BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk menggumpulkan informasi secara actual terperinci, mengidentifikasi masalah .17 Dalam Penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian dengan menganalisis data yang tidak berbentuk angka. Tetapi berbentuk pemaparan dengan menggambarkan suatu hal yang tidak dengan angka. Pengumpulan data penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara wawancara mendalam, Fokus Group Discussion atau observasi.18
17
MasriSingarimbun, MetodePenelitian survey, 1995, hal. 9 JalaludinRahmat, MetodePenelitianKomunikasi.Bandung 2004, hal. 24-25
18
36
37
3.2
Metode Penelitian Penelitian telah Menentukan metode yang digunakan adalah metode Analisis Wacana Kritis Model Teun a van Dijk yang melihat bahasa sebagai factor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi Mengutip Fairclough dan wadok, “ Analisis Wacana kritis melihat wacana – pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktek sosial.” Artinya wacana di gambarkan sebagai praktek sosial yang menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, intuisi, dan struktur sosial yang membentuknya.19 Analisis Wacana yaitu salah satu alternatif dari analisis kualitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis wacana lebih melihat pada bagaimana (how) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan, dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.
19
Eriyanto. Analisis wacana Pengantar teks Media. LKiS. 2001. Hal : 7
38
Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana dalam paradigma kritis dengan model van Dijk. Dalam pandangan van Dijk, analisis wacana merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk linguistik tradisional yang bersifat formal (Linguistik Struktural). Linguistik tradisional ini memfokuskan kajiannya pada pilihan unit – unit dan struktur kalimat tanpa memperhatikan analisis bahasa dalam penggunaannya. Berbeda dari linguistik tradisional, analisis wacana justru lebih memperhatikan hal – hal yang berkaitan dengan struktur pada level kalimat, misalnya hubungan ketatabahasaan (gramatika) seperti subjek – kata kerja – objek, sampai pada level yang lebih luas daripada teks. Bagi teks tertulis, analisis wacana yang dilakukan bertujuan untuk mengeksplisitkan norma –norma dan aturan – aturan bahasa yang implisit.
3.3
Unit analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah meneliti bentuk teks, narasi yang ada pada program talkshow “Indonesia Lawyers Club” Di TV One Episode 20 Agustus 2013 dengan tema “Di balik Mafia migas”
39
3.4
Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode teori Teun A van Dijk. Menurut Van Dijk, Penelitian atas Wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.20 Diperjelas pula dalam buku Alex Sobur (Analisis Teks Media ), Van dijk membagi ke dalam tiga tingkatan : 21 1. Struktur Makro. Ini merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. 2. Super struktur adalah kerangka suatu teks : bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. 3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang diamati dengan menganalisis data, kalimat, proposional, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.
20
Op,cit, Eriyanto, hal 221 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan analisis Framing), Rosdakarya, Bandung,2001, Hal. 73-74 21
40
3.5
Fokus Penelitian Di dalam teori yang dimiliki Van Dijk, Fokus penelitian program Indonesia Lawyers Club ini tergambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.5 Elemen Wacana Van Dijk Struktur Wacana
Unit yang diamati
Elemen
Struktur Makro
Tematik
Topik
Superstruktur
Skematik
Skema
Strutur Mikro
Stemantik
Latar, Detail, Maksud, Pra anggapan, Nominalisasi
Sintaksis
Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata ganti
Stilistik
Leksikon
Retoris
Grafis, Metafora, Ekspresi
41
Table diatas merupakan susunan dalam penelitian wacana berdasarkan teori Van Dijk, Berikut adalah Pengertiannya sebagai berikut : 22 a. Tematik Secara harfiah tema berarti “Sesuatu yang telah diuraikan”, atau “Sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata yunani Tithenai yang berarti “Menempatkan” atau “meletakan” Dilihat dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah Suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisanya, Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan Wujud – wujud kesatuan yang dapat kita lihat didalam teks atau bagi cara – cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren. b. Skematik Skematik Mungkin merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan diawal, atau
pada
kesimpulan
bergantung
kepada
makna
yang
didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain, struktur Skematik Memberikan tekanan : bagian mana yang didahulukan, dan
22
Ibid, Alex Sobur. Hal : 74
42
bagaimana yang bisa dikemudikan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. c. Semantik Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa Yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari penggabungan satuan – satuan kebahasaan. Semantik dalam skema Van Dijk dikatagorikan sebagai makna lokal (Lokal Meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu teks. d. Sintaksis Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negative, itu juga dilakukan dengan manipulasi politik menggunakan sintaksis (Kalimat) seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagainya. Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun=’dengan’ + tattein = ‘menepatkan’). Jadi, kata sintaksis secara etimologis berarti menepatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat (Pateda, 1994:85). Ramlan
43
(Padeta, 1994:85) mengatakan, “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase...”. e. Stilistik Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicaraan atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman,1993 :3) Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa : ragam lisan dan ragam tulis, ragam nonsastra dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks sastra tertulis. f. Retoris Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya, dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik), atau bertele – tele. Retoris mempunyai fungsi persusasive, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Pemakaiannya diantaranya, dengan menggunakan gaya
44
repetisi (pengulangan ), aliterasi (pemakaian kata – kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak), sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian, atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak. Bentuk gaya retoris lain adalah ejekan (ironi) dan metonomi. Tujuannya adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan.
3.6
Teknik Pengumpulan Data 3.6.1
Data Primer Data Primer adalah data yang di peroleh dari sumber pertama objek penelitian. Dalam Penelitian ini data primer didapat dari observasi (Pengamatan) langsung terhadap dokumenter media atau berita itu sendiri. Dokumentasi adalah data yang dilakukan dikumpulkan dari studi pustaka di perpustakaan, artikel-artikel ilmiah di media cetak dan elektronik, serta dari internet. Dengan lebih memperhatikan bahasa dalam tema dialog yang mengarah pada masalah Suap Lembaga Negara Skk Migas yang dilakukan dengan menyimak tayangan program” Indonesia Lawyers Club ” Episode 20 Agustus 2013.
45
3.6.2 Data Sekunder Data Sekunder yang digunakan peneliti adalah wawancara Data sekunder ini merupakan nilai tambahan untuk penelitian. Wawancara dilakukan pada produser program “Indonesia Lawyers club”, beberapa bintang tamu yang dihadirkan dalam program tersebut.
3.7
Teknik Analisis Data Dalam teknik analisis datanya, peneliti berusah memahami makna tuturan bentuk teks, dan situasi, karena analisis wacanaa adalah lebih menekankan pada bagaimana pesan atau teks komunikasi pesan disampaikan melalui kata, frase, kalimat. Dalam bukunya, Eriyanto mengungkapkan analisis wacana secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apapun) di informasikan oleh media melalui penggunaan bahasa. Analisis wacana suatu metode analisis yang ditujukan untuk mengetahui prinsip – prinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka.Dan disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi dan analisis data, diskusi secara intens dengan dosen pembimbing juga dilakukan untuk mempertajam temuan penelitian.