BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe/Sifat Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
Deskriptif. Menurut Masri Singarimbun bahwa : “Penelitian Deskriptif dimaksudkan untuk pengukur yang cermat terhadap fenomena social tertentu. “42 Muhammad Nazir mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu setkondisi system pmikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.43 Dari pengertian di atas dapat penulis pahami bahwa, tipe penelitian deskripsi dimana penulis bertindak sebagai pengamat dari variabelvariabel yang diteliti berdasarkan fakta yang ada sebagai objek penelitian. Penelitian deskriptif ini mempunyai fungsi mengumpulkan informasi aktual
secara
rinci
dengan
melukiskan
gejala
yang
ada
dan
mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku.
42 43
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendy, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta,1989, hal. 5 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hal. 63
54
55
3.2
Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode kualitatif. Metode kualitatif menggunakan khasanah darifenomena empiris, pengalaman pribadi, introspektif, kisah hidup, wawancara, observasi, sejarah, interaksi dan teks virtual yangmenggambarkan rutinitas dan problematika dari momen serta maknakehidupan individu. Metode kualitatif tidak dapat diukur secarastatistic, melainkan harus diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata.44 Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Rosady Ruslan bahwa metode kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapatdiamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.45
3.3
Definisi Konsep 3.3.1 Aktivitas
Public
Relations
adalah
kegiatan
yang
menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya sebagai sasaran khalayak yang terkait dan komunitas.
44
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 157 Rosady Ruslan, Public Relations dan Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 203 45
56
3.3.2 Corporate Social Responsibility adalah tentang komitmen tanggung jawab sosial perusahaan yang berkelanjutan dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi pada pembangunan ekonimi seraya menaikkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya maupun komunitas sekitar dan masyarakat luas.
3.4
Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana aktivitas Corporate
Social Responsibility ( CSR )Public Relations ( PR ) PT. ERHA THE DHERMATOLOGY COMPANY yaitu dalam menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya sebagai sasaran khalayak yang terkait dan komunitas. Dan dalam enam tahap perencanaan Public Relations, seperti : Perencanan Public Relations enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh praktisi humas profesional itu adalah sebagai berikut :
46
1.
Pengenalan situasi.
2.
Penetapan tujuan.
3.
Definisi khlayak.
4.
Pemilihan media dan teknik-teknik Public Relations.
5.
Perencanaan anggaran.
6.
Pengukuran hasil. 46
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Empat, Penerbitan Erlangga, 2006 hal 175
57
Pengenalan situasi, mencakup perencanaan logis sebagai kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yanag ada. Sebelum merumuskan suatu program Public Relations, kita harus mengetahui secara pasti seperti apa citra organisasi di mata khalayaknya. Selanjutnya proses transfer humas seperti situasi Public Relations yang klasik diilustrasikan bahwa kita bisa melihat hal-hal apa saja yang harus dihadapi oleh para praktisi Public Relations. Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah 4 sikap negative menjadi 4 sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan dicapai sutau pengetahuan yang akan menumbuhkan pemahaman timbale balik antara organisasi yang bersangkut dengan segenap khalayaknya. Setiap praktisi Public Relations berkewajiban menjadikan khalayak organisasinya memahami produk atau kehadiran organisasi secara keseluruhan. Kompromi yang diperlukan, dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer humas dari sikap negative menjadi positif, maka setiap prktisi Public Relations harus selalu realistis, dan jangan sampai terjebak dalam sikap optomosme yang berlebihan. Penyelidikan situasi, guna memahami situasi yang ada, kita perlu mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan. Pengumpulan pendapat, salah satu yang paling sering digunakan oleh para prktisi humas adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap ( attitude study ) di mana seorang
58
pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Pemecahan masalah, setelah mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Terakhir, metode-metode pengenalan situasi seperti survey yang khusus
diadakan
untuk
mengungkapkan
pendapat,
sikap-sikap
masyarakat,atau citra organisasi di mata khalayaknya. Pemantauan beritaberita di media messa, baik media cetak maupun media elektronik. Tinjauan terhadap angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung di dalam laporan-laporan tahunan, dan masih banyak lagi yang menyangkut metode-metode pengenalan situasi. Definisi Tujuan, dari serangkaian pembahasan mendalam yang dilakukan dengan sejumlah pemimpin organisasi terkemuka, ruang lingkup tujuan Public Relations itu sendiri ternyata sedemikian luas. Namun sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita garus selalu membuat skala prioritas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas, mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam maka tentu saja tujuannya pun sangat tujuannya pun sangat bervariasi dan tidak terbatas pada daftar. Satu hal yang harus disadari setiap tujuan dari berbagai macam organisasi, baik itu yang komersial maupun non-
59
komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Khalayak, pada bagian ini hanya akan membicarakan betapa pentingnya suatu organisasi mengenali dan membatasi khalayaknya. Sebesar apapun organisasi ia tidak mungkin menjangkau semua orang. Harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Media dan teknik-teknik PR, media dan teknik Public Relations sangat bervariasi, satu contoh yang paling pennting bagi para jurnalis untuk media. Variasi media Public Relations, setelah mengetahui situasi secara jelas dapat segera mempelajari daftar pilihan media humas beserta berbagai tujuan dan jenis khalayak yang hendak dituju sebagai kandasan pemilihan media. Media dan anggaran, para perencanaan media Public Relations juga harus memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang telah dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada. Pengukuran hasil, apabila anggaran dapat dipandang sebagai factor kelima dari model perencanaan Public Relations maka pengukuran hasil merupakan factor yang keenam. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan-kegiatan humas
60
yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap (attitude test) merupakan dua metode yang paling lazim dipergunakan.47
3.5
Teknik Pengumpulan Data Wawancara mendalam, menurut Nazir (1999) metode wawancara
adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Dalam
penelitian
ini
penulis
akan
menggunakan
teknik
pengumpulan data primer dan sekunder. 3.5.1 Data Primer Wawancara : Wawancara mendalam secara langsung dengan nara sumber,yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada sub divisi Eksternal Relations. Dalam melakukan wawancara dengan cara nara sumber peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut : a.
PT. Erha the Dhermatology Company : Narasumber
merupakan Public Relations di PT. Erha the Dhermatology Company : Narasumber mengerti tentang masalah yang terjadi dan mempunyai kiatkiat solusi mengatasinya; mengerti tentang peran eksternal Public Relations ; terlibat secara langsung dalam menjalankan program tersebut. b.
Konsumen dan Customer ERHA yang sangat mengerti
program-program yang diadakan ERHA dan sudah mengikuti segala
47
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Empat, Penerbitan Erlangga, 2006 hal 178
61
kegiatan-kegiatannya pula. Seperti, Para wanita yang sudah menjadi pelanggan dan mempercayakan ERHA sebagai klinik untuk perawatannya, Pelanggan baru yang ingin mencoba di ERHA untuk menuntaskan masalah kulit yang dialaminya. 3.5.2. Data Sekunder 1. Dokumentasi : dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu dengan melihat dokumentasi-dokumentasi kegiatan Humas PT. Erha the Dhermatology Company sedang melaksanakan
kegiatan Corporate
Social Responsibility ( CSR ) 2. Studi Kepustakaan membaca literature kepustakaan yang berhubungan dan berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dokumentasi dari catatan pribadi (informan) yang dicatat dari beberapa pihak yang terkait, meliputi Public Relatoin PT. Erha the Dhermatology Company, Konsumen dan Customer ERHA. Dokumentasi ini akan dilakukan peneliti agar dapat melengkapi data-data dokumen yang ada, sehingga catatan-catatan pribadi peneliti nantinya akan sangat membantu penelitian.
3.6
Teknik Analisis Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa kualitatif.
Moleong
menjelaskan
bahwa
analisis
data
adalah
proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat dirumuskan hipotesis kerja yang seperti
62
disarankan oleh data. Analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri catatan lapangan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, informasi key informan dan sebagainya. 48 Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokan, member kode, dan mengkatagorisasikannya. Uraian diatas memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data ini dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok kualitatif adalah teori dari data. Menurut Yin analisis buku studi kasus merupakan salah satu aspek yang paling sulit dalam pelaksanaan studi kasus, yaitu : Mendasarkan pada posisi teoritis. Tujuan dan desain asal dari studi kasus diperkirakan berdasar atas proposisi semacam itu, yang selanjutnya mencerminkan serangkaian pertanyaan penelitian, tinjauan pustak, dan pemahaman-pemahaman baru. Proposisi-proposisi tersebut membentuk rencana pengumpulan data dan karenanya member priortas pada strategi analisis yang relevan. Proposisi teoritis tentang hubungan-hubungan kausal,
jawaban-jawaban
terhadap
pertanyaan
“bagaimana”
dan
“mengapa”, bisa sangat untuk menuntun analisis studi kasus dalam hal ini. Didasarkan pada kerangka penelitian dan dasar penelitian ini, penulis menggunakan strategi proposisi teoritis karena sesuai sesuai dengan proosisi teoritis penelitian. Dalam studi kasus Mensosialisasikan 48
Metode Penelitian Komunikasi, Ibid. Hal. 123
63
Keselamatan Kerja Karyawan nantinya penulis akan langsung ke lapangan dan melakukan penelitian dengan mengambil gambar, foto, dokumen berupa laporan, mengatur,
biografi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah
mengurutkan,
mengelompokan,
member
kode
dan
mengkategorisasikannya semua data-data yang diperoleh oleh penulis.49
3.7
Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data,memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengesistensikannya,mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.50 Tujuan dari analisis data didalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur. Proses analisis membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur. Proses analisis merupakan usaha menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul perihal objek penelitian. Tehnik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah merupakan cara guna memperoleh gambaran dan tindakan denganmengadakan suatu wawancara dengan beberapa narasumber( keyinformation)
49
51
, yaitu
Metode Penelitian Komunikasi, Ibid. Hal. 125 Metode Penelitian Komunikasi, Ibid. Hal. 130 51 Rachmat Jallaludin, Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,1988, hal, 24 50
64
Humas, Sub Divisi Eksternal Relations dan tiga orang wakil dari community.
3.8
Narasumber Adapun
narasumber-narasumber
yang
diminta
keterangan
dilingkungan PT . ERHA THE DHERMATOLOGY COMPANY adalah : a.
Sub divisi Internal dan Eksternal Relations.
b.
Tiga orang wakil dari community atau cabang perusahaan.
Alasan penulis memilih tiga orang tersebut karena narasumber tersebut memiliki latar belakang, pengetahuan, dan wawasan serta pengalaman yang menyangkut hubungan community.
3.9
Keabsahan Data Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan
hasil
penelitian
adalah
dengan
meningkatkan
ketekunan
dalam
pengamatan di lapangan dengan menggunakan semua panca indera termasuk pendengaran,perasaan dan insting peneliti52. Teknik memeriksa keabsahan data hasil penelitian ini dapat dilakukan sebagai berikut53: a.
Standar kredebilitas, yang diperoleh dari sumber terpercaya
dan data yang kredibel. 52 53
Burhan Bungin, Peneliti Kualitatif, Prenada Media Group,2007,Hal.256-257 Opt.Cit,2006,hal.59-60
65
b.
Standar tranferabilitas, yang berkaitan dengan kenyataan di
lapangan dapat dijawab dan dinilai oleh pembaca laporan penelitian. Ia dapat memperoleh gambaran,pemahaman tentangn kenyataan lapangan dan tentang objek penelitian. c.
Standar dependabilitas, merupakan konsistensi penelti
dalam proses pngumpulan data, interpensi peneliti dan analisis data. d.
Standar konfirmabilitas, lebih focus pada pemeriksaan
kualitasdan kepastian hasil penelitian, apa benar data tersebut dan darimana asal semua data yang diambil untuk bahan penelitian yang menjadi ajuan dalam skripsi ini dan memang benar-benar dari PT. Erha the Dhermatology Company.