Menkokesra membuka Sesi Satelit ATFOA: ‘Localizing Three Zeroes and Innovation in ASEAN Countries’ pada The 11th International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP 11), Bangkok, Thailand, 19-22 November 2013 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Republik Indonesia selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional membuka Sesi Satelit: ‘Localizing Three Zeroes and Innovation in ASEAN Countries’ pada hari Rabu, 20 November 2013 bertempat di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand. Sesi ini diselenggarakan oleh ASEAN Secretariat sebagai bentuk peran serta ATFOA (ASEAN Task Force on AIDS) dalam the 11th International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP 11) yang digelar pada tanggal 19 – 22 November 2013 di Bangkok, Thailand. Indonesia dipilih untuk menjadi lead-country inisiatif Menkokesra selaku Ketua KPA Nasional ASEAN Cities Getting to Zero, dimana inisiatif ini membuka Sesi Satelit ATFOA bertujuan untuk memperkuat komitmen para pemimpinnya, dalam merealisasikan ‘Getting to Zero: Zero New HIV Infection, Zero AIDS related deaths, Zero Discrimination’. Dalam sambutan pembukaannya, Menkokesra menyampaikan kegembiraannya dapat secara langsung terlibat di dalam sesi yang membahas mengenai ASEAN Cities Getting to Zero dimana Indonesia merupakan lead-country inisiatif ini. Pada kesempatan tersebut, Menkokesra menyampaikan penghargaannya kepada 13 kota di ASEAN yang berpartisipasi dalam ASEAN Cities Getting to Zero yaitu: Battambang (Cambodia), Kabupaten Badung (Indonesia), Denpasar (Indonesia), Jakarta Barat (Indonesia), Hardxayfong (Lao PDR), Saysettha of Vientiane Capital (Lao PDR), Malacca (Malaysia), Mawlamyaing Mon State (Myanmar), Quezon (Filipina), Payao (Thailand), Bangkok (Thailand), Can Tho (Vietnam) dan Danang (Vietnam), untuk kerjasama dan kemitraan yang telah terjalin. Menkokesra berharap, kolaborasi dan kemitraan yang telah terjalin antar kota-kota tersebut dapat terus dipertahankan.
1
Menkokesra mengungkapkan keyakinannya, bahwa dengan adanya komitmen yang kuat dan upaya maksimal di tiap kota serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keunikan lokal, ASEAN akan mampu mencapai Three Zeroes: Zero New-HIV Infection, Zero AIDSrelated deaths, and Zero Discrimination pada tahun 2015; “A strategy has been formed to reach ‘Getting to Zero in 2015’. Each country has its own formula to address HIV and AIDS issue respectively. The pledge itself is indeed a bold ambition, yet I have a strong faith that we can extend our hopes Menkokesra bersama Director of the UNAIDS Regional and efforts to finally reach ‘Getting to Zero: Support Team for Asia and the Pacific, Steve Krauss (paling Zero New HIV Infection, Zero AIDS related kiri) deaths, Zero Discrimination’ in 2015.” Getting to Zero: Zero New HIV Infection, Zero AIDS related deaths, Zero Discrimination Strategi 2011 – 2015, MENCAPAI NOL (the 2011-2015 Strategy, GETTING TO ZERO) pertama kali diluncurkan dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York Juni 2011, dengan agenda global untuk memutus jalur epidemi HIV. Tiga strategi yang secara signifikan akan mengubah respon HIV global yaitu; (1) Revolusi dalam pencegahan HIV, (2) Percepatan fase lanjut dalam upaya pengobatan, perawatan dan dukungan, (3) Mengedepankan hak asasi manusia dan kesetaraan jender dalam penanggulangan AIDS. Pemimpin ASEAN menguatkan inisiatif ini dalam Pertemuan Puncak Negara-Negara ASEAN ke-19 (the 19th ASEAN Summit), di Bali, Indonesia melalui deklarasi tingkat tinggi: ‘Getting to Zero: Zero New HIV Infection, Zero AIDS related deaths, Zero Discrimination’ atau tidak ada lagi penularan HIV baru, tidak ada lagi orang yang meninggal karena AIDS dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA. Strategi yang disepakati oleh negara-negara anggota ASEAN antara lain; (a) Pendekatan tentang mengatasi hambatan kebijakan dan hukum secara efektif, (b) Penguatan pelayanan kepada kelompok sasaran yang akan membuka perspektif penyedia dan pengguna layanan untuk mendesain sistem pelayanan berporos. Hal tersebut juga akan mengatasi masalah kualitas layanan dan juga mempertahankan perilaku positif di antara populasi kunci sasaran, (c) Peran sentral dari partisipasi komunitas dalam perencanaan dan penyampaian layanan, (d) Pengumpulan informasi strategis untuk mendesain pendekatan inovatif yang efektif, (e) Keberlangsungan program melalui kesinambungan pembiayaan dan sumber daya manusia dari tingkat negara, propinsi atau kota, mitra dan proyek yang berlangsung di dalam kota dan (f) Mobilisasi mitra dari pihak adminitrasi kota (polisi dan pemangku kebijakan lain).
2
ASEAN Cities Getting to Zero Sebagai lead-country inisiatif ASEAN Cities Getting to Zero, telah banyak hal yang dilakukan oleh Indonesia terkait penguatan komitmen para pemimpin baik di tingkat nasional maupun di daerah untuk dapat merealisasikan ‘Getting to Zero: Zero New HIV Infection, Zero AIDS related deaths, Zero Discrimination’. Selain itu, dianggap penting untuk memperkuat kerjasama Selatan – Selatan (South to South Cooperation), untuk memastikan bahwa wilayah antara negara dapat mengontrol epidemi dengan tepat secara bersama dan untuk membangun kepemilikan bersama atas penanggulangan AIDS di antara negara-negara anggota ASEAN. Delapan Negara anggota ASEAN memilih 12 kota sebagai tempat pengamatan, penilaian dan penetapan garis dasar (baseline) untuk mengidentifikasi titik kunci kesuksesan dan kelemahan upaya penanggulangan AIDS dalam rangka mencapai deklarasi ‘Getting to Zero’, yaitu: Kota Battambang (Cambodia), Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Jakarta Barat (Indonesia), Vientiane (Ibukota Laos), Kota Malaka (Malaysia), Kota Mawlamyaing (Myanmar), Kota Quezon (Filipina), Kota Bangkok dan Propinsi Payao (Thailand) serta Kota Can Tho dan Da Nang (Vietnam). Kota-kota di ASEAN ini yang kemudian merupakan sebuah kesempatan bagi ASEAN dalam menampilkan bentuk kerjasama yang telah diimpikan sebagai satu visi, satu identitas, satu komunitas (One ASEAN Community). ‘Ending AIDS in Indonesia’ Selain sesi satelit yang digelar oleh ASEAN Secretariat, Indonesia juga menyelenggarakan Sesi Simposium: ‘Ending AIDS in Indonesia’ yang diadakan pada hari Kamis, 21 November 2013 bertempat di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand. Sesi ini dibuka dengan sambutan dari Direktur Jendral (Dirjen) Pengendalian Sekretaris KPAN berfoto bersama Wakil Gubernur Bali, Wakil Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Bupati Bintan, Wakil Bupati Merauke, Deputi III Kemenkokesra (P2PL), Kementerian Kesehatan, Prof. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), yang hadir mewakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang membatalkan kunjungannya ke Bangkok, Thailand. Sesi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengangkat profil Negara Indonesia di mata internasional, serta menunjukkan upaya-upaya yang telah dilakukan di
3
Indonesia di dalam penanggulangan AIDS di Indonesia serta untuk mendiskusikan hal-hal yang masih perlu dilakukan di masa mendatang. Turut hadir pada sesi ini adalah Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta; Wakil Bupati Bintan, Khazalik; dan Wakil Bupati Merauke: Sunarko Sukiman Kromokarso yang mempresentasikan berbagai upaya yang telah dilakukan di daerah masing-masing. International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) merupakan forum pertemuan regional terbesar se-Asia Pacific dua-tahunan yang diselenggarakan secara bergiliran di antara Negara-negara di wilayah Asia Pacific. Selama lebih dari 20 tahun, ICAAP memegang peranan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, membangun komitmen politik para pemimpin, memperkuat jaringan advokasi, dan menyebarluaskan pengetahuan dan informasi mengenai HIV dan AIDS di antara populasi yang terdampak HIV. Pada tahun 2009, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan ICAAP ke-9 di Bali, dihadiri oleh lebih dari 5000 orang. Peran Indonesia dalam wilayah Asia Pasifik, cukup besar, tidak hanya pernah menjadi tuan rumah ICAAP9 di Bali namun juga perannya dalam inisitiatif ASEAN Cities Getting To Zero, yang merupakan upaya nyata untuk mengimplementasikan tidak hanya Deklarasi AIDS sedunia tetapi juga se-ASEAN tentang Three Zeros. Partisipasi Indonesia dalam kongres ini menjadi penting untuk dipertahankan. Tahun 2013, tuan rumah ICAAP ke-11 adalah Thailand, dan diselenggarakan pada tanggal 19-22 November 2013 di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand, dengan mengangakt tema Asia/Pacific - Reaching Triple Zero: Investing in Innovation. Triple zero yang dimaksud adalah zero new infection, zero discrimination and zero AIDS relateddeaths. Secara umum, kongres ini merupakan kesmpatan dan komitmen dari masyarakat Asia Pasifik dalam pengembangan pemahaman dan pengetahuan, good practices serta pembelajaran dari upaya akselerasi atau percepatan penanggulangan AIDS di daerah tersebut. ICAAP 11 menggelar 3 (tiga) sesi pleno dengan topik: (1) Getting to zero new HIV infection in Asia and Pacific: Possible or Impossible dream?; (2) Getting to zero new AIDS-related deaths: What works and how to change the game?; dan (3) Challenging discrimination against key populations in Asia and the Pacific, dan menghadirkan sedikitnya 5000 orang sebagai peserta dan pembicara. Selain sesi pleno, digelar pula sebanyak 27 sesi simposium, 58 sesi satelit, 37 sesi peningkatan kapasitas dan 23 sesi diskusi abstrak poster. Lebih dari 1000 eposter mengenai program yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik sektor pemerintah, akademisi, mitra nasional dan internasional, peneliti, petugas medis, organisasi masyarakat
4
sipil, individu dan perusahaan swasta yang peduli terhadap isu HIV dan AIDS disediakan oleh panitia untuk dipelajari oleh seluruh peserta ICAAP 11. Program dalam ICAAP 11 dikhususkan untuk dapat memenuhi kebutuhan komunitas antara lain dengan adanya diskusi pemimpin, ilmiah, komunitas dan program remaja. Selain itu, secara khusus sesi-sesi dalam ICAAP 11 akan berfokus pada tantangan yang dihadapi di setiap Negara dan upaya serta inovasi dan investasi yang telah dilakukan untuk dapat mencegah dan menanggulangi HIV dan AIDS di wilayah Asia Pacific.
***
5