Bangun Harapan dari Kunjungan UNAIR NEWS – Kunjungan atau studi kampus, nampaknya memang menjadi tradisi tahunan bagi sebagian sekolah. Namun, tidak sedikit yang baru melaksanakan kunjungan kampus, khususnya ke Universitas Airlangga untuk yang pertama kalinya. Salah satunya yakni Madrasah (MA) Aliyah Ihyatul Ulum, Gresik. Kunjungan madrasah tersebut ke UNAIR (10/2) merupakan kunjungan pertama. Bertempat di Aula Student Center kampus C UNAIR, Pusat Informasi dan Humas (PIH) bersama Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR menerima rombongan MA Aliyah Ihyatul Ulum. Achmad Royani Efendi S.Pd., selaku guru BK MA Ihyatul Ulum menjelaskan bahwa kunjungan perdana ini diharapkan bisa menjadi ajang untuk menggali informasi yang dalam mengenai UNAIR dan berbagai jalur masuk serta seleksi. “Dari 3 kelas yang ikut, terdiri dari 2 kelas IPA dan 1 kelas IPS. Kebetulan untuk kunjungan kali ini yang ikut kelas 12 semua. Untuk itu kesempatan yang diberi UNAIR kepada kami dapat dimaksimalkan oleh anak-anak untuk mendapatkan informasi tentang UNAIR,” terangnya. Achamd Royani juga menambahkan bahwa proses seleksi yang cukup selektif di UNAIR menjadi tantangan tersendiri bagi anak didiknya untuk bisa lolos. Warda Roesdiana selaku siswa kelas XII IPA 1 menyatakan bahwa kunjungan kali ini menjadi bekal untuk persiapan proses seleksi. Waktu pendaftaran yang semakin dekat, memacu dirinya untuk mempersiapkan diri. “Saya mengikuti les, pihak sekolah juga telah melaksanakan kelas tambah untuk meningkatkan kopetensi siswa,” ungkapnya. Senada dengan teman seperjuangannya, M. Roykhan Masrur mengaku bahwa kompetisi yang ketat ini membuatnya terpacu untuk belajar lebih giat lagi. Bisa merasakan kulaih di UNAIR jurusan psikologi menjadi mimpinya untuk terus semangat
belajar. “Ini tantangan buat kami agar bisa berkompetisi dengan siswa lain di jawa maupun luar jawa. Khususnya bagi teman-teman MAN Ihyatul Ulum untuk tetap optimis kedepannya,” tutup siswa kelas XII IPS tersebut. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Nuri Hermawan
Delegasi Peringkat Kompetisi Tertua
FH
UNAIR Raih Empat dalam Peradilan Semu
UNAIR NEWS –Badan Semi Otonom (BSO) Intenational Law Student Association (ILSA), Fakultas Hukum, Universitas Airlangga kembali meraih penghargaan melalui kompetisi peradilan semu (moot court). Kompetisi “Philip C. Jessup” ini diselenggarakan oleh Indonesian Society of International Law dan dilaksanakan di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pada tanggal 10-12 Februari 2017. “Philip C. Jessup adalah adalah lomba international moot court yang paling tua. Lomba ini diselenggarakan oleh Indonesian Society of International Law yang menjadi penyelenggara Philip C. Jessup setiap tahun untuk seleksi nasional,” tutur Titha selaku ketua delegasi. Selama enam bulan lamanya, para delegasi mempersiapkan segala sesuatu untuk menunjang penampilan mereka saat lomba, mulai
dari riset hingga latihan presentasi argumen. “Perlu waktu yang lama karena riset harus dilakukan secara ekstensif, mengingat ini menggunakan hukum internasional sehingga sumber bacaan sangat banyak dan semua dalam Bahasa Inggris,” ungkap mahasiswa semester 6 tersebut. Para delegasi yang mewakili ILSA dalam kompetisi tersebut adalah Jasmine Amelia Ulfah (2013), Mutiara Kasih (2014), Dewi Santoso (2015), Bima Adhijoso (2015), Zulfikar D. Winarno (2015) sebagai penyaji, dan Maya Assegaf (2015), Regine Wiranata (2016), Megawati Widjaja (2016) sebagai periset. Tahun ini, para delegasi ILSA berhasil masuk semifinal dan menduduki peringkat 4 untuk pertama kalinya. Prestasi yang st
st
didapatkan adalah 1 Best Overall Memorial, 1 Best Oralist yang didapatkan oleh salah satu delegasi yakni Jasmine Amelia Ulfah dengan nilai tertinggi selama sejarah Jessup National Round, dan penghargaan sebagai semifinalis. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kasus yang diberikan oleh penyelenggara kali ini juga unik yakni mengenai sengketa pengungsi. Meski demikian, tim mengaku tidak ada kendala serius selama lomba maupun persiapan lomba. “Kami sangat senang atas kemenangan ini karena ini kali pertama untuk UNAIR berhasil mengalahkan institusi-institusi lain yang biasanya menjadi juara. Namun karena kerja keras kami akhirnya semua ini terbayar,” imbuh Titha. Titha berharap kemenangan ini dapat membuat mahasiswa lain ikut terpacu dan tidak patah semangat untuk mengikuti kompetisi peradilan semu lainnya. “Tak ada sesuatu yang tak mungkin,” pungkas Titha. Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S
Magister Manajemen Ajak Komunitas Pengendara Mobil Jaga Kebersihan Lingkungan UNAIR NEWS – Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Setiap elemen masyarakat tentunya mengambil peran dalam keberlangsungan lingkungan. Ditambah pula dengan keprihatinan terhadap pengguna mobil yang kerap membuang sampah sembarangan. Ikhwal tersebut selaras dengan program studi Magister Manajemen (MM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga yang menghelat kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berkolaborasi dengan Mobilio Indonesia Community (Mobility). Kegiatan CSR bertema “Love Surabaya, Clean and Green” dilangsungkan pada Minggu (12/2). Acara tersebut dihadiri oleh komunitas pengendara mobil dan para petugas kebersihan. Sukandar, petugas kebersihan senior yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan, bahwa pihaknya tak jarang melihat pengendara mobil membuang sampah di jalan dan sungai. “Mereka ini kurang sadar dan peduli terhadap kebersihan lingkungannya sendiri,” tutur Sukandar. Dalam kegiatannya, kolaborasi ini menghadirkan aktivitas mengubah sikap dan perilaku pengendara mobil untuk menjaga lingkungan dan kebersihan kota. Tak hanya itu, kegiatan pun diisi dengan aktivitas filantropi, pemberian suvenir kepada petugas kebersihan sebagai tanda apresiasi Mobility dan MM FEB UNAIR.
Koordinator Prodi MM FEB UNAIR, Dr. Gancar C. Premananto, memperkaya pendidikan anggota Mobility dengan materi Brand Community dan CSR yang bernilai publikasi. Anggota Mobility merasa antusias atas materi yang disampaikan.
Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Menumbuhkan Jiwa Kompetisi dalam Menghadapi Persaingan UNAIR NEWS – Agar tak menjadi penonton di negeri sendiri, warga Indonesia harus bisa bersaing dengan warga dari belahan dunia lain. Generasi penerus harus mampu mengoptimalkan kemampuan diri dengan caranya masing-masing dalam menyikapi persaingan global. “Melakukan studi banding ke luar negeri adalah satu contoh agar kalian mengetahui perkembangan di negara lain. Kami dari UNAIR juga mendatangkan duta besar negara maju agar kita bisa belajar dan menimba ilmu lebih banyak lagi,” papar Ketua Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga Drs. Suko Widodo, M.Si. Suko memaparkan hal itu dalam kesempatan sosialisasi seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang berlangsung di Aula Sasana Tria Budaya, SMAN 16 Surabaya, Senin (13/2). Pria yang akrab disapa Suko ini menekankan, menumbuhkan jiwa kompetisi dalam menyikapi persaingan adalah sebuah keharusan.
Suko juga menyampaikan, UNAIR telah diberi amanah oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sebagai perguruan tinggi berkelas dunia. Oleh karena itu, tak jarang sivitas akademika UNAIR melakukan transfer ilmu dengan perguruan tinggi baik di Indonesia maupun negara-negara lain. “Pendidikan juga hendaknya dipandang sebagai bekal bagi manusia dalam menghadapi kehidupan sehari-hari,” tutur pakar komunikasi massa UNAIR. Dalam kesempatan yang sama, Suko juga berharap agar siswasiswa berprestasi di SMAN 16 terus menorehkan prestasi dan dijadikan panutan bagi teman-teman maupun adik kelasnya. Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
UNAIR Beri Informasi Seputar Prodi di Pameran Pendidikan Tinggi UNAIR NEWS – Memasuki masa penerimaan mahasiswa baru, kian banyak sekolah menengah atas yang mengadakan pameran perguruan tinggi. Salah satunya adalah Sekolah Menengah Atas Negeri I Surabaya. Pameran yang berlangsung di Aula SMAN I Surabaya dilaksanakan pada Sabtu (11/2). Acara pameran perguruan tinggi diikuti oleh 20 perguruan tinggi di Indonesia di antaranya Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, dan Institut Teknologi Bandung.
Dari UNAIR, peserta mendapatkan pembekalan informasi mengenai pendidikan tinggi dari Gerry Adiyatma, alumnus SMAN I yang berkuliah di UNAIR. Gerry Adiyatma dan beberapa teman lainnya menjelaskan pengetahuan umum seputar UNAIR mulai dari seleksi penerimaan mahasiswa baru, tips, dan program studi-program studi. “UNAIR menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan jalur Mandiri. Peserta seleksi disarankan memilih prodi yang sesuai dengan minat dan memperhatikan tingkat keketatan,” tutur Gerry. Ketua panitia pameran pendidikan tinggi, Henokh Vindhi, menuturkan tujuan pelaksanaan pameran adalah untuk memberikan gambaran dunia perkuliahan kepada para pelajar kelas XII. Diharapkan para pelajar tak lagi bingung dalam menentukan prodi. “Adanya campus expo ini bertujuan untuk bisa menjawab kebingungan dalam menentukan studi yang sesuai minatnya,” tutur Henokh. “Harapan saya acara ini bisa berlangsung secara berkelanjutan dan mampu menarik minat siswa untuk tahu universitas di Indonesia,” imbuhnya.
Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Proteomik Sebagai Tool dalam Pembuatan Vaksin Emerging dan Re-Emerging Disease SEJAK awal Abad ke-21, dunia kedokteran telah mengalami banyak revolusi, khususnya pada aspek epidemiologi molekular. Salah satu penemuan yang menjadi tonggak kemajuan ilmu medis tersebut adalah genomik. Perlu diketahui bahwa genomik merupakan salah satu teknik biologi molekular yang dikembangkan dari teori ekspresi, regulasi, dan struktur gen dalam tubuh manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, genomik dirasa masih kurang mampu menjawab proses kompleks dalam tubuh manusia yang terdiri atas kurang lebih 100.000 gen. Padahal, setiap gen dapat menghasilkan lebih dari satu jenis protein dengan fungsi yang beragam. Kombinasi jenis protein yang berbeda itu juga akan menghasilkan fungsi yang berbeda pula. Dalam hal ini, genomik tidak bisa digunakan untuk memprediksi stuktur dan properti dinamis dari semua rangkaian protein tersebut. Oleh karena itu, muncullah istilah proteomik yang secara khusus mempelajari tentang struktur dan fungsi protein. Penelitian yang dilakukan oleh Akhter J Dkk pada tahun 2009 menyebutkan bahwa proteomic sangat bermanfaat dalam kedokteran klinis, yaitu untuk uji diagnostik dan prognosis, identifikasi target terapeutik, serta terapi penyakit tertentu. Indonesia merupakan negara yang terletak di wilayah tropis. Ini dibuktikan dengan salah satu propinsinya yang terletak di daerah khatulistiwa. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki mega biodiversitas flora dan fauna terbesar di dunia, tak terkecuali dengan penyakit. Penyakit
di
Indonesia
sebagai
negara
tropis
memiliki
spesifikasi dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki empat musim. Penyakit seperti demam berdarah, malaria, kusta, filariasis, diare, TBC, flu burung, merupakan penyakit emerging dan re-emerging yang masih memiliki prevalensi atau angka kesakitan yang tinggi dan belum terpecahkan sampai dengan saat ini. Penggunaan proteomik dalam vaksin emerging dan re-emerging khususnya flu burung (merupakan salah satu penyakit yang memiliki daya bunuh sangat cepat dan menempatkan Indonesia menjadi negara nomor satu korban manusia dengan jumlah terbanyak di dunia), dan itu telah dibuktikan. Penelitian tersebut antara lain adalah telah ditemukannya protein yang bereaksi antara virus H5N1 di lapangan dengan vaksin flu burung homolog dan heterolog. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qosimah (2008), virus H5N1 yang berada di lapangan dapat digunakan untuk mengetahui reaksi vaksin H5N1 homolog dan heterolog berdasarkan ekspresi protein. Hasil penelitian lain yang berkaitan dengan proteomik dan vaksin Influenza, khususnya flu burung, adalah penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2012) yang menemukan bahwa unggas yang telah divaksin dengan menggunakan vaksin flu burung memiliki ekspresi protein berbeda dengan isolate asli flu burung. Ini memberikan sinyal bahwa berdasarkan analisis proteomik, virus yang dikeluarkan dari hospes pasca vaksinasi telah terjadi perubahaan bentuk atau mutasi. Selain dua penelitian diatas, proteomik yang berkaitan dengan vaskin influenza, khususnya flu burung, adalah penelitian yang dilakukan oleh Alamudi (2013). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa vaksin Influenza, khususnya flu burung, memiliki jalur berbeda di dalam memberikan perlindungan terhadap infeksi flu burung dari lapangan berdasarkan proteomik. Infeksi virus flu burung yang berasal dari unggas pada hospes akan menginduksi timbulnya apoptosis dan
inflamasi. Hal ini berbeda dengan ketika infeksi virus flu burung berasal dari manusia. Berdasarkan ekspresi protein atau proteomik, ketika terjadi infeksi pasca vaksinasi, hospes tidak hanya memberikan respon timbulnya apoptosis dan inflamasi, namun akan memicu timbulnya mekanisme penghambatan terhadap pembentukan virion baru dan penyebaran progeni virus antar sel. Dari hasil pemaparan diatas, diharapkan memunculkan penemuanpenemuan baru dengan menggunakan bidang proteomic, khususnya dalam bidang pembuatan vaksin penyakit emerging dan reemerging seperti demam berdarah, malaria, filariasis, TBC. (*) Editor: Bambang Bes
Gandeng Pelajar SMA, Erasmus University dan FK UNAIR Kenalkan Bahaya Virus UNAIR NEWS – Sebuah ungkapan mengatakan, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Selama ini, upaya preventif dinilai lebih efektif dalam menekan laju berkembangnya sebuah wabah penyakit. Tidak sampai menunggu status Kejadian Luar Biasa (KLB), baru bertindak. Upaya preventif ini justru bergerak mengedukasi melalui kegiatan yang sederhana namun terprogram dan berkelanjutan. Upaya tersebut seperti yang sudah konsisten dilakukan oleh Erasmus Medical Center, Totterdam University, Belanda, bersama Divisi Ilmu Penyakit Tropik dan Infeksi RSUD Dr. Soetomo –
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, keduanya konsisten mengedukasi puluhan pelajar SMAN 16 Surabaya melalui program bernama Virus Kenner. Tahun ini, tim Virus Kenner dari Erasmus Medical Center bersama koordinator Virus Kenner FK UNAIR kembali bertandang ke SMAN 16 Surabaya, Rabu (8/2). Koordinator proyek Virus Kenner Wesley de Jong, dr mengungkapkan, Virus Kenner merupakan program penyuluhan yang diinisiasi oleh kelompok Viroscience Laboratory, Erasmus MC, Rotterdam, Belanda. Tujuannya, untuk menguatkan esensi pentingnya gerakan prevensi dalam melawan berbagai jenis penyakit akibat virus. Program penyuluhan ini melibatkan peran para pelajar SMA. Dengan harapan, semakin dini mereka mengenal pengetahuan seputar penyakit virus, semakin cepat mereka waspada. Di Belanda, program Virus Kenner sudah berjalan selama lima tahun. Program Virus Kenner di sebarkan di tiga negara, yaitu Suriname, Indonesia, dan Somalia. Di Indonesia, program itu sudah berlangsung selama tiga tahun. Tim Virus Kenner berkolaborasi dengan sejumlah pakar Divisi Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR. Dalam agenda rutin tahunan itu, mereka secara kontinyu menggelar kegiatan penyuluhan ke SMAN 16 Surabaya. Puluhan pelajar kelas X ini diperkenalkan dengan ilmu dasar virologi. Acara penyuluhan dikemas secara sederhana. Para pelajar SMA diperkenalkan tentang jenis dan dampak penyakit akibat virus. Dalam sesi acara lainnya, tim Virus Kenner membagikan kuesioner berisi pertanyaan umum untuk mengasah ulang seberapa dalam pemahaman dan pengetahun peserta. Selanjutnya, para siswa dikelompokkan menjadi beberapa tim kecil. Setiap tim akan ditugaskan untuk mempelajari satu jenis virus, bisa itu Influenza, Hanta virus, Leptosirosis, HIV
Aids, Hepatitis, dsb. Masing-masing tim kemudian ditugaskan untuk mengaplikasikan pemahaman mereka ke dalam bentuk video maupun poster. Dalam waktu tiga bulan ke depan, siswa diminta mempresentasikan pengetahuanya tentang satu jenis virus secara mendalam. Diharapkan, ke depan mereka akan menjadi agen informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Karya para pelajar SMA ini nantinya akan dikompetisikan dan dipresentasikan ketika kunjungan kedua Tim Viruskenner pada bulan Juni 2017 mendatang. Selama ini SMAN 16 menjadi pilot project untuk kegiatan pengenalan virus oleh Erasmus Medical Center dan FK UNAIR. Tak heran jika kemudian sekolah ini menjadi satu-satunya tempat berlangsungnya proyek tersebut. Wesley berharap, SMAN 16 dapat menjadi sekolah yang menginspirasi program ini. “Sementara ini kami belum menargetkan apa-apa. Kami ingin memperkuat sistem Virus Kenner di sekolah ini terlebih dulu. Ketika sudah dievaluasi dan hasilnya bagus, barulah kami berencana akan menyosialisasikan Virus Kenner ke sekolah lainnya,” jelasnya. Investasi Masa Depan PIC Viruskenner Indonesia dr. Musofa Rusli Sp.PD mengungkapkan, sebenarnya konsep kegiatan penyuluhan itu dikemas cukup sederhana. Namun karena tim Erasmus begitu fokus dan serius menjalankan program tersebut, maka perlahan namun pasti program ini tetap berlanjut hingga saat ini. Dengan memperkenalkan secara dini kepada remaja mengenai bahaya virus, maka langkah ini dinilai efekti dalam menumbuhkan kewaspadaan sejak dini. “Dampaknya memang tidak bisa cepat. Kalau anak remaja kita paham, minimal paham bahaya penyakitnya, maka harapannya
mereka akan menyebarkan pemahaman itu dilingkungan mereka. Karena bagi tim Viruskenner sendiri, program ini merupakan bentuk investasi jangka panjang,” jelasnya. Kasus penyakit akibat virus sebenarnya masih banyak di temui di Indonesia. Salah satunya, kasus penyakit Leptospirosis yang pernah terjadi di Sampang, Madura dan menelan korban. Di Belanda, angka kejadian Leptospirosis sangat minim, dan jarang ditemui penderita yang sampai dilarikan kerumah sakit dan meninggal karena terlambat tertangani. “Karena di sana (di Belanda, -red) sistemnya berjalan, dimana masyarakat lebih mementingkan upaya prevensi. Sayangnya di Indonesia, perhatian belum tertuju ke sana. Kita baru ribut menangani kalau sudah terjadi breakout dan menelan korban,” ungkapnya. Musofa
yang
juga
alumnus
S-2
Erasmus
University
ini
menjelaskan, di Belanda, sistem manajemennya berjalan dengan baik. Sehingga dalam aplikasi pembiayaan rumah sakit tidak sampai mengeluarkan biaya tinggi. Di negara kincir angin ini, segala bentuk program yang bersifat awereness mendapat prioritas. Oleh sebab itu, bagi masyarakat di sana, menanamkan kewaspadaan kepada anak-anak sedini mungkin adalah upaya penting melakukan pencegahan. (*) Penulis : Sefya Hayu Editor
: Binti Q. Masruroh
Selamat Datang, Peraih Nobel! UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan memberikan gelar doktor kehormatan kepada penerima nobel ekonomi tahun 2003 Profesor Robert Fry Engle III. Calon doktor kehormatan UNAIR
itu dijadwalkan akan memberikan kuliah tamu berjudul “The Prospects for Global Financial Stability” di hadapan 2.000 peserta, Senin depan (20/2), di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR. Siapakah Robert Engle? Selain menjadi sosok penerima nobel ekonomi pada tahun 2003, Engle merupakan pengajar dan peneliti di Stern School of Business, Universitas New York (NYU). Ia juga anggota National Academy of Science dan Dewan Penasihat International Peace Foundation. Saat ini, Robert Engle menjabat sebagai Direktur Institut Volatilitas Stern, NYU. Dia juga salah satu pendiri dan presiden dari The Society for Financial Econometrics (SoFiE), sebuah organisasi non-profit di NYU berskala global. Namun, siapa sangka, penerima nobel ekonomi ini justru memiliki latar keilmuan sebagai sarjana Fisika. Robert Engle berhasil menamatkan pendidikan sarjana dari Williams College pada tahun 1964. Ia lantas melanjutkan pendidikan masternya di bidang Fisika di Universitas Cornell pada tahun 1966. Kiprah pendidikan formalnya di bidang Ilmu Ekonomi dimulai saat ia lulus dari Cornell tiga tahun kemudian, yakni tahun 1969. Setelah
menamatkan
pendidikan
doktornya,
Robert
Engle
dipromosikan sebagai profesor madya Ilmu Ekonomi di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Ia kemudian menjadi pengajar di Universitas California, San Diego (UCSD) pada tahun 1975. Dua tahun kemudian, ia didapuk menjadi profesor di UCSD pada tahun 1977. Sampai sekarang, selain ia menjadi pengajar di NYU, Robert Engle juga menjadi profesor emeritus dan masih aktif meneliti di UCSD. Profesor berusia 75 tahun itu bahkan masih aktif melakukan review terhadap jurnal-jurnal ilmiah di bidang ekonomi. Salah satu jurnal tentang ekonomi yang ia gawangi saat ini sebagai asisten editor adalah “Journal of Applied Econometrics”. Menerima nobel
Pertemuannya dengan Profesor Clive W.J. Granger dari UCSD mengawali karirnya sebagai pengajar ekonomi perkotaan di UCSD. Seperti dilansir dalam laman resmi Nobel Prize, Robert Engle bahkan menyebut permulaan karirnya sebagai pengajar di UCSD adalah masa keemasan untuk mengembangkan ekonometrika rangkaian waktu. Tahun 2003, Robert Engle bersama dengan Profesor Clive W.J. Granger dari UCSD menerima nobel ekonomi. Keduanya mengembangkan metode analisis rangkaian waktu ekonomi dengan volatilitas yang bervariasi dengan waktu. Ia mengerjakan sebagian besar karya terbaiknya di era 70-an dan 80-an, ketika ia tengah mengembangkan teknik matematis yang lebih baik untuk mengevaluasi dan memprediksi risiko secara lebih akurat. “Penghargaan Nobel Ekonomi adalah bentuk pengakuan yang luar biasa atas kinerja yang telah saya lakukan selama sekian tahun bersama mahasiswa dan kolega peneliti. Kami telah bekerja keras sekaligus merasa beruntung karena apa yang kami kembangkan begitu penting untuk diterapkan dalam bidang keuangan. Saya masih begitu heran bagaimana ide yang sederhana bisa berkembang sedemikian rupa,” tutur Robert Engle. “Menengok
perjalanan
karir
saya
sebelumnya,
(menerima)
penghargaan Nobel adalah titik puncak bagi karir saya. Saya merasakan adanya kasih sayang yang lebih, ya, walaupun kurang dramatis sih. Ini adalah masa-masa di mana saya menemukan wawasan. Masa-masa di mana saya menemukan topik penelitian baru, atau harus diakui bahwa ada masa-masa yang terlihat tidak berhubungan, tapi nyatanya ada hubungannya,” imbuh Robert Engle. Teknik yang ia kembangkan dapat memudahkan para peneliti untuk menguji, apakah volatilitas sebuah masa berhubungan dengan volatilitas di masa yang lain. Penelitian ini relevan dengan analisis pasar uang, di mana nilai investasi pengembalian aset dianalisis berdasarkan risikonya dan menentukan harga saham yang akan menunjukkan volatilitas yang ekstrem.
Masa turbulensi ekonomi yang kuat dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang besar dalam pasar saham. Sering kali, hal ini diikuti dengan fluktuasi yang kecil dan relatif tenang. Sejalan dengan model pendekatan ARCH (Autoregressive Conditional Heteroskedasticity) milik Robert Engle, volatilitas yang banyak terjadi adalah kekeliruan acak, yang bergantung pada kekeliruan sebelumnya, sebab kekeliruan yang masif akan diikuti kekeliruan yang masif, dan kekeliruan kecil akan diikuti oleh kekeliruan kecil pula. Hal ini berlawanan dengan model sebelumnya di mana kesalahan acak diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Metode dan model ARCH milik Robert Engle menyebabkan bertambah dan berkembangnya alat untuk menganalisis saham serta memudahkan para ekonom untuk membuat prediksi yang lebih akurat. Robert Engle mengembangkan model statistik volatilitas baru yang bisa menangkap kecenderungan harga saham dan variabel keuangan lainnya untuk bergerak di antara periode volatilitas yang tinggi dan volatilitas yang rendah. Metode
dan
model
ARCH
telah
menjadi
alat
yang
sangat
diperlukan, bukan hanya untuk peneliti, tetapi juga analis pasar keuangan yang menggunakannya untuk menentukan harga aset dan mengevaluasi risiko portofolio. Sebagian besar dari metode ini ditampilkan di laman inovasi publik V-LAB di mana perkiraan volatilitas harian dan korelasi dari lebih seribu aset dapat ditemukan. Di tengah rutinitasnya dalam meneliti di bidang ekonometrika keuangan yang meliputi ekuitas, suku bunga, nilai tukar dan opsi harga, ia kini tengah mengembangkan metode untuk menganalisis sistem aset yang lebih besar, volatilitas waktu nyata, pasar mikro, dan pergerakan pasar yang ekstrem, dan keinginannya untuk melanjutkan analisis tentang pasar keuangan. Profesor kelahiran Syracuse, New York, Amerika Serikat ini juga telah menerbitkan lebih dari seratus artikel ilmiah dan
menulis empat buku. Penelitiannya juga telah menghasilkan model statistik yang inovatif seperti ko-integrasi, fitur umum, autoregressive conditional duration (ACD), model CAViaR dan korelasi prasyarat yang dinamis (DCC/dynamic conditional correlation). Dilansir dari laman International Peace Foundation dan Nobel Prize Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Prodi Ekonomi Pembangunan Jawab Kebutuhan Zaman UNAIR NEWS – Apakah kamu pernah membayangkan ketika kuliah di ilmu sosial lantas begitu saja melepaskan hitung-hitungan matematis? Atau kamu menyukai hitung-hitungan matematis dengan diimbuhi paparan-paparan teori? Atau bisa jadi, kamu ingin mendalami pengetahuan tentang perekonomian negara bahkan internasional? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi akan terjawab apabila kamu memilih melanjutkan studi strata satu di Ekonomi Pembangunan. Begitulah yang dikatakan oleh kepala departemen yang sekaligus merangkap pelaksana tugas koordinator prodi S-1 Ekonomi Pembangunan Dr. Muryani, S.E., M.Si., MEMD. Muryani mengungkapkan, rumpun Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang unik karena berada di antara kelompok Ilmu Sosial dan Ilmu Alam. “Dibilang eksakta karena di situ ada matematika dan statistik. Dibilang murni sosial juga tidak bisa karena
eksaktanya juga banyak,” tutur Muryani ketika ditemui di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga. Di prodi S-1 Ekonomi Pembangunan, mahasiswa dibebaskan untuk memilih lima peminatan yang masing-masing memiliki konsentrasi materi pembelajarannya masing-masing. Yakni, ekonomi moneter, ekonomi perencanaan, ekonomi internasional, ekonomi lingkungan, dan ekonomi publik. Sejauh ini, peminatan ekonomi moneter menjadi pilihan favorit mahasiswa. Muryani mengungkapkan, lapangan kerja yang relatif bergengsi menjadi salah satu penarik minat. Sejumlah lulusan S-1 Ekonomi Pembangunan meraih posisi strategis di instansi perbankan maupun pemerintahan. Di rumpun ekonomi moneter, mahasiswa bisa belajar banyak tentang regulasi perbankan, kebijakan moneter pemerintah, Bank Indonesia, maupun inflasi ekonomi. Selain ekonomi moneter, mahasiswa bisa memilih ekonomi perencanaan. “Ekonomi perencanaan adalah ilmu yang memberikan kontribusi perencanaan kepada pemerintah daerah maupun pusat untuk pemerataan pembangunan,” terang Muryani. Bila mahasiswa cenderung tertarik dengan perdagangan lintas negara, mahasiswa bisa memilih peminatan ekonomi internasional. Dalam ekonomi internasional, mahasiswa bisa belajar banyak tentang keuangan internasional, hingga kebijakan perdagangan internasional. Persoalan di bidang energi juga turut dipelajari oleh mahasiswa yang memilih minat ekonomi lingkungan. “Menurut saya, ini adalah ilmu yang menjadi tren di masa depan karena persoalan lingkungan dihadapi oleh seluruh dunia. Jadi, akan selalu in,” tutur Muryani yang juga penulis artikel “The Negative Impact of Avian Flu on Economy” dalam Asian Social Economic Journal tahun 2014. Di rumpun peminatan ekonomi publik, mahasiswa belajar banyak
tentang persoalan yang menyangkut keuangan negara, seperti ekonomi kelembagaan. Mengikuti perkembangan zaman Agar selalu responsif dengan perkembangan zaman, para pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi juga melakukan redesain kurikulum. Mulai tahun ajaran baru 2017, mahasiswa bisa memilih dan mengikuti empat mata kuliah baru. Keempatnya adalah ekonomi kemaritiman, ekonomi kesehatan, ekonomi politik, dan ekonomi strategi. “Kami ini mengikuti perkembangan jaman. Selalu memperhatikan permasalahan-permasalahan di masyarakat yang relevan. Relevan itu maksudnya yang muncul dan menjadi tren,” tutur Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UNAIR. “Mata kuliah Ekonomi Kemaritiman itu akan mensinkronkan dengan program negara. Kita (Indonesia) akan mengacu pada poros maritim. Kedua, Ekonomi Kesehatan. Ke depan, diprediksi masyarakat akan tambah makmur tetapi penyakit yang kaitannya dengan perekonomian itu erat. Mungkin orang itu semakin makmur tetapi muncul obesitas,” imbuh Muryani. “Ketiga, Ekonomi Politik. Mengingat keputusan-keputusan politik berdampak pada kondisi perekonomian. Mahasiswa maupun masyarakat dapat wawasan tentang ilmu Ekonomi Politik. Keempat, adalah Ekonomi Strategi. Ekonomi Strategi berkaitan dengan bisnis. Walaupun Ilmu Ekonomi, orang harus memiliki wawasan bisnis yang di mana itu jadi core manajemen. Siapa tahu nanti dia kalau lulus tidak harus apply ke pemerintahan tetapi bisa berwirausaha,” pungkasnya. Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Bersiap Menuju Denali, Para Atlet Seret Ban Truk di Cangar UNAIR NEWS – Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Airlangga (WANALA) yang tergabung dalam tim Airlangga Indonesia Denali Exepedition (AIDEX) kembali menempa fisik. Kali ini, calon atlet AIDEX berlatih melakukan teknik sledding (menyeret ban truk) dan menggendong beban di jalanan menanjak penuh tikungan di Cangar, Pacet, Mojokerto. Pelatihan yang dilakukan, Sabtu (11/2), ini merupakan aktivitas pengganti trail running yang biasanya dilaksanakan dua minggu sekali di kawasan Gunung Arjuno. Kegiatan sledd ini diikuti oleh 4 orang calon atlet, yaitu Septian Rio, Muhammad Faishal Tamimi, Yasak, Moch Roby Yahya. Selain tim atlet ada pula tim pendukung dari anggota WANALA yaitu Ignatius Cristian Wicaksono (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Novi Dwanty (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Panji Layang (Fakultas Ilmu Budaya), Nahdiyatul Ifa (Fakultas Vokasi), serta Revin Gilang (FIB). Para calon atlet mulai mendaki pada ketinggian 678 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan titik akhir berada di ketinggian 1.610 mdpl. Para atlet harus menempuh jarak sejauh 19,6 kilometer dari bumi perkemahan Obech ke Pemandian Air Panas Cangar. “Sledd ini dimulai dari Basecamp obech camping ground Pacet menuju pemandian air panas Cangar dan kembali lagi ke titik start,” terang Faishal.
Menurut Faishal, tim operasional ini bertugas untuk menyertai para calon atlet karena kondisi wilayah Cangar yang cukup ramai. Selain itu, tim operasional juga berperan sebagai tim medis, dokumentasi kegiatan, dan konsumsi. “Pada pukul 07.00 tim melakukan sarapan pagi, kemudian pukul 07.45 tim melakukan pemanasan dilanjutkan dengan doa dan mulai start kegiatan mountaineering ini pada jam 7.56 pagi dengan cuaca mendung mesra dengan kondisi berkabut. Namun, pada jam 10 pagi, cuaca sangat tidak mendukung dengan adanya hujan angin yang cukup deras. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat juang para tim ekspedisi,” terang Faishal. “Tim sampai di pemandian air panas cangar pada pukul 14.04 kemudian tim melakukan makan siang dan istirahat hingga pukul 15.30 dan dilanjutkan perjalanan kembali ke basecamp hingga pukul 18.10,” imbuhnya. Berdasarkan pengukuran termometer, suhu terpanas pada waktu itu mencapai 28,9C, sedangkan suhu terdingin ketika hujan angin yaitu 19,8C. Menurut Yasak, kondisi di Cangar memang jauh berbeda dengan Denali. Namun, dengan kondisi tempat latihan yang cukup menanjak, bisa dijadikan sebagai sarana bagi para atlet berlatih. “Kondisi ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan di Alaska, bisa saja blizzard (angin keras dan dingin disertai salju, red) terjadi secara tiba-tiba, dengan cuaca ekstrem yang seperti ini mampu menambah semangat para atlet untuk tabah sampai akhir,” tutur Yasak.
Penulis: Wahyu Nur Wahid (tim AIDEX) Editor: Defrina Sukma S