkadang kedekatan hubungan Anda dengan si pengantin baru atau keluarga si pengantin membuat Anda ingin memberikan amplop dan hadiah dalam jumlah besar. Sekali lagi, kalau Anda ada uangnya sih mungkin tidak apa-apa. Yang repot adalah kalau dana Anda terbatas. Tipsnya di sini adalah, jangan ragu untuk mengurangi jumlah isi amplop Anda bila dirasa terlalu besar dan memberatkan untuk Anda. Dalam salah satu seminar saya, pernah ada satu peserta seminar yang menyampaikan unek-uneknya. Intinya dia mengatakan, kita punya kebiasaan yang tidak terlalu bagus dalam memberikan amplop dan hadiah. Seringkali, kalau yang
www.rajaebookgratis.com
menikah (atau keluarga yang menikah) itu adalah orang yang mempunyai andil besar dalam karier kita atau keluarga kita (seperti keluarga bos kita atau bos suami kita), maka kita cenderung memberikan amplop dengan jumlah uang yang besar. Tapi ketika yang menikah adalah orang kantor kita yang jabatannya lebih rendah dari kita, tidak berpengaruh pada karier kita dan mungkin penghasilannya lebih rendah dari kita, kita cenderung memberikan amplop dalam jumlah yang sedikit. Padahal logikanya, pengantin yang penghasilannya lebih rendah dari kita itu jelas lebih membutuhkan dibanding anak bos kita yang menikah yang sudah lebih sejahtera dari kita. Jadi ibu-ibu, mulai sekarang, jangan lagi menganggap bahwa nama baik dan karier suami Anda akan diukur dari jumlah isi amplop yang Anda berikan. Kalau memang si pengantin (atau keluarga pengantin) ternyata memandang nama baik Anda hanya dari isi amplop atau nilai hadiah yang Anda berikan, itu berarti Anda berteman atau bersaudara dengan orang yang "salah". 3. Pertimbangkan memberi hadiah dalam bentuk barang yang berguna Hadiah yang agak lain, selain uang biasanya adalah kupon (bahasa kerennya voucher), seperti kupon belanja, kupon makan, atau kupon-kupon yang lain. Ini karena kupon tersebut sifatnya unik, dalam arti bahwa si penerima kupon hanya bisa menggunakan kupon itu di tempat-tempat yang sudah ditentukan. Sebagai contoh adalah ayah saya sendiri. Salah satu hobinya adalah berbelanja busana di sebuah toko baju tertentu di Jakarta. Nah, ketika berulang tahun, dia senang sekali apabila anak-anaknya menghadiahkan kupon belanja di toko baju tersebut. Nilainya mungkin tidak besar-besar amat, tapi baginya, voucher tersebut unik dan lebih berkesan ketimbang berupa uang. Nah, yang jadi "masalah" bagi anak-anaknya, nilai kupon belanja tersebut sama dengan nilai uangnya. Sebagai contoh, kupon belanja senilai Rp 100 ribu, harga belinya juga sama, yaitu Rp 100 ribu. Kupon belanja senilai Rp 200 ribu, juga
www.rajaebookgratis.com
hanya bisa dibeli dengan uang Rp 200 ribu. Jadi dari segi nilai uang, tidak ada bedanya. Karena itu, selain kupon, alternatif hadiah lain adalah berupa barang yang secara nilai mungkin lebih murah dibanding kalau Anda memberikan uang dalam amplop, tapi diperkirakan barang itu akan sangat berguna. Mungkin tidak harus peralatan masak (karena toh pengantin baru pasti sudah banyak sekali mendapatkan hadiah berupa peralatan masak). Salah satu alternatif hadiah yang bisa Anda berikan salah satunya adalah buku. Buku apa saja, bisa buku mengenai pernikahan, tentang psikologi suami-istri, atau mengenai bayi, karier. Apa saja yang yang berguna. Selain lebih murah (hargaharga buku seperti itu biasanya dibawah Rp 100 ribu), hadiah Anda juga lebih gampang diingat. Coba bayangkan, di tengah tumpukan amplop uang yang diterima pengantin, dia mendapatkan hadiah lain berupa buku. Pastilah dia mencari-cari siapa yang memberikan hadiah tersebut, dan tersenyum simpul karena
mengetahui
bahwa
Andalah
yang
memberikan
hadiah
itu.
4. Mulailah memasukkan pengeluaran Amplop & Hadiah dalam anggaran keluarga Kebanyakan orang tidak pernah memasukkan pemberian amplop dan hadiah dalam anggaran keluarga. Saya yakin ada di antara Anda yang demikian. Nah, mulai sekarang coba masukkan pengeluaran tersebut dalam anggaran keluarga Anda tiap bulannya. Dengan memasukkannya dalam anggaran, maka Anda bisa memperkirakan sejak awal apakah pemberian amplop dan hadiah di bulan ini akan menghabiskan semua uang Anda pada akhir bulan atau tidak. Anggarkan saja, apakah Rp 100 ribu per bulan, Rp 300 ribu per bulan, atau --kalau memang penghasilan keluarga Anda agak besar-- bisa Rp 500 ribu per bulan. Terserah Anda. Setelah itu, patuhi anggaran tersebut.
www.rajaebookgratis.com
Ada tips sederhana dalam membuat anggaran untuk amplop dan hadiah. Biasanya, undangan resepsi pernikahan akan Anda dapatkan sekitar 2 - 4 minggu sebelum Hari H. Nah, dari situ Anda bisa memperkirakan ada berapa undangan yang akan Anda hadiri di bulan tersebut, termasuk mungkin undangan ulang tahun atau lainnya. Kemudian, susun daftarnya di sebuah kertas, dan tulis nilai amplop dan hadiah yang akan Anda berikan. Contohnya seperti dibawah ini: Nama-----------------------------------Nilai Muklis (tetangga depan rumah)----------Rp 50.000 Dewi (teman senam)---------------------Rp 50.000 Anto (teman suami di kantor)-----------Rp 100.000 Ultah Mertua (Voucher Dept. Store)-----Rp 100.000 Kelahiran sepupu (Buku)----------------Rp 30 ribu Total Amplop & Hadiah bulan ini--------Rp 350.000,-
Sekarang, kita akan membahas pos ketiga, yakni busana & aksesori. Yang dimaksud busana & aksesori adalah pakaian yang kita kenakan setiap hari berserta segala pelengkapnya, seperti tas, sepatu, sabuk, dan segala macam perhiasan yang melekat di tubuh ataupun busana Anda. Begitu beragamnya jenis busana dan aksesori hingga tanpa sadar kita sering terbujuk untuk memiliki lebih banyak ragam busana dan aksesori. Tahu-tahu tanpa terasa kita sudah membelanjakan begitu banyak untuk pengeluaran yang satu ini. Bagaimana caranya agar pengeluaran untuk busana & aksesori tidak kebablasan? Di bawah ini adalah lima tips yang mudah-mudahan bisa bermanfaat. 1. Beli karena memang Anda butuh Ya, Anda mesti menanyakan pada diri sendiri, apa benar saya memerlukan barang ini? Pantaskan saya memakainya? Kalaupun saya memang bisa memakainya, seberapa seringkah? Okelah barang itu bagus, tapi bila memang tidak pantas untuk Anda, apa iya kita harus membelinya? Begitu juga jika barang itu hanya untuk dipakai sekali seumur hidup, tentu tidak harus kita membelinya bukan?
www.rajaebookgratis.com
Saya jadi ingat pengalaman saya ke pertokoan terkenal di Jakarta beberapa waktu lalu saat saya masih lajang. Saya tertarik masuk ke toko baju-baju pria. Bagusbagus sekali barangnya. Saya pun membeli dua kemeja kerja dengan motif polos. Setelah membeli, saya terus berjalan-jalan di pertokoan itu. Menyusuri gang yang lain. Alamak, ternyata ada toko busana lain yang barang jualannya kelihatannya lebih bagus dari yang saya beli tadi. Saya masuk ke toko itu dan, astaga! Bajubaju yang dipajang di dalam juga bagus-bagus. Tapi karena tadi sudah membeli, saya akhirnya tidak beli apa-apa di toko itu. Ketika saya terus berjalan, ternyata ada dua toko lagi yang juga punya kemeja kerja bagus lebih bagus. Sempat juga ada penyesalan, kenapa uang saya saat itu terbatas hingga hanya bisa beli dua baju. Ketika pulang, saya berpikir kembali, kenapa tadi saya membeli baju? Alasannya adalah karena baju itu bagus. Padahal, bicara soal baju bagus, kalau Anda ke mal, pasti puluhan atau mungkin ratusan bagus yang dijual. Kalau alasan Anda membeli karena baju itu bagus, berarti ada banyak sekali baju yang harus Anda beli. Padahal belum tentu satu saja baju itu Anda butuhkan. Dalam contoh saya tadi, sebetulnya tidak apa-apa bila saya tidak membeli satu baju sekalipun, karena saat itu saya sudah punya lima kemeja kerja di rumah yang saya pakai bergantian tiap hari. Jadi, kalau ngikutin barang bagus memang enggak ada habisnya. Percayalah, produsen selalu berusaha keras agar busana yang diproduksinya bisa selalu tampil bagus dan menarik. 2. Anggarkan pembelian Anda bila dirasa perlu Saya yakin, beberapa dari kita sudah menganggap belanja busana dan aksesori sebagai hobi. Contoh yang paling sering adalah ketika kita baru saja mendapatkan undangan pesta kawin, langsung esoknya toko cari baju dan aksesori.
www.rajaebookgratis.com
Nah, apa yang terjadi kalau Anda membeli busana & aksesori secara dadakan? Anda akan mengambil uang yang seharusnya dijatahkan untuk pos lain. Ujungnya-ujungnya, anggaran pembayaran Anda yang lain jadi terganggu. Mulai sekarang, cobalah buatkan pos pengeluaran khusus untuk busana & aksesori Anda tiap bulan. Dengan demikian, kalau harus membeli busana & aksesori, Anda tidak perlu lagi mengambil dari jatah pos yang lain. 3. Utamakan kualitas daripada kuantitas Banyak dari kita yang senang dan bangga bila bisa membeli barang yang murah. Untuk busana & aksesori yang menempel di badan Anda, tak ada salahnya kalau Anda memilih busana & aksesori yang lebih bermutu, walaupun harganya sedikit lebih mahal. Teman saya misalnya, suka sekali memilih baju dari harganya. Dia berpikir, bahwa dengan harga murah, dia bisa membeli tiga hingga lima barang sekaligus. Bagus sih. Tapi barang murah belum tentu kualitasnya bagus, kan? Betul saja, setelah baju itu dibeli dan dipakai dua tiga kali ia mulai merasa tidak nyaman dengan bahan baju yang dia kenakan. Sudah itu, baru beberapa kali dicuci, warna bajunya cepat sekali memudar. Akhirnya, coba tebak, baju itu tak pernah lagi dipakai dan dia harus beli baju lagi. Kesimpulannya, yang tadinya dikira harganya murah ternyata justru menguras isi kocek lebih banyak. 4. Pandai-pandailah melakukan kombinasi Pada suatu hari, saya pernah tampil berdua bersama perancang busana Robby Tumewu dalam sebuah seminar internal yang diadakan NOVA di depan kelompok karyawan dan karyawati dari sebuah perusahaan di Indonesia. Masingmasing dari kami, tentu saja, membawakan topik yang berbeda. Saya tampil terlebih dahulu membawakan topik Mengelola Keuangan Keluarga.
www.rajaebookgratis.com
Ketika tiba gilirannya, Robby membawakan topik padu padan busana. Saya sendiri belum pernah mengikuti acara sejenis. Karena itu, saya tertarik mengikutinya. Betul juga, ternyata sangat menarik. Di situ, Robby sempat mengucapkan satu kalimat sederhana yang terus saya ingat sampai sekarang. Yakni, "Untuk terlihat menarik dalam hal penampilan, Anda tidak perlu memiliki busana & aksesori dalam jumlah yang sangat banyak. Yang perlu Anda lakukan adalah cukup dengan belajar mengombinasikan warna serta model dari busana & aksesori yang sudah Anda punya." Saya berpikir lagi dan mengingat-ingat, betul juga. Banyak kan anggota keluarga kita yang memiliki busana hingga satu, dua atau tiga lemari besar di kamarnya? Belum lagi sepatu, jam tangan atau bros misalnya? Mereka mengeluarkan banyak sekali uang untuk penampilannya agar bisa terlihat lain dalam tiap acara yang dihadirinya. Mereka beranggapan harus memiliki satu (pasang) busana yang berbeda untuk tiap acara. Dan untuk itu, jelas akan ada pembelian busana baru yang harus dilakukan. Padahal, kata Robby, Anda bisa saja memakai busana lama Anda, asalkan Anda pintar menukar atau memainkan kombinasinya. Dengan demikian, pembelian busana & aksesori baru bisa dikurangi, dan otomatis Anda juga jadi lebih hemat kan? 5. Cari tempat lain yang lebih murah Anda suka mencari busana & aksesori di mal? Bagus sekali, karena di sini biasanya ada banyak variasi pilihan. Tapi, pernahkah terpikir oleh Anda untuk mencari barang-barang tersebut di tempat lain yang memberikan harga miring? Saya tahu memang tidak mudah, karena Anda mungkin harus mencarinya dulu. Jangan lupa bahwa terkadang pembelian yang Anda lakukan di mal biasanya jadi lebih mahal karena adanya unsur kenyamanan yang Anda dapatkan. Bukankah toko tersebut membayar sewa ruangan dan juga pembiayaan tambahan untuk AC, tata interior, cahaya, dan juga para pegawai.
www.rajaebookgratis.com
Mungkin saja kalau Anda mau mencoba meluangkan waktu sebentar untuk mencari di tempat lain, bisa saja Anda menemukan barang yang sama, tapi dengan harga yang lebih murah. pos pengeluaran ke-4 dalam keluarga yang harus diwaspadai. Pos ini adalah barang elektronik. Kalau bicara tentang barang elektronik, Anda mungkin menganggap itu cuma masalah kaum suami. Memang, bagi para cowok, masuk ke toko barang elektronik mungkin bisa dibandingkan dengan perempuan yang masuk ke toko baju. Wuh... asyik sekali. Saya sendiri juga begitu. Namun jangan salah, wanita pun sebetulnya juga menyenangi barang elektronik. Hanya saja jenisnya mungkin berbeda. Sebagai contoh, pria mungkin senang dengan barang elektronik yang berkaitan dengan hiburan di rumah (seperti radio tape, VCD player, atau teve), komunikasi (seperti HP), dan berbagai macam barang lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau hobi (seperti komputer atau personal data assistant). Di lain pihak, wanita biasanya hanya menyenangi dan mencari barang elektronik yang memang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti memasak (rice cooker dan magic jar), dan mencuci (mesin cuci). Atau, bila wanita itu bekerja ke luar rumah, bisa jadi HP juga termasuk yang ia minati karena dianggap memudahkan pekerjaannya. Karena pengeluaran untuk pos barang elektronik ini memang sering lepas kontrol, ada baiknya Anda simak tips berikut ini untuk mencegah membengkaknya pengeluaran.
1. Sesuaikan pembelian Anda dengan kebutuhan Anda sudah punya teve di rumah? Bagus dan memenuhi syarat? Kalau begitu, buat apa beli teve lagi? Contoh lain, Anda mungkin sudah punya radio tape di kamar. Masih berfungsi dengan baik, suaranya masih bagus dan bisa menemani kegiatan Anda sehari-hari. Apa Anda masih mau beli lagi?
www.rajaebookgratis.com
Artinya, carilah barang yang memang betul-betul Anda butuhkan. Jangan mentang-mentang di teve ada iklan kipas angin, Anda langsung memutuskan membeli kipas angin yang sebetulnya sudah Anda miliki. Biasanya, pembelian barang elektronik dalam keluarga sering kali membengkak karena melakukan pembelian yang berulang untuk satu jenis barang saja. Jadi lain kali, sebelum Anda memutuskan membeli suatu barang, tanyakan dulu kepada diri Anda sendiri, apa memang Anda memerlukannya, ataukah sekadar ingin memuaskan keinginan saja. 2. Jangan terpengaruh oleh desain barang yang canggih Dalam satu acara saya di radio, ada seorang pendengar yang mengirimkan pertanyaan melalui surat. Dia bercerita suaminya adalah penggemar barang elektronik. Yang jadi masalah, suaminya ini gemar membeli barang elektronik yang punya desain menawan serta teknologi canggih. Konsekuensinya mereka seringkali harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk memenuhi keinginan tersebut. Padahal, kondisi keuangan keluarga mereka sangat terbatas. Pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukannya? Apakah membeli barang elektronik memang harus yang berdesain canggih dan menawan? Bukankah yang biasa-biasa saja sudah cukup? Yang penting kualitas dan fungsinya memenuhi syarat kan? Salah satu hal penting yang harus Anda ingat dalam membeli barang elektronik adalah jangan pernah melihat desain sebagai satu-satunya alasan Anda membeli. Tapi coba lihat dulu apakah fungsi barang yang Anda incar itu sesuai yang Anda perlukan. Jangan mentang-mentang radio tape yang dijual di toko itu berdesain unik, lantas Anda langsung membelinya. Padahal, mungkin saja harganya jauh lebih mahal dari barang sejenis yang desainnya biasa-biasa saja. 3. Beli barang elektronik yang memberikan garansi
www.rajaebookgratis.com
Di mana pun Anda membeli barang, selalu usahakan membeli barang yang bergaransi. Sebagai contoh, saya seringkali mendengar cerita ada banyak orang yang membeli ponsel hanya karena harganya murah, barang selundupun, inilah atau itulah, padahal barang tersebut tidak memberikan garansi. Alhasil, ketika barang tersebut rusak setelah dipakai seminggu, dia tidak bisa lagi memakai ponselnya. Padahal harganya tidak murah. Akhirnya, harga barang itu jatuhnya jauh lebih mahal ketimbang Anda membeli yang bergaransi. Cek juga garansi macam apakah yang diberikannya: Garansi Toko atau Garansi Produsen? Garansi Toko adalah garansi yang diberikan oleh si toko, di mana kalau barang Anda mengalami kerusakan, toko itulah yang bersedia membetulkan kerusakannya. Tetapi kalau garansi produsen, biasanya produsennya langsunglah yang akan membetulkan barang Anda. Bila garansinya merupakan garansi produsen, tanyakan kepada penjual di toko di mana alamat produsen (dalam hal ini pusat layanan yang bisa didatangi). Jangan lupa, barang elektronik memiliki komponen sangat rumit untuk dimengerti. Berbeda dengan baju yang mungkin bisa Anda cek kualitasnya dengan cara melihat dan meraba-raba kainnya. Pada barang elektronik Anda tidak mungkin membuka-buka bodi barang tersebut bukan? Kalaupun bisa, saya jamin Anda belum tentu bisa menguji apa kualitasnya. Misalnya, apakah Anda bisa tahu kalau salah satu komponennya ada yang diganti? 4. Jangan terpengaruh oleh harga yang murah Sebagai contoh, ketika Anda ingin membeli radio tape, Anda mungkin akan datang ke sebuah toko barang elektronik. Disitu, Anda akan melihat 5 radio tape dengan 5 merk yang berbeda. Perbedaan harganya mungkin tidak terlalu jauh, yang satu Rp 1 juta, ada yang Rp 1,2 juta, ada yang Rp 900 ribu, ada yang 1,1 juta, tetapi yang terakhir ini, harganya Rp 700 ribu. Sekilas, Anda mungkin akan tertarik pada barang yang memberikan harga paling murah. Tapi coba perhatikan dulu kenapa harganya bisa lebih murah. Apakah
www.rajaebookgratis.com
karena fungsinya yang terbatas, apakah karena tidak ada garansi produsen dan hanya garansi toko saja yang diberikannya, ataukah karena merknya yang tidak dikenal? Nah, yang terakhir inilah yang umumnya terjadi. Sekarang, kalau perbedaan harganya tidak terlalu jauh, kenapa Anda tidak membeli barang yang harganya mungkin sedikit lebih tinggi, tetapi dengan merk yang sudah terjamin dan terbukti kualitasnya, dibandingkan barang dengan merk lain yang lebih murah tetapi dengan kualitas yang belum terbukti. Demikianlah pembahasan tetang empat pos pengeluaran yang patut diwaspadai. Semoga bermanfaat bagi Anda.
KREDIT BUKANLAH ALASAN Beberapa dari Anda mungkin berpikir bahwa pembelian barang elektronik di keluarga Anda tidak mungkin membengkak mengingat harganya yang relatif mahal. Nah, boroboro mau beli, uangnya saja enggak ada, begitu mungkin kata Anda. Namun seringkali toko juga bekerja sama dengan sebuah lembaga pembiayaan dalam melayani pembeli yang tidak bisa membeli barang dengan cara tunai. Sering kan kita melihat ada gerai lembaga pembiayaan yang nongkrong di toko-toko elektronik? Nah, perlu diingat, jangan mentang-mentang ada fasilitas kemudahan, Anda lalu berpikir untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak Anda butuhkan. Adanya lembaga pembiayaan itu memang bagus, tapi perlu diketahui bahwa fasilitas kredit yang ada di situ sebetulnya hanyalah alat untuk memudahkan. Dan bukan menjadi alasan --apalagi alasan satu-satunya-- untuk membeli dengan membabi buta. Tetaplah kembali ke tips-tips yang sudah saya sebutkan di atas.