20
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus untuk satu kali penelitian dan menggambarkan situasi pada saat tertentu tentang cakupan data (Umar 2005), serta dengan menggunakan metode survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat utama pengumpul data. Penelitian dilakukan di wilayah yang mewakili Kota dan Kabupaten Bogor dengan alasan bahwa Kota dan Kabupaten Bogor memiliki karakteristik penduduk yang berbeda. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu, di Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor Tengah sebagai perwakilan wilayah Perkotaan Bogor dan Desa Cikarawang, Kecamatan Darmaga sebagai perwakilan wilayah Perdesaan Bogor. Kelurahan Sempur dipilih menjadi lokasi penelitian, karena kelurahan tersebut merupakan kelurahan yang memiliki keragaman demografi dan berada dekat dengan pusat kota. Desa Cikarawang dipilih sebagai tempat penelitian karena desa tersebut masih memiliki lahan persawahan dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Waktu penelitian termasuk persiapan, pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data serta penulisan laporan dilaksanakan dalam jangka waktu tujuh bulan, terhitung mulai Februari sampai September 2011. Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh Teknik pengambilan contoh yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik probability sampling berupa proposional random sampling, karena setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga di RT terpilih. Penelitian dilakukan dengan mewawancarai ibu rumah tangga sebagai contoh, karena seorang ibu dianggap sebagai pengambil keputusan utama dalam pembelian bahan pangan yang akan dikonsumsi oleh anggota keluarganya. Contoh yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua wilayah. Pada Kelurahan Sempur RT yang dipilih menjadi anggota populasi adalah keluarga yang tinggal di RT 1, 2, dan 3 sebagai perwakilan wilayah
21
perkotaan, karena di RT tersebut karakteristik masyarakat perkotaanya lebih terlihat dengan jumlah populasi 260 ibu rumah tangga dan pada Desa Cikarawang RT yang dipilih menjadi anggota populasi adalah keluarga yang tinggal RT 2, 3 dan 4 sebagai pewakilan wilayah perdesaan, karena di RT tersebut karakteristik masyarakat perdesaan lebih terlihat dengan jumlah populasi 224 ibu rumah tangga. Total populasi di wilayah penelitian sebanyak 504 ibu rumah tangga. Tujuan pemisahan wilayah ini untuk mengetahui keragaman nilai yang dianut terhadap beras dan bagaimana sikap serta perilaku pengurangan konsumsi beras. Penentuan jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu salah satu teknik penentuan jumlah responden untuk penelitian sosial dengan taraf nyata sebesar 8,5 persen (Umar 2005).
Keterangan: n = Jumlah contoh yang diambil N = Jumlah populasi rumah tangga di wilayah penelitian e = Kesalahan sebesar 8,5 persen
Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 109 contoh, dari total populasi 504. Dari 109 responden dibagi menjadi dua wilayah. Pembagian jumlah responden terhadap kedua wilayah ditentukan berdasarkan perhitungan propotional yaitu:
keterangan: Ni = Total subpopulasi N = Total populasi n = besarnya contoh ni = Besarnya contoh untuk setiap populasi
Wilayah perdesaan jumlah 244 ibu rumah tangga
Wilayah perkotaan dengan jumlah 260 ibu rumah tangga
Berdasarkan perhitungan proposional tersebut dapat ditentukan bahwa jumlah contoh yang berada pada wilayah perdesaan sebanyak 53 orang, sedangkan jumlah contoh yang berada pada wilayah perkotaan sebanyak 56 orang. Cara pemilihan contoh dapat dilihat pada Gambar 3
22
Bogor
Kecamatan Bogor Tengah (11 Kelurahan)
Kecamatan Darmaga (10 Desa)
Kelurahan Sempur (7 RW)
Desa Cikarawang (7 RW)
RW 3
RW
3
RT 1,2 dan 3
RT 2, 3 dan 4
n = 56
n = 53
Purposive
Purposive Proposional random sampling
Total n = 109
Gambar 3. Teknik pengambilan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer adalah data langsung yang diperoleh dari responden dengan cara wawancara langsung dan mengisi kuesioner yang mencakup karakteristik individu (usia, suku, pekerjaan, dan pendidikan) karakteristik keluarga (pendapatan, pengeluaran, dan jumlah anggota keluarga), variabel nilai (nilai internal, eksternal, dan interpersonal), sikap (kognitif, afektif, dan konatif), dan perilaku pengurangan konsumsi beras dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber terkait, seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Survey Sosial Ekonomi Nasional, buku, artikel, internet, jurnal dan literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembagalembaga terkait serta bahan pustaka yang diambil dari hasil penelitian sebelumnya. Data sekunder digunakan sebagai acuan dalam penelitian sehingga
23
permasalahan yang diteliti dapat dipahami secara lebih mendalam. Tabel 2 Jenis, data, dan cara pengumpulan data No 1
2
Data Karakteristik individu (Usia, suku, pendidikan, pekerjaan) Karakteristik keluarga (pendapatan, pengeluaran, jumlah anggota keluarga) Nilai (internal,eksternal,interpersonal)
Jenis data Primer
3
Sikap (kognitif, afektif,konatif)
Primer
4
Perilaku pengurangan konsumsi beras
Primer
5
Profil Kelurahan
Sekunder
6
Profil Desa
Sekunder
Primer
Cara Pengumpulan Wawancara dan kuesioner
Wawancara dan kuesioner Wawancara dan kuesioner Wawancara dan kuesioner Permohonan data Kelurahan Sempur Permohonan data kantor Desa Cikarawang
Pengolahan dan Analisis Data Instrumen yang telah disusun diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji validitas dilakukan sehingga instrumen dapat menjadi alat ukur yang mampu memperoleh data secara valid. Agar instrumen memiliki keterandalan dan dapat dipercaya, dilakukan uji reliabilitas. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang menghasilkan hasil yang sama. Maka pengukuran tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Hasil uji reliabilitas dan validitas instrumen disajikan pada Tabel 3 Tabel 3 Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Nilai internal Nilai eksternal Nilai interpersonal Aspek kognitif Aspek afektif Aspek konatif Perilaku pengurangan konsumsi beras
Reliabilitas 0,841 0,644 0,690 0,632 0,763 0.780 0.685
Kisaran validitas 0.492**-0.685** 0.292*-0.647** 0.420**-0.668** 0.293*-0.593** 0.413**-0.767** 0.429**-0.686** 0.534**-0.657**
Data yang diperoleh dari kuesioner diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analisis data. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensia Analisis deskriptif merupakan metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat
24
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir 1988) Analisis statistik inferensia yang digunakan yaitu uji korelasi Pearson, regresi linier berganda, Mann Whitney dan independent t test. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Exel 2007 dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for windows. Analisis data yang digunakan untuk menjawab masing-masing tujuan sebagai berikut: 1. Karakteristik individu dan keluarga dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan tabulasi silang. Statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rataan, standar deviasi, minimum, maksimum, dan pengkategorian peubah sehingga dapat memberikan makna terhadap data. 2. Nilai-nilai yang dianut konsumen dalam konsumsi beras dianalisis melalui statistik deskriptif dan tabulasi silang. Statistik deskriptif dan tabulasi silang dapat digunakan untuk memberikan makna terhadap data tersebut. Untuk mengukur nilai digunakan 27 pertanyaan yang terdiri dari tiga komponen yaitu nilai internal, eksternal, dan interpersonal. Skala yang digunakan dalam pengukuran nilai, menggunakan skala likert yang dibagi kedalam lima interval kelas. Berdasarkan rumus berikut Slamet (1993) :
Kemudian didapat selang untuk variabel nilai menjadi: sangat tidak setuju (1,00-1,80), tidak setuju (1,81-2,60), netral (2,61-3,40), setuju (3,41-4,20), dan sangat setuju (4,21-5,00). Dari lima rentang tersebut kemudian dipersempit lagi menjadi tiga yaitu tidak menyakini (1,00-2,60), netral (2,61-3,40) dan menyakini (3,41-5,00) 3. Sikap konsumen dalam konsumsi beras dianalisis melalui statistik deskriptif dan tabulasi silang. Pengukuran sikap terdiri dari tiga aspek yaitu, kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif penurunan konsumsi beras diukur dengan menggunakan sembilan pertanyaan. Terdapat tiga pilihan jawaban, yaitu benar, salah, dan tidak tahu. Jawaban benar diberi bobot satu, jawaban salah dan tidak tahu diberi bobot nol. Untuk melihat kognitif contoh, peneliti menggunakan Khomsan (2002) dimana:
25
Rendah (<60) Sedang (60 – 80) Tinggi (>80) Aspek afektif diukur dengan menggunakan sembilan pertanyaan dan konatif diukur dengan menggunakan 10 pertanyaan. Pada aspek afektif dan konatif, skala yang digunakan adalah skala likert yang dibagi menjadi lima interval kelas, yaitu sangat tidak setuju (1,00-1,80), tidak setuju (1,81-2,60), netral (2,61-3,40), setuju (3,41-4,20), dan sangat setuju (4,21-5,00). Dari lima rentang tersebut kemudian dipersempit lagi menjadi tiga yaitu tidak menyukai (1,00-2,60), netral (2,61-3,40) dan menyukai (3,41-5,00). Demikian pula dengan aspek konatif yang dibagi kedalam lima interval kelas, kemudian dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tidak berkeinginan mengurangi (1-2.60), netral (2.61-3.40), dan berkeinginan mengurangi (3.41-5). Variabel perilaku pengurangan konsumsi beras diukur dengan tujuh pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala likert yang terdiri dari lima interval kelas, yaitu tidak pernah (1,00-1,80), jarang (1,81-2,60), kadang-kadang (2,61-3,40), sering (3,41-4,20), dan selalu (4,21-5,00). Untuk melihat perilaku pengurangan konsumsi beras peneliti membaginya menjadi tiga kategori yang interval kelasnya berdasarkan rumus Slamet (1993). Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu tidak mengurangi (1,00-2,60), kadang-kadang (2,61-3,40), dan selalu (3,41-5,00). 4. Hubungan nilai terhadap beras dengan sikap mengurangi konsumsi beras dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan tabulasi silang. Bentuk persamaanya adalah:
di mana: r = Koefisien korelasi Pearson x = variabel bebas y = variabel terikat 5. Hubungan antara karakteristik contoh dan keluarga
(usia, pendidikan
pendapatan, pengeluaran, jumlah anggota keluarga) dengan nilai, sikap (kognitif,afektif,konatif) serta perilaku pengurangan konsumsi beras diuji dengan korelasi Pearson dan tabulasi silang
26
6. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pengurangan konsumsi beras diuji dengan regresi linier berganda. Menurut Hasan (2002) uji regresi linier berganda adalah regresi linier dimana sebuah variabel terikat dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas. Bentuk umum dari persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6+ β7X7 + β8X8 + β9X9 Keterangan : Y α β X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
= = = = = = = = = = = =
Perilaku pengurangan konsumsi beras Konstanta Regresi Koefisien Regresi Wilayah (0=perdesaan 1=perkotaan) Usia (tahun) Pendidikan (tahun) Pendapatan (rupiah) Jumlah anggota keluarga (orang) Nilai (skor) Aspek kognitif (skor) Aspek afektif (skor) Aspek konatif (skor)
7. Uji beda T (Independent Sample T-test) digunakan untuk melihat perbedaan skor (jumlah total) pada variabel yang diamati yaitu melihat ada tidaknya perbedaan pada masing-masing variabel kedua kelompok contoh (desa dan kota yang menjadi tempat penelitian).
Rumus pengujian dengan
uji T adalah sebagai berikut:
8. Uni beda Mann Whitney digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan setiap item pernyataan pada masing-masing variabel kedua kelompok contoh. Rumus pengujian dengan uji Mann Whitney adalah sebagai berikut: U=n1n1 +n1(n1 + 1) – R1 2 Ket :
u = Uji beda n = Jumlah sampel R = Jumlah peringkat
Variable-variabel yang diteliti menggunakan skala dan kategori yang diuraikan pada Tabel 4. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal, ordinal, dan rasio. Pengkategorian telah disesuaikan dengan jenis variabel yang diukur
27
Tabel 4 Variabel, jenis data, dan kategori data penelitian No 1
Variabel Usia
Jenis data yang di uji Rasio
2
Jumlah keluarga
Rasio
3
Lama pendidikan
Rasio
4
Pekerjaan
Nominal
5
Suku
Nominal
6
Pendapatan per kapita keluarga
Rasio
7
Pengeluaran keluarga
Rasio
8
Pengeluaran beras
Rasio
8
Nilai (internal, eksternal, interpersonal)
Ordinal
9
Sikap (aspek kognitif)
Ordinal
Kategori Berdasarkan Hurlock (1980) 1. Dewasa awal (20-30 tahun) 2. Dewasa madya (31-40 tahun) 3. Dewasa akhir (>40tahun) Berdasarkan BKKBN (2005) 1. Keluarga kecil (≤ 4 orang) 2. Keluarga sedang (5-6 orang) 3. Keluarga besar (≥ 7 orang) 1. Tidak Tamat SD (0 tahun) 2. SD (6 tahun) 3. SMP (9 tahun) 4. SMU (12 tahun) 5. Diploma (15 tahun) 6. Sarjana (16 tahun) 1. Ibu rumah tangga 2. Wiraswasta 3. PNS 4. BUMN 5. Swasta 6. Lain-lain 1. Jawa 2. Sunda 3. Betawi 4. Melayu 5. Minang 6. Batak 7. Bugis 8. Aceh Berdasarkan BPS (2010) 1. <185.335 2. 185.336 – 212.210 3. 212.211 – 1.000.0000 4. 1.000.001 – 2.000.000 5. >2.000.001 Berdasarkan SES AC Nielsen (2010) 1. SES E = <700.000 2. SES D = 700.000-1.000.000 3. SES C2 = 1.000.001-1.5000.000 4. SES C1 = 1.500.001-2.000.000 5. SES B = 2.000.001-3.000.000 6. SES A = >3.000.001 1. ≤90.000 2. 91.000 – 166.000 3. 167.000 – 242.000 4. 243.000 – 318 5. ≥ 319.000 Berdasarkan Slamet (1993) 1. Tidak menyakini 2. Netral 3. Menyakini Berdasarkan Khomsan (2002) 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi
28
Lanjutan Tabel 4 Variabel, jenis data, dan kategori data penelitian No 10
Variabel Sikap (aspek afektif)
Jenis data yang di uji Ordinal
11
Sikap (aspek konatif)
Ordinal
12
Perilaku pengurangan konsumsi beras
Ordinal
Kategori Berdasarkan Slamet (1993) 1. Tidak menyukai mengurangi 2. Netral 3. Menyukai mengurangi Berdasarkan Slamet (1993) 1. Tidak berkeinginan mengurangi 2. Netral 3. Berkeinginan mengurangi Berdasarkan Slamet (1993) 1. Tidak pernah mengurangi 2. Kadang-kadang mengurangi 3. Selalu mengurangi
Definisi Operasional Contoh adalah ibu rumah tangga yang tinggal dalam satu rumah bersama keluarga dan bersedia diwawancarai serta tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan Karakteristik individu adalah ciri-ciri contoh yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan suku •
Usia adalah lama hidupnya masing-masing contoh yang dihitung dalam tahun.
•
Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan uang sebagai sumber penghasilan utama
•
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang dilalui oleh contoh
•
Suku adalah asal budaya atau latar belakang seseorang berdasarkan garis keturunannya .
Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri keluarga yang meliputi pengeluaran, pendapatan, dan jumlah keluarga •
Pendapatan perkapita keluarga adalah adalah jumlah total penghasilan keluarga dalam satu bulan yang dinyatakan dalam rupiah yang dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
•
Pengeluaran keluarga adalah jumlah uang yang dihabiskan keluarga rata-rata dalam sebulan baik untuk pangan maupun non pangan termasuk pembayaran cicilan atau angsuran/kredit dan tidak termasuk asuransi
•
Jumlah anggota keluarga adalah banyak jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
29
Nilai
adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut contoh dalam mengkonsumsi beras yang dikategorikan menjadi tiga dimensi, yaitu nilai internal, nilai eksternal, dan nilai interpersonal.
Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan contoh dalam mengurangi konsumsi beras yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman (internal) atau pengaruh lingkungan (eksternal) dan terdiri dari tiga aspek yaitu; aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif Beras adalah salah satu jenis bahan pangan yang diolah menjadi nasi yang memiliki sumber energi dan karbohidrat Perilaku pengurangan konsumsi beras adalah tindakan yang dilakukan contoh dalam mengurangi konsumsi beras sebagai makanan pokok.