3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2009 sampai dengan bulan April 2009 bertempat di PPI Kota Dumai, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau.
Sumber: Google Maps, 2010
Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian.
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat.
13
Penelitian ini mengambil dua puluh lima unit penangkapan sebagai sampel yang terdiri dari 15 unit penangkapan jaring insang (gillnet), 8 unit penangkapan sondong (pukat dorong) dan 2 unit penangkapan belat (perangkap pasang surut). Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling (sampel bertujuan) adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan adanya keterbatasan dari peneliti.
Keterbatasan
tersebut diantaranya keterbatasan waktu, dana serta tenaga. Nelayan dari masing-masing sampel diwawancara untuk mengisi kuesioner. Wawancara yang dilakukan adalah hubungan langsung atau tatap muka antara pewawancara dengan responden, dimana pewawancara mengajukan pertanyaan dan meminta tanggapan kepada responden kemudian melaporkan tanggapan itu secara tertulis. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di PPI Kota Dumai, wawancara dengan pihak pelabuhan, pengisian kuesioner serta wawancara dengan nelayan (responden).
Data sekunder adalah data statistik perikanan yang
diperoleh dari instansi terkait yaitu pihak PPI Kota Dumai dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai. Jenis, sumber dan data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data-data yang diperlukan, sumber serta jenis data No.
Tujuan
1.
Menghitung produktivitas unit penangkapan ikan.
2.
Menghitung produktivitas nelayan.
Data yang dibutuhkan
Sumber data
Jenis data
Jumlah dan jenis alat tangkap tahun 2008. Hasil tangkapan masing-masing alat tangkap tahun 2008. Upaya penangkapan (trip) ikan masing-masing alat tangkap selama 2008. Hasil tangkapan per trip. Jumlah nelayan per trip. Jumlah nelayan tahun 2005-2008. Hasil tangkapan tahun 20052008.
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai. Pihak PPI Kota Dumai Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Wawancara nelayan.
Sekunder
Sekunder Primer.
14
Tabel 2 Lanjutan No.
Tujuan
3.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penangkapan ikan.
4.
Mengetahui peran PPI Kota Dumai dalam mendukung aktivitas penangkapan ikan.
Data yang dibutuhkan Pengalaman melaut. Jumlah anak buah kapal. Ukuran kapal (GT). Lama trip. Banyak trip. Hasil tangkapan per trip. Biaya perbekalan per trip. Fasilitas perbekalan. Fasilitas pendaratan. Pelayanan jasa pelabuhan. Pendapat nelayan terhadap pelabuhan.
Sumber data
Jenis data
Wawancara nelayan
Primer
Wawancara nelayan. Wawancara staf pelabuhan.
Primer
3.3 Analisis Data 3.3.1 Produktivitas 1) Produktivitas unit penangkapan ikan Produktivitas unit penangkapan ikan adalah kemampuan suatu unit penangkapan ikan dalam menghasilkan hasil tangkapan per satuan waktu penangkapan ikan. Waktu penangkapan ikan yang dimaksud adalah per trip dan per tahun. Tujuan menghitung produktivitas unit penangkapan ikan yaitu untuk melihat efektifitas dan efisiensi suatu unit penangkapan ikan dalam menghasilkan hasil tangkapan. Perhitungan produktivitas unit penangkapan ikan menggunakan persamaan yang mengacu pada Abdurrahmansyah (2009) yang telah dimodifikasi. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut: =
(
=
(
(
)
)
(
Unit penangkapan ikan yang digunakan merupakan unit penangkapan ikan yang dominan terdapat di PPI Kota Dumai yaitu unit penangkapan jaring insang (gillnet), unit penangkapan sondong (pukat dorong) dan unit penangkapan belat
)
)
15
(perangkap pasang surut). Produktivitas unit penangkapan ikan yang dihitung adalah produktivitas per trip tahun 2008 dan produktivitas per tahun 2008 dari ketiga unit penangkapan ikan tersebut.
Jumlah trip ditentukan dengan
menggunakan trip dari masing-masing unit penangkapan ikan selama satu tahun berdasarkan data log book UPT PPI Kota Dumai tahun 2008.
Ketiga unit
penangkapan ikan tersebut memiliki lama operasi penangkapan per trip yang berbeda-beda. Unit penangkapan jaring insang (gillnet) memiliki lama operasi penangkapan 6 hari/trip, unit penangkapan sondong (pukat dorong) 6 hari/trip dan unit penangkapan belat (perangkap pasang surut) 7 hari /trip. Untuk itu dilakukan standarisasi agar trip ketiga unit tersebut sama yaitu dengan mengalikan lama operasi penangkapan ikan per trip dengan banyak trip yang dilakukan (Tabel 3). Standarisasi ini dilakukan agar perbandingan produktivitas per unit penangkapan ikan lebih relevan. Tabel 3
Standarisasi trip unit penangkapan ikan untuk menghitung dan membandingkan produktivitas
Unit penangkapan 1 2 3
Hasil tangkapan (kg) X Y Z
Jumlah trip (trip) A B C
Jumlah hari trip (hari) m n o
Produktivitas (kg/hari) X/(axm) Y/(bxn) Z/(cxo)
2) Produktivitas nelayan Produktivitas nelayan adalah kemampuan nelayan dalam menghasilkan hasil tangkapan per satuan waktu. Satuan waktu yang digunakan adalah per trip dan per tahun. Produktivitas nelayan dihitung untuk mengetahui efisiensi nelayan dalam menghasilkan hasil tangkapan.
Nelayan yang dimaksud merupakan
nelayan dari unit penangkapan ikan jaring insang (gillnet), unit penangkapan sondong (pukat dorong) dan unit penangkapan belat (perangkap pasang surut). Perhitungan
produktivitas
nelayan
menggunakan
persamaan
mengacu pada Abdurrahmansyah (2009) yang telah dimodifikasi.
Persamaan
tersebut adalah sebagai berikut: =
(
(
yang
)
)
16
=
(
(
)
)
Produktivitas nelayan yang dihitung merupakan produktivitas nelayan per trip tahun 2008 dan produktivitas nelayan per tahun 2005-2008. Sama halnya dengan produktivitas unit penangkapan ikan, pada produktivitas nelayan juga dilakukan standarisasi untuk menyamakan trip agar perbandingan produktivitas nelayan dari ketiga unit lebih relevan.
Standarisasi dilakukan dengan membagi
hasil tangkapan per trip dengan jumlah nelayan kemudian membaginya lagi dengan lama operasi penangkapan per trip.
Sementara untuk produktivitas
nelayan per tahun tidak dihitung berdasarkan tiga jenis unit penangkapan ikan melainkan dihitung produktivitas total dari keseluruhan nelayan Kota Dumai periode 2005-2008.
3.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penangkapan ikan Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dianalisis menggunakan analisis regresi.
produktivitas
penangkapan
ikan
Keunggulan analisis regresi adalah
mampu membantu memberikan penjelasan secara statistik akan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi cukup banyak digunakan dalam pengolahan data penelitian karena perhitungan yang dilakukan tergolong sederhana, tidak rumit dan mudah diinterpretasikan. Analisis regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear.
Regresi linear merupakan alat statistik yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Variabel bebas disebut juga variabel independent atau variabel penjelas (variabel X) sedangkan variabel terikat disebut juga variabel dependent (variabel Y). Secara umum regresi linear terbagi menjadi dua, yaitu regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Regresi linear sederhana maupun regresi linear berganda pada dasarnya sama. Perbedaannya adalah pada regresi linear sederhana terdapat satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat, sementara pada regresi linear berganda terdapat beberapa variabel bebas dan satu buah variabel terikat. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda karena
17
terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk menjelaskan satu buah variabel terikat. Persamaan umum dari regresi linear berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn
dengan keterangan: a adalah koefisien intercept regresi b1…bn adalah koefisien slope regresi X1...Xn adalah variabel bebas (independent) Y adalah variabel terikat (dependent) Produktivitas penangkapan ikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produktivitas unit penangkapan jaring insang. Unit penangkapan jaring insang dipilih untuk mewakili produktivitas penangkapan ikan di Kota Dumai karena unit penangkapan jaring insang merupakan unit penangkapan ikan yang jumlahnya paling banyak di Kota Dumai. Hasil dari analisis regresi linear yang digunakan akan menjelaskan hubungan dan pengaruh faktor produktivitas dan produktivitas unit penangkapan jaring insang.
Hasil analisis tersebut diharapkan dapat
membantu PPI Kota Dumai sebagai prasarana usaha penangkapan ikan di Kota Dumai untuk mendukung aktivitas penangkapan ikan di Kota Dumai dengan meningkatkan kinerja operasional fasilitasnya terutama yang berkaitan dengan operasi penangkapan ikan. Data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas unit penangkapan jaring insang adalah data primer hasil wawancara dan kuesioner nelayan-nelayan jaring insang yang terdiri dari 15 unit penangkapan jaring insang.
Faktor yang mempengaruhi produktivitas
berdasarkan penjelasan Sagir (1989) dalam Syukur (1991), dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu tenaga kerja dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang mempengaruhi kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan penjelasan tersebut, diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas unit penangkapan jaring insang diantaranya pengalaman melaut nelayan (tahun) mewakili faktor internal dan jumlah anak buah kapal per trip (orang), ukuran
18
kapal (GT), lama operasi penangkapan ikan per trip (hari), banyak operasi penangkapan ikan per bulan (trip) serta biaya perbekalan operasi penangkapan ikan per trip (Rp) mewakili faktor eksternal. Keenam faktor tersebut dilihat pengaruhnya terhadap produktivitas unit penangkapan jaring insang menggunakan regresi linear sehingga didapat persamaan: Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 dengan keterangan: Y
= hasil tangkapan/trip (kg)
X1
= pengalaman melaut nelayan (tahun)
X2
= jumlah anak buah kapal/trip (orang)
X3
= ukuran kapal (GT)
X4
= lama operasi penangkapan ikan/trip (hari)
X5
= banyak operasi penangkapan ikan/bulan (trip)
X6
= biaya perbekalan operasi penangkapan ikan/trip (Rp)
a
= nilai intersep regresi
b1...b6 = nilai koefisien regresi Data faktor biaya perbekalan operasi penangkapan ikan per trip dikelompokkan menggunakan interval-interval kelas. Pengelompokkan tersebut dilakukan agar data input faktor-faktor produktivitas seragam satu sama lain dan tidak terjadi perbedaan besaran angka yang terlalu jauh. Pengelompokkan data terlampir pada Lampiran 1. Setelah ditentukan variabel bebas dan variabel terikat, selanjutnya data-data ditabulasikan ke dalam Microsoft Excel dan diolah menggunakan regresi. Olahan tersebut akan menghasilkan sebuah persamaan, hubungan serta pengaruh faktor produktivitas terhadap produktivitas unit penangkapan jaring insang dengan asumsi sumber daya ikan menyebar merata, kondisi perairan di daerah penelitian dianggap sama dan peluang ikan tertangkap pada setiap operasi penangkapan ikan adalah sama. Pengujian terhadap hubungan faktor produktivitas dengan produktivitas unit penangkapan jaring insang yang dihasilkan dalam persamaan regresi linear dilakukan dengan dua uji yaitu sebagai berikut:
19
a) Pengujian
pengaruh
faktor
produktivitas
yang
digunakan
terhadap
produktivitas unit penangkapan jaring insang secara bersama-sama dilakukan dengan uji F, yaitu: H0: bi = 0, untuk b1 = b2 = ... = bn = 0 Ini berarti nilai X tidak mempengaruhi nilai Y. H1: minimal salah satu bi ≠ 0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n Ini berarti secara bersama-sama nilai X mempengaruhi nilai Y. Jika: F hitung > F tabel maka H0 ditolak F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima b) Pengujian
pengaruh
masing-masing
faktor
produktivitas
terhadap
produktivitas unit penangkapan jaring insang dilakukan dengan uji statistik thitung, yaitu: H0: bi = 0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n Ini berarti bahwa nilai X tidak mempengaruhi nilai Y. H1: bi ≠ 0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n Ini berarti antara Y dengan X1, X2, X3, ..., Xn terdapat hubungan. Jika: t hitung > t tabel maka H0 ditolak t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima Keterangan: a) H0 ditolak, artinya pada selang kepercayaan tertentu faktor produktivitas (Xi) yang bersangkutan berpengaruh nyata terhadap perubahan produktivitas (Y); dan b) H0 diterima, artinya pada selang kepercayaan tertentu faktor produktivitas (Xi) yang bersangkutan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produktivitas (Y). Untuk mengetahui hubungan atau korelasi antara nilai-nilai X dan Y adalah sebagai berikut (Walpole, 1992): a) Apabila nilai R mendekati nilai (+1) atau (-1), hubungan linier antara X dan Y kuat terdapat korelasi yang tinggi antara kedua variabel tersebut; dan b) Apabila nilai R mendekati nol, hubungan linear antara X dan Y sangat lemah atau tidak ada sama sekali.
20
3.3.3 Peran Pangkalan Pendaratan Ikan Kota Dumai dalam mendukung aktivitas penangkapan ikan Peran suatu pelabuhan perikanan berpengaruh pada kegiatan usaha penangkapan
ikan
yang kemudian
akan berujung kepada
peningkatan
produktivitas penangkapan ikan. Sebagai basis kegiatan usaha penangkapan ikan mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi hingga pemasaran, pelabuhan perikanan memiliki peran dan tugas yang sangat penting guna menjaga rantai produksi tersebut. Setelah ditentukan faktor yang mempengaruhi produktivitas penangkapan ikan, maka dapat dilihat peran pihak pelabuhan perikanan dalam mendukung usaha penangkapan ikan. Peran tersebut dilihat dari penyediaan fasilitas yang disediakan
pihak
pelabuhan
perikanan
yang
berkaitan
dengan
operasi
penangkapan ikan yaitu perbekalan dan pendaratan. Peran PPI Kota Dumai dalam mendukung aktivitas penangkapan ikan dianalisis
menggunakan
analisis
deskriptif.
Analisis
deskriptif
dapat
menggambarkan dukungan yang telah dilakukan pihak PPI Kota Dumai dalam meningkatkan usaha penangkapan nelayan Kota Dumai.
Dukungan tersebut
dilihat dari ketersediaan, kecukupan serta pelayanan dari fasilitas perbekalan dan pendaratan yang tersedia di PPI Kota Dumai.