METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober 2008 sampai Pebruari 2009.
Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alkohol 70%, alat yang digunakan adalah tali plastik, patok, ombrometer, pipa paralon, ember besar, stopwatch, pita meter, altimeter, termometer, selang plastik, perlengkapan herbarium, dan buku identifikasi.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu analisis vegetasi, profil vegetasi, dan parameter air (aliran batang, curahan tajuk, dan infiltrasi). Penelitian pendahuluan berupa pengamatan lapangan untuk menentukan plot penelitian. Penentuan plot dilakukan secara acak dan sistematik. Analisis vegetasi dilakukan untuk menentukan spesies vegetasi yang dominan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP). Metode kuadrat (Mueller et. al 1974) digunakan untuk analisis dominansi fase pohon, tiang, sapihan, dan anakan dengan luasan kuadrat yang telah ditentukan sebelumnya. Luasan petak 2x2 m untuk anakan, 5x5m untuk sapihan, 10x10m untuk tiang, dan 20x20 m untuk pohon, plot yang digunakan sebanyak 10 plot (Gambar 6).
Gambar 6 Luasan petak metode kuadrat
Parameter yang dianalisis: Kerapatan Mutlak (KM) jenis i Jumlah individu jenis i KM(i) = Total luas areal penarikan contoh Kerapatan Relatif (KR) jenis i KM(i) KR(i) = _______________________________ x 100% Total KM seluruh jenis Frekuensi Mutlak (FM) jenis i Jumlah plot yang diduduki jenis i FM (i) = ________________________________ x 100% Jumlah total plot Frekuensi Relatif (FR) jenis i FR(i) =
FM(i) ________________________________ x 100% FM total seluruh jenis
Dominansi Mutlak (DM) jenis i DM (i) =
Jumlah luas bidang dasar suatu jenis i
Dominansi Relatif (DR) jenis i DM(i) DR(i) = ________________________________ x 100% Total DM seluruh jenis Indeks Nilai Penting ( INP) jenis i INP (i) = KR(i) + DR(i) + FR(i) Keterangan : KM(i) : kerapatan mutlak jenis i KR (i) : kerapatan relatif jenis i FM (i) : frekuensi mutlak jenis i FR (i)
: frekuensi relatif jenis i
DM (i) : dominansi mutlak jenis i DR (i) : dominansi relatif jenis i INP (i) : indeks nilai penting jenis i Metode garis menyinggung (line intercept) (Muller et. al 1974) digunakan untuk analisis dominansi tumbuhan penutup tanah dengan panjang transek 30 m. Pada daerah penelitian dijadikan contoh dibuat transek titik pertamanya diambil secara acak. Garis-garis transek tersebut dibagi ke dalam interval-interval. Setiap interval dianggap sebagai petak contoh tempat pengambilan data yang diperlukan.
Hanya tumbuhan bawah yang tersinggung oleh garis transek yang diamati. Apabila nama spesies tumbuhan tidak dikenal di lapangan maka akan di buat herbarium. Untuk setiap tumbuhan yang tersinggung garis transek, dilakukan 2 pengukuran yang harus di catat yaitu panjang transek yang terpotong (I) dan lebar maksimum tumbuhan tegak lurus pada garis transek (M). Kerapatan Mutlak (KM) jenis i (∑ 1/Mi) x unit penarikan contoh KM (i) = ________________________________ Total panjang transek Kerapatan Relatif (KR) jenis i KM(i) KR(i) =
_______________________________ x 100% Total KM seluruh jenis
Frekuensi Mutlak (FM) jenis i Jumlah interval yang diduduki jenis i FM (i) =
________________________________ x 100% Jumlah total interval seluruh transek
Faktor penimbang (F) F = (∑ 1/ M) Jumlah total seluruh jenis Frekuensi tertimbang (Ft) jenis i Ft (i) = F x Jumlah interval diduduki jenis i Frekuensi Relatif (FR) jenis i Ft(i) FR(i) =
________________________________ x 100% Ft total seluruh jenis
Dominansi Mutlak (DM) jenis i DM (i) =
Total panjang intersepsi jenis i
Dominansi Relatif (DR) jenis i DM(i) DR(i) = _______________________________ x 100% Total DM seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) jenis i INP (i) = KR(i) + DR(i) + FR(i) Keterangan : M(i)
: proyeksi tajuk maksimum jenis i
KM(i) : kerapatan mutlak jenis i KR (i) : kerapatan relatif jenis i FM (i) : frekuensi mutlak jenis i F
: frekuensi penimbang
Ft (i)
: frekuensi tertimbang jenis i
FR (i)
: frekuensi relatif jenis i
DM (i) : dominansi mutlak jenis i DR (i) : dominansi relatif jenis i INP (i) : indeks nilai penting jenis i
Profil Vegetasi Analisis profil vegetasi (Halle et al.1978) dilakukan dalam plot sampling berukuran 20x 30m. Parameter yang diamati pohon (tanaman berkayu berdiameter > 20 cm dan atau tinggi > 2m), diberi nomor dan di lakukan pengukuran diameter setinggi 1.3 m diatas permukaan tanah (diameter setinggi dada), tinggi pohon bebas tajuk dan diameter tajuk pohon. Pohon yang teridentifikasi selanjutnya dibuat profil vegetasinya dalam kertas milimeter dengan skala 1 : 200. Tinggi pohon dan arsitektur tajuknya dibuat secara vertikal kemudian diproyeksikan secara horisontal untuk luas penutupan tajuk. Penentuan pohon yang termasuk ke dalam pohon masa kini, masa datang, dan masa lampau di tentukan dengan rumus : Pohon masa kini Tt < 2.Tbc Tt < 100. Dtd Tbc < ½. Tt Pohon masa datang Tt > 2. Tbc Tt> 100. Dtd
Tbc < 1/2 . Tt Pohon masa lampau Tt << 2.Tbc Tt << 100.Dtd Tbc >> ½. Tt Keterangan : Tt
: tinggi pohon total
Tbc
: tinggi pohon bebas cabang
Dtd
: diameter pohon setinggi dada Setelah analisis vegetasi akan diperoleh jenis pohon yang dominan.
Selanjutnya untuk penentuan model arsitektur pohon digunakan kunci determinasi Halle (1978) dengan memperhatikan dan mengukur beberapa parameter berikut : 1. Bentuk pertumbuhan batang 2. Bentuk dan susunan cabang pada batang 3. Bentuk dan susunan cabang pada cabang lateral 4. Posisi organ seksual (pembungaan) 5. Tinggi batang bebas cabang Analisis Parameter Air
Plot pengambilan data parameter air secara Purposive Radom Sampling .. Parameter air meliputi : 1. Aliran batang Pengukuran aliran batang, terlebih dahulu dilakukan penampungan air yang mengalir pada batang. Penampungan dengan membuat lingkaran spiral pada batang yang terbuat dari selang plastik yang bermuara ke dalam penampungan air (Kaimuddin 1994). Banyaknya aliran batang yang diukur sebanyak 3 pohon. Perhitungan volume aliran batang dilakukan dengan persamaan : Sfi = Vi/Li cm = Vi/Li x 10mm, Dimana ; Sfi = tinggi aliran batang ke i (mm) Vi = volume aliran batang ke i (cm3) Li = luas tajuk pohon ke i (cm2)
Gambar 7 Aliran Batang 2. Air Curahan Tajuk Pada (Gambar 8) pengukuran air curahan tajuk terlebih dahulu dilakukan penampungan air curahan tajuk dengan kerangka kayu yang diberi alas plastik dengan luas permukaan penampungan 1x1m2 ditempatkan dibawah tajuk (Kaimuddin 1994). Diukur pada 3 pohon (sebagai ulangan). Volume air curahan tajuk yang tertampung selanjutnya di konversi ke dalam satuan tinggi kolom air (mm) dengan persaman : Tfi = Vi/Li = Vi/Li x 10 mm Dimana ; Tfi
= tinggi curahan tajuk ke i (mm)
Vi
= volume curahan tajuk i (cm3)
Li
= luas penampungan ke i (cm2)
Gambar 8 Air Curahan Tajuk
3. Infiltrasi Laju infiltrasi diukur dengan menggunakan paralon berukuran diameter 10cm dan tinggi 50 cm (Gambar 9). Data infiltrasi berupa laju infiltrasi air ke dalam tanah persatuan waktu ((ml/cm2/menit). Laju infiltrasi diukur dengan menghitung laju penyerapan atau habisnya air dalam pipa infiltrasi ke dalam tanah menggunakan stop watch (Setiadi 1998).
Gambar 9 Infiltrasi 4. Curah Hujan Pengambilan data sekunder curah hujan dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Pebruari 2009 di Dinas Bina Marga Sumber Daya Alam & Sumber Daya Manusia Ranting Senjoyo.
Analisis Tanah Analisis tanah dilakukan secara Proposive Random Sampling untuk profil dan tekstur tanah. Pembuatan profil tanah digali sedalam 2 m. Analisis tekstur tanah dilakukan di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB.
Analisis Data Analisis regresi dan korelasi dilakukan pada faktor curah hujan di tempat terbuka dengan besarnya aliran batang, air curahan tajuk, dan infiltrasi dengan persamaan : Y = bo + b1x +
ε
Dimana : Y = hasil pengukuran komponen hujan (aliran batang, curahan tajuk, dan infiltrasi) bo = intercept b1 = koefisien x x = curah hujan ε
= error
Analisis korelasi menggunakan rumus ;
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan yang erat (kedekatan) setiap peubah dilakukan analisis Biplot dengan menggunakan program SAS (Jollife 1986).