Wanita dalam Problema Kehidupan Modern................Rosimah Lubis
1
WANITA DALAM PROBLEMA KEHIDUPAN MODERN Oleh: Rosimah Lubis1 Abstract Woman naturally is the primary educator for children as an going generation in family and society. Woman must show her integrity and behave it. Woman in modern Era and in similatary gender is not going out from the religious order, because woman is forever with her nature. Keywords: Woman, family, society, modern Era
1
Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
2
Pendahuluan Wanita diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk yang lemah dan lembat dibandingkan kaum pria. Tetapi kelemahlembutan wanita bukan tidak memiliki arti, justru kelemahan itu (dari satu sisi) menjadikan ia cocok untuk dijadikan partner pria. Kita tidak bias membayangkan bagaimana seandainya wanita itu juga sama-sama memiliki kodrat yang kuat sama dengan pria. Mungkin, tidak pernah ada pesangan suami isteri di dunia ini. Kehadiran Adam adalah sekaligus kehadiran Hawa. Barangkali ada sejarah manusia tanpa kehadiran Hawa, yang berarti sepilah dunia ini. Persoalan patensi, pada umumnya wanita juga tidak lebih potensial dari pria, dan ini bukan tidak beralasan kalau Tuhan mentakdirkan begini, sebab dalam teori ilmu-ilmu sosial pun dikemukakan, bahwa dalam masyarakat secara wajar terdapat dua kelompok yang berbeda peran sosialnya, yaitu yang memimpin dan yang dipimpin. Tuhan sendiri memberikan kepercayaan terhadap kaum pria untuk menjadi pemimpin bagi kaum wanita. Sebagaimana tersebut dalam Alquran 2 Allah berfirman:
”34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika 2
QS. An-Nisa’/4:34
Wanita dalam Problema Kehidupan Modern................Rosimah Lubis
3
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” Ada Hadis Nabi yang sangat popular berbunyi: Addunya Mata’un wa khairun mata’iha Al-mar’atus Shalihah. Dunia adalah perhiasan da sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. Hadis ini menunjukkan bahwa wanita muslimah seharusnya adalah wanita yang shalihah, dan wanita itulah yang menjadi hiasan terbaik di dunia. ”Tidaklah mulia seseorang jika ia tidak memuliakan perempuan” dan tercelakah seseorang jika ia mencela perempuan. Al-Hadis. Dari rujukan Alquran dan Hadis, perempuan mendapat perhatian yang tidak pernah diberikan kepada kasus-kasus yang hukum tentang perempuan dibicarakan dalam Sembilan surat yakni, Al-Baqarah, An-Nisa, Al-Maidah, An-Nur, At-Thalaq, Al-Ahsab, Al-Mujadalah, Al-Mumtahinah, dan At-Tahrim. Inilah menjadikan ikhtibar atau perhataian yang sangat besar kepada wanita yang mempunyai sifat halus, lembut dan kurus. Perkawinan Melanjutkan Keturunan Bagaimana wanita yang shalihah itu? Seperti yang termaktup dalam Alquran surat An-Nisa’: 34, Allah menjelaskan bahwa wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri (dari menyeleweng dan menjaga rahasia serta harta suaminya) ketika suaminya tidak ada. Dalam buku ”Keluarga Bahagia” oleh Drs. Miftah Faridi bahwa kewajiban suami isteri itu dapat kita simpulkan antara lain: 1. Syukur bila memperoleh nikmat. 2. Shabar bila memperoleh kesulitan 3. Tawakkal bila mempunyai rencana 4. Musyawarah dalam menyelesaikan segala persoalan 5. Tolong menolong dalam kebaikan Ajaran Islam banyak mengatur antara hubungan manusia sesama manusia terutama dalam perkawinan, untuk mengkokohkan ikatan keluarga. Hal itu sesuai dengan ungkapan T.M. Hasbi Ash-Shiddiqi3 : ”Islam memberikan banyak perhatiannya kepada masalah-masalah perkawinan. Karena perkawinan ini mengandug maksud yang tinggi. Hasbi Ash-Shiddiqi, Hukum Antar Golongan Dalam Fiqh Islam, (Jakarta: Bulan Bintang 1971), hlm. 75. 3
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
4
Dialah jalan perekatan keluarga dan jamaah dan dialah hubungan yang sangat teguh yang atasnyalah berdiri kemakmuran alam dan hasilnya anak yang cerdas. Dari kutipan tersebut di atas, jelas menerangkan bahwa penyebab kemakmuran masyarakat dan Negara adalah dari keluarga. Oleh karena itu untuk mendapatkannya tidak lepas dari awal terjadinya keluarga yang harus melalui perencanaan perkawinan dalam masalah pemilihan jodoh yang sesuai dengan sabda Rasullah Muhammad saw:
ٍِ ِ ِ َِّب َ ََّد َحدَّثَنَا ََْي ََي َع ْن ُعبَ ْي ِد اللَّ ِه ق ُ ِال َح َّدثَِِن َسع ٌ َحدَّثَنَا ُم َسد ِّ ِيد بْ ُن أَِِب َسعيد َع ْن أَبِيه َع ْن أَِِب ُهَريْ َرَة َرض َي اللَّهُ َعْنهُ َع ْن الن ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ت يَ َد َاك َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق ْ َال تُْن َك ُح الْ َم ْرأَةُ ِل َْربَ ٍع ل َماِلَا َوِلَ َسبِ َها َو ََجَاِلَا َولدين َها فَاظْ َف ْر بِ َذات الدِّي ِن تَ ِرب َ ”(BUKHARI-4700): Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung."4 Dari hadis tersebut di atas, terdapat anjuran untuk memilih calon pendamping sebagai teman hidup yang perlu diteliti dari beberapa segi, yaitu: 1. Hartanya, adalah meneliti calon dari segi keberadaannya yang akan menentukan untuk kebutuhan jasmani. 2. Kecantikannya, adalah meneliti calon dari segi wajah dan parasnya oleh karena kecantikan merupakan pengikat dalam hubungan suami isteri 3. Keturunannya, yaitu meneliti calon dari segi asal usulnya, apakah keturunan yang peranak atau tidak, 4. Agamanya, yaitu meneliti calon dari segi pengamalan agamanya, apakah yang taat atau yang selalu melalaikan agamanya. Dari keterangan di atas ada empat patokan yang harus diikuti untuk menguwujudkan rumah tangga yang harmonis dan mendapatkan wanita yang berkualitas dan melanjutkan keturunan yang berkualitas pula.
Razak dan Rais Latief, Terjemah Shohih Muslim, Jilid III, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1980), hlm. 312. 4
Wanita dalam Problema Kehidupan Modern................Rosimah Lubis
5
Dalam konteks ajaran Islam, Allah tidak membedakan fungsi wanita dipandang dari kedudukan manusia sebagai khalifa di bumi, dan sebagai Abdun (hamba) Allah. Akan tetapi dari segi peranannya terdapat perbedaan antara pria dan wanita sesuai dengan fitrahnya. Secara umum peranan wanita itu ada lima atau disebut juga dengan ”Panca Dharma Wanita” yang tertulis atas: 1. Wanita sebagai penerus keturunan yang sehat dan beradab. 2. Wanita sebagai pendamping suami yang setia dan bijaksana. 3. Wanita sebagai pendidik anaknya. 4. Wanita sebagai pengatur rumah tangga 5. Wanita sebagai anggota masyarakat yang berilmu dan beramal.5 Dalam Alquran surat An-Nahl ayat 90 menjelaskan:
”90.Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”6 Dengan ayat ini jelaslah bahwa Allah menyuruh umat manusia berlaku adil dan berbuat kebajikan, dan begitu pula dalam akhlaq yaitu mengangkat dejarat manusia dari lembah kejahilan dan kehinaan kepada derajar yang tingggi, yaitu memiliki akhlaq mulia. Problematika Wanita Modern Problematika yang dihadapi wanita muslimah kini adalah masalah modernisasi yang mengarah pada tuntutan emansipasi. Emansipasi adalah akibat dari tuntutan kaum wanita barat (Women’s Lib) yang merasa tidak mendapatkan tempat dan teralinasi dari kaum pria. Dominasi kaum pria dan perlakuan yang semena-mena berimplikasi munculnya tuntutan kebebasan kaum wanita yang juga 5
E. Musthafa, AF, Drs, Kunci Rumah Tangga Bahagi, (Bandung: Pustaka Buana, 1986),
6
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/penafsir Al-Quran. hlm. 415.
hlm. 6
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
6
berlebihan. Ide persamaan hak (equal right) sendiri juga mengandung kontradiksi yang cukup membingungkan terutama dalam hal konsep dan aplikasinya dalam undang-undang dan kebijakan sosial. Pada tingkat konsep, feminime menginginkan persamaan antara wanita dan pria tetapi di pihak lain tuntutannya cenderung menghendaki wanita harus diperlakukan khusus. Misalnya perlu adanya proteksi terhadap pekerjaan wanita, hak cuti hamil, cuti melahirkan, hak libur menstruasi setiap bulan, dan seterusnya. Hingga hari ini belum ada consensus mengenai apa yang disebut dengan equality antara wanita dan pria. Apakah persamaan hak berarti persamaan perlakuan tanpa memandang gender? Misalnya undang-undang yang mengharuskan wanita hamil juga bekerja pada shift malam seperti halnya pria? Seperti yang dikatakan kecendrungan ”matematis” antara pria dan wanita merupakan fokus utama gerakan feminism modern. Kesemuanya ini akibat tidak ada konsep jelas mengenai tugas dan kewajiban antara pria dan wanita. Berbeda dengan pandangan islam, maka persoalan tugas dan tanggungjawab bagi kedua jenis insan itu sudah diatur dalam Alquran maupun AsSunnah, meski secara garis-garis besarnya, tetapi cukup elementer. Dalam perspektif Islam, prinsip rumah tangga itu harus bisa mewujudkan unsur-unsur:sakinah, mawaddah dan rahmah, yaitu terwujudnya rumah tangga yang penuh kedamaian, saling pengertian, aman dan penuh cinta kasih sayang. Sebagai pemimpin rumah tangga suami berkewajiban mencukupi nafkah (lahir dan batin) isteri dan anak-anaknya, jika memang mampu. Sementara isteri juga berkewajiban mengatur persoalan rumah tangga bersama suami demi terwujudnya keluarga sejahtera (sakinah) tadi.7 Munculnya keluarga sakinah ini sesuai dengan Firman Allah Surat ArRuum, ayat 21, yang menyatakan bahwa tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mencari ketenangan dan ketentraman atas dasar mawaddah dan rahmah saling mencintai, dan penuh rasa kasih dan sayang antara suami dan isteri.
”21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan M. Zainuddin, dalam Majalah el-Harakah, Wacana Kependidikan, Keagamaan dan Kebudayaan, hlm. 98. 7
Wanita dalam Problema Kehidupan Modern................Rosimah Lubis
7
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Seorang isteri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya, kecuali dalam hubungan seksual, isteri juga memiliki hak untuk diperlakukan secara baik menuntut ajaran syariat dan hak untuk terbebas dari saling menyakiti, akan tetapi suami mempunyai hak yang lebih atas isterinya karena itu isteri harus patuh kepadanya.
ِ ِ ال َسأَلَهُ َر ُج ٌل َما َ َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق ُ َحدَّثَنَا يَِز ْ يد أ ِّ َِخبَ َرنَا ُش ْعبَةُ َع ْن أَِِب قَ َز َعةَ َع ْن َحكي ِم بْ ِن ُم َعا ِويَةَ َع ْن أَبِيه َع ْن الن َ َِّب ِ ِ ِ َ َالزو ِج ق ِ ض ِرب الْوجه وََل تُ َقبِّح وََل تَهجر إََِّل ِِف الْب ي ت َ وها إِ َذا ا ْكتَ َسْي َ ْس َ ال تُطْع ُم َها إِ َذا طَع ْم َْ ْ َّ َح ُّق الْ َم ْرأَة َعلَى ُْ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َت َوََل ت ُ ت َوتَك ”(AHMAD-19162): Telah menceritakan kepada kami Yazid, telah mengabarkan pada kami Syu'bah, dari Abu Qaza'ah dari Hakim bin Mu'awiyah dari Ayahnya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, Seseorang bertanya kepada beliau; "Apa hak seorang isteri dari suaminya?." beliau menjawab: "Kamu memberinya makan sebagaimana kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana kamu berpakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menjelek-jelekkannya dan tidak menghajrnya (memisahkan dari tempat tidur) kecuali di dalam rumah." Diantara kewajiban suami terhadap isteri adalah:8 1. Memberikan sandang dan pangan 2. Tidak memukul wajah jika terjadi ketidak patuhan 3. Tidak mengolok-olok dengan mengucapkan hal-hal yang di bencinya seperti ucapan ”semoga Allah menjelekkan kamu” 4. Tidak menjauhi atau menghindari isteri kecuali di dalam rumah. Adapun menghindari berbicara hukumnya haram kecuali karena alasan yang di benarkan. Dalam kontek ajaran Islam. Allah tidak membedakan fungsi wanita dn laki-lai dipandang dari kedudukan manusia sebagai khalifah dan dari sudut ibadah pada dasarnya antara wanita (ibu) dan laki-laki (suami) sama-sama boleh melaksanakan ibadah dan juga yang paling mulia di sisi Allah antara laki-laki dan
Buku Saku, Patayat Nahdatul Ulama, Pendidikan Reoroduksi bagi Pengantin, (tt.: t.p, 2010), hlm. 11. 8
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
8
perempuan adalah orang yang paling taqwa ini dinyatakan dalam Alquran surah Ali-Imran ayat 31:
“31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”9 Dari ayat di atas tidak ada perbedaan perempuan dn laki-laki di sisi Allah kecuali yang paling taqwa, dalam Hadis Rasulullah bersabda:10
ِ ِ ٍ ِس ب ِن مال ِِ ِ ٍِ ِ ال َ َال ق َ َك ق َ ْ ِ َين َع ْن أَن ُ َحدَّثَنَا ه َش ُام بْ ُن َع َّما ٍر َحدَّثَنَا َح ْف َ ص بْ ُن ُسلَْي َما َن َحدَّثَنَا َكثريُ بْ ُن شْنظري َع ْن ُُمَ َّمد بْ ِن سري ِ ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم طَلَب الْعِْل ِم فَ ِريضةٌ علَى ُك ِّل مسلِ ٍم وو اْلَنَا ِزي ِر ا ْْلَْوَهَر ْ اض ُع الْعِْل ِم ِعْن َد َغ ِْري أ َْهلِ ِه َك ُم َقلِّ ِد ُ َر ُس َ َ َ ََ ْ ُ ُ َ ََ َْ ُ َّ ُّ ب َ َوالل ْؤلَُؤ َوالذ َه (IBNUMAJAH - 220) : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." Dari ayat di atas tidak hanya beribadat saja, menuntut ilmu pun tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tidak pula ada larangan untuk manusia bermasyarakat baik laki-laki dan perempuan. Manusia dipercayai Allah untuk mengelola bumi, Karena manusia sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan paling sempurna ini dapat di lihat dalam surah At-Tiin ayat 4:
9
Departemen Agama RI: Op.Cit., hlm, 847. Jalaluddin Abdul Rahman, Sahih Bykhari, 1967, hlm. 969.
10
Wanita dalam Problema Kehidupan Modern................Rosimah Lubis
9
”4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Manusia adalah sebaik-baik kejadian dan diberi tugas sebagai khalifah di atas Bumi ini, dibekali dengan rahan, pikiran, perasaan nafsu, kehendak dan sebagainya. Dengan adanya kelengkapan ciptaan Allah, tinggal manusial aki-laki dan perempuan dapat melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya dalam memenuhi tugas dan kewajiban baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Penutup Sebetulnya tidak ada persoalan (diskriminasi dan eksplotasi) pria terhadap wanita jika kedua jenis pasangan suami isteri tersebut saling menyadari hak dan kewajiban masing-masing. Secara umum, memang kewajiban suami adalah mencari nafkah untuk kepentingan keluarga sementara isteri memiliki kewajiban mengatur urusan keluarga ketika suami sedang di luar. Tetapi pada dasarnya semua persoalan keluarga tetap menjadi tanggungjawab keduanya demi terwujudnya rumah tangga yang harmonis dan penuh cinta kasih sayang tadi. Diskriminasi dan eksplotasi itu terjadi jika suami tidak memahami hak dan kewajibannya, maka ia akan memperlakukan isteri itu secara proporsional, adil, karena dasar Alquran sendiri menyatakan: Hunna Libasun lakum wahum Libasun lahun). Mereka (isteri-isteri) itu bak pakaian milik suami-suami, dan mereka (suamisuami) itu bak pakaian (isteri-isteri juga). Ada hak kepemilikan bersama, jika kesadaran hak dan kewajiban ini dipahami bersama, maka tidak aka nada penyelewengan. Munculnya WIL dan PIL dewasa ini karena memang tidak ada saling pengertian antara keduanya dan saling menyembunyikan rahasia. Mudahmudahan wanita muslimah tetap tegar dalam era globalisasi ini. Referensi Hasbi Ash-Shiddiqi, Hukum Antar Golongan dalam Fiqh Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1971. Musthafa, AF, E., Kunci Rumah Tangga Bahagi, Bandung: Pustaka Buana, 1986.
10
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
M. Zainuddin, dalam Majalah el-Harakah, Wacana Kependidikan, Keagamaan dan
Kebudayaan Razak dan Rais Latief, Terjemah Shohih Muslim, Jilid III, Jakarta: Pustaka AlHusna, 1980. Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran, Alquran dan Terjemahannya, Yamamu: Jakarta, 1970.