KEMAMPUAN MENGGUNAKAN VCD INTERAKTIF DALAM MENYIMAK CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS II DI SLB NEGERI KABUPATEN GORONTALO Oleh Yudin H. Pasi Nim :151 409 356 Pembimbing 1. Dr. Hj. Rusmin Husain , S.Pd, M.Pd Pembimbing 2. Dra. Dajani Suleman, M.Hum
(S1-PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah
“Bagaimanakah
kemampuan
menggunakan VCD Interaktif dalam menyimak cerita pendek pada siswa kelas II di SLB Kabupaten Gorontalo. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menggunakan VCD Interaktif dalam menyimak cerita pendek terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II di SLB Kabupaten Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatis dengan hasil penelitian tindakan ini yaitu ada 7 siswa atau 70 % yang sudah mampu menyimak cerita pendek, sedangkan 3 orang atau 30% tidak mampu.
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa siswa sangat terbantu dengan penerapan media VCD Interaktif mereka terlihat sangat menikmati yang ditunjukan dengan expresi kepuasan yang terlihat saat penerapan media tersebut.
Kata kunci : VCD Interaktif, Menyimak Cerita Pendek
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang teramat penting untuk mewujudkan perubahan sebagaimana yang kita rasakan saat ini, yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui derasnya arus informasi yang menandai era globalisasi. Dengan adanya kemajuan ini, sehingga segala apa saja yang muncul dihadapan kita hendaknya kita cermati secara arif. Hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh fator pendidikan. Olehnya itu pendidikan menjadi ukuran majunya suatu bangsa. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Selain tuntutan tersebut, masyarakat menginginkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan dibidang pendidikan. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan pendidikan. Sebagai
bagian
dari
kebudayaan,
pendidikan
sebenarnya
lebih
memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan mengahayati nilai – nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan (Sudarwan 2002:3). Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif. Pemerintah Republik
ii
Indonesia telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara sebagai agen pembaharu, pendidikan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik yang selanjutnya nilai tersebut akan ditransfer dalam kehidupan sehari – hari. Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan di lapangan khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SLB Kabupaten Gorontalo guru kurang kreatif dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran. Sejauh ini pembelajaran Bahasa Indonesia di SLB Kabupaten Gorontalo cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendominasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Sehingga nampak pada perilaku siswa yang kurang aktif di dalam pembelajaran di dalam kelas. Pada hal pelajaran bahasa Indonesia harus mencerminkan kondisi yang komunikatif. Syukur Ghazali, (2010:9), mengemukakan Aktivitas kelas diatur sedemikian rupa sehingga terdapat aktivitas-aktivitas pra komunikasi (praktek struktur bentuk linguistik dan maknanya). Kenyataan lebih banyak guru
menggunakan metode ceramah dalam setiap
penyampaian materi pelajaran Bahasa Indonesia, karena menurut guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling mudah dilaksanakan. Hal inilah sehingga menyebabkan banyak siswa di SLB Kabupaten Gorontalo khususnya Tuna Grahita ringan menganggap proses pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, kurang variatif dan berbagai keluhan lainnya. Pada hakekatnya guru haruslah mampu menyelanggerakan
proses
pembelajaran
yang
menyenangkan
sekaligus
mencerdaskan siswa (departemen pendidkan nasiaonal 2005:5. Demikian
halnya
dalam
pembelajaran
Bahasa
Indonesia,
media
pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi Bahasa Indonesia. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware)
iii
maupun perangkat lunak (Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru Bahasa Indonesia sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar. Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran Bahasa Indonesia mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran dewasa ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut dapat disimpulkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”Penggunaan VCD Interaktif Dalam Menyimak Cerita Pendek Pada siswa Kelas II Di SLB Kabupaten Gorontalo ” PEMBAHASAN 1.Pengertian Menyimak. Secara luas menyimak merupakan salah satu bagian dari empat komponen dasar dalam ketrampilan bahasa, yang memiliki ketekaitan antara yang satu dengan lainya, menurut Tarigan (2008) terdapat empat komponen dasar yaitu : 1. Ketrampilan menyimak (listening skill) 2. Ketrampilan berbicara (speaking skill) 3. Ketrampilan membaca (reading skill) 4. Ketrampilan menulis (writing skill)
iv
Dari keempat komponen dasar dalam pendidikan bahasa tersebut, menyimak merupakan sebuah skill yang tidak dapat dipisahakan demi untuk ketercapani empat komponen dasar tersebut. menurut tarigan (2008:31) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isu atau pesan serta memhami makana komunikasi yang telah disampaikan sang pembicaa melalui ujaran atau bahasa lisan. 2. Tahap-tahap menyimak Untuk mencapai keberhasilan dalam menyimak, tentunya ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh seseorang, hal ini sebagaimana dijabarkan oleh stricland (dalam tarigan2008:31) a. Menyimak berkala, menyimak yang terjadi pada saat anak merasakan keterliatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya b. Menyimak dengan perhatian dangkal, terjadi karena sering gangguan dengan adanya selingan selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembelajran. c. Setengah menyimak, terganggu oleh kegitan menunggu kesemetan untuk mengekpresikan isi hati serta mengutarakan isi hati yang terpendam daam hati sang anak. d. Menyimak serapan, keasikan menyerap hal –hal yang kurang penting e. Menyimak sekali sekali, menyimpan sebentar apa yang disimak, perhatian seksama berganti dengan keasikan yang lain. Dari
berapa tahap menyimak yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan
bahwa menyimak merupakan hal yang perlu beberapa trik yang memungkinkan si penyimak dapat memperolaeh informasi yang akurat mengenai apa yang disimaknya 3 Proses Menyimak setelah memahami bagaimana tahap-tahap menyimak dengan baik Tarigan (2008) Lebih jauh memaparakan bebrapa hal yang harus dilakukan dalam proses menyimak terdapat beberapa tahap yang harus di tempuh.
v
1. Tahap mendengar, penyimak pendengar segala sesuatu dikemukan oleh pembicara. 2. Tahap memahami setelah kita mendengar ada tahap kita mendengar dan memahami dengan baik isi dari pembicaraan. 3. Tahap menginterpretasi menafsirkan isi dan butir-butir pendapat yang tersirat. 4. Tahap evaluasi dalam tahap ini penyimakpun menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara. 4 Tujuan menyimak Ada beberapa tujuan menyimak, yaitu : 1. Menyimak dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari apa yang diucapkan oleh pembicara. 2. Menyimak dengan tujuan untuk menikmati Sesutu dari materi yang diucapkan atau di ujarkan 3. Menyimak dengan maksud untuk dapat menilai sesuatu yang d simak tersebut 4. Menyimak untuk menikmati serta menhargai Sesutu yang disimaknya. 5. Menyimak dengan maksud agar ia dapat mengkomunikasikan ide ataupun gagasan kepada orang lain. 6. Menyimak dengan maksud dapat membedakan maksud bunyi-bunyi dengan tepat . 5 Manfaat Menyimak Tarigan (2008:60) menjelasakn beberapa manfaat dari dari menyimak a) Agar dapat memberikan responsi yang tepat b) Memperoleh informasi yang berkaitan dengaqn profesi c) Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal d) Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa menyimak adalah sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi sebagai seni, sebagi proses, sebagai suatu responsi dan sebagai pengalaman kreatif 6 Video Compact Disc (VCD) Pembelajaran
vi
VCD sebagai salah satu dari media belajar dikenal juga dengan istilah audio visual aids, yaitu alat – alat yang audible artinya dapat didengar dan alat– alat yang visible artinya dapat dilihat. VCD ini sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif. Video Compact Disc adalah system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Arsyad (2002:36). Penjelasan tentang Video Compact Disc ini, antara lain: “VCD stands for 'Video Compact Disc' and basically it is a CD that contains moving pictures and sound” artinya kurang lebih VCD merupakan kependekan dari Video Compact Disc dan pada dasarnya Video Compact Disc adalah keping CD yang berisi gambar yang bergerak dan suara. Satu keping Video Compact Disc mempunyai kapasitas untuk menyimpan gambar bergerak dan suara stereo yang bermutu selama 74 / 80 menit pada 650 MB / 700 MB CD. Video Compact Disc mengandung video dan suara yang lebih bermutu daripada kaset VHS dan dapat diputar didisk player atau computer. Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman (2000 :295). Media Video Compact Disc merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Media Video Compact Disc merupakan sinkronisasi antara media audio dan video yang saling mendukung yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi audien atau pendengar. Media Video Compact Disc mempunyai dua perangkat yaitu perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak atau software. Adapun perangkat keras dari Video Compact Disc adalah player atau alat yang memproses perangkat lunak ke dalam tampilan gambar, sedangkan perangkat lunaknya adalah berupa kepingan disk, yang berisi data yaitu Pembelajaran IPS. Selain player dan kepingan disk atau software ada alat yang membantu fungsi player dan kepingan disk dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi yang nantinya dihubungkan dengan player melalui kabel. (Delivery Methods - Online &
vii
Distance Learning Colorado State Continuing Education.htm, 2005 dalam juga menyatakan ada dua macam bentuk dari VCD : 7.Keunggulan CD interaktif Menurut Ariani,Niken (2010:135) ada beberapa keunggulan dari CD interaktif i. Menggunakan dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris untuk memudahkan pengguna ii. GUI (Grafical User Interence) tampilan layar aplikasi yang menarik dengan navigasi terstruktur iii. Foto dan Gambar fitur foto dan gambar yang menarik menampilkan gambar yang variatif iv. Video fitur video yang menarik v. Animasi simulasi mempermudah siswa dalam menguaswai suatu proses vi. Audio fiture suara yang sangat fleksibel Pendapat lain di ungkapakan oleh Susanto,Edi dimana dia menjelaskan beberapa kelebihan dari penggunaan media VCD Interaktif a. CD merupakan media yang cocok dalam ilmu pembalajaran , seperti kelompok kecil bahkan satu siswa pun b. CD dapat dimanfaatkan untuk semua topik , tipe pembelajaran dari setiap ranah baik, ranah kognitif, efektif, dan psykomotorik. 8 Hakikat Cerita Pendek Menurut Isdariyanto (2010 : 20 ) cerita pendek adalah cerita yang ditulis pendek seberapa pendeknya hal tersebut sangat relatif sebagai pataoklan bahwa cerita pendek adalah cerita yang bisa mencapai 2000 samapai 10.000 kata. 9. Tujuan cerita pendek Pada dasarnya tujuan utama dari penulis untuk membuat cerita pendek atau yang sering kita kenal dengan cerpen tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai ide-ide yang ada dalam pikiran pengarang yang dikemas dengan sajian menarik agar menarik minat pembaca. selain itu tujuan dari cerita juga sebagi media bagi pengarang untuk meninformasi berbagai hal yang menyangkut imajinasinya atau hala hal yang benar-benar terjadi yang
viii
dituangklan dalam sebuah cerpen. karena cerpen itu sendiri ada yang berdasarkan pengalaman dari si pembaca itu sendiri, dan adapula yang hanya berdasarkan imajinasi berfikirnya sang pengarang novel. 10. Langkah-langkah menyusun cerita Pendek Menurut Anne Ahira(2010) ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh penulis dalam menyusun cerita pendek a. tentukan tema cerpen, karena tema adalah hal yang paling mendasar jika ingin membuat sebuah tulisan. b.kumpulkan data- data serta informasi berdasarkan cerita cerpen tersebut. c. tentukan tokoh yang terdapat dalam cerpen d. tentukan seting ataupun tempat di mana terjadinya cerita dalam cerpen e.tentukan alur cerita dalam cerpen f. periksa ejaan dioksi dan unsur-unsur kelemahan dalam cerita. Dalam penelitian ini penulis Akan menggunakan metode deskriptif. Tujuan dari metode ini untuk menjelaskan bagaimana efektifitas dari penggunaan media vcd interaktif dalam menyaimak cerita pendek pada siswa SLB Kabupaten Gorontalo. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa tehnik
yaitu, observasi lansung, wawancara, dan
dokumentasi. 1. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan lansung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. jadi dalam penelitian ini peneliti akan mengamati aktifitas siswa-siswa tunagrahita ringan ketika diterapkan media VCD interaktif. 2. Wawancara Wawancara adalah step selanjutnya dalam penelitian ini yaitu, untuk mendapatkatkan data yang akurat. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari sumberna.
ix
Artinya, bahwa wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah respondenya sedikit. Pada tahap penelitian pertama, tepatnya pada hari senin tanggal 13 mei 2013. Tahap wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap seluruh komponen yang terlibat di sekolah SLB Kabupaten Gorontalo yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, serta Siswa, mengeanai pembelajaran menyimak cerita pendek di kelas II Tuna Grahita di SLB Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya di lakukan pada tanggal 21 mei tepatnya pada hari selasa peneliti mengamati proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas yang melibatkan Guru dan Siswa merupakan tahap kedua dalam penelitian ini. Dimana Guru menggunakan media VCD interaktif untuk menayangkan cerita pendek kemudian Guru menginstrusikan siswa untuk menyimak dengan baik apa yang di tayangkan pada layar VCD tersebut. Selama penayangan berlangsung peneliti mengamati dengan jelas bahwa siswa sangat antusias memperhatikan rangkaian demi rangkain cerita pendek dalam media VCD Interaktif. Dari hasil analisis kegiatan siswa menunjukan bahwa dari 10 0rang siswa terdapat 7 orang siswa atau 70% yang sudah mampu meyimak cerita pendek dan 3 orang atau 30% belum mampu. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelmnya dapat disimpulkan bahwa siswa sangat terbantu dengan penerapan media VCD Interaktif mereka terlihat sangat menikmati yang ditunjukan dengan expresi kepuasan yang terlihat saat penerapan media tersebut. Saran Berdasarkan Hasil analisis dan pengumpulan data yang saya dapatkan dari sampel peneletian di sekolah dasar kelas II Tuna Grahita Ringan SLB Kabupaten Gorontalo peneliti aakan memberikan beberapa saran berdasarkan data yang di temukan Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar tenyata tiadlah mudah , terlebih dalam skill menyimak banyak fakta yang menunjukan banyak siswa yang mengalami kesulitan selama berlangsungnya proses belajar dan mengajar. Untuk
x
itu hal yang paling penting yang harus di lakukan oleh guru adalah harus berani mencoba hal –hal yang baru misalnya dengan mengaplikasikan metode, tehnik, pendekatan serta media pembelajaran yang mendukung serta memotivasi siswa di dalam pembelajaran bahasa Indonesia.selain pembelajaran yang menyenangkan juga merupakn solusi kongkrit dalam menyelesaikan masalah
dalam proses
pembelajaran. VCD interaktif adalah sebuah media pembelajaran yang lebih moderen kaerena menggunakan system IT sebagia penunjang pembelajaran. Media ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa di dalam menyimak cerita pendek . untuk itu didalam penggunaan media ini guru tidak hanya bersifat pasif tetapai ikut mengambil andil besar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang sebagaiman diharapkan . Lebih jauh, dapat disimpulkan bahawa penggunaan madia pembelajaran VCD Interaktif sangat efektif untuk mendukung kemempuan siswa dalam menyiamk cerita pendek di Kelas II sekolah dasar SLB Kabupetn Gorontalo siswa Tuna Grahita Ringan yang merupakan objek dari penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Ane,ahira.2010. Langkah-Langkah menulis cerpen. www.Ana Ahira.com/ Langkah-langkah-menulis cerpen.
Arsyad, azhar.2002. media pembelajaran. Jakarta : . Raja Grafindo Sejahtera
Cristine ,wibowo 2012. Communication effectiveness in education . www.unca.ac.id/ staf paheato.
Danfar. 2009. Defenisi /pengertian efektifitas .dansite. wordpress.com/2009/03 28/ pengertian –efektifitas .di ambil tanggal 24 juni 2013.
Delivery method-and distance learning Colorado state continuing education htm.2005. www.google.com di ambil tanggal 2 maret 2013
xi
Departemen pendidikan nasional. 2005.Materi pelatihan terintegrasi Bahasa Inggris .Jakarta :Departemen Pendikan Nasional direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Direktorat Pendidnkan Lanjutan Pertama
Depdiknas. 2010.Informasi pendidikan khusus bagi Anak Tuna Grahita. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
Ghazali,syukur. 2010. Pembelajaran ketrampilan berbahasa dengan pendekatan Komunikatif-interaktif .Bandung : Refika Aditama
Isdariyanto .2010. kumpulan Cerpen Sahabat Sejati. www.isdariyanto.com Di ambil tanggal 5 juli 2013
Johnson, Anne.2009. Pengajaran yang kreatif dan menarik. Jakarta. Macanan Jaya Cemerlang
Riduwan.2007. Belajar mudah penelitian untuk Guru Karayawan dan peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta .
Sudarwan .2002. Sudarwan danin dan pendidikan. Edukasi compasiana.com 2013/0619/sudarwan-danin dan pendidikan islam 570309.html. Di ambil tanggal 4 juli 2013.
Susanto,edi.2011. Kelebihan CD Interaktif . adgam 1.wordpress.com/2011/06/23 Kelebihan-Cd -interaktif .html.
Susilan, Rudi. 2007. Media Pembelajaran.Bandung: CV Wacana Prima
xii
Tarigan,Guntur.2008.menyimak sebagai sebuah ketrampilan berbahasa. Bandung : Percetakan Angkasa
Thahar, Efendi.2008. Kiat menulis cerita pendek.Bandung : Angkasa
xiii