Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT
PENGEMBANGAN BAKAT ANAK
DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI
2.1 Pemahaman Psikologis Perkembangan Anak Pendidikan anak usia dini merupakan pondasi untuk pendidikan anak selanjutnya, dimana seharusnya dilakukan secara menyeluruh, yaitu dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya aspek seni, yang biasa disebut dengan global learning, yang meliputi joyful learning, attractive learning, dan active learning. Pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada kinerja otak kiri, sehingga pengembangan otak kanan menjadi terabaikan. Otak kiri biasa diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, terstruktur, analitis, matematis, sistematis, linear dan tahap demi tahap, sedangkan, otak kanan diidentikkan dengan seni kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan halhal yang terlalu mendetail, termasuk juga aspek seni. Jika seseorang tidak mempunyai jiwa seni, maka ia tidak akan memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Mengembangkan aspek seni dapat dimulai dengan memahami
psikologi
perkembangan anak yang meliputi tumbuh kembang anak serta tahap-tahap dan tugastugas perkembangan sesuai usia. Anak usia dini merupakan tahap yang unik, dimana masa tumbuh kembang anak bersamaan dengan masa kepekaan. Adapun tahapan tumbuh kembang manusia adalah sebagai berikut1 :
1
Neonatus (lahir – 28 hari)
aB yi (1 bulan – 1 tahun) termasuk golongan
Toddler (1-3 tahun) anak usia dini
Pra sekolah (3-6 tahun)
Usia sekolah (6-12 tahun)
Remaja (12 -18/20 tahun)
Dewasa muda (20-40 tahun)
Rolina Nelva, 2007, Memahami Psikologi Perkembangan AnakBagi Pengembangan Aspek Seni Anak Usia Dini, Jakarta, hal 2
Seminar Tugas Akhir
5
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
Dewasa menengah (40-65 tahun)
Dewasa tua Dari tahapan tersebut, yang termasuk dalam anak usia dini adalah hingga pada tahap
prasekolah. Dalam masa tumbuh kembang anak, para ahli membaginya dalam fase – fase, yang disebut fase – fase perkembangan anak. Fase perkembangan ini mempunyai ciri yang relatif sama, berupa kesatuan – kesatuan peristiwa yang bulat. eB rikut ini adalah pembagian fase tersebut menurut beberapa ahli2. 1. Perkembangan Menurut Kohnstamm Profesor Kohnstam dalam bukunya, Posoonlijkheid “ In Wording” (kepribadian yang tengah berkembang), mebagi masa perkembangannnya dalam beberapa fase, sebagai berikut ; 1) Masa bayi atau masa vital. 2) Masa anak kecil, masa estetis. 3) Masa anak sekolah, masa intelektual. 4) Masa pubertas dan adolesensi, masa sosial. 5) Manusia yang sudah matang. Menurt Profesor Kohnstam, manusia itu selalau dalam proses pembentukan dan selalu ingin “menjadi” dan dia tidak akan selesai kunjung terbentuk. Ia tidak akan pernah selesai walaupun dengan bertambahnya usia, ia justru semakin sulit dibentuk dan dirubah. 2. Perkembangan Menurut Charlotte Buhler Charlotte uB hler membagi masa perkembangan sebagai berikut : 1) Fase pertama, 0 – 1 tahun: masa menghayati obyek – obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi – fungsi. Terutama fungsi motorik, yaitu fungsi – fungsi yang berkaitan dengan gerakan – gerakan dari badan dan anggota badan lain. 2) Fase kedua, 2 – 4 tahun: masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri, disertai penghayatan subyektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. 3) Fase ketiga: masa sosialisasi anak. Pada saat ini, anak mulai memasuki masyarakat luas( misalnya taman kanak – kanak, pergaulan dengan kawan – kawan sepermainan, dan sekolah rendah ). Anak lebih mulai mengenal dunia
2
aK rtono, DR aK rtini, 2007, Psikologi Anak ( Psikologi Perkembangan ), Bandung, Mandar Maju, hal. 28
Seminar Tugas Akhir
6
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar sekitar dengan lebih obyektif. Dan ia mulai mengenal arti prestasi pekerjaan, dan tugas – tugas kewajiban. 4) Fase keempat: 9 – 11 tahun masa sekolah rendah .Pada periode ini, anak mempunyai obyektifitas tertinggi. Masa penyelidik, kegiatan mencoba dan kegiatan bereksperimen, yang distimulir oleh dorongan – dorongan meneliti dan rasa ingin tahu yang besar. 5) Fase kelima: masa tercapainya sintese antara sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar kepada dunia obyektif. Jadi, dari beberapa penjelasan tentang psikologis perkembangan anak, dapat ditarik kesimpulan bahwa usia yang palinmg efektif untuk dikembangkan bakatnya adalah pada usia 5 – 12 tahun, sebab pada usia tersebut, anak – anak memiiliki tingkat obyektifitas yang tinggi. Jadi, apabila diarahkan dengan kegiatan yang bermanfaat, maka anak itu nantinya akan menghindari hal – hal negatif. Pentingnya nilai seni pada anak dapat memberi manfaat sebagai berikut3 :
Mengekspresikan Diri Menumbuhkan.
Pemahaman Sisi-Sisi Kemanusiaan.
Menumbuhkan Rasa Peka Melatih Konsentrasi.
Menumbuhkan Kreativitas.
Pada usia dini, anak sudah mampu menerima keterampilan dan pengajaran sebagai dasar pengetahuan dan proses berpikir melalui otak. Otak manusia sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan dengan fungsi yang berbeda.
2.2 Pemahaman Seni 2.2.1
Pengertian Seni Istilah seni berarti segala macam keindahan yang diciptakan manusia. Seni
juga
berarti
suatu
produk
keindahan,
suatu
usaha
manusia
untuk
menciptakanyang indah – indah yang mendatangkan keindahan4. Kemudian, dari pengertian tersebut, lahirlah istilah kesenian yaitu sesuatu yang menyangkut keahlian untuk membuat karya yang begitu tinggi. 2.2.2
Jenis - Jenis Kesenian
3
http://bapakethufail.wordpress.com20080813manfaat -pendidikan-seni-bagi-anak
4
Purwadarminta , WJS, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta halaman 181
Seminar Tugas Akhir
7
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Yang termasuk dalam lingkup kesenian menurut Koentjaraningrat, adalah5 : a) Seni aB ngunan Merupakan suatu jenis kesenian yang dapat memberikan identitas/ jati diri bagi bangsa. Makna arsitektur sebagai benda budaya, konsep pola dan wujudnya adalah suatu tanggapan emosi pikiran terhadap arsitektur. b) Seni Patung Merupakan seni yang bersifat fisik dan mempunyai konsepsi – konsepsi tertentu dari senimannya. c) Seni Rias Seni rias berhubungan dengan tata busanan, yang diharapkan mampu memberikan kesan elegan dalam tiap penampilan seseorang, di setiap waktu dan kesempatan. d) Seni Kerajinan Seni kerajinan bersifat sangat kompleks karena, menyangkut daya cipta seseorang dengan media yang beraneka ragam juga. Seni kerajinan sangat berkaitan dengan seni – seni lainnya. e) Seni Olah raga Seni olah raga juga berhubungan dengan seni lainnya, misalnya pencak silat, yang biasanya saat disajikan, diiringi dengan karawitan. f) Seni Musik Seni musik merupakan seni yang sangat kuat dan mampu memberikan karakteristik suatu daerah. Seni musik dapat dibedakan anatara seni musik modern dan seni musik klasik. g) Seni Sastra Seni sastra dapat dianggap puncak – puncak kebudayaan daerah yang juga sebagai puncak kebudayaan nasional. Seni sastra juga merupakan jenis kesenian yang berkaitan dengan kebudayaan lainnya seperti ilmu pengetahuan, sistem religi, serta bahasa. h) Seni drama Seni drama merupakan bentuk fisik dari seni sastra. Dimana, biasanya dalam suatu pegelaran memakai lakon cerita dari suatu karya sastra.
5Koentjaraningrat,
1982, Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan,
Seminar Tugas Akhir
Penerbit Djambatan, Jakarta, hal. 115
8
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar 2.3
Pemahaman Terhadap Seni Tradisional Bali 2.3.1
Jenis - Jenis Seni Tradisional Bali Seni Tradisional B ali merupakan keindahan dari hasil karya manusia
yang berkembang di aB li, dimana hal tersebut diciptakan oleh masyarakat terdahulu. Bentuk penyajian dari seni tradisional aB li, berbeda
– beda pada
tiap wilayahnya, tergantung dari tingkat seni masyarakatnya. Seni tradisional aB li juga merupakan perpaduan antara budaya setempat Fungsi seni, khususnya dalam hal ini adalah seni tradisisonal aB li adalah
6
:
1. Seni Wali (Religius) Aktivitas kesenian yang dilakukan di pura-pura atau tempat yang ada hubungannya dengan upacara agama dan berfungsi sebagai pelaksana upacara pada umumnya tidak memakai lakon. 2. Seni eB bali ( Seremonial ) Seni eB bali berfungsi sebagai pengiring upacara dan u pakara agama di pura-pura ataupun di luar pura serta pada umumnya memakai lakon. Yang termasuk kesenian aB li diantaranya adalah Tari Topeng, Gambuh, Wayang Kulit, Angklung, Semar Pegulingan dan lain-lain. 3. Seni aB lih -Balihan ( Pertunjukan/Perfomance) Seni B alih-balihan adalah seni yang mempunyai fungsi sebagai seni hiburan sekaligus juga memiliki unsur dan dasar seni luhur sebagai seni serius dan seni hiburan atau tontonan. Jenis Kesenian yang digemari oleh anak – anak adalah jenis seni tari, seni karawitan, dan juga diselingi dengan seni permainan tradisional aB li. eB rikut ini akan dijelaskan mengenai masing – masing jenis Seni Tradisional yang diminati oleh anak.
A. Seni Tari Gerak merupakan elemen utama dari tari, dan ritme, merupakan elemen yang penting dari tari. Umumnya, dalam dunia seni, kata indah sering diidentikkan dengan bagus. Dalam dunia tari, bukan hanya gerakan yang
6
Mahardika, I Ketut, 2008, Pusat Kesenian di Klungkung, Landasan Konsepsual Arsitektur Universitas Udayana, Denpasar, 2008 , hal 9
Seminar Tugas Akhir
Perancangan Tugas Akhir, Teknik
9
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar halus saja yang bisa indah, tetapi gerakan kasar, kuat, bahkan gerak yang anaehpun, dapat merupakan gerak yang indah. Seorang tokoh mengemukakan definisi tari, yaitu Corrie Hrtong dari Belanda dalam bukuny “ Dankunst “ memberikan definisi bahwa tari bahwa tari adalah gerak – gerak yang diberi bentuk ritmis dari dalam badan, diberi ruang. Sedangkan seorang ahli tari dari India bernama Kamaladevi Chattopadhyaya berpendapat bahwa tari adalah gerakan
–
gerakan luar yang ritmis dan lama – kelamaan nampak mengarah pada bentuk – bentuk tertentu. Definisi – definisi yang telah diutarakan oleh para ahli tersebut, ternyata masih dapat disempurnakan. Dengan landasan seni adalah ekspresi serta elemen tari adalah gerak dan ritmis, maka Soedarsono, seorang ahli tari dan sejarah yang berasal dari Jawa, yang menyimpulkan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak – gerak ritmis yang indah. 1. Unsur – Unsur Tari
7
Gerak Gerak tari adalah gerak yang distilir atau distorsi, maksudnya adalah gerak sehari – hari yang dirombak atau diubah bentuknya menjadi gerak yang indah. Sedangkan gerakan yang indah dalam tari
yang
mempunyai
maksud
–
maksud
tertentu
atau
menggambarkan sesuatu dengan jelas, disebut gesture atau gerak maknawi. Tenaga Dalam tari, salah satu hal yang harus dikuasai adalah pengendalian dan pengaturan tenaga sewaktu menari. Karena tenagalah satu – satunya
kekuatan
yang
mengawali,
mengendalikan,
dan
mengakhiri gerak. Ruang Pokok – pokok permasalahan yang timbul dalam ruang lingkup/ tempat menari( dance space ) adalah posisi ( arah hadap dan arah gerak ), level atau tingkatan dan jangkauan gerak.
7
Dibya, I Wayan Dibya 1996, Seni Tari Dan Pertunjukan Di Bali, Denpasar , hal. 5
Seminar Tugas Akhir
10
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Tempo/ waktu Unsur waktu dalam ruang lingkup tari, ada dua bagian utama yaitu sebagai pendominir, yaitu ritme gerak atau irama gerak dan tempo gerak. Pengertian tempo gerak dalam hal ini adalah untuk mengukur sejumlah waktu dalam menyelesaikan rangkaian gerak atau gerak – gerakan. Sedangkan yang dimaksud dengan irama gerak yakni jika kita meneliti ungkapan suatu rangkaian gerak, tentu akan tampak dan terasa adanya elemen atau detail waktu, dari awal, hingga pada saat menghentikan gerak. 2. Jenis - Jenis Tari Tradisional Bali eB ber apa tari tradisional yang dikenal bali adalah sebagai berikut. a) Tari Baris Tari B aris merupakan jenis tari tradisional aB li yang berfungsi sebagai tari uapacara keagamaan, dimana bearasal dari kata bebarisan, yang berarti deret, leret, atau banjar. aB ris juga dapat berarti pasukan atau prajurit yang menggambarkan kesatuan sebelum berperang, atau dapat dikatakan bahwa tarian ini menggambarkan serdadu – serdadu perang jaman terdahulu, yang dipakai raja – raja untuk melindungi kerajaan. Tarian ini dipertunjukkan oleh empat, sampai enam puluh empat orang penari laki – laki. b) Tari Barong aB rong merupakan jenis tarian aB li sangat angker yang diduga merupakan peninggalan jaman Pra-Hindu. Kata barong, berasal adari kata bahruang yang berarti beruang. Beberapa jenis barong yang dikenal oleh masyarakat adalah sebagai berikut : a. aB rong Ketket atau Barong Ket Jenis aB rong ini biasanya dikeramatkan dan disimpan di Pura dalem. b. aB rong Bangkal aB rong ini dipertunjukkan pada hari raya Galungan dan Kuningan diusung oleh dua orang, dan mengambil tempat di jalan – jalan. Iringan yang dipakai adalah Gambelan aB tel
Seminar Tugas Akhir
11
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar yang terdiri dari Kendang Kerumpungan( kendang kecil ), tawa – tawa, kendang kecil, dan cengceng. c) Tari Rejang Tari Rejang merupakan tarian untuk puteri yang dilakukan secara masal, dimana, gerak yangn ditampilkan merupakan gerak – gerak sederhana, yang biasanya ditampilkan di Pura saat berlangsungnya upacara adat. d) Tari Pendet Pendet adalah jenis tarian puteri yang sifatnya masal, yang ditampilkan secara berpasangan yang dilakukan di halaman pura. 3. Tata Busana Tari/ Kostum Kostum membantu perananan gerak dalam bentuk koreografi secara utuh, juga mempunyai peran simbolis dalam tari tradisional. Selain kostum, penari juga menggunakan peralatan dalam melakukan suatu pertunjukan, seperti, keris, pedang, panah, serta tombak, yang umumnya disebut dengan prop tari. Kostum juga mempunyai fungsi dan tujuan seperti :
B.
-
Menghidupkan perwatakan pelaku.
-
Mengindividualiskan penari.
-
Membantu gerak pelaku.
Seni Karawitan Selama perkembangannya, musik atau karawitan, berkaitan erat dengan seni tari, dimana berfungsi untuk membantu mengungkapkan tari tersebut, baik dalam irama maupun penjiwaannya. Kehidupan gambelan B ali, tidak dapat dipisahkan dari agama Hindu, bahkan tidak adanya upacara keagamaan yang selesai tanpa ikut sertanya gambelan. Selain sebagai pengiring upacara keagamaan, gambelan Bali juga dapat berfungsi sebagai hiburan presentasi yang artistik. eB berapa Jenis Gambelan aB li : a. Gambelan Bumbung, disebut juga gambelan Gegerantangan, sebab instrumen pokok yang dipergunakan adalah gerantang yaitu gender yang terbuat dari bambu.
Seminar Tugas Akhir
12
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar b. Gambelan Legong, adalah seprangkat gambelan yang dipakai untuk mengiringi tarian Legong Kraton. c. Gong Kebyar, merupakan sebuah barungan yang dipakai untuk mengiringi kebyar atau konser gambelan yang semata – mata tergolong ciptaan baru. Kebyar timbul di Singaraja sekitar tahun 1915. Jenis – jenis Gambelan Gong Kebyar meliputi : -
Terompong, berfungsi sebagai pembawa lagu.
-
Kendang, berfungsi sebagai pengatur cepat lambatnya lagu ( cepat lambatnya dinamika ).
-
Gangsa, merupakan sebutan umum yang merupakan instrumen pukul seperti gender, yang berfungsi sebagai pembawa lagu.
-
Jegog, berfungsi sebagai pemangku lagu.
-
aB rangan, merupakan pengikut yang biasa disebut de ngan istilah reyong, yang berfungsi memperkaya ritme lagu.
-
Cengceng berfungsi untuk memperkaya ritme dan mengikuti irama kendang.
-
Kemong, berfungsi sebagai pemangku lagu.
-
Kajar, berfungsi sebagai pemegang tempo lagu.
-
Suling dan Rebab, berfungsi sebagai pem bawa melodi dan juga untuk memaniskan lagu.
-
Kempur, berfungsi sebagai pemangku lagu.
-
Gong, berfungsi sebagai finalis.
Kedua jenis kesenian tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lainnya, dimana, berikut ini akan dibahas mengenai fungsi seni karawitan dalam seni tari. 1. Memberi Irama ( Membantu mengatur Waktu ) 2. Memberi Ilusi dan Gambaran Suasana (memiliki hubungan dengan watak). 3. Membantu Mempertegas Ekspresi Gerak 4. Perangsang ( aB gi penari ) dan kadang – kadang mengilhami. Dengan karawitan, kadang kala, penari dapat menciptakan gerak spontan dan improvisasi gerak.
Seminar Tugas Akhir
13
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Dari penjelasan tentang seni tari dan seni karawitan, maka dibutuhkan suatu ruang sebagai tempat pertujukan dimana terdapat keterkaitan antara kedua jenis kesenian tersebut. Beberapa di antaranya adalah : Kalangan Di bali, beberapa jenis seni, dipertunjukkan di halaman rumah, pura, dan sebagainya, dimana tempat pertunjukan ini lazim disebut dengan Kalangan.
P Keterangan :
1
1 : Tempat Gambelan
P
P
2 : Tempat Menari P : Penonton
2 P Gambar 2.1 aK langan Sumber : Seni Tari dan Pertunjukan di Bali
Pendopo Pendopo merupakan tempat pertunjukan beratap, namun tanpa dinding, yang biasanya terdapat di Kraton, Kepatihan, dan sebagainya. Umumnya panjangnya mencapai 25 m, dan lebarnya sekitar 25 m pula.
P Keterangan :
1
1 : Tempat Gambelan
P
P 2
2 : Tempat Menari P : Penonton
P Gambar 2.2 Pendopo (Sumber : Seni Tari dan Pertunjukan di Bali)
Proscenium Stage Pada umumnya, panggung ini merupakan panggung tertutup. Dimana kedudukan penonton, lebih rendah daripada pemain, serta, tempat penonton Seminar Tugas Akhir
14
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar hanya pada satu arah saja. Untuk tempat gambelan, umumnya ditempatkan pada area luar panggung.
3
Keterangan :
4
1&2
: Caulies/ Layar Samping
3
: Back Stage/ Ruang Hias
5
4
: Back Drop/ Layar Belakang
6
5
: Curtain/ Layar Depan
6
: Apron/ Bag. Depan Layar
P
: Penonton
1
2
P Gambar 2.3 Proscenium Stage Sumber : Seni Tari dan Pertunjukan di Bali
Amphi Theatre Amphi Theatre merupakan panggung terbuka, yang kedudukan penontonya lebih tinggi dari panggung( semakin kebelakang, semakin tinggi ). Area penonton berada pada tiga arah, yaitu depan, samping kiri, dan kanan. Keterangan :
1 P
2
1 : Tempat Gambelan
P
P
2 : Tempat Menari P : Penonton
Gambar 2.4 Amphi Theatre Sumber : Seni Tari dan Pertunjukan di Bali
C. Permainan Tradisional Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang sudah berkembang sudah sangat lama di aB li. Jenis
– jenis permainan, berbeda
pada masing – masing daerah yang ada di B ali. Tujuan dari diciptakannya permainan tradisional, adalah untuk menciptakan suatu suasana senang
Seminar Tugas Akhir
15
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar pada anak – anak, serta, untuk menumbuhkan jiwa sosial antar
anak,
sehingga jiwa individualisme akan semakin berkurang8. eB berpa jenis permainan yang dikenal di Bali adalah : -
Mecapetan
-
Magoak - goakan
-
Metembing gandong
-
Jangkrik Kipa
-
Duduplak
-
Macingklak
-
Mepantigan
-
Gebug Tindih
-
Ngalih Roang Untuk melakukan kegiatan ini, umunya hanya membutuhkan ruang
yang berukuran cukup besar, agar anak yang melakukan jenis permainan tradisional, dapat bergerak secara bebas. Namun, penggunaan material pada ruang yang akan digunakan ini, perlu diperhatikan, sebab, untuk permainan tradisional, khususnya dari Bali, para pemainnya kebanyakan tidak menggunakan alas kaki. Jadi, tampilan ruang untuk kegiatan permainan tradisional Bali bagi anak, tidak membutuhkan ruang dengan kriteria tertentu, namun di sekelilingnya terdapat ruang hijau. 2.4
Pemahaman Pusat Pengembangan Bakat Seni Tradisional Bali Bagi
aB gi Anak
Pusat pengembangan bakat seni bagi anak, merupakan sarana untuk memfasilitasi kegiatan pengembangan dan penggalian potensi seni yang dimiliki oleh anak. Kegiatan ini, berupa pendidikan non formal di luar sekolah, yaitu kegiatan yang berlangsung diluar jam sekolah. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan seni tari dan karawitan/ tabuh, kegiatan edukasi tentang seni, serta kegiatan pementasan seni tradisional tersebut. Namun, selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan permainan tradisional yang dimaksudkan sebagai sarana hiburan serta untuk menambah interaksi antar peserta didik/ pelatihan dalam fasilitas ini. Menurut Ni Ketut Arini, salah seorang tokoh kesenian, fasilitas yang tergolong sejenis, salah satunya adalah sanggar. Tujuan dari realisasi pusat 8
Wawancara Dengan I Made Taro, pemilik Sanggar uK kuruyuk
Seminar Tugas Akhir
16
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar pengembangan bakat seni bagi anak adalah untuk mengenal jenis seni yang ada pada wiliyah setempat yang mereka diami, agar dapat dilestarikan oleh mereka ke depannya. 2.4.1 Kurikukulum Pengajaran Pusat Pengembangan bakat anak dalam bidang seni tradisional Bali A. Seni Tari Kurikulum dalam fasilitas pengembangan bakat anak dalam bidang seni tradisional aB li , pada jenis seni tari, adalah : 1) Tingkat Awal, yaitu berupa latihan gerak dasar, sebelum memasuki salah satu jenis tarian 2) Tingkat Dasar 1: Pendet, Puspanjali, Panjembrama 3) Tingkat Dasar 2: Manuk Rawa, Margapati, Sekar Jagat, Belibis 4) Tingkat Menengah: Cendrawasih, Putri Angangsuh, Panji Semirang, Sekar Ibing 5) Tingkat Mahir: Oleg Tamulilingan, Legong Keraton, Teruna Jaya, Sendratari
B.
Seni Karawitan Menurut salah satu pengurus Sanggar Ayu Manik Mas, dalam seni karawitan, kurikulum yang diajarkan, berupa : 1) Pengenalan, berupa kegiatan pengenalan terhadap alat – alat yang terkait dengan karawitan, serta cara penggunaan alat tersebut. 2) Pemilihan jenis karawitan, yaitu tahapan dimana setelah anak tersebut, memahami fungsi dan pengaplikasian alat yang terkait dengan karawitan, maka anak tersebut sudah mulai dapat memasuki salah satu jenis seni karawitan, seperti lelambatan.
C. Seni Permainan Tradisional Dalam permainan tradisional, tidak terdapat kurikulum pengajaran khusus,seperti dalam tari dan karawitan, namun seorang anak, hanya dikenalkan dengan jenis permainan tradisional, untuk kemudian siap berkecimpung di dalamnya, dimana, titik beratnya berada pada gerak tubuh dan sosialisasi. B eberapa jenis permainan yang diajarkan : -
Mecapetan
Seminar Tugas Akhir
17
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar -
Magoak - goakan
-
Metembing gandong
-
Jangkrik Kipa
-
Duduplak
-
Macingklak
-
Mepantigan
-
Gebug Tindih
-
Ngalih Roang
2.4.2 Fasilitas Dalam Pusat Pengembangan Bakat Anak
Dalam Bidang Seni
Tradisional Bali Fasilitas yang ada dalam pusat pengembangan bakat anak dalam bidang seni tradisional aB li adalah9 : A. Ruang Pelatihan Utama : Ruang utama digunakan sebagai tempat pelatihan, pengajaran maupun penggalian bakat, atau sebagai ruang untuk kegiatan utama. Ruang t ersebut, dapat berupa :
.B
-
Ruang Gerak Dasar
-
Ruang Pengenalan Dasar Karawitan
-
Ruang Latihan
-
Ruang Permainan ( Sebagai fasilitas hiburan)
-
Ruang Serbaguna
-
Ruang Pertunjukan
Ruang Penunjang Ruang penunjang digunakan untuk menunjang kegiatan utama dari fasi litas pengembangan bakat anak dalam bidang seni tradisional aB li . Umumnya ruang penunjang dapat berupa ruang penyewaan busana, ruang rias dan ruang edukasi ( sebagai ruang tempat pertemuan maupun kegiatan edukasi yang dikhususkan untuk anak).
C.
9
Ruang Pertunjukan
Wawancara dengan Ni Ketut Arini, SST pemilik Sanggar Arini
Seminar Tugas Akhir
18
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Ruang pertunjukan digunakan sebagai sarana pementasan bagi peserta didik , khususnya anak, serta dapat digunakan untuk kegiatan evaluasi ( ujian tingkat ) bagi peserta didik, untuk mengukur kemampuan peserta didik. D. Ruang Terbuka Ruang terbuka dapat berupa t aman dan halaman. Taman berfungsi sebagai ruang hijau dalam suatu fasilitas, serta sebagai menambah estetika dari fasilitas utama yang dibuat. Sedangkan halaman, dapat difungsikan untuk kegiatan permainan tradisional aB li, sebab dalam melakukan suatu permainan, anak
– anak
membutuhkan ruang yang cukup bebas untuk melakukan gerakan10. E. Parkir Luas parkir sebaiknya dirancang, sesuai dengan jumlah pengunjung yang datang pada fasilitas yang akan dibuat. Jangan sampai area parkir merusak akses pada jalan utama, atau mengganggu pengguna jalan yang lain.
2.5 Pemahaman Terhadap Proyek Sejenis 2.5.1
Sanggar Warini Denpasar
2.5.1.1 Latar Belakang Berdirinya Sanggar Warini Pemilik dari sanggar ini, yaitu Ni Ketut Arini, SST merupakan salah satu tokoh seni yang ingin melestarikan seni tari tradisional aB li , agar tidak semakin luntur di mata masyarakat. Dalam perjalanannya sebagai langkah awal, beliau melakukan pengajaran pada suatu perkumpulan dalam SMK 1 Gianyar. Pelatihan tari tersebut, hanya dikhususkan untuk siswa dari SMK 1 Gianyar tersebut. Karena dirasa lingkup pengajarannya bersifat intern saja, beliau membuka suatu fasilitas untuk pelatihan tari pada tempat tinggalnya di Jl. Kecubung Gg Soka No. 1, pada tanggal 31 Desember 1973 yang dikhususkan untuk wanita. Ruang yang digunakan untuk pelatihan, adalah natah atau pekarangan rumah, karena, beliau belum memiliki sarana yang memadai. Pada tahun 1990, mulai didirikan studio tari, agar kegiatan tersebut memiliki tempat yang layak.
2.5.1.2 Maksud dan Tujuan Sanggar Warini
10
Wawancara dengan I Made Taro pemilik sanggar uK kuruyuk
Seminar Tugas Akhir
19
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Tujuan utama dari didirikannya Sanggar warini adalah untuk melestarikan tari Tradisional aB li,
khususnya, dan melakukan pelatihan terhadap seni tari,
serta seni karawitan bagi para peserta didiknya, agar dapat memberikan suatu keluaran yang bermanfaat, baik bagi peserta itu sendiri, maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. 2.5.1.3 Penjelasan Masing – Masing Ruang A. Entrance Terdapat sebuah entrance pada saat memasuki Sanggar Warini, yang difungsikan sebagai akses utama. Orientasi dari entrance ini adalah pada arah Selatan.
Akses masuk dan keluar pengunjung, serta keluar
masukknya kendaraan pemilik sanggar, menjadi satu. Letak dari entrance, dekat dengan studio, agar para pengung lebih dekat untuk mengaksesnya.
Gambar 2.5 Entrance Utama Sanggar Warini Sumber : Dokumentasi Pribadi
B.
Studio Tari Dan Karawitan Studio tari, merupakan fasilitas utama yang ada dalam Sanggar Warini, dimana kegiatan pelatihan tari dan karawitan berlangsung pada ruang ini. Ruang ini berada dekat dengan entrance, dimana berdasarkan keterangan pemilik, agar akses para pengunjung atau peserta sanggar lebih dekat. Selain itu, terdapat ruang administrasi bagi pengurus sanggar, namun ruang tersebut tidak dibatasi oleh tembok.
Seminar Tugas Akhir
20
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
Gambar 2.6 Bangunan Studio Pada
Gambar 2.7 Ruang Pelatiahan
Sanggar Warini
Dalam Studio Tari
T : Dokumentasi Pribadi Sumber
Sumber : Dokumentasi Pribadi
ampilan dari bangunan ini menyerupai bentuk dari banjar banjar. Di dalam studio, terdapat empat buah cermin yang dipasang pada tembok, yang dipasang berhadapan dengan peserta, dimana dimaksudkan agar para penari dapat melihat cerminan diri saat melakukan suatu gerak tari, Sehingga dapat mengetahui kekurangan dari masing – masing peserta tari.
C. Ruang Penyewaan Busana Tari Fasilitas penunjang yang ada dalam Sanggar Warini adalah ruang penyewaan kostum tari. Ruang ini tidak dibuat khusus, sebab ruang ini merupkan bagian dari tempat tinggal pemilik sanggar, yaitu pada area teras rumah. Penempatan dari rak kaca tempat penyimpanan kostum tari, disesuaikan dengan luas dari teras tersebut. aB gian depan dari ruang ini juga dimanfaatkan sebagai area parkir bagi pemilik rumah dan pengurus sanggar.
Gambar 2.8 Ruang Penyewaan Busana Tari Sumber : Dokumentasi Pribadi
Seminar Tugas Akhir
21
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar D. Tempat Suci Tempat suci/ Merajan pada sanggar, selain untuk pasilitas persembahyangan bagi pemilik, juga dapat difungsikan sebagai ruang persembahyangan bagi peserta sanggar, sebelum melakukan pertunjukan maupun lomba tari.
Gambar 2.9 Tempat Suci/ Merajan
E.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Taman Taman dibuat pada area sanggar, dibuat sebagai tempat tunggu bagi para orang tua maupun tamu, yang ingin melihat proses pengajaran dan pelatihan tari.
Gambar 2.10 Area Taman Sumber : Dokumentasi Pribadi
F. Parkir Area parkir pengunjung terdapat diluar areal pekarangan pemilik sanggar, yang memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar. Areal parkir tidak cukup luas untuk menampung pengunjung sanggar.
Gambar 2.11 Area Parkir Pengunjung Sumber : Dokumentasi Pribadi
Seminar Tugas Akhir
22
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar 2.5.2 Sanggar Kukuruyuk Denpasar 2.5.2.1 Latar Belakang Terbentuknya Sanggar Kukuruyuk Pada awalnya, seorang tokoh bernama I Made Taro, melihat aktifitas anak – anak yang mulai meninggalkan jenis permainan tradisional yang dikarenakan oleh masuknya era modern, yang mempengaruhi jenis – jenis permainan yang modern. Hal tersebut mulai membuat beliau ingin melakukan tindakan, agar masalah seperti itu tidak timbul dan semakin berlanjut di masa – masa mendatang. Pada mulanya, kegiatan pada sanggar ini berupa pelatihan teater, untuk anak. Tema yang digunakanpun berupa cerita – cerita rakyat, agar terlihat menarik di mata anak – anak. Kemudian, setelah melalui beberapa tahun, sanggar ini sekaligus menjadi satu dengan ekstrakulikuler pada SDN 8 Puri Denpasar Barat , berupa ekstrakulikuler permainan tradisional. Peminat dari ekstrakulikuler inipun semakin banyak.
2.5.2.2 Maksud Dan u T juan Sanggar Kukuruyuk Maksud dan tujuan dari berdirinya sanggar Kukuruyuk adalah untuk menumbuhkan jiwa seni dan sosial yang ada dalam diri anak, sehingga tidak, antara satu anak dengan anak lainnya, dapat saling mengisi satu sama lainnya. 2.5.2.3 Penjelasan Masing – Masing Ruang A. Ruang Kelas Ruang kelas digunakan sebagai tempat melakukan pengajaran dalam bentuk nanyian tradisional dan beberapa cerita tradisional. Jadi, dapat dikatakan, penekanan aktivitas dalam kelas berupa kegiatan menyimak.
Gambar 2.12 Ruang eK las Sanggar Sumber : Dokumentasi Pribadi
Seminar Tugas Akhir
23
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Kapasitas ruang kelas tidak sebanding dengan jumlah peserta didik. Menurut I Made Taro, pemilik sekaligus pimpinan sanggar, keadaan seperti itu masih memungkinkan, pengejaran seperti itu tidak membutuhkan ruang untuk bergerak bebas. B.
Halaman/ Ruang Permainan Indoor Halaman digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas utama, yaitu permainan tradisional, karena, salain dari jumlah peserta yang cukup banyak. Pada prinsipnya, menurut I Made Taro, tujuan dari permainan tradisional adalah memberikan kebebasan dalam gerak bagi anak untuk melakukan aktivitas, terutama berupa permainan tradisional, serta dapat bersosialisasi dengan anak – anak yang lainnya.
Gambar 2.13 Halaman Sanggar Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.5.3 Sanggar Ayu Manik Mas 2.5.3.1 Latar Belakang Terbentuknya Daerah Renon merupakan
salah satu daerah yang berpotensi untuk
dilakukan pengembangan aspek kesenian tradisional, menurut seorang tokoh kesenian I Made Artana. Langkah yang dilakukan beliau melihat potensi seperti itu adalah melakukan pelatihan, dalam sekup kecil, dimana fasilitas tersebut hanya beranggotakan orang – orang terdekatnya, seperti keluarga. Namun, beberapa selang waktu, kegiatan tersebut memiliki banyak peminat, sehingga beliau mencetuskan sebuah ide untuk menciptakan sebuah sanggat seni yang di dalamnya terdapat kegiatan pelatihan seni tari dan karawitan, yang bernama sanggar Ayu Manik Mas. Sanggar ini diresmikan oleh Dinas Kebudayaan pada tahun 2004, yang melahirkan Seminar Tugas Akhir
24
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar seniman – seniman yang ada pada daerah Renon, khususnya Jl. Tukad Yeh Aya. 2.5.3.2 Maksud Dan u T juan Sanggar Ayu Manik Mas Melahirkan bibit – bibit seni di daerah Renon, merupakan salah satu tujuan utama dari didirikannya sanggar ini. Pemilik sanggar, I Made Artana, tidak menginginkan adanya penurunan kualitas terhadap seni tradisional B ali, dari tahun ke tahun. 2.5.3.3 Penjelasan Masing – Masing Ruang A. Enterance Entrance pada sanggar, memiliki bentuk yang sederhana, dan digunakan sebagai akses utama sanggar, yang digunakan untuk keluar masuknya pengunjung dan pemilik rumah. Tidak ada akses lain pada sanggar ini.
Gambar 2.14 Entrance Sanggar Sumber : Dokumentasi Pribadi
B.
Ruang Tabuh Ruang tabuh difungsikan untuk tempat bagi tabuh yang disewakan, dan juga digunakan sebagai ruang latihan tabuh. Ruang ini tidak dibuat khusus sebagai tempat berlatih karawitan, namun ruang ini merupakan teras dari kamar pemilik, yang dibuat lebih panjang dan sedikit lebar, agar dapat digunakan. Ruang ini tidak dilengkapi dengan jenis perdam apapun, sebab masyrakat sekitar tidak merasa terganggu, dan bahkan mereka tertarik mendengar apabila diadakannya latihan karawitan.
Seminar Tugas Akhir
25
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
Gambar 2.15 Ruang Tabuh Sumber : Dokumentasi Pribadi
C. Ruang Tari Ruang tari yang tersedia pada sanggar Ayu Manik Mas, berupa ruang outdoor, yaitu menggunkan halaman rumah pemilik sanggar. Sebab, ruang untuk tari sedang mengalami renovasi. Jadi, untuk kegiatan pelatihan tari untuk anak, ruang tersebut dirasa cukup. Selain itu, tepat pada arah timur ruang pelatihan tari, terdapat sebuah bangunan suci, yang disebut sesuunan, yang merupakan sarana persembahyangan bagi peserta didik, agar pada saat tampil, penampilan mereka menjadi metaksu.
Gambar 2.16 Ruang Latihan Tari Sumber : Dokumentasi Pribadi
D. Ruang Penyewaan Kostum Ruang penyewaan kostum berada pada arah selatan ruang pelatihan tari outdoor. uB kan hanya kostum tari tradisionala aB li saja yang disewakan, namun busana adat. Jalur sirkulasi untuk manusia pada ruang ini, tergolong sempit, sebab, rak yang terdapat pada ruang ini dalam jumlah banyak. Seminar Tugas Akhir
26
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
Gambar 2.17 Ruang Penyewaan oK stum Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.5.4
Kesimpulan Dari Pemahaman Terhadap Proyek Sejenis Study banding terhadap proyek – proyek sejenis, memberikan suatu kesimpulan, yang berupa kekurangan dan kelebihan masing – masing fasilitas yang dapat digunakan sebagai masukan dan pelajaran, dalam melakukan perancangan sebuah fasilitas pengembangan bakat anak dalam bidang seni tradisional Bali .
Objek
Sanggar Warini Denpasar
Faktor oL kasi
Jalan Kecubung, Gg soka No. 1.
u L as Bangunan
Fasilitas
215 M2
Sanggar
Sanggar Ayu
Kukuruyuk
Manik Mas
Denpasar
Denpasar
SDN 8 Dauh Puri Denpasar, Jl. PB Sudirman No.15. 133 M2
Jl. Tukad Yeh Aya No. 139, eR non. 88 M2
Tempat suci
uR ang Kelas
Tempa Suci.
Studio Tari
Halaman
uR ang Tabuh .
uR ang Latihan Karawitan
uR ang
uR ang Pelatihan Tari. uR ang
Penyewaan
Penyewaan
Kostum Tari
Kostum.
uR ang Administrasi
Seminar Tugas Akhir
Taman
27
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar
Parkir
Tabel 2.1 Perbandingan Proyek Sejenis ( Sumber : Analisis I Wayan Ardiantika)
Dari perbandingan terhadap proyek sejenis, diperoleh beberapa pelajaran mengenai masing – masing proyek, seperti : A. Entrance Dari study banding, masing - masing fasilitas mendesain sebuah entrance, dimana akses pengunjung ( keluar – masuk ), kendaraan pemilik, menjadi satu. Sebab, pemilik masing masing sanggar lebih mementingkan efisiensi biaya. Entrance masing – masing sanggar mengambil bentuk dari arsitektur aB li. .B
aB ngunan Utama aB ngunan pada masing
– masing fasilitas, umumnya tidak seimbang
antara kapasitas ruang dengan jumlah pesertanya. Sebab, yang lebih ditekankan pada masing – masing fasilitas bukanlah kenyamanan dalam melakukan aktifitas di dalamnya, namun adalah hanya dari jumlah peminatnya. C.
Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung digunakan untuk menunjang aktivitas utama, serta, dapat digunakan untuk mendukung aktivitas yang akan dilakukan di luar dari fasilitas tersebut, seperti perlombaan, pertunjukan ( yang bersifat hiburan maupun kegiatan keagamaan ) dan rekaman video.
D. Ruang Terbuka Fungsi ruang terbuka dari masing – masing fasilitas, berbeda – beda, seperti sebagai taman dan ruang tunggu orang tua peserta, dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk kegiatan utama. Ruang terbuka yang tersedia memiliki luas yang cukup besar, masing – masing fasilitas tidak hanya memaksimalkan luas dari bangunan, namun juga memperhatikan ruang terbuka, berupa taman dan halaman sebagai pendukung kegiatan utama. E. Parkir Seminar Tugas Akhir
28
Pusat Pengembangan Bakat Anak Dalam Bidang Seni Tradisional Bali di Denpasar Akses parkir yang tersedia dari masing – masing wadah umumnya lebih dkhususkan untuk kendaraan roda dua, sedangkan untuk parkir kendaraan roda empat, penempatannya sisi jalan utama. Kapasitas parkir yang tersedia tidak cukup banyak yang dapat ditampung. F. Pengaruh Terhadap Lingkungan Sekitar Fasilitas untuk pengembangan bakat seni tradisional anak dirancang, untuk dapat menarik perhatian bagi masyarakat sekitar, khususnya untuk anak – anak agar mereka dapat ikut terlibat dan dapat berkecimpung dalam kegiatan tersebut, dimana realisasinya dengan membuat fasilitas yang sifatnya terbuka, sebab tidak dikhususkan untuk anak – anak tertentu. Dari studi banding terhadap proyek sejenis, yang dapat dikatagorikan baik, adalah pada Sanggar Warini, sebab, fasilitas ini sudah menempatkan ruang latihan ( studio ), untuk melaksanakan kegiatan utama. Hanya saja, yang dapat dijadikan pelajaran adalah, merancang suatu fasilitas pengembangan seni, sebaiknya tidak hanya pada pemukiman penduduk, namun pada suatu wadah, sehingga, tidak timbul perbedaan persepsi, ataupun pengembangan terhadap seni tari dan karawitan yang terlalu berlebihan.
Seminar Tugas Akhir
29