Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni
Vol.1, No.2, Oktober 2016 ISSN 2503-4626
MENYOAL KEHADIRAN KEINDAHAN DAN SENI
Hadiyatno FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email :
[email protected]
Abstract : A clich questions often we hear, good that how? What beautiful that must always be display a beautiful, fun, and give in peace and comfort in happiness inward? Do the presence of beauty in works of art a guarantee that, that is art quality in and of itself ? And what about beautiful in naked eyes less met the catch town, the truth appear on the object was? Beautiful in that it has value or otherwise, why this final conclusion of a work of art, must always present beauty? The art that is not speak at issue understanding, but is likely to towards the process of enjoy. Although the art also needs process of understanding, for a candidate artist and apresiator. Art is not discuss discovery, will but closer to the procession the creation of. Present then what are called philosophy the art, that the material feeling aesthetic or beauty, that is present at work of art. Keywords : Aesthetic, Art, and Philosophy of Art
Abstrak : Sebuah pertanyaan klise sering kita dengar, indah itu yang bagaimana? Apakah yang indah itu harus selalu menampilkan yang cantik, menyenangkan, menyejukan dan memberi ketentraman serta kenyamanan dalam kebahagiaan bathin?. Apakah kehadiran keindahan dalam karya seni, sebuah jaminan bahwa, itulah karya yang berkualitas dan memiliki nilai?. lalu bagaimana dengan indah yang secara kasat mata kurang memenuhi kualitas tangkapan inderawi, dalam artian indahnya, perlu pemahaman akan seni. Tetapi sebenarnya muncul pada objek tersebut, dan itu membutuhkan pemahaman seni untuk dapat melihatnya. Indah yang mempunyai nilai atau sebaliknya, mengapa kesimpulan akhir dari sebuah karya seni, harus selalu menghadirkan keindahan? Seni itu bukan melulu berbicara pada masalah pemahaman, tetapi ada kecenderungan kepada proses penghayatan dan penikmatan. Meskipun sejatinya, seni juga membutuhkan proses pemahaman, untuk calon seniman maupun apresiator. Seni tidak membahas dan membicarakan penemuan, akan tetapi lebih ke prosesi penciptaan. Melalui pemahaman tentang ilmu-ilmu seni, maka kita dapat menikmati sebuah karya seni. Kemudian hadir apa yang disebut dengan Filsafat Seni, yang merupakan bagian dari estetika modern. Materi kajiannya mengupas tentang keindahan, yang dihadirkan pada karya seni. Kata Kunci : Keindahan, Seni dan Filsafat Seni
95
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
96
dapat menyimpulkan, ini sebuah
PENDAHULUAN Perumusan, perdebatan dan
fenomena keindahan dan seni. Area
pertentangan mengenai indah dan
pertanyaan seakan kolektif, seperti
kurang indah, merupakan perdebatan
pertanyaan dari masa ke masa, yang
yang sudah diwariskan oleh bangsa
menggugat
Yunani
kebenaran,
Kuno.
Plato
sendiri
menyebut keindahan sebagai kebaikan,
yang
ide
memunculkan
seni.
penjelasan
atas
apa itu keindahan dan
pertanyaannya
tetap
sama,
tetapi jawabnya dapat berbeda-beda,
tentang watak yang indah dan hukum
saling
yang indah. Aristoteles menyebutkan
melengkapi
keindahan sebagai, selain baik juga
menyempurnakan.
menyenangkan. Sekarang pertanyaan
jawabannya, ada pada bagaimana
dan
pemahaman terhadap seni tersebut.
pernyataan
yang
menyoal
bertentangan, &
saling saling Pilihan
tentang keindahan dan seni, sering kali muncul dan selalu menjadi
PEMBAHASAN
perdebatan di kalangan masyarakat
A. Pengertian Keindahan,
awam seni, bahkan dari mahasiswa
Aesthetic
seni itu sendiri.
Menurut Sumardjo (2000:24)
Pengalaman
dalam
menyatakan bahwa Istilah estetika
pengamatan penulis, baik itu dalam
sendiri baru muncul tahun 1750 oleh
forum resmi perkuliahan, seminar-
filsuf
seminar yang bertajuk seni, maupun
Baumgarten (1714-1762). Istilah ini
dalam
minor
bernama
A.G.
kehidupan
sehari-hari.
di ambil dari bahasa Yunani Kuno.
Seringkali
penulis
menemukan
Aistheton, yang berarti “kemampuan
pengalaman
yang
audio,
maupun
secara visual
visual,
melihat
auditif,
Baumgarten
lewat
pengindraan”
menamakan
seni
menemukan persoalan pertentangan
sebagai
hadirnya
sensoris, yang dibedakan dengan
keindahan
dan
seni,
termasuk
masalahnya selalu beragam, tentunya
logika
dengan dinamika positif pada content
pengetahuan
nya. Melalui pengalaman ini penulis
ISSN 2503-4626
yang
pengetahuan
dinamakannya
intelektual.
Tujuan
Menyoal Kehadiran Keindahan dan Seni (Hadiyatno)
estetika adalah keindahan, sedangkan
harmoni
tujuan logika adalah menemukan
Kemudian kita menjumpai kepuasan
kebenaran.
penonton, atas pertunjukan tari yang
Merujuk
dari
beberapa
yang
disajikan
sungguh
97
penari,
ideal.
baik
dalam
pertanyaan yang sering dimunculkan
kemolekan penawaran gerak tubuh /
tersebut, inti masalah ada pada
gerak ritmik, telah memberikan sihir
pokok bahasan dalam persoalan,
dan decak kagum kepada seluruh
Teori Estetika dan kajian pada
audien, sebagai suatu keindahan.
wilayah Filsafat Seni. Dalam teori ini
Kemudian
selalu di permasalahkan adanya dua
penonton yang dengan ekspresi total
komponen,
menyatakan
yaitu
keindahan
dan
menyangkut
klaim
pernyataan
bahwa,
Van
Estetika
Persie telah menciptakan gol yang
membicarakan dan mempersoalkan
terindah di abad ini, sebagai sebuah
bahasan tentang, hakekat keindahan
karya
alam
masyarakat
yang
seni.
muncul
dihadirkan
sebagai
seni. lain,
Pada
kelompok
seringkali
kita
sesuatu yang sudah indah, juga indah
melihat/
yang sengaja dihadirkan dalam karya
terucap, perbuatan yang sungguh
seni. Bahasan pokok pada filsafat
indah, pemecahan masalah yang
seni yaitu, kupasan atau bahasan
bijak dan indah.
keindahan
hanya
ditujukan
atas
mendengar kalimat yang
Pertanyaan
lalu
muncul?
karya seni, benda benda seni atau
Apakah pemandangan yang indah,
artefak-artefak,
gol van Persie, dapat dikatakan seni?
disebut
yang
seni.
kemudian
Pembeda
objek
dan ketika kita sama mendengar
keindahan keduanya, hanya pada
tentang kehebatan pahlawan yang
segi materialnya.
gagah berani gugur dalam medan
Manusia, melalui pengalaman inderawi
sehari-hari
perang termasuk keindahan sebuah
(pengalaman
karya seni? pendekatan perdamaian
estetis), tanpa di sengaja sering kita
yang dilakukan oleh saudara naf
melihat
terhadap tetangganya yang selalu
dan
mendengar.
Pemandangan
alam
yang
indah,
cekcok sepanjang hidupnya, apakah
alunan
yang indah
dalam
itu sebuah seni? semua yang
lagu
di
ISSN 2503-4626
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
98
utarakan
dalam
pengalaman
Naturalism dan Realism.
semuanya indah dan mengharukan
betapa
perasaan.
pameran melihat sejumlah lukisan
Sekarang
muncul
antusiasnya
Terlihat
pertanyaan, apakah pengalaman yang
yang
terdengar
wanita-wanita
dan
terlihat
tersebut
merupakan seni?
pengunjung
menggambarkan
keindahan
cantik
dalam
kemolekan lekuk tubuh sexy, mulai
Membicarakan keindahan dan
dari yang berbalut dengan busana
seni, selalu mempersoalkan indah
sampai
dan kurang indah. Penulis dalam satu
Mulai dari yang berkonsep alam
pameran lukisan, dalam kerumunan
pedesan dengan udara pegunungan
pengunjung
dalam
yang sejuk, penawaran warna-warna
berbagai strata, seseorang berkata
yang natural, bunga-bunga yang
kepada
maksud
terhampar luas di satu perbukitan,
lukisan ini” rekan yang lainnya
suasana pagi di saat sun rise, hingga
berujar, “saya juga tidak mengerti
penawaran keindahan pencahayaan
dengan lukisan-lukisan ini” pada
the sun set in the west, di salah satu
dialog kelompok ini jelas, mereka
sudut
mencari bentuk-bentuk keindahan
Komentar kemudian bermunculan,
yang ada di dalam lukisan tersebut,
lukisannya bagus dan indah sekali,
dan
menemukan
saya senang dengan pameran ini dan
keindahan yang dicarinya. Dialog
saya menemukan kebahagiaan yang
pengunjung
di
saya cari. Komentar ini penulis lihat
ketika
dan rasakan secara kasat mata, dari
melihat pameran seni lukis, dalam
kelompok yang mewakili kaum the
karya
have. Tetapi seorang dari kelompok
pameran,
rekannya,
mereka
ilustrasikan
“apa
tidak
pameran oleh
karya
ini,
penulis
exspressionism
dan
yang
tidak
pinggiran
pantai
lainnya,
Ismail Marzuki.
tersebut dari mahasiswa seni rupa, yang
ternyata
selatan.
surealism. Di Galeri Cipta II Taman
Persoalan kemudian berbalik,
dan
berbalutkan.
sebenarnya
kelompok
sedang
belajar
ketika di sebuah mal elite di bilangan
berapresiasi berujar santai, “bolehlah
senayan. Pameran itu menyajikan
lukisan itu untuk penawar stres”.
dan memamerkan sejumlah lukisan
ISSN 2503-4626
Menyoal Kehadiran Keindahan dan Seni (Hadiyatno)
Dalam satu event seorang penyair
menyaksikan
penyair
junior
kumpulan
yang
sedang
membacakan karya cipta puisinya, hasil
evaluasi
dari
Tetapi,
suaminya
intelektual
yang
99
seorang
menghardiknya:
“tontonan sampah semacam itu kamu lihat.
pelatihan
Narasi
yang
coba
workshop guru-guru seni budaya.
diilustrasikan dan
penyair terkenal mengomentari puisi
penulis, akan tampak terlihat bahwa,
dan sajak teman gurunya tersebut,
menghadapi
sebagai sajak-sajak yang dapat ia
kemolekan
wanita
cantik
tulis dengan tangan kirinya, (penyair
pertunjukan
tari,
terjadinya
bukan
adalah suatu tingkah laku, dan dapat
seorang
yang
kidal)
disajikan oleh
pemandangan
semua
orang
dalam gol,
sebaliknya, sajak dan puisi-puisinya
dipastikan
sendiri, dengan sendirinya harus di
bahwa, memang semua itu adalah
tulis degan menggunakan pemikiran.
keindahan.
Siapa
yang
setuju
bisa
Hadir kembali cerita klise,
menggugat dan menyangkal bahwa,
pada ibu-ibu rumah tangga yang lupa
the sun set in the west, dimanapun
akan kewajiban memasak, karena
bibir pantainya, itu suatu keindahan?
setiap hari asyik dengan setia, duduk
sosok
di
natural,
depan
layar
televisi,
untuk
gadis-gadis
cantik
bukankah
yang
keajaiban
menunggu dan menonton tayangan
keindahan? Lalu ketika mata kita
telenovela Amerika Latin, dan serial
terasa sejuk, di saat kita berdiri di
drama dari negeri ginseng korea.
satu perbukitan. Kita ambil contoh
Stand by dari jam 8 pagi sampai jam
pada lokasi Mega Mendung di
12 siang, dan berlanjut untuk serial
puncak pass,
drama korea dari jam 1 siang sampai
betapa indah dan hijaunya kebun teh
jam 5 sore.
yang menghampar luas. Seniman
”Bagaimana cerita telenovela dan
ataupun bukan, akademisi, terpelajar
serial drama koreanya bu?”
atau tidak terpelajar, petani, tukang
“wah hebat, bagus-bagus sampai
becak, guru bahkan mereka kaum the
saya terharu dan menangis”.
have, setuju dan terjadi persepakatan
yang menawarkan
bahwa semua all amazing.
ISSN 2503-4626
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
100
Segalah sesuatu yang indah
bila dilihat”. Emanuel Kant secara
akan bermuara kepada kebenaran,
eksplisit menitik beratkan kepada
kebenaran itu menentramkan dan
estetika, teori keindahan dan seni.
menyenangkan dalam kedamaian.
“Teori keindahan adalah dua hal
Tetapi mengapa terhadap sebuah
yang dapat di pelajari secarah ilmiah
lukisan, telenovela atau serial drama
maupun filsafati. Disamping estetika
Korea,
sebagai filsafat dari keindahan, ada
sajak
dan
puisi
serta
pertunjukan teater, orang sulit sekali
pendekatan
ilmiah
tentang
bertemu pada satu titik persepakatan
keindahan.
Yang
pertama
bahwa, semua adalah keindahan dan
menunjukan identitas objek artistik,
seni.
yang
kedua
objek
keindahan.
Mengapa sajak itu indah bagi
Kemudian ada dua teori keindahan,
seseorang, dan tidak indah untuk
yaitu yang bersifat subjektif dan
yang lainnya? Mengapa lagu yang
objektif,
melankolis, terasa tidak indah dan
berdasar pada kasat mata melihat,
terasa sumbang terdengar di telinga.
sedangkan
Kemudian sebuah lukisan yang indah
menempatkan keindahan pada benda
dengan kemolekan tubuh
atau bentuk yang dihadirkan”.
penari,
keindahan
subjektif
yang
objektif
terasa tidak indah dan hanya sebatas hiburan
iseng
bagi
yang
lain.
Sekarang indah itu yang bagaimana?. Menurut Herbert Read dalam
B. Konsep Seni, Art Concepts Sekarang apakah seni itu? Pertannyaannya
tetap
sama,
bukunya,
The Meaning
Of Art
jawabannya dapat berbeda-beda. &
(Nanang,
Enday,
2009:15)
tampak saling bertentangan, apapun
Menyatakan bahwa: “merumuskan
metodenya filsafat atau ilmu seni,
keindahan sebagai suatu kesatuan
tujuan estetik tetap sama yaitu
arti hubungan-hubungan bentuk yang
pengetahuan
terdapat
pemahaman , tentang seni, untuk
di
antara
pencerapan-
untuk
seni
&
pencerapan inderawi kita”. Thomas
seniman,
Aquinas, “merumuskan keindahan
seniman sebelum berkarya, calon
sebagai sesuatu yang menyenangkan
seniman
ISSN 2503-4626
untuk
apresiasi,
sebaiknya
untuk
memahami
Menyoal Kehadiran Keindahan dan Seni (Hadiyatno)
terlebih dahulu, pemahaman tentang
bermutu,
seni, begitupun untuk apresiator,
dengan keahlian yang luar biasa.”
pemahaman seni dilakukan untuk
karya
yang
101
Pendapat
Miharja
memahami seni yang dihadirkan.
(Dermawan,
Seni, baik itu rupa, musik, tari dan
bahwa: “seni sebagai suatu kegiatan
teater, apakah selalu memberikan
rohani yang merefleksikan realita
perasaan
gembira?
dalam artian karya, yang berkat
Jawabannya adalah kebenaran dalam
bentuk dan isinya, maka mempunyai
kesepakatan kolektif “ya”, tentu saja.
suatu daya untuk membangkitkan
Fakta ini dapat dibuktikan dalam
pengalaman tertentu, dalam alam
argumen,
mengapa
rohani si penerimanya.”
menyenangi
lukisan,
senang
kelompok
dan
kolektor
orang lalu
ada
lukisan.
Di
kelompok masyarakat lain, orang menyukai pertunjukan teater, senang mendengarkan musik, dan selalu hadir di setiap acara pagelaran seni tari. Tetapi kehadiran keindahan alam yang ditawarkan dalam nilai estetika alam, tidak dalam kelompokkelompok kecil jawabnya, tetapi merupakan jawaban atas universal tentang keindahan itu. Seni rupa merupakan salah satu cabang dari kesenian. (Kamus Besar
Bahasa
menyatakan “Kesanggupan
Indonesia, seni akal
1991) adalah:
1989)
diciptakan
Menurut
menjelasakan,
Dharmawan
(1988:17) menyatakan bahwa: “Karakteristik seni adalah: (1)Kreatif, yakni merupakan kegiatan manusia yang selalu menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain ; (2) Individual; merupakan hasil karya seni berdasarkan proses penciptaan seseorang ; (3) Perasaan; menjadi tolak ukur untuk penciptaan dan apresiasi dari segi nilai estetis ; (4) Keabadian; penciptaan karya seni yang baik memiliki nilai estetis tidak akan tergeser waktu ; dan (5) Semesta; seni ada dimana-dimana dan terus berkembang tiada hentinya, karena seni memiliki nilai bagi kehidupan.”
untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai
Pertentangan keindahan dan
tinggi, keahlian membuat karya yang
seni coba penulis hadirkan, mengapa tidak semua orang, tidak semua
ISSN 2503-4626
102
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
penikmat atau penanggap karya seni
dengan karya-karya lukis dan seni
lukis menyukai karya-karya affandi
patungnya, membawa penikmatnya
atau maestro-maestro pelukis iconic
masuk ke alam surealismnya. Pablo
Indonesia semisal S. Sudjojono,
Picaso, Leonardo Da Vinci dengan
Basuki
Monalisanya.
abdullah,
Raden
Saleh
Mengapa
semua
sebagai pelopor pelukis seni rupawan
penikmat atau pengagum karya di
indonesia
di
antara mereka tidak pernah sepakat,
antara penikmat seni lukis tersebut
bahwa semua itu adalah keindahan
berbeda-beda
yang
dalam
modern?
atas
kontek
Mengapa
tanggapannya,
tanggapan
nilai
keindahan dan seninya.
dihadirkan
untuk
kolektif,
menyenangkan tanpa harus memilih atas pilihan yang dia sukai, baik itu
Mengapa sebuah karya musik
karya, maupun senimannya.? Tetapi
dicaci maki oleh sekelompok orang,
ketika kita melihat gol yang cantik?
sedangkan
Tidak ada rivalitas, persepakatan
seperti
di
oleh puji
kelompok dan
lain
dipujakan
terjadi, memang gol itu indah sekali.
vokalisnya. Mengapa karya Lady
Pertanyaan
mengapa
Gaga di anggap seni yang gagal oleh
pemandangan indah dan gol indah
kelompok tertentu, sementara oleh
sama nilainya bagi semua orang,
yang lain, musiknya di anggap
sedang lukisan Affandi tidak indah
mewakili jamannya?. Mengapa tidak
untuk semua orang ? ini disebabkan
setiap orang dapat sepakat, bahwa
lukisan bukan saja mengandung atau
seni itu indah? dapat memberikan
memunculkan
kesenangan mata dan kegembiraan
keindahan, tetapi bagaimana nilai
jiwa bagi seseorang, tetapi sama
ekstrinsik dalam keindahan dikelolah
sekali tidak menarik dan terasa
sebagai
membuat “pusing” orang lain karena
pemandangan alam, wanita cantik,
goresan yang dihadirkan.
hanya mengandung nilai intrinsik
Di Daratan Eropa pada Abad Pertengahan
komunikasi.
keindahan. Saksikan
intrinsik
Sebaliknya,
pemandangan
pelukis
indah, wanita cantik, tak ada pikiran
expressionism, sebut saja Vincent
lain yang muncul, kecuali menikmati
Van Gogh, kemudian Salvador Dali
kesenangan
ISSN 2503-4626
muncul
nilai
mata
dan
mereguk
Menyoal Kehadiran Keindahan dan Seni (Hadiyatno)
kegembiraan jiwa, ketenangan dan
Kumpulan
kedamaian bathin. Dalam proses
pengalaman estetis “semisal tentang
penikmatan pemandangan indah dan
gerimis” yang sama di alami oleh
wanita cantik, tidak muncul persepsi
dua orang pelukis, 2 orang penari, 3
lain dalam alam pikiran kecuali
musikus, dalam tanggapannya atas
kaindahan itu sendiri. Kita tidak
pengalaman estetik, mungkin saja
memikirkan, misalnya, bahwa wanita
disusun berdasarkan urutan atau
cantik itu berbisa, dapat membawa
struktur yang berbeda, (menyangkut
malapetaka
pemahaman
atau
kecantikan
itu
adalah kebenaran roh.
peristiwa
103
seninya,
atau
pemilihan
media alat dan bahan serta teknik
Sebuah lukisan, sajak, tarian,
yang dipakai) sehingga nilai seni
teater, segi keindahannya bukan
yang di hadirkan juga berbeda,
hanya intrinsik seperti pemandangan
otentik dan individual . Digambarkan
tadi,
ekstrinsik.
cara menyusun yang berbeda ini
Justru segi ekstrinsik itulah yang
menentukan arti ekstrinsiknya atau
menentukan nilai intrinsiknya. Nilai
isi seni.
melainkan
keindahan
juga
intrinsik
nilai
Prosesi kerja seni demikian
bentuk seni yang dapat diindera
itulah yang menyebabkan setiap
dengan
atau
seniman dapat menciptakan karya
keduannya. Nilai bentuk ini kadang
seni yang secara intrinsik berbeda-
juga disebut nilai struktur, yakni
beda,
bagaimana cara menyusun nilai-nilai
ekstrinsiknya.
ekstrinsiknya atau nilai bahannya.
menyebabkan keindahan karya seni
Dalam sebuah cerita, nilai content
bukan melulu keindahan bentuk atau
atau ekstrinsik atau nilai bahannya
intrinsiknya tetapi juga menyangkut
berupa
nilai ekstrinsiknya. Misalnya, cara
mata,
adalah
telinga,
rangkaian
Semuanya
disusun
peristiwa.
pengolahan
Inilah
pula
yang
rupa,
menggambarkan daun jatuh, wanita
sehingga menjadi sebuah bentuk
miskin, oleh dua pelukis dapat
yang berstruktur dan dinamai nilai
menghasilkan dua keindahan yang
intrinsik. Teknik menyusun bentuk
berbeda. Ini disebabkan oleh cara
tadi
intrinsik
melahirkan
begitu
berdasarkan
sebuah
cerita.
atau
cara
melukiskan
ISSN 2503-4626
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
104
jatuhnya daun berbeda berdasarkan
makna. Pemandangan tak berkata
visi,
pelukis
apa-apa, atau tak menyampaikan
terhadap bahannya, yakni jatuhnya
pesan apa-apa, tetapi setiap karya
daun dan kemiskinan.
seni selalu menyampaikan sesuatu.
atau
pemandangan
Sedikit
ilustrasi
atas
Aspek sesuatu atau bahan isi atau
tanggapan daun yang jatuh, pelukis
seni
tadilah
yang
menyebabkan
akan menggambarkan dalam goresan
lahirnya perdebatan mengenai indah
yang rapuh, kuning kecoklatan dalam
atau tidak indahnya karya seni.
warna, tidak kuat dan mudah di
Tetapi, adakah karya seni
sobek daunnya. Sedang dalam artian
yang tidak indah / Misalnya lukisan
penyair,
dapat
tentang sampah di bantaran kali
sebagai
regenerasi,
saja
daun atau
jatuh sengaja
ciliwung,
koreng yang terkelupas,
dipaksakan untuk jatuh. Jatuhnya
kematian, kengerian. Itu hanya objek
daun tidak melihat kepada daun
ekstrinsiknya belaka. Sebagai objek
seharusnya belum waktunya jatuh,
tentu saja kaki bernanah itu tidak
semisal dari kedudukan yang tinggi
indah,
di atas pohon, seperti yang masih
menakutkan, menebar teror. Tetapi,
muda, kuat, hijau dan segarpun dapat
cara pandang pelukis atau penyair
di jatuhkan bila dianggap parasit atau
terhadap kaki yang bernanah tadi
benalu, pengasosiasian dalam bahasa
dapat
rupa,
menyusun bentuk atau strukturnya.
visualisasi
atau
sastrapun
malah
indah
menjijikkan
dengan
atau
caranya
tanggapannya akan berbeda dalam
Cara
proses penghadirannya tentang daun
bernanah tadi menyampaikan suatu
yang jatuh.
makna, pesan, maksud, pandangan
Karya
harus
tentang hidup ini sehingga hasil
dalam
gambarannya tadi (bentuk) menjadi
pengertian menyenangkan inderawi
indah, dalam arti ‘menggembirakan
dan menggembirakan batin seperti
batin’. Suatu lukisan yang penuh
pemandangan alam. Hanya saja,
menebar
dalam
kekacauan
mengandung
tetap
keindahan
karya
ditambah
seni
menggambarkan kaki yang
seni
dengan
ISSN 2503-4626
masih
harus
penyampaian
teror, dapat
kekerasan, tampak
dan indah
karena teror yang digambarkan tadi,
Menyoal Kehadiran Keindahan dan Seni (Hadiyatno)
menyampaikan isi atau makna yang
tentang
unsur
menggembirakan aspek intelektual
sebaliknya.
105
intrinsiknya,
dan
kita, misalnya. Jadi, setiap karya seni tentu mengandung
keindahan.
KESIMPULAN
Dan
Membecirakan
keindahan
keindahan tidak selalu harus senada
dan seni, ibarat kita membicarakan
dengan
keindahan
roh dan jasmani. Indah itu yang
alam
yang
pemandangan
halus,
lembut,
bagaimana? Apakah yang indah itu
mentrentramkan. Indah tidak harus
harus terbentuk oleh bangun- bangun
lembut, halus, teratur, seimbang.
ideal, golden section ? apakah yang
Indah juga terwujud dalam bentuk
indah itu harus juga menampilkan
kasar,
yang
keras,
kacau,
dan
tak
seimbang atau tak harmonis, asal membawakan
makna.
Makna
‘menyenangkan
inderawi
menggembirakan
batin’.
dan Bentuk
saja?
Lalu
bagaimana nasib, katakanlah yang buruk dalam rupa, kumuh & jorok?
ekstrinsik itulan yang menyebabkan sebuah karya seni dikatakan indah,
cantik-cantik
Keindahan
dan
Seni
itu
rumitkah? jawabannya tidak. Seni itu mudah, jawabannya juga kurang tepat. Kalau begitu seni itu kita
kasar penuh teror yang kacau tadi
nikmati saja, itu dapat benar, tetapi
terwujud karena tuntuan ungkapan
tidak benar semuanya. Sebab untuk
unsur ekstrinsiknya. Tuntutan isi seni
dapat
atau bahan seni (yang berhubungan
membutuhkan pemahaman tentang
dengan
apa yang dinamakan seni. seni itu
pemandangan
seniman)
itulah yang melahirkan bentuk yang ‘tidak
indah’.
Jelaslah
bahwa
menikmati
menyangkut
soal
seni,
kita
penghayatan,
muaranya kemudian kepada proses
keindahan seni berhubungan dengan
penciptaan, seni sekali lagi
bukan
unsur
menyoal
tetapi
ekstrinsik
sekaligus. dibedakan
dan
Keduannya tetapi
tak
intrinsik dapat mungkin
dipisahkan. Dalam membicarakan
pemaham,
penghayatan nilai dan penghayatan, membutuhkan juga pemahaman akan seni.
unsur ekstrinsik, kita juga berbicara
ISSN 2503-4626
Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 95-106
106
Untuk sampai pada proses tersebut,
seorang
calon
jawaban
untuk
kebenarannya. Seni bukan benda
mengelola kepekaan akan bahasa
mati seperti batu. Seperti ilmu yang
“rasa”. Pengalaman itu dapat saja
selalu berkembang, rumusan tentang
lahir atau tercipta melalui rekam
keindahan dan seni akan selalu
jejak selama berproses memahami
berkembang
tentang seni, lingkungan tinggal, dan
perkembangan jamannya.
seniman,akan
taruna
selamanya tidak akan menemukan
dituntut
intelektualitas tentang
mendalam
akan
seni
yang
mendapatkan
pengalaman-pengalaman,
yang
kemudian akan di endapkan sebagai pengalaman yang mempunyai nilai estetis ,berkualitas dan mempunyai Tidak
semua
pengalaman
mempunyai nilai atau unsur estetis tadi. Kajian keindahan dan seni, adalah
kajian
abadi
berkesenian,tentang
dalam
bagaimana
menarik sebuah kesimpulan, bahwa bagaimana keindahan dan
pasti
mengikuti
dalam
dinamika
individual.
Pemahaman
nilai.
yang
sengaja
menyangkut
yang hadir
dihadirkan, subjektivitas
adalah dan
kolektivitas rasa, Meskipun filsafat seni mencoba menjambatani, dalam kontek isi yang menyangkut nilai indah yang dihadirkan pada karya seni, untuk pembatasan indah dan kurang indah dalam keindahan seni,
ISSN 2503-4626
DAFTAR PUSTAKA Dermawan Budiman. (1989). Pendidikan Seni Rupa. Bandung : Ganeca Exact. Dharmawan. (1998). Pegangan Pendidikan Seni Rupa. Bandung : Armico. Enday Tarjo, Nanang GandaPrawira. (2009). Konsep dan Strategi Pembelajaran Seni Rupa. Bandung: CV. Bintang WarliArtika. Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.