Edisi: September 2013
www.kkih.org Email:
[email protected] www.facebook.com/KKIndonesiaHouston
Misa KKIH
St. Catherine of Siena 10688 Shadow Wood Houston, TX 77043 Setiap Minggu kedua dan keempat 3:00pm
Rosario dan Pendalaman Iman
Setiap Senin kedua atau keempat Di rumah umat
Pengurus 2012-2014 Ketua: Wakil Ketua: Sekretaris: Bendahara: Treasury: Liturgi: Rosario: Bina Anak-anak: Bina Remaja:
Bina Dewasa: Koor:
Konsumsi: Perlengkapan: Inventori: Teknologi: Hubungan Luar:
Hubungan Gerejani: Olah Raga: Publikasi:
Pembimbing: Komisi Masa Depan:
Irwan Hidajat Frankie Sugiaman Sigit Pratopo Kathleen Sendjaja Riana Jo Hans Sutanto, Yulia Gunawan, Yanti Inarsoyo Patricia Henry Windra Sugiaman, Caroline Silka Salim Paul Wahyudin, Gaby Wahyudin Teddy Oetama, Djoni Sidarta Yovita Iskandar, Kevin Kang Lisa Siboro, Honny Sinartio, Lanny Efendy, E. Yuyu Atmadja Betty Oetama Sri Dilla Tanu Ewa Efendy Harry Kumala, Andrew Huang Christian Tan Husin Karim Fadjar Budhijanto Romo John Taosan Djoni Sidarta Fadjar Budhijanto
Warta KKIH Keluarga Katolik Indonesia Houston
Menyimak Kunjungan Fransiskus di 2013 WYD Rio, Brazil Diringkas dari National Catholic Reporter
E
mpat catatan penting sehubungan dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Brasil pada tanggal 22-28 Juli dalam rangka merayakan Hari Kepemudaan Dunia (WYD 2013).
Pertama, kunjungan itu membuktikan betapa Bapa Suci sangat dicintai oleh para orang muda. Mereka sedemikian tergiHoly Father, I want to become a priest for Christ! la-gila hingga berhasil membelokkan mobil van yang ditumpangi Paus, dan saling berebut untuk menyalaminya. Tentu saja kejadian ini membuat hati regu pengawal pribadi Paus sungguh berdebar-debar.
Misa malam penutupan berhasil menarik tiga juta umat memadati pantai Copacabana yang telah berubah menjadi “Popacabana.” Kedua, kunjungan ini mempunyai muatan politis dan sosial sebagaimana dipertegas Paus Fransiskus yang blusukan ke Varginha, salah satu kawasan kumuh (favela). Dengan begitu tegas Paus berkata kepada para penghuni: “Gereja ada bersamamu!”
Statistik nasional menunjukkan tidak kurang dari 11 juta penduduk Brasil tinggal di favela, termasuk Varginha yang mewakili 6 persen dari total populasi dan termasuk termiskin di antara yang miskin. “Takaran dari besarnya suatu tatanan masyarakat terletak dari bagaimana kita memperlakukan mereka yang paling membutuhkan, yaitu mereka yang tidak punya apa-apa selain kemiskinan mereka,” demikian serunya.
Pesan politis secara tegas disuarakan Paus ketika mengunjungi St. Francis Hospital, tempat rehabilitasi penderita kecanduan dan peminum minuman beralkohol. Beliau menentang legalisasi obat terlarang dan mengkritik para pedagangnya sebagai “penjerumus kematian.” Ketiga, kunjungan internal Gereja Katolik untuk menjabarkan gambar cetak biru bagi pelayanan pastoral Gereja di masa mendatang. Pendapat beliau diungkapkan secara jujur dalam pertemuan dengan
lanjutan di halaman 4
Surat Redaksi Menjadi remaja dan sekaligus mempertahankan iman Katolik bukanlah hal yang mudah. Terutama dalam mengarungi hidup di zaman modern yang serba terhubung internet seperti sekarang ini. Tantangan dan godaan datang silih berganti.
Dalam edisi September ini, Warta sengaja mengangkat tema Youth (kepemudaan) karena dua alasan. Pertama, kita baru saja menyelesaikan event akbar dua tahunan: World Youth Day di Rio Janeiro, Brasil. Kedua, kelompok KKIH Youth semakin akrab dan solid serta menunjukkan vitalitas dalam berbagai acara. Karenanya kita perlu memikirkan secara serius terobosan-terobosan baru agar mereka terus bertumbuh dalam kehidupan sosial dan spiritual. Untuk itu Warta menyuguhkan beberapa artikel yang berkaitan dengan masalah kepemudaan. Liputan acara WYD 2013, nasihat Paus Fransiskus kepada kawula muda. Artikel terjemahan tentang sharing Peter Eriksen dalam perjalanan iman sebagai anak muda penuh tantangan. Juga artikel tentang jurus mempertahankan iman. Sengaja beberapa artikel diunggah dalam dua bahasa agar dapat dinikmati semua pembaca.
KKIH Youth Gaby Wahyudin
W
hat first started as a group of musically talented youth, who represents KKIH in the annual BKKIH Christmas Celebration, now has evolved to a little clique of same-age friends who meets every now and then to enrich both their friendship and faith in God.
Nonton bareng at Studio Movie Grill in City Center.
The newly reformed KKIH Youth officially started in November 2012 with Skyfall and Wreck-It Ralph no-bar (nonton bareng) at Studio Movie Grill in City Center. Since then, the Youth has been having various events, ranging from playing laser-tag to performing at KKIH Easter Mass this year, from watching movies on “Soegija” and “Life Without Limits” by Nick Vujicic to serving the homeless at the Loaves & Fishes Soup Kitchen. As the varieties of events and agendas suggested, our youth plays hard and learn even harder. Every gathering is fun and playful, yet they always seem very eager to learn anything and absorb all knowledge given by KKIH members. After mastering the basic of rosary prayer at their latest gathering, who knows what else they want to master next time!
Di samping itu Warta memuat laporan kegiatan aktual: Men’s of Prayer Day, Perpisahan dengan Bapak Konjen dan Ibu Al Busra, latihan tari Saman, perpisahan dengan keluarga Tjoeng. Selamat membaca,
2
Redaktur.
Warta KKIH September 2013
Volunteering Work in Loaves and Fishes
And although KKIH Youth is a new group that has not even reached one year of serving, we can already see what a difference it makes to the KKIH teens. If they used to only hang around and mingle with their closest friends before, now we can see them being proactive to serve in any opportunity that comes their way. If you are interested in following the next move of our teens, their next destination is performing in the annual Asian Mass in October!
2013 Men’s of Prayer Day It went on until a time he heard God’s voice, and let Him be a guide like a light in the darkness - surrender in the light of faith. From there on his life went he Annual Archiodesan Men’s of Prayer this back to normal, life is good and so is God all the time. year was held Saturday, July 27, 2013 and hosted He then realizes that God has always been with him at St. Laurence Catholic Church, Sugarland TX. This and protecting him all the time. It was truly a great half-day conference provided men the encouragefaith strengthening sharing. ment and tools needed to: Following the first speaker was Father Brendan • Strengthen their personal own faith in Jesus Cahill, Archdiocese of Galveston-Houston (AGH). Christ He started his sharing with an adoration hymn Te • Become the faith leaders in their own family Deum, a very beautiful hymn that describes faith as • Get involved in and strengthen the Men’s Ministry being truly a gift for guide of life - faith for see what sight can’t see. From him, we were all strengthened at their home parish with the meaning of faith - surrender, certain and Over 500 men who registered were led to a morn- illumination like in Psalm 23 Lord is My Shepherd: ing of prayer before listening to a great line up of • Personal surrender and trust to God, turn over speakers, including Cardinal DiNardo as celebrant our life to God and trust for the Eucharistic mass God’s work and compasat the end. Three KKIH sion members, Lee Ong, Christian Tan and Paul • God is merciful, beauWahyudin, participated tiful and God is good. in this half-day conferGod is present where ence that offered fellowpeople is reaching out to ship and an opportunity another to strengthen their faith. • Faith makes sense The theme of the event and gift to our lives was around FAITH. • Faith is like a lamp The participants were that gives us light first presented with John Misa konsilibrasi bersama Kardinal DiNardo di akhir acara. He closed by inviting Daigle, a St. Laurence’ everyone to pray for strangParishioner and an American Vietnam War Veteran, ers, welcome people into our church that they will who shared his struggle and frustrations both during his deployment in Vietnam and at home here in the see the good and beauty of God. US. Witnessing himself the killings and victims of The last speaker right before the mass was Father war himself, and the fact his own country was part Michael Scherrey from AGH Charismatic Center and of it resulted in angered and hatred. now assigned in Detroit MI. He emphasized that as a Paul Wahyudin
T
In the midst of these, John witnessed something that he thought to be unfaithful. Such as experiencing a doctor proposing an abortion for their forthcoming fifth child as a way to ease of his burden, so the doctor suggested. It was difficult for him to comprehend and asked where God was on all of these. He frustrated, suffered lack of sleep, felt being isolated, stopped going to church and repeated commit suicide attempts.
people of faith we should have a “game plan” in our lives, particularly spiritual plans. Too many of us as he pointed out, know where we would like to be heaven. But, wondering what each of us has planned to get there. God has given everything in us so that we can get there! Among many more things to do, Father Mike went through a few suggested plan list that can venture that can hopefully take us toward a faithful individual: bersambung ke halaman 5
3
Warta KKIH September 2013
Sampai Jumpa Hendrata-Eryana Sekeluarga Penulis: Irwan Hidajat
Kalau tidak karena unggas, tidaklah rusak padi di sawah. Kalaulah tidak karena tugas, tidaklah kita akan berpisah.
Demikianlah kurang lebih kisah keluarga Hendrata dan Eryana. Mereka datang pertama kali ke Houston tahun 2000. Kemudian pada tahun 2002 mereka pindah ke Vietnam dan kembali ke Houston tahun 2006.
tanggal 11 Agustus yang lalu, KKIH memutar album kenangan bersama keluarga Tjoeng selama mereka tinggal di Texas bersama kami. Paul Siboro, MC kita yang kocak membuat suasana menjadi lebih segar. Sambutan dari Romo Ben, pembacaan puisi, sumbangan lagu, pemberian kenang-kenangan dan diakhiri dengan pose bersama.
Tentu saja keluarga besar KKIH sangat merasakan kehilangan karena kepergian mereka sekeluarga. Hendrata dan Eryana selalu aktif di berbagai kegiatan Setelah menetap KKIH, BKKIH. Eryana di Sugar Land selamembantu seksi ma 7 tahun, mereka konsumsi. Sedang sekeluarga pindah kedua putra mereka, Hendrata-Eryana, Wilson dan William (tengah depan) bersama umat KKIH. ke Dubai pada bulan William dan Wilson Agustus ini. Sementara William (putra pertama) sebagai putra altar di misa KKIH. tetap akan meneruskan kuliahnya di University of Semoga Tuhan memberkati mereka di tempat yang Washington, Seattle. baru dan semoga mereka suatu saat bisa kembali ke Dalam acara ramah tamah seusai Misa Minggu Houston.
2013 WYD ....
berikut, aborsi, peranan wanita dalam gereja Katolik, umat yang bercerai dan menikah lagi hingga Beliau mendorong para uskup untuk terus mencari masalah gay. jawaban mengapa begitu banyak umat Katolik yang Kunjungan Paus yang awalnya dikuatirkan akan menyeberang menjadi umat Pentekosta Evanjelis. Beliau meminta gereja seluruh Amerika Latin untuk digunakan oleh para demonstrator untuk membangmenggunakan semangat baru yang menyala dalam kitkan gerakan protes melawan berbagai kebijaksamemperbarui dialog internal dengan dunia di seki- naan pemerintah, ternyata berhasil dengan baik. tar kita. Stamina Paus yang telah berusia 76 tahun sungKonferensi Uskup Latin Amerika (CELAM).
Paus mendorong agar gereja berbicara dalam “bahasa yang sederhana” hingga mudah dimengerti oleh para umat sederhana untuk menghubungkannya ke iman mereka, sebagaimana terungkap dalam budaya Amerika Latin yang kaya akan devosi.
guh mengagumkan. Di hari yang dijadualkan untuk istirahat, beliau menggunakannya untuk menemui Kardinal Oscar Rodriguez Maradiaga dari Honduras sebagai salah seorang anggota dari delapan kardinal yang ditunjuk Paus sebagai dewan penasehat Paus untuk membahas reformasi Vatikan.
Keempat, keterbukaan selama konferensi pers Lebih dari itu, beliau memperpendek sehari masa dalam perjalanan dari Rio ke Roma pada tanggal 28 Juli. Berbagai macam topik pertanyaan yang diaju- istirahat di awal kunjungan untuk mengunjungi kan oleh para wartawan dijawab oleh Paus dengan Aparecida, tempat ziarah Maria. jujur, terbuka, spontan. Dari rencana kunjungan 4 Warta KKIH September 2013
2013 Men’s Prayer ....
He added, with God’s will we hope to harvest and enjoy the fruit of the Holy Spirit that will lead to a • Have a plan for your spiritual life to meet your strong spiritual life having the following charactergoal to go to heaven istics: Love, Patience, Kindness, Goodness, Faithful• Feed your spirit to strengthen your spiritual body ness, and Gentleness • Help people to grow their faith to God Father Mike then closed his sharing by inviting the • Share with other on your life - your struggle, participants developing good spiritual habits in life to make us more intimate with God - read the scripproblems, stories, etc. tures and grow prayer lives. A mass presided by Cardinal DiNardo was held at the end of the conference.
Dari kiri: Pak Lee, Paul, Kardinal Daniel DiNardo, Christian.
Tahukah Anda?
Kita bersiap-siap untuk menampilkan kembali
acara andalan KKIH, yaitu Tari Saman pada ramah tamah Misa Asia pada 6 Oktober yad. Pak Irwan, Ketua Pengurus, sudah tidak sampai hati ketika mendengar “bujukan” Bishop George Sheltz yang rupanya terkesan dan rindu menyaksikan kembali tarian yang kita pernah tampilkan pertama kali pada ulang tahun KKIH, Oktober 2009 yang lalu.
Berbeda dengan kelompok terdahulu yang terdiri dari 8 bapak, kini Stannia (pelatih) mengasuh beberapa remaja dan bapak. Peserta remaja tampak lebih gesit dan cepat paham meskipun baru dua kali latihan, sementara peserta bapak begitu asyik menikmati slow motion. Sekalipun demikian, baik peserta maupun pelatih tampak bersemangat dan tekun karena ingin menyuguhkan “yang terbaik.”
Overall, the initial challenge knowing that the event to be started early morning on a Saturday was paid off with feeling of being spiritually strengthened. Many of us met new friends in such a short time, and felt like wanted to do more with others. We all hope next summer at the same annual event will be the opportunity, and on January 25, 2014 when the Men’s and Women’s Day of Prayer will be held. Highly recommended to both men and women of faith! God bless.
membungkuk atau menggoyangkan kepala mengikuti irama. Tidak ada iringan musik tetapi tarian ini menghasilkan suara harmonis. Gerakan yang saling bergantian dengan penari lain di kiri kanannya dalam irama yang semakin cepat, dinamis dan enerjik sehingga terbentuk koordinasi yang jenaka dan menawan hati. Karena keindahan tarian ini maka pada tahun 2011, UNESCO memasukkannya ke dalam daftar warisan budaya yang perlu dilindungi dan diperkenalkan pada generasi berikut.
Tarian yang diciptakan oleh suku Gayo (Aceh) dan kemudian dikembangkan oleh Syeh Saman pada abad ke 13, dicirikan oleh sejumlah penari yang duduk bersimpuh, berdampingan rapat. Para penari menepukkan tangan, paha dan dada, Dari kiri depan: Britney, Krisentia, Adista, Gaby dan Tessa. Irwan dan Agus Tj (deret belakang)
5
Warta KKIH September 2013
Pope Francis’ Message to Young Argentines Disadur dari Catholic News Agency terbitan tanggal 25 Juli 2013 Alih Bahasa: Fadjar Budhijanto
I want you to go out into the streets. The Church Aku harap kalian blusukan (pergi ke tempat-
must defend herself by keeping her distance from worldliness, settling in, and the comfort of clericalism. As a Church, we should not live shut in on ourselves. Institutions are for reaching out. If we do not go out, the Church becomes a charitable NGO, and the Chuch cannot be a NGO but the Bride of Lord. Paus Fransiskus Don’t stand against the elderly. Give them their place and let them speak out to transmit their wisdom and knowledge. You young people and you elderly are condemned by modern civilization to the same thing: exclusion. This is why you have to go out and fight for their values.
Faith in Jesus Christ is not a joke. It’s something serious. It is a scandal that God would have become like one of us, that He would have died on the cross. The incarnation of the Son of God is a scandal. That’s why you must not water down faith in Jesus Christ. Do not drink a watered down faith. Faith is whole, it is not watered down. It is faith in Jesus, the Son of God made man.”
tempat yang sulit terjangkau) untuk melayani [sesama]. Gereja harus menjauhkan diri dari halhal duniawi, kondisi nyaman dalam iklim klerikalisme [imam/kleris dimanjakan dan memperoleh hak-kuasa istimewa sementara awam hanya pasif dan setia kepadanya]. Sebagai Gereja, kita harus membuka diri. Gereja harus bisa menjangkau mereka yang terpinggirkan. Jika kita tidak blusukan maka Gereja berubah menjadi LSM dan tentu saja Gereja bukan LSM, melainkan mempelai Kristus. Jangan menentang para orang tua. Berilah mereka tempat dan kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan nasihat bijaksana dan pengalamannya. Kalian anak muda dan para orang tua dipojokkan oleh masyarakat modern. Karena itulah kalian perlu ke luar dan memperjuangkan perbaikan.
Iman akan Yesus Kristus bukan hal main-main. Iman adalah soal serius. Allah telah menjelma menjadi seperti kita dan bahkan rela mati di kayu salib adalah suatu skandal. Penjelmaan Putera Allah adalah suatu skandal. Hendaknya kalian tidak memiliki iman yang dangkal akan Yesus Kristus. Janganlah beriman di permukaan saja. Iman adalah sesuatu yang utuh dan berakar kokoh dan bukan Turn things upside down. Take care of the extremes hanya melekat di permukaan saja. Iman akan Yesus, of the peoples: the elderly and the young. Do not let Putera Allah yang menjelma menjadi manusia.” them be excluded. Berbuatlah sesuatu di luar kebiasaanmu. Berikan If you want to know what practical things you perhatian yang istimewa kepada kaum muda dan should do, read the Gospel of Matthew in chapter orang tua. Jangan biarkan mereka terpinggirkan. 25:35 on the Last Judgement: “I was hungry and Apabila kalian ingin tahu hal-hal praktis yang perlu you gave me to eat; I was thirsty and you gave me to kalian lakukan, bacalah Injil Matius bab 25 ayat 35 drink; I was a stranger and you took me in.” tentang Pengadilan Terakhir: “Ketika Aku lapar, The Pope concluded by blessing the crowd: “The kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu Lord left His mother among us. She cares for all of memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, us, protects us on our way in our heart, in our faith. kamu memberi Aku tumpangan.” May we be disciples, just as she was, and missionaries, also like her.” Marilah kita mendoakan secara khusus bagi perdamaian di Timur Tengah, khususnya Mesir dan Suriah. Semoga kasih Allah menumbuhkan persaudaraan di antara umat beragama.
6
Warta KKIH September 2013
Paus mengakhiri dengan memberikan berkat kepada umat: “Tuhan menyerahkan ibu-Nya kepada kita. Dia mencintai kita semua, melindungi hidup kita dalam hati dan iman kita. Semoga kita menjadi pengikut Kristus, sama seperti dia, dan menjadi misionaris (pewarta), mengikuti teladannya.”
Nowhere Else to Go (Tiada Tempat Lain) Penulis: Peter Ericksen in “I Choose God: Stories From Young Catholics” by Cuddy, Chris and Peter Ericksen (2010) Alih Bahasa: Fadjar Budhijanto
Jesus Is Lord!
My first major conversion came in high school. My main priorities at that time were wrestling and girls. My high school best friend shared these priorities but added a third: Matt was a devoted Christian. And through his persistent coercion, I eventually consented to attend a Christian camp with him one summer.
The week was great. I had loads of fun, made tons of friends and met plenty of girls. Throughout the week we heard inspiring talks from a powerful speaker. His message was simple: God has a plan for our lives, but sin causes us to turn from his plan. Because of sin, many abandon the love of our heavenly Father for a life that leads to self-destruction.
Yesus adalah Tuhan!
Ketika SMA, untuk pertama kalinya aku beralih iman. Kala itu prioritasku adalah gulat dan cewek. Matt, salah seorang sahabat dekatku juga punya prioritas yang sama plus satu prioritas lain. Dia seorang Kristen yang tekun. Karena ajakannya yang gigih, akhirnya aku sepakat untuk menghadiri retret bersamanya di suatu libur musim panas.
Acara itu sungguh indah. Aku sangat menyukainya karena memperoleh banyak kenalan baru dan tentu saja teman cewek. Sepanjang minggu itu kami tersemangati oleh seorang pembicara yang sungguh memukau. Pesannya sederhana: Tuhan punya rencana atas hidup kita. Tetapi dosa kitalah yang menolak rencana itu. Karena dosa, kita menolak cinta Bapa Surgawi sehingga akhirnya kita merusak hidup kita sendiri. Kata-kata itu sungguh menyentuh hatiku. Aku jadi tahu bahwa hanya seorang Manusia yang hidup tanpa dosa, yaitu Yesus Kristus, Putera Allah, yang diurapi. Yesuslah yang menanggung semua dosa manusia dan rela mati di kayu salib. Seolah aku mendengar Yesus sendiri menyapa diriku, “Inilah cinta-Ku padamu. Datang dan terimalah Aku.”
When he does find it, he sets it on his shoulders with great joy (Luke 15:5).
These words pierced my heart. I learned that there was only one man who had lived a sinless life: Jesus Christ—the Son of God, the anointed one. It was Jesus who took upon himself the sin of humanity and offered up his own life on a cross. I could almost hear him say, “This is my love for you. Come, receive me.” So I did. One night at that Christian camp, I invited Jesus to be my personal Savior and Lord. For the next six years I was a fired-up, nondenominational, evangelical Christian, and I attended a vibrant community church in a nearby city. The only thing that mattered to me was Jesus. I also became a firm believer in the sixteenth-century Protestant
Pada suatu malam di saat retret itu, aku memohon agar Yesus menjadi Juru Selamat dan Tuhanku.
Dalam kehidupan enam tahun berikutnya, aku menjadi seorang Kristen evanjelis sejati yang bersemangat dan menghadiri gereja komunitas yang hidup di kota dekat tempat tinggalku. Bagiku hanya satu yang penting, yaitu Yesus. Aku berpegang teguh pada ajaran Protestan, sola scriptura (berdasarkan hanya Injil saja). Gereja dibentuk karena Injil. Di mana ada Injil, di situlah ada gereja.
Semangat hidupku tetap menyala hingga kala aku masuk perguruan tinggi. Ketika melanjutkan di universitas Katolik, aku aktif mendatangkan berbagai kelompok Protestan ke kampus, misalnya Campus Crusade for Christ dan Inter Varsity. Sekali pun tidak mudah, imanku ditantang dalam berbagai kesempatan. bersambung ke halaman 8
7
Warta KKIH September 2013
Nowhere Else to Go ....
Tiada Tempat Lain ....
formula, sola scriptura (“by Scripture alone”). After Salah seorang profesorku yang mengajar studi all, the church was assembled around the Bible. keagamaan suka memisahkan peran “Yesus dalam Wherever there was Scripture, there was the church. sejarah” dari “Yesus sebagai sumber iman.” Dengan My fervor continued into my college years. I attend- kata lain, dia sengaja memutuskan saksi biblis. Dia ed a Catholic college, where I was active in bringing mengajarkan misalnya, tidak ada “dasar pijak biblis” many wonderful Protestant groups to campus, such dalam isu homoseksualitas. Meskipun aku tidak as Campus Crusade for Christ and Inter Varsity. It setuju dengan konklusinya, terus terang argumenwasn’t an easy walk; my faith was challenged on nya sungguh menyentak diriku. Aku jadi terpaksa untuk memikirkan ulang pemahamanku akan otorimore than one occasion. tas biblis. One of my religious studies professors took great Ironisnya, imanku juga ditantang dalam pengaladelight in separating the “Jesus of history” from the manku berhubungan dengan banyak gereja nonde“Christ of faith,” thus “deconstructing” the biblical Aku tertegun betapa gereja-gereja witness. He taught us, for example, that there is no nominasi. “biblical position” on the issue of homosexuality. ini – sekalipun mereka sama dalam perspektif Even though I didn’t agree with his conclusion, his berdasarkan Injil – tetapi realitanya mereka dapat arguments shook me up. I was forced to rethink my amat berbeda satu sama lain dalam hal apa yang mereka lakukan dan yakini. Aku jadi sadar bahwa understanding of biblical authority. aku memiliki kesukaan pribadi ketika memilih Ironically, my faith was also challenged in my corak dan gaya dalam beribadat. experience at various nondenominational churches. I was surprised at how churches—even those Bagaimana aku dapat menyukai satu gereja darifrom similar, Bible-based perspectives—could be pada yang lain? Aku heran. Bukankah kita semua completely different in everything they did and mengaku Kristen? Bukankah kita sama-sama believed. I realized that I had preferences when it berpegang pada Injil? came to styles of worship. Pertanyaan-pertanyaan ini mengemuka kala aku sendiri menyaksikan betapa temanku yang Katolik How can I prefer one church to another? I wondered. Aren’t we all Christian? Don’t we all go by the Bible? disindir habis-habisan ketika mengunjungi gereja Protestan: “Orang Katolik memuja Maria.” “Orang These questions were accentuated when I Katolik percaya bahwa dirinya dapat mencari jalan witnessed a Catholic friend of mine getting berat- ke surga.” “Orang Katolik percaya bahwa mereka ed while visiting a Protestant church: “Catholics mengorbankan Kristus di altar.” “Orang Katolik worship Mary.” “Catholics believe they can work percaya bahwa mereka punya kesempatan kedua their way into heaven.” “Catholics believe they sacri- kala mati dan masuk ke api penyucian.” fice Christ on the altar.” “Catholics believe that they get a second chance when they die and go to purga- Sikap temanku yang menjadi kurang enak ini dapat kurasakan. Sekalipun aku telah meninggalkan Geretory.” ja Katolik untuk masa yang cukup lama, tetapi terus Her rather unpleasant encounter didn’t sit well me. terang aku tidak menolak seluruh ajaran Katolik. I had been away from the Catholic Church for a long time, but I wasn’t about to reject Catholicism in its entirety. Pertanyaan-pertanyaan Katolik Catholic Questions
Beberapa selang waktu di tahun itu, aku beruntung karena bisa menghadiri pertemuan akbar mudamudi Kristen. Pengalaman ini sungguh luar biasa. Aku berdoa bersama dua ribu umat Kristen yang tekun dari berbagai denominasi.
Later that year I was fortunate enough to attend a large Christian youth rally. It was an incredible experience. I prayed with two thousand passionate Christians from all sorts of denominational back- Pada suatu malam, ketika kami santai di depan kamar hotel, duduk bermain gitar sambil mengobrol grounds
8
Warta KKIH September 2013
bersambung ke halaman 9
Nowhere Else to Go ....
Tiada Tempat Lain ....
One night we were hanging out in our hotel room, playing guitar and talking about faith. One guy said, “I used to be Catholic, but then I met Jesus and accepted him as my personal Lord and Savior.” Within minutes the guys were naming all of the “false Catholic teachings”: things like Mass, purgatory, papacy and, of course, Mary.
soal iman. Seseorang sharing. “Aku tadinya seorang Katolik, tetapi kemudian bertemu Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juru Selamatku. Dalam sekejap, mereka saling bersahutan menyebutkan berbagai “ajaran Katolik yang sesat”: misalnya Misa, api penyucian, paus dan tentu saja Maria.
Before the rally was over, I had made a list of “Catholic questions” I wanted answered. As soon as I arrived back home, I picked up the phone and called Arch, the only faithful Catholic I knew at the time. I was certain he could help me work through these issues.
Sebelum acara itu berakhir, aku mendaftar semua “pertanyaan soal Katolik” yang ingin kucarikan jawabannya. Begitu pulang ke rumah, aku langsung menelepon Arch, satu-satunya teman Katolik yang kukenal ketika itu. Aku yakin bahwa dia dapat membantuku menjawab semua pertanyaan ini.
I am not quite sure how to respond, I tried defending Catholicism: “I grew up Catholic, and I don’t remember learning that Catholics worship Mary. I’m pretty sure they don’t.” I couldn’t offer any further explanation, and the guys promptly rejected my input.
Take it: This is My Body given to you. (Mark 14:22)
It was the middle of the night, but I told Arch we needed to talk “now!” He came over, and I went through my list point by point: “Why do Catholics put priests on pedestals?” “What is purgatory?” “Why do you believe Mary was conceived without sin; wasn’t Christ the only sinless person to walk the earth?” “Why do you have a pope?”
Finally, around three in the morning, I challenged Arch to show me where the Church derived her belief in the real presence of Christ in the Eucharist. If the real presence could be found in the Bible, I was prepared to give in on Mary and purgatory. After all, I thought to myself, if Catholics have this right, then what else really matters?
Aku tidak tahu pasti bagaimana mesti merespon, aku mencoba mempertahankan ajaran Katolik: “Aku dibesarkan sebagai orang Katolik, dan aku tidak ingat bahwa kami memuja Maria. Aku yakin mereka tidak memuja.” Tetapi aku tidak digubris ketika mencoba menjelaskan hal itu kepada mereka.
Ketika itu waktu sudah tengah malam, tetapi aku terus membujuk Arch karena aku sangat membutuhkannya “sekarang juga!” Dia bersedia datang, dan langsung aku menanyakan satu per satu seperti yang ada dalam daftar pertanyaanku: “Mengapa orang Katolik bergantung pada Romo?” “Mengapa ada api penyucian?” “Mengapa kamu percaya pada Maria yang dikandung tanpa dosa; dan bukankah hanya Kristus saja sebagai satu-satunya Manusia tanpa dosa?” “Mengapa kamu punya Paus?” Akhirnya, sekitar jam 3 pagi, aku menantang Arch untuk menunjukkan kepadaku apa yang menjadi dasar ajaran Gereja Katolik yang mengimani bahwa Kristus hadir dalam Ekaristi. Jika memang nyata hadir, tentunya disebutkan dalam Injil. Begitu pula halnya dengan Maria dan api penyucian. Aku berpikir dalam hati, seandainya orang Katolik ternyata benar, lalu apa lagi yang menjadi masalah?
Arch membuka Injil Yohanes 6: 25-71. Dia membacanya dan kemudian mengajukan beberapa pertanyaan sederhana tetapi mengena kepadaku untuk membantu pemahamanku bagaimana orang Katolik memahami kutipan ini: “Mengapa para pengikut yang orang Yahudi menolak ajaran Yesus? Apa yang menyebabkan mereka pergi meninggalArch opened up the Scriptures to John 6:25–71. He kan? Seandainya Yesus tidak mengartikan sabdaread it and then asked me some simple yet power- Nya secara harafiah, lalu mengapa Dia mengatakan ful questions to help me understand how Catholics bersambung ke halaman 11
9
Warta KKIH September 2013
Pak Al: Selamat Bertugas di Tanah Air Penulis: Paul Wahyudin
S
ebagaimana roda kehidupan terus berputar, pertemuan dan perpisahan merupakan hal yang tidak terelakkan. Derasnya guliran waktu, membuat jam tidak berjarum dan kalender tidak berangka. Tanpa terasa tiga tahun telah berjalan Bapak Al Busyra Basnur menjalankan tugas sebagai Konsul Jenderal KJRI Houston didampingi Ibu Wenny Busyra dan Keluarga.
buah hati dalam setiap langkah beliau. Menjadi figur ayah yang mengayomi sekaligus sebagai rekan berjalan bersama menuju masa depan. Pintu hati, telinga dan mata beliau selalu terbuka bagi kami – sebagai pemimpin sekaligus sahabat. Kereta kehidupan memang telah membawa pak Al ke tempat baru, penuh dengan tantangan lebih besar dan jurang lebih dalam. Namun kami yakin bahwa keteladanan yang selama ini diukir oleh beliau akan menjadi lentera penunjuk untuk mengatasi semua rintangan dan mengubah setiap tantangan menjadi peluang. Rangkaian hangatnya persahabatan dan indahnya kebersamaan dalam suka dan duka telah terjalin antara Konjen RI dan Keluarga Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston yang membentang dari New Mexico hingga Florida. Renyahnya tawa lepas, peluk hangat perjumpaan, tetes air mata bahagia terekam dan terabadikan dalam hati sanubari kita semua.
Pak Al dan Ibu Wenny (tengah) bersama tokoh masyarakat Indonesia.
Dalam masa penugasan tersebut, puluhan pilar telah dibangun dan ratusan jalan telah dibuka untuk mempererat kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat. Tetapi, masyarakat Indonesia tetap menjadi
Tim
Apron membantu kegiatan fund raising untuk KKIH dengan menjual apron berlogo KKIH (lihat foto di samping). Pemesan dapat membubuhkan nama singkat pada apron yang dipesannya. Perkiraan harga antara $15-20 per apron (tergantung total pesanan).
Apron ini bisa dikenakan dalam acara-acara KKIH (ketika bazar, di dapur ketika ramah tamah, ketika beraksi sosial) atau di rumah.
Selama ini sudah berhasil terkumpul 60 plus pesanan dari umat. Bagi mereka yang berminat untuk memesan, silakan menghubungi koordinator Tim Apron, ibu Windra Sugiaman.
10
Warta KKIH September 2013
Pak Al, selamat membuka lembaran baru sebagai Director of Public Diplomacy di Kementrian Luar Negeri. Semoga Bapak dan Keluarga terus dilindungi dan diberkati oleh Tuhan YME untuk selalu sukses dalam memimpin guna memberikan manfaat dan kemajuan bagi Ibu Pertiwi, Indonesia.
Berita Umat
1. Atas nama segenap umat KKIH, Warta mengucapkan selamat kepada ibunda Xenia dan ayahanda Yuri atas kelahiran putra pertama, Warren Xaverius Burhan pada tanggal 20 Juli yl. 2. Selamat datang:
a. Micheal Turen dan Christine Hartono bersama kedua putranya: Nathan dan Sean yang baru pindah dari Kansas. Michael kini bekerja untuk HP. b. Laurence (Larry) Kho dari Austin.
c. Shinta Renlie dan orangtuanya yang sedang berkunjung ke Houston.
d. Conrado Wibowo dan Dian Lir Widhiati bersama putra mereka Edmund Pascalis. Dian dipindahtugaskan oleh Schlumber dari Dubai. 4. Selamat jalan kepada keluarga Tjoeng (Hendrata, Eryana, William dan Wilson).
Nowhere Else to Go .... interpret this passage: “Why do the Jewish followers reject Jesus’ teaching? What about it made them leave? If Jesus’ words weren’t literal, then why did he say that this bread is his flesh (verses 51–56)? Why did he say that we must really eat his flesh?” It was incredible. I had never studied this passage before, and I was compelled by what I saw.
When we came to verse 66—where many of Jesus’ disciples abandoned him because of this difficult teaching—I felt as if Jesus was asking me the same question he posed to the remaining twelve apostles in the following verse: “Will you also go away?” I couldn’t deny it any longer. I had no other place to go. God so loved the world that he sent his only begotten Son—Jesus Christ—to give himself for us (John 3:16). And Jesus hasn’t stopped giving himself to us. Through the Holy Sacrifice of the Mass, we can truly
Tiada Tempat Lain .... bahwa roti ini adalah Tubuh-Ku (ayat 51-56)? Mengapa Dia bersabda bahwa kita harus makan Tubuh-Nya?” Luar biasa. Aku tidak pernah mendalami ayat ini sebelumnya, dan aku tercengang dibuatnya. Ketika kami membahas ayat 66 – persisnya kala banyak murid Yesus yang meninggalkanNya karena ajaran yang sulit diterima – aku seolah mendengar Yesus menanyakan hal yang sama kepadaku dan juga kepada keduabelas murid-Nya: “Apakah kamu akan meninggalkan diri-Ku?”
Aku tak kuasa untuk menyangkaliNya. Aku tidak punya tempat lain.
Allah sungguh mencintai dunia sehingga Dia mengutus Putera-Nya yang Tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk memberikan diri-Nya bagi kita (Yoh 3:16). Yesus tidak berhenti memberikan diri-Nya. Melalui Perjamuan Kudus Misa, kita dapat benar-benar
Tu es Petrus et super hanc petram aedificabo ecclesiam meam et tibi dabo claves regni caelorum.
Tulisan di interior cungkup Basilika Santo Petrus, Vatikan: “Engkaulah Petrus, di atas batu karang ini kudirikan gereja-Ku, dan kepadamu Kuserahkan kunci ke Kerajaan Surga” (Mat 16:18-19) receive Christ in the most intimate way. But this sacred act requires eyes of faith.
menerima Kristus dalam cara yang begitu mesra dan akrab. Namun sikap sakral ini membutuhkan mata iman untuk dapat melihatnya.
I once believed that the Church was built around the Bible. I now know that the Church is assembled around the Bible and the Body and Blood of Christ, as Vatican Council II stated: “In all legitimate local congregations \ ...the faithful are gathered by the preaching of Christ’s Gospel and the mystery of the Lord’s Supper is celebrated, ‘so that through the Body and Blood of the Lord the whole brotherhood is united.’”
Dulu aku meyakini bahwa Gereja dibentuk karena Injil. Kini aku tahu bahwa Gereja dibentuk karena Injil, Tubuh dan Darah Kristus sebagaimana ditulis dalam Konsili Vatikan II: “Dalam semua kongregasi lokal yang sah\ …… semua umat berkumpul dengan mewartakan Kabar Gembira Kristus dan misteri Perjamuan Tuhan dirayakan, sehingga melalui Tubuh dan Darah Tuhan kita semua dipersatukan.”
When I was a Protestant, I invited Jesus Christ to come into my life. And now—at each and every Mass—Jesus Christ invites me to enter into his divine life through the Eucharist.
Wherever the Eucharist is, there is the eternally young Catholic Church. Even more than entering our life, Christ wants us to enter into his.
Ketika aku masih Protestan, aku mengundang Yesus Kristus datang menyertai hidupku. Dan kini, di setiap Misa Kudus, Yesus Kristus mengundangku untuk masuk ke dalam hidup-Nya yang ilahi melalui Ekaristi.
Di manapun Ekaristi dirayakan, di situlah ada Gereja Katolik yang selamanya muda. Lebih dari sekedar memasuki hidup kita, Kristus mendambakan kita masuk ke dalam Diri-Nya. 11
Warta KKIH September 2013
Pilgrims Learn Techniques to Defend, Explain Faith Disadur dari Catholic News Agency terbitan tanggal 27 Juli 2013 Alih Bahasa: Fadjar Budhijanto
Participants
at a World Youth Day training session received a crash course in defending the Catholic faith, both in the media – including social Para peziarah WYD 2013 Di Rio media – and around family members, friends and coworkers.
Ivereigh was joined by Alejandro Bermudez, executive director of Catholic News Agency, who added suggestions on how to apply these principles to modern methods of social media. 1. Understand the contemporary frame, how the Church is being seen 2. Avoid the common attitudes of anger, defensiveness and naiveté, which cause problems for those trying to explain the faith to others.
P
ara peserta World Youth Day memperoleh kesempatan kursus kilat dalam mempertahankan iman Katolik baik di lingkungan media (termasuk media sosial), di antara anggota keluarga, teman dan sesama rekan sepekerjaan.
Ivereigh yang didampingi Alejandro Bermudez, direktur eksekutif Catholic News Agency, memberikan jurus-jurus bagaimana mempertahankan prinsip iman melalui media sosial. 1. Pahami kerangka kontemporer, bagaimana pandangan orang tentang Gereja. Lalu, pahami nilai di balik kritik pada Gereja.
2. Hindari diri dari sikap-sikap marah, defensif dan naïf. Sikat-sikap ini malah dapat memperkeruh suasana ketika kita mencoba menjelaskan iman kepada orang lain. Orang akan dapat dengan mudah melihat dan mendengar kemarahanmu, dan sulit bisa memahami penjelasanmu.
People see and hear your anger and miss your message.
3. Bersikap positif, sabar, fokuskan diri menjadi saksi daripada hasrat untuk memenangkan perdebatan. Bicaralah berdasarkan pengalaman, sharingkan kisah-kisah nyata dan lebih memilih memancarkan sinar pencerahan daripada menebar panas.
4. Determine when to engage in a discussion and when to avoid it.
5. Pilih untuk berdialog sekalipun pada awal percakapan dapat bersifat agresif.
3. Be positive and compassionate, focusing on witnessing rather than winning a debate, speaking from experience, telling stories and seeking to shed light, not heat. 5. Choose to engage in dialogue, even if the starting point is aggressive. People often fights and upset people with insulting comments.
6. Avoid any discussion since it is just a waste of time. 7. Have a very iconic faith.
8. Utilize the media by understanding the limits: do not delve into deep philosophical explanations. 9. Shape our message, use links and make every word count. “Brevity requires thinking,”
12
Warta KKIH September 2013
4. Pertimbangkan diri kapan terlibat dalam diskusi melalui internet dan media sosial, dan kapan menghindarinya. Orang sering menggunakan internet sebagai ajang perseteruan dan memancing kemarahan lawan dengan ejekan yang menyakitkan hati. 6. Hindari perdebatan karena hanya buang-buang waktu saja. 7. Miliki iman yang ikonik.
8. Gunakan media komunikasi sesuai dengan keterbatasan yang ada: janganlah bertele-tele untuk menjelaskan dasar filosofis yang mendalam.
9. Kemas pesan kita, pandai menggunakan link dan perhatikan jumlah kata ketika berkomunikasi. “Keberanian itu memerlukan pemikiran.”