BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif. deskriptif
adalah
suatu
bentuk
penelitian
yang
Penelitian
ditujukan
untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung (Riduwan & Sunarto : 2009). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapat hubungan antara iklim keselamatan kerja, keterikatan kerja, dan intensi turnover pada karyawan PT Polytama Propindo. Dalam penelitian ini, iklim keselamatan kerja dan keterikatan kerja berperan sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap intensi intensi turnover yang berperan sebagai variabel terikat (dependent variable).
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan, dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian
melalui
kuesioner
atau
angket.
Kuesioner
yaitu
teknik
pengumpulan data dengan jalan mengajukan daftar pertanyaan secara tertulis kepada seluruh responden untuk dijawab yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga kuesioner yaitu kuesioner mengenai iklim keselamatan kerja, kuesioner keterikatan kerja, dan kuesioner intensi turnover. Kuesioner iklim keselamatan kerja menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh Nordic (2012), kuesioner keterikatan kerja menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh Nadiya Mahmudah (2012), sementara kuesioner intensi turnover menggunakan kuesioner yang telah disusun oleh Tang, Kim, dan Tang pada tahun 2000 (Diniati, 2009). 3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik sampling 3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Polytama Propindo. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan biji plastik resin. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Adapun sampel penelitian ditentukan berdasarkan kerangka sampel sebagai berikut: a. Karyawan pada divisi produksi PT Polytama Propindo b. Bekerja di perusahaan minimal 6 bulan Tabel 3.3.1 Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi PT Polytama Propindo tahun 2013 Jumlah No. Divisi Produksi Total Pria Wanita 1
PT Polytama Propindo
73
45
115
117
86
203
190
131
308
Jakarta 2
PT Polytama Propindo Indramayu Jumlah keseluruhan
Sumber : Data karyawan divisi produksi PT Polytama Propindo yang bekerja di atas 6 bulan 3.3.2 Teknik Sampling DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonprobabilitas sampling. Teknik non-probabilitas sampling yaitu teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010). Adapun jenis non-probabilitas sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu (Sugiarto dkk, 2003). Kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dipilihnya teknik purposive sampling ini adalah; 1. Divisi produksi merupakan divisi yang sangat perlu mementingkan keselamatan kerja dibandingkan divisi-divisi lainnya di PT Polytama Propindo 2. Seringnya turnover karyawan terjadi dan terbanyak di bagian divisi produksi PT Polytama Propindo 3. Lokasi dan lingkungan divisi produksi yang menggunakan alat-alat produksi yang dapat mengancam keselamatan karyawan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sekurang-kurangnya 225. Terbagi menjadi 90 untuk karyawan divisi PT Polytama Propindo pabrik Jakarta, dan 135 untuk karyawan divisi PT Polytama Propindo pabrik
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
Indramayu. Jumlah tersebut didasarkan pada rumus pengambilan sampel menurut Slovin (Riduwan,2009), sebagai berikut:
๐=
๐ 1 + ๐. ๐ 2
Keterangan n = ukuran sampel N = ukuran sampel populasi e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (e = 0,05)
n=
n=
115 1+115.(0,05)2
203 1+203.(0,05)2
= 89,85
= 134,70
3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2001). Variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu Iklim Keselamatan Kerja dan Keterikatan Kerja, dan satu variabel terikat yaitu Intensi Turnover.
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
3.5 Definisi Operasional 3.5.1
Definisi Operasional Iklim Keselamatan Kerja Iklim keselamatan kerja adalah persepsi yang berhubungan dengan aspek
keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang akan menggambarkan aman atau tidaknya iklim keselamatan kerja ditempat ia bekerja, yang tergambar dari derajat skor kuesioner iklim keselamatan kerja yang telah disusun oleh Nordic (2012) yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu; keselamatan manajemen, rekan kerja. dan pelatihan keselamatan. Secara lebih rinci, operasional variabel iklim keselamatan kerja dirinci sebagai berikut: Tabel 3.5.1 Kisi-kisi instrumen Iklim Keselamatan kerja No. 1.
Dimensi
Indikator
Keselamatan
Peraturan dalam
Manajemen
Item
Jumlah
1,10,14
bekerja Memberikan info tentang keselamatan
2,17
kerja Pengawasan kerja Penanganan
3,5,11
22
4,6,7,8,9,18,20,21,22
keselamatan Mengikutsertakan
12,13,15,16,19
partisipasi karyawan 2.
Lingkungan
Sistem keamanan
23,29,30,31,32,33,34,35
21
kerja DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
3
Kerja
Tempat kerja
24,26
Rekan kerja
Kepedulian terhadap
25,27,28,36,37,38,39
antar pekerja 40,41,42,43
Mendiskusikan tentang keselamatan kerja 4
dalam 44,47,50
Pelatihan
Sistem
keselamatan
pelatihan Partisipasi
7 pendapat 45,46,48,49
pekerja Jumlah
50
Instrumen iklim keselamatan kerja memiliki empat alternatif jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan dalam kuesioner ini bersifat favorable dan unfavorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk alternatifalternatif jawaban untuk instrumen iklim keselmatan kerja:
Item Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3.5.2
Nilai favorable
Nilai unfavorable
4 3 2 1
1 2 3 4
Definisi Operasional Keterikatan Kerja
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
Keterikatan kerja ditentukan oleh besar kecilnya derajat skor yang dipilih oleh karyawan dalam mengisi angket yang akan menggambarkan ia terikat atau tidak terikat terhadap pekerjaan yang sedang dijalaninya, yang dirumuskan berdasarkan teori Schielmann (2011), angket tersebut terdiri dari enam dimensi yaitu; kepuasan, komitmen, dan advokasi. Secara rinci, operasional variabel keterikatan kerja dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.5.2 Kisi-kisi Instrumen Keterikatan Kerja
No. 1.
Dimensi Kepuasan
Indikator
Item
Jaminan pekerjaan
1,2
Perlakuan yang adil
3,4
Kompensasi
5,6
Konflik pekerjaan, beban kerja atau
7,8
Jumlah
target kerja 2.
3.
Komitmen
Advokasi
Pelatihan yang cukup
9,10
Peran sesuai dengan talenta
11,12
Pekerjaan yang menarik
13,14
Mengenal misi atau nilai perusahaan
15,16
Komitmen pada teman sejawat
17,18
Kepemimpinan yang menginspirasi
19,20
Perkembangan dan pertumbuhan
21,22
12
10
pribadi DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
Pengakuan
23,24
Keterlibatan dan peran identifikasi yang jelas
25,26
Supervisor memanfaatkan minat pribadi
27,28
Pengalaman sukses
29,30
Jumlah
30
Instrumen Keterikatan kerja memiliki empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item penrnyataan dalam kuesioner ini bersifat favorable dan unfavorable. Berikut ini masing-masing nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif-alternatif jawaban untuk instrumen keterikatan kerja:
Item Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3.5.3
Nilai favorable 4 3 2 1
Nilai unfavorable 1 2 3 4
Definisi Operasional Intensi Turnover Intensi turnover didefinisikan sebagai adanya keinginan karyawan untuk
berhenti dari kerja berdasarkan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan yang tergambar dengan derajat skor kuesioner yang terdiri dari tiga dimensi yaitu thinking of quiting, intention to search, intention to quit, yang disusun oleh Tang, Kim, dan Tang pada tahun 2000 (Wardani, 2003).
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
Secara operasional variabel intensi turnover dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 3.5.3 Kisi-kisi instrumen Intensi Turnover
No. 1
Dimensi
Indikator
Item
Jumlah
Thinking of quiting
Subjek mempunyai pikiran
1,2
2
3
1
4,5
2
untuk keluar dari pekerjaan 2
Intention to search
Subjek mempunyai intensi untuk mencari pekerjaan lain
3
Intention to quit
Subjek memiliki intensi untuk meninggalkan pekerjaan
5
Instrumen intensi turnover memiliki empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Masingmasing jawaban memiliki nilai yang disesuaikan dengan pilihan alternatif jawaban yang bergerak dari satu sampai empat. Semua item dalam kuesioner ini bersifat favorable. Berikut ini masing-masing nilai untuk alternatifalternatif jawaban instrumen intesni turnover:
Item Favorable
Nilai
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
3.6 Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja, Keterikatan Kerja, dan Intensi Turnover Di dalam penelitian, data mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Data yang benar tergantung dari baik tidaknya suatu instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi kriteria valid dan reliabel sebagai persyaratan yang penting. Sebelum digunakan, instrumen dalam penelitian ini akan diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian kualitas instrumen penelitian bertujuan untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan, yang artinya data yang bersangkutan dapat mewakili atau mencerminkan keadaan suatu yang diukur pada subjek data itu sendiri. Kualifikasinya meliputi uji validitas, analisis item, dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen ini dilakukan kepada 86 orang karyawan PT Polytama Propindo Tbk. Jakarta. Setelah uji coba dilaksanakn langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut menggunakan bantuan software SPSS Versi 17.0 untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, diketahui bahwa jumlah item instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 61 butir item yang terbagi ke dalam tiga instrumen yaitu 35 butir item pada instrumen iklim keselmatan kerja, 21 DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
butir item pada instrumen keterikatan kerja, dan 5 butir item pada instrumen instensi turnover.
3.6.1
Hasil Uji Coba Instrumen Iklim Keselamatan Kerja Uji coba instrumen dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui dua
elemen penting dalam instrumen itu sendiri yaitu validitas dan reliabilitas. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai beikut. a. Analisis Item Instrumen Iklim Keselamatan Kerja Pada tahap analisis item ini hal yang dilakukan adalah memilih itemitem yang layak. Item yang layak adalah item yang memiliki daya beda atau daya diskriminasi item, yaitu item yang mampu membedakan antar individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2010). Menurut Azwar (2010) sebagai kriteria semua item yang mencapai koefisien korelasi (r) โฅ 0,30 dianggap sebgai item yang memuaskan. Namun apabila item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien korelasi dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Hal yang tidak disarankan adalah jika menurunkan batas kriteria koefisien korelasi di bawah 0,2. Analisis item instrumen iklim keselamatan kerja menggunakan uji korelasi antara setiap setiap skor dari setiap item dengan skor total item
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
dengan teknik korelasi Pearson Product Moment yang perhitungannya menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0. Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 50 item iklim keselamatan kerja diperoleh hasil yang menunjukan bahwa 35 item yang layak, sedangkan sisanya 15 item dinyatakan tidak layak. Secara lebih rinci, hasil analisis instrumen iklim keselamatan kerja dapat dilihat dalam tabel 3.6.1.a di bawah ini.
Tabel 3.6.1.a Hasil analisis item instrumen iklim keselamatan kerja Item yang layak
Item yang tidak layak
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 8, 11, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 29, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 27, 30, 32, 35,
31, 33, 34, 47, 49
36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 50.
b. Reliabilitas instrumen Iklim Keselamatan Kerja Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya apabila dalam beberapa kali dilakukan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika aspek diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2010). Semakin tinggi koefisien reliabilitas mengindikasikan bahwa terdapat kestabilan atau hasil yang relatif sama dalam pengukuran yang dilakukan DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
terhadap sekelompok subjek yang sama dari waktu ke waktu (Azwar, 2010). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan adalah ๐ ๐11 = ๐โ1 ๐11
: Reliabilitas instrumen
๐
: Banyaknya item pertanyaan
ฮฃ๐๐2
: Jumlah varian item
๐2๐ก
: Varian total item
ฮฃ๐2๐ 1โ 2 ๐๐ก
Berdasarkan prinsip umum yang digunakan untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen didasarkan pada koefisien reliabilitas menurut Guilford (Subino, 1987) dengan kriterianya adalah:
๐
= 0,00 s.d. 0,20: reliabilitas sangat rendah ๐
= 0,20 s.d. 0,40: reliabilitas rendah ๐
= 0,40 s.d. 0,70: reliabilitas sedang ๐
= 0,70 s.d. 0,90: reliabilitas tinggi ๐
= 0,90 s.d. 1,00: reliabilitas sangat tinggi Uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen iklim keselmatan kerja dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17.0 diperoleh hasil koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,838. Indeks tersebut menunjukan bahwa
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.1.b dibawah ini: Tabel 3.6.1.b Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Iklim Keselamatan Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .838
3.6.2
N of Items .827
35
Hasil Uji Coba Instrumen Keterikatan Kerja Pada instrumen keterikatan kerja dilakukan pengujian analisis item dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Analisis item instrumen keterikatan kerja Analisis item instrumen keterikatan kerja dilakukan dengan pengujian analisis item dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item dengan skor total item yang dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 30 item instrumen Keterikatan Kerja menghasilkan 21 pertanyaan layak dan 9 pertanyaan tidak layak. Secara lebih rinci hasil analisis item keterikatan kerja dapat dilihat dalam tabel 3.6.2.a di bawah ini:
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
Tabel 3.6.2.a Hasil analisis item instrumen keterikatan kerja Item yang layak
Item yang tidak layak
3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 1, 2, 5, 13, 18, 20, 25, 24, 28 17, 19, 21, 22, 23, 26, 27, 29, 30
b. Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja Pengujian koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen keterikatan kerja diperoleh indeks reliabilitas alpha sebesar 0,894. Indeks tersebut menunjukan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.2.b dibawah ini: Tabel 3.6.2.b Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterikatan Kerja Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .894
3.6.3
N of Items .892
21
Hasil Uji Coba Instrumen Intensi Turnover
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
Pada pengujian instrumen intensi turnover dilakukan pengujian analisis item dan koefisien reliabilitas menggunakan software SPSS versi 17.0. Adapun pengujian validitas dan reliabilitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Analisis item Instrumen Intensi Turnover Pengujian analisis item intensi turnover dilakukan dengan cara mengorelasikan skor setiap item denga skor total item yang dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 5 item instrumen intensi turnover diperoleh hasil yang menunjukan bahwa semua item instrumen intensi turnover dinyatakan layak. Secara lebih rinci hasil uji reliabilitas item intensi turnover dapa dilihat pada tabel 3.6.3.a di bawah ini: Tabel 3.6.3.a Hasil analisis item instrumen Intensi Turnover Item yang layak
Item yang tidak layak
1,2,3,4,5
-
b. Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover Uji reliabilitas instrumen intensi turnover menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas tersebut diperoleh indeks reliabilitas alpha sebesar 0,817. Indeks tersebut menunjukan bahwa DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Adapun hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.6.3.b dibawah ini: Tabel 3.6.3.b Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Intensi Turnover
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .817
N of Items .811
5
3.7 Kategori Skala Azwar (2009) mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas, dan sebagainya. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang tapi juga tidak kurang dari tiga. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokan individu-individu (sampel penelitian) kedalam tiga jenjang kategori yang tertera pada tabel berikut ini.
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
72
Tabel 3.7.a Rumusan Tiga Kategori Rumus X < (ยต-1,0ฮด) (ยต-1,0ฮด) โค X < (ยต+1,0ฮด) (ยต+1,0ฮด) โค X
Kategori Rendah Sedang Tinggi (Azwar, 2009)
Keterangan : X = Skor Subjek ยต = Mean (nilai Rata-rata) ฮด = Standard Deviation (Deviasi Standar) Kategorisasi ini kemudian digunakan sebagai acuan atau norma dalam pengelompokan skor sampel, baik skor iklim keselmatan kerja, keterikatan kerja, maupun intensi turnover. Tabel 3.7b Ketegorisasi Skor Kategori Rendah Sedang Tinggi
Iklim Keselamatan Kerja X < 90,311 90,311 โค X < 109,867 X โฅ 109,867
Keterikatan Kerja
Intensi turnover
X < 52,078 52,078 โค X < 62,66 X โฅ 62,66
X < 5,762 5,762 โค X < 11,678 X โฅ 11,678
3.8 Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2008). Teknik DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
73
analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi ganda. Teknik analisis regresi ganda ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing apakah variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Riduwan, 2008). Teknik analisis regresi ganda menggunakan data interval atau rasio, adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang merupakan syarat menentukan perhitungan statistik yang digunakan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 dengan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, dimana jika nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi norma. Diberikan hipotesis: Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Statistik uji yang dipakai adalah nilai signifikansi dengan Ho ditolak jika nilai Sig. < 0.05. Berikut output beserta interpretasi dari tes normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 3.8a Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
74
a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Iklim Keselamatan Kerja Keteriktan Kerja Intensi Turnover a.
.240 .262 .156
Df
Sig. 224 224 224
.000 .000 .000
Lilliefors Significance Correction
Dapat dilihat bahwa untuk Iklim Keselamatan Kerja memiliki nilai Sig.=0,000 < 0.05. Begitu pula untuk Keterikatan Kerja dan Intensi Turnover yang memiliki nilai sama yaitu 0,000. Jadi, Ho ditolak sehingga semua instrumen berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Akibatnya, untuk uji korelasi harus menggunakan uji nonparametrik.
b. Uji Korelasi Spearmann Rho Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat hubungan antar variabel satu (X) dan variabel dua (Y), dalam penelitian ini adalah untuk melihat seberapa erat hubungan antara iklim keselamatan kerja dengan intensi turnover dan keterikatan kerja dengan intensi turnover. Karena data berdistribusi tidak normal, maka uji koefisien korelasi menggunakan uji Spearmann rho.
c. Uji Signifikansi Uji signifikansi digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel iklim keselmatan kerja (X1) dengan variabel
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
75
intensi turnover (Y) dan variabel keterikatan kerja (X2) dengan variabel intensi turnover (Y) serta variabel X1dan X2 terhadap variabel Y. Tabel 3.8 Kriteria Signifikansi Variabel Kriteria Probabilitas > 0,05 Probabilitas โค 0.05
H0 diterima H0 ditolak
d. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi variabel independen iklim keselamatan kerja (X1) terhadap variabel dependen intensi turnover (Y) dan
variabel independen
keterikatan kerja (X2) terhadap variabel dependen intensi turnover (Y) dengan rumus sebagai berikut : d = ๐๐ฅ๐ฆ 2 . 100% (Reksoatmodjo, 2007:138)
Keterangan : d
= koefisien determinasi
๐๐ฅ๐ฆ
= koefisien korelasi product moment
3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
76
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tahapan pelaksanaan penelitian secara garis besar, yaitu : 1. Tahap persiapan a. Melakukan observasi awal di tempat penelitian b. Menyelesaikan masalah administrasi mengenai perijinan c. Menentukan waktu pengambilan data dan sampel penelitian 2. Tahap pelaksanaan a. Mempersiapkan alat ukur yang akan dipergunakan dalam penelitian b. Menetapkan jadwal pengambilan data c. Memperbanyak koesioner dan persiapan lainnya d. Melaksanakan pengambilan data 3. Tahap pengolahan data a. Membuat skoring dan tabulasi data yang diperleh b. Mengolah data dengan pengujian statistik dengan bantuan software statistik 4. Tahap pembahasan a. Membuat dan mengevaluasi hasil penelitian berdasarkan teori-teori yang ungkapkan sebelumnya b. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan hasil pengujian statistik yang dilakukan 5. Tahap penyusunan laporan a. Menyusun laporan pelaksanaan dan hasil penelitian DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77
b. Mengajukan laporan hasil penelitian c. Perbaikan dan penyempurnaan laporan hasil penelitian
DESNIAH, 2013 HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DAN KETERIKATAN KERJA DENGAN INTENSI TURN OVER KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PT.POLY TAMA PROPINDO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
78