Visi & Misi
VISI Menjadi Bank Retail yang SEHAT, KUAT dan EFISIEN dengan tingkat pelayanan yang PRIMA
MISI - Ikut berperan serta dalam program Pemerintah dalam memajukan pengusaha mikro dan kecil - Menciptakan produk-produk yang bervariasi bagi pengembangan nasabah ritail - Menciptakan loyalitas nasabah kepada Bank
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
iii
Informasi Penting 2010
Pelayanan Penerimaan Pembayaran Tagihan (Payment Point) Bank Artos Indonesia telah bekerjasama dengan dengan PT. Finnet Indonesia dalam hal penerimaan pembayaran tagihan jasa layanan PT. Telkom (Telepon, Flexy pasca bayar, Speedy, Telkom Vision dan Yes TV) dan PT. PLN (Listrik pasca bayar dan prabayar/token) untuk pelanggan diseluruh wilayah Indonesia. Saat ini jasa tersebut dapat dilayani di seluruh kantor Bank Artos Indonesia diwilayah Bandung.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
iii
Daftar Isi
Visi & Misi
i
Informasi Penting 2010
ii
Daftar Isi
iii
Laporan Manajemen
1
Strategi & Kebijakan
5
Pengelolaan Risiko
8
Pelaksanaan G C G
13
Perkembangan Usaha
26
Susunan Pengurus
28
Manajemen Eksekutif
29
Struktur Organisasi
31
Rasio Keuangan
32
Produk & Layanan
33
Jaringan Kantor
34
Laporan Auditor Independen
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
iii
Laporan Manajemen
Tiada ungkapan yang memiliki makna yang lebih dalam saat ini selain ucapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, ketika kita semua telah melewati Tahun 2010 dalam keadaan sehat walafiat, jasmani dan rohani. Demikian pula yang terjadi pada Bank Artos Indonesia yang menunjukkan tampilan kinerja bank yang semakin baik, meski dalam beberapa hal belum optimal. Di tengah era global yang penuh dengan tuntutan dan tantangan di masa depan, industri perbankan memang dituntut untuk lebih berperan di saat stabilitas makro terkendali. Melalui kaca mata yang jernih untuk melihat tantangan global yang semakin komplek, diperlukan berbagai ide inovasi dan kreasi produk yang mampu mendorong akselerasi pertumbuhan secara lebih cepat. Sudah banyak yang dilakukan bank, salah satunya, kerjasama mitra dana BPR yang ternyata berperan cukup signifikan bagi pertumbuhan dana Bank Artos Indonesia. Kemitraan ini membuka peluang kerja sama di bidang lain yang terbuka dan saling menguntungkan. Kegiatan operasional bank sebagai ukuran utama kinerja suatu bank telah memberikan gambaran sejauh mana Manajemen Bank telah mencapai kinerja di bidang keuangan dengan cukup baik. Stabilitas makro yang terkendali cukup berpengaruh dalam pencapaian, namun terdapat pula faktor lain yang perlu diperhatikan, termasuk regulasi otoritas perbankan. Kinerja keuangan Bank Artos Indonesia tahun 2010 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya. Pos pos keuangan terpenting tumbuh dengan “tingkat growth” yang memadai. dalam jutaan rp.
Pos Keuangan
2010
2009
Growth
%
Total Asset
404.423
347.513
56.910
16.40
Kredit
250.965
197.801
53.164
26.90
Dana
298.586
258.274
40.312
15.60
Laba
* - 980
832
- 1.812
-217.79
103.006
83.891
19.115
22.80
Modal Inti
* terjadi karena pengaruh cadangan AYDA yang harus dibentuk
Namun disisi lain terdapat Aktiva Yang Diambil Alih (AYDA) yang penyelesaiannya diluar target yang telah ditetapkan, sehingga mengganggu pencapaian kinerja bank tahun 2010. Penyelesaian AYDA yang tertunda di tahun itu berpengaruh pada pencapaian laba/rugi akhir tahun. Pengalaman ini memberikan pelajaran baik bagi Manajemen untuk senantiasa waspada dan hati-hati, meskipun dalam aspek yuridis dan legalitas aset agunan kuat, penyelesaiannya ternyata tidak mudah dan perlu waktu.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
1
Laporan Manajemen
Pertumbuhan kredit pada tahun laporan mencapai 26,90 % dari tahun sebelumnya, dari Rp 197,80 milyar menjadi Rp 250,96 milyar atau diatas pertumbuhan nasional sebesar 22, 80%. Terobosan yang dilakukan adalah pembiayaan kepada multifinance khususnya untuk end-users yang mencapai Rp 29,1 milyar dari ekspansi sebesar Rp 53,16 milyar atau 35,32%. Loan to Deposit Ratio (LDR) hampir mencapai batas maksimum yakni 107,89% jauh meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 85,29% sedangkan rasio Non Performing Loan (NPL) menunjukan perbaikan sebesar 1,58% turun dari 2,16% di tahun 2009. . Tingginya kelonggaran tarik atas kredit yang telah disetujui yang mencapai Rp 74,22 milyar atau meningkat dari Rp 38,71 milyar jika dibandingkan tahun lalu yang sebagian besar berupa kredit modal kerja dimana pencairannya sangat tergantung pada kebutuhan pasar debitur, sudah barang tentu akan mempengaruhi pendapatan bunga bank. dalam jutaan rp.
JENIS DANA
2010
2009
Growth
%
TOTAL DANA
298.586
258.274
40.312
- DANA PIHAK III
232.616
231.924
692
0.29%
30.097
32.527
- 2.430
-7,47%
Giro Tabungan Deposito
- DANA BANK / BPR
15.61%
21.975
17.554
4.421
25.18%
180.544
181.843
- 1.299
- 0.71%
65.970
26.350
39.620 150.36%
Pertumbuhan dana mencapai Rp 40,31 milyar atau tumbuh 15,60 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 258,27 milyar menjadi Rp 298,59 milyar. Pertumbuhan ini didukung oleh sumber dana konvensional yang terstruktur dalam giro, tabungan dan deposito, baik melalui dana pihak ketiga maupun mitra dana Bank Perkreditan Rakyat. Kontribusi pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi pada pertumbuhan dana mitra BPR, terutama untuk sumber dana jangka panjang deposito. Kenaikan sumber dana ini yang mencapai 475,4% tahun ini dari tahun lalu memberikan signal positip untuk pengembangan sumber dana jangka panjang kedepan. Pendekatan yang terus menerus dan pembinaan inter relationship yang saling menguntungkan akan terus ditumbuhkan. Upaya untuk mendorong pertumbuhan dana yang sejalan dengan peningkatan penyalurannya, merupakan indikator utama kegiatan suatu bank yang muaranya tercermin pada pertumbuhan asset. Didalamnya secara eksplisit telah memperhitungkan hasil usaha, baik laba atau rugi, maupun adanya perubahan yang terjadi pada faktor modal bank. Pada Bank Artos Indonesia, kerugian relatif yang terjadi di akhir tahun dan tambahan setoran modal tunai dari Pemegang Saham sebesar Rp 20 milyar pada pertengahan Oktober 2010, memberikan sumbangan penting tercapainya pertumbuhan Total Asset Bank yang pada akhir tahun 2010 menjadi Rp 404,42 milyar dari Rp 347,51 milyar di tahun 2009.
2
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Laporan Manajemen
Tambahan setoran modal yang dilakukan oleh pemegang saham bank telah dicatat dan diakui oleh Bank Indonesia, sehingga secara keseluruhan modal inti bank ditambah pertumbuhan laba organik menjadi total Rp 103 milyar dan telah melampaui ketentuan minimal modal inti bank sebesar Rp 100 milyar pada akhir tahun 2010. Susunan Pemegang Saham Pemegang Saham Arto Hardy
dalam jutaan rp.
%
Nominal
40.00
38.600
Lanny Miguna
15.00
14.475
Sinatra Arto Hardy
15.00
14.475
William Arto Hardy
15.00
14.475
Lina Arto Hardy
15.00
14.475
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Bank Artos Indonesia telah memiliki Visi Bank yang akan memberikan arah dan pedoman yang jelas dalam melaksanakan kegiatan sehari hari. Visi tersebut “ Menjadi Bank Retail yang Sehat, Kuat dan Efisien dengan Tingkat Pelayanan yang Prima “ akan terus diperjuangkan dalam implementasinya. Salah satunya tercermin pada penyaluran kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan end users yang mencapai sekitar 84.83%, sementara dalam aspek peningkatan pelayanan kepada nasabah bank telah memiliki pedoman standarisasi pelayanan berdasarkan ISO 9001 : 2008 yang selalu dievaluasi berdasarkan standard System Sertifikasi Manajemen Mutu. Manajemen Bank selalu menerapkan prinsip selektif dan hati-hati dalam setiap proses pengambilan keputusan operasional bank dengan memperhatikan prinsip “ prudential banking “. Dibidang tata kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance) ditekankan pada aspek transparansi yang bersumber pada informasi yang akuntabel, sementara penghormatan pada faktor independensi menjadi bagian sangat penting dalam proses pengambilan keputusan untuk menegaskan besarnya tanggung jawab. Publikasi Laporan Tahunan Bank merupakan bentuk transparansi yang ideal. Di bidang pengolaan manajemen risiko, bank telah menggunakan parameter ukuran yang sesuai dengan kompleksitas usaha, dengan menggunakan sistem pengendalian risiko untuk setiap jenis risiko. Dibidang kepatuhan terhadap berbagai ketentuan, bank telah membentuk berbagai perangkat yang bersifat kontrol, pengawasan dan monitoring dalam berbagai satuan kerja yang diperlukan antara lain SKAI, SKMR atau berbagai komite, Komite Kredit dan Komite ALCO.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
3
Laporan Manajemen
Pada akhirnya berbagai upaya yang terus dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja bank di masa depan perlu disertai dengan disiplin dan kerja keras serta didukung oleh integritas SDM yang berkualitas. Dengan segala kerendahan hati, Manajemen Bank Artos Indonesia mengucapkan syukur dan terimakasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh stake holder kepada kami untuk mengelola bank ini. Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjukNya dalam memajukan bank ini menghadapi tantangan masa depan.
Bandung, 30 Mei 2011
4
William Arto Hardy
Reinantha Yaputra
Komisaris Utama
Direktur Utama
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Strategi dan Kebijakan
Peluang dan tantangan bisnis serta perkembangan kondisi eksternal sangat mempengaruhi proses penyusunan strategi dan kebijakan. Strategi dan kebijakan diarahkan untuk menangkap peluang pertumbuhan usaha yang optimal dan mampu merespon setiap ancaman eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang. Strategi dan kebijakan harus sesuai dengan kondisi industri dan kompetisi serta aspek lain dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan serta mampu meningkatkan daya saing perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan profitabilitas. Penetapan strategi dan kebijakan Bank sejalan dengan Visi dan misi Bank serta mengarah pada pencapaian rencana bisnis jangka panjang yang telah ditetapkan yaitu menjadi Perusahaan Terbuka ( go public ) dan Bank Devisa pada masa mendatang. Berpedoman pada pengelolaan Manajemen Risiko ( Risk Management ), Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance ) serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku ( Compliance ), menjadikan Bank Artos Indonesia sebuah Bank Sehat, Kuat dan Efisien. Strategi dan kebijakan senatiasa disesuaikan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip kehati-hatian dan terukur ( prudential banking ).
TARGET PASAR Target pasar Bank Artos Indonesia adalah pasar retail dengan segmentasi pasar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ). Hal ini sejalan dengan Visi Bank Artos Indonesia untuk menjadi Bank Retail yang Sehat, Kuat dan Efisien. Pasar UMKM sesuai dengan kompleksitas dan volume usaha Bank Artos Indonesia. Keinginan Pemerintah untuk terus berupaya memperdayakan dan meningkatkan UMKM serta himbauan Pemerintah kepada perbankan untuk membantu pembiayaan UMKM menjadi pertimbangan perbankan akan prospek UMKM kedepannya. Sebagai negara yang memiliki populasi penduduk yang sangat besar, pasar retail sangat menjanjikan dan terus mengalami perkembangan yang sangat tinggi. Pembiayaan Bank Artos Indonesia kepada sektor UMKM pada tahun 2010 mencapai 84,83% dari seluruh pembiayaan atau dapat diartikan bahwa Bank telah fokus pada pasar retail dengan sekmentasi UMKM.
SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM ) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu asset yang sangat bernilai bagi suatu perusahaan. Perkembangan suatu usaha sangat tergantung pada ketersediaan SDM yang berkualitas. Bank Artos Indonesia menyadari peningkatan kualitas layanan kepada nasabah tidak mungkin dilakukan tanpa didukung oleh kualitas SDM yang memadai. Pengembangan SDM difokuskan kepada nilai tambah yang akan dimiliki oleh setiap karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM berbasis pada kompentensi- Competency-Based HR Management (CBHRM) yang dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan khususnya pencapaian visi dan misi Bank Artos Indonesia. Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
5
Strategi dan Kebijakan
TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI Teknologi informasi (IT) merupakan salah satu aspek penting bagi dunia usaha perbankan khususnya didalam menjalankan kegiatan usahanya. IT yang handal akan dapat mengakomodir setiap perkembangan usaha yang terjadi sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Bank Artos Indonesia telah memiliki Banking System yang bekerja secara realtime online sehingga mampu menyediakan informasi dan data secara tepat waktu, yang didukung dengan fasilitas back up yang bersifat realtime backup (mirroring) serta tersedianya Disaster Recovery Center yang secara berkala telah dilakukan proses pengujian untuk memastikan system dapat berfungsi secara tepat dan cepat. Keikutsertaan Bank Artos Indonesia sebagai anggota jaringan ATM Bersama telah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi melalui 13,000 jaringan ATM Bersama yang tersebar di seluruh Indonesia. Jenis transaksi yang dapat dilakukan melalui jaringan ATM Bersama antara lain ; penarikan tunai, kiriman uang / transfer antar bank anggota, pembayaran tagihan PLN, Telepon, Pajak dan pembayaran kartu kredit. Penyediaan Teknologi Sistem Informasi yang baik dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap nasabah atau masyarakat yang akan mempergunakan jasa dan bertransaksi dengan Bank Artos Indonesia.
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP) & RASIO NON PERFORMING LOAN (NPL) Rasio Non Performing Loan (NPL) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) per akhir tahun 2010 mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2009, dan masih tergolong SEHAT atau dibawah ketentuan Bank Indonesia. Aktiva produktif Bank terdiri dari Kredit yang diberikan, Sertifikat Bank Indonesia dan Simpanan pada Bank Lain. Membaiknya kualitas aktiva produktif diantaranya disebabkan oleh peningkatan penyaluran kredit dan penyelesaian kredit bermasalah. Penanganan permasalahan kualitas aktiva produktif lebih mengutamakan penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai win-win solution. Penyelesaian aktiva bermasalah sebagian besar menunggu hasil penjualan agunan. Bank Artos Indonesia telah melakukan pelelangan melalui Lembaga Lelang Negara dan menunjuk Agent Property untuk memasarkan penjualan agunan dari aktiva yang bermasalah serta bekerjasama dengan Kantor Kuasa Hukum khusus untuk menangani debitur yang tidak kooperatif untuk diteruskan proses litigasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
6
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Strategi dan Kebijakan
RASIO TINGKAT KECUKUPAN (Capital Adequacy Ratio = CAR)
MODAL
BANK
Rasio Tingkat Kecukupan Modal (CAR) merupakan salah satu komponen kunci penting untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank. Rasio CAR Bank Artos Indonesia per Desember 2010 sebesar 29.72% atau diatas ketentuan minimal CAR yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8 %. Rasio CAR mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2009, hal ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penyaluran dana berupa kredit yang diberikan yang mengakibatkan peningkatan portofolio Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Rasio CAR yang masih tinggi memberikan ruang terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi serta memberikan ruang yang sangat besar untuk peningkatan pertumbuhan usaha. Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank, Pemegang saham Bank Artos Indonesia telah melakukan penambahan modal disetor pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 20 Milyar sehingga modal inti bank mencapai ketentuan modal inti Bank minimal Rp. 100 milyar pada akhir tahun 2010. CAR Bank akan dipelihara pada tingkat minimal sebesar 15% dengan mengurangi potofolio aktiva yang tidak produktif.
RASIO RENTABILITAS Rasio Rentabilitas bank perakhir tahun 2010 menunjukan penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2009. Penurunan rasio efisiensi (BOPO) bila dibandingkan dengan tahun 2009 sebagai akibat dari kebijakan pemeliharaan tingkat likuiditas pada tingkat yang aman (likuid) dalam rangka mengantisipasi dampak krisis keuangan global. Pertumbuhan dana yang cepat dan tidak diimbanginya oleh penyaluran dananya ikut menekan rasio rentabilitas Bank. Begitupun dengan struktur penghimpunan dana yang lebih didominan oleh deposito berjangka (dana mahal) dan meningkatnya kredit bermasalah juga turut mempengaruhi rasio rentabilitas serta pembentukan PPA Ayda. Peningkatan kualitas rasio rentabilitas akan dilakukan melalui penyaluran kredit akan dipercepat dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian, menjaga keseimbangan pertumbuhan antara penghimpunan dana dan penyaluran kredit serta mengevaluasi kembali struktur pendanaan Bank dengan memfokuskan pada penghimpunan dana murah.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
7
Pengelolaan Risiko
Di dalam setiap keputusan bisnis selalu melekat unsur unsur risiko, sehingga bank sebagai lembaga intermediasi keuangan dan kepercayaan, dituntut untuk dapat mengantisipasi dan meminimalkan risiko-risiko tersebut melalui pengendalian dan pengelolaan risiko yang efektif, terintegrasi dan berkesinambungan. Penerapan kebijakan manajemen risiko di Bank Artos Indonesia dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta mengikuti perkembangan dan tantangan bisnis-bisnis yang terjadi. Setiap perubahan kebijakan, peraturan dan lingkungan bisnis, merupakan salah satu alat monitoring yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan memonitor risiko sekaligus untuk melakukan mitigasi risiko. Metode pengukuran risiko yang dipergunakan oleh Bank Artos Indonesia mempergunakan metode yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank Artos Indonesia. Parameter yang dipergunakan meliputi parameter inhern risk dan sistem pengendalian risiko (SPR) untuk seluruh jenis risiko. Proses pengelolaan risiko meliputi : proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian. Penerapan manajemen risiko menggunakan pendekatan pengelolaan risiko yang menyeluruh berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang baik, strategi pengelolaan risiko yang terdefinisi dengan baik, struktur dewan yang benar dan tepat, komite kerja yang bekerja secara aktif dan memiliki peran, penetapan tanggung jawab, wewenang dan jenjang pendelegasian yang jelas. Komite Manajemen Risiko bertugas membantu Direksi dalam memantau penerapan manajemen risiko, sedangkan Komite Pemantau Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi penetapan dan penerapan kebijakan manajemen risiko serta memantau kinerja Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko
PROFIL RISIKO Profil Risiko Bank Artos Indonesia untuk 8 jenis risiko per akhir tahun 2010. Risiko Inheren Risiko K re di t
Risiko Pa s a r
Risiko Risiko L i k u i di t a s Operasional
L ow
L ow
Moderate
Accept
Accept
Accept
L ow
L ow
Moderate
Risiko Hukum
Risiko Re pu t a s i
Risiko Risiko St r a t e gi s Kepatuhan
Risiko Inheren Agregat L ow
L ow
Moderate
L ow
Accept
Accept
Accept
L ow
Moderate
L ow
L ow
Sistim Pengendalian Risiko Accept
Accept
Risiko Komposit
8
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
L ow
L ow
Pengelolaan Risiko
RISIKO KREDIT Sumber utama pendapatan bank adalah dari pendapatan bunga kredit, sehingga portofolio kredit harus dikelola dengan baik. Salah satu komponen alat ukur dalam pengendalian risiko kredit yang baik, dapat tercermin pada trend rasio Non Performing Loan (NPL). Bank Artos Indonesia dalam rangka melakukan ekspansi kreditnya telah melakukan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL). Untuk mendukung upaya tersebut Bank telah memiliki Pedoman Kebijakan Perkreditan tertulis mengenai pemberian kredit yang mencakup Kebijakan Perkreditan Bank Artos Indonesia, serta ketentuanketentuan yang tertuang pada Surat Edaran/Keputusan tersendiri di bidang perkreditan. Secara garis besar pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four-eyes principle yaitu setiap pemutusan kredit melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan yang obyektif . Mekanisme four-eyes principle dilakukan melalui Credit Committee dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit dan pemutusannya dilakukan oleh Pejabat Pemegang Kewenangan Memutus Kredit dari Business Unit dan Risk Management yang memiliki kompetensi, kemampuan dan integritas. Dengan demikian proses pemberian kredit menjadi lebih komprehensif dan hati-hati.
RISIKO PASAR Pengelolaan risiko pasar untuk pengelolaan potensi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat perubahan harga atau variabel ( rate ) suku bunga pasar serta nilai tukar valuta asing. Pengelolaan risiko pasar Bank melekat pada kebijakan untuk tidak menempatkan dana ke dalam jenis/bentuk penanaman dana yang memiliki risiko tinggi. Pengelolaan risiko pasar yang dilakukan oleh Bank tidak terlalu kompleks karena portofolio investasi Bank sebagian besar berupa Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) dan seluruhnya dalam mata uang rupiah dan penanaman dana dalam bentuk kredit yang diberikan dalam rangka menjalankan fungsi intermediasi. Bank hanya menghadapi risiko suku bunga. Profil risiko inheren untuk risiko pasar tahun 2010 berada pada level “Rendah”. Parameter Pengukuran risiko dilakukan dengan menghitung Rasio ekses modal terhadap potensial loss suku bunga dan rasio ekses modal terhadap Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan, rasio aktiva produktif non kredit bermasalah, kecukupan pemenuhan PPAP non Kredit.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
9
Pengelolaan Risiko
Penilaian Sistem Pengendalian risiko berada pada posisi “ Accept ” parameter yang dipergunakan adalah Pengawasan aktif Komisaris dan Direksi, kebijakan dan Prosedur penetapan limit, Indentifikasi, pengukuran, Pemantauan, dan pengendalian Intern, secara keseluruhan tergolong acceptable. Komposit Risiko untuk risiko pasar berada pada level “Rendah” dasar penilaian tersebut adalah total penilaian dari seluruh komponen risiko yang melekat pada risiko pasar.
RISIKO LIKUIDITAS Risiko Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan bank selalu dapat memenuhi kewajibannya pada setiap saat baik dalam situasi normal maupun situasi luar biasa. Bank Artos Indonesia mensyaratkan bank menyediakan dana yang memadai. Jatuh tempo asset dan kewajiban diawasi setiap saat untuk memastikan Bank mampu memenuhi semua kewajibannya tanpa harus melikuidasi aset sebelum waktunya, sehingga harus membayar denda. Komite Aset dan Kewajiban (ALCO) bertanggung jawab mengelola suku bunga dan risiko likuiditas. Profil risiko inheren untuk risiko Likuiditas akhir tahun 2010 berada pada level “ Moderate “, parameter dalam mengukur risiko likuiditas adalah rasio kredit terhadap DPK (LDR), rasio aktiva likuid terhadap pasiva likuid yang jatuh tempo sampai dengan 1 bulan, rasio proyeksi cash flow, Maturity Mismatch, Ketergantungan pada Dana Antar bank dan Deposan Inti. Untuk sistem pengendalian risiko tergolong “Acceptable” dan Komposit risiko berada pada level “Moderate”.
RISIKO OPERASIONAL Pengelolaan resiko operasional telah dilakukan oleh Bank Artos Indonesia untuk pengelolaan kerugian langsung atau tidak langsung karena ketidakcukupan atau kegagalan proses internal dan umumnya merujuk pada peristiwa yang diakibatkan oleh fisik/teknologi, kesalahan manusia/kesengajaan, risiko hukum dan terjadinya penipuan. Kerangka manajemen risiko operasional yang sistimatik diterapkan guna memastikan agar semua risiko operasional terpantau dan terkendali tepat waktu dengan melakukan penilaian sendiri yang komprehensif dan dilakukan secara teratur disemua bidang kunci Bank. Evaluasi independen terhadap efektifitas dan integritas pengendalian dilakukan untuk menyempurnakan setiap langkah proses. Bank Artos Indonesia mengelola risiko operasional sesuai ketentuan dan peraturan. Profile risiko operasional bank sepanjang tahun 2010 berada pada level “ Rendah “, dasar pertimbangan adalah dengan memperhitungkan rasio kecukupan Modal dalam mengantisipasi kerugian akibat risiko operasional dengan Menggunakan metode Basic Indicator sesuai rekomendasi Bank for International Settlements (BIS) dalam The New Bassel Accord II juni 2004. Untuk Sistem Pengendalian Risiko sepanjang tahun 2010 tergolong Acceptable.
10
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pengelolaan Risiko
RISIKO HUKUM Risiko hukum adalah resiko yang disebabkan oleh kerugian yang timbul sebagai akibat adanya kelemahan aspek yuridis, antara lain meliputi ; adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, kelemahan perikatan (tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak) dan pengikatan agunan yang tidak sempurna digolongkan sebagai risiko hukum. Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan mengukur kinerja penanganan kredit bermasalah dan keluhan nasabah. Sepanjang tahun 2010 profile risiko inheren untuk risiko hukum berada pada level “ Rendah “.parameter yang dipergunakan adalah Rasio Kinerja penanganan kredit bermasalah melalui proses litigasi dibandingkan dengan total kredit. Sepanjang tahun 2010 terdapat satu permasalahan hukum yang tidak membahayakan usaha Bank. Untuk Sistem pengendalian Bank tergolong dalam “Acceptable” dan Komposit risiko berada pada level “Rendah”
RISIKO REPUTASI Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negative terhadap Bank digolongkan sebagai Risiko Reputasi. Sepanjang tahun 2010 profile risiko inhern untuk risiko reputasi bank berada pada level “ Rendah “ Parameter pengukurannya adalah Jumlah publikasi negatif menyangkut bank pada media masa, kinerja penanganan komplain nasabah terselesaikan dibandingkan dengan total jumlah komplain nasabah. Keluhan nasabah telah diselesaikan dengan baik dan tidak terdapat publikasi negatif. Untuk Sistem Pengendalian Risiko Bank tergolong dalam “Acceptable”, dan Komposit risiko berada pada level “Rendah”.
RISIKO STRATEGIK Risiko Strategik adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh kebijakan dan strategi serta pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau bank kurang responsif terhadap perubahan eksternal.Sepanjang tahun 2010, strategi bank berada dalam level “ Moderat “, parameter yang dipergunakan adalah dengan menghitung kinerja Bank dalam mencapai target-target yang tertuang dalam rencana bisnisnya (antara lain :Total Asset, Total Aktiva Produktif, Total Dana Pihak Ketiga Laba dan CAR). Untuk sistem pengendalian risiko Bank tergolong “Acceptable”, dan Komposit risiko berada pada level “Moderate”. Pengelolaan risiko strategik dilakukan dengan memantau perkembangan kinerja Bank secara keseluruhan, variable perkembangan kinerja Bank yang dipantau ditetapkan sebagai parameter risiko inhern serta kecukupan system pengendalian risiko strategik. khususnya dalam pencapaian target laba. Perubahan eksternal berupa kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif sebagai dampak dari penyesuaian tingkat suku bunga BI Rate dalam rangka pengendalian tingkat inflasi telah mempengaruhi pendapatan operasional bank. Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
11
Pengelolaan Risiko
RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan merupakan risiko disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku digolongkan sebagai Risiko Kepatuhan. Sepanjang tahun 2010 profil risiko inheren untuk risiko kepatuhan berada pada level “Rendah” atau tidak terdapat pelanggaran ketentuan. Parameter yang dipergunakan dalam menentukan level risiko dari risiko kepatuhan adalah ; BMPK, PPAP, KPMM (CAR), GWM , PDN. Untuk sistem pengendalian risiko Bank tergolong “Acceptable”, dan Komposit risiko berada pada level “Rendah” .
12
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
Sebagai lembaga yang dipercaya oleh Pemerintah dalam mengelola dana masyarakat, Bank Artos Indonesia menyadari penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) menjadi suatu hal yang sangat penting dan memiliki prioritas yang sangat tinggi. Penerapan prinsip GCG, diharapkan dapat tercipta citra lembaga yang dapat dipercaya. Artinya ada keyakinan bahwa bisnis perbankan dikelola dengan baik sehingga dapat tumbuh secara sehat, kuat dan efisien. Manajemen sadar bahwa kepercayaan publik disamping tergantung pada kinerja dan kemampuan Bank dalam mengelola risiko, juga diperlukan adanya sikap profesionalisme, independensi, integritas dari para pengurus serta transparansi atas informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan maupun non keuangan kepada Publik, namun dengan tidak sama sekali mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan Bank sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Perwujudan dari pemikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila Bank dalam melakukan aktivitasnya senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas ( a c c o u n t a b il it y ) ya i t u k e j e l a s a n f u n g s i d a n p e l a k s a n a a n pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan GCG tercermin dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelangkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite, penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal, penerapan manajemen risiko.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
13
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
DEWAN KOMISARIS Susunan Dewan Komisaris Bank Artos Indonesia telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.Dalam rangka penerapan GCG, dibutuhkan Dewan Komisaris yang berperan aktif, independen dan konstruktif. Nama besar, kemauan dan itikad baik tidaklah cukup sehingga dibutuhkan struktur, sistem, dan proses yang memadai agar peran dan fungsi komisaris sesuai dengan harapan. Perimbangan keberadaan komisaris independen merupakan syarat mutlak agar tetap independen dalam pengambilan keputusan, dalam kaitan tersebut komposisi Komisaris Bank Artos saat ini telah sesuai dengan ketentuan PBI no. 8/4/PBI/2006. Nama William Arto Hardy
Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Komisaris Utama
Pemegang Saham (15%)
Nono Sukarno
Komisaris
Pihak Independen
Lucia Djatmiko
Komisaris
Pihak Independen
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris secara rinci telah tertuang dalam Buku pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris, antara lain : + Memberikan usulan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai pencalonan anggota Direksi. + Memberikan persetujuan atau penolakan perangkapan jabatan anggota Direksi pada perusahaan lain. + Melakukan pengawasan
atas
pelaksanaan kebijakan Direksi.
+ Melakukan pengawasan perkembangan usaha bank. + Memberi bantuan secara terbatas atas kegiatan usaha bank. + Menyelesaikan benturan kepentingan antara sesama anggota Direksi. + Memberikan nasehat kepada Direksi. Rapat Dewan Komisaris pada tahun 2010 telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dan secara keseluruhan dihadiri lengkap oleh seluruh anggota Komisaris, dengan agenda utama mengevaluasi perkembangan kinerja bank serta memberikan nasehat dan rekomendasi kepada Direksi dalam meningkatkan kinerja bank agar tetap berpedoman pada prinsip kehatihatian (Prudential Banking Practices) dan selalu mematuhi (comply) terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
14
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
DIREKSI Susunan dan jumlah keanggotaan Direksi telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Nama Reinantha Yaputra Lina Arto Hardy Bambang Setiawan
Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Direktur Utama
Pihak Independen
Direktur SDM-Umum
Pemegang Saham (15%)
Direktur Kepatuhan
Pihak Independen
Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah melaksanakan kepengurusan dan mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang secara terperinci dituangkan dalam Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi, antara lain : + Memastikan bahwa semua kegiatan usaha bank telah berjalan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Merumuskan dan menetapkan kebijakan umum bank, serta memastikan bahwa pelaksanaannya sudah berjalan secara konsekuen dan konsisten + Melakukan pengkajian ulang terhadap kualitas portofolio dalam rangka pengamanan atas risiko terkait. + Menetapkan kebijakan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) dan memastikan bahwa pelaksanaannya sudah dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. + Menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang dihadapi, serta menetapkan kebijakan dan strategi prosedur sistem pengendalian intern. + Memantau kecukupan dan efektivitas dari sistem pengendalian intern. + Menindaklanjuti hasil pemeriksaan SKAI, Bank Indonesia, PPATK, dan Otoritas lainnya, serta memastikan bahwa hal tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. + Memberikan laporan secara berkala kepada Dewan Komisaris mengenai langkah-langkah yang telah, sedang dan akan dilakukan atas Perkembangan portofolio bank, Temuan-temuan penting dari SKAI/ Bank Indonesia, Pelaksanaan realisasi rencana kerja bank, Penyimpangan yang terjadi.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
15
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
KOMITE-KOMITE Untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris Bank Artos Indonesia telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, yang diharapkan dapat membantu fungsi Dewan Komisaris agar berjalan secara efektif. Sebagian besar keanggotaan Komite merupakan pihak independen, adapun keanggotaan Komite pada Bank Artos Indonesia adalah sebagai berikut :
KOMITE AUDIT Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Ketua
Merangkap Komisaris Independen
Rubi Martono
Anggota
Pihak Independen
Verawati
Anggota
Pihak Independen
Nama Lucia Djatmiko
KOMITE PEMANTAU RISIKO Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Ketua
Merangkap Komisaris Independen
Manuel Lahengke Nusa
Anggota
Pihak Independen
Verawati
Anggota
Pihak Independen
Nama Nono Sukarno
KOMITE REMUNERASI & NOMINASI Jabatan
Hubungan Keuangan / Keluarga
Ketua
Merangkap Komisaris Independen
William Arto Hardy
Anggota
Merangkap Komisaris Utama
Fifiningsih
Anggota
Merangkap Kepala Urusan SDM & Umum
Nama Lucia Djatmiko
Tugas dan tanggung jawab dari Komite-Komite tersebut secara terperinci telah dituangkan dalam Buku Pedoman Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi, antara lain memberikan pendapat profesional dan tidak memihak (independen) atas laporan-laporan yang disampaikan oleh Direksi, serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian dari Komisaris. Selama tahun 2010, Komite-Komite tersebut telah mengadakan rapat sebanyak dua kali, yang membahas pembuatan program kerja, pembagian tugas anggota komite, serta pemantauan kegiatan usaha bank sesuai fungsi dan bidang masing-masing komite.
16
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
PEMEGANG SAHAM BANK ARTOS INDONESIA & HUBUNGAN KEUANGAN / KELUARGA Komposisi kepemilikan saham perusahaan serta keterkaitan hubungan keuangan/ keluarga antara Direksi, Komisaris dan/atau Pemegang Saham Bank Artos Indonesia adalah sebagai berikut :
Hubungan Keuangan / Keluarga Dewan Komisaris
Direksi
Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Lanny Miguna
Keluarga
Keluarga
Sinatra Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
William Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Lina Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Pemegang Saham
Pemegang Saham
Hubungan Keuangan / Keluarga Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direksi
Dewan Komisaris William Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Nono Sukarno Lucia Djatmiko
Direksi Reinantha Yaputra Lina Arto Hardy
Keluarga
Keluarga
Bambang Setiawan
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
17
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
Komisaris dan Direksi tidak mempunyai saham dan atau hak option atas saham pada Bank Artos Indonesia maupun pada kelompok usaha terkait lainnya. Kepemilikan saham para pemegang saham Bank Artos Indonesia pada perusahaan lainnya adalah sebagai berikut :
18
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN & AUDIT EKSTERN
FUNGSI KEPATUHAN Pelaksanaan fungsi kepatuhan adalah untuk memastikan seluruh aktivitas dan kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Setiap aktivitas dan kegiatan usaha serta kebijakan Bank yang dipandang dapat membahayakan dan mengganggu kelangsungan usaha harus dilakukan pencegahan ( ex ante ). Direktur Kepatuhan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya praktek-praktek kegiatan perbankan yang tidak sehat dan membahayakan serta melaporkan kepada Bank Indonesia apabila aktivitas dan kegiatan tersebut masih tetap dijalankan. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, Direktur Kepatuhan membawahi unit kerja non operasional, seperti : Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Kepatuhan (compliance), Sistem & Prosedur, Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Teknologi Informasi. Selama tahun 2010, Bank telah memenuhi komitmen kepada Bank Indonesia dan pihak ketiga lainnya, serta tidak terdapat pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
FUNGSI AUDIT INTERN Fungsi Audit Intern memastikan seluruh kegiatan dan aktivitas usaha Bank yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. ( ex post ). Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) didalam menjalankan fungsinya bersifat independen. Pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan berbasis risiko.
FUNGSI AUDIT EKSTERN Laporan keuangan harus dipastikan bebas dari salah saji material serta telah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Akuntan Publik bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan yang diaudit dan bersifat independen. Pernyataan pendapat didasarkan atas kewajaran dalam penyajian. Penunjukan Akuntan Publik telah sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G
19
Good Corporate Governance
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Komisaris dan Direksi telah melakukan pengawasan secara aktif terhadap seluruh kegiatan usaha bank, termasuk sistem pengendalian intern. Pelaksanaan kebijakan manajemen risiko bank, antara lain meliputi : + Melakukan revisi terhadap kebijakan, sistem dan prosedur bank agar berbasis manajemen risiko. + Menetapkan limit / batasan wewenang memutuskan secara berjenjang sesuai bobot risiko pada tingkat masing-masing. + Melakukan proses indentifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko atas seluruh kegiatan usaha bank. + Menerapkan sistem pengendalian intern berbasis manajemen risiko pada setiap kegiatan usaha bank. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, sampai tahun 2010 Bank telah mengikut sertakan Pengurus dan pejabat Eksekutifnya untuk menjalani sertifikasi manajemen risiko yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR), sebagai berikut :
20
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
P E N I L A I A N P E L A K S A N A A NG O O D C O R P O R A T E GOVERNANCE Penilaian (self assessment) atas pelaksanaan Good Corporate Governance tahun 2010 menunjukan nilai predikat komposit “ Sangat Baik “ dengan Nilai Komposit sebesar 1.00. No.
Aspek yang dinilai
Peringkat
1.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1
2.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1
3.
Kelengkapan Tugas dan Pelaksanaan Tugas Komite
1
4.
Penanganan Benturan Kepentingan
1
5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
1
6.
Penerapan Fungsi Audit Intern
1
7.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
1
8.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian intern
1
9.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Debitur Besar (Large Exposures)
1
10.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
1
11.
Rencana Strategis Bank
1
Kelemahan : Beberapa laporan bank masih belum terintegrasi langsung dengan banking system (masih ada program bantu yang belum terkoneksi secara langsung dengan banking system). Penyebabnya : 8 Perlu waktu yang lama untuk menguasai program dan melakukan pengembangan. Action Plan : 8
Mengganti core banking system dengan mempergunakan penyelenggaraan IT pihak lain yang lebih berpengalaman, sesuai tercantum pada Rencana Strategis Teknologi Informasi jangka panjang.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
21
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
Target Waktu : 8 Pada semester ke II Tahun 2012
Kekuatan : Kekuatan pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank Artos Indonesia terletak pada Komitmen dari seluruh pihak, Pemegang Saham, Pengurus Bank (Komisaris, Direksi dan seluruh Pejabat Eksekutif) untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
PENYEDIAAN DANA DEBITUR BESAR
KEPADA
PIHAK
TERKAIT
&
Bank Artos Indonesia selalu berpedoman pada Prinsip Kehati-hatian dalam mengelola penyediaan dana kepada nasabah, khususnya pada Pihak terkait dan Debitur Besar, pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2010, penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti (Besar) adalah sebagai berikut :
No.
Jumlah
Penyediaan Dana Debitur
Nominal
(Jutaan Rph)
1.
Kepada Pihak Terkait
1
2.601
2.
Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Group
10 1
92.464 14.702
RENCANA STRATEGIS BANK Rencana Strategis Bank telah dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) dan Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan), serta telah dilaporkan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
22
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS BAGI KOMISARIS DAN DIREKSI Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada Komisaris berupa : Honorarium, Tunjangan Hari raya, Tunjangan Kendaraan. Dan kepada Direksi berupa : Gaji, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Kendaraan, Tunjangan Telepon, Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Asuransi Kesehatan serta Kendaraan Dinas (Natura); sebagai berikut : Jumlah Diterima dalam 1 Tahun * Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Komisaris Orang
Direksi
Jutaan Jutaan Orang Rupiah Rupiah
Remunerasi : Honorarium, Gaji, Bonus, Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Jabatan/ Kendaraan/ Telepon
3
1.206
3
1.716
Fasilitas lain dalam bentuk Natura, berupa Asuransi Kesehatan, Sewa Kendaraan Dinas yang sifatnya tidak dapat dimiliki.
3
58
3
301
6
2.017
Total
6
1.264
*) Dinilai dalam Ekuivalen Rupiah
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Kebijakan Remunerasi dalam satu tahun, yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut :
(Satuan Orang)
Jenis Remunerasi Perorang dalam 1 tahun yang diterima secara Tunai
Jumlah Komisaris
Direksi
Di atas Rp. 2 Miliar
-
-
Di atas Rp. 1 Miliar s.d Rp. 2 Miliar
-
-
Di atas Rp. 500 Juta s.d Rp. 1 Miliar
1
3
Rp. 500 Juta ke Bawah
2
-
RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH Pemberian gaji kepada karyawan sampai dengan batas Pelaksana (Bukan Direksi dan Komisaris), mulai dari tingkat Attandent sampai dengan tingkat Vice President sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku, khususnya ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku setempat bagi karyawan tingkat Dasar. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah pada Bank Artos Indonesia sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
23
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
Jabatan
Gaji Perbulan (Jutaan Rp)
% Rasio
Tertinggi
Terendah
Pegawai Tetap s.d Batas Pelaksana
30
1
Direksi
46
38
82,60
Komisaris
40
21
52,50
Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi
3,33
65,20
PENYIMPANGAN INTERNAL (INTERNAL FRAUD) Selama tahun 2010 tidak terdapat adanya penyimpangan internal (internal fraud).
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM UPAYA PENYELESAIAN OLEH BANK
DAN
Terdapat satu permasalahan hukum yang tidak membahayakan usaha bank maupun pihak ketiga lainnya. Bank sedang mengajukan permohonan sita eksekusi dan gugatan melalui Pengadilan Negeri Bandung atas AYDA yang sudah diserahkan kepada Bank tetapi penghuni rumah tersebut tidak mau menyerahkannya secara sukarela. Langkah tersebut terpaksa dilakukan karena upaya musyawarah tidak menghasilkan.
T R A N S A K S I Y A N G M E N GA N D U N G B E N T U R A N KEPENTINGAN Selama tahun 2010 tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, baik secara internal maupun eksternal.
BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI BANK Selama tahun 2010 Bank tidak melakukan buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank, karena Bank belum menerbitkan obligasi.
24
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Pelaksanaan G C G Good Corporate Governance
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK SELAMA PERIODE LAPORAN Pada tahun 2010, sumbangan / donasi tidak diberikan kepada Kegiatan Politik, namun diberikan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan yang jumlahnya tidak signifikan, seperti : HUT RI, Acara RT/RW setempat, sumbangan kepada anak yatim dengan jumlah sumbangan rata-rata sebesar Rp. 1.080.000,- (satu juta delapan puluh ribu rupiah). Juga telah melakukan kegiatan donor darah Sebagai bentuk keperdulian Bank terhadap kesejahteraan Karyawan dan Keluarganya khususnya kepada Karyawan Tingkat Dasar, saat ini Bank Artos Indonesia telah menjadi Orang Tua Asuh dari tiga putraputri Karyawan Bank yang telah menunjukkan prestasinya serta memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu : Sudah bekerja lebih dari 5 (lima) Tahun, Kategori Pegawai dasar s.d Staf, Penilaian kinerja tahunan Baik. Program Orang Tua Asuh ini berkelanjutan sampai kepada karyawan lainnya yang dapat memenuhi kriteria tersebut di atas. Perincian program Orang Tua Asuh periode tahun 2010 sebagai berikut :
No.
Nama Anak Asuh
Anak Karyawan
Sejak dari
Bantuan/Bln (Rupiah)
1.
Subyanto Hendarsyah
Dadang Hermawan
2001
30.000,-
2.
Endang Pujiastuti
Imam Subkhi
2003
30.000,-
3.
Akbar Muktanas
Dadang Hermawan
2008
30.000,-
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
25
Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha Bank jika dilihat dari perbandingan kondisi keuangan Bank Artos Indonesia posisi akhir tahun 2010 dengan tahun 2009 menunjukan :
PENDAPATAN BUNGA BERSIH Pendapatan bunga bersih Bank mengalami peningkatan sebesar 15,90 % atau sebesar Rp. 2.988 juta dari Rp. 18.774 juta menjadi Rp. 21.762 juta. Peningkatan ini terkait dengan peningkatan penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan sebesar 26.90 % pada tahun 2010.
LABA BERSIH Laba bersih sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 217,80 % atau sebesar (Rp. 1.812 juta) dari Rp. 832 juta menjadi Rp. (980 Juta). Kurang maksimalnya pencapaian Laba Bersih sebagai akibat dari kebijakan pemeliharaan tingkat likuiditas yang sangat likuid, dan pembentukan PPA Ayda.
AKTIVA PRODUKTIF Total Aktiva Poduktif mengalami peningkatan sebesar 14,10 % atau sebesar Rp. 42.981 juta dari Rp. 304.813 juta menjadi Rp. 347.794 juta.
DANA PIHAK KETIGA Total Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan sebesar 0,30 % atau sebesar Rp. 692 juta dari Rp. 231.924 juta menjadi Rp. 232.616 juta.
KREDIT YANG DIBERIKAN Pinjaman yang Diberikan mengalami peningkatan sebesar 26.90 % atau sebesar Rp. 53.164 juta dari Rp. 197.801 juta menjadi Rp. 250.965 juta.
PERMODALAN Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami penurunan sebagai akibat peningkatan penyaluran Kredit sebesar 26.90% pada tahun 2010. CAR Bank turun menjadi sebesar 29.72 % atau masih diatas ketentuan Bank Indonesia.
26
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Perkembangan Usaha
STRUKTUR ORGANISASI BANK Organisasi diciptakan berdasarkan keseimbangan antara struktur dan faktor eksternal dalam hal ini adanya tuntuan regulasi perbankan. Struktur Organisasi disesuaikan dengan memperhatikan faktor lingkungan, skala usaha kompleksitas usaha serta strategi dan sumber daya manusia yang dimiliki. Struktur Organisasi Bank Artos Indonesia telah menggambarkan penerapan prinsip Good Corporate Governance ( GCG ). Kecepatan proses pengambilan keputusan juga menjadi perhatian yang sangat penting dalam mengantisipasi tingkat persaingan usaha.
JARINGAN USAHA Sampai dengan tahun 2010, Bank telah memiliki 17 jaringan usaha dalam mendukung pencapaian target pengembangan usaha yang telah ditetapkan ( lihat tabel jaringan usaha ). Jumlah tersebut direncanakan akan terus bertambah sejalan dengan rencana pengembangan usaha kedepan.
Jaringan Usaha 2010 Kantor Pusat
1
Kantor Cabang
1
Kantor Cabang Pembantu
5
Kegiatan Kas diluar Kantor
5
ATM
5
Total
17
SUMBER DAYA MANUSIA Total SDM 2010 Dewan Komisaris
3
Direksi
3
Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap T otal
174 6 186
Penerapan konsep dan tehnik manajemen sumber daya manusia yang tepat dan efektif, akan m e ng ha sil k a n s u mbe r d a ya manusia yang produktif, inovatif, kreatif dan loyal. Sumber Daya Manusia yang memiliki kriteria tersebut dapat didayagunakan
untuk merealisasikan Visi dan Misi Bank. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang memiliki keunggulan kompetitif sangat dibutuhkan ditengah tingkat persaingan usaha yang tinggi dan skala usaha yang mengglobal. Pengembangan Sumber Daya Manusia difokuskan kepada nilai tambah yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan. Berbagai program peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, terus dilaksanakan melalui peyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan serta Jenjang Pendidikan SDM pengiriman Sumber Daya Manusia ( S2 ) 10 untuk memperoleh sertifikasi profesi MagisterLaporan Tahunan 2010 - BankArtos Indonesia pada lembaga sertifikasi yang Sarjana ( S1 ) 74 berwenang. Namun kualitas Sarjana Muda ( D3 ) 17 integritas SDM juga menjadi sesuatu SLTA 65 hal yang penting untuk menjadi dibawah SLTA 20 perhatian manajemen. Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
27
Susunan Pengurus
William Arto Hardy, Bcom, Komisaris Utama Berpengalaman 19 tahun dalam industri perbankan dan industri sepatu. Meraih Bachelor of Commerce dari University of Western, Sydney. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1992 sampai sekarang.
Nono Sukarno, SE, MM, Komisaris Berpengalaman 34 tahun dalam industri perbankan. Meraih Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2004 sampai sekarang.
Lucia Djatmiko, Bsc, Komisaris Berpengalaman 17 tahun dalam industri perbankan. Meraih Bachelor of Science dari University of New South Wales, Sydney. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1994 sampai sekarang.
Reinantha Yaputra MBA , Direktur Utama Berpengalaman 29 tahun dalam industri perbankan. Meraih Master of Business Administration (MBA) dari Washington International University, USA. Memulai karir di dunia perbankan pada Bank Panin sejak tahun 1982 sampai dengan 1995, Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996
Lina Arto Hardy MBA, Direktur Berpengalaman 19 tahun dalam industri perbankan. Meraih Master of Business Administration (MBA) dari Edinburgh Bussiness School, Heriot Watt University Cambridge United Kingdom. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1992 sampai sekarang.
Bambang Setiawan SE, Direktur Kepatuhan Berpengalaman 25 tahun dalam industri perbankan. Meraih Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Memulai karir di dunia perbankan pada Bank Panin sejak tahun 1986. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1997 sampai sekarang.
28
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Manajemen Eksekutif
Theresia Harjati M
Fifiningsih Ario Kepala dan
Urusan SDM dan Umum
Berpengalaman 35 th dalam industri perbankan, menyelesaikan pendidikan di Santa Maria Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996 sampai sekarang.
Berpengalaman 17 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Kepala Urusan Treasury Regional Manager Jakarta
Supiarti Ong Widjaja Deputy Regional Manager Jakarta Berpengalaman 25 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Sospol dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
Denny Lunardi Business Manager KC Jakarta Berpengalaman 22 th dalam industri perbankan, mer aih magister management Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2000 sampai sekarang.
Lucas S Muliawan Business Manager KPO Bandung Berpengalaman 21 th dalam industri perbankan, mer aih Magister Business Marketing dari University of Leicester Inggris. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2005 sampai sekarang.
Lucyana Suryapranata Business Manager KCP Jakarta Berpengalaman 13 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Muda Akuntansi dari STIE Indonesia Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2006 sampai sekarang.
Tan Bok Lan
Dicky Setiady
Business Manager KCP Jakarta
Business Manager KCP Jakarta
Berpengalaman 18 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Manajemen dari Universitas Kristen D u t a Wa c a n a Y o g j a k ar t a . Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2009 sampai sekarang.
Rostiawati Business Manager KCP Bandung Berpengalaman 20 th dalam i n d u s t r i p e r b a n k a n , m e ra i h Magister Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 1996 sampai sekarang.
Berpengalaman 14 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana M a n a j e m e n d a r i U n i v e r s it a s Tarumanegara Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2009 sampai sekarang.
Yurin Ahmad Rizki Business Manager KCP Bandung Berpengalaman 16 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana H u k u m U n i v e r s i t a s Ka t o l i k Parahyangan Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
29
Manajemen Eksekutif
Ferry Budiman Kepala Sisdur dan MIS Berpengalaman 14 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2003 sampai sekarang.
Jenny Nadiasari Manager Credit Support - KPO Berpengalaman 10 th dalam industri perbankan, mer aih Magister Business & Adminstration ITB Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2008 sampai sekarang.
Lily Yulianti Mutriara Manager Operation Support - KC Jakarta Berpengalaman 17 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana Akuntansi STIE Indonesia Jakarta. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2007 sampai sekarang.
30
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Marthen Sulle Konda Kepala Satuan Kerja Audit Intern - SKAI Berpengalaman 9 th dalam industri p e r b a n k a n , m e r a i hS a r j a n a Akuntansi STIEB Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2002 sampai sekarang.
Lanjar Manager Operation Support - KPO Berpengalaman 21 th dalam industri perbankan, meraih Sarjana M u d a A k u n t a n s i U n i v e r s it a s Sumatera Utara Medan. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2001 sampai sekarang.
Achmad Humam Kepala SKMR & Kepatuhan Pejabat APU-PPT Berpengalaman 3 th dalam industri p e rb ankan, m e rai h Sarjana Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung. Bergabung dengan Bank Artos Indonesia mulai tahun 2008 sampai sekarang.
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
31
Rasio Keuangan
Rasio Keuangan
2010
2009
29.72 %
35.75 %
103.006 M
83.615 M
1.58 %
4.67 %
Permodalan C AR Modal Inti Kualitas Aktiva NPL - Gross NPL - Net Rasio PPAP Kredit / Total Aktiva Produktif
1.46 %
4.58 %
103.85 %
100.69 %
72.16 %
63.04 %
0.74 %
2.01 %
84.83 %
84.78 %
R O A
-0.24 %
0.34 %
R O E
-1.02 %
0.66 %
NIM
6.25 %
6.32 %
102.71 %
98.58 %
107.89 %
85.29 %
Rasio KUK terhadap Total Kredit Rasio UMKM terhadap Total Kredit Rentabilitas
B OPO Likuiditas L DR Kepatuhan Rasio BMPK terhadap Pihak Terkait
4.46 %
3.61 %
13.89 %
18.37 %
Giro Wajib Minimum - GWM
8.18 %
5.21 %
Posisi Devisa Netto - PDN
0.00 %
0.00 %
7.69 %
8.93 %
16.10 %
18.05 %
Rasio BMPK terhadap Debitur Besar
Lainnya Cost of Fund Cost of Money
32
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Produk dan Jasa Layanan
Produk Pinjaman / Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Pemilikan Rumah / Ruko Kredit Pemilikan Mobil / Sepeda Motor Kredit Multi Guna Kredit Artos Sejahtera Kredit Artos Manfaat
Produk Simpanan Tabungan Artos Tabungan Artoscash - ATM Bersama Tabungan Pendidikan Mutiara Tabunganku Deposito Berjangka Deposito On Call Sertifikat Deposito Giro Artos Giro Artos Kemitraan
Jasa Layanan Penukaran Mata Uang Asing-Money Changer Pelayanan Antar Jemput Transaksi-Pickup Service Sentra Pembayaran Tagihan Telepon, Flexi & PLN Kiriman Uang/Transfer - RTGS / SKN Tagihan Warkat Luar Kota Inkaso-Intercity Kliring Tagihan Warkat dalam kota - Kliring Bank Garansi Payroll System - Fasilitas Penggajian Karyawan Pembayaran Uang Sekolah Safe Deposit Box - SDB Jaringan ATM Bersama
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
33
Jaringan Kantor
Kantor Pusat Jl. Otto Iskandardinata No.18, Bandung 40171 Indonesia Ph. (022) 4200202, 4200303 (hunting) Fax. (022) 4200401 Telex. (022) 24145
Kantor Cabang Utama Jakarta Jl. Suryopranoto No. 59, Jakarta Pusat 10160 Indonesia Ph. (021) 3457202, 3453323, 3457961, 3841442 Fax.(021) 3802756
Kantor Cabang Pembantu Kompleks Rukan Artha Gading Niaga Blok C No. 12, Kawasan Sentra Bisnis Artha Gading Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Indonesia Ph. (021) 45856788 (hunting) Fax. (021) 45850308 Kompleks Kopo Mas Regensi 9 G Jl. Kopo No. 618, Bandung 40225 Indonesia Ph. (022) 5423371, 5436673, 5436669 Fax. (022) 5436672 Jl. Gardujati No. 75, Bandung 40181 Indonesia Ph. (022) 6004087, 6004088 Fax. (022) 6014970 Segitiga Emas Kosambi Blok A/15 Jl. Jend. Ahmad Yani No. 221-223, Bandung 40113 Indonesia Ph. (022) 7218272, 7237024 Fax. (022) 7237024 Komplek Rukan Golden Boulevard Blok D-1 Bumi Serpong Damai (BSD) City Tangerang Banten 15322 Indonesia Ph. (021) 5388880 Fax. (021) 53160728
34
Laporan Tahunan 2010 - Bank Artos Indonesia
Laporan Auditor Independen
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
016-JKC/BAI-I/RY-II/II/11
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT. Bank Artos Indonesia
Kami telah mengaudit neraca PT Bank Artos Indonesia tanggal 31 Desember 2010, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Bank. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan tahun 2009 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hananta Budianto & Rekan tanggal 12 Februari 2010 yang dalam laporannya memberikan pendapat wajar dengan pengecualian. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Seperti dijelaskan pada catatan No. 2p pada laporan keuangan, Bank menghitung kewajiban dan beban manfaat karyawan berdasarkan Undang-Undang No. 13/2003 tentang “Undang-Undang Ketenagakerjaan”. Namun perhitungan ini tidak menggunakan metode Projected Unit Credit sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tentang Imbalan Pasca Kerja. Menurut pendapat kami, kecuali dampak tidak dihitungnya kewajiban dan beban manfaat karyawan sebagaimana dijelaskan pada paragraph di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Artos Indonesia tanggal 31 Desember 2010, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Other Offices: Menara Kadin Indonesia Fl. 27, Jl HR Rasuna Said Blok X-5 Kav 2-3, Jakarta 12950, Indonesia Tel.: (021) 5274657 Facs.: (021) 5274717 Jl. Kayu Jati III No. 1 Rawamangun, Jakarta Timur 13220, Indonesia Tel.: (021) 47860050, 47863119 Facs.: (021) 472182
PT BANK ARTOS INDONESIA NERACA 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
ASET Kas
2a,3
7,402,217,100
5,722,209,900
Giro pada Bank Indonesia
2a,4
19,765,288,334
12,189,204,522
2,077,862,994
3,476,487,131
94,717,592,295
103,245,582,689
248,363,568,970 2,601,208,253 (2,661,074,708)
194,730,240,765 3,071,252,122 (1,856,946,369)
248,303,702,515
195,944,546,518
11,858,935,122
11,346,864,584
2i,f,9
5,636,938,526
8,918,988,526
2m,15
629,038,533 928,102,403 12,697,121,617 405,932,069
704,097,241 681,836,080 4,792,094,286 491,190,062
20,297,133,147
15,588,206,195
404,422,731,508
347,513,101,540
Giro pada bank lain setelah dikurangi penyisihan kerugian Rp 34,500,000 tahun 2010 Rp 35,000,000 tahun 2009 Efek-efek setelah dikurangi pendapatan bunga diterima di muka Rp 542,407,705 tahun 2010 Rp 254,417,311 tahun 2009 Kredit yang diberikan Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Dikurangi penyisihan kerugian
2a,b,f,5
2c,f,6
2d,e,f,7,24
Jumlah kredit yang diberikan bersih Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 8,523,241,702 tahun 2010 Rp 7,577,795,333 tahun 2009 Aset lain-lain Agunan yang diambil alih setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai Rp 1,986,236,516 tahun 2010 Rp 304,186,516 tahun 2009 Aset pajak tangguhan Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Aset lainnya Jumlah Aset lain-lain JUMLAH ASET
2h,8
2j 10
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
1
PT BANK ARTOS INDONESIA NERACA 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Kewajiban segera
697,753,207
417,103,444
20,349,909,924 9,746,927,994
21,274,485,487 11,252,531,232
30,096,837,917
32,527,016,719
19,618,225,842 2,357,073,462
16,704,890,654 849,274,479
21,975,299,304
17,554,165,133
175,653,757,830 4,890,359,778
162,246,231,748 19,596,797,577
180,544,117,608
181,843,029,325
65,821,606,759
26,349,509,724
298,437,861,589
258,273,720,901
814,763,131 542,986,818 921,860,067 1,500,000
910,858,410 307,000,000 3,539,605,636 3,658,867
301,416,724,812
263,451,947,258
96,500,000,000 6,506,006,696
76,500,000,000 7,561,154,282
Jumlah ekuitas
103,006,006,696
84,061,154,282
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
404,422,731,508
347,513,101,540
Simpanan Giro Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa
2o.11
2e,12,24
Jumlah giro Tabungan Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa
2e,13,24
Jumlah tabungan Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa
2e,14,24
Jumlah deposito berjangka
Simpanan dari bank lain
Jumlah simpanan
Biaya harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lainnya Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2p,16 2,n,17
Jumlah liabilities EKUITAS Modal disetor Modal saham nilai nominal @ Rp 1.000,Modal dasar 200.000.000 lembar saham, modal saham ditempatkan dan disetor penuh 96.500.000 lembar saham untuk 2010 (2009 : 76.500.000 lembar saham). Saldo laba
18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
2
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN LABA-RUGI Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN BUNGA: Bunga yang diperoleh Provisi dan komisi kredit
2k,20
40,950,552,476
36,599,238,130
2l
2,072,148,121
1,561,083,653
43,022,700,596
38,160,321,782
(21,260,793,820)
(19,386,316,618)
21,761,906,776
18,774,005,165
Jumlah BEBAN BUNGA : Bunga yang dibayar
2k,21
PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN DAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan operasional lainnya Provisi dan komisi diterima selain dari pemberian kredit
102,651,074
81,567,980
Pendapatan operasional lainnya
2l
1,435,830,186
1,410,422,823
Jumlah pendapatan operasional lainnya
1,538,481,260
1,491,990,803
Beban operasional lainnya Provisi dan komisi dibayar selain untuk penerimaan dana
(40,754,373)
(34,492,026)
2f,5,7
(2,466,033,909)
(477,417,033)
(1,500,000)
(3,658,867)
Beban umum dan administrasi
22
(7,452,107,520)
(6,638,744,568)
Beban personalia
23
(14,488,237,283)
(12,488,112,483)
(57,759,000)
(58,577,908)
Jumlah beban operasional lainnya
(24,506,392,085)
(19,701,002,886)
Beban operasional lainnya - Bersih
(22,967,910,825)
(18,209,012,083)
(1,206,004,049)
564,993,082
Beban penyisihan kerugian aset produktif Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Beban lain-lain
LABA OPERASIONAL
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
3
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN LABA-RUGI Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
PENDAPATAN DAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional
275,189,954
289,084,380
Beban non operasional
(49,274,784)
(21,937,501)
Pendapatan non operasional - Bersih
225,915,170
267,146,879
(980,088,879)
832,139,961
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PAJAK PENGHASILAN Pajak kini
2m,15 -
(611,583,038)
(Beban) penghasilan pajak tangguhan
(75,058,708)
335,926,908
Jumlah pajak penghasilan
(75,058,708)
(275,656,130)
(1,055,147,587)
556,483,831
(RUGI) LABA BERSIH
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
4
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
Saldo Laba Catatan
Saldo per 31 Desember 2008
Modal
Yang belum ditentukan
Jumlah
disetor
penggunaannya
ekuitas
76,500,000,000
7,004,670,451
83,504,670,451
-
556,483,831
556,483,831
Saldo per 31 Desember 2009
76,500,000,000
7,561,154,282
84,061,154,282
Penambahan modal disetor
20,000,000,000
-
20,000,000,000
-
(1,055,147,587)
(1,055,147,587)
96,500,000,000
6,506,006,695
103,006,006,695
Laba bersih tahun berjalan
Rugi bersih tahun berjalan
Saldo per 31 Desember2010
18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
5
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2010
2009
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS OPERASI (Rugi) laba bersih tahun berjalan
(1,055,147,586)
556,483,831
Penyesuaian untuk merekonsiliasi (rugi) laba bersih tahun berjalan menjadi kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi : Pemulihan / penyisihan kerugian giro pada bank lain
(500,000)
10,000,000
Penyisihan kerugian kredit yang diberikan
783,983,909
477,417,033
Laba penjualan aset tetap
(39,782,270)
(270,651,986)
Penyisihan kerugian aset non produktif AYDA Pemulihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Penyusutan aset tetap
1,682,050,000
-
(2,158,867)
3,658,867
1,056,340,461
1,302,794,035
Pendapatan pajak tangguhan
75,058,708
(335,926,909)
Penghapusan kredit (write off)
(317,891,615)
(2,012,453,400)
2,181,952,740
(268,678,529)
338,036,045
125,171,250
(53,163,284,336)
(24,427,839,931)
Laba operasi sebelum perubahan dalam aset dan kewajiban operasi Penerimaan kredit yang telah dihapus bukukan Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Agunan yang diambil alih Aset lain-lain
(246,266,323)
126,145,555
(7,905,027,331)
(2,403,996,632)
1,600,000,000
(747,000,000)
85,257,994
216,306,503
280,649,763
(164,971,459)
(2,430,178,801)
(1,765,257,681)
Kenaikan (penurunan) dalam kewajiban operasi Kewajiban segera Giro Tabungan
4,421,134,171
(98,410,391)
Simpanan berjangka
(1,298,911,716)
56,198,180,387
Simpanan dari bank lain
39,472,097,035
22,011,655,960
-
(557,958,328)
Biaya harus dibayar
(96,095,279)
273,911,445
Pendapatan diterima dimuka Liabilitas lain-lain
235,986,818
(301,785,408)
(2,617,745,569)
1,401,884,281
(19,142,394,790)
49,617,357,024
Utang pajak
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
6
PT BANK ARTOS INDONESIA LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) 2010 ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI : Pembelian aset tetap Penjualan aset tetap/ penggantian asuransi Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
2009
(1,729,155,907) 200,527,178 8,527,990,394
(1,544,282,825) 270,652,000 (44,247,686,757)
6,999,361,665
(45,521,317,582)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN : Tambahan modal disetor
20,000,000,000
-
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
20,000,000,000
-
7,856,966,875
4,096,039,442
SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
21,422,901,553
17,326,862,111
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
29,279,868,428
21,422,901,553
Rincian kas dan setara kas akhir tahun : Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain
7,402,217,100 19,765,288,334 2,112,362,994
5,722,209,900 12,189,204,522 3,511,487,131
29,279,868,428
21,422,901,553
21,356,889,099 5,000,581
19,112,405,173 1,216,655,553
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS
CATATAN TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS Pembayaran kas selama tahun berjalan untuk: Bunga Pajak penghasilan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini
7
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
1. U M U M PT BANK ARTOS INDONESIA (untuk selanjutnya disebut sebagai Bank) berkedudukan dan berkantor pusat di Jln. Otto Iskandardinata No. 18 Bandung, didirikan dengan akta notaris Netty Tjandrania, SH no. 1 tanggal 1 Mei 1992 dan akta ini telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tertanggal 3 Juni 1992 No. C2-4584 HT 01. 01.tahun 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah mengenai perubahan modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh, dan perubahan seluruh anggaran dasar perseroan sehubungan dengan diberlakukannya Undang - undang Republik Indonesia no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang diaktakan dengan akta notaris Hj Tetty Surtiati Hidayat, SH No. 1 tanggal 10 Nopember 2010. Perusahaan telah mendapat izin sebagai Bank Umum sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 737/KMK.013/1992 tanggal 10 Juli 1992. Mulai tanggal 12 Desember 1992 perusahaan telah menjalankan operasinya sebagai Bank Umum. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris : Komisaris Utama
: William Arto Hardy, B.Com
Komisaris
: Lucia Djatmiko, B.Sc
Komisaris
: Nono Sukarno
Dewan Direksi : Direktur Utama
: Reinantha Yaputra
Direktur
: Lina Arto Hardy, B.Ec
Direktur kepatuhan
: Bambang Setiawan
Susunan komite audit,komite pemantau resiko serta komite remunerasi dan nominasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Komite Audit : Ketua
: Lucia Djatmiko
Anggota
: Rubi Martono
Komite Pemantau Risiko Ketua
: Nono Sukarno
Anggota
: Manuel Lahengke
Komite Remunerasi dan Nominasi : Ketua
: Lucia Djatmiko
Anggota
: William Arto Hardy, B.Com
8
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
1. U M U M (Lanjutan) Kantor Pusat PT Bank ARTOS INDONESIA beralamat di Jalan Otto Iskandardinata No 18 Bandung Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 jumlah seluruh kantor di Indonesia adalah sebagai berikut : 31 Desember Kantor Pusat
1
Kantor Cabang
1
Kantor Cabang Pembantu
5
7
Jumlah karyawan per 31 Desember 2010 dan 2009 sebanyak 186 dan 187 karyawan (tidak diaudit). Jumlah imbalan yang diberikan untuk Direksi dan Komisaris Bank pada tahun 2010 dan 2009 sebesar Rp 1.089.509.000,dan Rp 1.083.158.000,-
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Bank, yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini. b.
Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008. Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan pernyataan standar akuntansi keuangan ("PSAK") No 31 (Revisi 2000) tentang "Akuntansi Perbankan " dan PAPI 2000. PSAK No 31 tersebut telah dicabut efektif tanggal 1 Januari 2010. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah akrual. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Kas dan bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain yang tidak dibatasi penggunaannya. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan merupakan penggabungan dari laporan keuangan dari kantor pusat dan kantor cabang- cabang sebagai satu kesatuan usaha.
9
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b.
Giro pada Bank Lain Giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi penyisihan kerugian. Penyisihan kerugian giro pada bank lain ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap masing - masing saldo giro pada bank lain pada akhir tahun.
c.
Efek- efek Efek - efek/Surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia yang diperdagangkan di pasar uang. Surat-surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan di neraca sebesar nilai nominal di kurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Investasi dalam efek yang diklasifikasikan "Dimiliki Hingga Jatuh Tempo" disajikan di neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.
d.
Kredit yang diberikan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan merupakan aset keuangan dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang merupakan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Penurunan nilai atas kredit yang diberikan. Dalam mengidentifikasi adanya penurunan nilai dari kredit, Bank mendasarkan peristiwa dan bukti objektif (trigger event) yang akan mempengaruhi estimasi arus kas masa depan dari kredit yang diberikan yang dapat di estimasi secara memadai adalah sebagai berikut : 1) Non performing loan (NPL) dengan kolektibilitas 3,4 dan 5 menurut ketentuan Bank Indonesia. 2) Jumlah hari tunggakan lebih dari 90 hari. 3) Watch List, untuk loan dengan kualitas 1 dan 2 namun memiliki indikasi adanya penurunan nilai. 4) Pinjaman jatuh tempo (PDO) dengan tenggang waktu lebih dari 60 hari kalender. Dalam menentukan penurunan nilai Bank mengelompokan kredit diberikan menjadi 2 pendekatan yaitu individual assessment dan collective assessment. Penurunan nilai secara individual dilakukan atas kredit yang signifikan dan terdapat bukti objektif adanya penurunan nilai, sedangkan untuk kredit yang tidak signifikan di nilai secara kolektif (collective) berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tentang penyesuaian Pedoman Akuntansi Perbank Indonesia (PAPI) 2008.
10
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Individual assessment Evaluasi secara individual di dasarkan pada Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali didasarkan pada identifikasi nilai kini arus kas masa datang dan arus kas masa data dari pengambilalihan agunan. Dalam melakukan evaluasi penilaian secara individual harus didukung dengan bukti-bukti objektif yang memadai. Bagi bank yang belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK 55 dan PAPI, maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" Acuan pada ketentuan Bank Indonesia dilakukan dengan pertimbangan bahwa penyusunan ketentuan tersebut telah didasarkan pada analisis kondisi perbankan di Indonesia mengenai estimasi besarnya kebutuhan pencadangan yang di dasarkan pada probability of default dan kerugian histories. e.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut. v.
v. v.
v.
11
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermadiaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); Perusahaan asosiasi (associated companies); Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); Karyawan kunci, yaitu orang - orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin,dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelaporan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut;
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) v.
f.
Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam 3) atau 4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan - perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif Bank belum menerapkan PSAK 55 maka perhitungannya masih menerapkan PSAK 31. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, kredit yang diberikan serta komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontijensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari bank garansi, titipan setoran kliring dan fasilitas kredit yang belum digunakan. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang "Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum" yang diubah dengan peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut : Klasifikasi Lancar
Persentase minimum penyisihan kerugian 1%
Dalam perhatian khusus
5%
Kurang lancar
15%
Diragukan
50%
Macet
100%
Persentase diatas berlaku untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya langsung atas saldo aset yang bersangkutan. Aset produktif dengan kolektibilitas lancar dan dengan perhatian khusus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.
12
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Penyisihan kerugian atas komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif disajikan sebagai liabilities di neraca. Aset produktif serta transaksi komitmen dan kontinjensi dihapusbukukan dari penyisihan kerugian pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif serta transaksi komitmen dan kontinjensi tersebut tidak dapat tertagih. Penerimaan kembali aset produktif yang dihapusbukukan dicatat sebagai penambahan penyisihan kerugian aset produktif yang bersangkutan dalam tahun berjalan. Jika penerimaan melebihi nilai pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut diatas, Bank juga wajib melakukan pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih,properti terbengkalai,rekening antar kantor dan suspense accounts. Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut: Klasifikasi
Batas waktu
Lancar
Sampai dengan 1 tahun
Kurang lancar
Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3
Diragukan
Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5
Macet
Lebih dari 5 tahun
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense accoount ditetapkan sebagai berikut:
g.
13
Klasifikasi
Batas waktu
Lancar
Sampai dengan 180 Hari
Macet
Lebih dari 180 Hari
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat prospektif, dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h.
Aset Tetap Pemilikan langsung Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak dususutkan). Efektif 1 Januari 2008, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), "Aset Tetap" yang menggantikan PSAK No. 16 (1994) "Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain". dan PSAK No. 17 (1994) "Akuntansi Penyusutan" Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih metode biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Bank telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan tehadap laporan keuangan. Aset tetap dinyatakan menurut biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya. Seluruh Aset tetap bank, kecuali tanah, disusutkan dengan mengikuti metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut : Penyusutan per tahun Inventaris
25
%
Mesin kantor
25
%
Kendaraan kantor
25
%
Software
25
%
Gedung
2,5 %
Taksiran Masa Manfaat 4 tahun 4 tahun 4 tahun 4 tahun 40 tahun
Aset tetap untuk pertama kalinya disusutkan pada periode perolehan aset tetap yang bersangkutan Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba-rugi pada saat terjadinya, biaya penggantian komponen suatu aset dan biaya inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Sesuai dengan PSAK No 47 tentang "Akuntansi tanah ", perolehan tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Sesuai dengan PSAK No 48 tentang "Penurunan Nilai Aktiva", nilai aktiva ditelaah untuk setiap penurunan dan kemungkinan penghapusan aktiva ke nilai wajar jika terjadi peristiwa atau perubahaan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak dapat diperoleh kembali. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan kejumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual netto dan nilai pakai.
14
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i.
Agunan yang diambilalih Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank. Agunan yang diambil alih merupakan aset non produktif dan pembentukan penyisihan penghapusan kerugian termasuk pada cadangan khusus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Juni 2006. Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun "Aset Lain-lain" Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana yang lebih kecil. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit diatas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan kedalam akun penyisihan kerugian. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Peyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambil alihan agunan dikapitalisasi dalam akun agunan yang diambil alih tersebut.
j.
15
Biaya yang ditangguhkan Biaya yang ditangguhkan merupakan biaya - biaya dan renovasi atas bangunan, biaya yang ditangguhkan diamortisasi selama masa manfaatnya dengan mengunakan metode garis lurus (straight line method).
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k.
Pendapatan dan Beban Bunga Bank mengakui Pendapatan dan Beban bunga dengan menggunakan metode akrual. Bank tidak mengakui pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan atau aset produktif lainnya yang telah diklasifikasikan sebagai non performing. Pendapatan bunga atas aset non performing diakui pada saat diterima. Pendapatan bunga atas aset non performing yang belum diterima, dicatat sebagai tagihan kontinjen. Yang dimaksud dengan aset produktif yang non performing adalah bilamana terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bunga dan cerukan sebagaimana tercatat dalam ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
l.
Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan Provisi dan Komisi yang ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode garis lurus (straight line method) sesuai dengan jangka waktunya. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diakui pada saat transaksi dilakukan. Pendapatan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan namun terkait dengan jangka waktu, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktunya
m. Perpajakan Beban pajak kini disajikan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan menggunakan liability method. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substantif berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
16
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) n.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan tagihan dan kewajiban komitmen kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode laporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
o.
Kewajiban segera Kewajiban segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah kewajiban bank.
p.
Imbalan Pasca kerja Bank menghitung imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/ tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Bank sehubungan dengan imbalan pasca kerja. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 mencakup kewajiban imbalan pasca kerja yang tidak didasarkan perhitungan oleh aktuaris dan tidak menggunakan metode projected unit credit dan tidak ada pendanaan.
q.
Cadangan Umum Menurut Undang - undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007, Perusahaan wajib setiap tahun menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan, sampai cadangan mencapai sekurang-kurangnya 20 % dari modal yang ditempatkan. Penentuan jumlah penyisihan sebagaimana yang dimaksud akan ditentukan oleh Rapat Umum Para Pemegang Saham.
17
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
3. KAS
Rupiah
2010
2009
7,402,217,100
5,722,209,900
Kas (Cash In Transit, Cash In Safe dan Cash In Box) telah diasuransikan pada PT Asuransi Bintang General Insurance dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 8.500.000.000,- untuk tahun 2010. Jenis risiko yang ditanggung pihak asuransi adalah All Risk. Jumlah kas ATM per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 575.450.000,- dan Rp 889.100.000,.
4. GIRO PADA BANK INDONESIA 2010 Giro
2009
19,765,288,334
12,189,204,522
Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia untuk tahun 2009 mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008. Bank diwajibkan mempunyai saldo Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia sebesar 5 % dari dana pihak ketiga dalam rupiah. Giro Wajib Minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2009 menurut ketentuan Bank Indonesia seharusnya sebesar Rp 12.189.204.522,Dalam tahun 2010 peraturan tersebut telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing, yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 November 2010. Bank diwajibkan mempunyai saldo Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia sebesar 8 % dari dana pihak ketiga dalam rupiah. Giro Wajib Minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2010 menurut ketentuan Bank Indonesia seharusnya sebesar Rp 19.318.469.285,-.
5. GIRO PADA BANK LAIN 2010
2009
54,992,184
466,304,833
Pihak ketiga bank lain PT Bank Panin, Tbk PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Mandiri (Persero), Tbk PT Bank Central Asia, Tbk Jumlah Dikurangi penyisihan kerugian Jumlah - bersih
-
4,805,710
1,301,139,382
1,585,611,282
756,231,428
1,454,765,306
2,112,362,994
3,511,487,131
(34,500,000)
(35,000,000)
2,077,862,994
3,476,487,131
18
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
5. GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan Perubahan penyisihan kerugian 35,000,000
25,000,000
Pemulihan kerugian selama tahun berjalan
Saldo awal tahun
(500,000)
-
Penyisihan kerugian selama tahun berjalan
-
10,000,000
34,500,000
35,000,000
Saldo akhir tahun
2010 Kolektibilitas
Rp
2009 %
Rp
%
2,112,362,994
100.00
3,511,487,131
100.00
kerugian
(34,500,000)
(1.63)
(35,000,000)
(1.00)
Jumlah - bersih
2,077,862,994
98.37
3,476,487,131
99.00
Lancar Dikurangi penyisihan
Penyisihan kerugian yang dibentuk dimaksudkan untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian dan disajikan sebagai pos pengurang. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian giro pada bank lain yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain. Bunga jasa giro yang diterima sebesar Rp 22.498.803,- dan Rp 29.445.970,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
6. EFEK-EFEK 2010
2009
95,260,000,000
103,500,000,000
(542,407,705)
(254,417,311)
94,717,592,295
103,245,582,689
Dimiliki hingga jatuh tempo Sertifikat Bank Indonesia Dikurangi pendapatan bunga diterima di muka
Jumlah
Efek - efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia Lelang dan Sertifikat Bank Indonesia Intervensi dengan jangka waktu antara 28 sampai dengan 90 hari untuk Sertifikat Bank Indonesia Lelang, dan sampai dengan 7 hari untuk Sertifikat Bank Indonesia Intervensi. Tingkat bunga mulai 6,3 % sampai dengan 6,4 %. Bunga Sertifikat Bank Indonesia yang diterima sebesar Rp 1.870.250.866,- dan Rp 4.125.953.917,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
19
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
6. EFEK-EFEK (lanjutan) Biaya perolehan setelah amortisasi dan nilai pasar efek yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah sebagai berikut : Laba (Rugi) Nilai Pada Saat Biaya Nilai Belum Dimiliki hingga jatuh tempo Jatuh Tempo perolehan Pasar Direalisasi 31 Desember 2010 31 Desember 2009
95,260,000,000 ============= 103,500,000,000 =============
94,717,592,295 ============= 103,245,582,689 =============
94,717,592,295 ============== 103,245,582,689 ==============
========= =========
Jatuh tempo efek utang dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah 1 bulan atau kurang dan dengan tingkat kolektibilitas lancar pada tahun 2010 dan 2009.
7. KREDIT YANG DIBERIKAN Komposisi kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 7.1 Jenis Kredit Pihak ketiga Kredit Modal Kerja Rekening Koran Kredit Modal Kerja Angsuran Kredit Modal Kerja Berjangka Kredit Konsumsi Pemilikan Rumah
type 70 Kredit Konsumsi Kendaraan Roda 4 Kredit Konsumsi Kendaraan Roda 2 Kredit Konsumsi Angsuran Kredit Konsumsi Berjangka Kredit Pegawai Staff Kredit Investasi Kecil Kredit Investasi lainnya Jumlah kredit yang diberikan pihak ketiga Pihak hubungan istimewa (catatan 24a) Kredit Modal Kerja Rekening Koran Jumlah pihak hubungan istimewa Jumlah kredit yang diberikan Dikurangi penyisihan kerugian Jumlah - Bersih
2010
2009
78,136,778,103 45,468,746,320 44,828,170,209 604,650,678 11,234,382,124 12,836,906 9,098,205,315 35,490,461 1,054,447,871 57,889,860,983 -------------------------------248,363,568,970 --------------------------------
77,169,383,702 11,906,450,455 34,018,998,788 850,751,758 6,270,030,786 10,276,395 46,891,735 9,321,901,049 300,000,000 68,326,891 1,450,893,750 53,316,335,456 -------------------------------194,730,240,765 --------------------------------
2,601,208,253 -------------------------------2,601,208,253 -------------------------------250,964,777,223 (2,661,074,708) -------------------------------248,303,702,515 ================
3,071,252,122 -------------------------------3,071,252,122 -------------------------------197,801,492,887 (1,856,946,369) -------------------------------195,944,546,518 ================
20
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
7. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Berikut ini adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan : a. b.
c. d.
Tingkat bunga rata - rata kredit dalam rupiah 14,5 % dan 16,20 % per tahun masing - masing untuk tahun 2010 dan 2009. Kredit kepada nasabah dijamin dengan deposito berjangka yang disertai surat kuasa pencairan, hak tanggungan atas aset atau jaminan lain yang umum diterima oleh bank. Jumlah bunga kredit yang diterima pada tahun 2010 sebesar Rp 35.075.857.348,- dan sebesar Rp 30.036.268.657,- untuk tahun 2009. Kredit yang diberikan kepada karyawan akan dilunasi melalui pemotongan gaji tiap - tiap bulannya dengan tingkat bunga sebesar 5 % per tahuN. Posisi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diperkenankan Bank Indonesia kepada Pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing - masing sebesar Rp 11.078.000.000,- dan Rp 8.671.678.445,- dan kepada pihak yang tidak terkait pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing - masing sebesar Rp 22.157.000.000,- dan Rp 17.343.356.890,-. Tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan terhadap ketentuan BMPK pada masing-masing periode.
2010 7.2
Kolektibilitas Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah Dikurangi penyisihan kerugian
21
Rp
2009 %
Rp
%
242,290,410,407
96.54
165,690,186,920
83.77
4,718,627,813
1.88
27,750,150,039
14.03
296,352,846
0.12
1,138,226,563
0.58
78,211,333
0.03
1,018,164,809
0.51
3,581,174,825
1.43
2,204,764,556
1.11
----------------------------------
------------------
--------------------------
--------------
250,964,777,223
100.00
197,801,492,887
100.00
(2,661,074,708)
(1.06)
(1,856,946,369)
(1.12)
----------------------------------
------------------
--------------------------
--------------
248,303,702,515
98.94
195,944,546,518
98.88
=================
=========
=============
=======
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
7. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 7.3
Sektor ekonomi Pertanian Pertambangan Pertanian,Pertambangan, Perindustrian, Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan,restoran,hotel Pengangkutan, pergudangan, komunikasi Jasa dunia usaha Jasa sosial masyarakat Lain-lain
Dikurangi penyisihan kerugian kredit Jumlah - Bersih
7.4
Jangka waktu 3 s/d 6 bulan 6 s/d 12 bulan 12 s/d 24 bulan diatas 2 tahun
Dikurangi penyisihan kerugian kredit Jumlah - Bersih
7.5
2010
2009
0 49,322,829,779 52,391,536 13,359,674,565 69,620,416,029 15,645,394,644 80,134,071,106 2,072,481,859 20,757,517,704 -------------------------------250,964,777,223 (2,661,074,708) -------------------------------248,303,702,515 ================
0 30,937,814,313 13,275,854,781 52,229,207,263 11,883,234,528 28,720,656,474 613,835,016 8,719,715,896 51,421,174,616 -----------------------------197,801,492,887 (1,856,946,369) -----------------------------195,944,546,518 ===============
2010
2009
981,377,593 117,607,982,775 33,719,160,697 98,656,256,158 -------------------------------250,964,777,223 (2,661,074,708) -------------------------------248,303,702,515 ================
6,217,367,528 80,444,666,640 17,614,850,506 93,524,608,213 -----------------------------------197,801,492,887 (1,856,946,369) -----------------------------------195,944,546,518 ==================
Klasifikasi jangka waktu berdasarkan Sisa umur sampai saat jatuh tempo 31 Desember 2010 s/d 1 1 s/d > 3 s/d > 6 s/d bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Kredit yang diberikan 64,463,865,720 Belum jatuh tempo 16,625,018,349 32,372,395,236 41,737,233,771 Sudah jatuh tempo 1,710,988,734 ------------------- ------------------- ------------------- ------------------64,463,865,720 18,336,007,082 32,372,395,236 41,737,233,771 ------------------- ------------------- ------------------- -------------------
> 12 bulan
94,055,275,414 ------------------94,055,275,414 -------------------
22
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
7. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 31 Desember 2009 s/d 1
1 s/d
> 3 s/d
> 6 s/d
bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
> 12 bulan
Kredit yang diberikan Belum jatuh tempo
5,732,764,443
32,270,549,916
32,210,145,699
43,871,829,567
Sudah jatuh tempo
2,133,969,883
-
-
-
----------------------7,866,734,326 -----------------------
----------------------32,270,549,916 -----------------------
--------------------
--------------------
32,210,145,699 --------------------
43,871,829,567 --------------------
81,582,233,379 ------------------81,582,233,379 -------------------
Ketidaklancaran dalam pengembalian kredit dapat menimbulkan kredit bermasalah yang dapat menurunkan pendapatan, likuiditas dan kesehatan bank. Kebijakan bank dalam pemberian kredit untuk mengurangi risiko kredit adalah kredit berjangka pendek untuk perindustrian dan perdagangan yang berukuran menengah kebawah, serta beragunan cukup dengan tingkat bunga yang umum berlaku dipasar. Konsentrasi risiko kredit pada umumnya timbul bila satu atau beberapa nasabah yang bergerak dibidang usaha dan mempunyai sifat ekonomi yang sama, kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktual dapat terpengaruh oleh kondisi ekonomi atau faktor lain yang sama pula. Perubahan penyisihan kerugian
2010
2009
Kredit yang diberikan : Saldo awal tahun
1,856,946,369
3,266,811,486
Penyisihan selama tahun berjalan
783,983,909
477,417,033
Penghapusan pinjaman (write off)
(317,891,615)
(2,012,453,400)
338,036,045
125,171,250
------------------------------
----------------------------
2,661,074,708
1,856,946,369
===============
==============
Penerimaan dari pinjaman yang telah dihapusbukukan
Saldo akhir tahun
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian kredit yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
23
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
7.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) Kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi : 31 Desember 2010 Kredit bermasalah
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Sektor ekonomi Perindustrian
492.125.937
-
-
668.673.381
1.160.799.318
Perdagangan,restoran,hotel
903.668.493
282.566.769
-
1.950.456.890
3.136.692.151
Konstruksi
935.016.330
-
-
57.622.467
992.638.796
2.284.083.759
-
-
489.990.997
2.774.074.756
103.733.295 ------------------4.718.627.813 =========
13.786.077 -----------------296.352.846 =========
78.211.333 -----------------78.211.333 =========
414.431.090 -----------------3.581.174.825 =========
610.161.795 ------------------8.674.366.817 =========
20.527.988 9.265.033 ------------------29.793.021 =========
899.977 -----------------899.977 =========
158.595.976 -----------------158.595.976 =========
5.400.000 10.681.143 -----------------16.081.143 =========
20.527.988 5.400.000 0 0 179.442.129 ------------------205.370.117 =========
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
3.845.046.905 11.260.296.792 2.166.653.651 6.304.875.064 4.173.277.627 ------------------27.750.150.039 =========
1.132.226.718 5.999.845 -----------------1.138.226.563 =========
543.115.534 475.049.275 -----------------1.018.164.809 =========
349.377.636 453.349.908 57.622.467 504.418.024 839.996.521 -----------------2.204.764.556 =========
4.194.424.541 13.388.988.952 2.224.276.118 6.809.293.088 5.494.323.268 ------------------32.111.365.967 =========
20.527.988 9.265.033 ------------------29.793.021 =========
899.977 -----------------899.977 =========
158.595.976 -----------------158.595.976 =========
5.400.000 10.681.143 -----------------16.081.143 =========
20.527.988 5.400.000 0 179.442.129 ------------------205.370.117 =========
Jasa dunia usaha Lain-lain
Penyisihannya Perindustrian Perdagangan,restoran, Jasa dunia usaha Lain-lain Lain-lain
31 Desember 2009 Kredit bermasalah Sektor ekonomi Perindustrian Perdagangan,restoran,hotel Konstruksi Jasa dunia usaha Lain-lain
Penyisihannya Perindustrian Perdagangan,restoran, Jasa dunia usaha Lain-lain
24
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
8. ASET TETAP
Ringkasan aset tetap adalah sebagai berikut : 31 Desember 2010 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Pemilikan langsung
Biaya perolehan Inventaris
1.502.351.101
196.639.104
-
1.698.990.205
Mesin kantor
2.570.922.531
191.036.650
-
2.761.959.181
Kendaraan kantor
2.417.637.000
202.500.000
179.950.000
2.440.187.000
Software
2.357.894.214
10.238.930
-
2.368.133.144
Gedung
4.456.428.071
1.128.741.223
91.689.000
5.493.480.294
Tanah
5.619.427.000
-
-
5.619.427.000
Jumlah
18.924.659.917
1.729.155.907
271.639.000
20.382.176.824
1.409.727.155
Akumulasi penyusutan Inventaris
1.298.840.469
110.886.686
-
Mesin kantor
2.107.616.961
194.580.255
-
2.302.197.216
Kendaraan kantor
1.566.253.640
295.949.973
63.732.292
1.798.471.321
Software
1.754.123.953
333.661.958
-
2.087.785.911
Gedung
850.960.311
121.261.589
47.161.800
925.060.099
Jumlah
7.577.795.333
1.056.340.461
110.894.092
8.523.241.702
Nilai buku
25
Inventaris
203.510.632
289.263.050
Mesin kantor
463.305.570
459.761.965
Kendaraan kantor
851.383.360
641.715.679
Software
603.770.261
280.347.233
Gedung
3.605.467.760
4.568.420.195
Tanah
5.619.427.000
5.619.427.000
Jumlah
11.346.864.584
11.858.935.122
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
8.
ASET TETAP (Lanjutan)
Saldo Awal
31 Desember 2009 Penambahan Pengurangan
Saldo Akhir
Pemilikan langsung Biaya perolehan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah
1.364.878.501 2.232.304.731 2.035.417.000 2.310.201.734 4.378.328.126 5.619.427.000
137.472.600 338.617.800 942.400.000 47.692.480 78.099.945 -
560.180.000 -
1.502.351.101 2.570.922.531 2.417.637.000 2.357.894.214 4.456.428.071 5.619.427.000
17.940.557.092
1.544.282.825
560.180.000
18.924.659.917
Akumulasi penyusutan Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung
1.206.382.410 1.869.465.020 1.798.239.870 1.222.112.585 738.981.399
92.458.058 238.151.941 328.193.756 532.011.368 111.978.912
560.179.986 -
1.298.840.469 2.107.616.961 1.566.253.640 1.754.123.953 850.960.311
Jumlah
6.835.181.284
1.302.794.035
560.179.986
7.577.795.333
Nilai buku Inventaris Mesin kantor Kendaraan kantor Software Gedung Tanah
158.496.091 362.839.711 237.177.131 1.088.089.149 3.639.346.727 5.619.427.000
203.510.632 463.305.570 851.383.360 603.770.261 3.605.467.760 5.619.427.000
11.105.375.808
11.346.864.584
Jumlah
Jumlah
26
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
8.
ASET TETAP (Lanjutan)
Penyusutan aset tetap dialokasikan pada : Beban umum dan administrasi
2010
2009
1,056,340,461
1,302,794,035
Aset tetap tersebut telah diasuransikan pada PT Asuransi Bintang dan PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 25.828.450.000,- dan Rp 25.379.850.000,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Jenis risiko yang ditanggung oleh pihak asuransi adalah kebakaran, kehilangan, kebongkaran, kecelakaan dan huru - hara. Manajemen bank yakin bahwa jumlah pertanggungan memadai untuk menutup kerugian potensial. Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun masing-masing jenis aset pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009.
9.
AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH
Agunan Yang Diambil Alih merupakan aset yang diperoleh sehubungan dengan debitur-debitur yang tidak dapat memenuhi atau melunasi kewajibannya. 2010
Saldo awal
2009
9,223,175,042
8,476,175,042
Penambahan
-
747,000,000
Pengurangan
(1,600,000,000)
-
7,623,175,042
9,223,175,042
(304,186,516)
(304,186,516)
Penambahan
(1,682,050,000)
-
Saldo akhir
(1,986,236,516)
(304,186,516)
5,636,938,526
8,918,988,526
Saldo akhir
Penyisihan turun nilai Saldo awal
Jumlah - bersih
27
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
9. AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (lanjutan) Kolektibilitas
2010 Rp
2009 %
Rp
%
Lancar Kurang lancar Diragukan Macet
7,133,264,936 489,910,106
126,55 8,69
1,280,000,000 7,453,264,936 489,910,106 -
(14,35) (83,57) (5,49) -
Jumlah
7,623,175,042
135
9,223,175,042
103
(1,986,236,516)
(35,24)
(304,186,516)
(3,41)
5,636,938,526
100,00
8,918,988,526
100,00
Penyisihan turun nilai
Jumlah bersih
10. ASET LAINNYA 2010
2009
Persediaan Pajak penghasilan badan (Lebih bayar) Sertifikasi Aset lainnya
263,970,739 2,765,676 139,195,654
290,406,669 106,039,241 94,744,152
Jumlah
405,932,069
491,190,062
28
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
11.
KEWAJIBAN SEGERA
PPh pasal 21 karyawan PPh pasal 21 lainnya
2009
86,405,000
82,537,584
157,200
23,586,575
PPh pasal 23 tabungan
15,421,565
10,722,002
PPh pasal 23 deposito
263,881,414
280,280,122
PPh pasal 23 bunga jasa giro
25,417,186
-
547,085
909,596
-
2,234,905
PPN Safe Deposit Box
388,810
309,094
Pengembalian asuransi
650,000
-
-
14,160,000
PPh pasal 23 lainnya PPh pasal 29
Titipan transfer Jamsostek
46,687,456
-
Inkaso
15,000
-
Kliring
25,000
-
138,628,392
-
13,095,200
-
1,693,084
-
Titipan administarsi kredit Titipan dana nasabah Rekening tutup giro Tagihan nasabah notaris Bunga jatuh tempo - bunga Pembayaran ATM
12.
2010
61,549,500
-
1,268,996
2,363,565
41,922,320
-
697,753,207
417,103,444
2010
2009
20,349,909,924
21,274,485,487
9,746,927,994
11,252,531,232
30,096,837,917
32,527,016,719
GIRO
Pihak ketiga bukan bank Pihak hubungan istimewa
Jumlah
(catatan 24b)
Tingkat bunga rata-rata giro 4,75 % dan 3 % per tahun masing-masing untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Beban bunga giro adalah masing-masing sebesar Rp 3.018.602.334,- dan Rp 2.102.084.467,- masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
29
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
13.
TABUNGAN 2010
2009
Artos Cash Tabungan Mutiara Tabunganku Tabungan Artos
5,172,199,766 251,946,580 96,337,884 16,454,815,075
14,161,252,333 276,941,441 3,115,971,359
Jumlah tabungan
21,975,299,304
17,554,165,133
Tingkat bunga rata-rata tabungan 3,56 % per tahun untuk tahun 2010 dan 3 % per tahun untuk tahun 2009. Beban bunga tabungan sebesar Rp 737.082.317,- untuk tahun 2010 dan sebesar Rp 699.673.619,- untuk tahun 2009. Dalam jumlah tabungan terdapat pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 2.357.073.462,- dan Rp 849.274.479,- masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (catatan 24c).
14.
DEPOSITO BERJANGKA 2010
2009
Deposito berjangka pihak ketiga bukan bank : Jangka waktu s/d 1 bulan Jangka waktu diatas 1 bulan s/d 12 bulan
156,581,802,063 19,071,955,767
133,925,618,283 28,320,613,465
Jumlah
175,653,757,830
162,246,231,748
4,890,359,778
19,596,797,577
180,544,117,608
181,843,029,325
Deposito berjangka pihak hubungan istimewa Jangka waktu 1 s/d 3 bulan (catatan 24d) Jumlah deposito berjangka
Komposisi besarnya kepemilikan deposito : Penduduk Yayasan dan badan sosial Asuransi Perusahaan nasional Perorangan
2010
2009
1,250,500,000 32,163,651,554 8,100,000,000 139,029,966,054
2,506,812,329 700,000,000 21,534,502,184 157,101,714,812
Jumlah
180,544,117,608
181,843,029,325
30
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
14.
DEPOSITO BERJANGKA (Lanjutan)
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun deposito berjangka 2010
2009
1 bulan
6,38 %
7,00 %
3 bulan
6,38 %
7,50 %
6 bulan
6,53 %
8,00 %
12 bulan
6,53 %
8,50 %
Menurut jangka waktu :
Klasifikasi jangka waktu deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai saat jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Rupiah 1 bulan > 1 bulan
161,372,161,841
164,535,029,325
19,171,955,767
17,308,000,000
180,544,117,608
181,843,029,325
Deposito berjangka yang dijadikan jaminan dan diblokir atas fasilitas kredit yang diberikan oleh bank masing - masing berjumlah Rp 2.950.000.000,- dan Rp 7.902.230.451,-. untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Beban bunga Deposito sebesar Rp 15.477.130.224,- dan Rp 12.917.003.396,- masing-masing untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
31
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
15.
PERPAJAKAN
a.
Perhitungan laba fiskal
Rekonsiliasi antara laba akuntansi sebelum penghasilan pajak dengan penghasilan kena pajak untuk tahun- tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
2010
2009
(980,088,879)
832,139,961
136,404,730
149,097,600
(141,336,493) 39,372,382 (1,877,467,775) (500,000) 1,682,050,000 (2,158,867)
163,477,152 (41,314,895) 408,700,000 35,000,000 304,186,516 470,000,000 3,658,867
(1,143,724,902)
2,324,945,201
Laba sebelum pajak penghasilan sesuai dengan laporan laba - rugi
Beda permanen Pengurangan yang tidak diperkenankan Beda temporer Beda penyusutan aset tetap antara komersial dan fiskal Beda laba penjualan aset tetap antara komersial dan fiskal Imbalan pasca kerja Pemulihan / Penyisihan kerugian penempatan pada bank lain Penyisihan kerugian Aset Non Produktif (AYDA) Penyisihan kerugian Aset Produktif (Kredit) Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
Jumlah penghasilan kena pajak
Pajak penghasilan :
14 % x Rp
281,439,726
=
-
39,401,562
28 % x Rp
2,043,505,274
=
-
572,181,477
12,5 % x Rp
-
-
-
25 % x Rp
-
-
-
Jumlah PPh terhutang
-
611,583,038
PPh pasal 25 yang telah disetor
(2,765,676)
(609,348,133)
Pajak (lebih bayar) / Pajak kurang bayar (PPh pasal 29)
(2,765,676)
2,234,905
32
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
15.
PERPAJAKAN (Lanjutan) 2010 b.
2009
Pajak penghasilan Pajak kini Penghasilan pajak tangguhan
75,058,708
611,583,038 (335,926,908)
Jumlah beban pajak penghasilan
75,058,708
275,656,130
Laba akuntansi
(980,088,879)
832,139,961
Jumlah pajak dengan tarif pajak yang berlaku
(245,022,220)
232,999,189
34,101,183 48,520 285,931,225 -
41,747,328 909,610 3
75,058,708
275,656,130
Rekonsiliasi antara beban pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi.
Pengaruh pajak atas beda permanen Koreksi saldo awal fiskal Selisih penurunan tarif pajak Selisih pembulatan Jumlah beban pajak penghasilan
c.
Ikhtisar aset dan liabilities pajak tangguhan Pajak tangguhan timbul disebabkan terdapat akun yang diperlakukan berbeda untuk tujuan akuntansi keuangan dan untuk tujuan pelaporan perpajakan, analisis dari aset (kewajiban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
1 Jan 2009
Aset pajak tangguhan dari : Aset tetap Giro pada bank lain Agunan yang diambil alih Estimasi komitmen dan kontijensi Kredit yang diberikan Imbalan pasca kerja Aset pajak tangguhan
33
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Des 2009
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi
31 Des 2010
(63.638.796) -
30.540.563 8.750.000 76.046.629
(33.098.233) 8.750.000 76.046.629
(25.539.547) (125.000) 420.512.500
(58.637.780) 8.625.000 496.559.129
431.809.128
914.717 117.500.000 102.175.000
914.717 117.500.000 533.984.128
(539.717) (469.366.944)
375.000 117.500.000 64.617.184
368.170.332
335.926.908
704.097.241
(75.058.708)
629.038.533
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
16
LIABILITIES LAINNYA 2010 Setoran jaminan Safe deposit box
2009
273,750,000
272,250,000
Pembayaran fee provider,mesin dan nominal bank lain atm
-
41,851,984
Pengembalian asuransi
-
2,816,000
Tagihan nasabah
-
43,150,000
Administrasi kredit
-
201,350,000
Jamsostek
-
38,670,008
Imbalan pasca kerja
258,468,737
2,135,936,512
Lainnya
389,641,330
803,581,131
921,860,067
3,539,605,636
2,135,936,512
1,727,236,512
445,000,000
425,000,000
(2,322,467,775)
(16,300,000)
258,468,737
2,135,936,512
Imbalan pasca kerja : Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan Pembayaran
Saldo akhir tahun
Bank telah melakukan pencadangan imbalan pasca kerja atas pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, penghargaan masa kerja dan ganti kerugian terhadap karyawan apabila terjadi pemutusan hubungan kerja. Pencadangan kewajiban imbalan pasca kerja tersebut tidak didasarkan atas perhitungan aktuaris yang tidak menggunakan projected unit credit dan tidak ada pendanaan.
17.
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Merupakan penyisihan kerugian terhadap kewajiban komitmen dan kontinjensi, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Bank membentuk penyisihan kerugian terhadap kewajiban komitmen dan kontinjensi (bank garansi) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/ 2 / PBI tanggal 20 Januari 2005.
Perubahan penyisihan kerugian kewajiban Komitmen dan Kontinjen (bank garansi) 2010 Saldo awal tahun Pembentukan (pemulihan) selama tahun berjalan 1,500,000 Jumlah
1,500,000
2009 3,658,867 3,658,867
34
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
17.
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan)
Instrumen keuangan yang off balance sheet yang berisiko kredit adalah sebagai berikut :
Kewajiban komitemen dan kontijens : -
Bank garansi yang diberikan
-
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
Jumlah
-
Fasilitas kredit yang dapat di batalkan
Dasar Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif
% PPAP Minimum
150,000,000
365,886,700
34,032,633,165
38,705,759,232
34,182,633,165
39,071,645,932
(34,032,633,165)
(38,705,759,232)
150,000,000
365,886,700
1%
1%
- PPAP Minimum yang harus dibentuk
1,500,000
3,658,867
Jumlah PPAP Minimum yang harus dibentuk
1,500,000
3,658,867
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjen
1,500,000
3,658,867
Kualitas bank garansi yang diberikan diklasifikasikan sebagai lancar dengan jaminan berupa deposito. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian kewajiban komitmen dan kontinjen yang telah dibentuk adalah cukup untuk menutupi kerugian yang timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban komitmen dan kontinjen oleh nasabah.
35
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
18.
MODAL DISETOR Berdasarkan akta notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH No. 4 tanggal 3 Oktober 2007 modal dasar Bank berjumlah Rp 200.000.000.000,- terbagi atas 200.000.000 lembar saham, dengan harga nominal tiap-tiap saham adalah @ Rp 1.000,-. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 96.500.000 dan 76.500.000 lembar saham dengan jumlah nominal sejumlah Rp 96.500.000.000 dan Rp 76.500.000.000,- masing-masing untuk tahun 2010 dan 2009. Pemilikan saham untuk masing-masing tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2010 Pemegang Saham
Lembar
Persentase
Jumlah Saham
Saham
Kepemilikan
Rp
Arto Hardy
38,600,000
40.00
38,600,000,000
Lanny Miguna
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Sinatra Arto Hardy, MBA
14,475,000
15.00
14,475,000,000
William Arto Hardy, B.Com
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Lina Arto Hardy, B.Ec
14,475,000
15.00
14,475,000,000
Jumlah
96,500,000
100.00
96,500,000,000
31 Desember 2009 Pemegang Saham
Lembar
Persentase
Jumlah Saham
Saham
Kepemilikan
Rp
Arto Hardy
30,600,000
40.00
30,600,000,000
Lanny Miguna
11,475,000
15.00
11,475,000,000
Sinatra Arto Hardy, MBA
11,475,000
15.00
11,475,000,000
William Arto Hardy, B.Com
11,475,000
15.00
11,475,000,000
Lina Arto Hardy, B.Ec
11,475,000
15.00
11,475,000,000
Jumlah
76,500,000
100.00
76,500,000,000
36
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
19.
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
2010
2009
Komitmen Kewajiban komitmen -
Bank garansi yang diberikan
-
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan
Jumlah
(150,000,000)
(365,886,700)
(34,032,633,165)
(38,705,759,232)
(34,182,633,165)
(39,071,645,932)
1,282,060,408
1,282,060,408
1,282,060,408
1,282,060,408
(32,900,572,756)
(37,789,585,524)
Kontinjensi Tagihan kontinjensi Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Jumlah tagihan kontinjen
Jumlah kewajiban komitmen dan kontinjensi bersih
20.
PENDAPATAN BUNGA
2010
Giro Bank Indonesia
3,981,945,458
2,407,569,586
Sertifikat Bank Indonesia
1,870,250,866
4,125,953,917
22,498,803
29,445,970
Pihak ke-3 bukan Bank (kredit yang diberikan)
35,075,857,348
30,036,268,657
Jumlah
40,950,552,476
36,599,238,130
Dari Bank - Bank lain
37
2009
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah) (dalam Rupiah) 21.
BEBAN BUNGA
2010
Bunga jasa giro Bunga tabungan Bunga deposito berjangka
3,018,104,557
Jumlah
22.
2,102,084,467
737,082,317
699,673,619
15,477,130,224
12,917,003,396
-
172,222
2,028,476,722
3,667,382,913
21,260,793,820
19,386,316,618
Call money Penghimpunan dana
2009
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
2010
2009
Premi asuransi
787,061,240
571,237,223
Pajak-pajak
145,065,613
134,961,720
Pemeliharaan dan perbaikan
589,235,229
559,017,089
Amortisasi sewa
1,541,290,198
1,040,827,573
Penyusutan aset tetap
1,056,340,461
1,302,794,035
Barang dan jasa
3,333,114,779
3,029,906,929
Jumlah
7,452,107,520
6,638,744,568
38
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
23.
BEBAN PERSONALIA 2010 Gaji
9,855,843,369
8,260,342,303
905,400,514
806,510,212
1,089,509,000
1,083,158,000
236,140,050
210,916,750
76,026,782
120,780,025
Imbalan pasca kerja
445,000,000
425,000,000
Pengobatan
586,872,583
453,486,533
Jamsostek
373,924,884
304,084,256
Gratifikasi,hadiah dan bonus
429,691,684
299,539,107
Seminar
37,521,217 -
48,436,900 2,500,000
Lainnya
452,307,200
473,358,397
Jumlah
14,488,237,283
12,488,112,483
Tunjangan hari raya Honorarium komisaris Tunjangan makan dan transportasi Lembur
Tunjangan pajak penghasilan pasal 21 karyawan
24,
2009
TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Pihak-pihak yng mempunyai hubungan istimewa adalah perusahaan dan perorangan yang memiliki keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung.
39
a.
Kredit yang diberikan pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 2.601.208.253,- dan Rp 3.071.252.122,- dengan persentase terhadap total aset adalah 0,64 % dan 0,88 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (catatan 7).
b.
Giro yang diterima dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 9.746.927.994,dan Rp 11.252.531.232,- dengan persentase terhadap total kewajiban adalah 3,23 % dan 4,27 % masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (catatan 12).
c.
Tabungan yang diterima dari pihak yang mempunyai istimewa masing-masing sebesar Rp 2.357.073.462,dan Rp 849.274.479,- dengan persentase terhadap total kewajiban adalah 0,78 % dan 0,32 % masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (catatan 13).
d.
Deposito berjangka yang diterima dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 4.890.359.778,- dan Rp 19.596.797.577,- dengan persentase terhadap total kewajiban adalah 1,62 % dan 7,44 % masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (catatan 14).
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA
25.1
Analisis jatuh tempo aset dan kewajiban (Maturity GAP) pada tanggal 31 Desember 2009
(dalam jutaan rupiah) JT TEMPO SALDO
s/d
1 s/d
> 3 s/d
> 6 s/d
1 bln
3 bln
6 bulan
12 bulan
> 12bulan
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Efek - efek Giro pada bank lain Kredit yang diberikan - Yang belum jatuh tempo - Yang sudah jatuh tempo Lain-lain
7.402 19.765 94.718 2.078
7.402 19.765 94.718 2.078
-
-
-
-
249.254 1.711 20.297
16.625 1.711 20.297
32.372 -
41.737 -
64.464 -
94.055 -
Jumlah aset (A)
395.225
162.596
32.372
41.737
64.464
94.055
LIABILITIES Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Lain-lain
30.097 21.975 180.544 65.822 301.417
30.097 21.975 161.472 65.822 301.417
17.027 -
1.121 -
924 -
-
Jumlah Liabilities (B)
599.855
580.783
17.027
1.121
924
-
(204.630)
(418.187)
15.345
40.616
63.540
94.055
-
(418.187)
(402.841)
(362.225)
(298.685)
(204.630)
Selisih (A-B)
Akumulasi Selisih (A-B)
40
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan) 25.2
Rasio kecukupan modal Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang ditetapkan Bank Indonesia, yang mempertimbangkan secara kwantitatip seperti aset, kewajiban dan akun off balance sheet tertentu, juga pertimbangan secara kwalitatif tentang komponen dan risiko tertimbang. Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal pada akhir tahun 1998 adalah sebesar 4 % dari aset Tertimbang Menurut Risiko, mulai akhir tahun 2001 adalah sebesar 8 %. Capital Adequacy Ratio bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masing-masing adalah sebesar 35,35 % dan 35,75 %. Tabel dibawah ini menunjukkan modal dan rasio kecukupan berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
modal
(CAR)
untuk tahun - tahun yang
2010 Rp (Juta) Modal Inti (Tier I) Modal disetor Laba bersih tahun sebelumnya Laba (rugi) bersih tahun berjalan
2009 Rp (Juta)
96.500 10.857 (490)
76.500 8.637 110
106.867
85.247
Modal pelengkap (Tier II) Penyisihan atas kemungkinan kerugian pada aset produktif
3.917
1.470
Jumlah
3.917
1.470
110.784 313.379 35,35% 34,10%
86.717 238.291 35,75% 35,13%
Jumlah
Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) Jumlah ATMR CAR Persentase Modal Inti terhadap ATMR
Bank akan selalu memenuhi ketentuan Bank Indonesia termasuk dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan ketentuan dalam perbankan Indonesia, manajemen akan segera menyusun perencanaan untuk memenuhi ketentuan tersebut. Bilamana Bank tidak memenuhi persyaratan ratio kecukupan modal (CAR), maka Bank Indonesia dapat mengambil tindakan yang dapat mempengaruhi operasi bank.
41
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan)
25.3
Rasio aset produktif yang diklasifikasi terhadap total Aset produktif Krisis ekonomi yang sedang terjadi dapat berdampak negatif terhadap kualitas aset produktif yang dimiliki oleh Bank terutama kredit yang diberikan oleh Bank. Namun Bank dapat mempertahankan kualitas aset produktif dari aspek kualitatifnya dan aspek kuantitatifnya.
Tabel dibawah ini menunjukkan perkembangan kualitas aset produktif Bank untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
2010
2009
Rp
Rp
Kategori Lancar
339.662.773.401
272.701.674.051
4.718.627.813
27.750.150.039
296.352.846
1.138.226.563
78.211.333
1.018.164.809
3.581.174.825
2.204.764.556
348.337.140.217
304.812.980.018
1.179.656.953
6.937.537.510
148.176.423
569.113.282
58.658.500
763.623.607
Macet
3.581.174.825
2.204.764.556
Jumlah (B)
4.967.666.701
10.475.038.954
1,43
3,44
Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
Jumlah (A)
Aset yang diklasifikasikan Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan
Rasio Kualitas aset produktif (B/A x 100 %)
42
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
25.
PENGUNGKAPAN HAL-HAL PENTING LAINNYA (Lanjutan) 25.4
Rasio-rasio lainnya I.
Aset produktif bermasalah Non Performing Loan (NPL) PPAP terhadap aset produktif Pemenuhan PPAP
Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)
3,03% 4,67% 0,62% 100,69%
-0,24% -1,02% 6,25%
0,34% 0,66% 6,32%
102,71%
98,58%
107,89%
85,29%
-
-
8,19%
5,21%
Kepatuhan (Compliance) 1. Persentase Pelanggaran BMPK - Pihak terkait - Pihak tidak terkait 2. Giro Wajib Minimum Rupiah Tidak ada pelanggaran BMPK dan Giro Wajib Minimum.
43
1,14% 1,58% 0,77% 100,50%
Likuiditas - Loan Deposit Rasio (LDR)
V.
35,75% 22,24%
Rentabilitas -
IV.
34,85% 18,66%
Aset produktif -
III.
2009
Permodalan - Rasio Kecukupan Modal - Aset tetap terhadap modal
II.
RASIO (%) 2010
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
26.
MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko sepanjang tahun 2010 mencakup hal-hal sebagai berikut : I.
II.
Penetapan komponen-komponen parameter risiko inheren dan komponen-komponen parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko).
a.
Penetapan komponen-komponen parameter risiko inheren mencakup kedelapan jenis risiko yang ada yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi dan risiko kepatuhan. Setiap parameter risiko inhern bersifat kuantitatif.
b.
Penetapan komponen-komponen parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko) mencakup kedelapan jenis risiko yang ada. Dimana untuk setiap jenis risiko mengukur hal-hal sebagai berikut:
-
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi,
-
Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit,
-
Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan SIM.
-
Pengendalian Risiko.
Pembobotan atas setiap kriteria komponen - komponen parameter risiko inhern komponen parameter kualitatif (sistem pengendalian risiko). a.
dan
komponen-
Risiko inheren Pembobotan risiko inheren mengacu pada pembobotan yang ada pada SE BI No 6/23/DPNP mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELs).
b.
Risiko Kualitatif (Sistem Pengendalian Risiko)
Pembobotan parameter kualitatif selain mengacu pada pembobotan yang ada pada SE BI No. 6/23/DPNP mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELs) juga dengan melakukan self assessment terhadap parameter-parameter yang ditetapkan.
III.
Penilaian risiko bank secara komposit dalam laporan profil risiko Penilaian profil risiko ditentukan dengan menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko inheren pada aktivitas fungsional yang ada, dan penilaian parameter kualitatif (system pengendalian intern), sebagaimana yang diatur dalam SE BI No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
44
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
26.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
IV.
Pengukuran risiko dan pelaporan profil risiko Dengan memperhatikan volume usaha dan kompleksitas usaha pengukuran risiko yang dilaksanakan sudah cukup memadai. Pengukuran risiko dilakukan setiap bulan dan pelaporan profil risiko dilakukan secara triwulan yakni pada posisi laporan bulan Maret, Juni, September dan Desember 2010.
V.
Profil risiko tahun 2010
Berdasarkan hasil pemantauan dan pengukuran, profil risiko bank secara komposit sepanjang tahun 2010 berada pada tingkat yang rendah dengan tren yang stabil. VI.
Pelaksanaan rapat-rapat komite manajemen risiko Sepanjang tahun 2010 Komite Manajemen Risiko (KMR) telah melaksanakan rapat sebanyak 4 kali dalam rapat - rapatnya KMR banyak membahas yang terkait dengan risiko strategis dan risiko likuiditas.
27.
JAMINAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai Besarnya Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000.- untuk per nasabah per bank (2007 : sampai dengan Rp 100.000.000). Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 10 % pada tanggal 31 Desember 2009 (2007 ; 8,25%) Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
28.
PERKARA PERDATA Pada akhir tahun tidak terdapat perkara perdata yang dapat menimbulkan tagihan/kewajiban kontinjen.
29.
PERISTIWA SETELAH AKHIR PERIODE PELAPORAN Sampai dengan tanggal laporan auditor,tidak terdapat peristiwa setelah tanggal penyesuaian terhadap, atau pengungkapan dalam laporan keuangan.
45
neraca
yang memerlukan
PT BANK ARTOS INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
(dalam Rupiah)
30.
REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan per 31 Desember 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan per 31 Desember 2010 :
Hutang pajak Kewajiban segera
31.
Sebelum reklasifikasi
Sesudah reklasifikasi
2009
2009
400.579.879
417.103.444
16.523.565
-
417.103.444
417.103.444
PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 10 Februari 2011.
46