BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1
Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatatif.
Menurut Noor (2012, 38), pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Menurut Zikmund dan Babin (2007, 130), pendekatan kuantitatif membutuhkan pengukuran numerik yang kemudian dianalisis. Definisi serupa menyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif menggunakan angka sebagai representasi suatu karakteristik (Hair et al. 2007, 424). Berdasarkan metode penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Noor (2012, 38), penelitian survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek (populasi). Survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei. Dalam buku berjudul Metode Research, Nasution (2007, 25) menjelaskan bahwa survei dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Teknik pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan melalui survei dengan maksud memperoleh penjelasan (explanatory atau confirmatory) untuk
73
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis (Effendi & Tukiran 2012, 4). Menurut Masri Singarimbun (2008, 3), dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dan secara umum dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Effendi dan Tukiran menyatakan bahwa ciri khas penelitian survei adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner (2012, 24). Nasution (2007, 26) mengungkapkan hal serupa, bahwa untuk memperoleh data atau keterangan dari sampling maka dapat digunakan kuesioner atau angket. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengetahui hubungan antara brand positioning produk pembalut wanita merek Laurier dengan keputusan pembelian Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010. Berdasarkan kamus Webster (Suhardono 2001, 1), survei merupakan sebuah pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap beberapa aspek dari suatu area atau kelompok tertentu. Notoatmodjo juga menjelaskan bahwa survei ialah suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi atau penyelenggaraan suatu program, kemudian hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut (Sandjaja & Heriyanto 2006, 111). Menurut Riduwan (2009, 49), penelitian survei biasanya dilakukan untuk 74
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat masyarakat (Arikunto 2005, 236). Menurut Effendi dan Tukiran (2012, 24) salah satu keuntungan utama dari metode penelitian survei adalah kemungkinan pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. Berdasarkan fungsi waktu, penelitian yang dilakukan bersifat cross-sectional, yang berarti data dikumpulkan hanya sekali dalam suatu periode (hari, minggu, atau bulan) guna menjawab rumusan masalah (Sekaran, 2000, 138). IV.2 Operasionalisasi Konsep Melakukan operasionalisasi konsep (concept atau construct) berarti memberian arti pada suatu konsep dan menjadikannya dapat diukur (Sekaran, 2000, 78). Jalaluddin Rakhmat dalam buku berjudul Metode Penelitian Komunikasi (1998, 12) menyatakan hal serupa bahwa konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur. Menurut Zikmund dan Babin (2007, 311), proses operasionalisasi ialah proses yang meliputi identifikasi skala yang sesuai dengan konsep yang digunakan. De Vaus (2002, 14) mengungkapkan hal serupa, dimana proses operasionalisasi adalah proses menerjemahkan konsep abstrak menjadi sesuatu yang lebih konkrit dan dapat diukur. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998, 12), mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk yang dapat diukur disebut operasionalisasi. Proses ini dikatakan penting karena setiap variabel akan menyajikan skor nominal yang digunakan untuk mengukur suatu konsep dalam pendekatan kuantitatif (Hair et al., 2007, 217). Penelitian yang dilakukan ini bersifat deduktif, dengan artian menjelaskan teori, melakukan generalisasi atau mengaitkan fenomena yang terjadi dengan teori 75
secara menyeluruh (Fielding & Gilbert, 2000, 6). Menurut Wallace (Effendi & Tukiran 2012, 25) kontrol metodologis pertama ialah deduksi logika. Akan tetapi, karena teori adalah informasi ilmiah yang bersifat abstrak, belum tentu teori yang ada dapat langsung digunakan dalam penelitian yang ingin dilakukan oleh seorang peneliti. Melalui deduksi logika, teori yang abstrak diterjemahkan menjadi hipotesis, yakni informasi ilmiah yang lebih spesifik sesuai dengan tujuan penelitian (Effendi & Tukiran 2012, 26). Hipotesis menginformasikan tentang variabel-variabel penelitian dan hubungannya. Dalam penelitian ini, variabel bebas yang akan diuji ialah brand positioning Laurier sebagai salah satu keputusan mendasar (fundamental decisions) dalam program komunikasi pemasaran terpadu (Shimp 2010, 20) PT Kao Indonesia sebagai perusahaan penyedia produk. Variabel terikat yang akan diukur ialah keputusan pembelian mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010. Keputusan pembelian ialah bagian dari perilaku konsumen terhadap stimuli yang diberikan melalui brand positioning Laurier. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur adanya korelasi atau hubungan sebab-akibat antara kedua variabel, yakni variabel yang satu mempengaruhi variabel lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan kausal antara brand positioning produk pembalut wanita merek Laurier dengan keputusan pembelian mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009-2010.
76
Berikut ini ialah operasionalisasi dari setiap dimensi dalam strategi positioning untuk membedakannya dengan kompetitornya: 1. Attribute positioning Dimensi ini mengukur apakah produk pembalut wanita merek Laurier diposisikan memiliki atribut, ciri-ciri, atau fitur khusus sebagai keunggulan yang membedakannya dari pesaing oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010 sebagai pengguna produk. Kriteria yang digunakan untuk mengukur posisi ini adalah derajat kepentingan (importance), keunikan (distinctiveness), dan dapat dikomunikasikan (communicability) yang terdapat dalam produk Laurier. Tabel IV.1 Operasionalisasi Konsep Dimensi Attribute Positioning
Variabel
Dimensi
Brand Positioning
Attribute Positioning
Indikator
Skala
1. Menjadi suatu hal yang penting bagi Likert konsumen untuk menggunakan produk (1-5) pembalut merek Laurier 2. Produk pembalut wanita merek Laurier yang lebih tipis (thinner) menarik perhatian konsumen 3. Produk pembalut wanita merek Laurier yang lebih tipis (thinner) menjadi keunggulan produk 4. Produk pembalut wanita merek Laurier mudah dikenali konsumen 5. Kemasan produk pembalut wanita merek Laurier lebih unik dari produk merek lain yang sejenis bagi konsumen 6. Kemasan produk pembalut wanita merek Laurier mudah dikenali konsumen 7. Rasa nyaman saat digunakan tampak dari produk pembalut wanita merek Laurier 77
Sumber: Olahan Peneliti 2012
2. Benefit positioning Dimensi ini mengukur apakah posisi produk pembalut wanita merek Laurier memberikan penawaran keuntungan yang spesifik bagi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009-2010. Keuntungan yang spesifik tersebut meliputi fitur produk secara fungsional dan juga manfaat yang diberikan brand secara non-fungsional. Fitur produk secara fungsional yang dimaksud ialah kenyamanan penggunaan produk berdasarkan varian produk yang beragam sesuai kebutuhan pengguna, produk pembalut yang lebih tipis, dan packaging produk. Sedangkan manfaat yang diberikan brand secara non-fungsional, yakni nilai emosional melalui brand positioning statement Kapan
Aja” dalam
“Nyaman
iklan komersial produk pembalut wanita merek
Laurier di televisi. Tabel IV.2 Operasionalisasi Konsep Dimensi Benefit Positioning
Variabel Brand Positioning
Dimensi Benefit positioning
Indikator
Skala
1. Produk pembalut wanita merek Laurier Likert dengan teknologi daya serap tinggi (1-5) (quick-lock system) adalah benefit produk yang menjawab kebutuhan konsumen 2. Varian produk pembalut yang terbagi atas pembalut siang dan malam (lebih panjang), merupakan benefit produk pembalut wanita merek Laurier yang menjawab kebutuhan konsumen 3. Produk pembalut wanita merek Laurier yang lebih tipis (thinner) sesuai dengan kebutuhan konsumen 4. Produk pembalut wanita merek Laurier dapat dibersihkan dengan air (dicuci 78
setelah pemakaian) 5. Kemasan produk pembalut wanita merek Laurier mudah dibuka 6. Tagline Laurier “Nyaman Kapan Aja” dalam iklannya di televisi menarik bagi konsumen Sumber: Olahan Peneliti 2012
3. Use or application positioning Penentuan posisi ini dilakukan dengan menonjolkan seperangkat nilai penggunaan dan penerapan sebagai unsur yang ditonjolkan. Pada dimensi ini, mengukur apakah produk pembalut wanita merek Laurier diposisikan oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010, sebagai produk pembalut wanita yang nyaman digunakan pada saat menstruasi sesuai dengan brand positioning statement Laurier yaitu “Nyaman Kapan Aja”. Selain itu, cara ini juga digunakan untuk mengetahui apakah iklan komersial di televisi, kemasan, dan in-store display produk pembalut wanita merek Laurier menggambarkan sejumlah kegunaan produk ini sebagai pembalut yang nyaman digunakan.
79
Tabel IV.3 Operasionalisasi Konsep Dimensi Use or Application Positioning
Variabel
Dimensi
Brand Positioning
Use or application positioning
Indikator
Skala
1. Produk pembalut wanita merek Laurier Likert nyaman digunakan pada saat menstruasi (1-5) 2. Pembalut wanita merek Laurier mudah digunakan (praktis) pada saat digunakan 3. Dalam melakukan berbagai kegiatan yang padat (di siang hari) produk pembalut wanita merek Laurier yang lebih tipis nyaman digunakan pada saat menstruasi 4. Produk pembalut wanita merek Laurier yang lebih tipis nyaman digunakan ketika tidur di malam hari 5. Tagline Laurier “Nyaman Kapan Aja” sesuai dengan produk pembalutnya yang nyaman digunakan 6. Iklan pembalut wanita merek Laurier di televisi menunjukkan bahwa produknya nyaman digunakan 7. Kemasan Laurier mengkomunikasikan kepada konsumen kegunaan produk yang nyaman dipakai dalam berbagai aktivitas saat menstruasi 8. Display produk Laurier di toko (in-store display) mengkomunikasikan kegunaan produk kepada konsumen
Sumber: Olahan Peneliti 2012
4. User positioning Dimensi ini menguji apakah produk pembalut wanita merek Laurier diposisikan sesuai dengan kepribadian mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009-2010 sebagai pengguna produk. Pemosisian tersebut berdasarkan demografis, behavioral, benefits or satisfaction desired, dan psikografis sesuai dengan karakteristik target pasar Laurier itu sendiri.
80
Tabel IV.4 Operasionalisasi Konsep Dimensi User Positioning
Variabel
Dimensi
Brand User Positioning positioning
Indikator
Skala
1. Iklan pembalut wanita merek Laurier di Likert televisi menggambarkan kepribadian (1-5) penggunanya 2. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan produktif (15-35 tahun) 3. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan dengan kepribadian yang aktif 4. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan yang percaya diri 5. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan dengan kepribadian yang dinamis 6. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier ialah perempuan yang mencari rasa nyaman 7. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan dengan kepribadian yang mudah bersosialisasi (sociable) 8. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan yang inisiatif 9. Pengguna produk pembalut wanita merek Laurier tergolong perempuan dengan kepribadian ice breaker
Sumber: Olahan Peneliti 2012
5. Competitor Positioning Dalam dimensi ini, pengukuran yang dilakukan mengacu kepada apakah merek pembalut wanita Laurier diposisikan lebih baik atau unggul secara keseluruhan dibandingkan dengan pesaingnya. Kriteria yang digunakan ialah varian produk, kualitas produk, kemasan produk, tagline sekaligus brand positioning statement Laurier “Nyaman Kapan Aja”, dan iklan
81
pembalut wanita merek Laurier yang membedakannya dengan pesaing di kategori ini. Tabel IV.5 Operasionalisasi Konsep Dimensi Competitor Positioning
Variabel
Dimensi
Brand Competitor Positioning Positioning
Indikator
Skala
1. Varian produk pembalut wanita merek Likert Laurier lebih menarik dibandingkan (1-5) dengan kompetitornya 2. Kualitas produk pembalut wanita merek Laurier lebih baik daripada kompetitor dalam kategori produk serupa 3. Kemasan produk pembalut wanita merek Laurier lebih baik daripada kompetitor dalam kategori produk serupa 4. Kemasan produk pembalut wanita merek Laurier lebih menarik daripada kompetitor dalam kategori produk serupa 5. Tagline Laurier “Nyaman Kapan Aja” lebih menarik daripada tagline kompetitor dalam kategori produk serupa 6. Tagline Laurier “Nyaman Kapan Aja” lebih mudah diingat daripada tagline pembalut wanita lainnya 7. Iklan pembalut wanita merek Laurier lebih menarik daripada iklan pembalut wanita lainnya 8. Iklan pembalut wanita merek Laurier lebih mudah diingat daripada iklan pembalut wanita lainnya
Sumber: Olahan Peneliti 2012
6. Product category positioning Pada dimensi ini, menguji apakah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010,
memposisikan,
produk pembalut wanita merek Laurier memposisikan dirinya sebagai
82
produk yang unggul dibandingkan dengan kategori produk sanitary napkins lainnya, yaitu panty liners dan tampon. Tabel IV.6 Operasionalisasi Konsep Dimensi Product Category Positioning
Variabel Brand Positioning
Dimensi Product category positioning
Indikator
Skala
1. Kategori produk pembalut wanita Likert merek Laurier menawarkan (1-5) beragam varian yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen daripada kompetitor dalam kategori produk serupa 2. Merek Laurier diasosiasikan identik dengan kategori produk pembalut wanita oleh konsumennya 3. Produk pembalut wanita merek Laurier merupakan produk yang paling unggul diantara kategori produk sanitary napkins lainnya 4. Produk pembalut wanita merek Laurier menjawab kebutuhan konsumen terhadap kategori produk pembalut wanita
Sumber: Olahan Peneliti 2012
7. Quality or price positioning Dimensi ini menguji apakah harga produk pembalut wanita merek Laurier terjangkau dan sesuai dengan standarisasi kualitas produknya bagi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010.
83
Tabel IV.7 Operasionalisasi Konsep Dimensi Quality or Price Positioning
Variabel
Dimensi
Brand Positioning
Quality or price positioning
Indikator
Skala
1. Harga produk pembalut wanita Likert merek Laurier terjangkau bagi (1-5) konsumennya 2. Produk pembalut wanita merek Laurier memiliki kualitas tinggi 3. Harga produk pembalut wanita merek Laurier sesuai dengan daya beli konsumen dengan tingkat ekonomi menengah ke atas 4. Harga produk pembalut wanita merek Laurier sesuai dengan kualitas produknya
Sumber: Olahan Peneliti 2012
Berikut adalah operasionalisasi konsep dari setiap dimensi dalam keputusan pembelian: 1. Pilihan Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang–orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.
84
Tabel IV.8 Operasionalisasi Konsep Keputusan Pembelian Dimensi Pilihan Produk
Variabel Keputusan Pembelian
Dimensi Pilihan produk
Indikator 1. Konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier karena memiliki kebutuhan terhadap produk tersebut 2. Konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier karena kualitas yang baik 3. Konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier karena produknya nyaman digunakan 4. Konsumen mengambil keputusan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier karena produknya terdepan dalam inovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya
Skala 1-5
Sumber: Olahan Peneliti 2012
2. Pilihan merek Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen dalam memilih merek. Tabel IV.9 Operasionalisasi Konsep Keputusan Pembelian Dimensi Pilihan Merek
Variabel
Dimensi
Keputusan
Pilihan
Pembelian
merek
Indikator 5. Pembalut wanita merek Laurier merupakan merek yang muncul pertama kali dalam pikiran konsumen saat memutuskan membeli kategori produk pembalut wanita 6. Merek Laurier merupakan pilihan yang tepat karena memberikan rasa percaya 7. Merek Laurier merupakan pilihan yang tepat karena memberikan rasa aman 8. Merek Laurier merupakan pilihan yang tepat karena memberikan rasa puas bagi konsumennya
Skala 1-5
Sumber: Olahan Peneliti 2012
85
3. Pemilihan Saluran Pembelian Konsumen harus memutuskan penyalur mana yang akan dikunjungi. Dalam menentukan penyalur, konsumen mempunyai pandangan yang berbeda-beda, bisa dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja dan lain sebagainya. Tabel IV.10 Operasionalisasi Konsep Keputusan Pembelian Dimensi Pemilihan Saluran Pembelian
Variabel Keputusan Pembelian
Dimensi Pemilihan saluran pembelian
Indikator 9. Konsumen memutuskan membeli produk pembalut wanita merek Laurier dari sebuah merek melalui penyalur yang dekat dengan tempat tinggal 10. Konsumen membeli produk pembalut wanita merek Laurier dari sebuah merek melalui penyalur yang menyediakan barang lengkap
Skala 1-5
Sumber: Olahan Peneliti 2012
4. Penentuan Waktu Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbedabeda tergantung dari kebutuhan produk yang akan dibelinya.
86
Tabel IV.11 Operasionalisasi Konsep Keputusan Pembelian Dimensi Penentuan Waktu
Variabel Keputusan Pembelian
Dimensi Penentuan Waktu
Indikator 11. Konsumen memutuskan membeli produk pembalut wanita merek Laurier setiap kali mengalami siklus menstruasi 12. Konsumen memutuskan membeli produk pembalut wanita merek Laurier secara berkala 13. Konsumen memutuskan membeli produk pembalut merek Laurier minimal sekali setiap bulannya 14. Konsumen memutuskan membeli produk pembalut wanita merek Laurier lebih dari satu kali dalam sebulan
Skala 1-5
Sumber: Olahan Peneliti 2012
5. Jumlah pembelian Konsumen dalam hal ini ialah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010 dapat mengambil keputusan mengenai seberapa banyak jumlah produk yang akan dibelinya pada suatu saat atau pembelian. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu.
87
Tabel IV.12 Operasionalisasi Konsep Keputusan Pembelian Dimensi Jumlah Pembelian
Variabel Keputusan Pembelian
Dimensi Jumlah pembelian
Indikator Skala 15. Konsumen memutuskan untuk 1-5 membeli produk pembalut wanita merek Laurier minimal satu bungkus dalam sekali pembelian 16. Konsumen memutuskan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier lebih dari satu bungkus dalam sekali pembelian 17. Konsumen memutuskan untuk membeli produk pembalut wanita merek Laurier lebih dari satu varian (pembalut untuk siang dan malam) setiap pembelian
Sumber: Olahan Peneliti 2012
IV.3 Teknik Pengukuran Kuesioner yang disebarkan menggunakan skala Likert, yakni skala yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang mengenai suatu kejadian atau gejala sosial (Riduwan 2009, 86).
Zikmund dan Babin (2010, 255)
mendefinisikan likert scale sebagai berikut: Likert scale is a measure of attitudes designed to allow respondents to rate how strongly they agree or disagree with carefully constructed statements, ranging from very positive to very negative attitudes toward some object.
Skala Likert adalah pengukuran terhadap sikap yang dirancang untuk memungkinkan responden untuk menilai seberapa kuat mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan terkonstruksi, mulai dari sangat positif hingga sikap yang sangat negatif terhadap beberapa objek. Sikap atau pendapat sangat penting dalam survei karena hal tersebut merupakan penunjuk motivasi seseorang (Hague 1995, 47). 88
Pilihan jawaban yang ditawarkan dalam penelitian ini dilambangkan dengan angka satu sampai lima, dimana setiap angka mewakili pernyataan atau dukungan sikap sebagai berikut (Riduwan 2009, 86): 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju IV.4
Populasi Menurut Hair et al. (2007, 170), populasi adalah sekelompok orang yang
memiliki pengetahuan akan topik tertentu. Sekaran (2000, 266) menyatakan hal yang serupa bahwa populasi mengacu kepada sekelompok orang yang ingin diselidiki oleh peneliti. Menurut Riduwan (2009, 170) yang mengutip pernyataan Sugiyono (2002) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pemahaman tersebut penelitian ini diadakan dengan melakukan survei terhadap populasi yang terdiri dari objek dan subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga maka penelitian yang akan dilakukan tidak melibatkan semua populasi yang ada. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya akan mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan yakni mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita 89
Harapan angkatan 2009 dan 2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Pelayanan Administrasi Akademik (ADAK) Universitas Pelita Harapan, maka diketahui bahwa jumlah total populasi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010 berjumlah 125 mahasiswi, yang terdiri dari: 1. Populasi mahasiwsi Fakultas Kedokteran angkatan 2009 berjumlah 56 orang 2. Populasi mahasiwsi Fakultas Kedokteran angkatan 2010 berjumlah 69 orang. Penentuan ini dengan pertimbangan bahwa bagian yang diambil tersebut mewakili bagian lain yang diteliti. IV.5 Sampel Sekaran (2000, 267) mendefinisikan sampel sebagai: A subset of the population.
Menurut Hair et al. (2007, 170), sampel merupakan bagian dari populasi yang cukup detail. Sedangkan Arikunto (Riduwan 2009, 56) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data. Sampel dalam penelitian ini meliputi mahasiswi Fakultas Kedokteran angkatan 2009 dan 2010 di Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang.
90
Penelitian ini menggunakan probability sampling, yaitu sampling yang mana yang akan dipilih antara lain bergantung pada masalah yang dihadapi serta tujuan yang ingin dicapai (Nasution 2007, 87). Di samping itu ada lagi pertimbangan-pertimbangan lain mengenai besar populasi dan jumlah sampel yang diperlukan, biaya yang tersedia dan kemungkinan serta kemudahan untuk memperoleh sampel itu guna penelitian. Cara menentukan jumlah elemen atau anggota sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Slovin (Noor 2011, 158), sebagai berikut:
n=
N 1 + N x e2
(
)
Di mana: n = Jumlah elemen atau anggota sampel N = Jumlah elemen atau anggota populasi e = Error level (tingkat kesalahan) (dalam penelitian ini digunakan 5% atau 0,05) Maka:
n=
125 = 95,238095, atau dibulatkan menjadi 95 orang 1 + 125 x 0,052
(
)
Sampling yang digunakan ialah metode simple random sampling, yaitu
sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Effendi & Tukiran 2012, 158). Dalam prakteknya digunakan 91
sampling acakan secara undian, yakni tiap unsur dari populasi diberi masing-
masing satu nomor secara berturut pada secarik kertas, dimasukkan ke dalam kotak, lalu dikocok agar bercampur (Nasution 2007 ,88). Peneliti menutup mata dengan kain atau sapu tangan, kemudian mengambil kertas bernomor itu satu per satu sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan. Peneliti memberikan nomor urut kepada setiap nomor induk mahasiswa dari 125 populasi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dan mengundinya hingga keluar 95 nomor induk mahasiswa sebagai responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Kuesioner dibagikan selama tiga hari, yakni pada tanggal 5 November 2012 sampai dengan 7 November 2012. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan karena sifat populasi dari penelitian ini homogen yakni mahasiswi kedokteran dan berada pada satu kawasan yang sama di kawasan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang. Pertimbangan-pertimbangan karakter sampel yang disebut responden dalam penelitian ini adalah: 1. Responden merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran angkatan 2009 dan 2010 di Universitas Pelita Harapan. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademis (ADAK) Universitas Pelita Harapan diketahui bahwa responden berusia antara 18-26 tahun
92
Beberapa pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan karakteristik target pelanggan produk pembalut wanita merek Laurier yang disesuaikan dengan data mengenai responden yang telah diperoleh dari Biro Administrasi Akademik (ADAK) Universitas Pelita Harapan. IV.6 Metode Pengumpulan Data
Menurut Ismulyana (Effendi & Tukiran 2012, 77) salah satu hal yang perlu dilakukan dalam persiapan penelitian adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan sumber-sumber informasi lainnya. Oleh sebab itu jenis sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Data Primer: Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner atau angket merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data (Singarimbun & Effendi 1989, 175). Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran seperangkat kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah disusun sedemikian rupa kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian, yakni mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010 yang menggunakan produk pembalut wanita merek Laurier. 2. Data Sekunder: Data sekunder diperoleh dari kepustakaan yang berasal dari berbagai buku, karya ilmiah atau penelitian sebelumnya, presentasi yang tidak dipublikasikan dari PT Kao Indonesia, dan sumber-sumber dari internet. 93
Hal tersebut dilakukan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang akan diteliti yakni brand positioning dan keputusan pembelian. IV.7 Metode Pengujian Data IV.7.1 Pretest
Melakukan pengujian pada kuesioner atau angket sebelum angket itu disebarkan merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan pertanyaan yang terdapat pada angket dapat dimengerti oleh responden (Sekaran, 2000, 248). Dengan kata lain, pretest dilakukan untuk menyempurnakan kuesioner (Singarimbun & Effendi, 1989, 183). Menurut Effendi dan Tukiran (2012, 138) jumlah responden untuk uji coba (pretest) disarankan berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, maka distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Asumsi kurva normal ini sangat diperlukan di dalam perhitungan statistik. Pretest meliputi uji validitas dan reliabilitas. Pengujian menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution), yaitu program komputer yang digunakan untuk analisis data dan banyak digunakan untuk berbagai penelitian skripsi atau tesis (Priyatno, 2010, 4). Pada penelitian ini pretest dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Responden tersebut ialah mahasiswi Universitas Pelita Harapan jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 dan 2010 yang dianggap memiliki kesamaan karakteristik dengan responden yang akan diteliti, yaitu mahasiswi Fakultas 94
Kedokteran Universitas Pelita Harapan angkatan 2009 dan 2010. Hal ini sesuai dengan syarat uji coba kuesioner yang diungkapkan oleh Effendi dan Tukiran (2012, 190), bahwa karakteristik responden yang akan digunakan untuk uji coba diusahakan mempunyai beberapa kesamaan dengan responden yang akan diteliti. IV.7.2 Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun & Effendi, 1989, 124). Menurut Riduwan (2009, 109) yang mengutip pernyataan Arikunto (1995), dimana validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Penelitian ini menggunakan skala Likert yang mengukur persepsi seseorang (Riduwan, 2009, 86). Pernyataan lain yang serupa diungkapkan oleh Hair et al. (2007, 426) menyatakan validitas sebagai tingkat akurasi, dimana mengukur kesesuaian konsep dengan apa yang seharusnya diukur. Pengukuran validitas yang sesuai ialah construct validity, yang digunakan dalam mengukur persepsi (Black, 1999, 298) dalam penelitian kuantitatif (Black, 1999, 194). Validitas konstruk bertujuan untuk melihat konsistensi antara konsep dengan definisi operasional (Black, 1999, 192). Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r (koefisien korelasi) hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan nilai r tabel (Sunyoto, 2011, 71) pada program SPSS. Butir kuesioner yang valid memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (Priyatno, 2010, 27). Untuk jumlah sampel (n) sebanyak 50, maka batasan nilai r tabel yang ditetapkan ialah 273 (Priyatno, 2010, 95
27). Maka dari itu, butir kuesioner dianggap valid apabila memiliki angka Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari .273 (Priyatno, 2010, 27). IV.7.2.1 Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas angket kepada 50 orang memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IV.13 Hasil Uji Validitas Attribute Positioning Item-Total Statistics Corrected ItemTotal Correlation X1_01
.337
X1_02
.420
X1_03
.394
X1_04
.422
X1_05
.607
X1_06
.708
X1_07
.561
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012 Tabel IV.14 Hasil Uji Validitas Benefit Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation X2_01
.677
X2_02
.628
X2_03
.679
X2_04
.642
X2_05
.616
X2_06
.696
X2_07
.443
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012
96
Tabel IV.15 Hasil Uji Validitas Use or Application Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation X3_01
.476
X3_02
.619
X3_03
.423
X3_04
.598
X3_05
.454
X3_06
.737
X3_07
.646
X3_08
.527
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012 Tabel IV.16 Hasil Uji Validitas User Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation X4_01
.675
X4_02
.705
X4_03
.704
X4_04
.731
X4_05
.880
X4_06
.512
X4_07
.761
X4_08
.756
X4_09
.642
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012
97
Tabel IV.17 Hasil Uji Validitas Competitor Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation X5_01
.568
X5_02
.695
X5_03
.712
X5_04
.760
X5_05
.546
X5_06
.604
X5_07
.772
X5_08
.686
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012 Tabel IV.18 Hasil Uji Validitas Product Category Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation X6_01
.524
X6_02
.358
X6_03
.587
X6_04
.630
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012 Tabel IV.19 Hasil Uji Validitas Quality or Price Positioning Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation
X7_01
.576
X7_02
.550
X7_03
.570
X7_04
.736
98
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012 Tabel IV.20 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation Y_01
.722
Y_02
.812
Y_03
.782
Y_04
.756
Y_05
.712
Y_06
.546
Y_07
.681
Y_08
.620
Y_09
.556
Y_10
.472
Y_11
.809
Y_12
.739
Y_13
.757
Y_14
.614
Y_15
.650
Y_16
.544
Y_17
.362
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012
IV.7.3 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan (Effendi & Tukiran 2012, 141). Menurut Sekaran (2000, 204), suatu ukuran dikatakan reliabel apabila memiliki stabilitas dan konsistensi. Singarimbun dan Effendi (1989, 122) juga menjelaskan bahwa reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
99
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Metode pengujian reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Alpha (coefficient alpha) atau disebut dengan Cronbach’s Alpha. Menurut Riduwan (2009, 128), metode ini sesuai untuk menguji reliabilitas angket atau kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data. Nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7 mengindikasikan bahwa suatu instrumen
atau alat ukur dinyatakan konsisten atau reliabel dan dapat diterima (Priyatno 2010, 32). IV.7.3.1 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas angket kepada 50 orang memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel IV.20 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Brand Positioning
Cronbach’s Alpha Atribute Positioning Benefit Positioning Use or Application Positioning User Positioning Competitor Positioning Product Category Positioning Quality or Price Positioning Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012
.771 .858 .831 .916 .892 .731 .791
Tabel IV.21 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
Cronbach's Alpha
N of Items
.934
17
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2012
100
Berdasarkan tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha pada kuesioner penelitian yang digunakan memiliki nilai di atas 0.7 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel atau konsisten dan dapat diterima. IV.8
Rencana Analisis
Menurut Effendi dan Tukiran (2012, 250) analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diintepretasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik. IV.8.1 Analisis Skor Rata-rata
Dalam penelitian ini teknik pengukuran menggunakan skala Likert, sehingga digunakan analisis skor rata-rata (mean score) melalui program SPSS dan skor rata-rata keseluruhan (overall mean score) untuk menjelaskan data deskriptif statistik jawaban responden. Adapun rumus untuk menghitung overall mean score (Noor 2011, 192), sebagai berikut: Σ MS1 + Σ MS2 + .... + Σ MSn Overall Mean Score (OMS) =
N Keterangan: Σ MS1 : Jumlah mean score dimensi pertama Σ MS2: Jumlah mean score dimensi kedua Σ MSn: Jumlah mean score dimensi terakhir
101
Σ MS: Total jumlah dimensi
Setelah
nilai
rata-rata
diperoleh,
maka
selanjutnya
Peneliti
menggambarkan rentang skala untuk menentukan posisi responden dengan menggunakan nilai ukur setiap variabel. Dengan peringkat jawaban tertinggi adalah lima (5) dan terkecil adalah satu (1), yang menggambarkan posisi paling positif sampai dengan posisi paling negatif. Untuk itu perlu di hitung dengan rumus rentang skala sebagai berikut (Noor 2011, 193):
Rs=
m− n b
Keterangan Rs: Rentang skala m: Skor tertinggi pada skala n : Skor terendah pada skala b : Jumlah kelas atau kategori yang kita buat Jadi karena skor terbesar adalah lima (5), yang terkecil adalah satu (1), dan jumlah kelas atau kategori ada lima (5), maka dapat ditentukan rentang skalanya sebagai berikut
Rs=
5− 1 = 0,8 5
102
Berdasarkan rentang skala di atas, maka kategori rentang skala skor rata-rata ialah sebagai berikut: 1,00 – 1,80 : Sangat tidak setuju (STS) 1,81 – 2,60 : Tidak setuju (TS) 2,61 – 3,40 : Netral (N) 3,41 – 4,20 : Setuju (S) 4,21 – 5,00 : Sangat setuju (SS) IV.8.2 Analisis Korelasi Bivariat Non Parametrik Rank Spearman
Analisis data yang sesuai dengan penelitian eksplanatif atau pengukuran asosiasi (hubungan) ialah statistik korelasi, yang bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dengan skala-skala tertentu (Sarwono 2009, 57). Menurut Jonathan Sarwono (2009, 69) korelasi bivariat non parametrik rank Spearman dapat digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel atau lebih berskala ordinal (non-parametrik). Opsi jawaban model skala Likert digunakan dalam teknik analisis korelasi ini sehingga data yang didapat berskala ordinal. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi dan pengaruh masingmasing variabel turunan strategi positioning dengan keputusan pembelian digunakan teknik analisis korelasi bivariat non parametrik rank spearman. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, maka terdapat kriteria sebagai berikut (Sarwono 2009, 59):
103
1. 0
: Tidak ada korelasi antara dua variabel
2. >0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah
3. >0,25 – 0,5
: Korelasi cukup
4. >0,5 – 0,75
: Korelasi kuat
5. >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat 6. 1
: Korelasi sempurna
IV. 9 Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan tesis (kesimpulan) (Noor 2011, 79). Menurut Sekaran (Noor 2011, 79), hipotesis merupakan hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Serupa dengan pemahaman sebelumnya, menurut Sugiyono (2010, 93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Mengacu kepada rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. H0: Terdapat korelasi antara brand positioning produk pembalut wanita merek Laurier dengan keputusan pembelian konsumen. 2. H1: Tidak terdapat korelasi antara brand positioning produk pembalut wanita merek Laurier dengan keputusan pembelian konsumen.
104