1
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PESAN BERANTAI DAN REWARD PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 3 GORONTALO ABSTRAK RAHMAT R PAKAYA , MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PESAN BERANTAI DAN REWARD PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 3 GORONTALO. Jurnal. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan, Prodi PKn, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, Di bawah bimbingan Ibu Dr.Hj.Zulaecha Ngiu M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan Ibu Asmun W.Wantu S.Pd M.Sc Selaku dosen Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Prestasi siswa tentang materi yang diajarkan khususnya mata pelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo.Model yang di gunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran Pesan Berantai dan Reward dimana dalam hal ini penulis menggambarkan kegiatan atau aktivitas pembelajaran PKn Yakni dengan menggunakan Pesan Berantai dan Reward, dari hasil penelitian tindakan ini ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam penggunaan model pembelajaran masih rendah pada siklus I, setelah diadakan perbaikan dari pada siklus II maka hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 90%, ini berarti penelitian penulis telah tercapai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward tingkat pemahaman siswa meningkat, khususnya pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 3 Gorontalo. Kata Kunci : Daya Ingat Siswa, Pesan Berantai dan Reward Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat. Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945, yaitu 1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur Undang-Undang. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan amanah Undang-Undang Dasar tersebut,
2
pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal tersebut mengakibatkan penyempurnaan kurikulum yang komperhensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut. H.A.R Tilaar( Dalam Sunaini, 2005:1) mengemukakan: ”Pendidikan Nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada enam masalah pokok Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: (1) Menurunnya akhlak dan moral peserta didik; (2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; dan (6) sumberdaya yang belum profesional”. Untuk itulah, pemerintah kemudian melakukan upaya penyempurnaan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) sehingga diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang menjelaskan: ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Untuk itu perlu menerapkan model pembelajaran yang baik agar siswa mendapatkan prestasi yang baik. Biasanya siswa kurang memperhatikan terhadap materi dan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas karena faktor teman yang mempengaruhi. Dari masalah tersebut peneliti perlu memberikan strategi yang baik atau model pembelajaran yang efektif , sehingga prestasi siswa dikelas X Ipa III SMA Negeri 3 Gorontalo Bisa meningkatkan kembali pada khususnya pada mata Pelajaran PKn. Pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006 : 70), bahwa dalam pendidikan hal yang paling utama adalah adanya perwujudan secara sengaja tentang belajar dan proses pembelajaran. Sehingga hal tersebut dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, serta kecakapan dan kemampuannya (Nana Sudjana, 2005: 28). Proses belajar disekolah merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau individu pada saat belajar disekolah. Selama di sekolah, proses belajar terjadi tidak hanya pada aspek kognitif, namun juga meliputi afektif, maupun psikomotornya (Lilik Sriyanti ,2009:22).
3
Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan,dan bahwa untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah diantaranya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ngalim Purwanto(dalam Syaiful Sagala 2005:12 ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang akan dicapai oleh siswa dalam melakukan proses belajar. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana secara garis besar ada dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar individu yang sedang belajar. Adapula yang berpendapat bahwa faktor interen yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a. Faktor Intern 1. Faktor Jasmaniah 2. Faktor Psikologis Faktor yang termasuk dalam faktor psikologis ada tujuh, yaitu faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: 1. Faktor Keluarga 2. Faktor Sekolah 3. Faktor Masyarakat Dengan adanya Beberapa faktor diatas usaha yang tekun dan didasari motivasi dari Guru,teman dan keluarga maka siswa akan lebih giat lagi belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal. Pengertian Model Pesan Berantai Menurut pendapat Eggen dan Kauchak (dalam Arikunto : 2006:25), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang unutuk mencapai suatu pembelajaran. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan model pembelajaran sebagai acuan dalam menyusun strategi dalam mengajar dan membelajarkan siswa.Dengan menggunakan Model
4
Pesan Berantai pendidik bisa mengetahui sejauh mana hasil daya tangkap siswa tentang materi yang diajarkan. Tentang Reward Peranan Reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini didasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya Reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan, dan keinginan. Inilah yang dimanfaatkan oleh metode Reward. Maka dengan metode ini siswa mengerjakan perbuatan baik atau bahkan berlomba-lomba mencapai suatu prestasi yang ingin dicapai. Sehingga siswa diberikan suatu Reward yang menarik sebagai imbalan. Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Kerangka Berpikir Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh manusia untuk mencapai perubahan. proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai perubahan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar di sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran serta guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak maupun sosial. Seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran perlu memilih model mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan, karena model pembelajaran merupakan alat untuk menjembatani penyampaian materi. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan diharapkan siswa lebih senang dan termotivasi untuk belajar. METODE PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 3 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pada tahun ajaran 2005/2006 SMA Negeri 3 Gorontalo sistem pembelajarannya sudah mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dilaksanakan selama 3 Bulan , Mulai Pada Bulan Oktober s/d Bulan Desember 2013.
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas dengan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward pada materi pembelajaran Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat pada siswa kelas X Ipa III SMA Negeri 3 Gorontalo telah berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus I dilakukan pada hari Kamis tanggal 11 november 2013 jam 5-6 di kelas X, sedangkan siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 25 november 2013, yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sumber materi atau alat bantu media pembelajaran, persiapan perangkat pembelajaran merupakan unsur penting yang besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar. Siklus II merupakan perbaikan yang belum berhasil dari siklus I. Tabel 1. Pestasi Belajar Siswa Pada Observasi Awal No
Kategori Penelitian
Frekuensi
Presentase (%)
1.
A
4 Orang
14.3 %
B
3 Orang
10.8 %
C
10 Orang
42.9 %
D Jumlah
5 Orang 22 Orang
32.2 % 100 %
2. 3. 4. Ket :
A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 ) Berdasarkan observasi awal ini menunjukan hanya 4 orang siswa atau hanya 14.3% dari 22 siswa yang mendapatkan Prestasi dalam kategori sangat baik ( A ), 3 siswa atau 10.8% yang dapat Prestasi baik ( B ), dan sisanya yakni 15 orang siswa atau 75.1% mendapatkan nilai kurang ( C ), atau hanya 25.1% yang mencapai nilai ketuntasan belajar. Pada observasi ini diperoleh bahwa penguasaan materi pelajaran siswa masih sangat minim, yakni sebanyak 15 siswa yang jika di presentasikan sebanyak 75.1% mendapatkan Prestasi yang dibawah capaian target ( Nilai C = 55 – 74 ). Dari observasi awal ini peneliti menemukan dari jumlah siswa yang ada siswa yang aktif hanya 7 orang siswa saja, yaitu yang mendapat juara 1-2-3 yang secara bergiliran, 6
selain itu tidak ada lagi. Siswa tidak mampu belajar mandiri dan sangat tergantung dengan guru. Banyak siswa yang tidak aktif dalam kelas, sehingga observasi ini dijadikan landasan pada pelaksanaan siklus I untuk meningkatkan Prestasi belajar melalui pemahaman siswa.
No . I.
II.
III.
Tabel 2. Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus I Kategori Penilaian Ada / Aspek Yang Dinilai Tidak SB B C K Persiapan a. Program Pembelajaran b. Silabus c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran d. Bahan Ajar Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pendahuluan Apersepsi Penyajian Materi Penjelasan kesetiap kelompok apa yang harus dikerjakan Bimbingan terhadap siswa Pengelolaan Kelas Penutup a. Menutup pembelajaran dengan baik b. Pelaksanaan KBM sesuai
√ √ √
Ada Ada Ada √
Ada
Ada Ada Ada
√ √ √
Ada Ada Ada
√
Ada
√
√
√ √
7
dengan alokasi waktu c. Melakukan tindak lanjut 8,33%
25% 58,33 8,33 % % Tabel di atas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti Prestasi pencapaian menunjukan belum mencapai ketuntasan belajar. Sebab dari 12 aspek yang diamati ada beberapa hal yang perlu dibenahi, hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut (SB) 8,33%, Baik 25%, Cukup baik 58,33%, dan Kurang baik 8,33%. Dari persentasi ini masih ada beberapa pembenahan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan untuk kegiatan berikutnya, terutama dalam pembuatanpembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar proses belajar dapat ditingkatkan lagi, kemudian guru harus mampu memberikan apersepsi yang dapat dipahami oleh peserta didik, sehingga mereka termotivasi dalam belajar terutama pada materi Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat. Tabel 3. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek Yang Kategori Penilaian Diamati No Nama Siswa 1 2 3 4 5 SB B C K 1 Andi Dessy Tawil - - - √ √ √ 2 Arnold Therrgar √ - √ - √ Azalia Ananda 3 - √ - - √ √ Arinal 4 Detyo Eka C.Salim - √ - - √ √ 5 Dwi Putri Brilianti √ - - - √ √ 6 Fitrah Y.Puluhulawa - - √ √ √ √ √ Fitriah Ayu 7 - - √ √ √ √ M.Yunus 8 Gadis W.P.Dama √ √ - - √ 9 Ismiyati Uno √ √ - - √ Kresna Dwiky 10 √ - - - √ √ Ramadhana 11 Mahuddin R.Sarita - √ √ √ √ 12 Muhammad √ - - - √ √ Rata-rata
8
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
R.Ibrahim Moh.Saputra Maruf Moh.Fitrah K.Anami Moh.Rizaldy S.Naue Nurfidya Patuma Rahmat Ibrahim Rindang C.P.H Abas Rizkiyati M.Lasoma Sri Melinda Saima Sri Wulan Andriani Bilaleya Yuliana Pakaya Jumlah
√ √ √ -
√ √ √ √ √ -
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
-
√
- √ -
√
√ 1 0
1 1
- -
√ 1 7 9 7
√
√ √ √ √ √ √ √
5
4
12
2
17.9% 21.5% 53.6% 7.2 %
Presentase ( % )
Aspek yang di amati : 1. Menjelaskan materi yang didapatkan didepan kelas 2. Kerja sama dalam kelompok 3. Membantu disaat teman mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain 4. Cara penangakapan materi yang telah disampaikan oleh teman kelompok 5. Menghargai pendapat orang lain Tabel 4. Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I No Kriteria Penilaian Frekuensi Presentase ( % ) 1 A 5 Orang 17.9 % 2 B 4 Orang 21.5 % 3 C 9 Orang 53.6 % 4 D 4 Orang 7.2 % Jumlah 22 100 % Ket : A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 ) Pelaksanaan tindakan pada Siklus I yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pembelajaran. Namun pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan belum
9
maksimal atau belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut. Kemudian proses pembelajaran juga belum sesuai dengan rencana pembelajaran, karena masih ada bagian dari rencana pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh guru dan siswa, sehingga belum mencerminkan kegiatan pembelajaran yang aktif. Namun sebelum lanjut ke Siklus berikutnya, peneliti melakukan bimbingan siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 74 sampai yang terendah secara khusus.
Tabel 5. Aspek Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus II Kategori Penilaian No Aspek Yang Di Nilai Ada/Tidak SB B C D I Persiapan Program Ada Pembelajaran Ada √ Silabus Ada √ √ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ada √ II Bahan Ajar Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan Apersepsi Ada √ Penyajian materi Ada √ Penjelasan setiap kelompok apa yang Ada harus dikerjakan Bimbingan Ada √ terhadap siswa √ III Pengelolaan kelas Ada Penutup √ Menutup Ada pembelajaran dengan baik √ Pelaksanaan KBM Ada sesuai dengan √ alokasi waktu 10
Melakukan tindak lanjut
Rata-rata
75%
25%
0%
0%
Tabel di atas menunjukan bahwa pada kegiatan persiapan, pendahuluan dan kegiatan inti hasil pencapaian menunjukan kategori (SB) 75%, Baik 25%, Cukup Baik 0%, dan Kurang Baik 0%. Dari persentasi di atas menunjukan bahwa pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru menunjukan peningkatan yang sangat berarti dan ini telah dibuktikan oleh usaha guru dengan cara membimbing siswa yang sebelumnya belum mampu dilaksanakan pada siklus I, dan dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu bertanya apa yang kurang dimengerti maka siswa tersebut akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Tabel 6. Prestasi Kegiatan Siswa Aspek yang diamati Persentase ( % ) N Nama Siswa o 1 2 3 4 5 SB B C K 1 Andi Dessy Tawil √ √ √ √ √ √ 2 Arnold Therrgar √ √ √ √ √ 3 Azalia Ananda √ √ √ √ √ Arinal 4 Detyo Eka C.Salim √ √ √ √ √ 5 Dwi Putri Brilianti √ √ √ √ √ √ 6 Fitrah Y.Puluhulawa √ √ √ √ √ √ 7 Fitriah Ayu √ √ √ √ √ √ M.Yunus 8 Gadis W.P.Dama √ √ √ √ 9 Ismiyati Uno √ √ √ √ √ √ 10 Kresna Dwiky √ √ √ √ √ Ramadhana 11 Mahuddin R.Sarita √ √ √ √ √ 12 Muhammad √ √ √ √ √ R.Ibrahim
11
13 Moh.Saputra Maruf 14 Moh.Fitrah K.Anami 15 Moh.Rizaldy S.Naue 16 Nurfidya Patuma 17 Rahmat Ibrahim 18 Rindang C.P.H Abas 19 Rizkiyati M.Lasoma 20 Sri Melinda Saima 21 Sri Wulan Andriani Bilaleya 22 Yuliana Pakaya Jumlah
-
√
-
-
-
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
-
√
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
-
√
√
√
√
√ 16
√ 19
√ 20
√ 17
√ 19
Presentase ( % )
√
√ √ √ √ √ √ √ 10 46. 5%
12 42. 9%
2 7.2 %
1 3.6 %
Aspek yang diamati : 1. Menjelaskan materi yang didapatkan didepan kelas 2. Kerja sama dalam kelompok 3. Membantu disaat teman mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain 4. Cara penangakapan materi yang telah disampaikan oleh teman kelompok 5. Menghargai pendapat orang lain Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan kegiatan Prestasi belajar siswa, untuk kriteria Sangat Baik berjumlah 10 siswa atau 46.5%, kriteria Baik 12 siswa atau 42.9%, Cukup 2 orang atau 7.2% dan kriteria Kurang 1 orang siswa 3.6%. Tabel 7. Persentase Belajar Siswa Siklus II No Kategori Penilaian Frekuensi Presentase ( % ) 1 A 11Orang 53.6 % 2 B 9 Orang 39.3 % 3 C 1 Orang 3.6 % 4 D 1 Orang 3.6 % Jumlah 22 Orang 100 % Ket : A = Sangat Baik ( 85 – 100 ) B = Baik ( 75 – 84 ) C = Kurang ( 55 – 74 ) D = Sangat Kurang ( 0 – 54 )
12
Setelah diamati pada siklus II, ternyata terjadi peningkatan Prestasi belajar yang signifikan karena , hal ini dapat dilihat pada frekuensi siswa yang mendapat indikator nilai B ( 75 – 84 ) dan A ( 85 – 100 ) mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat indikator nilai A pada siklus I yang hanya 17.9% pada siklus II menjadi 53.6 %, siswa yang mendapatkan nilai dalam kisaran indikator B pada siklus I yang mendapatkan nilai dalam kisaran indikator C yang mencapai 39.3 % pada siklus II hanya tersisa 3.6% saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siklus II, telah mencapai target yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lebih efektif dari siklus pertama, walaupun masih ada 2 siswa atau sekitar 7.2% dari 22 siswa yang belum berhasil namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Tabel 8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Frekuensi Persentase (%) N Katego Observ Siklus o Siklus I Observasi Siklus I Siklus II ri Nilai asi II 1
A
4
5
11
14.3 %
17.9 %
53.6 %
2
B
3
4
9
10.8 %
21.5 %
39.3 %
3
C
10
9
1
42.9 %
53.6 %
3.6 %
4
D
5
4
1
32.2 %
7.2 %
3.6 %
22
22
22
100%
100%
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, pada observasi awal yang mendapat nilai kategori A (Sangat baik) berjumlah 4 orang atau 14.3 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I bertambah menjadi 5 orang atau 17.9 %, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 11 orang atau 39.3 %. Kategori nilai B (Baik) pada observasi awal berjumlah 3 orang atau 10.8 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I bertambah menjadi 4 orang atau 21.5 %, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 9 orang atau 39.3 %. Kategori nilai C (Cukup) pada observasi awal berjumlah 10 orang atau 42.9 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I berkurang menjadi 9 orang atau 53.6 %, selanjutnya pada siklus II berkurang menjadi 1 orang atau 3.6 %. Kategori nilai D (Kurang) pada observasi awal berjumlah 5 orang atau 32.2 % dari 22 siswa, kemudian pada siklus I berkurang menjadi 4 orang atau 7.2 %, selanjutnya pada siklus II berkurang menjadi 1 orang atau 3.6 %. Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa, penerapan strategi pembelajaran Pesan Berantai dan reward
13
benar-benar dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang terpenuhi atau berhasil pada siklus II. Dengan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward maka Prestasi Belajar siswa meningkat dan model pembelajaran ini bersifat konvesional ,selain itu juga siswa partisipasi tingkat pemahaman,minat,keefektifan dan kemampuan menunujukan prestasi belajar yang baik. Pembahasan Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan reward Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Di Kelas X SMA Negeri 3 Kota Gorontalo . Dengan melihat hasil belajar siswa untuk memperbaiki proses belajar mengajar khususnya pada materi Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani mengemukakan pendapat dapat ditemukan tindakan pembelajaran yang tepat dan mudah dipahami, hingga mampu meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Siswa dalam mencapai prestasi harus mempunyai keinginan yang tinggi dengan itu akan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecerdasan dan menangkap isi pesan yang dibelajarkan siswa harus mempunyai prestasi pembelajaran individu menggunakan pada ranah-ranah diantaranya harus mempunyai Kognitif,Afektif dan Psikomotorik, dengan adanya itu siswa bisa mencapai hasil yang diinginkan karena dengan adanya peningkatan prestasi belajar. Ukuran yang digunakan untuk menetapkan keberhasilan Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward. Dalam setiap pembelajaran yang didasarkan pada penilaian, hasil belajar siswa menunjukan gambaran tentang pemahaman yang dimiliki oleh siswa mengenai materi yang telah disampaikan pada kegiatan belajar mengajar. Pengamatan pada observasi awal, dimana data menunjukkan bahwa nilai evaluasi siswa pada mata pelajaran PKn berada pada level diibawah target yang ditetapkan peneliti yakni 75% dari 22 siswa di kelas X SMA Negeri 3 Gorontalo harus mendapatkan nilai minimal 75, maka peneliti menargetkan bahwa penelitian ini harus tuntas dalam dua siklus. Berdasarkan pengamatan dari hasil evaluasi tersebut maka perlu dilanjutkan pada tahap selanjutnya dengan memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar yang berkenaan dengan: a. Apersepsi, yakni dengan memberikan pengantar tentang materi Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Yang Madani mengemukakan pendapat dengan memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan Materi yang diberikan
14
mengemukakan pendapat di lingkungan sekitar sekolah dan lingkungan siswa secara jelas dan dimengerti oleh siswa. b. Motivasi, yakni memberikan dorongan pada setiap pembelajaran , mengemukakan pendapat agar siswa lebih memahami dalam setiap menerima materi yang diajarkan. c. Teknik pertanyaan, yakni pertanyaan yang disesuaikan dengan pembahasan tentang materi mengemukakan pendapat. d. Adanya interaksi antara guru dengan siswa, yakni berupa pengulangan (pembahasan kembali) materi yang belum dikuasai siswa, dan menjelaskan kembali tata cara Model pembelajaran Pesan Berantai dan reward. e. Memberikan tugas tambahan dan melakukan evaluasi secara lisan mengenai masalah dalam materi pembelajaran tentang Menuju Masyarakat Yang Madani mengemukakan pendapat, sehingga peneliti dapat menganalisa Prestasi peserta didik secara individual. Kesimpulan Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward yang dilakukan oleh peneliti pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasibelajar siswa. Sehingga Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward dapat dijadikan suatu bentuk model pembelajaran yang bias meningkatkan Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn, khususnya materi tentang Menganalisis Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani. Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini antara lain: Pada hasil siklus I: Diketahui bahwa siswa dapat mengungkapkan pendapat melalui Model Pembelajaran Pesan Berantai dan Reward sebagian besar belum mampu menangkap isi materi yang akan dijelaskan setelah tampil didepan dikarenakan oleh banyak faktor, salah satunya tidak telalu fokus dan niat belajar masih belum mampu menganalisis materi tentang Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani, akhirnya hasil belajar dan prestasi belajarpun meningkat. Pada siklus II: Berdasarkan hasil dan daya serap yang ditujukan dalam pelaksanaan tindakan kelas dimana hasil yang dicapai oleh siswa meningkat, hal ini disebabkan setiap aspek sudah baik, perhatian, keaktifan dan siswa dalam proses pembelajaran, ini ditujukan oleh aktifitas model pembelajaran yang tepat dan efisien dengan model dan tingkah laku siswa-siswi jaman sekarang sehingga mampu menciptakan suasana dan situasi belajar yang menunjang keberhasilan, karena siswa sudah mampu menjelaskan masing-masing materi yang didapati tentang Budaya Berdemokrasi Menuju Masyarakat Madani yang akan dipresentasikan didepan kelas.
15
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang ada penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Pesan Berantai dan Reward akan lebih baik jika dilanjutkan dan diterapkan pada pokok pembahasan lainnya, sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat dicapai. 2. Meningkatkan perhatian siswa dan lebih menguasai, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam melakukan porses pembelajaran agar siswa benar-benar merasa tertarik dan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 3. Hendaknya siswa tidak merasa malu dalam bertanya baik kepada teman ataupun guru apabila menemui kesulitan dalam belajarnya, sehingga pengetahuan siswa tidak terbatas melainkan dapat berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. 4. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari siswa lain sebaiknya selalu mengkomunikasikan atau menularkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki kepada siswa lain. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rosda Karya Grafindo Persada 2007. Arikunto, Suharsimi, Kelas Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Isjoni,
Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan AntarPendidik. Jakarta : 2008.
Kecerdasan
Komunikasi
Kemmis dan Mc Taggar, website http://mahgrobhi1989.blogspot.com Lilik Sriyanti Teori-teori Belajar Jakarta: Bumi Aksara 2009 Nana Sudjana, Pengertian Prestasi Belajar.Jakarta : Yrama Widya 2005 Ngalim Purwanto.Dalam Buku Syaiful Sagala.Jakarta : Bumi Aksara 2005 Rochiati Wiriaatmaja, Dalam Buku Metode Penelitian Kelas,Jakarta 2008 Sunaini,Manajemen Pendidikan Nasional,Bandung :CV Yrama Widya 2005
16