11
3.
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kalibaru mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan Teluk Jakarta yang daerah penangkapannya di sekitar pulau Damar. Peta lokasi penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah ini :
Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)
3.2. Metode Kerja 3.2.1. Pengumpulan dan penanganan ikan contoh Proses pengumpulan ikan contoh dilakukan sebanyak delapan kali dengan interval waktu 14 hari dengan teknik pengambilan acak sederhana. Ikan contoh yang akan dilakukan identifikasi spesies diawetkan dengan alkohol 70%. Adapun prosedur pengukuran dan pengamatan ikan contoh disajikan pada Gambar 3.
12
Berikut adalah skema pengambilan data ikan yang diperoleh dari hasil penelitian : Sampel ikan hasil tangkapan
Pola pertumbuhann
Hubungan panjang berat
Pengukuran panjang dan berat ikan
Faktor kondisi Pembedahan ikan
Pengamatan dan pengukuran organ ikan
Gonad ikan
Penentuan jenis kelamin
Hati ikan
Pengamatan struktur anatomi
Penimbangan bobot gonad
TKG
IKG
Nisbah kelamin
Penimbangan hati ikan
Penghitungan jumlah telur
telur Fekunditas
HSI
Potensi reproduksi
Kaitkan dengan waktu
Waktu pemijahan
Pengukuran diameter
Pola pemijahan
Kaitkan dengan ukuran
Kaitkan dengan tempat
Tempat pemijahan
Sebaran diameter telur
Kesesuaian habitat
Gambar 3. Prosedur pengukuran dan pengamatan ikan contoh Keterangan : = tidak dikaji pada penelitian ini
Ukuran pertama kali matang gonad
13
3.2.2. Analisis laboratorium 3.2.2.1. Pengukuran panjang, tinggi, dan berat ikan contoh Ikan contoh diukur panjang total, tinggi, dan berat totalnya. Pengukuran panjang dan tinggi ikan contoh dilakukan dengan menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm. Pengukuran berat total ikan contoh dilakukan dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram.
3.2.2.2. Pembedahan ikan contoh Pembedahan ikan dimulai dari bagian lubang anal sampai dengan tutup insang dan dilakukan dengan menggunakan gunting yang ujungnya runcing terlebih dahulu, setelah ada celah kemudian diganti dengan ujungnya yang tumpul. Hal ini bertujuan agar tidak merusak organ dalam pada ikan yang dianalisis. Kemudian dilakukan pemisahan organ gonad dan hati untuk diawetkan menggunakan formalin 5% dalam botol film.
3.2.2.3. Penentuan jenis kelamin Penentuan jenis kelamin ikan kembung dilakukan setelah ikan dibedah dan gonad diamati secara visual dengan mengikuti ketentuan dari hasil modifikasi Cassie (Effendie 1997) (dapat dilihat pada Tabel 1).
3.2.2.4. Pengamatan struktur anatomis organ gonad Gonad diawetkan dalam larutan formalin 5%. Gonad ikan jantan dan ikan betina dipisahkan dan diamati tingkat kematangan gonadnya. Penentuan TKG dilakukan melalui pengamatan struktur morfologis (visual) dengan menggunakan ciri TKG yang dikemukakan oleh Cassie (Effendie 1997). Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG adalah bentuk, warna gonad, dan perkembangan isi gonad yang tampak (Effendie 1997). tingkat kematangan gonad ikan menurut klasifikasi Cassie adalah disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut :
14
Tabel 1. Tingkat kematangan gonad menurut Cassie (1965) in Effendie (1997) TKG
Struktur Morfologis Gonad Struktur Morfologis Gonad Jantan Betina Testes seperti benang, lebih Ovari seperti benang, panjang
I
pendek dan terlihat ujungnya sampai ke depan rongga tubuh, di rongga tubuh, warna jernih.
warna jernih, permukaan licin
Ukuran testes lebih besar, Ukuran ovary lebih besar, warna II
warna
putih
seperti
susu, lebih gelap kekuning-kuningan,
bentuk lebih jelas daripada telur belum terlihat jelas tanpa TKG I
kaca pembesar
Permukaan testes bergerigi, Butir-butir telur mulai kelihatan III
warna makin putih dan makin dengan mata. Butir-butir minyak besar.
Dalam
keadaan makin kelihatan
diawetkan mudah putus Ovari
bertambah
besar,
telur
berwarna kuning, mudah dipisahIV
Seperti TKG III tampak lebih pisahkan, jelas, testes makin pejal
tampak.
butir
minyak
tidak
Ovary
mengisi
½-2/3
rongga perut dan rongga perut terdesak Ovari berkerut, dinding tebal, butir V
Testes bagian anterior kempis telur dan bagian posterior berisi
sisa
terdapat
di
bagian
posterior, banyak telur seperti TKG II
3.2.2.5. Penimbangan bobot gonad dan hati Gonad dan hati yang telah diawetkan dengan formalin 5% dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu dengan tisu. Setelah itu, gonad dan hati ditimbang menggunakan timbangan ohauus dengan ketelitian 0,0001 gram. Semua data bobot gonad dan hati dimasukkan ke dalam buku data.
15
3.2.2.6. Penghitungan jumlah telur Penghitungan jumlah telur
pada gonad betina TKG IV menggunakan
metode gabungan. Gonad dikeringkan kemudian diambil tiga bagian secara acak pada bagian anterior, tengah, dan posterior lalu bagian tersebut digabungkan menjadi satu kemudian ditimbang beratnya. Gonad selanjutnya diencerkan ke dalam 10 ml air pada cawan petri dan diaduk, kemudian ambil 1 ml dengan menggunakan pipet tetes dan gelas ukur untuk dihitung jumlah telurnya. Proses ini dilakukan sebanyak satu kali untuk satu ikan contoh.
3.2.2.7. Pengukuran diameter telur Pengukuran diameter telur dilakukan pada gonad TKG IV bagian anterior, tengah, dan posterior dan diambil sebanyak 50 butir telur pada tiap masingmasing bagian. Kemudian contoh telur yang telah diambil tersebut disusun pada gelas objek dan diamati di bawah mikroskop yang sudah dilengkapi dengan mikrometer okuler dengan perbesaran 10 x 10.
3.3. Analisis Data 3.3.1. Sebaran frekuensi panjang Menurut Walpole (1982) analisis sebaran frekuensi panjang berdasarkan ukuran panjang dapat diketahui dengan melakukan analisa data sebagai berikut : a. Menentukan lebar kelas, r = pb-pk (r = lebar kelas, pb = panjang tertinggi, pk = panjang terpendek) b. Menentukan jumlah kelas 1 + 3,32 log N (N = jumlah data) c. Menghitung lebar kelas, L = r / jumlah kelas (L = lebar kelas, r = wilayah kelas) d. Memilih ujung bawah kelas interval Menentukan frekuensi jumlah masing-masing selang kelas yaitu jumlah frekuensi dibagi jumlah total dikalikan 100.
16
3.3.2. Nisbah Kelamin Nisbah kelamin dihitung berdasarkan perbandingan jumlah ikan sampel jantan dan betina tiap sampling dan kelas ukuran panjang. Analisis nisbah kelamin ikan jantan dan betina digunakan rumus :
Keterangan : X B J
= Nisbah kelamin = Jumlah ikan betina (ekor) = Jumlah ikan jantan (ekor) Pengujian nisbah kelamin digunakan uji “Chi-Square” (Steel dan Torrie
1980 in Febianto 2007). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : X2 ei oi
= sebuah nilai bagi peubah acak X2 yang sebaran penarikan contohnya Menghampiri sebaran Khi-kuadrat = frekuansi harapan ikan jantan dan betina pada sel ke-i = frekuensi ikan jantan dan atau betina yang diamati
3.3.3. Ukuran pertama kali matang gonad Pendugaan rata-rata ukuran pertama kali ikan matang gonad diduga dengan memisahkan kelompok belum matang gonad dan kelompok matang gonad (TKG IV). Metode yang digunakan yaitu metode Spearman-Karber (Udupa 1986 in Heriyanti dan Waluyo 1993), yaitu :
2 Keterangan : m xk pi
= log panjang ikan pada kematangan gonad pertama = log nilai tengah kelas panjang terakhir ukuran ikan telah matang gonad = proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-I dengan jumlah ikan Pada selang panjang ke-i
17
x ni qi M
= rata-rata hasil pengurangan log nilai tengah = jumlah ikan pada kelas ke-i = 1 – pi = panjang ikan pertama kali matang gonad sebesar antilog m, dan jika a = 0,05 maka selang kepercayaanya 95% dari m adalah
antilog m = m ± 1,96 Maka panjang ikan pertama kali matang gonad dapat diduga dari antilog m pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan kembung perempuan (R. brachysoma) dengan metode Spearman-Karber (Udupa 1986 in Heriyanti dan Waluyo 1993) Selang
Nt
Log
∑ ikan
(cm)
(cm)
Nt (X)
(Ni)
∑ikan matang
Pi
gonad TKG IV (Nj/Ni)
X(i+1)-
Q=1
Xi
-Pi
1
Total
3.3.4. Indeks kematangan gonad (IKG) Indeks kematangan gonad (IKG) dianalisa berdasarkan berat gonad dan berat tubuh ikan contoh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Effendie 1997) : 100 Keterangan : IKG Bg Bt
= Indeks kematangan gonad (%) = Berat gonad (gram) = Berat tubuh (gram)
18
3.3.5. Indeks Hepatosomatik (HSI) Indeks hepatosomatik (HSI) merupakan rasio antara berat hati dengan berat tubuh ikan dengan rumus sebagai berikut : HSI =
x 100
Keterangan : BH = berat hati BT = berat tubuh Semakin tinggi HSI maka semakin tinggi kesempatan ikan menjadi dewasa ketika dalam kondisi baik pada usia dan panjang tertentu.
3.3.6. Fekunditas Perhitungan fekunditas dilakukan dengan metode gabungan gravimetrik dan volumetrik (Effendie 1997), yaitu :
Keterangan : F = Fekunditas (butir) G = Berat gonad total (gram) V = Isi pengenceran (cc) X = Jumlah telur tiap cc Q = Berat gonad contoh (gram) Sedangkan
analisis
hubungan
fekunditas
dengan
panjang
total
tubuh
menggunakan rumus sebagai berikut (Effendie 1997) :
Keterangan : F = Fekunditas (butir) L = Panjang total ikan (mm) a dan b = Konstanta Persamaan di atas dapat ditransformasikan ke logaritma persamaan regresi garis lurus, yaitu : log
log
yang akan didapat
19
Keterangan : F = Fekunditas ikan Log F = y Log L = x Log a dan log b sebagai intersep dan slope yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ∑ ∑
∑ ∑ ∑
Keeratan hubungan antara panjang dengan fekunditas dilihat dari koefisien korelasi r, yaitu : ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
3.3.7. Sebaran Diameter Telur Pola pemijahan dihitung berdasarkan data sebaran diameter telur dan untuk lebih jelasnya dibuat grafik hubungan antara sebaran diameter telur dan frekuensinya. Sebaran frekuensi telur tersebut akan menentukan tipe pemijahan ikan, apakah ikan termasuk total spawner atau partial spawner.