BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya-nya. Bali juga sangat kaya akan seni tradisional yang unik dan menarik yang dikenal dan disegani oleh pengamat seni. Sejak kecil, penduduk Bali diajarkan untuk melatih sensitivitas sekaligus melestarikan budaya dengan belajar seni terutama masyarakat di desa, sehingga kelak baik akan berkarya dibidang seni sebagai seniman atau berkarya dibidang lainnya telah memiliki daya creatifitas dan sensitifitas yang baik sekaligus memiliki pedoman untuk dijadikan tuntunan hidup. Karena seperti yang diketahui leluhur telah menuangkan segala pengalaman dan kebijaksanaan mereka dalam karya seni yang di wariskan sekarang, sehingga dari itulah seni ukir Bali kususnya yang diketahui memiliki nilai estetika sejarah dan filosofi tinggi.
Masyarakat Bali yang memang berkarya dibidang seni hasil karyanya dapat dilihat sebagai berikut :
Seni lukis Seniman tattoo,
1
2
Arsitektur Bali ( Gaya Bali ) bahkan ada ilmu arsitektur yang dikenal dengan Asta Kosala Kosali Desain busana Bali untuk melaksanakan persembahyangan serta busana untuk berbagai seni tari Bali
Desain patung bali Kriya kayu (seni ukir yang nantinya bisa menjadi hiasan yang memperindah eksterior dan interior bangunan dengan nilai filososfi dan cerita yang terkandung di dalamnya).
Bisa juga menjadi pembuat topeng-topeng Bali baik untuk hiasan, tarian sacral atau tarian hiburan. Kriya rotan (layangan Bali) Kriya Logam
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung dan bagian-bagian cembung yang menyusun suatu gambar yang indah. Banyak sekali daerah di Indonesia yang memiliki kerajinan seni ukir kayu, dan seni ukir Bali merupakan salah satunya.
Keunikan dan kekhasan ukiran Bali, beberapa tahun terakhir mampu memikat pembeli, baik dari lokal maupun asing sehingga masyarakat pun tidak sedikit yang terjun sebagai pengukir sebagai lahan mengais penghasilan. Tidak mengherankan jika kemudian beberapa sentra ukiran Bali dengan mudah dapat dijumpai. Sebut saja, Desa Mas – Ubud, Desa Tangep – Mengwi, Desa Peken Belayu, Marga – Tabanan
3
dan sederet desa lainnya, yang kondang sebagai sentra ukiran khas Bali. Produk seni ukir khas Bali, mempunyai motif tersendiri yang khas. Berdasarkan penelitian, motif ukiran Bali merupakan peninggalan jaman kerajaan dahulu kala, yang sudah memperoleh mengalami kemajuan di bidang seni. (Amertha Bali, 2012)
Namun walau demikian, kenyataannya perkembangan seni ukir di era modern seperti sekarang ini khususnya di Bali , menurut Bapak Balika selaku salah satu pemilik usaha seni ukir yang berdomisili di Bali yang sudah menggelut di dunia bisnis seni ukir tradisional semenjak tahun 1991 menyebutkan bahwa ;
“Kendala paling besar saat ini kami hadapi adalah susah mendapat tenaga kerja yang mau kerja mengukir. Jangan yang ahli, yang mau saja , agak susah mendapatkannya,”
Sangat disayangkan di saat permintaan dari pasar sedang ramai, kadang Bapak Balika kewalahan karena kurangnya tenaga pengrajin ukir yang ada. Tahun 2011, Pak Balika sempat memiliki 20 pengrajin. Dan di Tahun 2014 hanya 12 orang saja yang bekerja. Setiap tahun para pengrajin , jumlahnya semakin menyusut. Ada yang sudah mulai membuka usaha sendiri, namun ada juga yang memilih bekerja di bidang lain. Dengan semakin sulitnya mendapatkan pengrajin seni ukir di Bali, maka kerajinan ukiran Bali akan semakin jarang. Ini sungguh mengkhawatirkan. Bila saja Pemerintah Daerah Bali mau memperhatikan hal tersebut , bisa dipastikan dengan turut ikut andilnya Pemda Bali dan Pusat mendorong generasi muda untuk mau melestarikan
4
hasil seni bangsa sendiri, maka seni ukir Bali tidak mengalami kepunahan. (Agung Soni. Kompasiana, 2014)
Di era modern seperti sekarang ini, tidak bisa dihindari lagi bahwa kebutuhan manusia semakin hari semakin beragam. Menurut Maslow (1943), kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 bagian, kebutuhan tersebut diantaranya sebagai berikut ;
1. Kebutuhan Fisiologis Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
5
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah.
6
Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Seperti yang dinyatakan Maslow sebelumnya mengenai kebutuhan manusia, kebutuhan esteem merupakan kebutuhan yang dibutuhkan individu tersebut untuk menunjukkan siapa dirinya, dengan tujuan untuk mendapatkan respect dari lingkungan sosial sekitarnya . Dan memiliki produk mewah merupakan salah satu bentuk dari perwujudan untuk memenuhi kebutuhan esteem dari individu tersebut.
Untuk definisi dari barang mewah, sebagian besar studi dalam riset literature tidak membedakan antara kata prestis, status, dan kemewahan (Dubois dan Czellar, 2002). Namun prestis dan status memberikan nuansa/makna yang berbeda bagi konsumen (Dubois dan Czellar, 2002 ; Dubois et al, 2001). Sebagian peneliti menginvestigasikan barang mewah sebagai property dari sebuah brand dan telah mendeskripsikannya menggunakan kata-kata yang samar sebagai “nilai impian” (Dubois dan Paternault, 1995) atau “aura” (Bjorkman, 2002).
Reddy dan Terblanche (2005) membagi barang mewah menjadi 2 kategori : yang pertama adalah produk yang memiliki nilai simbolik kepada konsumen dan bernilai lebih untuk gaya hidup si konsumen dibandingkan fungsi dari produk tersebut (Contoh : Tas Louis Vuitton), kemudian yang kedua adalah produk yang memiliki nilai tinggi dari segi fitur teknisnya (Contoh : Mobil Porche)
7
Pasar dari produk seni pernah mengalami masa-masa yang disebut sebagai masa “koreksi” setelah terjadinya krisis ekonomi yang terjadi di tahun 2008, namun sekarang sudah pulih kembali ke tingkat yang paling atas. Hal ini dikarenakan transaksi produk-produk seni sudah masuk dalam tahap pendewasaan sebagai hobi untuk konsumen yang berada pada kelas sosial yang tinggi. Untuk mereka yang bekerja sebagai pencipta dalam wujud seni, menciptakan seni adalah menciptakan sebuah karya yang memiliki nilai yang kecil sebagai objek itu sendiri, namun memiliki nyawa karena banyak orang yang rela untuk membayar demi untuk menikmati hasil karya tersebut (Charlote Higginis, 2013)
Apple Computer, Inc. (biasanya dikenal sebagai Apple) adalah sebuah perusahaan Silicon Valley berbasis di Cupertino, California, yang bergerak dalam bidang teknologi komputer. Apple membantu bermulanya revolusi komputer pribadi pada tahun 1970an dengan produknya Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980an hingga sekarang dengan komputer Macintosh. Apple terkenal akan perangkat-perangkat lunak dan kerasnya, seperti iMac, perangkat pemutar lagu iPod, dan toko lagu online iTunes Music Store.
Brand apple sudah bukan lagi sebagai perusahaan elektronik konsumen. Kini Apple menjadi perusahaan barang mewah seperti Louis Vuitton, berdasarkan pernyataan Pundits. Ini adalah beberapa bukti bahwa Apple kini dinobatkan sebagai perusahaan barang mewah :
8
1. Dalam Wall Street Journal, mereka menyebutkan bahwa “Apple Inc. adalah brand produk teknologi mewah” khususnya semenjak pihak Apple merilis Apple Watch yang dimana merupakan sebuah produk perpaduan antara perhiasan dan gadget.
2. Partner dari Google Venture MG Siegler mengatakan bahwa “produk yang kini dirilis oleh apple, Apple Watch. Bukan sebuah jam tangan biasa. Melainkan sebuah jam tangan yang mengartikan : produk Apple baru yang setara dengan fashion yang memiliki fungsi yang sama”
3. Neil Cybart, seorang analis independent yang meneliti apple mengatakan bahwa event pengenalan produk Apple Watch adalah symbol dari Reposisi Apple sebagai brand premium produk mewah yang bersifat massal. KiniApple memposisikan dirinya sebagai brand premium pasar massal yang menjual gadget ke pasar yang dituju yang bernilai ratusan juta. Dengan munculnya Apple Watch, brand Apple telah memasuki teritori baru, menonjolkan kemewahan dan membutuhkan supply yang langka yang dating dengan label mewah. (Jay Yarow, Business Insider. 2015)
9
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1.2.1 Berkurangnya Pengrajin Seni Ukir di Bali Hal ini dikarenakan perkembangan seni ukir untuk arsitektur di Bali baik berupa kayu atau batu mulai menurun. Pembangunan gaya artsitektur di Bali mulai terpengaruh dengan gaya arsitektur Barat mulai dari rumah, villa hingga Hotel berbintang. Hal ini menyebabkan para seniman ukir lebih memilih menjadi pegawai hotel di daerah Bali selatan dan meninggalkan seni ukir yang dulunya menjadi profesi mereka. Sehingga sangat menarik sekali jika dapat menciptakan sebuah business model yang dapat menjadi sarana bagi para seniman ukir untuk menyalurkan daya kreativitas mereka.
1.2.2 Populasi Kelas Menengah di Indonesia semakin Tajam Dalam satu dasawarsa pemerintah dinilai telah mengangkat lebih dari 25 persen penduduk Indonesia menjadi kelompok kelas menengah. Kelas menengah, menurut buku yang diterbitkan Sekretariat Kabinet itu, merupakan kelompok masyarakat yang membelanjakan uang per harinya dengan kisaran dua dollar AS atau setara dengan Rp22.756 (dengan kurs 1 Dollar AS : Rp11.378) hingga 20 dollar AS.
Tumbuhnya kelas menengah di Indonesia juga dapat dilihat dari data statistik jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, jumlah penumpang pesawat terbang, jumlah
10
rumah tangga yang memiliki HP atau telepon genggam, dan rumah tangga yang memiliki komputer serta memiliki akses internet. Dari data terakhir, yang dikutip buku tersebut, pada 2004 hingga 2012, jumlah kendaraan bermotor baik roda dua dan roda empat meningkat dari 30,5 juta menjadi 94,4 juta unit. (Indra Arief Pribadi, Antaranews. 2014)
1.2 IDE BISNIS Ide dibalik Business Model Creation ini adalah adanya sebuah peluang yang baik untuk menyatukan seni ukir tradisional budaya Bali dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin menarik dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat Indonesia, maka itu muncullah sebuah ide bisnis untuk mencampurkan keindahan budaya seni ukir Bali dan perkembangan teknologi sekarang dengan menawarkan produk ke konsumen berupa sebuah karya seni murni hasil perpaduan seni ukir budaya Bali yang diadaptasikan dalam wujud produk modern yang dalam kesehariannya konsumen produk yang ditargetkan sudah sangat familiar. Dalam pengadaptasiannya, bisnis ini menggunakan aksesoris gadget sebagai produk yang terbaik untuk mengexpresikan keindahan seni ukir Bali dengan perkembangan teknologi untuk sekarang.
Disamping itu bisnis ini juga ingin membuka lapangan pekerjaan kepada pengrajin seni ukir di Bali. Namun walau bisnis ini bertujuan untuk menyatukan perkembangan teknologi dengan seni ukir tradisional Bali. Perlu ditekankan juga
11
bahwa bisnis ini sama sekali tidak menghilangkan orisinalitas dan trademark dari seni ukir Bali sepenuhnya, karena bisnis ini masih memegang erat nilai estetika dari seni ukir budaya bali yang telah dimiliki oleh seniman seni ukir Bali yang diturunkan dari nenek moyangnya semenjak dahulu.
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT 1.3.1 TUJUAN Tujuan dibalik dari penciptaan Business Model Creation ini adalah untuk melestarikan seni ukir Bali yang menurut sumber yang disebutkan sebelumnya nyaris terancam punah. Disamping untuk melestarikannya, bisnis ini memiliki tujuan untuk membangun awareness dan kepedulian konsumen kepada keindahan dan nilai-nilai yang tertanam dari seni budaya ukir Bali dengan menciptakan sekaligus membuktikan bahwa produk hasil penggabungan antara teknik seni ukir dengan perkembangan teknologi ini mampu menjadi market leader pada pangsa pasar yang ingin ditargetkan. Selain itu tujuan bisnis ini menciptakan Business Model Creation ini yaitu untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi para pelaku bisnis dan stockholder.
1.3.2 MANFAAT Manfaat yang akan dicapai dalam pembuatan bisnis model ini adalah : a.
Melestarikan seni ukir Bali yang terancam punah
12
b.
Membangun awareness dan kepedulian kepada masyarakat terhadap nilai estetika dan nilai filosofi yang tertanam dalam seni ukir Bali
c.
Membuktikan
bahwa
penggabungan
seni
ukir
Bali
dengan
perkembangan teknologi mampu menjadi produk market leader d.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu referensi untuk membuat suatu business model creation terutama yang berkaitan dengan industry kreatif.
1.4 RUANG LINGKUP Pembatasan topik dalam penulisan dilakukan agar lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Business model creation yang dikembangkan saat ini hanya berupa produk aksesoris gadget yang diposisikan sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika yang tinggi dengan memposisikan produk ini sebagai produk mewah. Selain itu biaya yang dianalisa untuk durasi 3 tahun. Hasil akhir dari laporan ini adalah berupa rekomendasi terhadap konsep pembuatan aksesoris gadget dengan mengangkat seni budaya Nusantara yang lebih kreatif.
SISTEMATIKA PENULISAN Secara keseluruhan, penulisan thesis ini terdiri dari lima bab utama. Setiap babnya berisi sebuah cakupan tersendiri sehingga mempermudah para pembaca untuk memahami isi dan konsep yang digunakan oleh penulis. Kelima bab tersebut terdiri dari:
13
BAB I: PENDAHULUAN Bab ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemikiran utama yang mendasari penulisan thesis. Bab ini tersusun dari: Latar Belakang, Ide Bisnis, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II : VALUE PROPOSITION Bab ini bertujuan untuk melihat keadaan pasar secara keseluruhan serta menganalisa value proposition yang penulis tawarkan. Oleh karena itu bab ini terdiri dari: Analisis Industri, Value proposition dan Value Generation. Selain itu diterangkan juga Teori Business Model Canvas yang digunakan untuk memetakan ide bisnis.
BAB III : BISNIS MODEL CANVAS Bab ini bertujuan untuk menjelaskan secara lebih mendalam dan terperinci tentang implementasi Business Model Canvas pada bisnis yang akan dibuat. Sembilan blok kanvas yang dijabarkan adalah Segmentasi Pelanggan (Customer Segments), Proporsi Nilai (Value Proposition), Saluran (Channels), Hubungan Pelanggan (Customer Relationship), Sumber Pendapatan (Revenue Stream), Sumber Daya (Key Resources), Aktivitas Kunci (Key Activities), Mitra Utama (Key Partnerships), dan Struktur Biaya (Cost Structure).
14
BAB IV : RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) Bab ini bertujuan menjabarkan rencana yang akan dilakukan dalam pembuatan bisnis yang meliputi: Profil Perusahaan (Company Profile), Merek (Brand), Rencana Pemasaran (Marketing Plan), Rencana Sumber Daya Manusia (Human Resources Plan), Rencana Operasional (Operational Plan), Rencana Keuangan (Financial Plan), Timeline, Competitor Analysis, Rencana Pengembangan (Development Plan)
BAB V : KESIMPULAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penulisan thesis ini, bab ini melingkupi: Kelayakan Model Bisnis (Feasibility of the Business Model), Keterbatasan Model Bisnis (Business Model Limitation), Area untuk Penyelidikan Lebih Lanjut (Future Areas for Further Investigation).