Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 01 Januari
2015
MENJADI ORANGTUA HEBAT DALAM MENGASUH ANAK 0-6 TAHUN Oleh: Rosimah Lubis1
Abstract Parents are required to guide family by harmony in love and invest value of iman or faith and a roble value to children. Parents today are so many not giving mother’s milk and they don’t know their duty to educate children. Expected parents, and super parents are husband, and mother to shape a happy and harmony family forever related to Islamic value.
1
Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
Email:
[email protected]
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
41
Pendahuluan Banyak orangtua yang gagal dalam pengasuhan anak, bukan karena kurang kasih sayang terhadap anaknya, melainkan sebagian orangtua tidak tahu bagaimana cara mengasuh yang baik dan benar. Padahal orangtua adalah orang yang mempunyai peran penting dalam proses pengasuhan anak. Anak mereka, untuk menjadi orangtua yang hebat tentu tidak mudah bahkan tidak ada kelas khusus secara formal bagi orangtua untuk mendidik anak dan juga membesarkan anaknya. Menyadari tumbuh kembangnya anak sejak dini, maka fungsi orangtua dan perannya sangatlah paling utamanya membina arah-asuh, asuh anak-anak mereka, Bina Keluarga Balita (BKB) yang di terangkan BKKBN.Sejak tahun 1984.Sebagai wadah kegiatan keluarga yang mempunyai anak balita menjadi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga dalam membina tumbuh kembang anak.2 Menyadari akan tumbuh kembangnya anak sejak dini maka fungsi dan peran orangtua sangatlah penting didalam memberi arahan, asuh anak. ”Keluarga dan suasana hidup sangat berpengaruh atas taraf-taraf pertumbuhan perkembangan anak dan banyak menentukan apakah kelak akan terbentuk sikap keras hati atau sebaliknya, sikap lemah lembut, tabah serta dasar-dasar kepribadian lainnya.”3 Perhatian terhadap pengasuhan anak terutama bagi anak usia 0-6 tahun telah banyak dilakukan oleh berbagai sektor, baik dari pemerintah, swasta mauoun masyarakat, peraturan pemerintah No 60 Tahun 2013, tentang pengembangan anak usia dini “karakteristik integratif untuk menjamin hak tumbuh berkembang anak mencakup upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, kesejahteraan, dan rangsangan pendidikan yang dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan.4 Dalam keluarga atau rumah tangga orangtya sebagai pelaku utama dalam pendidikan anak, masa balita merupakan masa kritis dalam pengasuhan anak, karena jika mendidik anak pada masa ini akan berdampak buruk dikemudian hari, masa balita adalah periode emas bagi orangtua untuk mengembangkan potensi yang anak miliki secara optimal. Karena pada masa balita hampir seluruh sel-sel otak berkembang pesat tidak ada orang yang paling berarti dalam kehidupan 2
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak. (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional: 2014). hlm. 3. 3 Sunggih D. Gunaso. Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: Gunung Media, 1986). hlm. 16. 4 Ibid., hlm. 14.
42
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 01 Januari
2015
seorang balita selain orangtua nya yang dapat memenuhi segala kebutuhannya, dengan kata lain orangtua mempunyai peran penting dalam menentukan arah serta masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Rasulullah saw. bersabda:
ٍِ ِ ٍ ِ ٍ ال ابْ ُن ِش َه َج ِل أَنَّوُ ُولِ َد َعلَى َ َب ق ْ صلَّى َعلَى ُك ِّل َم ْولُود ُمتَ َوفِّى َوإِ ْن َكا َن لغَيَّة م ْن أ َ ُاب ي ٌ َحدَّثَنَا أَبُو الْيَ َمان أَ ْخبَ َرنَا ُش َع ْي ِ اْلس ََلِم يد ِ ِ ِْ ت أ ُُّموُ َعلَى غَْي ِر ِْ َُّعي أَبَ َواه صلِّ َي َعلَْي ِو َوََل َّ اْل ْس ََل َم أ َْو أَبُوهُ َخ ْ َاص ًة َوإِ ْن َكان ُ صا ِر ًخا َ استَ َه َّل ْ اْل ْس ََلِم إِ َذا َ ْ ِْ فط َْرة ِ ِ ط فَِإ َّن أَبا ُىريْ رةَ ر صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َ َِّث ق ٌ َج ِل أَنَّوُ ِس ْق ُ ض َي اللَّوُ َعنْوُ َكا َن يُ َحد ْ صلَّى َعلَى َم ْن ََل يَ ْستَ ِه ُّل م ْن أ َ ال النَّبِ ُّي َ ُي َ ََ َ ِِ ِِ ِّ َُود إََِّل يولَ ُد َعلَى ال ِْفطْرِة فَأَب واهُ ي ه ِّو َدانِِو أَو ي ن ٍ وسلَّم ما ِمن مول اء َى ْل َُ ََ َ ُ ْ ُ َْ ْ َ َ َ َ َ يمةُ بَِه َ ص َرانو أ َْو يُ َم ِّج َسانو َك َما تُ ْنتَ ُج الْبَ ِه َ يمةً َج ْم َع ِ ِ ُّ تُ ِح ِ َِّ ِ َّ َّ ِ ُ اء ثُ َّم يَ ُق ََّاس َعلَْي َها} ْاْليَة َ سو َن ف َيها م ْن َج ْد َع َ ول أَبُو ُى َريْ َرةَ َرض َي اللوُ َع ْنوُ { فط َْرةَ اللو التي فَطََر الن Artinya: (BUKHARI - 1270) : Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, Ibnu Syihab: "Setiap anak yang wafat wajib dishalatkan sekalipun anak hasil zina karena dia dilahirkan dalam keadaan fithrah Islam, jika kedua orangnya mengaku beragama Islam atau hanya bapaknya yang mengaku beragama Islam meskipun ibunya tidak beragama Islam selama anak itu ketika dilahirkan mengeluarkan suara (menangis) dan tidak dishalatkan bila ketika dilahirkan anak itu tidak sempat mengeluarkan suara (menangis) karena dianggap keguguran sebelum sempurna, berdasarkan perkataan Abu Hurairah radliallahu 'anhu yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?". Kemudian Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, (mengutip firman Allah QS Ar-Ruum: 30 yang artinya: ('Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu").5 Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dan merupakan bagian buah cinta dari ayah dan ibu nya akan mampu tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan selalu sia menghadapi tantangan masa depan. 5
Al Imam Al Bukhari, Terjemah Bukhari Jilid III Al Asiyah, (Surabaya: tp, 1981). hlm. 384.
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
43
Orangtua terbaik bukanlah mereka yang suka mengerahkan urusan pengasuhan kepada orang lain. Oleh karena itu, menciptakan kedekatan antara orangtua dan anak adalah sebuah investasi yang sangat berharga. Kita sebagai orangtua akan menyesal jika tidak memulainya sejak dini, dalam kaitannya dengan pengasuhan anak, orangtua harus menyediakan cukup waktu menjalankan kedekatan dan menjadi pelatih emosi bagi anak-anaknya. Memahami Peran Orangtua tentang Konsep Pengasuhan Anak 0-6 Tahun 1. Konsep pengasuhan Pengasuhan adalah proses mendidik mengajarkan karakter, kontrol diri dan membentuk tingkah laku yang di inginkan, pengasuhan penuh kasih sayang merupakan hak setiap anak yang harus dipenuhi oleh orangtua. Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan berkepribadian yang baik. Zakiah Drajat menulis konsep pengasuh anak sebagai berikut: ”Pendidikan anak dalam arti yang luas, mencakup seluruh pengamalan dalam keluarga, mulai dari hubungan antara ibu dan bapak yang dirasakan dan dilihat anak, sikap dan perilaku orangtua terhadap anak dan tindakan mereka satu sama lain, pembiasaan dan latihan yang diberikan kepada anak secara sengaja dan teratur sampai kepada pemberian pengetahuan dan sebagainya.6 Orangtua yang baik akan menjadi panutan terhadap anak-anaknya dan diharapkan orangtua itu: a. Orang dewasa yang cerdas b. Memiliki kemampuan berbicara dengan baik c. Percaya diri, tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk d. Mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan untuk meningkatkan peran orangtua seperti yang diharapkan diatas dalam pengasuhan Ayah dan Ibu harus menetapkan tujuan yang jelas dalam mengasuh anak-anak mereka agar anak berkembang secara optimal, ayah dan ibu perlu mendiskusikan dan menyepakati tujuan pengasuhan sesuai dengan kondisi anak dan harapan ayah dan ibu. 6
Zakiyah Drajat, Perkawinan Yang Bertanggung Jawab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980).
hlm. 16.
44
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 01 Januari
2015
Dalam surah An-Nisa ayat 90 Allah mengatakan:
Artinya: Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.7 (QS. An-Nisa, 90) Dari ayat ini di anjurkan kepada setiap orang tua agar berhati-hati dalam memelihara anak keturunan utamanya tentang agama dan pendidikan mereka. a. Membentuk tingkah laku positif pada anak Anak balita biasanya berperilaku secara alami dan bertindak rekayasa atau kebohongan seperti orang dewasa, tampilan anak balita biasanya apa adanya sesuai dengan kemajuannya di bawah kesadaran anak, orangtua harus senantiasa mengamati sikap dan perilaku anak, apabila sikap dan perilaku anak banyak menyimpang dari moral dan norma maka orangtua berkewajiban mendidik dan mengarahkannya, sebaliknya anak selalu bersikap dan berperilaku yang baik sebaiknya orangtua harus menyadari, bahwa anak balita belum mempunyai pengalaman, dan belum mampu menilai sikap dan tindakannya sendiri, peran orangtua senantiasa memberi arahan dan mendukung tindakan anak yang mengarah baik dan mencegah perilaku yang kurang baik dengan memberitahunnkanya. Menggapai perilaku yang demikian diperlukan pembina perilaku yang positif pada anak seperti: 7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Damai Restu, 1971).
hlm. 116.
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
45
a. Keteladanan b. Pembiasaan c. Pemberian penghargaan dan konsekuensi Keteladanan orangtua menjadi contoh nyata bagi anaknya dalam berbagai hal: a. Berlaku jujur b. Senang membaca c. Sikap dermawan (suka memberi) d. Pergi ke tempat ibadah e. Menolong orang lain f. Dan berbagai tingkah laku yang baik Tingkah laku yang sudah dicontohkan orangtua akan menjadi tingkah laku yang baik bila sering diulang-ulang, anak akan terbiasa dengan yang baik. M. Arifin mengatakan: ”Perkembangan sikap keagamaan anak sangat ereat hubungannya dengan sikap percaya kepada Tuhan yang telah ditanamkan akan lingkungan pergaulan sikap tersebut senantiasa mendapat dorongan dari orangtua nya dan juga kawan sepergaulan sampai kepada pengamalan Agama dalam kegiatan hidupnya di kemudian hari.8 Pemberian hadiah dilakukan sebagai konsekuensi atas tingkah laku anak.Jika orangtua ingin tingkah laku yang baik menjadi kebiasaan anak, orangtua harus memberikan penghargaan dalam bentuk hadiah, seperti mengusap kepalanya memberi sepotong kue atau berupa hadiah jalan-jalan. Sebaliknya apabila anak berbuat tingkah yang kurang baik, maka orangtua harus menunjukkan sikap tidak suka sehingga anak tahu bahwa tingkah lakunya tidak disukai. b. Kemampuan Perkembangan Anak 0 – 6 Tahun Mengasuh anak adalah proses mendidik, agar keperibadian anak dapat berkembang, dengan bak, sehingga menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab tangguh dan keluarga merupakan wadah pertama dan utama dalam pengasuhan anak. a. Usia 1-2 Tahun: anak membutuhkan kesehatan dan gizi, mulai dari nutrisi, imunisasi, kebersihan, kebutuhan tidur, bermain, aktivitas, pelayanan kesehatan. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Seolah Keluarga , (Jakarta: Bulan Bintang, 1978). hlm. 58. 8
46
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 03, No. 01 Januari
2015
b. Usia 3-4 Tahun : bermain dengan teman sebaya, bermain berkelompok, bisa memberi dan bisa menerima, bisa bergaul dengan orang yang lebih dewasa atau orangtua, menolong diri sendiri, memakai sendiri sandal, sepatu dll. c. Usia anak 4-5 Tahun : mampu naik turun tangga, Mampu berlari dengan luas, Mampu melompat-lompat dengan satu kaki, Mampu naik sepeda dengan roda tiga, Melempar bola sejauh 3 M, Mampu memakai baju sendiri d. Anak Usia 6 Tahun : mampu berlari dengan cepat skill, Mampu melompat tali 10 kali berturut-turut, Mampu mengikat tali sepatu, Mampu memegang pensil, Mampu mengikuti perulah, Mampu melengkapi bakat sederhana, Mampu menggunakan kata-kata dan lain-lain. Penutup Untuk dapat menjalankan pengasuhan, orangtua harus memiliki kepercayaan diri dalam mendidik anak-anaknya, kepercayaan diri berasal dari konsep diri yang positif, kepercayaan diri mengasuh anak menumbuhkan keyakinan bahwa orangtua mampu untuk berhasil mengerjakan tugas-tugas dalam mengasuh anak-anak mereka. Orangtua diharapkan untuk mampu mengoptimalkan hal-hal positif yang dimilikinya seperti, kepribadian sifat dan perestasi yang pernah dicapai, selain itu orangtua harus terus meningkatkan pengetahuannya dengan menghadiri penyuluhan dan tempat-tempat yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan ( tempat kursus dan rumah ibadah), masukan positif dari dalam diri dan lingkungan akan meningkatkan rasa percaya diri orangtua.
Referensi Al Imam Al Bukhari, Terjemah Bukhari Jilid III Al Asiyah, Surabaya: tp. 1981. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT. Damai Restu, 1971.
Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional: 2014.
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah
47
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1978. M. Hanapi Ansari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1988. Sunggih D. Gunaso. Psikologi Untuk Keluarga, Bandung: Gunung Media, 1986. Zakiyah Drajat, Perkawinan yang Bertanggung Jawab, Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
48
Menjadi Orangtua Hebat .....................................Rosimah