MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM PADA SOLVING MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO
ARTIKEL
OLEH
GARDIN TANGIA 911 411 029
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI 2015
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 KOTA GORONTALO Nama Gardin Tangia Nim : 911 411 029 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Gardin Tangia. Nim. 911 411 029 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui penggunaan Metode Problem Solving pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo kelas XI ips 3”. Konsentrasi Pendidikan Perkantoran, program studi Pendidikan Ekonomi, jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Bapak Dr Fachruddin Olilingo, SE, MSi dan pembimbing II Bapak Agil Bahsoan, S,Ag, M.Ag. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengadakan tindakan dan refleksi tindakan mengajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Kota Goronatalo. Metode penelitian yang digunakan metode problem solving adalah metode penelitian tindakan kelas, subyek penelitian berjumlah 22 orang, laki-laki berjumlah 10 orang dan perempuan 12 orang. Variabel peneliti terdiri dari variabel input, proses, dan output. Tahapan peneliti terdiri dari persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan, evaluasi, analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan secara kuantitatif serta menggunakan kriteria penilaian prestasi hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data dilaksanakan secara kuantitatif serta menggunakan kriteria penilaian prestasi hasil belajar. Sebagai kesimpulan dari peneliti ini adalah hipotesis peneliti yang berbunyi: “Jika menggunakan model pembelajaran Problem Solving pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo, maka hasil belajar siswa akan meningkat”. Dapat diterima karena didukung dengan hasil belajar siswa yang meningkat pada tahap observasi awal hasil belajar hanya 36,36% setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 59,91% dan meningkat lagi setelah dilakukan siklus II menjadi 81,18%. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran problem solving.
1 Gardin Tangia mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis jurusan pend. ekonomi 2 Dr. Fachrudin Zain Olilingo Se., M.Si., dosen pembimbing 1 fakultas ekonomi dan bisnis jurusan pendidikan ekonomi 3 Agil Bahsoan S.Ag., M.Ag., dosen pembimbing 2 fakultas ekonomi dan bisnis jurusan pendidikan ekonomi
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek utama dalam kelangsungan hidup manusia. Masalah utama dalam pendidikan, adalah upaya mempersiapkan manusia-manusia yang berkualitas. Potensi berkualitas tersebut hanya dapat digali dan dikembangkan secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah serta terpadu yang dikelola melalui proses pembelajaran secara teratur dan tersistem. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan anak didik sebagai siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang unggul untuk dikembangkan melalui pembelajaran yang dikelola oleh guru terhadap siswa. Metode problem solving merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh karena metode problem solving merupakan metode gabungan dari beberapa metode yang berbasis masalah dan harus dipecahkan bersama dengan kerja kelompok. Sehingga metode pengajaran problem solving ini merupakan pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat dengan mengukur pemahaman siswa tentang pelajaran melalui pelajaran tertulis. Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji secara ilmiah, dalam memecahkan permasalahan yang ada tersebut dengan rumusan judul sebagai berikut “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode problem solving Pada Mata Pelajaran ekonomi Di SMA Negeri 2 Gorontalo” Penelitian Tindakan Kelas ini dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:1), Rendahnya pemahaman siswa dalam penguasaan materi pelajaran, 2), Kegiatan belajar mengajar belum memperhatikan keefektifan dan keefesienan proses pembelajaran, 3) Rendahnya penyediaan perangkat-perangkat metodis yang memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan belajar, 4) Guru belum dapat
membangun kesadaran diri siswa melalui scaffonding ( membangun tanggung jawab siswa dalam memecahkan masalah belajar, Berdasarkan latar belakang pemikiran dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah penggunaan metode Problem Solving (pemecahan masalah) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo?” Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pemecahan masalah dalam mengatasi permasalahan dimaksud yakni guru dalam perannya, pada proses pembelajaran berupaya menggunakan metode pembelajaran Problem Solving. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengadakan tindakan dan merefleksi
tindakan mengajar dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi melalui penggunaan metode pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan dan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Memberi sumbangan positif dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam penelitian khususnya mengenai inovasi penerapan metode
pembelajaran
khususnya problem solving (pemecahan masalah). KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Hasil Belajar Siswa Hasil belajar adalah merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu
pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dapat di bedakan menjadi (a) dampak pengajaran (b) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat di ukur,seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan
meloncat
setelah
latihan.
Dampak
pengiring
adalah
terapan
pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati, dkk, 2006 :10) . Sutiamin (Skripsi 2006:10) Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil belajar dapat diartikan sebagai produk dari proses belajar. Sebagai suatu produk, maka hasil belajar sesungguhnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor awal, proses sampai dengan hasil. Menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana 2011:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar. 2.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar siswa bergantung pada proses belajar mengajar
siswa dan guru. Olehnya perlu melakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar. Adapun tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilkaukan oelh guru dan siswa apakah secara efektif, efesiensi dan produktivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedang dilain sisi dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajar mengajar seperti: tujuan pengajaran, bahan, metode dan alat, kegiatan-kegiatan mengajar guru dan penilaian. Kriterian yang digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain ialah konsistensi kegiatan pembelajaran dengan kurikulum, keterlaksanannya oleh guru, keterlaksanaanya siswa motivasi belajar siswa, dan tenaga kependidikannya Pada umumnya penilaian hasil belajar baik dalam bentuk formatif maupun sumatif telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara lisan atau akhir pengajaran guru memberikan penilaian terhadap hasil pengajaran (tes formatif). Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program, seperti akhir caturwulan atau akhir semester. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, Rohani (2004:178-179). 2.1.2. Metode Problem Solving Metode problem Solving adalah merupakan salah satu bagian pembelajaran yang dalam pendekatan digunakan mengharapkan siswa memiliki beberapa kompotensi antara lain adalah: meneliti, mengemukakan pendapat, menerapkan pengetahuan sebelumnya, memunculkan ide-ide, membuat keputusan-keputusan, mengorganisasai ide, membuat hubungan, menghubungkan wilayah intereaksi dan
terakhir mengapresiasi kebuadayan. Pendekatan berpikir dan berbasis masalah ini memiliki antara lain: 1) problem – based Learning dan 2) adalah problem solving lesrning. Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini, peneliti lebih menitik beratkan pada
metode problem solving (pemecahan masalah) Metode
Problem Solving learning (PSL) merupakan salah satu dasar teoritis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya, termasuk juga PBL (problem-Based Learning) dan Problem-Posing Learning. Akan tetapi dalam prakteknya, PSL lebih banyak diterapkan untuk pelajaran ekonomi dan matematika. Menurut Hanlie Murray, Alwyn Oliver dan Piet Human tahun 1998 (dalam Miftahul Huda; 2013; 298), mengemukakan bahwa metode problem solving adalah merupakan metode untuk menyelesaikan masalah secara kreatif, dengan melibatkan keenam langkah yang dapat dilakukan oleh siswa dalam belajar METODE PENELITIAN Latar dan Karakteristik Penelitian Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 2
Gorontalo,
khususnya di kelas XI IPS 3 yang jumlah siswanya 22 orang. Siswa yang ditetapkan sebagai obyek penelitian adalah terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Pada umunya subyek peneliti tersebut memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda dan juga memiliki tingkat kemampuan fisik dan intelektual yang bervariasi. Keseluruhan siswa yang dikenakan tindakan merupakan kelas dengan prestasi sedang pada pelajaran Ekonomi. Variabel input
Variabel
input
merupakan
komponen
yang
dipersiapkan
sebelum
pembelajaran berlangsung misalkan guru, materi pelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar. Variabel proses Variabel ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung, dapat diukur melalui: cara guru menjelaskan materi 1.
cara guru dalam memberikan contoh yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
2.
setiap kelompok dibagi masing-masing 4-5 orang siswa
3.
guru memberikan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajara
4.
siswa mengerjakan tugas dalam kelompok
5.
Salah
seorang
dari
anggpta
kelompok
mempresentasikan
dan
mempertanggungjawabkan hasil kerja dalam kelompok. Variabel output Variabel output merupakan variabel setelah pelaksanaan pembelajaran dapat diukur melalui: 1.
Keingintahuan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru
2.
Kemampuan siswa mengaplikasikan materi yang diberikan
3.
Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru
4.
Hasil belajar yang diperoleh siswa
5.
Tindakan perbaikan terhadap hasil yang dicapai siswa
Tahap pemantauan/Observasi
Tahap pemantauan/observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dan proses pembelajaran. Guru mengobservasi
kegiatan pembelajaran yang
berlangsung, sedangkan evaluasi tertulis dilakukan pada akhir siklus pembelajaran. Tahap Analisis dan Refleksi Analisis data dilakukan dengan memperhatikan hasil-hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan teknik presentase, sehingga pada tahap refleksi guru dapat melihat data observasi dan hasil tes, apakah tindakan yang dilaksanakan mencapai hasil yang diharapkan. Dalam hal ini upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) Tehnik Pengumpulan Data Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari : (1) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru, (2) lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa, dan (3)
tes untuk
mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Tehnik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk pengujian hipotesis tindakan, yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir siklus. Data diolah dengan menggunakan persentase berdasarkan indikator keberhasilan siswa yang telah ditetapkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Belajar Siklus I Tahap selanjutnya yaitu tahap melakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan soal evaluasi siklus I yang terkait tentang materi yang diajarkan pada tahap tindakan siklus I. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa
pada siklus I yaitu dari jumlah siswa 22 orang yang mencapai
nilai 75 keatas,
sejumlah 13 orang atau 59,91 % dan siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 berjumlah 9 orang atau 40,09 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis hasil belajar. Hasil Belajar Siklus 2 Tahap selanjutnya yaitu dengan dilakukan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan soal evaluasi siklus 2 yang terkait tentang materi yang diajarkan pada tahap tindakan siklus 2. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu dari jumlah siswa 22 orang mencapai nilai 75 keatas sejumlah 18 orang atau 81,18% dan siswa yang memperoleh nilai dibawah 75 berjumlah 4 0rang atau 18,82% Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus 2 dilaksanakan karena hasil belajar pada siklus 1 belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pada siklus 2 kegiatan yang dilaksanakan merupakan upaya perbaikan langkah-langkah pembelajaran dan peningkatan kemampuan siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Telah diketahui dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa di kelas XI
3 SMA Negeri 2 Gorantalo, hasil belajar siswa cukup rendah.
Berdasarkan permasalahan dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan melalui siklus I untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekomomi dengan menggunakan metode problem solving. Setelah diadakan tindakan pada siklus I dapat dilihat bahwa dari 13 aspek yang dinilai melalui pengamatan
guru dengan kriteria Sangat Baik berjumlah 2
aspek atau 15,38 %, kriteria Baik berjumlah 7 aspek atau 53,85%, kriteria cukup berjumlah 3 aspek atau 23,07%, dan untuk kriteria kurang berjumlah 1 aspek atau
07,70% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian untuk pengamatan aktivitas belajar siswa dari 13 aspek yang dinilai dimana kriteria Baik mencapai 6 aspek atau 46,16%, untuk kriteria cukup mencapai 4 aspek atau 30,77%, dan untuk kriteria kurang berjumlah 3 aspek atau 23,07% dimana data pengamatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 3. Pada tahap selanjutnya, untuk hasil belajar siswa dari jumlah 22 orang yang memiliki nilai 75 ke atas berjumlah 13 orang atau 59,91% dan untuk siswa yang memiliki nilai 75 kebawah berjumlah 9 orang atau 40,09% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 5.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dan hasil pembahasan maka berikut ini dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut : menerima hipotesis yang dikemukakan pada bab terdahulu, yang berbunyi : “ Jika digunakan metode problem solving pada mata pelajaran ekonomi, maka hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Gorontalo akan meningkat” Penerimaan hipotesis tersebut didasarkan pada hasil analisis yang telah teruji dan didukung dengan hasil analisis data : 1) siswa yang memperoleh hasil belajar 75 keatas meningkat 60% hasil observasi awal menjadi 59,91% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 81,18% hasil siklus 2, 2) hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori Sangat Baik dan Baik dari 74,22% siklus I menjadi 100% siklus 2, dan 3) hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori Sangat Baik dan Baik meningkat 53,33% siklus I menjadi 86,66% hasil siklus 2.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, dan hasil penelitian tindakan kelas, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai
upaya
meningkatkan
hasil
belajar
siswa,
guru
hendaknya
menggunakan strategi pembelajaran yang memadai, yang disesuaikan dengan karakter siswa dan materi pelajaran. 2. Hendaknya kiranya guru menggunakan beberapa metode yang dipadukan, dengan berpedoman pada prinsip belajar mengajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan. 3. Diharapkan guru mata pelajaran lainnya melaksanakan penelitian tindakan kelas, sebagai upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru dikelas guna meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Metode yang menjadi pilihan perlu disesuaikan dengan kemampuan, karakter, tujuan pembelajaran dan situasi pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Aan Hasanah, 2013, Pengembangan profei guru, CV Pustaka Setia, Bandung Aunurrahman, 2012, Belajar dan Pembelajaran, Bandung Afabeta, CV Abdul Majid, 2013, Strategi Pembelajaran, ISBN 978-979-692-143-0, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Darsono, Max.2000. Belajar Dan Pembelajaran. Semarang, IKIP semarang press Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengaja
r. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hasbulah.2011. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta utara : PT Rajagrafindo Persada
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative learning “Metode, Teknik,Struktur Dan Model Penerapan”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar . . .. . . . . . . . . . . ,2013, Cooperative Learning, Metode, Tehnik, Struktur dan model Penerapan” Yokyakarta, Pustaka Pelajar Isjoni. 2009. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta : pustaka belajar Abdul Majid, 2013, Strategi Pembelajaran, ISBN 978-979-692-143-0, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Komendangi, M . 2013 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Tari Bambu Mata Pelajaran Melakukan Prosdur Administrasi Di Kelas X Adp-2 Smk N 1 Limboto. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning :”mempraktekan cooperative di dalam ruangruang kelas. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Mahadjani ,S .2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tife Tari Bambu Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu. Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sudjana,nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Supriyadi.2003. Kajian Penilaian Pencapaian Belajar Fisika. Bandung: IMSTEP, Suyadi, 2012, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Suprijono. Agus. 2012. Cooperative Lerning Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Trianto 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta : Prenada Media Grouf Warsono .Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori Dan Asesmen. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Wibowo Agus, 2013, Pendidikan karakter Di Perguruan Tinggi, Membangun Karakter ideal Mahasiswa di perguruan Tinggi, Pustakan PelajarYokyakarta