JURNAL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK PADA SISWA KELAS XB2 SMA NEGERI 6 GORONTALO UTARA Rois S. Atima1), Nurhayati Liputo2), Suriyadi Datau3) 1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Rois S. Atima)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Nurhayati Liputo)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Suriyadi Datau)
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah Kurangya Kemampuan siswa terhadap Lari Jarak Pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Lari Jarak Pendek Pada siswa Kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara, dengan indikator 70% siswa mampu melakukan Lari Jarak Pendek. Penelitian ini dilakukan dalam II siklus yang masing-masing tiga kali tindakan pembelajaran dengan penerapan metode bermain. Kata Kunci :
Lari Jarak Pendek, Dengan Metode Bermain. Abstract
This research was conducted in the second cycle three times each action learning with application of the method of play. At the beginning of observation average value of students in doing sprint only reached 46.82 with a presentage 0% of all students have not been able to perform the movements in doing sprint well, after being given the action at first cycle increased 68.56 seven those with a presentage of 28% is good, while the second cycle students, average value reached 85.94 with a percentage of completeness 100% 0f students have been able to perform well running short distances. Keywords : Sprint, Playing method.
1. PENDAHULUAN Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia indonesia. Upaya pembinaan masyarakat dan peserta didik mulai dari pendidikan jasmani dan olahraga untuk terus dilakukan dengan kesabaran dan keihklasan untuk berkorban. Untuk itu pembentukan sikap dan pembangkitan motivasi mulai dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan formal. Berbagai cabang olahraga termasuk
didalam wilayah olahraga prestasi. Seperti halnya lari jarak pendek. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan jasmani dan olahraga.
Program pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai usaha merancang komponen-komponen pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan Lari Jarak Pendek dalam cabang olahraga Atletik. Lari merupakan bagian dari gerak yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu sebagian besar cabang olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang terdapat pada atletik. Seiring dengan bertambahnya kemajuan dan pertumbuhan kebudayaan manusia maka gerakan lari berubah menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang dilambangkan dan digunakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, oleh karena itu merupakan salah satu nomor yang sangat penting dalam cabang olahraga atletik, karena merupakan gerakan dasar dari hamper semua cabang olahraga. Dalam lari jarak pendek ini ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam lari jarak pendek terdiri dari star baik medium star, long star serta berlari secepat mungkin. Seperti proses belajar mengajar di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara, olahraga lari cepat ini termasuk dalam olahraga cabang Atletik dan itupun disesuaikan dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga terkadang salah satu teknik belum dikuasai. Hal ini menjadi persoalan terhadap siswa yang memilki minat maupun bakat dalam cabang olahraga Atletik Cabang lari jarak pendek tersebut. Oleh karena itu, tentunya dalam proses ini diharapkan ada sebuah model pembelajaran baru yang bisa memberikan kontribusi yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga memotivasi atau membangkitkan kembali minat dan bakat anak-anak. Dalam lari jarak pendek ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu, dalam melakukan lari star jongkok khusunya mendengarkan aba-aba. Pada saat aba-aba siap maka pelari haruslah berdiri berada tepat digaris star serta mengambil awalan, dan pada aba-aba siap maka pelari harus bersiap untuk berlari dengan posisi berat badan berada pada
kaki bagian depan dan kaki bagian belakang agak ditekuk sehingga menghasilkan tolakan yang lebih baik, pada saat aba-aba ya pelari harus bergegas untuk berlari secepat mungkin. Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan, para psikologi anak menekankan pentingnya bermain bagi anak. Dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan. Bermain adalah kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak dan bermain dilakukan secara suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. permainan merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa. Dalam melakukan proses belajar yang menggunakan metode permainan, siswa perlu mengikuti aturan tertentu untuk mencapai tujuan yang menantang. Metode permainan perlu pendekatan motivasi yang tinggi. Melalui permainan, siswa dapat mempertunjukan kemampuan dalam mengatasi masalah dan penguasaan (mastery) pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Metode permainan memiliki unsur-unsur persaingan atau kompetisi dan tantangan didalamnya. Dalam melakukan metode permianan, siswa atau pengguna program dapat berkompetisi dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun standar yang telah ditetapkan. Yang diamati dalam observasi awal ini adalah gerakan-gerakan Lari jarak pendek sebelum adanya tindakan atau penggunaan metode bermain. Hasil dari tes kemampuan Lari Jarak Pendek pada kegiatan observasi awal menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa pada aspek : a. Ayunan Lengan, memperoleh rata-rata sebesar 46.6 b. Condong badan, memperoleh rata-rata sebesar 46.8 c. Langkah kaki, memperoleh rata-rata sebesar 47.08 Dari ketiga aspek yang dinilai menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa
dalam melakukan pukulan lari jarak pendek dalam cabang olahraga Atletik memperoleh nilai sebesar 46.82.Dengan ini timbulah pemikiran untuk meningkatkan Kemampuan lari jarak pendek terhadap siswa SMA Negeri 6 Gorontalo Utara, dengan menerapkan Metode bermain. Dari pembahasan di atas, dapat dirumuskan judul sebagai berikut : “ Meningkatkan Kemampuan Lari Jarak Pendek pada siswa kelas XB2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara Dengan Menggunakan Metode Bermain “ Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Kurangnya Minat siswa dalam lari jarak pendek, pemahaman siswa tentang cara berlari yang masih kurang, posisi badan pada saat berlari belum baik sehingga memacu guru untuk memilih metode yang lebih tepat dalam pembelajaran lari jarak pendek. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah melalui metode bermain dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek pada siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo utara ?” Cara Pemecahan Masalah Untuk meningkatkan kemampuan lari jarak pendek, dapat dilakukan dengan menggunakan metode bermain. Dengan penggunaan metode bermain tersebut maka masalah-masalah dalam Atletik khusunya dalam melakukan lari jarak pendek dapat dipecahkan. Dengan demikian melalui penggunaan metode bermain diharapkan dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek dalam cabang olahraga Atletik pada siswa Kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Kemampuan lari jarak pendek yang dimaksud dapat dipecahkan melalui tiga indikator penilaian yaitu: (a) ayunan lengan (b) posisi badan/condong badan, dan (c) langkah kaki. Permasalahan yang dihadapi siwa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara dapat dipecahkan melalui pembelajaran yang berkesinambungan dengan menggunakan metode bermain sangat tepat untuk
meningkatkan lari jarak pendek (sprint) pada cabang atletik. Langkah-langkah dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa pada cabang olahraga atletik khusunya lari jarak pendek (sprint) : 1. Guru menjelaskan materi atletik atau memberikan contoh bagaimana keterampilan dasar lari jarak pendek (sprint) yang benar pada cabang olahraga atletik. 2. Setelah itu melaksanakan pembelajaran tentang lari jarak pendek (sprint) berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan memperhatikan aspek-aspek : a) Posisi Star , b) berlari, c) Finish 3. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan teknik dasar lari jarak pendek pada cabang olahraga atletik dengan menggunakan metode bermain. Tujuan Penelitian Tujuan yang diinginkan peneliti untuk dicapai melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lari jarak pendek melalui metode bermain pada cabang olahraga Atletik siswa SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Manfaat Penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) kali ini, adalah a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan merupakan wahana dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah. b. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah tentang meningkatkan keterampilan dasar lari jarak pendek melalui metode bermain pada cabang olahraga atletik. 1. Bagi Guru Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai metode pembelajaran serta menambah alternatif penggunaan alat modifikasi dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Siswa Memotifasi siswa agar dapat belajar menggunakan alat modifikasi serta mengatasi masalah dalam pembelajaran tenis meja. 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan informasi tentang peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan khususnya materi tentang Tenis meja. 4. Bagi peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga khususnya tentang Tenis meja agar nantinya bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. METODE PENELITIAN Latar dan karakteristik subjek penelitian Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang terdiri dari 17 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Variabel penelitian Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat dikemukakan variabel penelitian ini sebagai berikut : Variabel Input Variabel ini meliputi kegiatan guru merencanakan pembelajaran serta persiapan diri siswa untuk mengikuti pembelajaran guna meningkatkan keterampilan dasar lari jarak pendek pada olahraga atletik. Pelaksanaan pembelajaran yaitu : a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi : RPP, bahan ajar, LKS, media, serta rubrik penilaian. b. Berkoltasi dengan guru mitra c. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan pada lari cepat (spirnt) d. Mengumpulkan siswa yang berbaris
e. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam lari jarak pendek f. Menerangkan teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan lari jarak pendek. Variabel proses Variable meliputi segala kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih direncanakan serta aktivitas siswa yang dilaksankan selama proses pembelajaran meningkatkan keterampilan dasar lari cepat (sprint) pada olahraga atletik. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah kemampuan lari Jarak Pendek (sprint) pada olahraga atletik siswa SMA Negeri 6 Gorontalo Utara yang diukur dengan indikator debagai berikut : a. Ayunan Lengan b. Condong Badan c. Langkah Kaki Variabel output Daya serap atau hasil belajar siswa pada metode pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek Kemampuan lari jarak pendek (sprint) pada olahraga atletik yaitu dengan menggunakan metode bermain. Prosedur Penelitian Persiapan Adapun hal-hal yang dilakukan pada persiapan ini adalah : a. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh ijin untuk melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) ini sekaligus berkonsultasi tentang guru yang akan menjadi mitra kerja. b. Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama kepala sekolah dan mitra. c. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. d. Merancang lembar pemantauan pelaksanaan tindakan dan evaluasi. e. Mempersiapkan administrasi kegiatan belajar mengajar (KBM) antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan fasilitas pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini dilakukan secara kolaborasi melalui kerjasama dengan guru Kelas Xb2
SMA Negeri 6 Gorontalo utara. Adapun kegitan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Tahap persipan kegiatan. Kegiatan yang akan dilaksankan pada persiapan tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun jadwal pelaksanaan. 2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan alat bantu dan pembelajaran. 3. Membuat lembar obsevasi b. Tahap pelaksanaan penelitian. Proses pelaksanaan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pembelajaran yang telah disusun dengan melakukan tindakan dan evaluasi untuk setiap siklus yang dilaksanakan. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan proses data awal atau obsevasi awal pelaksaan penelitian dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk mengukur hasil pembelajaran yang digunakan dengan standar penilaian kualitatif sebagai berikut : a. SB (sangat baik) = 80-100 b. B (baik) = 70-79 c. C (cukup) = 60-69 d. K (kurang) = 45-59 e. KS (kurang sekali= 0-44 Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra (2013:110). Selanjutnya untuk menentukan kategori siswa yang tergolong mampu dan belum mampu dalam melakukan lari jarak pendek. Dapat dilihat total dari nilai yang diperoleh siswa dalam memperagakan lari jarak pendek dengan tiga indikator penilaian yang telah ditetapkan : a) Ayunan Lengan, b) Condong Badan, c) Langkah Kaki. Tahap Analisis dan Refleksi Data yang telah diperoleh dari observasi dan evaluasi dianalisis secara deskrisi dan diadakan refleksi untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah di lakukan dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek pada olahraga atletik. Di samping itu, hasil kegiatan tersebut dapat dijadikan I umpan balik bagi siswa sekaligus bagi guru untuk menjadi acuan bagi perencana siklus berikutnya.
Teknik Pengumpulan Data Merujuk pada langkah – langkah PTK seperti yang dikemukakan Arikunto (2008:16) bahwa dalam penelitian tindakan kelas “terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan dan 4. Refleksi.” Dalam kaitannya dengan penelitian ini dikemukakan langkah penelitian sebagai berikut: a. Observasi Awal Observasi awal merupakan kegiatan pertama peneliti untuk melihat permasalahan pembelajaran Penjas, khususnya pembelajaran aktivitas lari jarak pendek yang dilakukan di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Maksud observasi adalah untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan menganalisis masalah – masalah yang terkait dengan fokus penelitian. Fokus masalah yang diteliti atau yang diobservasi meliputi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, gaya / metode mengajar yang digunakan oleh guru, respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran, interaksi – interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang diberikan oleh guru dan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang terdapat di sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Data – data yang terkait dengan fokus penelitian dicatat dalam catatan lapangan yang dijadikan data untuk pembahasan dan dituangkan dalam wujud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Data hasil pengamatan tersebut, yang berupa masalah – masalah yang teridentifikasi, selanjutnya dijadikan pembuatan pedoman perencanaan perbaikan dalam pembelajaran tahap berikutnya. Dalam penelitian ini, salah satu perencanaan yang dibuat oleh peneliti adalah RPP olahraga Lari jarak pendek. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka RPP yang dibuat berorientasi pada penerapan gaya mengajar dengan mengunakan metode bermain. b. perencanaan (plan) Pada tahap perencaanaan dibuat tahapan – tahapan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola yaitu:
1.Mempelajari Permendiknas nomor 41 tahun 2007, kurikulum K13, silabus dan program pembelajanan silabus dan RPP dilaksanakan di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara ,untuk di jadikan pedoman pembuatan rencana pembelajaran lari Jarak Pendek dengan mengunakan Metode Bermain. 2. Membuat rancangan RPP aktivitas lari Jarak Pendek dengan metode bermain 3. Mendiskusikan rancangan RPP dengan pembimbing 4. Mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan dalam pembelajaran. c. Pelaksanaan (act) Dalam tahap pelaksaan ini, peneliti membuat dan melaksanakan: 1.Pembelajaran aktivitas lari Jarak Pendek ,dengan metode bermain, yang sudah dirancang pada RPP. Selanjutnya untuk dilaksanakan. 2. Pada penerapan RPP metode bermain ini, peneliti menjadi pengajar dan orserver, yang bertugas untuk mengambil foto – foto kegiatan penelitian, mencatat kegiatan penelitian, dan mengisi lembar observasi. 3. Peneliti mencatat permasalahan yang muncul saat perlaksanaan pembelajaran, selanjutnya catatan ini disebut dengan catatan lapangan. d. Perbaikan (reflection) Refleksi merupakan tahap yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mengevaluasi hasil – hasil atau respons dari tindakan yang telah dicatat dalam catatan lapangan. Tahap reflesi adalah bagian yang sangat penting dari PTK. Refleksi yang ditekankan adalah evaluasi diri peneliti selaku guru dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.proses refleksi ini juga dikonsultasikan dengan pembimbing. Jika hasil refleksi sudah terlihat dampak yang diharapkan oleh peneliti, termasuk relevansi ketercapaian tujuan penelitian, maka disimpulkan penelitian tindakan kelas dianggap cukup. Tapi jika hasil refleksi pada siklus pertama belum terlihat dampak yang diharapkan, maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan dengan penelitian pada siklus ke II.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami teknik analisis data agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang baik. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipergunakan adalah dengan cara triangulasi data. Triangulasi yaitu menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian seperti menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, menyimpulkan data yang terkumpul. Triangulasi data dilakukan antara peneliti, dosen pembimbing dan mitra peneliti serta menggunakan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Selanjutnya data yang diperoleh direduksi lalu dikelompokan. Hasil yang didapat berupa kebiasaan – kebiasaan yang muncul pada pembelajaran aktivitas , lari jarak pendek selanjutnya dideskripsikan sehingga menjadi suatu kesimpulan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Lari jarak pendek siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara”. Dimana subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas Xb2 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 8 orang putra dan 17 orang putri. Penelitian ini diawali dengan tindakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam melakukan lari jarak pendek pada cabang Atletik sebelum nantinya akan dilakukan tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui modifikasi alat pembelajaran.. Pengambilan data awal penelitian dilakukan pada hari rabu tanggal 03 September 2014, dan dilanjutkan dengan tindakan sebanyak tiga kali dan evaluasi siklus 1 pada tanggal 12 September 2014. Berlanjut
pada siklus kedua, yakni tindakan dilakukan sebanyak tiga kali dan evaluasi akhir pada hari 21 September 2014. Adapun yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pada cabang Atletik, dengan sub pokok pembahasan adalah Lari jarak pendek dan rincian pelaksanaan tindakan dan evaluasi penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: Observasi Awal Observasi awal dilakukan sebelum pelaksanaan siklus, hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan kemampuan dari siswa pada awalnya sebelum diadakan tindakan. Kemampuan siswa pada observasi awal ini dituangkan kedalam nilai pada lembar pengamatan. Disamping itu, dengan adanya observasi awal dapat diketahui kemampuan siswa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Sama halnya untuk peneliti sebagai guru yang juga diamati keefektifan penerapan metode bermain pada lari jarak pendek.
Berdasarkan table di atas tentang hasil obsevasi awal, maka dapat dijelaskan bahwa klasifikasi nilai siswa yang memiliki kemampuan lari jarak pendek dari ketiga aspek yang diamati dalam observasi awal ini adalah : Ayunan Lengan, memperoleh ratarata 46.6 Condong badan, memperoleh ratarata sebesar 46.8 Langkah kaki, memperoleh rata-rata sebesar 47.1 dari 25 orang siswa memperoleh rata-rata sebesar 46,82 dengan kriteria aspek Cukup berjumlah 2 orang presenrase 8% dengan rentang nilai 60-69, kriteria Kurang berjumlah 21 orang presentase 84% dengan rentang nilai 45-59, sedangkan Kurang sekali berjumlah 2 orang Presentase 8% dengan rentang nilai <44. Refleksi Observasi Awal Berdasarkan hasil analisis data pada observasi awal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam penguasaan gerak ini sendiri siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. secara keseluruhan atau 100%-nya masih belum mampu melakukan dengan baik dan benar. Oleh karenanya peneliti menganggap perlu diadakan penelitiian yang menggunakan metode Bermain, dengan dibantu oleh guru mitra kemudian mendiskusikan dan merencanakan alur atau jalannya penelitian yang diawali dengan siklus 1. Siklus 1 bertolak dari hasil observasi awal yang dmiliki siswa terhadap kemampuan lari jarak pendek yang hanya mencapai 46.82%, maka diberikan tindakan sebanyak tiga kali dengan mengadakan siklus I. Siklus 1 dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Lari jarak pendek siswa yang dilihat perlu ditingkatkan berdasarkan hasil temuan pada observasi awal, yang mana siklus 1 dilakukan dalam 4 hari, dalam sehari 1 tindakan dan diakhir dengan evaluasi yaitu pada hari ke-4.
Sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa sebelum adanya pelaksanaan siklus guru bersama peneliti lebih dahulu merancang alur penelitian yang akan dilaksanakan. Pada siklus 1 diawali dengan menyiapkan tindakan yang akan dilakukan pada siswa dan apa saja yang diperlukan saat meneliti yang kemudian dituangkan dalam RPP. Setelah seluruh sarana dan prasarana disiapkan kemudian peneliti melaksanakan siklus 1. Adapun deskripsi singkat mengenai hasil siklus 1 yaitu penelitian dilakukan pada siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara berjumlah 25 orang pada tanggal 05, 06 dan 10 September 2014 dilaksanakan atas kerja sama guru mitra disekolah dan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi siklus 1 pada tanggal 12 September 2014.
Dari hasil evaluasi siklus 1, menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sebagai berikut :
a.
Aspek Ayunan Lengan, memperoleh ratarata sebesar 68.04 b. Aspek Condong badan, memperoleh ratarata sebesar 71.12 c. AspekLangkah kaki, memperoleh ratarata sebesar 67.40 Dari ketiga aspek yang dinilai menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa dalam melakukan kemampuan lari jarak pendek memperoleh nilai sebesar 68.56 %. Perolehan rata-rata presentase hasil pengamatan siswa pada data siklus 1. Dari 25 orang siswa kategori Baik (B) berjumlah 7 orang dengan presentase 28% rentang nilai 70-79, kategori Cukup (C) berjumlah 15 orang dengan presentase 60% rentang nilai 60-69, dan kategori kurang (K) berjumlah 3 orang rentang nilai 45-59. Refleksi Hasil Tindakan Siklus 1 Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan evaluasi kemudian dianalisis. Hasil dari tahap ini kemudian digunakan untuk merefleksi, apakah siswa sudah dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek. Sebagai bahan pertimbangan apa yang dilakukan pada siklus selanjutnya, serta untuk mencari kekurangan siklus-siklus serta pelaksanaan dan refleksi selanjutnya hingga mencapai kinerja yang diterapkan. Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 dengan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 68.56 dengan persentase 28% siswa sudah mampu melaksanakan kemampuan lari jarak pendek sedangkan indikator capaiannya yakni 70% dari keseluruhan siswa, maka perlu melanjutkan penelitian ini ke Siklus II. Adapun kekurangan yang didapati yakni belum mencapai indikator yang telah diterapkan dalam penelitian ini, sebagai guru belum maksimal dalam menggunakan metode bermain. Maka dari itu, dengan melihat indikator capaian yang belum memenuhi standarisasinya serta permasalahn diatas dapat disimpulkan perlu pelaksanaan siklus berikutnya dengan berpatokan dari kelebihan maupun kekurangan pada siklus I, yakni pelaksanaan penelitian lanjut dalam hal ini palaksanaan siklus II. Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I yang masih perlu ditindak lanjuti. Dalam siklus II selain kegiatan siswa yakni kemampuan lari jarak pendek yang diamati juga kegiatan penelitian sebagai guru atau pengajar dalam hal ini meliputi keefektifan penerapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk persiapan siklus II, peneliti bercermin pada apa yang sudah diperoleh dari siklus I yang kemudian di refleksi sebagai bahan perbaikan untuk siklus ini. Selain itu juga dengan apa yang memang sudah sesuai apa yang diharapkan. Kemudian peneliti melanjutkan kembali penelitiannya sesuai dengan yang direncanakan bersama. Deskripsi singkat mengenai hasil siklu II yaitu, penelitian masih juga dilakukan terhadap 25 orang siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara. Pada tanggal 13, 18, 20 dan kemudian dilanjutkan dengan evalusi siklus II pada tanggal 21 September 2014 atas kerja sama guru mitra di sekolah. Sedangkan subyek dan obyek yang diamati dalam siklus ini masih sama yakni kegiatan siswa yakni kemampuan lari jarak pendek.
Dari hasil evaluasi siklus II, kemampuan lari jarak pendek menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sebagai berikut : a. Aspek Ayunan lengan, memperoleh ratarata sebesar 85,36. b. Aspek Condong posisi badan, memperoleh rata-rata sebesar 85,04. c. Aspek Langkah Kaki, memperoleh ratarata sebesar 86,72. Dari ketiga aspek yang dinilai menunjukkan rata-rata kemampuan lari jarak pendek 85,94 Perolehan rata-rata presentase hasil pengamatan siswa pada data siklus II : dari 25 jumlah siswa yang memperoleh kategori Baik Sekali (BS) berjumlah 3 orang dengan presentase 12% dengan rentang nilai 80-100, dan kategori baik (B) berjumlah 22 orang dengan Presentase 88%. Berdasarkan hasil tes kegiatan siswa pada siklus II, dapat dilihat bahwa seluruh siswa sudah dapat melakukan lari jarak pendek dengan baik dan benar. Yang mana persentasenya adalah 100% siswa sudah mampu dengan perolehan nilai rata-rata 70 79 yang termasuk dalam kriteria baik (B). Untuk itu secara keseluruhan rata-rata yang dicapai adalah 85,94 yang termasuk dalam kriteria baik ( BS ). Refleksi Hasil Tindakan Siklus II Data yang diperoleh dari hasil pemantauan dan evaluasi kemudian dianalisis. Hasil dari tahap ini kemudian digunakan untuk merefleksi, apakah siswa sudah dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek. Sebagai bahan pertimbangan apa yang dilakukan pada siklus selanjutnya dan untuk mencari kekurangan siklus-siklus serta pelaksanaan refleksi selanjutnya hingga mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi siklus II dengan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 85,94 dengan 100% siswa sudah dapat melakukan lari jarak pendek dengan kriteria baik sedangkan indikator capaiannya yakni 70%, maka peneliti dengan dibantu guru mitra menyimpulkan bahwa penelitian sudah dapat diterima karena sudah memenuhi indikator capaian yang sudah ditargetkan.
PEMBAHASAN
Tujun pembelajaran adalah untuk membawa perubahan pada pola pikir (kognitif), pola sikap (Afektif), dan keterampilan (psikomotor) siswa ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan itu, maka guru sebagai pelaku utama harus melakukan langkah-langkah strategi unutk mencapai tujuan tersebut. Salah satu langkah harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran adalah memilih strategi mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada pembelajaran atletik lari jarak pendek khususnya mengenai peningkatan kemampuan lari jarak pendek, strategi yang cocok untuk diterapkan adalah metode bermain. Melalui metode bermain ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan lari jarak pendek. Hal ini didasarkan pada hasil Observasi, siklus I maupun Hasil siklus II. Proses pembelajaran dilaksanakan di luar gedung (outdoor) terhadap 25 orang siswa yang terdiri dari 8 orang putra dan 17 orang putri. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus selama 9 hari di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara pada siswa kelas Xb2. Berdasarkan hasil penelitian, setelah diberi tindakan pada siklus I mengalami peningkatan dengan rata-rata sebanyak dari rata-rata awal 46,82 menjadi 68,56. Dengan peningkatan 21,74% dari siswa sudah mampu melakukan lari jarak pendek dengan baik. Namun perolehan ini masih belum mencapai indikator yang ditargetkan sehingga diadakan penelitian lanjutan yakni penelitian pada siklus II. Tindakan kembali diberikan pada siswa dengan beberapa hal yang diperbaiki baik dari sisi guru maupun siswa yang kemudian rata-rata hasilnya meningkat sebesar 17,38 dari rata-rata 68,56 menjadi 85,94. Untuk itu, dengan perolehan 85,94 dengan persentase 100%
siswa tergolong dalam kriteria baik (BS), maka dari itu indikator capaian yang ditargetkan sudah sesuai harapan dan hipotesis yang telah diajukan dapat diterima. Bentuk peningkatan hasil belajar tersebut dapat di gambarkan melalui tabel dan grafik yang dutunjukkan pada lampiran observasi awal, hasil evaluasi siklus 1 dan hasil evaluasi siklus II. Adapun perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan pukulan push ini dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Dengan ini, penelitian meningkatkan kemampuan lari jarak pendek dengan menggunakan metode bermain dapat menjadi solusi pembelajaran untuk guru. Namun juga masih perlu pembenahan demi perkembangan pembelajaran itu sendiri. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penyajian data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut : Bahwa dari dua siklus yang dilaksanakan terjadi peningkatan disetiap evauasi baik pada evaluasi siklus I maupun siklus II, dan diawali dengan Ovservasi awal sebagai dasar pelaksanaan tindakan selanjutnya tampak peningkatan kemampuan lari jarak pendek pada kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontalo Utara yang kurang yang menunjukan nilai rata-rata 46.82%.
Pada siklus I kegiatan lari jarak pendek setelah dievaluasi perolehan nilai ratarata68,56 Terdapat peningkatan sebesar 21.74% dari tahap observasi awal ke siklus I, akan tetapi masih berada pada kategori Cukup. Dan pada siklus II mengalami peningkatan kemampuan lari jarak pendek dengan perolehan nilai rata-rata 85,94 terdapat peningkatan sebesar 17.38%. Capaian ini sudah memenuhi indikator kinerja 70% sehingga penelitian dinyatakan berhasil, hipotesis teruji dan dapat diterima. Hipotesis yang berbunyi : Jika menggunakan metode bermain, maka kemampuan Lari jarak Pendek pada siswa kelas Xb2 SMA Negeri 6 Gorontao Utara akan mengalami Peningkatan, 5. REFERENSI Ariqah. 2013:http://zaafaraniariqah.blogspot.com) hubungan materi pelajaran dengan permainan. Di akses 20 Juni 2015 Chandra Sodikin dan Sanoesi Esnoe Achmad. 2010 pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP/Mts. Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasioanal. Husdarta dan Saputra M. Yudha. 2013. Belajar dan Pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Penerbit ALFABETA Isnaini Faridha dan Sabarini Santoso Sri. 2010. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA/SMK. Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan nasional Kurniawan Feri. 2012. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta Timur : Perpustakaan Nasional RI. Pribadi A. Benny. 2011. Model Assure untuk mendesain pembelajaran sukses. Jakarta : PT Dian Rakyat. Sani Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Perpustakan Katalog Dalam terbitan (KDT).
Setyawan Sigit. 2013. Nyalakan Kelasmu. Jakarta : PT Gramedia Widya Sarana Indonesia. Sutrisno, Budi dan Muhammad Bazan Khafadi. 2010. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 3. Jakarta : Pusat perbukuan, kementrian pendidikan nasional. Wahyuni, sri dkk. 2010. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 1. Jakarta : pusat perbukuan, kementrian pendidikan nasional. Wahyuni, sri dkk. 2010. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 2. Wiarto Giri. 2013. Atletik. Yogyakarta : Graha Ilmu Widya. 2004. Dalam kutipan Suduri Asma 2010:24. Gerak-gerak dasar atletik dalam bermain. Jakarta. PT: Raja Grafindo Persada Zhafari. 2012: http://zhafarishop.blogspot.com) perrmainan dalam pembelajaran.