BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Keindahan alam Indonesia sudah sangat terkenal dan dapat menarik
perhatian dunia. Bahkan Indonesia berada di peringkat ke-4 dari negara-negara ASEAN yang sering di kunjungi wisatawan asing sebagai tempat tujan wisata. Tetapi kebanyakan wisatawan berkunjung ke tempat-tempat tertentu saja, seperti, Bali misalnya. Para wisatawan belum mengetahui bahwa di Indonesia terdapat banyak sekali daerah wisata yang dapat dikunjungi dan tentu saja tidak kalah menarik, indah dan unik jika dibandingkan dengan Bali. Pulau Tidung, terletak di kepulauan seribu kota Jakarta, letak geografis Pulau Tidung yang relatif dekat dengan daratan Ibu kota Jakarta, dengan waktu tempuh hanya sekitar dua jam dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta, atau satu setengah jam dari pelabuhan Rawasaban Tangerang, membuat para wisatawan tidak perlu membuang banyak waktu dan tidak perlu merogoh kocek yang dalam untuk menikmati nyamannya pemandangan laut, pantai serta angin sepoi-sepoi dengan berbagai pilihan fasilitas wisata seperti snorkeling, diving, memancing, bersepeda ria serta wisata berkeliling pulau-pulau sekitar, menikmati kuliner terutama barbeque serta melihat-lihat warna warni laut dengan terumbu karang dan ikan yang sangat beragam. Satu lagi yang menjadi daya tarik dari tempat wisata pulau Tidung yaitu, jembatan cinta yang terhampar menghubungkan antara pulau Tidung besar dan pulau Tidung kecil, yang juga menjadi icon dari tempat wisata pulau Tidung ini.
1
2
Dimulai sekitar tahun 2005 setelah Kepulauan Seribu mejadi Kabupaten pada awalnya Para masyarakat pulau tidung menjalankan kegiatan ini hanya bersifat hobi dan membantu para tamu yang kebetulan kebanyakan teman-teman sekolah dari luar pulau, yang bukan penduduk pulau, jadi tidak bersifat profit. Masyarakat pulau tidung hanya berusaha mengenalkan kepada masyarakat luar untuk mengetahui pulau 1000, khususnya Pulau Tidung yang mereka diami1, serta dari hasil survey yang dilakukan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang keberadaan tempat wisata pulau Tidung. Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik). Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memilki prospek yang cerah. Prospek pariwisata ke depan bagi Negara Indonesia sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angkaangka perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Di samping itu, prospek perkembangan pariwisata ke depan tidak akan bisa terbendung lagi oleh
1
http://www.klik‐pulauseribu.com/index.php?start=12
3
kemajuan-kemajuan dan perubahan yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan2. Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau lingkungan. Mempromosikan suatu tempat wisata selalu membutuhkan strategi karena menyangkut seberapa banyakkah audience atau wisatawan yang hendak datang atau berkunjung ke tempat wisata yang ditawarkan. Untuk menarik para wisatawan tentu saja suatu perusahaan pariwisata harus memiliki kredibilitas yang baik, hal ini dapat terwujud dengan adanya mutu program yang ditawarkan pada perusahaan pariwisata tersebut. Loyalitas khalayak pada suatu tempat wisata tergantung dari mutu dan kualitas yang disuguhkan atau diberikan oleh perusahaan pariwisata tersebut. Agar suatu program yang diberikan dapat menarik minat audience atau wisatawan untuk dapat berkunjung ke tempat yang ditawarkan, maka harus dibuat promo yang semenarik mungkin agar dapat mempersuasif khalayak. Buku dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas
2
www.halmaherautara.com
4
dengan segala bentuknya: berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau di jilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu3. Buku panduan adalah sebuah buku untuk turis atau pelancong yang memberikan rincian tentang lokasi geografis, tujuan wisata, atau jadwal. Biasanya akan mencangkup rincian nomer telepon, alamat, harga dan review dari hotel dan penginapan, restoran, serta kegiatan. Peta berbagai detail sering disertakan. Terkadang informasi sejarah budaya juga disediakan. Buku panduan wisata pertama dibuat pada abad 19 muncul di Amerika Serikat, Gideon Minor Davison The Tour Fashionable, diterbitkan tahun 1822 di Saratoga Springs, New York, dan Theodore Dwight The Traveller Utara dan Henry Gilpin The Tour Utara, baik dari 1825. Mengapa memerlukan buku panduan wisata? Karena belum banyaknya para khalayak yang mengetahui tentang keberadaan tempat wisata Pulau Tidung, maka berfungsi sebagai salah satu media promosi serta media komunikasi, serta belum adanya penunjuk arah atau sign symtem, maka dengan adanya buku ini para calon wisatawan tidak akan kebingungan untuk menemui spot-spot yang terdapat di Pulau Tidung, dan juga dapat menjadi acuan atau pedoman bagi agensi travel agar dapat memberikan informasi tentang pulau tidung kepada para calon khalayak, melalui buku ini Kenapa harus merancang buku panduan wisata tentang Pulau Tidung? Karena Pulau Tidung adalah salah satu tempat wisata yang sangat indah, akan tetapi dibalik kenindahannya masih banyak khalayak yang belum mengetahui tentang pesona Pulau Tidung tersebut, maka dirancanglah sebuah buku panduan wisata Pulau Tidung. 3
Ensiklopedi Indonesia (1980, hlm. 538)
5
Mengapa memilih Pulau Tidung sebagai media perancangan buku panduan wisata? Karena jika dibandingkan dengan kepulauan seribu lainnya, seperti pulau macan dan pulau Pramuka, pulau Tidung mempunyai daya tarik tersendiri yaitu jembatan cinta, yang menyambungkan antara pulau Tidung besar dan pulau Tidung kecil. Dari konsep pemikiran diatas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya buku panduan wisata bagi para agensi travel ataupun para tour guide, dapat mempromosikan serta memberikan informasi kepada wisatawan atau calon wisatawan yang hendak berkunjung ke tempat wisata Pulau Tidung. Berangkat dari pokok-pokok pikiran diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam penulisan dengan judul: ”perancangan buku panduan wisata pulau tidung”.
1.2
Rumusan Masalah Pulau Tidung sebagai tempat yang memiliki keindahan alam yang sangat
bagus, namun dibalik itu semua pulau Tidung belum memiliki infromasi yang cukup, sehingga masih banyak khalayak yang belum mengetahui tempat wisata pulau Tidung. Berangkat dari pemikiran diatas. Maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah : 1.
Bagaimana merancang buku panduan wisata Pulau Tidung sebagai media promosi yang tepat bagi para khalayak.
2.
Bagaimana memilih media promosi yang efektif dan komunikatif sebagai media pendukung buku panduan wisata Pulau Tidung.