PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PKN
Oleh: Dra. Femmy, M.Pd & Dr. Abd Rahman Azahari, M.Pd & Dr. Rinto Alexandro, MM Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran berbasis portofolio dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan Globalisasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan “random, pre-test, post-test design”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan tes prestasi (achievement test) dengan instrumen berupa soal tes objektif bentuk pilihan ganda, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis portofolio memberikan perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar siswa lebih positif oleh siswa kelompok eksperimen. Pemahaman siswa kelompok eksperimen terhadap konsep kesempatan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Kata Kunci: model pembelajaran portofolio Pendahuluan Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakikat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan. Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis, tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method atau hanya menggunakan satu jenis metode (monoton). 159
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban, tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan. Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, muncullah suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu model pembelajaran berbasis portofolio (porfolio based learning), yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat, aktif dan kreatif. Melalui model pembelajaran portofolio, selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilainilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab. Adapun alasan penggunaan model pembelajaran portofolio, yang mendasari kegiatan serta proses pembelajaran PKn mengacu pada pendekatan sistem : CTL (Contextual Teaching Learning) atau CTL disebut juga REACT, yaitu Relating (belajar dalam kehidupan nyata), Experiencing (belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan dan penciptaan), Applying (belajar dengan menyajikan pengetahuan untuk kegunaannya), Cooperating (belajar dalam konteks interaksi kelompok), dan Transfering (belajar dengan menggunakan penerapan dalam konteks baru/konteks lain). CTL adalah suatu bentuk pembelajaran yang memiliki karakteristik berikut : a. keadaan
yang
mempengaruhi
langsung
kehidupan
siswa
dan
pembelajarannya; b. dengan menggunakan waktu/kekinian, yaitu masa yang lalu, sekarang, dan yang akan datang; 160
c. lawan dari textbook centered; d. lingkungan budaya, sosial, pribadi, ekonomi, dan politik; e. belajar tidak hanya menggunakan ruang kelas, bisa dilakukan di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara; f. mengaitkan isi pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka; dan g. membekali siswa dengan pengetahuan yang fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan ke permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lain. Model Kegiatan Sosial dan PKn. Model yang dipelopori oleh Fred Newman ini mencoba mengajarkan pada siswa bagaimana mempengaruhi kebijakan umum, dengan demikian pendekatan tersebut mencoba memperbaiki kehidupan siswa dalam masyarakat atau negara, dengan mencoba mengembangkan kompetensi lingkungan yang merupakan kemampuan siswa untuk mempengaruhi lingkungan, dan memberikan dampak pada keputusan-keputusan kebijakan, memiliki tingkat kompetensi dan komitmen sebagai pelaksana yang bermoral. Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Kedua model di atas, yang menjadi dasar acuan pendekatan sistem pada model pembelajaran portofolio membina siswa dalam rangka pemerolehan kompetensi lingkungan dan membekali siswa dengan life skill : civic skill, civic life, serta dapat mengembangkan dan membekali siswa bagaimana belajar berPKn-dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektifitas dalam berpartisipasi, juga untuk membina suatu tatanan nilai terutama nilai kepemimpinan pada diri siswa, agar siswa dapat mempertanggungjawabkan ucapan, sikap, perbuatan pada dirinya sendiri, kemudian pada masyarakat, bangsa, dan negara. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio. Apakah ada perbedaan siginifikan ratarata hasil belajar mata pelajaran PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran 161
melalui model pembelajaran berbasis portofolio dengan siswa yang diberi pengajaran konvensional.
Tinjauan Pustaka 1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar Siswa Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa itu sendiri. Slamento (2002:30) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi, dan cara belajar. Faktor ekstern terdiri atas faktorfaktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Burton dalam Abin Syamsudin M. (1998: 218-219) mengelompokkan faktor-faktor yang memengaruhi belajar siswa ke dalam dua kategori, yaitu faktorfaktor yang terdapat di dalam diri siswa dan di luar diri siswa. Dari sekian banyak faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa, salah satu faktor ekstern atau faktor yang teletak di luar diri siswa adalah faktor pengelolaan belajar-pembelajaran. Kemampuan guru dalam membelajarkan siswanya sangat memengaruhi hasil belajar siswa. Semakin baik seorang guru membelajarkan siswanya, semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Metode mengajar harus tepat, efisien, dan efektif sehingga siswa dapat menerima, memahami, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran. 2. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Ada beberapa model pembelajaran yang telah berkembang hingga saat ini, seperti Model Pembelajaran Mencari dan Menemukan Sendiri (EnquiryDiscovery Learning), Model Pembelajaran Ekspositori (Expository Teaching), Belajar Tuntas (Master Learning), dan sebagainya. a. Pengertian Portofolio Menurut Budiono (2001: 1) model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktek belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. 162
Menurut Wayatt dan Looper (1999: 2) portofolio diartikan sebagai suatu koleksi yang sangat pribadi dari benda-benda hasil karya manusia yang cerdas dan refleksi dari suatu prestasi pembelajaran, kekuatan, dan kerja terbaik. Lebih lanjut dikatakan bahwa portofolio membantu siswa melihat apa yang mereka pikirkan, rasakan, kerjakan, dan perubahan dari sebuah periode waktu, Wayatt dan Loooper (1999: 31). Dari pengertian ini terlihat bahwa portofolio identik dengan kumpulan dari karya-karya terbaik siswa. Di Amerika Serikat sejak tahun 1985 (Marsh, dalam Anonim, 2004: 4), telah dianjurkan portofolio sebagai salah satu alat penilaian autentik dengan beberapa alasan, yaitu; (a) memungkinkan siswa melakukan refleksi terhadap kemajuan belajarnya, (b) memungkinkan siswa memilih sendiri hasil karya yang menjadi isi portofolionya dan memberi alasan mengapa hasil karya tersebut penting, (c) siswa harus mampu menunjukkan kemampuan berpikir dan keterampilannya, (d) memberi gambaran atas apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan siswa, (e) memungkinkan guru mengetahui hasil belajar yang penting menurut siswa, (f) Menjadi bukti otentik hasil belajar siswa bagi siswa, orang tua dan masyarakat. b. Ciri-ciri Portofolio Secara umum isi portofolio meliputi hal-hal berikut: (a) halaman muka dengan identitas siswa (nama, nomor, kelas), (b) daftar isi atau ringkasan dari portofolio yang menggambarkan isi portofolio, (c) hasil karya/prestasi siswa yang menjadi tugas portofolionya dan menurut siswa penting untuk disertakan sebagai isi portofolionya, dan (d) lembar catatan dan komentar guru. c. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran yaitu Prinsip Belajar Siswa Aktif, Kelompok Belajar Kooperatif, Pembelajaran Partisipatorik, Reactive Teaching, dan Joyfull Learning. 1. Prinsip Belajar Siswa Aktif Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP) berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan, dan pelaporan. Dalam 163
fase perencanaan aktifitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain storming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya di samping tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih salah satu masalah dalam kajian kelas. 2. Kelompok Belajar Kooperatif Prinsip ini merupakan proses pembelajaran yang berbasis kerjasama. Kerja sama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama.
Semua
pekerjaan
disusun,
orang-orangnya
ditentukan,
siapa
mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu. 3. Pembelajaran Partisipatorik Model pembelajaran portofolio melatih siswa belajar sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Sebab dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktek hidup demokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Pada saat berlangsungnya
perdebatan,
siswa
belajar
mengemukakan
pendapat,
mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik, dengan tetap berkepala dingin. 4. Reactive Teaching Penerapkan
model
pembelajaran
berbasis
portofolio,
guru
perlu
menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi bagi kehidupan nyata. Demikian juga guru harus dapat menciptakan
situasi
sehingga
materi
pelajaran
selalu
menarik,
tidak
membosankan. guru harus punya sensifitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa. 5. Joyfull Learning 164
Model pembelajaran berbasis portofolio menganut prinsip dasar bahwa belajar itu harus dengan suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Melalui model ini siswa diberi keleluasaan untuk memilih tema belajar yang menarik bagi dirinya. Pengalaman terjun masyarakat adalah salah satu pengalaman belajar riil yang menyenangkan bagi mereka, disamping melatih sejumlah kompetensi untuk hidup bermasyarakat. d. Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Pembelajaran PKn Budimansyah (2002: 14) menetapkan lima langkah pembelajaran portofolio sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi Masalah. Pada tahap ini dosen bersama mahasiswa mendiskusikan tujuan dan mencari masalah yang terjadi pada lingkungan terdekat, misalnya masalah yang ada dalam keluarga, sampai dengan masalah lingkungan terjauh, misalnya masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarbangsa. Dalam mencari masalah ini, tentunya tidak boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan kaji. 2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas. Berdasarkan perolehan hasil wawancara dan temuan informasi tersebut, kelompok kecil supaya membuat daftar masalah, yang selanjutnya secara demokratis kelompok ini supaya menentukan masalah yang akan dikaji. 3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas. Pada langkah ini, masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta
mengidentifikasi
sumber-sumber
informasi
yang
akan
banyak
memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok membagi ke dalam tim-tim peneliti , yang tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan informasi dari salah satu sumber yang telah diidentifikasi. 4. Mengembangkan Portofolio Kelas. Portofolio yang dikembangkan meliputi dua seksi, yaitu : (1) seksi penayangan, yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-case; dan (2) seksi dokumentasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio. 165
5. Penyajian Portofolio (Show-Case) Setelah portofolio kelas selesai, kelas dapat menyajikannya dalam kegiatan show-case (gelar kasus) Kegiatan ini akan memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada mahasiswa dalam hal menyajikan gagasan-gagasan kepada orang lain, dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan menerima gagasan tersebut. Langkah ini diadakah hanya di hadapan para mahasiswa dan beberapa dosen yang dapat hadir, mengingat terbatasnya waktu. 3. Penilaian Hasil Belajar a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku yang merupakan buah dari pengalaman dan bersifat relatif menetap. Jadi hasil belajar itu dapat berupa perilaku
kognitif,
perilaku
afektif,
dan
perilaku
psikomotorik
yang
diakumulasikan secara normatif dan dinyatakan dengan skor berupa angka. Dalam penelitian ini, hasil belajar dibatasi hanya pada aspek kognitif jenjang hapalan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi/ penerapan (C3) karena aspek kognitiflah yang paling dominan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Arnie Fajar (2002: 183) mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu usaha untuk memeroleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar, pertumbuhan serta perkembangan sikap dan perilaku yang dicapai siswa. Dalam model pembelajaran berbasis portofolio dikenal pula istilah model penilaian berbasis portofolio (Portofolio Based Assessment). Dalam model penilaian berbasis portofolio, semua indikator proses dan hasil belajar siswa seperti hasil ulangan harian, hasil ulangan umum, tugas-tugas terstruktur, catatan perilaku harian siswa, dan laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar, dicatat, dan didokumentasikan dalam suatu bundel (portofolio). Kemudian saat guru akan menentukan nilai rapor, semua catatan dan dokumentasi tadi dianalisis untuk membuat kesimpulan nilai rapor setiap siswa.
166
b. Prinsip Dasar Penilaian Berbasis Portofolio Ada empat prinsip dalam model penilaian berbasis portofolio, yaitu Prinsip Penilaian Proses dan Hasil, Prinsip Penilaian Berkala dan Sinambung, Prinsip Penilaian yang Adil, Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar. c. Indikator Penilaian Indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu, diantaranya Tes Formatif dan Sumatrif, Tugas-tugas Terstruktur, Catatan Perilaku Harian, Laporan Aktivitas di Luar Sekolah. d. Aspek Hasil Belajar yang Dinilai Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku yang diukur hanya pada aspek kognitif jenjang hapalan, pemahaman, dan aplikasi, yang dinyatakan dengan skor berupa angka setelah siswa mengikuti materi yang diajarkan untuk mengetahui hasil belajar tersebut dilakukan tes pada saat sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Sehingga akan diperoleh dua skor yaitu skor tes awal yang tujuannya untuk melihat keadaan awal siswa sebelum kegiatan belajar pembelajaran dan skor tes akhir yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah kegiatan belajar pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud, tidak hanya dalam keterampilan belajar atau sekedar paham tentang sesuatu konsep atau materi, tetapi juga memiliki sikap dan nilai yang diyakini kebenarannya serta dapat menampilkan beberapa keterampilan sosial yang berguna bagi diri dan masyarakatnya serta pengambilan keputusan dengan segala konsekuensinya.
Metodologi 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design, yaitu jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan (Arikunto, 1996: 85). Persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok kontrol ini, akibat yang diperoleh 167
dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan. 2. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan desain “random, pre-test, post-test design”, dengan pola sebagai berikut: E
01 X1 02 R
K
03 X2 04
Keterangan : R : Responden O1 dan O3 : Pretest E : Kelompok Eksperimen O2 dan O4 : Posttest K : Kelompok Kontrol X1 : Treatment dengan pembelajaran berbasis portofolio X2 : Treatment dengan pembelajaran konvensional
Pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Masing-masing kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi tes awal (pre-test). b. Setelah perlakuan diberikan, kelompok eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (post test). c. Menghitung hasil pre test dan post test tersebut dengan berpedoman kepada kunci jawaban dengan metode skor yang telah ditentukan. Pemeriksaan dan pemberian skor dilakukan dengan cara diperiksa nomor demi nomor untuk setiap siswa. Hal ini dimaksudkan agar pemeriksa dapat lebih objektif. d. Menyusun daftar skor total hasil pre test dan post test setiap siswa dalam bentuk tabel. 4. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua kelompok dilakukan dengan uji-t. Sebelum dilakukan pengujian perbedaan kedua mean ini, haruslah terlebih dahulu dipenuhi asumsi-asumsi statistiknya, yaitu teknik samplig adalah random sampling, distribusi skor kelompok eksperimen dan kontrol harus berdistribusi normal, skor-skor kelompok eksperimen dan kontrol harus homogen. Seandainya asumsi statistik uji normalitas tidak dipenuhi, atau normalitas dipenuhi tetapi uji homogenitas tidak dipenuhi, maka uji-t tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya dilakukan uji statistik non parametrik. 168
Analisis Data Hasil Penelitian 1. Analisis Data Hasil Pre Test a. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Hasil uji normalitas distribusi distribusi frekuensi pada data per test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada (α = 0,05) menunjukkan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria X2hitung < X2tabel b. Uji Homogenitas Dua Varians Karena hasil pre test kedua kelompok berdistribusi norma, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dua varians. Untuk menguji homogenitas dua varians digunakan uji-F (Sudjana, 1996: 249). Hasil uji homogenitas dua varians yang dilakukan terhadap data skor pre test pada taraf (α = 0,05) menunjukkan bahwa varians dua kelompok adalah homogen karena Fhitung < Ftabel 2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Pelaksanaan penelitian model pembelajaran berbasis portofolio ini dilakukan selama empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru mengecek daftar kehadiran siswa, kemudian memberikan apersepsi. Setelah itu guru memberitahukan kepada siswa bahwa mereka akan memasuki pokok bahasan baru mengenai “Globalisasi” Guru menjelaskan kepada siswa mengenai konsep globalisasi dan juga pengaruh globalisasi bagi Indonesia. Setelah itu guru memberitahukan bahwa siswa akan menyusun sebuah portofolio. Guru menjelaskan pengertian portofolio beserta langkah-langkahnya. Mulanya siswa terlihat kurang paham mengenai kegiatan portofolio, sehingga guru memberikan
pengulangan penjelasan mengenai portofolio beserta
contohnya. Barulah siswa terlihat memahaminya. Langkah pertama kegiatan portofolio adalah mengidentifikasi masalah. Dalam penelitian ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil (5-6 orang). Setiap kelompok diminta untuk mencari satu masalah yang berkaitan dengan 169
pokok bahasan “Globalisasi” lalu mendiskusikannya. Proses diskusi tentu saja belum cukup memberikan informasi tentang masalah mana yang patut untuk dijadikan kajian kelompok. Oleh karena itu, siswa diberi pekerjaan rumah yaitu mencari informasi melalui buku pelajaran, koran/ majalah, TV, radio, internet, dan sebagainya selama satu minggu. Selain itu mereka juga ditugaskan untuk menemukan kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk memecahkan masalah tersebut. Setelah itu guru memberikan tanya jawab seputar materi yang diberikan dan juga pelaksanaan portofolio. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru menyimpulkan materi dan menutup pelajaran. Pada pertemuan pertama kegiatan portofolio ini, siswa belum dapat seluruhnya berpartisipasi aktif. Mereka cenderung masih malumalu dan takut untuk mengeluarkan pendapat. Pada pertemuan kedua, setelah mengecek kehadiran siswa dan apersepsi, guru menanyakan tentang tugas yang telah diberikan yaitu mengenai isu yang ada di
masyarakat
berkaitan
dengan
pokok
bahasan
“Globalisasi”
Guru
mengidentifikasi isu yang telah ditemukan siswa lalu menuliskannya di papan tulis. Dari lima isu yang ada, lalu siswa diminta untuk memilih dua isu yang paling menarik. Siswa terlihat begitu bersemangat sehingga ada beberapa siswa yang sulit mengendalikan emosinya, sehingga guru harus menenangkan dan mengarahkan. Dari hasil kesepakatan bersama, diperoleh dua isu yang berkaitan dengan pokok bahasan “Globalisasi”. Lalu siswa memilih secara demokratis satu diantara dua isu tersebut dengan cara pengambilan suara terbanyak (voting). Setelah terpilih satu masalah untuk kajian kelas,
guru membagi siswa
menjadi lima kelompok portofolio dan menerangkan secara singkat dan jelas kegiatan portofolio masing-masing kelompok. Guru menugaskan setiap kelompok untuk mencari informasi dengan mengunjungi sumber-sumber informasi pada waktu luang, misalnya sepulang sekolah atau pada hari libur. Selanjutnya sisa waktu yang ada digunakan guru untuk menerangkan sub pokok bahasan berikutnya. Pada pertemuan kedua kegiatan portofolio ini siswa sudah mulai terangsang semangatnya untuk berpartisipasi aktif.
170
Pada pertemuan ketiga, setelah guru mengecek kehadiran siswa, guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya masing-masing dan melakukan tanya jawab tentang informasi yang siswa peroleh dari lapangan/ masyarakat dan media massa. Ternyata siswa memperoleh informasi melalui koran, internet, Badan Pusat Statistik (BPS), wawancara ke BAPPEDA Jabar dan perpustakaan. Lalu siswa diminta untuk mendiskusikan seluruh informasi yang didapatnya itu. Siswa terlihat antusias selama sesi tanya jawab atau diskusi, namun agak kesulitan dalam menentukan kebijakan kelas. Karena itulah guru bersama dengan siswa membahas tentang aturan atau kebijakan tentang masalah kajian kelas (pengangguran). Setelah itu guru juga membantu siswa berdiskusi dalam merumuskan informasi dan gambar untuk tampilan portofolio. Guru pun memberikan tugas penyusunan portofolio selama satu minggu dan siswa boleh mengerjakannya di luar jam pelajaran. Setelah jam pelajaran usai guru menutup pelajaran. Dalam kegiatan portofolio ini, guru dan siswa melakukan penyusunan portofolio di luar jam pelajaran, yaitu sepulang sekolah. Namun dalam pelaksanaannya, guru kurang dapat mengarahkan siswa untuk menghemat pengeluaran. Sehingga penyusunan portofolio ini terasa mengeluarkan banyak biaya. Ketika dikonsultasikan dengan guru yang bersangkutan, ternyata kegiatan seperti ini memeroleh bantuan dana dari pihak sekolah sehingga siswa tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya. Pada pertemuan keempat, guru dan siswa telah mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk penampilan portofolio (show-case) dan telah mengundang kepala sekolah, guru-guru dan juga siswa dari kelas lain, yaitu kelas satu, dua, dan tiga untuk hadir. Penampilan portofolio ini kebetulan dilaksanakan setelah tes semester (ujian akhir semester), sehingga tidak mengganggu KBM yang lain. Pada saat penampilan portofolio, dilakukan penyajian lisan atau presentasi dari masing-masing kelompok portofolio. Pada sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan dan sanggahan diajukan oleh mereka yang hadir. Setelah seluruh kelompok portofolio selesai memresentasikan tugasnya masing-masing, hadirin 171
diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan terhadap penampilan portofolio. Ini sangat penting karena dapat berguna sebagai umpan balik bagi siswa sendiri dan juga bagi guru pembimbingnya. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran PKn berbasis portofolio adalah (1) Siswa kurang memahami mengenai pembelajaran berbasis portofolio; (2) Siswa masih sulit untuk mengemukakan pendapatnya; (3) Siswa masih sulit untuk bekerja sama dalam satu kelompok; (4) Beberapa siswa masih sulit untuk mengendalikan emosinya; (5) Guru kurang dapat berimprovisasi atau mencari alternatif sehingga mengeluarkan dana yang berlebih. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut diantaranya (1) Guru menjelaskan secara rinci beserta contohnya mengenai pembelajaran berbasis portofolio; (2) Guru memberikan penghargaan kepada setiap pendapat siswa bagaimanapun kualitasnya sehingga akan muncul kepercayaan pada diri siswa untuk
mengemukakan
pendapat;
(3)
Guru
menjelaskan
bahwa
dalam
pembelajaran portofolio ini, berarti siswa juga belajar mengenai etika, tanggung jawab dan tenggang rasa; (4) Mendapat bantuan dana dari pihak sekolah. 3. Analisis Hasil Belajar Siswa a. Analisis Data Skor Gain Analisis data perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh dengan menghitung selisih skor post test dan pre test (gain) masing-masing siswa kedua kelompok penelitian. Langkah ini dilakukan dengan menganalisis hasil belajar siswa pada kelompok yang memeroleh pembelajaran berbasis portofolio dengan siswa pada kelompok yang tidak memeroleh pembelajaran berbasis portofolio untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil belajar kedua kelompok tersebut. Karena itu dilakukan uji statistik terhadap data yang diperoleh baik bagi kelompok eksperimen maupun kontrol. b. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Gain Hasil uji normalitas distribusi frekuensi dengan metode Chi Kuadrat terhadap skor gain hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok
172
kontrol pada taraf (α = 0,05) dengan dk = 3 menunjukkan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal karena memenuhi kriteria X2hitung < X2tabel c. Uji Homogenitas Dua Varians Hasil uji homogenitas dua varians terhadap skor gain hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf (α = 0,05) dengan dk = (n1-1,n2-1). Menunjukkan bahwa data kedua kelompok bervariasi homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel d. Uji-t Hasil uji-t terhadap data hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Hasil Uji-t terhadap Gain Kedua Kelompok Penelitian Statistik
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Mean
9,09
5,57
Varians
3,25
3,24
N
29
30
thitung
7,50
ttabel
2,05
Sumber: Data uji-t gain, diolah kembali Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan, dk = (N1-1) + (N2-1). Dari tabel 1 terlihat bahwa thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak karena tidak memenuhi kriteria - ttabel < thitung < ttabel. Dengan demikian berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf kepercayaan 95%.
Pembahasan Hasil Penelitian Keberhasilan suatu proses belajar pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses belajar pembelajaran tersebut. Pada penelitian ini, berdasarkan hasil perhitungan untuk skor pre test diketahui bahwa kemampuan awal kedua kelompok sama.
173
Berdasarkan hasil pengujian statistik, setelah diberikan materi ........., dengan kelompok eksperimen dikenai perlakuan berupa pembelajaran PKn berbasis portofolio dan kelompok kontrol yang belajar konvensional, diperoleh hasil belajar yang berbeda. Rata-rata hasil belajar pada kelompok siswa yang memeroleh perlakuan yang tinggi (∆X = 9,09) dibandingkan kelompok kontrol atau siswa yang belajar secara konvensional (∆Y = 5,57). Hasil uji-t menunjukkan bahwa thitung = 7,50 lebih besar dari harga ttabel= 2,05. Maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar pembelajaran dengan memberkan perlakuan berupa pemberian pembelajaran berbasis portofolio memberikan perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar dibandingkan dengan proses belajar pembelajaran konvensional. Model pembelajaran berbasis portofolio memberikan hasil belajar yang lebih baik dair pembelajaran konvensional karena dengan model pembelajaran portofolio disamping siswa memeroleh pengalaman fisik dalam arti melibatkan atau mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran, siswa juga memeroleh pengalaman mental dalam arti memerhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun sendiri informasi yang diperolehnya. Selain itu, dalam model pembelajaran ini guru dapat sekaligus memberikan beberapa metode pembelajaran, seperti inquiry, discovery, problem solving, penelitian, ceramah, dan diskusi. Sehingga siswa tidak akan mudah merasa jenuh atau bosan. Bahkan siswa akan merasa antusias kepada pelajaran karena kegiatan belajar pembelajaran relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Penutup 1. Kesimpulan Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswayang diberi pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis portofolio (MPBP) dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. MPBP ternyata membuat pelajaran PKn disikapi lebih positif oleh siswa kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. MPBP dalam 174
proses pembelajaran PKn mampu meningkatkan kreativitas siswa sesuai dengan karakteristik siswa yang berbeda baik dalam belajar secara individual maupun dalam belajar secara kelompok. Pemahaman siswa kelompok eksperimen terhadap konsep “Globalisasi” lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan kemampuan penalaran siswa kelompok eksperimen umumnya lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. 2. Saran 1. Guru hendaknya tidak lagi menggunakan metode pembelajaran yang bersifat indoktrinatif dan konvensional; 2. Memodifikasi metode pembelajaran, karena mengembangkan sikap demokratis harus dalam suasana yang demokratis pula; 3. Guru harus reaktif, artinya di samping mengajar yang baik juga berusaha menumbuhkan motivasi belajar siswa, meyakinkan manfaat PKn dan menciptakan PBM yang menarik; 4. Mengondisikan pembelajaran PKn yang lebih bebas,bersifat praktis, mengacu pada pemecahan masalah yang terkait dengan masalah kehidupan bersama/bermasyarakat; 5. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengerjakan tugas secara kelompok, hendaknya guru lebih bersifat kompromis dan memperbanyak tugas bernuansa kebersamaan 6. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam mengerjakan tugas secara individu hendaknya guru memperbanyak tugas yang sifatnya mengundang pendapat pribadi dan lebih memotivasi siswa untuk dapat mengerjakan tugasnya secara mandiri. 7. Melakukan uji coba MPBP yang lebih luas agar diperoleh informasi mengenai tingkat keterandalannya.
175
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/04/28/model-pembelajaran-berbasisportofolio/ http://eriawankamil.wordpress.com/2008/02/13/model-pembelajaran-portofoliopendidikan-kewarganegaraan/ http://re-searchengines.com/art05-17.html Winataputra, Udin S. 2007. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
176