Visi dan Misi
VISI
Laporan Tahunan 2011
Menjadi Bank Retail yang SEHAT, KUAT dan EFISIEN dengan tingkat pelayanan yang PRIMA
MISI
- Ikut berperan serta dalam program Pemerintah dalam memajukan pengusaha mikro dan kecil
- Menciptakan produk-produk yang bervariasi bagi pengembangan nasabah ritail
bank artos
- Menciptakan loyalitas nasabah kepada Bank
Laporan Tahunan 2011 bank artos
i
Daftar Isi i
Daftar Isi
ii
Laporan Manajemen
1
Strategi & Kebijakan
6
Pengelolaan Risiko
9
Pelaksanaan G C G
14
Perkembangan Usaha
27
Susunan Pengurus
29
Manajemen Eksekutif
30
Struktur Organisasi
32
Rasio Keuangan
33
bank artos
Laporan Tahunan 2011
Visi & Misi
Produk & Layanan
34
Jaringan Kantor
35
Laporan Auditor Independen
Laporan Tahunan 2011 bank artos
ii
Laporan Manajemen Teriring ungkapan penuh syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, ketika Bank Artos Indonesia mampu melewati Tahun 2011 dengan pertumbuhan kinerja usaha yang baik meskipun terdapat beberapa hal yang masih menjadi perhatian untuk masa-masa mendatang.
Laporan Tahunan 2011
Perkembangan gejolak global seperti ; krisis hutang negara negara Eropa serta masalah fiskal di Amerika Serikat terus menjadi perhatian dan pertimbangan manajemen dalam setiap mengambil kebijakan. Disisi lain kinerja Pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi perlu diberikan apresiasi atas keberhasilannya seperti terlihat pada indikator pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,50% dan inflasi 3,79% sementara Bank Indonesia dalam menjalankan salah satu tugas pokoknya yaitu Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter telah mampu menjaga tingkat BI Rate dibawah 6,00%. Kondisi tersebut tersebut telah memberikan kontribusi pada kinerja industri perbankan secara nasional dan Bank Artos Indonesia.
bank artos
Seluruh pos-pos keuangan utama Bank mengalami pertumbuhan yang positif, walaupun harus diakui tingkat pertumbuhan tersebut tidak dapat sepenuhnya dilihat dari hanya membandingkan antar posisi per akhir tahun saja. Pertumbuhan kredit yang belum maksimal yang terlihat pada posisi akhir tahun merupakan gambaran dari tingkat persaingan yang sangat tinggi dalam penyaluran kredit, dimana portofolio yang dijaga selama berbulan bulan dapat berubah setiap saat sekaligus yang disebabkan perilaku debitur yang tiba- tiba berubah dan sulit diprediksi seperti terjadinya pelunasan kredit pada saat menjelang akhir tahun (take over kredit) serta beberapa debitur masih hati-hati dalam menggunakan fasilitas kredit yang telah diberikan. dalam jutaan rp.
Pos Keuangan
2011
2010
Growth
%
Total Asset
455.763
404.423
Kredit
253.648
250.965
2.683
Dana
347.386
298.586
48.800
2.870
-980
3.850
392,90
102.342
103.006
-664
-0,60
Laba Modal Inti
51.340
12,70 1,1
16,30
Kredit yang diberikan per akhir Desember 2011 tercatat sebesar Rp 253,65 milyar atau Rp 2,70 milyar lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 1,07 %. Pertumbuhannya sangat jauh dari rencana yang ditetapkan padahal total permohonan kredit selama tahun 2011 mencapai sebesar Rp 201 milyar. Dari total permohonan tersebut yang memenuhi persyaratan dan disetujui sebesar Rp 92,60 milyar atau hanya sebesar 46,07 % dari total permohonan kredit yang masuk. Hal ini menandakan masih sulitnya memperoleh calon debitur yang feasible dan bankable.
Laporan Tahunan 2011 bank artos
1
Laporan Manajemen
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Besarnya portofolio kredit berupa angsuran juga turut mempengaruhi pencapaian total baki debet kredit. Selama tahun 2011 telah terjadi pembayaran angsuran pokok kredit sebesar Rp 36,32 milyar, disamping itu telah terjadi pelunasan kredit dipercepat sebagai akibat diambil alih oleh bank lain yang mencapai sebesar Rp 51,05 milyar. Dengan kata lain penyaluran kredit baru selama tahun 2011 sebesar Rp. 92,60 milyar hanya mampu untuk menutupi pelunasan pinjaman debitur. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan dalam penyaluran kredit dengan pendekatan pada analisa risiko sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan kredit. Dampaknya, tidak mudah memperoleh calon debitur yang layak ditengah tingkat persaingan antar bank yang tinggi. Disisi lain kelambanan “ disbursement ” oleh debitur dalam menggunakan plafon kredit juga turut mempengaruhi pencapaian target baki debet kredit. Hal ini terlihat pada kelonggaran tarik kredit yang mencapai Rp 85,14 milyar pada akhir tahun 2011 atau meningkat jika dibandingkan posisi akhir tahun 2010 yang mencapai sebesar dari Rp 74,23 milyar. Namun penerapan prinsip kehati-hatian yang dilaksanakan sangat berdampak positif pada perbaikan kualitas aktiva produktif ( Non Perfoming Loan rasio ) yang pada akhir tahun 2011 mencapai 0.89 % jauh dibawah ketentuan Bank Indonesia yaitu maksimal 5,00 %. Total dana yang dihimpun per akhir Desember 2011 termasuk dana kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) mencapai Rp 347,39 milyar atau meningkat sebesar 16,34 % apabila dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2010 sebesar Rp 298,59 milyar. Pertumbuhan dana tersebut bersumber dari dana konservatif (deposito dan giro) yang meningkat sebesar Rp 34,70 milyar, Giro Kemitraan dengan BPR meningkat sebesar Rp 16,41 milyar sedangkan tabungan hanya meningkat sebesar Rp 2.30 milyar.
Jenis DANA
dalam jutaan rp.
2011
2010
Growth
%
TOTAL DANA
347.386
298.586
48.800
16,30%
- DANA PIHAK III
265.007
232.616
32.391
13,90%
Giro
35.895
30.097
5.798
19,30%
Tabungan
19.668
21.975
-2.307
-10,50%
Deposito
209.444 82.379
180.544
28.900
16,00%
65.970
16.409
24,90%
- DANA BANK / BPR
Kebijakan Manajemen dibidang penghimpunan dana adalah upaya memperoleh akses dana yang bersifat fleksibel, namun realistis disesuaikan dengan kemampuan penyalurannya. Pengalaman selama ini menunjukkan akses dana dipasar mudah diperoleh karena kepercayaan pasar kepada manajemen yang mampu dipertahankan.
2
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Laporan Manajemen
Laporan Tahunan 2011
Pertumbuhannya terstruktur pada pola yang telah dikenal giro, tabungan dan deposito, dihimpun dengan selektif kompetitif dan bersifat jangka panjang, termasuk dari mitra BPR. Dana mitra BPR selama ini berkembang cukup signifikan, dikelola dengan pendekatan yang bersifat kemitraan. Pembinaan sumber-sumber dana jangka panjang ini akan terus dikembangkan dengan berbagai pendekatan yang saling menguntungkan dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Rasio Likuiditas bank per akhir Desember 2011 menunjukkan kondisi sangat likuid dengan tingkat CAR sebesar 28,50% dan sebagian dana aman ditempatkan di Bank Indonesia dalam bentuk SBI yang nilainya mencapai hampir Rp 140 milyar. Penempatan ini merupakan kebijakan manajemen yang “prudent” namun bersifat sementara, sebelum disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat sesuai fungsinya sebagai lembaga intermediasi.
bank artos
Total Aset bank yang merupakan muara dari keseluruhan kegiatan operasional bank selama satu tahun, pada akhir tahun 2011 mencapai sebesar Rp 455,76 milyar atau meningkat sebesar 12,70 % dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan aset ini tidak optimal akibat dari pertumbuhan kredt yang terganggu karena perilaku debitur yang sulit diprediksi.
Pada akhir Desember 2011 bank memperoleh Laba yang cukup baik, sebesar Rp 2, 87 milyar atau meningkat sebesar 392,90 % apabla dibandingkan dengan tahun 2010 yang mengalami kerugian (Rp 0,98 milyar). HaL ini terutama karena bank mampu menekan biaya bunga dana jangka panjang, meningkatkan efisiensi biaya non bunga dan reklasifikasi pencadangan sesuai PSAK 50/55. Pelunasan kredit yang mendadak cukup berpengaruh pada penurunan pendapatan, namun dapat diimbangi dengan pendapatan bunga yang realisasinya bertahap. Modal bank pada akhir Desember 2011 sebesar Rp 106,16 milyar terinci dalam Modal Inti sebesar Rp 102,34 milyar dan Modal Pelengkap sebesar Rp 3,81 milyar. Modal bank saat ini telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, peningkatan modal bank akan diupayakan melalui pertumbuhan organik dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Nama Pemegang Saham
%
Nominal
Arto Hardy
40.00
38.600.000.000,-
Lanny Miguna
15.00
14.475.000.000,-
Sinatra Arto Hardy
15.00
14.475.000.000,-
William Arto Hardy
15.00
14.475.000.000,-
Lina Arto Hardy
15.00
14.475.000.000,-
Laporan Tahunan 2011 bank artos
3
Laporan Manajemen
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Bank Artos Indonesia telah memiliki Visi Bank kedepan terutama dalam rangka menghadapi berbagai gejolak masalah yang bersifat eksternal maupun internal. Dengan Visi “ Menjadi Bank Retail yang Sehat, Kuat dan Efisien dengan Tingkat Pelayanan yang Prima “ diharapkan, bank disamping mampu mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga keuangan yang kredibel, tetap fokus membawa Misi mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah. Implementasi pelayanan kepada nasabah dilengkapi dengan standar pelayanan mutu menurut Standard ISO 9001 : 2008 yang selalu dievaluasi secara berkala (6 bulan sekali). Dibidang pengelolaan manajemen risiko, bank telah memiliki pedoman dalam bentuk ketentuan tertulis. Pengendalian risiko telah menggunakan metode dan parameter yang jelas sesuai dengan kompleksitas usaha bank mencakup inhern risk pada setiap jenis risiko dan sistem pengendalian risiko secara menyeluruh. Prosesnya melalui identifikasi, mengukur dan memonitor risiko sekaligus mitigasi risiko. Dibidang tata kelola usaha yang baik ( Good Corporate Governance ) Manajemen Bank berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Aspek transparansi informasi yang bertumpu pada sumber informasi yang akuntabel sangat dtekankan sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban kepada publik dan nasabah. Aspek ini didukung oleh prinsip independen dalam setiap proses pengambilan keputusan sehingga nilai dari setiap keputusan bermakna. Publikasi Laporan Tahunan Bank yang secara tertib diterbitkan setiap tahun adalah merupakan salah satu bentuk tranparansi bank yang perlu diapresiasi dengan baik. Dibidang kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, bank telah mrmbentuk berbagai perangkat yang bersifat kontrol, pengawasan dan monitoring melalui beberapa satuan kerja khusus antara lain SKAI, SKMR atau berbagai komite untuk menyaring proses- proses pengambilan keputusan yang bersifat strategis yang risikonya dapat berdampak membahayakan atau merugikan bank antara lain Komite ALCO atau Komite Kredit dengan anggota pejabat yang kompeten. Demikian juga untuk menciptakan situasi yang sinergi terhadap kegiatan operasional, bank membentuk Tim Tim Kecil antara lain Tim Monitoring Target Bisnis dan Tim Penyusunan Rencana Bisnis Bank yang bersifat ad hoc untuk membantu Manajemen dalam proses evaluasi kinerja satuan operasional dan menyusun Rencana Bisnis Bank.
4
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Laporan Manajemen Pada akhirnya tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu yang sempurna oleh manusia, namun dengan suatu tekad untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan, didukung oleh disiplin serta kerja keras semua pihak, diyakini kinerja bank akan semakin baik menghadapi tantangan kedepan yang semakin komplek.
Laporan Tahunan 2011
Dengan segala kerendahan hati, dengan ini Manajemen Bank Artos Indonesia mengucapkan syukur dan terima kasih atas segala kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada kami dalam mengelola bank ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjukNya untuk memajukan bank dimasa depan. Terima kasih.
Bandung, 25 Mei 2012
Reinantha Yaputra
Komisaris Utama
Direktur Utama
bank artos
William Arto Hardy
Laporan Tahunan 2011 bank artos
5
Strategi dan Kebijakan
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Peluang dan tantangan bisnis serta perkembangan kondisi eksternal sangat mempengaruhi proses penyusunan strategi dan kebijakan. Strategi dan kebijakan diarahkan untuk menangkap peluang pertumbuhan usaha yang optimal dan mampu merespon setiap ancaman eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang. Strategi dan kebijakan harus sesuai dengan kondisi industri dan kompetisi serta aspek lain dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan serta mampu meningkatkan daya saing perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan profitabilitas. Penetapan strategi dan kebijakan Bank sejalan dengan Visi dan misi Bank serta mengarah pada pencapaian rencana bisnis jangka panjang yang telah ditetapkan yaitu menjadi Perusahaan Terbuka ( go public ) dan Bank Devisa pada masa mendatang. Berpedoman pada pengelolaan Manajemen Risiko ( Risk Management ), Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance ) serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku ( Compliance ), menjadikan Bank Artos Indonesia sebuah Bank Sehat, Kuat dan Efisien. Strategi dan kebijakan senatiasa disesuaikan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip kehati-hatian dan terukur ( prudential banking ).
TARGET PASAR Target pasar Bank Artos Indonesia adalah pasar retail dengan segmentasi pasar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ). Hal ini sejalan dengan Visi Bank Artos Indonesia untuk menjadi Bank Retail yang Sehat, Kuat dan Efisien. Pasar UMKM sesuai dengan kompleksitas dan volume usaha Bank Artos Indonesia. Keinginan Pemerintah untuk terus berupaya memperdayakan dan meningkatkan UMKM serta himbauan Pemerintah kepada perbankan untuk membantu pembiayaan UMKM menjadi pertimbangan perbankan akan prospek UMKM kedepannya. Sebagai negara yang memiliki populasi penduduk yang sangat besar, pasar retail sangat menjanjikan dan terus mengalami perkembangan yang sangat tinggi. Pembiayaan Bank Artos Indonesia kepada sektor UMKM pada tahun 2011 mencapai 70,63% dari seluruh pembiayaan atau dapat diartikan bahwa Bank telah fokus pada pasar retail dengan sekmentasi UMKM.
SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM ) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu asset yang sangat bernilai bagi suatu perusahaan. Perkembangan suatu usaha sangat tergantung pada ketersediaan SDM yang berkualitas. Bank Artos Indonesia menyadari peningkatan kualitas layanan kepada nasabah tidak mungkin dilakukan tanpa didukung oleh kualitas SDM yang memadai. Pengembangan SDM difokuskan kepada nilai tambah yang akan dimiliki oleh setiap karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM berbasis pada kompentensi- Competency-Based HR Management 6
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Strategi dan Kebijakan (CBHRM) yang dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan khususnya pencapaian visi dan misi Bank Artos Indonesia.
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
bank artos
Laporan Tahunan 2011
Teknologi informasi (IT) merupakan salah satu aspek penting bagi dunia usaha perbankan khususnya didalam menjalankan kegiatan usahanya. IT yang handal akan dapat mengakomodir setiap perkembangan usaha yang terjadi sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Bank Artos Indonesia telah memiliki Banking System yang bekerja secara realtime online sehingga mampu menyediakan informasi dan data secara tepat waktu, yang didukung dengan fasilitas back up yang bersifat realtime backup (mirroring) serta tersedianya Disaster Recovery Center yang secara berkala telah dilakukan proses pengujian untuk memastikan system dapat berfungsi secara tepat dan cepat. Keikutsertaan Bank Artos Indonesia sebagai anggota jaringan ATM Bersama telah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi melalui 13,000 jaringan ATM Bersama yang tersebar di seluruh Indonesia. Jenis transaksi yang dapat dilakukan melalui jaringan ATM Bersama antara lain ; penarikan tunai, kiriman uang / transfer antar bank anggota, pembayaran tagihan PLN, Telepon, Pajak dan pembayaran kartu kredit. Penyediaan Teknologi Sistem Informasi yang baik dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap nasabah atau masyarakat yang akan mempergunakan jasa dan bertransaksi dengan Bank Artos Indonesia.
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP) & RASIO NON PERFORMING LOAN (NPL)
Rasio Non Performing Loan (NPL) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) per akhir tahun 2011 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2010, dan masih tergolong SEHAT atau dibawah ketentuan Bank Indonesia. Aktiva produktif Bank terdiri dari Kredit yang diberikan, Sertifikat Bank Indonesia dan Simpanan pada Bank Lain. Membaiknya kualitas aktiva produktif diantaranya disebabkan oleh peningkatan penyaluran kredit dan penyelesaian kredit bermasalah. Penanganan permasalahan kualitas aktiva produktif lebih mengutamakan penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai win-win solution. Penyelesaian aktiva bermasalah sebagian besar menunggu hasil penjualan agunan. Bank Artos Indonesia telah melakukan pelelangan melalui Lembaga Lelang Negara dan menunjuk Agent Property untuk memasarkan penjualan agunan dari aktiva yang bermasalah serta bekerjasama dengan Kantor Kuasa Hukum khusus untuk menangani debitur yang tidak kooperatif untuk diteruskan proses litigasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
Laporan Tahunan 2011 bank artos
7
Strategi dan Kebijakan RASIO TINGKAT KECUKUPAN MODAL BANK (Capital Adequacy Ratio = CAR)
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Rasio Tingkat Kecukupan Modal (CAR) merupakan salah satu komponen kunci penting untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank. Rasio CAR Bank Artos Indonesia per Desember 2011 sebesar 28,50% atau diatas ketentuan minimal CAR yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8 %. Rasio CAR mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2010, hal ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penyaluran dana berupa kredit yang diberikan yang mengakibatkan peningkatan portofolio Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Rasio CAR yang masih tinggi memberikan ruang terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi serta memberikan ruang yang sangat besar untuk peningkatan pertumbuhan usaha.
RASIO RENTABILITAS Rasio Rentabilitas bank perakhir tahun 2011 menunjukan peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2010. Membaiknya rasio efisiensi (BOPO) bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebagai akibat dari kebijakan efesieni biaya. Begitupun dengan menurunnya persentasi biaya dana dan menurunnya kredit bermasalah juga turut mempengaruhi rasio rentabilitas serta reklas cadangan PPA AYDA ke dalam pendapatan nonoperasional lainnya (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia). Peningkatan kualitas rasio rentabilitas akan terus diupayakan melalui peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit yang tinggi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, menjaga keseimbangan pertumbuhan antara penghimpunan dana dan penyaluran kredit serta mengevaluasi kembali struktur pendanaan Bank dengan memfokuskan pada penghimpunan dana murah.
8
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pengelolaan Risiko Di dalam setiap keputusan bisnis selalu melekat unsur risiko, sehingga bank sebagai lembaga intermediasi keuangan dan kepercayaan, dituntut untuk dapat mengantisipasi dan meminimalkan risiko-risiko tersebut melalui pengendalian dan pengelolaan risiko yang efektif, terintegrasi dan berkesinambungan.
Laporan Tahunan 2011
Penerapan kebijakan manajemen risiko di Bank Artos Indonesia dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta mengikuti perkembangan dan tantangan bisnis-bisnis yang terjadi. Setiap perubahan kebijakan, peraturan dan lingkungan bisnis, merupakan salah satu alat monitoring yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan memonitor risiko sekaligus untuk melakukan mitigasi risiko. Metode pengukuran risiko yang dipergunakan oleh Bank Artos Indonesia mempergunakan metode yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank Artos Indonesia. Parameter yang dipergunakan meliputi parameter inhern risk dan sistem pengendalian risiko (SPR) untuk seluruh jenis risiko.
bank artos
Proses pengelolaan risiko meliputi : proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian. Penerapan manajemen risiko menggunakan pendekatan pengelolaan risiko yang menyeluruh berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang baik, strategi pengelolaan risiko yang terdefinisi dengan baik, struktur dewan yang benar dan tepat, komite kerja yang bekerja secara aktif dan memiliki peran, penetapan tanggung jawab, wewenang dan jenjang pendelegasian yang jelas. Komite Manajemen Risiko bertugas membantu Direksi dalam memantau penerapan manajemen risiko, sedangkan Komite Pemantau Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi penetapan dan penerapan kebijakan manajemen risiko serta memantau kinerja Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko
PROFIL RISIKO
Profil Risiko Bank Artos Indonesia untuk 8 jenis risiko per akhir tahun 2011.
Profil Risiko Risiko Operasional
R i s i ko Kredit
R i s i ko Pa s a r
R i s i ko Likuiditas
Moderate
Low
Moderate
Strong
Strong
Strong
Strong
Moderate
Low
Moderate
Low
R i s i ko Hukum
R i s i ko S t ra t e j i k
R i s i ko Ke p a t u h a n
Risiko Reputasi
Peringkat Komposit
Low
Moderate
Peringkat Risiko Inheren Low
Low
Low to moderat
Low
Peringkat Kualitas Manajemen Risiko Strong
Strong
Strong
Strong
Strong
Low
Moderate
Peringkat Tingkat Risiko Low
Low to moderat
Low
Laporan Tahunan 2011 bank artos
9
Pengelolaan Risiko RISIKO KREDIT
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Sumber utama pendapatan bank adalah dari pendapatan bunga kredit, sehingga portofolio kredit harus dikelola dengan baik. Salah satu komponen alat ukur dalam pengendalian risiko kredit yang baik, dapat tercermin pada trend rasio Non Performing Loan (NPL). Bank Artos Indonesia dalam rangka melakukan ekspansi kreditnya telah melakukan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL). Untuk mendukung upaya tersebut Bank telah memiliki Pedoman Kebijakan Perkreditan tertulis mengenai pemberian kredit yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank Artos Indonesia, serta ketentuan-ketentuan yang tertuang pada Surat Edaran/Keputusan tersendiri di bidang perkreditan. Secara garis besar pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four-eyes principle yaitu setiap pemutusan kredit melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan yang obyektif . Mekanisme four-eyes principle dilakukan melalui Komite Kredit dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit dan pemutusannya dilakukan oleh Pejabat Pemegang Kewenangan Memutus Kredit dari Business Unit dan Risk Management yang memiliki kompetensi, kemampuan dan integritas. Dengan demikian proses pemberian kredit menjadi lebih komprehensif dan hati-hati.
RISIKO PASAR Pengelolaan risiko pasar untuk pengelolaan potensi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat perubahan harga atau variabel ( rate ) suku bunga pasar serta nilai tukar valuta asing. Pengelolaan risiko pasar Bank melekat pada kebijakan untuk tidak menempatkan dana ke dalam jenis/bentuk penanaman dana yang memiliki risiko tinggi. Pengelolaan risiko pasar yang dilakukan oleh Bank tidak terlalu kompleks karena portofolio investasi Bank sebagian besar berupa Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) dan seluruhnya dalam mata uang rupiah dan penanaman dana dalam bentuk kredit yang diberikan dalam rangka menjalankan fungsi intermediasi. Bank hanya menghadapi risiko suku bunga. Peringkat risiko inheren untuk risiko pasar tahun 2011 berada pada level “Low”. Parameter Pengukuran risiko dilakukan dengan menghitung Rasio ekses modal terhadap potensial loss suku bunga dan rasio ekses modal terhadap Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan, rasio aktiva produktif non kredit bermasalah, kecukupan pemenuhan PPAP non Kredit.
10 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pengelolaan Risiko Peringkat kualitas manajemen risiko pada posisi “ Strong ” parameter yang dipergunakan adalah Pengawasan aktif Komisaris dan Direksi, kebijakan dan Prosedur penetapan limit , Indentifikasi, pengukuran, Pemantauan, dan pengendalian Intern, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low” dasar penilaian tersebut adalah total penilaian dari seluruh komponen risiko yang melekat pada risiko pasar.
Laporan Tahunan 2011
RISIKO LIKUIDITAS
RISIKO OPERASIONAL
bank artos
Risiko Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan bank selalu dapat memenuhi kewajibannya pada setiap saat baik dalam situasi normal maupun situasi luar biasa. Bank Artos Indonesia mensyaratkan bank menyediakan dana yang memadai. Jatuh tempo asset dan kewajiban diawasi setiap saat untuk memastikan Bank mampu memenuhi semua kewajibannya tanpa harus melikuidasi aset sebelum waktunya, sehingga harus membayar denda. Komite Aset dan Kewajiban (ALCO) bertanggung jawab mengelola suku bunga dan risiko likuiditas. Peringkat risiko inheren untuk risiko Likuiditas akhir tahun 2011 berada pada level “ Moderate “, parameter dalam mengukur risiko likuiditas adalah rasio kredit terhadap DPK (LDR), rasio aktiva likuid terhadap pasiva likuid yang jatuh tempo sampai dengan 1 bulan, rasio proyeksi cash flow, Maturity Mismatch, Ketergantungan pada Dana Antar bank dan Deposan Inti. Untuk peringkat kualitas manajemen resiko tergolong “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Moderate”.
Pengelolaan resiko operasional telah dilakukan oleh Bank Artos Indonesia untuk pengelolaan kerugian langsung atau tidak langsung karena ketidakcukupan atau kegagalan proses internal dan umumnya merujuk pada peristiwa yang diakibatkan oleh fisik/teknologi, kesalahan manusia/kesengajaan, risiko hukum dan terjadinya penipuan. Kerangka manajemen risiko operasional yang sistimatik diterapkan guna memastikan agar semua risiko operasional terpantau dan terkendali tepat waktu dengan melakukan penilaian sendiri yang komprehensif dan dilakukan secara teratur disemua bidang. Evaluasi independen terhadap efektifitas dan integritas pengendalian dilakukan untuk menyempurnakan setiap langkah proses. Bank Artos Indonesia mengelola risiko operasional sesuai ketentuan dan peraturan. Peringkat risiko inhern untuk resiko operasional bank sepanjang tahun 2011 berada pada level “Low “, dasar pertimbangan adalah dengan memperhitungkan rasio kecukupan Modal dalam mengantisipasi kerugian akibat risiko operasional dengan Menggunakan metode Basic Indicator sesuai rekomendasi Bank for International Settlements (BIS) dalam The New Bassel Accord II juni 2004. Untuk Peringkat kualitas manajemen Risiko sepanjang tahun 2011 tergolong “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low”.
Laporan Tahunan 2011 11 bank artos
Pengelolaan Risiko RISIKO HUKUM
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Risiko hukum adalah resiko yang disebabkan oleh kerugian yang timbul sebagai akibat adanya kelemahan aspek yuridis, antara lain meliputi ; adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, kelemahan perikatan (tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak) dan pengikatan agunan yang tidak sempurna digolongkan sebagai risiko hukum. Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan mengukur kinerja penanganan kredit bermasalah dan keluhan nasabah. Sepanjang tahun 2011 peringkat risiko inheren untuk risiko hukum berada pada level “Low“, parameter yang dipergunakan adalah Rasio Kinerja penanganan kredit bermasalah melalui proses litigasi dibandingkan dengan total kredit. Sepanjang tahun 2011 terdapat satu permasalahan hukum yang tidak membahayakan usaha Bank. Untuk peringkat kualitas managemen resiko tergolong dalam “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low”.
RISIKO REPUTASI Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank digolongkan sebagai Risiko Reputasi. Sepanjang tahun 2011 peringkat risiko inhern untuk risiko reputasi bank berada pada level “Low“ Parameter pengukurannya adalah Jumlah publikasi negatif menyangkut bank pada media masa, kinerja penanganan komplain nasabah terselesaikan dibandingkan dengan total jumlah komplain nasabah. Keluhan nasabah telah diselesaikan dengan baik dan tidak terdapat publikasi negatif. Untuk peringkat kualitas managemen resiko tergolong dalam “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low”.
RISIKO STRATEGIK Risiko Strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh kebijakan dan strategi serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau bank kurang responsif terhadap perubahan eksternal.Sepanjang tahun 2011, peringkat resiko inhern untuk resiko strategi bank berada dalam level “ Low to Moderat “, parameter yang dipergunakan adalah dengan menghitung kinerja Bank dalam mencapai target-target yang tertuang dalam rencana bisnisnya (antara lain :Total Asset, Total Aktiva Produktif, Total Dana Pihak Ketiga Laba dan CAR). Untuk peringkat kualitas managemen risiko tergolong “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low to Moderate”. Pengelolaan risiko strategik dilakukan dengan memantau perkembangan kinerja Bank secara keseluruhan, variable perkembangan kinerja Bank yang dipantau ditetapkan sebagai parameter risiko inhern serta kecukupan system pengendalian risiko strategik. khususnya dalam pencapaian target laba. Perubahan eksternal berupa kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif
12 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pengelolaan Risiko sebagai dampak dari penyesuaian tingkat suku bunga BI Rate dalam rangka pengendalian tingkat inflasi telah mempengaruhi pendapatan operasional bank.
RISIKO KEPATUHAN
bank artos
Laporan Tahunan 2011
Risiko kepatuhan merupakan risiko disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku digolongkan sebagai Risiko Kepatuhan. Sepanjang tahun 2011 peringkat risiko inheren untuk risiko kepatuhan berada pada level “Low” atau tidak terdapat pelanggaran ketentuan. Parameter yang dipergunakan dalam menentukan level risiko dari risiko kepatuhan adalah ; BMPK, PPAP, KPMM (CAR), GWM , PDN. Untuk peringkat kualitas managemen resiko tergolong “Strong”, secara keseluruhan peringkat tingkat risiko berada pada level “Low”.
Laporan Tahunan 2011 13 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Sebagai lembaga yang dipercaya oleh Pemerintah dalam mengelola dana masyarakat, Bank Artos Indonesia menyadari penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) menjadi suatu hal yang sangat penting dan memiliki prioritas yang sangat tinggi. Penerapan prinsip GCG, diharapkan dapat tercipta citra lembaga yang dapat dipercaya. Artinya ada keyakinan bahwa bisnis perbankan dikelola dengan baik sehingga dapat tumbuh secara sehat, kuat dan efisien. Manajemen sadar bahwa kepercayaan publik disamping tergantung pada kinerja dan kemampuan Bank dalam mengelola risiko, juga diperlukan adanya sikap profesionalisme, independensi, integritas dari para pengurus serta transparansi atas informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan maupun non keuangan kepada Publik, namun dengan tidak sama sekali mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan Bank sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Perwujudan dari pemikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila Bank dalam melakukan aktivitasnya senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas ( a c c o u n t a b i l i t y ) ya i t u ke j e l a s a n f u n g s i d a n p e l a k s a n a a n pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan GCG tercermin dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelangkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite, penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal, penerapan manajemen risiko.
14 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
DEWAN KOMISARIS
Nama William Arto Hardy
Hubungan Keuangan / Keluarga
Jabatan Komisaris Utama
Pemegang Saham (15%)
Nono Sukarno
Komisaris
Pihak Independen
Lucia Djatmiko
Komisaris
Pihak Independen
bank artos
Laporan Tahunan 2011
Susunan Dewan Komisaris Bank Artos Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.Dalam rangka penerapan GCG, dibutuhkan Dewan Komisaris yang berperan aktif, independen dan konstruktif. Nama besar, kemauan dan itikad baik tidaklah cukup sehingga dibutuhkan struktur, sistem, dan proses yang memadai agar peran dan fungsi komisaris sesuai dengan harapan. Perimbangan keberadaan komisaris independen merupakan syarat mutlak agar tetap independen dalam pengambilan keputusan, dalam kaitan tersebut komposisi Komisaris Bank Artos saat ini telah sesuai dengan ketentuan PBI no. 8/4/PBI/2006.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris secara rinci telah tertuang dalam Buku pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris, antara lain :
+ Memberikan usulan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai pencalonan anggota Direksi. + Memberikan persetujuan atau penolakan anggota Direksi pada perusahaan lain. + Melakukan pengawasan
atas
perangkapan jabatan
pelaksanaan kebijakan Direksi.
+ Melakukan pengawasan perkembangan usaha bank.
+ Memberi bantuan secara terbatas atas kegiatan usaha bank.
+ Menyelesaikan benturan kepentingan antara sesama anggota Direksi. + Memberikan nasehat kepada Direksi.
Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dan secara keseluruhan dihadiri lengkap oleh seluruh anggota Komisaris, dengan agenda utama mengevaluasi perkembangan kinerja bank serta memberikan nasehat dan rekomendasi kepada Direksi dalam meningkatkan kinerja bank agar tetap berpedoman pada prinsip kehatihatian (Prudential Banking Practices) dan selalu mematuhi (comply) terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Tahunan 2011 15 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
DIREKSI Susunan dan jumlah keanggotaan Direksi telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Nama Reinantha Yaputra Lina Arto Hardy Bambang Setiawan
Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Direktur Utama
Pihak Independen
Direktur SDM,Umum,SKMR & MIS
Pemegang Saham (15%)
Direktur Kepatuhan
Pihak Independen
Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah melaksanakan kepengurusan dan mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang secara terperinci dituangkan dalam Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi, antara lain : + Memastikan bahwa semua kegiatan usaha bank telah berjalan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Merumuskan dan menetapkan kebijakan umum bank, serta memastikan bahwa pelaksanaannya sudah berjalan secara konsekuen dan konsisten + Melakukan pengkajian ulang terhadap kualitas portofolio dalam rangka pengamanan atas risiko terkait. + Menetapkan kebijakan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) dan memastikan bahwa pelaksanaannya sudah dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. + Menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang dihadapi, serta menetapkan kebijakan dan strategi prosedur sistem pengendalian intern. + Memantau kecukupan dan efektivitas dari sistem pengendalian intern. + Menindaklanjuti hasil pemeriksaan SKAI, Bank Indonesia, PPATK, dan Otoritas lainnya, serta memastikan bahwa hal tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. + Memberikan laporan secara berkala kepada Dewan Komisaris mengenai langkah-langkah yang telah, sedang dan akan dilakukan atas Perkembangan portofolio bank, Temuan-temuan penting dari SKAI/ Bank Indonesia, Pelaksanaan realisasi rencana kerja bank, Penyimpangan yang terjadi.
16 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
KOMITE-KOMITE
KOMITE AUDIT Nama
Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Ketua
Merangkap Komisaris Independen
Rubi Martono
Anggota
Pihak Independen
Verawati
Anggota
Pihak Independen
Lucia Djatmiko
KOMITE PEMANTAU RISIKO *
Nama
Hubungan Keuangan / Keluarga
bank artos
Nono Sukarno
Jabatan Ketua
Merangkap Komisaris Independen
Manuel Lahengke Nusa
Anggota
Pihak Independen
Verawati
Anggota
Pihak Independen
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI Nama Lucia Djatmiko
Jabatan
Laporan Tahunan 2011
Untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris Bank Artos Indonesia telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, yang diharapkan dapat membantu fungsi Dewan Komisaris agar berjalan secara efektif. Sebagian besar keanggotaan Komite merupakan pihak independen, adapun keanggotaan Komite pada Bank Artos Indonesia adalah sebagai berikut :
Hubungan Keuangan / Keluarga
Ketua
Merangkap Komisaris Independen
William Arto Hardy
Anggota
Merangkap Komisaris Utama
Fifiningsih
Anggota
Merangkap Kepala Urusan SDM & Umum
Tugas dan tanggung jawab dari Komite-Komite tersebut secara terperinci telah dituangkan dalam Buku Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, antara lain memberikan pendapat profesional dan tidak memihak (independen) atas laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi, serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian dari Komisaris.
Selama tahun 2011, Komite-Komite tersebut telah mengadakan rapat sebanyak dua kali, yang membahas pembuatan program kerja, pembagian tugas anggota komite, serta pemantauan kegiatan usaha bank sesuai fungsi dan bidang masing-masing komite.
Laporan Tahunan 2011 17 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PEMEGANG SAHAM BANK ARTOS INDONESIA & HUBUNGAN KEUANGAN / KELUARGA
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Komposisi kepemilikan saham perusahaan serta keterkaitan hubungan keuangan/ keluarga antara Direksi, Komisaris dan/atau Pemegang Saham Bank Artos Indonesia adalah sebagai berikut :
Hubungan Keuangan / Keluarga Dewan Komisaris
Direksi
Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Lanny Miguna
Keluarga
Keluarga
Sinatra Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
William Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Lina Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Pemegang Saham
Pemegang Saham
Hubungan Keuangan / Keluarga Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direksi
Dewan Komisaris William Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Nono Sukarno Lucia Djatmiko
Direksi Reinantha Yaputra Lina Arto Hardy Bambang Setiawan
18 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Keluarga
Keluarga
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
Komisaris dan Direksi tidak mempunyai saham dan atau hak option atas saham pada Bank Artos Indonesia maupun pada kelompok usaha terkait lainnya. Kepemilikan saham para pemegang saham Bank Artos Indonesia pada perusahaan lainnya adalah sebagai berikut :
Alamat
Pemegang Saham
PT. Polyfin Canggih
Jl. Raya Rancaekek Km.19/28 Kab. Sumedang
PT. Hotel Talagasari
Jl. Dr. Setiabudhi No. 269-275 Bandung
PT. Artostex 99.00% Sinatra Arto Hardy 01.00% Arto Hardy 56.67% Tan King Lie 33.33% Sinatra Arto Hardy 10.00%
PT. Artostex
PT. Polyfilatex
Jl. Raya Dayeuh Kolot No.66 Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung
Arto Hardy
83.71%
Kaikay Hardy Tan King Lie
09.32%
Jll. Panyawungan Rt.02 Rw.03 Ds Cileunyi Wetan Kab. Bandung
Arto Hardy 40.00% Lanny Miguna 15.00% Sinatra Arto Hardy 15.00%
06.97%
PT. Bandung Marmer Bank Pasar Artos Parahyangan
Jll. Pamucatan No. 462 Ds Ciburuy Kec. Padalarang
Arto Hardy Kariady F Kaikay Hardy
Jll. Panjunan No. 22 Bandung
Arto Hardy Lain-lain
bank artos
William Arto Hardy 15.00% Lina Arto Hardy 15.00%
Laporan Tahunan 2011
Nama Perusahaan
65.00%
25.00% 10.00% 99.48%
00.52%
Laporan Tahunan 2011 19 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN & AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan fungsi kepatuhan adalah untuk memastikan seluruh aktivitas dan kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Setiap aktivitas dan kegiatan usaha serta kebijakan Bank yang dipandang dapat membahayakan dan mengganggu kelangsungan usaha harus dilakukan pencegahan ( ex ante ). Direktur Kepatuhan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya praktek-praktek kegiatan perbankan yang tidak sehat dan membahayakan serta melaporkan kepada Bank Indonesia apabila aktivitas dan kegiatan tersebut masih tetap dijalankan. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, Direktur Kepatuhan membawahi unit kerja non operasional, seperti : Kepatuhan (compliance), Sistem & Prosedur, APU & PPT. Selama tahun 2011, Bank telah memenuhi komitmen kepada Bank Indonesia dan pihak ketiga lainnya, serta tidak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
FUNGSI AUDIT INTERN Fungsi Audit Intern memastikan seluruh kegiatan dan aktivitas usaha Bank yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. ( ex post ). Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) didalam menjalankan fungsinya bersifat independen. Pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan berbasis risiko.
FUNGSI AUDIT EKSTERN Laporan keuangan harus dipastikan bebas dari salah saji material serta telah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akuntan Publik bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan yang diaudit dan bersifat independen. Pernyataan pendapat didasarkan atas kewajaran dalam penyajian. Penunjukan Akuntan Publik telah sesuai ketentuan Bank Indonesia.
20 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Komisaris dan Direksi telah melakukan pengawasan secara aktif terhadap seluruh kegiatan usaha bank, termasuk sistem pengendalian intern. Pelaksanaan kebijakan manajemen risiko bank, antara lain meliputi :
Laporan Tahunan 2011
+ Melakukan revisi terhadap kebijakan, sistem dan prosedur bank agar berbasis manajemen risiko.
+ Menetapkan limit / batasan wewenang memutuskan secara berjenjang sesuai bobot risiko pada tingkat masing-masing. + Melakukan proses indentifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko atas seluruh kegiatan usaha bank. + Menerapkan sistem pengendalian intern berbasis manajemen risiko pada setiap kegiatan usaha bank.
Sesuai ketentuan Bank Indonesia, sampai tahun 2011 Bank telah mengikut sertakan Pengurus dan pejabat bank untuk menjalani sertifikasi manajemen risiko yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), sebagai berikut :
William Arto Hardy Nono Sukarno Lucia Djatmiko Reinantha Yaputra Lina Arto Hardy Bambang Setiawan Theresia Harjati Fifiningsih Ario Lanjar Marthen Sulle Konda Ferry Budiman Achmad Humam Deddy Triyana Jenny Nadiasari
Jabatan
bank artos
Nama
Level 2 2
Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen
2
Direktur Utama Direktur SDM, Umum, SKMR &MIS Direktur Kepatuhan
3 3
Staff Ahli Direksi Kepala Urusan SDM, Umum, SKMR & MIS Operation & Credit Support Manager
2 2
Kepala SKAI Kepala Kepatuhan & Sisdur
2 2
Kepala SKMR & MIS Business Manager
2
3
2
1 1
Business Manager
Rostiawaty
Business Manager
Yurin Ahmad Rizki
Business Manager
1 1
Supiarti O. Wijaya
Treasury, Operation & Credit Support Mng.
1
Achmad Humam Dicky Dicky Setiady Setiady Achmad Humam Tan Bok Lan
Business Manager Senior Staff Kepatuhan, MIS, SKMR
1
Senior Staff Kepatuhan, MIS, SKMR Business Manager
1
Achmad Humam Lucyana Suryapranata Achmad Humam Denny Lunardi
Business Manager Senior Staff Kepatuhan, MIS, SKMR
1
Business Manager Senior Staff Kepatuhan, MIS, SKMR
1
AchmadTjahjadi Humam Kariadi
Senior Staff Kepatuhan, MIS, SKMR Operation Support Manager
1
Laporan Tahunan 2011 21 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PENILAIAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Penilaian (self assessment) atas pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2011 menunjukan nilai predikat komposit “ Sangat Baik “ dengan Nilai Komposit sebesar 1.00.
No.
Aspek yang dinilai
Peringkat
1.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1
2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1
3.
Kelengkapan Tugas dan Pelaksanaan Tugas Komite
1
4.
Penanganan Benturan Kepentingan
2
5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
1
6.
Penerapan Fungsi Audit Intern
1
7.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1
8.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian intern
1
9.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures)
1
10.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
1
11.
Rencana Strategis Bank
2
Kelemahan : Beberapa laporan bank masih belum terintegrasi langsung dengan banking system (menggunakan program bantu diluar banking system).
Penyebabnya : 8 Perlu waktu yang lama untuk menguasai program dan melakukan pengembangan. Action Plan : 8 Bank sudah membuat rencana strategis IT jangka panjang dengan cara membuat dan terus menyempurnakan program bantu diluar banking system.
22 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
Target Waktu : 8 Pada semester ke II Tahun 2012 Kekuatan :
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT & DEBITUR BESAR
Laporan Tahunan 2011
Kekuatan pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank Artos Indonesia terletak pada Komitmen dari seluruh pihak, Pemegang Saham, Pengurus Bank (Komisaris, Direksi dan seluruh Pejabat Eksekutif) untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Bank Artos Indonesia selalu berpedoman pada Prinsip Kehati-hatian dalam mengelola penyediaan dana kepada nasabah, khususnya pada Pihak terkait dan Debitur Besar, pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
bank artos
Pada tahun 2011, penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti (Besar) adalah sebagai berikut :
No.
Jumlah
Penyediaan Dana Debitur
Nominal
(Jutaan Rph)
1.
Kepada Pihak Terkait
1
2.311
2.
Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group
10 1
102.951 12.521
RENCANA STRATEGIS BANK
Rencana Strategis Bank telah dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) dan Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan), serta telah dilaporkan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
Laporan Tahunan 2011 23 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS BAGI KOMISARIS DAN DIREKSI
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada Komisaris berupa : Honorarium, Tunjangan Hari raya, Tunjangan Kendaraan. Dan kepada Direksi berupa : Gaji, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Kendaraan, Tunjangan Telepon, Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Asuransi Kesehatan serta Kendaraan Dinas (Natura); sebagai berikut : Jumlah Diterima dalam 1 Tahun * Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Komisaris Orang
Direksi
Jutaan Jutaan Orang Rupiah Rupiah
Remunerasi : Honorarium, Gaji, Bonus, Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Jabatan/ Kendaraan/ Telepon
3
1.274
3
1.786
Fasilitas lain dalam bentuk Natura, berupa Asuransi Kesehatan, Sewa Kendaraan Dinas yang sifatnya tidak dapat dimiliki.
3
71
3
389
6
2.175
Total
1.345
6
*) Dinilai dalam Ekuivalen Rupiah
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Kebijakan Remunerasi dalam satu tahun, yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut : (Satuan Orang)
Jenis Remunerasi Perorang dalam 1 tahun yang diterima secara Tunai
Jumlah Komisaris
Direksi
Di atas Rp. 2 Miliar
-
-
Di atas Rp. 1 Miliar s.d Rp. 2 Miliar
-
-
Di atas Rp. 500 Juta s.d Rp. 1 Miliar
1
3
Rp. 500 Juta ke Bawah
2
-
RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH Pemberian gaji kepada karyawan sampai dengan batas Pelaksana (Bukan Direksi dan Komisaris), mulai dari tingkat Attandent sampai dengan tingkat Vice President sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, khususnya ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku setempat bagi karyawan tingkat Dasar. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah pada Bank Artos Indonesia sebagai berikut :
24 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
Jabatan
Gaji Perbulan (Jutaan Rp) Tertinggi
% Rasio
Terendah 3,70
27
1
Direksi
49
36
73,50
Komisaris
41
22
53,70
Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi
50,40
PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD)
Laporan Tahunan 2011
Pegawai Tetap s.d Batas Pelaksana
Selama tahun 2011 tidak terdapat adanya penyimpangan internal (internal fraud).
bank artos
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BANK
Terdapat satu permasalahan hukum yang tidak membahayakan usaha bank maupun pihak ketiga lainnya. Bank sedang mengajukan permohonan sita eksekusi dan gugatan melalui Pengadilan Negeri Bandung atas AYDA yang sudah diserahkan kepada Bank tetapi penghuni rumah tersebut tidak mau menyerahkannya secara sukarela. Langkah tersebut terpaksa dilakukan karena upaya musyawarah tidak menghasilkan.
TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN
Selama tahun 2011 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, baik secara internal maupun eksternal.
BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK Selama tahun 2011 Bank tidak melakukan buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank, karena Bank belum menerbitkan obligasi.
Laporan Tahunan 2011 25 bank artos
Pelaksanaan GCG Good Corporate Governance
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK SELAMA PERIODE LAPORAN
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pada tahun 2011, sumbangan / donasi tidak diberikan kepada Kegiatan Politik, namun diberikan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan yang jumlahnya tidak signifikan, seperti : HUT RI, Acara RT/RW setempat, sumbangan kepada anak yatim dengan jumlah sumbangan rata-rata sebesar Rp. 720.000,- (tujuh ratus dua puluh ribu rupiah). Secara rutin Bank melakukan kegiatan donor darah, minimal satu tahun sekali. Sebagai bentuk kepedulian Bank terhadap kesejahteraan Karyawan dan Keluarganya khususnya kepada Karyawan Tingkat Dasar, saat ini Bank Artos Indonesia telah menjadi Orang Tua Asuh dari dua putra-putri Karyawan Bank yang telah menunjukkan prestasinya serta memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu : Sudah bekerja lebih dari 5 (lima) Tahun, Kategori Pegawai dasar s.d Staf, Penilaian kinerja tahunan Baik. Program Orang Tua Asuh ini berkelanjutan sampai kepada karyawan lainnya yang dapat memenuhi kriteria tersebut di atas. Perincian program Orang Tua Asuh periode tahun 2011 sebagai berikut :
No.
Nama Anak Asuh
Anak Karyawan
Sejak th
Bantuan/Bln (Rupiah)
1.
Endang Pujiastuti
Imam Subkhi
2003
30.000,-
2.
Akbar Muktanas
Dadang Hermawan
2008
30.000,-
26 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Perkembangan Usaha Perkembangan usaha Bank jika dilihat dari perbandingan kondisi keuangan Bank Artos Indonesia posisi akhir tahun 2011 dengan tahun 2010 menunjukan :
PENDAPATAN BUNGA BERSIH
Laporan Tahunan 2011
Pendapatan bunga bersih Bank mengalami peningkatan sebesar 3,50 % atau sebesar Rp. 765 juta dari Rp. 21.762 juta menjadi Rp. 22.527 juta. Peningkatan ini terkait dengan peningkatan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan sebesar 1,10 % pada tahun 2011.
LABA BERSIH
Laba bersih setelah pajak mengalami peningkatan sebesar 297,80 % dari Rp. (1.055 juta) menjadi Rp. 2.087 Juta.
bank artos
AKTIVA PRODUKTIF
Total Aktiva Poduktif mengalami peningkatan sebesar 13,30 % atau sebesar Rp. 46.420 juta dari Rp. 347.794 juta menjadi Rp.394.214 juta.
DANA PIHAK KETIGA
Total Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan sebesar 0,30 % atau sebesar Rp. 32,391 juta dari Rp. 232.616 juta menjadi Rp. 265.007 juta.
KREDIT YANG DIBERIKAN
Pinjaman yang Diberikan mengalami peningkatan sebesar 1.10 % atau sebesar Rp. 2.683 juta dari Rp. 250.965 juta menjadi Rp. 253.648 juta.
PERMODALAN Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami penurunan sebesar 0,42% sehingga menjadi 28,50% namun masih diatas ketentuan Bank Indonesia.
Laporan Tahunan 2011 27 bank artos
Perkembangan Usaha STRUKTUR ORGANISASI BANK
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Organisasi diciptakan berdasarkan keseimbangan antara struktur dan faktor eksternal dalam hal ini adanya ketentuan regulasi perbankan. Struktur Organisasi disesuaikan dengan memperhatikan faktor lingkungan, skala usaha, kompleksitas usaha serta strategi dan sumber daya manusia yang dimiliki. Struktur Organisasi Bank Artos Indonesia telah menggambarkan penerapan prinsip Good Corporate Governance ( GCG ). Kecepatan proses pengambilan keputusan juga menjadi perhatian yang sangat penting dalam mengantisipasi tingkat persaingan usaha.
JARINGAN USAHA Sampai dengan tahun 2011, Bank telah memiliki 17 jaringan usaha dalam mendukung pencapaian target pengembangan usaha yang telah ditetapkan ( lihat tabel jaringan usaha ). Jumlah tersebut direncanakan akan terus bertambah sejalan dengan rencana pengembangan usaha kedepan.
Jaringan Usaha 2011 Kantor Pusat
1
Kantor Cabang
1
Kantor Cabang Pembantu
5
Kegiatan Kas diluar Kantor
5
ATM
5
SUMBER Total SDM 2011
Dewan Komisaris
3
Direksi
3
Karyawan Tetap
Karyawan Tidak Tetap Total
173 179
17
Total
DAYA
MANUSIA
Penerapan konsep dan tehnik manajemen sumber daya manusia yang tepat dan efektif, akan menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, inovatif, kreatif dan loyal. Sumber Daya Manusia yang memiliki kriteria tersebut dapat didayagunakan
untuk merealisasikan Visi dan Misi Bank. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang memiliki keunggulan kompetitif sangat dibutuhkan ditengah tingkat persaingan usaha yang tinggi dan skala usaha yang mengglobal. Pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan kepada nilai tambah yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan. Berbagai program peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, terus dilaksanakan melalui penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan serta Jenjang Pendidikan SDM pengiriman Sumber Daya Manusia Magister ( S2 ) 8 untuk memperoleh sertifikasi profesi Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia pada lembaga sertifikasi yang Sarjana ( S1 ) 74 berwenang. Namun kualitas Sarjana Muda ( D3 ) 24 integritas SDM juga menjadi sesuatu SLTA 58 hal yang penting untuk menjadi dibawah SLTA 15 perhatian manajemen.
28 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Susunan Pengurus William Arto Hardy, Bcom, Komisaris Utama Berpengalaman 20 tahun dalam industri perbankan dan industri sepatu. Meraih Bachelor of Commerce dari University of Western, Sydney. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1992 sampai sekarang.
Berpengalaman 35 tahun dalam industri perbankan. Meraih Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2004 sampai sekarang.
Lucia Djatmiko, Bsc, Komisaris Berpengalaman 18 tahun dalam industri perbankan. Meraih Bachelor of Science dari University of New South Wales, Sydney. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1994 sampai sekarang.
bank artos
Reinantha Yaputra MBA , Direktur Utama
Berpengalaman 30 tahun dalam industri perbankan. Meraih Master of Business Administration (MBA) dari Washington International University, USA. Memulai karir di dunia perbankan pada Bank Panin sejak tahun 1982 sampai dengan 1995, Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996
Lina Arto Hardy MBA, Direktur
Laporan Tahunan 2011
Nono Sukarno, SE, MM, Komisaris
Berpengalaman 20 tahun dalam industri perbankan. Meraih Master of Business Administration (MBA) dari Edinburgh Bussiness School, Heriot Watt University Cambridge United Kingdom. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1992 sampai sekarang.
Bambang Setiawan SE, Direktur Kepatuhan Berpengalaman 26 tahun dalam industri perbankan. Meraih Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Memulai karir di dunia perbankan pada Bank Panin sejak tahun 1986. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1997 sampai sekarang.
Laporan Tahunan 2011 29 bank artos
Manajemen Eksekutif Theresia Harjati M Staff Ahli Direksi
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Berpengalaman 36 th dalam industri perbankan, menyelesaikan pendidikan di Santa Maria Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996 sampai sekarang.
Supiarti Ong Widjaja
Treasury, Operation & Credit Support Manager
Berpengalaman 26 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Sospol dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
Denny Lunardi Business Manager KCP jakarta
Berpengalaman 23 th dalam industri perbankan, meraih magister management Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Tan Bok Lan
Business Manager KC Jakarta Berpengalaman 19 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Manajemen dari Universitas Kristen D u t a Wa c a n a Yo g j a k a r t a . Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2009 sampai sekarang.
Rostiawati Business Manager KCP Bandung Berpengalaman 21 th dalam industri perbankan, meraih Magister Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996 sampai sekarang.
30 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Fifiningsih Ario Kepala Urusan SDM, Umum, SKMR & MIS Berpengalaman 18 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Deddy Triyana Business Manager KPO Bandung Berpengalaman 10 th dalam industri perbankan, meraih Master of Business Administration dari Hawai Pacific University, Honolulu, Hawai, USA. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2011 sampai sekarang.
Lucyana Suryapranata Business Manager KCP Jakarta Berpengalaman 14 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Muda Akuntansi dari STIE Indonesia Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2006 sampai sekarang.
Dicky Setiady Business Manager KC Jakarta Berpengalaman 15 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana M a n a j e m e n d a r i U n i ve r s i t a s Tarumanegara Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2009 sampai sekarang.
Yurin Ahmad Rizki Business Manager KCP Bandung Berpengalaman 17 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
Manajemen Eksekutif Ferry Budiman Kepala Kepatuhan, Sisdur dan Pejabat APU-PPT
Jenny Nadiasari Business Manager KCP Bandung Berpengalaman 11 th dalam industri perbankan, meraih Magister Business & Adminstration ITB Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2008 sampai sekarang.
Operation Support Manager - KC Jakarta Berpengalaman 30 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Muda Akuntansi Universitas Trisakti Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2011 sampai sekarang.
Berpengalaman 10 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Akuntansi STIEB Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2002 sampai sekarang.
Lanjar Operation & Credit Support Manager - KPO Berpengalaman 22 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana M u d a A k u n t a n s i U n i ve r s i t a s Sumatera Utara Medan. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
bank artos
Kariadi Tjahjana
Kepala Satuan Kerja Audit Intern - SKAI
Laporan Tahunan 2011
Berpengalaman 15 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2003 sampai sekarang.
Marthen Sulle Konda
Achmad Humam Kepala SKMR & MIS
Berpengalaman 4 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2008 sampai sekarang.
Laporan Tahunan 2011 31 bank artos
Struktur Organisasi DEWAN KOMISARIS Komite Audit Komite Pemantau Risiko
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Komite Remunerasi & Nominasi
DIREKTUR UTAMA Komite Aktiva Pasiva
STAFF AHLI DIREKSI
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
Komite Manajemen Risiko
DIREKTUR KEPATUHAN
DIREKTUR SDM, UMUM, SKMR & SIM
URUSAN SDM, UMUM, SKMR & SIM
Pemimpin KP Bandung
Koordinator KK Jakarta
CAB. PEMBANTU
OPERATION & CREDIT SUPPORT MANAGER
Pejabat APU-PPT
Kepatuhan & Sisdur
32 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Pemimpin KC Jakarta
CAB. PEMBANTU
Treasury, Operation, & Credit Support Manager-Jakarta
TREASURY
KEPALA SKMR & SIM
IT & CC
SKMR & SIM
UMUM
SDM
Rasio Keuangan Rasio Keuangan
2011
2010
Permodalan CAR Modal Inti
28,50 %
28,92 %
102,342 M
103,006M
Kualitas Aktiva 1,00 %
1,58 %
NPL - Net
0,89 %
1,46 %
162,70 %
103,85 %
64,30 %
72,16 %
0,90 %
0,74 %
70,63 %
84,83 %
0,63 %
-0,24 %
ROE
1,99 %
-1,02 %
NIM
5,71 %
6,25 %
98,08 %
102,71 %
95,71 %
107,89 %
2,30 %
4,46 %
Rasio PPAP Kredit / Total Aktiva Produktif Rasio KUK terhadap Total Kredit Rasio UMKM terhadap Total Kredit Rentabilitas ROA
BOPO
LDR Kepatuhan Rasio BMPK terhadap Pihak Terkait Rasio BMPK terhadap Debitur Besar
bank artos
Likuiditas
17,40 %
13,89 %
Giro Wajib Minimum - GWM
8,27 %
8,18 %
Posisi Devisa Netto - PDN
0.00 %
0.00 %
7,22 %
7,69 %
15,39 %
16,10 %
Lainnya Cost of Fund Cost of Money
Laporan Tahunan 2011
NPL - Gross
Laporan Tahunan 2011 33 bank artos
Produk dan Jasa Layanan Produk Pinjaman / Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Pemilikan Rumah / Ruko
Laporan Tahunan 2011 bank artos
Kredit Pemilikan Mobil / Sepeda Motor Kredit Multi Guna Kredit Artos Sejahtera Kredit Artos Manfaat
Produk Simpanan
Tabungan Artos Tabungan Artoscash - ATM Bersama Tabungan Pendidikan Mutiara Tabunganku Deposito Berjangka Deposito On Call Sertifikat Deposito Giro Artos Giro Artos Kemitraan
Jasa Layanan
Penukaran Mata Uang Asing-Money Changer Pelayanan Antar Jemput Transaksi-Pickup Service Sentra Pembayaran Tagihan Telepon, Flexi & PLN Kiriman Uang/Transfer - RTGS / SKN Tagihan Warkat Luar Kota Inkaso-Intercity Kliring Tagihan Warkat dalam kota - Kliring Bank Garansi Payroll System - Fasilitas Penggajian Karyawan Pembayaran Uang Sekolah Safe Deposit Box - SDB Jaringan ATM Bersama
34 Laporan Tahunan 2011 bank artos
Jaringan Kantor Kantor Pusat Jl. Otto Iskandardinata No.18, Bandung 40171 Indonesia Ph. (022) 4200202, 4200303 (hunting) Fax. (022) 4200401 Telex. (022) 24145
Jl. Suryopranoto No. 59, Jakarta Pusat 10160 Indonesia Ph. (021) 3453323 (hunting) Fax.(021) 3802756
Kantor Cabang Pembantu Kompleks Rukan Artha Gading Niaga Blok C No. 12, Kawasan Sentra Bisnis Artha Gading Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Indonesia Ph. (021) 45856788 (hunting) Fax. (021) 45850308
bank artos
Kompleks Kopo Mas Regensi 9 G Jl. Kopo No. 618, Bandung 40225 Indonesia Ph. (022) 5423371, 5436673, 5436669 Fax. (022) 5436672
Laporan Tahunan 2011
Kantor Cabang Utama Jakarta
Jl. Gardujati No. 75,
Bandung 40181 Indonesia
Ph. (022) 6004087, 6004088 Fax. (022) 6014970 Segitiga Emas Kosambi Blok A/15 Jl. Jend. Ahmad Yani No. 221-223, Bandung 40113 Indonesia Ph. (022) 7218272, 7237024 Fax. (022) 7237024 Komplek Rukan Golden Boulevard Blok D-1 Bumi Serpong Damai (BSD) City Tangerang Banten 15322 Indonesia Ph. (021) 5388880 Fax. (021) 53160728
Kantor Kas Pusat Perdagangan Tanah Abang Bukit (Eks AURI) Jl. KH. Fahrudin No.36 Blok E Lantai Dasar A.5 No.3-3A Tanah Abang- Jakarta Pusat Ph. (021) 3805377 Fax. (021) 3161021
Alamat WEBSITE www.bankartos.co.id
Laporan Tahunan 2011 35 bank artos
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
023-JKC/BAI-II/RY-III/IV/12
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT. Bank Artos Indonesia
Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT Bank Artos Indonesia tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Seperti dijelaskan pada catatan No. 2p pada laporan keuangan, Bank menghitung kewajiban dan beban manfaat karyawan berdasarkan Undang-Undang No. 13/2003 tentang “Undang-Undang Ketenagakerjaan”. Namun perhitungan ini tidak menggunakan metode Projected Unit Credit dan juga seperti dijelaskan pada catatan No. 2b pada laporan keuangan, Bank belum mampu mengimplementasikan secara penuh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 50 ( revisi 2006 ) dan No. 55 ( revisi 2006 ). Menurut pendapat kami, kecuali dampak tidak dihitungnya liabilitas imbalan kerja dan belum diimplementasikannya secara penuh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 50 ( revisi 2006 ) dan No. 55 ( revisi 2006 ) sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Artos Indonesia tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Other Offices: Menara Kadin Indonesia Fl. 27, Jl HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 2-3, Jakarta 12950, Indonesia Tel.: (021) 5274657 Facs.: (021) 5274717 Jl. Kayu Jati III No. 1 Rawamangun, Jakarta Timur 13220, Indonesia Tel.: (021) 47860050, 47863119 Facs.: (021) 4721820
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 Januari 2010/ Catatan
2011
2010
31 Desember 2009
ASET Kas
2a,3
7.775.095.050
7.402.217.100
5.722.209.900
Giro pada Bank Indonesia
2a,4
22.452.856.858
19.765.288.334
12.189.204.522
Giro pada bank lain setelah dikurangi penyisihan Rp 51.000.000 Rp 34.500.000 Rp 35.000.000
2a,c,g,5
3.370.154.727
2.077.862.994
3.476.487.131
137.145.547.682
94.717.592.295
103.245.582.689
251.337.273.264 2.310.644.120 (4.146.662.845)
248.363.568.970 2.601.208.253 (2.661.074.708)
194.730.240.765 3.071.252.122 (1.856.946.369)
249.501.254.539
248.303.702.515
195.944.546.518
26.456.676.288
11.858.935.122
11.346.864.584
1.707.910.106
5.636.938.526
8.918.988.526
33.558.085 2.043.018.274 4.850.218.892 426.238.706
629.038.533 928.102.403 12.697.121.617 405.932.069
704.097.241 681.836.080 4.792.094.286 491.190.062
9.060.944.063
20.297.133.147
15.588.206.195
455.762.529.206
404.422.731.508
347.513.101.540
kerugian tahun 2011 tahun 2010 tahun 2009
Efek-efek setelah dikurangi pendapatan Rp 454.452.318 Rp 542.407.705 Rp 254.417.311
2d,g,6 bunga diterima di muka tahun 2011 tahun 2010 tahun 2009
Kredit yang diberikan Pihak ketiga Pihak berelasi Dikurangi penyisihan kerugian
2e,f,g,7,24
Jumlah kredit yang diberikan bersih Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 9.279.532.100 tahun 2011 Rp 8.523.241.702 tahun 2010 Rp 7.577.795.333 tahun 2009
2i,8
Aset lain-lain Agunan yang diambil alih 2j,g,9 setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai Rp tahun 2011 Rp 1.986.236.516 tahun 2010 Rp 304.186.516 tahun 2009 Aset pajak tangguhan 2n,15 Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka 2k Aset lainnya 10 Jumlah Aset lain-lain Rekening antar kantor JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
1
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 Januari 2010/ Catatan
2011
2010
491,137,238
305,534,947
18,758,470
24,439,647,593 11,455,088,301
20,349,909,924 9,746,927,994
21,274,485,487 11,252,531,232
35,894,735,894
30,096,837,918
32,527,016,719
18,606,510,063 1,061,111,602
19,618,225,842 2,357,073,462
16,704,890,654 849,274,479
19,667,621,665
21,975,299,304
17,554,165,133
202,290,106,534 7,154,297,850
175,653,757,830 4,890,359,778
162,246,231,748 19,596,797,577
209,444,404,384
180,544,117,608
181,843,029,325
82,055,334,217
65,821,606,759
26,349,509,724
347,062,096,160
298,437,861,589
258,273,720,901
2q,16
568,908,348 1,371,186,160 542,986,818 633,231,400
392,218,260 814,763,131 542,986,818 921,860,068
398,344,974 910,858,410 307,000,000 3,539,605,636
2,o,17
-
1,500,000
3,658,867
350,669,546,124
301,416,724,813
263,451,947,258
96,500,000,000 6,000,000,000 2,592,983,083
96,500,000,000 6,000,000,000 506,006,695
76,500,000,000 2,000,000,000 5,561,154,282
Jumlah ekuitas
105,092,983,083
103,006,006,695
84,061,154,282
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
455,762,529,206
404,422,731,508
347,513,101,540
31 Desember 2009
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Giro Pihak ketiga Pihak berelasi
2p.11
2f,12,24
Jumlah giro Tabungan Pihak ketiga Pihak berelasi
2f,13,24
Jumlah tabungan Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak berelasi
2f,14,24
Jumlah deposito berjangka Simpanan dari bank lain
Jumlah simpanan
Utang pajak Biaya harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lainnya Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2n,15
Jumlah liabilities EKUITAS Modal disetor Modal saham nilai nominal @ Rp 1.000,- Modal dasar 200.000.000 lembar saham, modal saham ditempatkan dan disetor penuh 96.500.000 lembar saham untuk 2011, 2010 dan 2009 (2009 : 76.500.000 lembar saham). Cadangan umum Saldo laba
18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
2
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIF Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 januari 2010/ Catatan
2011
2010
31 Desember 2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA: Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi kredit
2l,20 2m
44.677.404.607 2.241.326.378
40.950.552.476 2.072.148.121
36.599.238.130 1.561.083.653
46.918.730.985
43.022.700.596
38.160.321.782
(24.391.901.388)
(21.260.793.820)
(19.386.316.618)
22.526.829.597
21.761.906.776
18.774.005.165
112.475.920 1.405.938.187
102.651.074 1.435.830.186
81.567.980 1.410.422.823
1.518.414.107
1.538.481.260
1.491.990.803
(42.970.009) (1.150.080.152) (7.860.621.654) (13.908.219.704) (153.356.380)
(40.754.373) (2.466.033.909) (1.500.000) (7.452.107.520) (14.488.237.283) (57.759.000)
(34.492.026) (477.417.033) (3.658.867) (6.638.744.568) (12.488.112.483) (58.577.908)
Jumlah beban operasional lainnya
(23.115.247.899)
(24.506.392.085)
(19.701.002.886)
Beban operasional lainnya - Bersih
(21.596.833.792)
(22.967.910.825)
(18.209.012.083)
929.995.806
(1.206.004.049)
564.993.082
Jumlah BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar
2l,21
PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN DAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan operasional lainnya Provisi dan komisi diterima selain dari pemberian kredit Pendapatan operasional lainnya
2m
Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Provisi dan komisi dibayar selain untuk penerimaan dana 2g,5,7 estimasi kerugian komitmen dan kontijensi umum dan administrasi 22 personalia 23 lain-lain
Beban penyisihan kerugian aset produktif
Beban Beban Beban Beban
LABA OPERASIONAL
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
3
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN LABA-RUGI KOMPREHENSIF Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 januari 2010/ Catatan
2011
2010
6,322,050,248
275,189,954
289,084,380
(4,382,555,145)
(49,274,784)
(21,937,501)
Pendapatan non operasional - Bersih
1,939,495,103
225,915,170
267,146,879
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
2,869,490,909
(980,088,879)
832,139,961
(187,034,074) (595,480,447)
(75,058,708)
(611,583,038) 335,926,908
Jumlah pajak penghasilan
(782,514,521)
(75,058,708)
(275,656,130)
LABA (RUGI) BERSIH
2,086,976,388
(1,055,147,587)
556,483,831
31 Desember 2009
PENDAPATAN DAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional Beban non operasional
PAJAK PENGHASILAN Pajak kini (Beban) penghasilan pajak tangguhan
LABA KOMPREHENSIF LAIN
LABA KOMPREHENSIF
2n,15
-
2,086,976,388
-
(1,055,147,587)
-
556,483,831
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
4
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah)
Catatan
Modal disetor
Cadangan umum
76.500.000.000
-
Cadangan umum
-
2.000.000.000
Laba bersih tahun berjalan
-
-
Saldo per 31 Desember 2009
76.500.000.000
2.000.000.000
Penambahan modal disetor
20.000.000.000
-
Saldo per 1 Januari 2009
Cadangan umum Rugi bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010
Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2011
18
Saldo Laba Yang belum ditentukan penggunaannya
7.004.670.451 (2.000.000.000)
Jumlah ekuitas
83.504.670.451 -
556.483.831
556.483.831
5.561.154.282
84.061.154.282
-
20.000.000.000
4.000.000.000
(4.000.000.000)
-
-
-
(1.055.147.587)
(1.055.147.587)
96.500.000.000
6.000.000.000
506.006.695
103.006.006.695
-
-
2.086.976.388
2.086.976.388
96.500.000.000
6.000.000.000
2.592.983.083
105.092.983.083
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
5
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 Januari 2010 2011 ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS OPERASI (Rugi) laba bersih tahun berjalan 2.086.976.388 Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba (rugi) bersih tahun berjalan menjadi kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi : Pemulihan / penyisihan kerugian giro pada bank lain 16.500.000 Penyisihan kerugian kredit yang diberikan 1.133.580.152 Laba penjualan aset tetap (236.499.997) Penyisihan kerugian aset non produktif AYDA (1.986.236.516) Pemulihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjn (1.500.000) Penyusutan aset tetap 1.381.268.923 Biaya pajak tangguhan 595.480.448 Penghapusan kredit (write off) -
2010
31 Desember 2009
(1.055.147.587)
556.483.831
(500.000) 783.983.909 (39.782.270) 1.682.050.000 (2.158.867) 1.056.340.461 75.058.708 (317.891.615)
10.000.000 477.417.033 (270.651.986) 3.658.867 1.302.794.035 (335.926.909) (2.012.453.400)
Laba operasi sebelum perubahan dalam aset dan liabilities operasi Penerimaan kredit yang telah dihapus bukukan (Kenaikan) Penurunan dalam aset operasi Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Agunan yang diambil alih Aset lain-lain
2.989.569.398 352.007.985
2.181.952.740 338.036.045
(268.678.529) 125.171.250
(2.683.140.161) (1.114.915.871) 7.846.902.725 5.915.264.936 (20.306.637)
(53.163.284.336) (246.266.323) (7.905.027.331) 1.600.000.000 85.257.994
(24.427.839.931) 126.145.555 (2.403.996.632) (747.000.000) 216.306.503
Kenaikan (penurunan) dalam liabilities operasi Liabilitas segera Giro Tabungan Simpanan berjangka Simpanan dari bank lain Utang pajak Biaya harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lain-lain
185.602.290 5.797.897.977 (2.307.677.639) 28.900.286.776 16.233.727.457 176.690.088,69 556.423.029 (288.628.667)
280.649.763 (2.430.178.801) 4.421.134.171 (1.298.911.716) 39.472.097.035 (96.095.279) 235.986.818 (2.617.745.569)
(164.971.459) (1.765.257.681) (98.410.391) 56.198.180.387 22.011.655.960 (557.958.328) 273.911.445 (301.785.408) 1.401.884.281
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
62.539.703.686
(19.142.394.790)
49.617.357.024
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
6
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009
(dalam Rupiah) 1 Januari 2010 2011
2010
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI : Pembelian aset tetap Penjualan aset tetap/ penggantian asuransi Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
(15.980.991.878) 238.481.786 (42.427.955.387)
(1.729.155.907) 200.527.178 8.527.990.394
(1.544.282.825) 270.652.000 (44.247.686.757)
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
(58.170.465.479)
6.999.361.665
(45.521.317.582)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN : Tambahan modal disetor
-
20.000.000.000
-
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
-
20.000.000.000
-
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS
31 Desember 2009
4.369.238.207
7.856.966.875
4.096.039.442
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
29.279.868.428
21.422.901.553
17.326.862.111
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
33.649.106.635
29.279.868.428
21.422.901.553
Rincian kas dan setara kas akhir tahun : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain
7.775.095.050 22.452.856.858 3.421.154.727
7.402.217.100 19.765.288.334 2.112.362.994
5.722.209.900 12.189.204.522 3.511.487.131
33.649.106.635
29.279.868.428
21.422.901.553
23.835.478.359 185.069.853
21.082.977.654 5.000.581
19.112.405.173 1.216.655.553
CATATAN TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS Pembayaran kas selama tahun berjalan untuk: Bunga Pajak penghasilan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
7
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
1. U M U M PT BANK ARTOS INDONESIA (untuk selanjutnya disebut sebagai "Bank") berkedudukan dan berkantor pusat di Jln. Otto Iskandardinata No. 18 Bandung, didirikan dengan akta notaris Netty Tjandrania, SH no. 1 tanggal 1 Mei 1992 dan akta ini telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tertanggal 3 Juni 1992 No. C2-4584 HT 01. 01.tahun 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah mengenai perubahan modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dan perubahan seluruh anggaran dasar perseroan sehubungan dengan diberlakukannya Undang - undang Republik Indonesia no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang diaktakan dengan akta notaris Hj Tetty Surtiati Hidayat, SH No. 1 tanggal 10 Nopember 2010. Perusahaan telah mendapat izin
sebagai Bank Umum sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 737/KMK.013/1992 tanggal 10 Juli 1992. Mulai tanggal 12 Desember 1992 perusahaan telah menjalankan operasinya sebagai Bank Umum. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : Dewan Komisaris : Komisaris Utama
: William Arto Hardy
Komisaris
: Lucia Djatmiko
Komisaris
: Nono Sukarno
Dewan Direksi : Direktur Utama
: Reinantha Yaputra
Direktur
: Lina Arto Hardy
Direktur kepatuhan
: Bambang Setiawan
Susunan komite audit, komite pemantau resiko serta komite remunerasi dan nominasi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : Komite Audit : Ketua
: Lucia Djatmiko
Anggota
: Rubi Martono : Verawaty Surya Putra
Komite Pemantau Risiko : Ketua
: Nono Sukarno
Anggota
: Manuel Lahengke Nusa : Verawaty Surya Putra
8
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
1. U M U M (Lanjutan)
Komite Remunerasi & Nominasi : Ketua
: Lucia Djatmiko
Anggota
: William Arto Hardy : Fifiningsih
Kantor Pusat PT Bank ARTOS INDONESIA beralamat di Jalan Otto Iskandardinata No 18 Bandung. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 jumlah seluruh kantor di Indonesia adalah sebagai berikut : 31 Desember Kantor Pusat
1
Kantor Cabang
1
Kantor Cabang Pembantu
5
7
Jumlah karyawan per 31 Desember 2011 dan 2010 sebanyak 179 dan 186 karyawan (tidak diaudit). Jumlah imbalan yang diberikan untuk Direksi dan Komisaris Bank pada tahun 2011 dan 2010 sebesar Rp 1.090.620.000,- dan Rp 1.089.509.000,-
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Bank, yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini. b. Dasar penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008.
Namun untuk tahun 2011 dan 2010 perhitungan penyisihan kerugian, Bank belum mengikuti PSAK 55 (Revisi 2006), masih menggunakan aturan kolektibilitas Bank Indonesia sampai dengan 31 Desember 2011 berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, tentang Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI 2008) mengenai ketentuan atau masa transisi.
Laporan keuangan kecuali laporan arus kas disususn dengan menggunakan dasar akrual. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis dan asumsi kelangsungan hidup, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
9
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama tahun periode dari aktivitas operasi,investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain yang penggunaannya tidak dibatasi, dan deposito berjangka pada bank lain yang penempatannya 1 bulan hingga jatuh tempo. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan merupakan penggabungan laporan keuangan Kantor Pusat dan Cabang - cabang sebagai suatu kesatuan usaha. b.
Perubahan kebijakan akuntansi Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank telah mengadopsi kebijakan akuntansi baru di bawah ini sehubungan dengan implementasi PSAK 50 (Revisi 2006), instrumen keuangan : Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrument Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran. PSAK ini diterapkan secara prospektif, oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding mengenai dampak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006). Namun untuk tahun 2011 dan 2010 perhitungan penyisihan kerugian, Bank belum mengikuti PSAK 55 (Revisi 2006), masih menggunakan aturan kolektibilitas Bank Indonesia sampai dengan 31 Desember 2011 berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, Tentang Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI 2008) mengenai ketentuan atau masa transisi. (i).
Aset keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komperhensive, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. a.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan ini merupakan aset keuangan yang di klasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.
10
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan dan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. b. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. b. Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahaan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang investasi yang di klasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komperhensive. (ii)
Liabilitas keuangan Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam katagori (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif (b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa . a. Liabilitas keuangan yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan ini merupakan liabilitas keuangan yang di klasifikasikan sebagai diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangankan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai.
11
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagi ("Keuntungan/(Kerugian) dari perubahan nilai wajar instrument keuangan.) Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam "Beban bunga". b. Liabilitas keuangan yang di ukur dengan biaya perolehan di amortisasi Pada saat pengakuan awal, Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. (iii). Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan setara substantial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah di transer (jika, secara substantial seluruh risiko dan manfaat tidak di transef, maka bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan di hentika pengakuannya ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Agunan yang diserahkan oleh bank didalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi
securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena bank secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan diawal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
(iv). Reklasifikasi aset keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya,telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo).
12
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. (v)
Dikurangi penyisihan kerugian aset keuangan Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut ("peristiwa yang merugikan"), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat di estimasi secara handal.
(vi) Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak di evaluasi kembali berdasrkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.
13
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Jika Bank menentukan penurunan nilai berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006) tidak di 1 Januari 2010, maka Bank memisahkan penurunan nilai yang berasal dari periode berjalan yang diakui dalam laporan laba rugi dan penurunan nilai yang berasal dari periode sebelumnya diakui langsung ke saldo laba. Jika Bank tidak dapat memisahkan penurunan nilai tersebut, maka penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan fakta tersebut di ungkapkan secara memadai dalam catatan atas laporan keuangan. c. Giro pada Bank lain Giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian
giro
pada bank lain ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap masing - masing saldo giro pada bank lain
pada
akhir tahun. d. Efek-efek Efek - efek/Surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia yang diperdagangkan di pasar uang. Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan di neraca sebesar nilai nominal di
kurangi
dengan bunga yang belum diamortisasi. Investasi dalam efek yang diklasifikasikan "Dimiliki Hingga Jatuh Tempo" disajikan di neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. e. Kredit yang diberikan Sejak tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi. Dikurangi penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai. Sejak tanggal 1 Januari 2010 pada setiap tanggal neraca Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai yang telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan. Jika Bank tidak menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
14
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit bruto dikurangi dengan Dikurangi penyisihan kerugian yang dibentukan berdasarkan evaluasi kolektibilitas kredit yang diberikan. Dikurangi penyisihan kerugian diakui dengan menggunakan metodologi sebagaimana diungkapkan dalam catatan 2g. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan merupakan aset keuangan dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang merupakan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Penurunan nilai atas kredit yang diberikan Dalam mengidentifikasi adanya penurunan nilai dari kredit, Bank mendasarkan peristiwa dan bukti objektif (trigger
event) yang akan mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari kredit yang diberikan yang dapat di estimasi secara memadai adalah sebagai berikut : 1.
Non performing loan (NPL) dengan kolektibilitas 3,4 dan 5 menurut ketentuan Bank Indonesia.
2.
Jumlah hari tunggakan lebih dari 90 hari
3.
Watch List, untuk loan dengan kualitas 1 dan 2 namun memiliki indikasi adanya penurunan nilai
4.
Pinjaman jatuh tempo (PDO) dengan tenggang waktu lebih dari 60 hari kalender.
Dalam menentukan penurunan nilai Bank mengelompokan kredit diberikan menjadi 2 pendekatan yaitu individual
assessment dan collective assessment. Penurunan nilai secara individual dilakukan atas kredit yang signifikan dan terdapat bukti objektif adanya penurunan nilai, sedangkan untuk kredit yang tidak signifikan di nilai secara kolektif (collective) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tentang penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbank Indonesia (PAPI) 2008.
Individual assessment Evaluasi secara individual di dasarkan pada : Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali didasarkan pada identifikasi nilai kini arus kas masa datang dan arus kas masa data dari pengambilalihan agunan. Dalam melakukan evaluasi penilaian secara individual harus didukung dengan bukti-bukti objektif yang memadai.
15
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Bagi bank yang belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK 55 dan PAPI, maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" Acuan pada ketentuan Bank Indonesia dilakukan dengan pertimbangan bahwa penyusunan ketentuan tersebut telah didasarkan pada analisis kondisi perbankan di Indonesia mengenai estimasi besarnya kebutuhan pencadangan yang di dasarkan pada probability of default dan kerugian historis. Namun untuk tahun 2011 dan 2010 perhitungan penyisihan kerugian, Bank belum mengikuti PSAK 55 (Revisi 2006), masih menggunakan aturan kolektibilitas Bank Indonesia sampai dengan 31 Desember 2011 berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, Tentang Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI 2008) mengenai ketentuan atau masa transisi. f.
Transaksi dengan pihak berelasi Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang berelasi.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 7, yang dimaksud dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut : i.
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermadiaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada
dibawah
pengendalian
bersama, dengan
perusahaan
pelapor
(termasuk
holding companies,
subsidiaries, dan fellow subsidiaries); ii. Perusahaan asosiasi (associated companies); iii. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat
dari perorangan tersebut (anggota
keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); iv. Karyawan
kunci,
yaitu
orang - orang
yang
mempunyai
wewenang
dan
tanggung
jawab
untuk
merencanakan, memimpin,dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelaporan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
16
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam 3) atau 4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan - perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan - perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. g. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif Bank belum menerapkan PSAK 55 maka perhitungannya masih menerapkan PSAK 31. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, kredit yang diberikan serta komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontijensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari bank garansi, titipan setoran kliring dan fasilitas kredit yang belum digunakan. Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria BI sesuai dengan peraturan BI No 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" yang di ubah dengan Peraturan BI No 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan peraturan BI No 9/6/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut : Klasifikasi
Persentase minimum penyisihan kerugian
Lancar
1%
Dalam perhatian khusus
5%
Kurang lancar
15%
Diragukan
50%
Macet
100%
Persentase diatas berlaku untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya langsung atas saldo aset yang bersangkutan.
Aset produktif dengan kolektibilitas lancar dan dengan perhatian khusus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.
17
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Peraturan Bank Indonesia No 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta Peraturan Bank Indonesia No 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk aset produktif dengan nilai sama dengan atau di atas Rp 5.000.000.000(nilai penuh),agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif adalah apabila penilaian agunan tidak melampaui jangka waktu 24 bulan dan dilakukan oleh penilai independen. Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif disajikan sebagai liabilities di neraca.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" , sejak tanggal 20 Januari 2006 yang diulang dengan peraturan BI No 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Peraturan BI No 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta Peraturan BI no 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, Bank juga wajib melakukan pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non produktif seperti agunan yang diambil alih,properti terbengkalai , rekening antar kantor dan suspense accounts. Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut : Klasifikasi Lancar
Batas waktu Sampai dengan 1 tahun
Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3
Diragukan
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5
Macet
Lebih dari 5 tahun
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accoount ditetapkan sebagai berikut :
Klasifikasi
Batas waktu
Lancar
Sampai dengan 180 Hari
Macet
Lebih dari 180 Hari
18
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Namun berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011 bahwa Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) untuk transaksi rekening aset non produktif dan transaksi rekening administrasi (TRA) tidak diperhitungkan lagi diposisi laporan keuangan (neraca) dan laporan laba rugi bank dengan melakukan penyesuaian /koreksi untuk transaksi yang telah dibentuk selama ini dilakukan penyesuaian/koreksi dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Namun untuk tahun 2011 dan 2010 perhitungan penyisihan kerugian, Bank belum mengikuti PSAK 55 (Revisi 2006), masih menggunakan aturan kolektibilitas Bank Indonesia sampai dengan 31 Desember 2011 berdasarkan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, Tentang Penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI 2008) mengenai ketentuan atau masa transisi. h.
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat prospektif, dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
i.
Aset Tetap Pemilikan langsung Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak dususutkan). Efektif 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), "Aset Tetap" yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) "Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain". dan PSAK No. 17 (1994) "Akuntansi Penyusutan" Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih metode biaya (cost
model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Bank telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan tehadap laporan keuangan. Aset tetap dinyatakan menurut biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya. Seluruh Aset tetap bank, kecuali tanah, disusutkan dengan mengikuti metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut :
19
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Penyusutan
Taksiran
per tahun
masa manfaat
Inventaris
25
%
4 tahun
Mesin kantor
25
%
4 tahun
Kendaraan kantor
25
%
4 tahun
Software
25
%
4 tahun
Gedung
2,5 %
40 tahun
Aset tetap untuk pertama kalinya disusutkan pada periode perolehan aset tetap yang bersangkutan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba-rugi pada saat terjadinya, biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Sesuai dengan PSAK No 47 tentang "Akuntansi tanah ", perolehan tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Sesuai dengan PSAK No 48 tentang "Penurunan Nilai Aktiva", nilai aset ditelaah untuk setiap penurunan dan kemungkinan penghapusan aset ke nilai wajar jika terjadi peristiwa atau perubahaan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan kejumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual netto dan nilai pakai.
j.
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank. Agunan yang diambil alih merupakan aset non produktif dan pembentukan penyisihan penghapusan kerugian termasuk pada cadangan khusus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Juni 2006. Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun "Aset Lain-lain"
20
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit diatas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan kedalam akun penyisihan kerugian. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Peyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambil alihan agunan dikapitalisasi dalam akun agunan yang diambil alih tersebut.
k. Biaya yang ditangguhkan Biaya yang ditangguhkan merupakan biaya - biaya dan renovasi atas bangunan, biaya yang ditangguhkan diamortisasi selama masa manfaatnya dengan mengunakan metode garis lurus (straight line method). l.
Pendapatan dan Beban bunga Bank mengakui Pendapatan dan Beban bunga dengan menggunakan metode akrual. Bank tidak mengakui pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan atau aset produktif lainnya yang telah diklasifikasikan sebagai non performing. Pendapatan bunga atas aset non performing diakui pada saat diterima. Pendapatan bunga atas aset non performing yang belum diterima, dicatat sebagai tagihan kontinjen. Yang dimaksud dengan aset produktif yang non performing adalah bilamana terdapat tunggakan angsuran
pokok, tunggakan bunga dan cerukan sebagaimana tercatat dalam
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. m. Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak 1 Januari 2010,pendapatan dan beban provisi dan komisi dari aset dan kewajiban keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif,dimasukan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang perkiraan umur aset atau kewajiban keuangan. Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan dalam penyelesaian.
21
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Sebelum 1 Januari 2010,pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan
perkreditan
diperlakukan sebagai pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus (straight line method) sesuai dengan jangka waktunya. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diakui pada saat transaksi dilakukan. Pendapatan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan namun terkait dengan jangka waktu, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktunya. n. Perpajakan Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan menggunakan liability method. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substantif berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. o. Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan tagihan dan kewajiban komitmen kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode laporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. p. Liabilitas segera Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera disajikan sebesar jumlah kewajiban bank. q. Imbalan pasca kerja Bank
menghitung
imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/
tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Bank sehubungan dengan imbalan pasca kerja. Laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 mencakup liabilitas
imbalan pasca kerja yang tidak didasarkan perhitungan oleh aktuaris dan tidak menggunakan metode projected unit
credit dan tidak ada pendanaan.
22
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) r.
Cadangan umum Menurut Undang - undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007, Perusahaan wajib setiap tahun menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan, sampai cadangan mencapai sekurang-kurangnya 20 % dari modal yang ditempatkan. Penentuan jumlah penyisihan sebagaimana yang dimaksud akan ditentukan oleh Rapat Umum Para Pemegang Saham.
23
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
3. KAS 2011 Rupiah
7.775.095.050
2010 7.402.217.100
Kas (Cash In Transit, Cash In Safe dan Cash In Box) telah diasuransikan pada PT Asuransi Bintang General Insurance dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 6.502.934.460,- untuk tahun 2011. Jenis risiko yang ditanggung pihak asuransi adalah
All
Risk. Jumlah kas ATM per
tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 sebesar Rp 396.400.000,-
dan Rp
575.450.000,-.
4. GIRO PADA BANK INDONESIA 2011 Giro
22.452.856.858
2010 19.765.288.334
Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia untuk tahun 2010 mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing, yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 November 2010. Bank diwajibkan mempunyai saldo Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia sebesar 8 % dari dana pihak ketiga dalam rupiah. Giro Wajib Minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2011 menurut ketentuan Bank Indonesia seharusnya sebesar Rp 21.726.000.000,-.
5. GIRO PADA BANK LAIN 2011
2010
Pihak ketiga bank lain PT Bank Panin, Tbk
45.167.146
54.992.184
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
1.391.686.177
1.301.139.382
PT Bank Central Asia, Tbk
1.984.301.404
756.231.428
Jumlah
3.421.154.727
2.112.362.994
(51.000.000)
(34.500.000)
3.370.154.727
2.077.862.994
Dikurangi penyisihan kerugian Jumlah - bersih
24
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
5.
GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan) Perubahan penyisihan kerugian Saldo awal tahun
34,500,000
Pemulihan kerugian selama tahun berjalan
35,000,000
-
Penyisihan kerugian selama tahun berjalan
(500,000)
16,500,000
Saldo akhir tahun
51,000,000
2011 Kolektibilitas
Rp
34,500,000
2010 %
Rp
%
Lancar Dikurangi penyisihan kerugian
3,421,154,727
100.00
2,112,362,994
100.00
(51,000,000)
(1.49)
(34,500,000)
(1.63)
Jumlah - bersih
3,370,154,727
98.51
2,077,862,994
98.37
Penyisihan kerugian yang dibentuk dimaksudkan untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian dan disajikan sebagai pos pengurang. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian giro pada bank lain yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain. Bunga jasa giro yang diterima sebesar Rp 16.789.874,- dan Rp 22.498.803,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
6.
EFEK-EFEK 2011
2010
Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia Dikurangi pendapatan bunga diterima di muka Jumlah
137,600,000,000
95,260,000,000
(454,452,318)
(542,407,705)
137,145,547,682
94,717,592,295
Efek - efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia Lelang dan Sertifikat Bank Indonesia Intervensi dengan jangka waktu antara 28 sampai dengan 90 hari untuk Sertifikat Bank Indonesia Lelang, dan sampai dengan 7 hari untuk Sertifikat Bank Indonesia Intervensi. Tingkat bunga rata-rata per tahun mulai 4,50 % sampai dengan 7,20 %. Bunga Sertifikat Bank Indonesia yang diterima sebesar Rp 906.209.110,- dan Rp 1.870.250.866,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
25
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
6.
EFEK-EFEK (Lanjutan) Biaya perolehan setelah amortisasi dan nilai pasar efek yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah sebagai berikut : Laba (Rugi) Nilai Pada Saat Biaya Nilai Belum Jatuh Tempo perolehan Pasar Direalisasi Dimiliki hingga jatuh tempo 31 Desember 2011
137.600.000.000
137.145.547.682
137.145.547.682
-
31 Desember 2010
95.260.000.000
94.717.592.295
94.717.592.295
-
Jatuh tempo efek utang dalam kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo adalah 1 bulan atau kurang dan dengan
tingkat kolektibilitas lancar pada tahun 2011 dan 2010.
7.
KREDIT YANG DIBERIKAN Komposisi kredit yang diberikan adalah sebagai berikut : 7.1
Jenis Kredit Pihak ketiga Kredit Modal Kerja Rekening Koran Kredit Modal Kerja Angsuran Kredit Modal Kerja Berjangka Kredit Konsumsi Pemilikan Rumah
type 70 Kredit Konsumsi Kendaraan Roda 4 Kredit Konsumsi Kendaraan Roda 2 Kredit Konsumsi Angsuran Kredit Pegawai Staff Kredit Investasi Kecil Kredit Investasi lainnya
2011
2010
65.105.065.428 58.371.314.734 49.785.480.851 469.228.746 11.958.763.853 200.000.000 9.547.032.503 570.951.516 55.329.435.633
78.136.778.103 45.468.746.320 44.828.170.209 604.650.678 11.234.382.124 12.836.906 9.098.205.315 35.490.461 1.054.447.871 57.889.860.983
251.337.273.264
248.363.568.970
Pihak berelasi (catatan 24a) Kredit Modal Kerja Rekening Koran
2.310.644.120
2.601.208.253
Jumlah pihak berelasi
2.310.644.120
2.601.208.253
Jumlah kredit yang diberikan Dikurangi penyisihan kerugian
253.647.917.384 (4.146.662.845)
250.964.777.223 (2.661.074.708)
Jumlah - Bersih
249.501.254.539
248.303.702.515
Jumlah kredit yang diberikan pihak ketiga
26
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
7.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Berikut ini adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan :
a.
Tingkat bunga rata - rata kredit dalam rupiah 17 % dan 14,5 % per tahun masing - masing untuk tahun 2011 dan 2010. Jumlah bunga kredit yang diterima pada
tahun 2011 sebesar Rp 37.486.009.488,- dan sebesar Rp
35.075.857.349,- untuk tahun 2010. b.
Kredit kepada nasabah dijamin dengan deposito berjangka yang disertai surat kuasa pencairan, hak tanggungan atas aset atau jaminan lain yang umum diterima oleh bank.
c.
Kredit yang diberikan kepada karyawan akan dilunasi melalui pemotongan gaji tiap - tiap bulannya dengan tingkat bunga sebesar 5 % per tahun.
d.
Posisi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diperkenankan Bank Indonesia kepada Pihak yang berelasi pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing - masing sebesar Rp 10.646.000.000,- dan Rp 10.922.000.000,dan kepada pihak yang tidak terkait pada tanggal 31 Desember
2011 dan 2010 masing - masing sebesar Rp
21.291.000.000,- dan Rp 21.843.000.000,-. Tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan terhadap ketentuan BMPK pada masing-masing periode.
2011 7.2
27
Kolektibilitas
Rp
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
245.738.699.623 5.374.196.591 -
Jumlah Dikurangi penyisihan kerugian
%
2010 Rp
%
16.094.848 2.518.926.322
96,88 2,12 0,00 0,01 0,99
242.290.410.407 4.718.627.813 296.352.846 78.211.333 3.581.174.825
96,54 1,88 0,12 0,03 1,43
253.647.917.384 (4.146.662.845)
100,00 (1,63)
250.964.777.223 (2.661.074.708)
100,00 (1,06)
249.501.254.539
98,37
248.303.702.515
98,94
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
7. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
7.3
Sektor ekonomi
2011
2010
30.715.014.682 12.451.373.380 33.232.462.459 68.948.947.959 54.458.064.368 21.445.535.949 6.957.428.804 25.439.089.783
1.054.447.871 48.268.381.908 52.391.536 13.359.674.565 69.620.416.029 15.645.394.644 80.134.071.106 2.072.481.859 20.757.517.704
253.647.917.384 (4.146.662.845)
250.964.777.223 (2.661.074.708)
249.501.254.539 ==========
248.303.702.515 ==========
2011
2010
3 s/d 6 bulan 6 s/d 12 bulan 12 s/d 24 bulan diatas 2 tahun
240.624.250 39.021.995.077 34.819.483.703 179.565.814.354
981.377.593 117.607.982.775 33.719.160.697 98.656.256.158
Dikurangi penyisihan kerugian kredit
253.647.917.384 (4.146.662.845)
250.964.777.223 (2.661.074.708)
249.501.254.539 ==========
248.303.702.515 ==========
Pertanian Pertambangan Pertanian,Pertambangan, Perindustrian, Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan,restoran,hotel Pengangkutan, pergudangan, komunikasi Jasa dunia usaha Jasa sosial masyarakat Lain-lain
Dikurangi penyisihan kerugian kredit Jumlah - Bersih
7.4
Jangka waktu
Jumlah - Bersih
7.5
Klasifikasi jangka waktu berdasarkan Sisa umur sampai saat jatuh tempo
s/d 1 bulan
31 Desember 2011 1 s/d > 3 s/d 3 bulan 6 bulan
> 6 s/d 12 bulan
> 12 bulan
Kredit yang diberikan Belum jatuh tempo 15.403.985.669 Sudah jatuh tempo 1.063.377.361
18.056.212.933 -
26.846.794.566 -
26.561.357.859 -
165.716.188.996 -
16.467.363.030
18.056.212.933
26.846.794.566
26.561.357.859
165.716.188.996
28
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
7.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
s/d 1 bulan
31 Desember 2010 1 s/d > 3 s/d 3 bulan 6 bulan
> 6 s/d 12 bulan
> 12 bulan
Kredit yang diberikan Belum jatuh tempo
16.625.018.349
Sudah jatuh tempo
1.710.988.734
18.336.007.082
32.372.395.236
41.737.233.771
-
32.372.395.236
64.463.865.720
-
41.737.233.771
-
64.463.865.720
94.055.275.414 -
94.055.275.414
Ketidaklancaran dalam pengembalian kredit dapat menimbulkan kredit bermasalah yang dapat menurunkan pendapatan, likuiditas dan kesehatan bank.
Kebijakan bank dalam pemberian kredit untuk mengurangi risiko kredit adalah kredit berjangka pendek untuk perindustrian dan perdagangan yang berukuran menengah kebawah, serta beragunan cukup dengan tingkat bunga yang umum berlaku dipasar. Konsentrasi risiko kredit pada umumnya timbul bila satu atau beberapa nasabah yang bergerak dibidang usaha dan mempunyai sifat ekonomi yang sama, kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktual dapat terpengaruh oleh kondisi ekonomi atau faktor lain yang sama pula.
2011
Perubahan penyisihan kerugian
2010
Kredit yang diberikan : Saldo awal tahun
2.661.074.708
1.856.946.369
Penyisihan selama tahun berjalan
1.133.580.152
783.983.909
Penghapusan pinjaman (write off)
-
Penerimaan dari pinjaman yang telah dihapusbukukan
Saldo akhir tahun
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian kredit
352.007.985
338.036.045
4.146.662.845
2.661.074.708
yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
29
(317.891.615)
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
7. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi : 31 Desember 2011 Kredit bermasalah
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Sektor ekonomi Perdagangan,restoran, hotel Konstruksi Jasa dunia usaha Lain-lain
2.266.031.815 2.233.061.989 853.426.859 21.675.928
-
5.374.196.591 Penyisihannya Perdagangan,restoran, Lain-lain
31 Desember 2010 Kredit bermasalah Sektor ekonomi Perindustrian Perdagangan,restoran, hotel Konstruksi Jasa dunia usaha Lain-lain
Penyisihannya Perindustrian Perdagangan,restoran, Lain-lain
Macet
Jumlah
16.094.848
644.426.340 1.000.697.926 300.000.000 573.802.056
2.910.458.155 3.233.759.915 1.153.426.859 611.572.832
-
16.094.848
2.518.926.322
7.909.217.761
15.219.967 8.360.953
-
8.047.424
5.500.000 52.714.535
20.719.967 69.122.913
23.580.921
-
8.047.424
58.214.535
89.842.880
Macet
Jumlah
Perhatian Khusus
492.125.937
Diragukan
Kurang Lancar
Diragukan
-
-
668.673.381
1.160.799.318
903.668.493 935.016.330 2.284.083.759 103.733.294
282.566.769 13.786.077
78.211.333
1.950.456.890 57.622.467 489.990.997 414.431.090
3.136.692.151 992.638.796 2.774.074.756 610.161.794
4.718.627.812
296.352.846
78.211.333
3.581.174.825
8.674.366.816
20.527.988 9.265.033
899.977
158.595.976
5.400.000 10.681.143
20.527.988 5.400.000 179.442.129
29.793.021
899.977
158.595.976
16.081.143
205.370.117
30
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
8.
ASET TETAP Ringkasan aset tetap adalah sebagai berikut : Saldo Awal
31 Desember 2011 Penambahan Pengurangan
Saldo Akhir
Pemilikan langsung Biaya perolehan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah
1.698.990.205 2.761.959.181 2.440.187.000 2.368.133.144 5.493.480.294 5.619.427.000
1.058.169.190 975.081.275 229.200.000 7.794.181.413 5.924.360.000
108.880.600 215.599.714 302.480.000 -
2.648.278.795 3.521.440.742 2.366.907.000 2.368.133.144 13.287.661.707 11.543.787.000
20.382.176.824
15.980.991.878
626.960.314
35.736.208.388
Akumulasi penyusutan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung
1.409.727.155 2.302.197.216 1.798.471.321 2.087.785.911 925.060.099
272.228.434 324.095.331 289.937.501 237.670.500 257.337.157
107.276.413 215.222.115 302.479.997 -
1.574.679.176 2.411.070.432 1.785.928.825 2.325.456.411 1.182.397.256
Jumlah
8.523.241.702
1.381.268.923
624.978.525
9.279.532.100
Nilai buku Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah
289.263.050 459.761.965 641.715.679 280.347.233 4.568.420.195 5.619.427.000
1.073.599.619 1.110.370.310 580.978.175 42.676.733 12.105.264.451 11.543.787.000
11.858.935.122
26.456.676.288
Jumlah
Jumlah
31
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
8. ASET TETAP (Lanjutan)
Saldo Awal
31 Desember 2010 Penambahan Pengurangan
1.502.351.101 2.570.922.531 2.417.637.000 2.357.894.214 4.456.428.071 5.619.427.000
196.639.104 191.036.650 202.500.000 10.238.930 1.128.741.223 -
179.950.000 91.689.000 -
1.698.990.205 2.761.959.181 2.440.187.000 2.368.133.144 5.493.480.294 5.619.427.000
18.924.659.917
1.729.155.907
271.639.000
20.382.176.824
Akumulasi penyusutan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung
1.298.840.469 2.107.616.961 1.566.253.640 1.754.123.953 850.960.311
110.886.686 194.580.255 295.949.973 333.661.958 121.261.589
63.732.292 47.161.800
1.409.727.155 2.302.197.216 1.798.471.321 2.087.785.911 925.060.099
Jumlah
7.577.795.333
1.056.340.461
110.894.092
8.523.241.702
Nilai buku Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah
203.510.632 463.305.570 851.383.360 603.770.261 3.605.467.760 5.619.427.000
289.263.050 459.761.965 641.715.679 280.347.233 4.568.420.195 5.619.427.000
11.346.864.584
11.858.935.122
Saldo Akhir
Pemilikan langsung Biaya perolehan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah Jumlah
Jumlah
32
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
8.
ASET TETAP (Lanjutan) Penyusutan aset tetap dialokasikan pada : Beban umum dan administrasi
2011 1.381.268.923
Aset tetap tersebut telah diasuransikan pada PT Asuransi Bintang dan
2010 1.056.340.461
PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai
pertanggungan sebesar Rp 29.106.750.000,- dan Rp 25.828.450.000,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Jenis risiko yang ditanggung oleh pihak asuransi adalah kebakaran, kehilangan, kebongkaran, kecelakaan dan
huru - hara. Manajemen bank yakin bahwa jumlah pertanggungan memadai untuk
menutup kerugian potensial. Berdasarkan hasil penelaahan
keadaan akun masing-masing jenis aset pada akhir tahun, manajemen Perusahaan
berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.
9. 9.1.
AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH Agunan Yang Diambil Alih merupakan aset yang diperoleh sehubungan dengan debitur-debitur yang tidak dapat memenuhi atau melunasi kewajibannya. 2011 Saldo awal Pengurangan Saldo akhir
9.2.
Penyisihan turun nilai Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Jumlah - bersih
33
2010
7.623.175.042 (5.915.264.936)
9.223.175.042 (1.600.000.000)
1.707.910.106
7.623.175.042
(1.986.236.516) 1.986.236.516
(304.186.516) (1.682.050.000) -
-
(1.986.236.516)
1.707.910.106
5.636.938.526
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
9. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (Lanjutan) Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011 bahwa penurunan nilai untuk transaksi aset non produktif tidak diperhitungkan lagi di posisi laporan keuangan (neraca) dan laporan laba rugi bank, sehingga penurunan nilai untuk transaksi aset non produktif yang telah dibentuk Bank selama ini dilakukan pemulihan/koreksi dalam laporan laba rugi tahun berjalan. 9.3.
Kolektibilitas
2011 Rp
2010 %
Rp
%
Kurang lancar Diragukan Macet
1.218.000.000 489.910.106
71,32 28,68
7.133.264.936 489.910.106
126,55 8,69
Jumlah Penyisihan turun nilai
1.707.910.106 -
100 -
7.623.175.042 (1.986.236.516)
135 (35,24)
Jumlah bersih
1.707.910.106
100,00
5.636.938.526
100,00
10. ASET LAINNYA 2011
2010
Persediaan Pajak penghasilan badan (Lebih bayar) Aset lainnya
359.822.710 2.765.676 63.650.320
263.970.739 2.765.676 139.195.654
Jumlah
426.238.706
405.932.069
34
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
11. LIABILITAS SEGERA 2011
2010
Pengembalian asuransi
10,025,050
Titipan transfer
21,588,496
Jamsostek
14,996,997
46,687,456
405,000
15,000
Inkaso Kliring
650,000 -
6,310,000
25,000
Titipan administarsi kredit
212,424,000
138,628,392
Titipan listrik dan telepon
668,041
Titipan dana nasabah
69,438,542
Titipan nasabah pinjaman
13,095,200
3,002,129
Rekening tutup giro
-
1,138,076
1,693,084
Tagihan nasabah notaris
77,450,400
61,549,500
Bunga jatuh tempo - bunga
12,074,796
1,268,996
Pembayaran ATM
61,615,710
41,922,320
491,137,238
305,534,947
2011
2010
12. GIRO
Pihak ketiga bukan bank Pihak berelasi
Jumlah
(catatan 24b)
24,439,647,593
20,349,909,924
11,455,088,301
9,746,927,994
35,894,735,894
30,096,837,918
Tingkat bunga rata-rata giro 3 % dan 4,75 % per tahun masing-masing untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Beban bunga giro adalah masing-masing sebesar Rp 3.777.379.148,3.018.104.557,- masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
35
dan Rp
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
13. TABUNGAN 2011
2010
Artos Cash Tabungan Mutiara Tabunganku Tabungan Artos
3.647.813.166 153.465.080 177.086.998 15.689.256.421
5.172.199.766 251.946.580 96.337.884 16.454.815.074
Jumlah tabungan
19.667.621.665
21.975.299.304
Tingkat bunga rata-rata tabungan 3,50 % per tahun untuk tahun 2011 dan 3,56 % per tahun untuk tahun 2010. Beban bunga tabungan sebesar Rp 767.087.912,- untuk tahun 2011 dan sebesar Rp 737.082.317,- untuk tahun 2010. Dalam jumlah tabungan terdapat pihak yang berelasi sebesar RP 1.061.111.602,- dan Rp 2.357.073.462,- masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (catatan 24c).
14. DEPOSITO BERJANGKA 2011
2010
Deposito berjangka pihak ketiga bukan bank : Jangka waktu s/d 1 bulan Jangka waktu diatas 1 bulan s/d 12 bulan
174.726.054.815 27.564.051.719
156.581.802.063 19.071.955.767
Jumlah
202.290.106.534
175.653.757.830
7.154.297.850
4.890.359.778
209.444.404.384
180.544.117.608
Deposito berjangka pihak berelasi Jangka waktu 1 s/d 3 bulan
(catatan 24d)
Jumlah deposito berjangka
Komposisi besarnya kepemilikan deposito : Penduduk Yayasan dan badan sosial Asuransi Perusahaan nasional Perorangan
2011
2010
268.664.398 800.000.000 37.149.205.884 171.226.534.102
1.250.500.000 32.163.651.554 8.100.000.000 139.029.966.054
Jumlah
209.444.404.384
180.544.117.608
36
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
14. DEPOSITO BERJANGKA (Lanjutan)
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun deposito berjangka Menurut jangka waktu :
2011
2010
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
6,00 6,00 6,00 6,00
6,38 6,38 6,53 6,53
% % % %
% % % %
Klasifikasi jangka waktu deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: Rupiah 1 bulan > 1 bulan
186,371,423,380 23,072,981,004
161,372,161,841 19,171,955,767
209,444,404,384
180,544,117,608
Deposito berjangka yang dijadikan jaminan dan diblokir atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank masing - masing berjumlah Rp 4.892.669.789,- dan Rp 2.950.000.000,-. untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Beban bunga Deposito sebesar Rp 17.803.991.356,- dan Rp 15.477.130.224,- masing-masing untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
15. PERPAJAKAN
37
2011
2010
PPh pasal 21karyawan PPh pasal 23 tabungan PPh pasal 23 deposito PPh pasal 23 bunga jasa giro PPh pasal 25 PPh pasal 29 PPN Safe Deposit Box PPh pasal 23 lainnya PPh pasal 21 lainnya
253,684,625 8,792 292,537,047 7,355 17,428,543 4,729,897 272,730 239,360 -
86,562,200 15,421,564 263,881,414 25,417,186 388,810 547,085 -
Jumlah
568,908,348
392,218,260
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
a.
Perhitungan laba fiskal Rekonsiliasi antara laba akuntansi sebelum penghasilan pajak dengan penghasilan kena pajak untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : 2011
2010
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba - rugi komprehensif
2,869,490,909
(980,088,879)
249,645,960
136,404,730
(478,871,943)
(141,336,493)
(58,061,102)
39,372,382
(139,665,470)
(1,877,467,775)
Beda permanen Pengurangan yang tidak diperkenankan
Beda temporer Beda penyusutan aset tetap antara komersial dan fiskal Beda laba penjualan aset tetap antara komersial dan fiskal Imbalan pasca kerja Pemulihan / Penyisihan kerugian penempatan pada bank lain Penyisihan kerugian Aset Non Produktif (AYDA)
16,500,000
(500,000)
(1,986,236,516)
1,682,050,000
Penyisihan kerugian Aset Produktif (Kredit)
1,018,521,767
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
(1,500,000)
(2,158,867)
1,489,823,604
(1,143,724,902)
(702,685,210)
-
Jumlah penghasilan kena pajak
-
Rugi fiskal menurut laporan laba/rugi komprehensif tahun 2010 yang masih dapat di kompensasi
Jumlah penghasilan kena pajak
787,138,394
(1,143,724,902)
Pajak penghasilan :
12,5 %
x
Rp 78,003,408
=
9,750,426
-
25 %
x
Rp 709,134,592
=
177,283,648
-
187,034,074
-
Jumlah PPh terhutang PPh pasal 25 yang telah disetor
Pajak kurang bayar / (lebih bayar) PPh pasal 29
(182,304,177)
(2,765,676)
4,729,897
(2,765,676)
38
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan) 2011 b.
2010
Pajak penghasilan Pajak kini Beban pajak tangguhan
187,034,074 595,480,447
75,058,708
Jumlah beban pajak penghasilan
782,514,521
75,058,708
2,869,490,909
(980,088,879)
717,372,727
(245,022,220)
62,411,490 12,480,828 (9,750,426) (98)
34,101,183 48,520 285,931,225 -
782,514,521
75,058,708
Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi. Laba akuntansi Jumlah pajak dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas beda permanen Koreksi saldo awal fiskal Selisih penurunan tarif pajak Selisih pembulatan Jumlah beban pajak penghasilan
c.
Ikhtisar aset dan liabilities pajak tangguhan Pajak tangguhan timbul disebabkan terdapat akun yang diperlakukan berbeda untuk tujuan akuntansi keuangan dan untuk tujuan pelaporan perpajakan, analisis dari aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
1 Januari 2010
Aset pajak tangguhan dari : Aset tetap Giro pada bank lain Agunan yang diambil alih Estimasi komitmen dan kontijensi Rugi fiskal Kredit yang diberikan Imbalan pasca kerja Aset pajak tangguhan
39
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Desember 2010
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Desember 2011
(33.098.233) 8.750.000 76.046.629
(25.539.547) (125.000) 420.512.500
(58.637.780) 8.625.000 496.559.129
(146.714.090) 4.125.000 (496.559.129)
(205.351.870) 12.750.000 -
914.717 117.500.000 533.984.128
(539.717) (469.366.944)
375.000 117.500.000 64.617.184
(375.000) (175.671.303) 254.630.442 (34.916.368)
(175.671.303) 372.130.442 29.700.817
704.097.241
(75.058.708)
629.038.533
(595.480.447)
33.558.086
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
16.
LIABILITIES LAINNYA
Setoran jaminan Safe deposit box Imbalan pasca kerja Lainnya
Imbalan pasca kerja : Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Pembayaran Saldo akhir tahun
2011 275,250,000 118,803,267 239,178,133
2010 273,750,000 258,468,737 389,641,331
633,231,400
921,860,068
258,468,737 590,220,000 (729,885,470)
2,135,936,512 445,000,000 (2,322,467,775)
118,803,267
258,468,737
Bank telah melakukan pencadangan imbalan pasca kerja atas pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian terhadap karyawan apabila terjadi pemutusan hubungan kerja.
Pencadangan kewajiban imbalan pasca kerja tersebut tidak didasarkan atas perhitungan aktuaris yang tidak menggunakan projected unit credit dan tidak ada pendanaan.
17.
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Merupakan penyisihan kerugian terhadap kewajiban komitmen dan kontinjensi, untuk tahun-tahun yang tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. Bank membentuk penyisihan kerugian terhadap
berakhir pada
kewajiban komitmen dan
kontinjensi (bank garansi) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/ 2 / PBI tanggal 20 Januari 2005. Perubahan penyisihan kerugian kewajiban Komitmen dan Kontinjen (bank garansi)
Saldo awal tahun Pembentukan (pemulihan) selama tahun berjalan Jumlah
2011 1,500,000 (1,500,000) -
2010 1,500,000 1,500,000
40
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
17. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) Instrumen keuangan yang off balance sheet yang berisiko kredit adalah sebagai berikut : Kewajiban komitemen dan kontijens : - Bank garansi yang diberikan
-
150,000,000
- Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
85,139,017,657
34,032,633,165
Jumlah
85,139,017,657
34,182,633,165
(85,139,017,657)
(34,032,633,165)
- Fasilitas kredit yang dapat di batalkan Dasar Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif
% PPAP Minimum
-
1%
150,000,000
1%
- PPAP Minimum yang harus dibentuk
-
1,500,000
Jumlah PPAP Minimum yang harus dibentuk
-
1,500,000
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjen
-
1,500,000
Kualitas bank garansi yang diberikan diklasifikasikan sebagai lancar dengan jaminan berupa deposito. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian kewajiban komitmen dan kontinjen yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjen oleh nasabah.
41
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
18.
MODAL DISETOR Berdasarkan akta notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH No. 4 tanggal 3 Oktober 2007 modal dasar Bank berjumlah Rp 200.000.000.000,- terbagi atas 200.000.000 lembar saham, dengan harga nominal tiap-tiap saham adalah @ Rp 1.000,-. Dari
modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 96.500.000 lembar saham dengan jumlah
nominal sejumlah Rp 96.500.000.000 ,- masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010. Pemilikan saham untuk masingmasing tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut :
31 Desember Pemegang Saham
Lembar
Persentase
Jumlah Saham
Saham
Kepemilikan
Rp
Arto Hardy
38,600,000
40.00
38,600,000,000
Lanny Miguna
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Sinatra Arto Hardy, MBA
14,475,000
15.00
14,475,000,000
William Arto Hardy, B.Com
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Lina Arto Hardy, B.Ec
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Jumlah
96,500,000
100.00
96,500,000,000
42
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
19. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 2011 Komitmen Kewajiban komitmen Bank garansi yang diberikan -
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
2010
-
(150,000,000)
(85,139,017,657)
(34,032,633,165)
(85,139,017,657)
(34,182,633,165)
Kontinjensi Tagihan kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian
1,139,709,104
1,282,060,408
Jumlah tagihan kontinjen
1,139,709,104
1,282,060,408
(83,999,308,553)
(32,900,572,756)
Jumlah
Jumlah kewajiban komitmen dan kontinjensi bersih
20. PENDAPATAN BUNGA 2011 Giro Bank Indonesia
6,268,396,135
3,981,945,458
906,209,110
1,870,250,866
16,789,874
22,498,803
Pihak ke-3 bukan Bank (kredit yang diberikan)
37,486,009,488
35,075,857,349
Jumlah
44,677,404,607
40,950,552,476
Sertifikat Bank Indonesia Dari Bank - Bank lain
43
2010
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
21.
BEBAN BUNGA 2011
22.
2010
Bunga jasa giro Bunga tabungan Bunga deposito berjangka Penghimpunan dana
3,777,379,148 767,087,912 17,803,991,356 2,043,442,971
3,018,104,557 737,082,317 15,477,130,224 2,028,476,722
Jumlah
24,391,901,388
21,260,793,820
2011
2010
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Premi asuransi Pajak-pajak Pemeliharaan dan perbaikan Amortisasi sewa Penyusutan aset tetap Barang dan jasa
780,522,566 120,927,705 450,472,331 1,885,733,604 1,381,268,923 3,241,696,526
787,061,240 145,065,613 589,235,229 1,541,290,199 1,056,340,461 3,333,114,779
Jumlah
7,860,621,654
7,452,107,520
44
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
23. BEBAN PERSONALIA
Gaji Tunjangan hari raya Honorarium komisaris Tunjangan makan dan transportasi Lembur
2010
9,490,224,944
9,855,843,369
874,034,011
905,400,514
1,090,620,000
1,089,509,000
212,762,300
236,140,050
27,016,600
76,026,782
590,220,000.00
445,000,000
Pengobatan
562,917,853
586,872,583
Jamsostek
363,362,384
373,924,884
Gratifikasi,hadiah dan bonus
317,362,250
429,691,684
Imbalan pasca kerja
Tunjangan pajak penghasilan pasal 21 karyawan
24.
2011
-
37,521,217
Lainnya
379,699,362
452,307,200
Jumlah
13,908,219,704
14,488,237,283
TRANSAKSI PIHAK BERELASI Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang memiliki keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung. a. Kredit yang diberikan pada pihak-pihak yang berelasi masing-masing
sebesar Rp 2.310.644.120,- dan Rp
2.601.208.253,- dengan persentase terhadap total aset adalah 0,51 % dan 0,64 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (catatan 7). b. Giro yang diterima dari pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 11.455.088.301,- dan Rp 9.746.927.994,dengan persentase terhadap total liabilitas adalah 3,27 % dan 3,23 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (catatan 12). c.
Tabungan yang diterima dari
pihak
yang berelasi
masing-masing
sebesar Rp 1.061.111.602,-
dan
Rp
2.357.073.462,- dengan persentase terhadap total liabilitas adalah 0,30 % dan 0,78 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (catatan 13). d. Deposito berjangka yang diterima dari pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 7.154.297.850,-
dan Rp
4.890.359.778,- dengan persentase terhadap total liabilitas adalah 2,04 % dan 1,62 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (catatan 14).
45
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA
25.1 Analisis jatuh tempo aset dan liabilitas (Maturity GAP) pada tanggal 31 Desember 2011
(dalam jutaan rupiah) SALDO
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Efek - efek Giro pada bank lain Kredit yang diberikan Yang belum jatuh tempo Yang sudah jatuh tempo Lain-lain
s/d 1 bulan
JATUH TEMPO 1 s/d > 3 s/d 3 bulan 6 bulan
-
-
7,775 22,453 137,146 3,370
252,585 1,063 9,061
15,404 1,063 9,061
18,056 -
26,847 -
26,561 -
165,716 -
Jumlah aset (A)
433,453
196,272
18,056
26,847
26,561
165,716
LIABILITIES Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Lain-lain
35,895 19,668 209,444 82,055 350,670
35,895 19,668 181,880 82,055 350,670
25,245 -
Jumlah Liabilities (B)
697,732
670,168
(264,279)
-
Akumulasi Selisih (A-B)
-
> 12 bulan
7,775 22,453 137,146 3,370
Selisih (A-B)
-
> 6 s/d 12 bulan
531
1,788 -
-
25,245
531
1,788
-
(473,896)
(7,189)
26,316
24,773
165,716
(473,896)
(481,084)
(454,769)
(429,995)
(264,279)
-
46
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
23.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan) 25.2
Rasio kecukupan modal Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia, yang mempertimbangkan secara kuantitatif seperti aset, kewajiban dan akun off balance sheet tertentu, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal pada akhir tahun 1998 adalah sebesar 4 % dari aset Tertimbang Menurut Risiko, mulai akhir tahun 2001 adalah sebesar 8 %. Capital Adequacy Ratio bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, masing-masing adalah sebesar 33,19 % dan 34,85 %. Tabel dibawah ini menunjukkan modal dan rasio kecukupan
modal
(CAR)
untuk tahun - tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. 2011 Rp (Juta)
2010 Rp (Juta)
96,500 6,000 (1,708) 506 1,341
96,500 6,000 4,857 (980)
102,639
106,377
Modal pelengkap (Tier II) Penyisihan atas kemungkinan kerugian pada aset produktif
3,816
2,839
Jumlah
3,816
2,839
106,455 320,733 33.19% 32.00%
109,216 313,379 34.85% 33.95%
Modal Inti (Tier I) Modal disetor Cadangan umum PPA atas TRA yang tidak wajib dihitung Laba bersih tahun sebelumnya Laba (rugi) bersih tahun berjalan Jumlah
Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) Jumlah ATMR CAR Persentase Modal Inti terhadap ATMR
Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia termasuk dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan ketentuan dalam perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun perencanaan untuk memenuhi ketentuan tersebut. Bilamana Bank tidak memenuhi persyaratan ratio kecukupan modal (CAR), maka Bank Indonesia dapat mengambil tindakan yang dapat mempengaruhi operasi bank.
47
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan) 25.3
Rasio aset produktif yang diklasifikasi terhadap total Aset produktif Krisis ekonomi yang sedang terjadi dapat berdampak negatif terhadap kualitas aset produktif yang dimiliki oleh Bank terutama kredit yang diberikan oleh Bank. Namun Bank dapat mempertahankan kualitas aset produktif dari aspek kualitatifnya dan aspek kuantitatifnya. Tabel dibawah ini menunjukkan perkembangan kualitas aset produktif Bank untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
2011 Rp
2010 Rp
Kategori Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
386,759,854,350 5,374,196,591 16,094,848 2,518,926,322
339,662,773,401 4,718,627,813 296,352,846 78,211,333 3,581,174,825
Jumlah (A)
394,669,072,111
348,337,140,217
Aset yang diklasifikasikan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
1,343,549,148 12,071,136 2,518,926,322
1,179,656,953 148,176,423 58,658,500 3,581,174,825
Jumlah (B)
3,874,546,606
4,967,666,701
0.98
1.43
Rasio Kualitas aset produktif (B/A x 100 %)
48
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan) 25.4
Rasio-rasio lainnya 2011 I.
Permodalan - Rasio Kecukupan Modal - Aset tetap terhadap modal
II.
Aset produktif bermasalah Non Performing Loan (NPL) PPAP terhadap aset produktif Pemenuhan PPAP
Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)
1,14% 1,58% 0,77% 100,50%
0,63% 1,99% 5,71%
-0,24% -1,02% 6,25%
98,08%
102,71%
95,71%
107,89%
Kepatuhan (Compliance) 1. Persentase Pelanggaran BMPK - Pihak terkait - Pihak tidak terkait 2. Giro Wajib Minimum Rupiah Tidak ada pelanggaran BMPK dan Giro Wajib Minimum.
49
0,64% 1,00% 1,06% 100,40%
Likuiditas - Loan Deposit Rasio (LDR)
V.
34,85% 18,66%
Rentabilitas -
IV.
33,19% 33,57%
Aset produktif -
III.
RASIO (%) 2010
-
8,27%
8,19%
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
26.
MANAJEMEN RISIKO Penerapan manajemen risiko sepanjang tahun 2011 mencakup hal-hal sebagai berikut :
I.
Penetapan komponen-komponen parameter risiko inheren dan komponen-komponen parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko).
a.
Penetapan komponen-komponen parameter risiko inheren mencakup kedelapan jenis risiko yang ada yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi dan risiko kepatuhan. Setiap parameter risiko inheren bersifat kuantitatif.
b.
Penetapan komponen-komponen parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko) mencakup kedelapan jenis risiko yang ada. Dimana untuk setiap jenis risiko mengukur hal-hal sebagai berikut:
II.
-
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi,
-
Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit,
-
Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan SIM.
-
Pengendalian Risiko.
Pembobotan atas setiap kriteria komponen - komponen parameter risiko inheren
dan komponen-komponen
parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko).
a.
Risiko inheren Pembobotan
risiko
inheren mengacu pada pembobotan yang ada pada SE BI No 6/23/DPNP mengenai
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELs).
b.
Risiko Kualitatif (Sistem Pengendalian Risiko) Pembobotan parameter kualitatif selain mengacu pada pembobotan yang ada pada SE BI No. 6/23/DPNP mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELs) juga dengan melakukan self assessment terhadap parameter-parameter yang ditetapkan.
III.
Penilaian risiko bank secara komposit dalam laporan profil risiko
Penilaian profil risiko ditentukan dengan menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko inheren pada aktivitas fungsional yang ada, dan penilaian parameter kualitatif (system pengendalian intern), sebagaimana yang diatur dalam SE BI No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
50
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
26.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) IV. Pengukuran risiko dan pelaporan profil risiko Dengan memperhatikan volume usaha dan kompleksitas usaha pengukuran risiko yang dilaksanakan sudah cukup memadai. Pengukuran risiko dilakukan setiap bulan dan pelaporan profil risiko dilakukan secara triwulan yakni pada posisi laporan bulan Maret, Juni, September dan Desember 2010. V. Profil risiko tahun 2011 Berdasarkan hasil pemantauan dan pengukuran, profil risiko bank secara komposit sepanjang tahun 2011 berada pada tingkat yang rendah dengan tren yang stabil. VI. Pelaksanaan rapat-rapat komite manajemen risiko Sepanjang tahun 2011 Komite Manajemen Risiko (KMR) telah melaksanakan rapat sebanyak 4 kali dalam rapat rapatnya KMR banyak membahas yang terkait dengan risiko strategis dan risiko likuiditas.
27.
JAMINAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai Besarnya Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000.- untuk per nasabah per bank (2007 : sampai dengan Rp 100.000.000). Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 10 % pada tanggal 31 Desember 2009 (2007 ; 8,25%)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
28.
PERKARA PERDATA Pada akhir tahun tidak terdapat perkara perdata yang dapat menimbulkan tagihan/kewajiban kontinjen.
29.
PERISTIWA SETELAH AKHIR PERIODE PELAPORAN Sampai dengan tanggal laporan auditor,tidak terdapat peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian terhadap, atau pengungkapan dalam laporan keuangan.
30.
PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku untuk laporan keuangan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 :
51
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
30.
PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) PSAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK PSAK
No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No. No.
10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing 13 (Revisi 2011), Properti Investasi 16 (Revisi 2011), Aset Tetap 18 (Revisi 2010), Akuntansi 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman 28 (Revisi 2011), Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian 30 (Revisi 2011), Sewa 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum 36 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi 36 (Revisi 2011), Asuransi Kontrak Asuransi Jiwa 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan Penyajian 53 (Revisi 2010), Pembayaran berbasis saham 55 (Revisi 2011),Instrument Keuangan Pengakuan Dan Pengukuran 56 (Revisi 2011), Laba per Saham 60, Instrumen Keuangan Pengungkapan 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah 62, Kontrak Asuransi 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK No. 15, PSAK No 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum Dan Interaksinya. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK No. 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK No. 20, Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa Pengungkapan ISAK No. 23, Sewa Operasi - Insentif ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa ISAK No. 25, Hak atas Tanah ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
52
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
(dalam Rupiah)
30.
PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (Lanjutan) PPSAK 1. 2. 3. 4.
PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat PPSAK No. 8, Pencabutan PSAK No. 27: Akuntansi Perkoperasian PPSAK No. 9, Pencabutan PSAK No. 5: Interprestasi atas Par.14 PSAK No. 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual PPSAK No. 11, Pencabutan PSAK No. 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi
Bank masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
30.
PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 5 April 2012.
53