MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-4 PADA MATERI VIRUS DENGAN MEDIA APLIKASI POWER POINT DI SMA NEGERI 3 GORONTALO SURIANTI HUSAIN, S.Pd SMA NEGERI 3 GORONTALO Respon siswa dikelas merupakan tanggung jawab guru. Dan guru juga bertugas sebagai fasilitator untuk menciptakan lingkungan belajar agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Lingkungan belajar yang efektif dapat membantu siswa mencapai kesuksesan belajar yang ditandai dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Namun kondisi siswa di kelas sangat beragam sehingga guru mengalami kesulitan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, oleh karena itu guru perlu mengupayakan pembaharuan dalam mengelola kelas. Salah satunya dengan menerapkan penggunaan media belajar khususnya program aplikasi power point. Dalam perkembangan model pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran Biologi, terlibatnya siswa memegang peranan yang sangat penting. Salah satu keterlibatan siswa yang dapat dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan komunikasi dan pemahaman siswa antara lain dengan menerapkan penggunaan program aplikasi power point. Komputer sebagai salah satu produk teknologi mutakhir yang serba bisa, yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengajarkan konsep-konsep Biologi, terutama konsep-konsep Biologi yang memerlukan penjelasan suara, dan gerak sekaligus, dimana hal itu dimungkinkan dengan menggunakan media komputer. Salah satu program komputer yang memiliki fasilitas untuk membuat animasi, menyajikan gambar, menyajikan tulisan dan dapat dipresentasikan adalah program aplikasi power point. Program ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran Biologi. Kata kunci : pembelajaran dan virus PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perkembangan teknologi sangat pesat di bidang informasi telah banyak menawarkan berbagai media yang dapat diinginkan sebagai sumber belajar, seperti pemanfaatan teknologi komputer berbasis multi media melalui jaringan global. Sumber belajar yang hanya bergantung pada buku teks akan ketinggalan informasi, oleh karenanya harus segera di tinggalkan. Belajar berdasarkan sumber belajar berkaitan erat dengan sejumlah perubahan, buku bukan merupakan satu-satunya sumber belajar melainkan lebih ke arah penggunaan multi media sebagai bagian dari perkembangan teknologi informasi (Fattah, 2000:82). Untuk dapat mengimbangi adanya perkembangan teknologi dan perubahan zaman tersebut, maka diperlukan program-program pendidikan yang senantiasa mengantisipasi perkembangan teknologi dan perubahan zaman tersebut, karena hanya melalui usaha pendidikan dapat tercipta sumber daya berkualitas dan handal yang mampu menyikapi segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Melalui proses pembelajaran siswa bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan yang diberikan, tetapi mampu menemukan sendiri. Oleh karena itu diusahakan agar proses pembelajaran yang berlangsung, sepenuhnya dapat menempatkan siswa terlihat dalam belajar, sehingga diharapkan siswa mempunyai berbagai gagasan dan inisiatif dalam proses pembelajaran. Masalah-masalah pendidikan khususnya pendidikan Biologi di sekolah masih memerlukan pembenahan. Hal itu terlihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Fenomena yang ada memperlihatkan bahwa pembelajaran Biologi di sekolah hingga beberapa tahun terakhir ini masih dikategorikan rendah (Sardjono, 2000). Program aplikasi power point sendiri dapat dirancang untuk menyampaikan suatu materi pelajaran dengan menarik dan menampilkan teks, animasi, aplikasi suara, warna-warna yang menarik hingga meningkatkan respon belajar siswa yang dapat dilihat pada keterlibatan siswa tersebut mengikuti pembelajaran. Dengan adanya media Program Aplikasi Power Point diharapkan bahwa penyajian materi belajar akan lebih jelas, tidak bersifat verbalitas, sehingga kegiatan belajar dan mengajar lebih menarik dan siswa akan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran Biologi. Untuk melihat bagaimana penggunaan program Aplikasi Power Point terhadap respon siswa pada pembelajaran Biologi, maka perlu diadakan suatu penelitian dengan formulasi judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X - 4 Pada Materi Virus Dengan Media Aplikasi Power Point Di SMA Negeri 3 Gorontalo”
B. Permasalahan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan media Aplikasi Power Point dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi Virus pada siswa kelas X - 4 di SMA Negeri 3 Gorontalo Tahun pelajaran 2008 / 2009. Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalahan utama yakni dalam proses belajar mengajar, diperlukan adanya penggunaan media pembelajaran khususnya program aplikasi power point, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Apabila penggunaan media aplikasi power poin digunakan secara tepat maka hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. Dengan demikian maka proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil. C. Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalahan utama yakni salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah guru hendaknya menggunakan media dalam kegiatan belajar, sebab media sangat membantu guru dalam mentransfer pelajaran kepada siswa agar lebih menarik dan siswa mudah mengerti materi yang dijelaskan dengan bantuan media tersebut lebih khusus media Aplikasi Power Point. D. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut : 1. Keberhasilan penggunaan media pembelajaran program aplikasi power point dalam meningkatkan hasil belajar pada materi Virus. 2. Kemampuan media pembelajaran program aplikasi power point dalam menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, aktif, efektif dan kreatif. E. Manfaat penelitian 1.Manfaat bagi guru, Guru dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil belajar. Disamping itu dengan melakukan penelitian ini, sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru dan juga demi perbaikan pembelajaran selanjutnya. 2. Manfaat bagi siswa Melaluai penelitian ini diharapkan siswa dapat termotivasi sehingga senang belajar mata pelajaran Biologi. 3.Manfaat bagi sekolah Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Salah satu bahan masukan demi perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar secara umum.
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Kajian Teoritis Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan usaha manusia membangun pengetahuan dalam dirinya. Serangkaian dengan keinginan manusia yang lebih baik, maka banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar. Menurut Winataputra, dkk (1993 :148) bahwa : ”Belajar merupakan perubahan tingkah laku. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman. Untuk disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif menetap. Tingkah laku mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik pisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap”. Dari pengertian di atas jelas bahwa inti belajar adalah perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut diperoleh melalui latihan maupun pengalaman. Marpaung (2002:10) mengemukakan bahwa pengalaman dalam proses belajar adalah terjadinya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan oleh Uzer dan Setiawati (2004:4) bahwa ”Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan, sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Dengan demikian diperoleh suatu kesimpulan bahwa belajar pada dasarnya merupakan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku dimaksud meliputi perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, keterampilan dan kebiasaan. Selanjutnya, pembelajaran merupakan inti pendidikan secara keseluruhan, dimana guru sebagai pemegang peranan utama. Uzer (2000:4) mengemukakan bahwa ”Peristiwa pembelajaran banyak berakar dari berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujudan proses pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model”. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang terjadi dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, maka proses pembelajaran tidak sekedar proses penyampaian pesan berupa materi kepada siswa, tapi lebih luas lagi yaitu untuk menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Pengertian Belajar Belajar merupakan usaha manusia membangun pengetahuan dalam dirinya. Serangkaian dengan keinginan manusia yang lebih baik, maka banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas belajar. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pengalaman individu itu sendiri dan interaksinya dengan lingkungan, sehingga belajar dapat dipandang suatu proses, dimana guru melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan pengertian belajar, dikemukakan beberapa pendapat sebagai berikut : 1) Cronbach (2009), Internet Http. wwww tanalf.co.ulu Jurnale/0020174 x.Aep. memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as result experience. Pengertian di atas menunjukkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman 2) Harold Spears (2009), Internet Gttp. wwww Tanalf.co.ulu Jurnale/0020174 x.Aep. memberikan batasan : Learning is to observe to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Pendapat ini menunjukkan bahwa belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba, mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan. 3) Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 1991 : 84) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut : ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelehan, pengaruh obat dan sebagainya)”. 4) Menurut Suparyanti (1995:4) ”Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hal dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal”. 5) Gagne (dalam Purwanto, 1991: 84) mengemukakan pengertian belajar sebagai berikut : ”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Sementara itu Witherington (dalam Purwanto, 1991 :85) berusaha merumuskan suatu definisi yang agak jelas mengenai belajar sebagai berikut : ”Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. Sejalan dengan berbagai teori tersebut, maka Alipandie (1984 : 46) mengemukakan bahwa : ”Belajar adalah aktivitas yang menghaslkan perubahan pada diri individu (behavioral changes) murid, baik mengenai tingkat kemajuan dalam proses perkembangan intelektual khususnya maupun proses perkembangan jiwa, sikap, pengertian, kecakapan, kebiasaan penghargaan, minat, penyesuaian diri dan segala aspek organisasi pada umummnya. Sejalan dengan berbagai teori tersebut, maka lebih lanjut Alipandie (1984:47) mengemukakan beberapa elemen yang terpenting yang menjadi ciri-ciri belajar yaitu : 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu mengarah pada tingkah laku yang lebih baik; 2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui proses latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan tidak dapat dipandang sebagai hasil perbuatan belajar; 3) Perubahan hasil belajar harus relatif mantap;
4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun phisis, misalnya perubahan dalam hal pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Menurut Hamalik (1983:21) belajar dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Perumusan ini mengandung beberapa pengertian perubahan tingkah laku, pengalaman dan latihan serta proses belajar itu sendiri yang perlu mendapat kejelasan lebih dahulu. Pertama-tama belajar berkenaan dengan perubahan tingkah laku yang pada dasarnya mengandung dua aspek pokok yakni aspek struktural dan aspek fungsional. Perubahan tingkah laku dalam hal ini, adalah perubahan yang dapat diamati, dapat diukur dan bersifat spesifik. Jadi seseorang dinyatakan telah belajar jika telah terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku itu berkenan dengan 1) penguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang telah ada sebelumnya (aspek kognitif), 2) penguasaan keterampilan baru atau penyesuaian / penyempurnaan keterampilan yang telah dikuasai sebelumnya (aspek psikomotor), 3) pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan terhadap sikap dan minat yang telah dimiliki sebelumnya (aspek afektif). Adapun yang dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang direncanakan, dilaksanakan dan dibimbing oleh sekolah, pengalaman yang disebabkan oleh karena kecelakaan atau pengaruh zat-zat kimia tidak termasuk dalam perubahan tingkah laku hasil belajar. Pada dasarnya setiap pengalaman adalah berkat antara interaksi individu dan lingkungannya, interaksi mana dengan bimbingan pada pembimbing yang telah memiliki kemampuan profesional. Sedangkan latihan adalah prosedur yang ditempuh, yakni suatu proses pengulangan secara sistimatik dan berencana guna mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mempunyai ciri-ciri kegiatan sebagai berikut : 1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik yang aktual maupun yang potensial; 2) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama; 3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha yang disengaja, bukan karena kebetulan 4) perubahan itu bersifat progresif. Namun yang jelas, sekalipun dijumpai perbedaan penekanan diantara teori-teori belajar, namun tetap terdapat persamaannya, antara lain : 1) bahwa dalam aktivitas belajar, motivasi selalu merupakan faktor yang penting 2) bahwa dalam belajar, seseorang tidak akan luput dari halangan, kesulitan atau tantangan. 3) dalam menghadapi kesulitan belajar sering terdapat kemungkinan atau alternatif pemecahan masalah. Peran Media dalam Pembelajaran Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan menggunakan media maka keterbatasan ruang jarak dan waktu dapat ditanggulangi. Hal-hal yang tidak dapat dilihat atau didengar karena keterbatasan alat indera menjadi dapat dilakukan karena dibantu oleh alat sebagai media. Media dalam pembelajaran Biologi, dapat diartikan sebagai media konsumsi yang digunakan dalam proses pembelajaran Biologi. Beberapa media pembelajaran yang banyak dibutuhkan saat ini adalah media cetak, (seperti tulisan/ gambar/ foto), transparasi, slide, film, program, radio, kaset, program televisi, vidio, laser disc, compact disc, komputer dan sebagainya. (Rohani, 1997:13) Media juga sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa sehingga terwujud situasi belajar yang efektif. Siswa lebih semangat belajar Biologi jika media yang digunakan menarik hingga perlu diusahakan setiap media harus menarik (Setyono, 2000:3). Terlepas dari tepat dan tidaknya tentang pembagian suatu media, yang penting bagi guru Biologi adalah bagaimana kita dapat memilih suatu media yang tepat atau yang paling produktif sesuai dengan situasi dan kondisi dalam pembelajaran Biologi. Proses melihat dalam kegiatan belajar mengajar lebih dominan dalam pencapaian hasil belajar dibandingkan dengan melalui proses mendengar. Karena itu, visualisasi informasi sangat diperlukan. Upaya ini harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa dan tujuan yang hendak dicapai. Karena itu, diperlukan keterampilan untuk memvisualisasikan gagasan. Agar pemilihan media dapat dilakukan dengan tepat, maka dapat digunakan pertimbangan sebagai berikut : 1. Relevan dengan tujuan kegiatan belajar
2. Mempunyai daya tarik bagi siswa 3. Dapat memotivasi siswa untuk belajar 4. Meningkatkan keterlibatan siswa pada pembelajaran berlangsung 5. Praktis dan tidak membosankan (Rohani, 1997 : 27) Dengan cara demikian secara berangsur-angsur siswa belajar dengan bimbingan guru, berubah menjadi belajar atas kemauan sendiri. Hal ini menjadi satu bukti bahwa media pembelajaran, siswa melakukan transfer belajar dari lingkungan, memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip Biologi. Program Aplikasi Power Point 1. Pengertian Program Aplikasi Power Point Program adalah kumpulan dari intruksi atau perintah terinci yang telah dipersiapkan agar komputer dapat melakukan fungsinya sesuai yang telah dipersiapkan agar komputer dapat melakukan fungsinya sesuai yang diharapkan. Karena kemampuan yang sangat menakjubkan dari komputer adalah kecepatannya, Komputer dapat melakukan apa saja yang kita inginkan dalam sebuah programbaik itu dalam bentuk sederhana maupun dalam bentuk yang unik. Sadiman, (2005:13). Program aplikasi power point adalah salah satu program aplikasi dari komputer yang sangat unik dan mudah dipelajari. Program ini banyak digunakan dalam penyajian atau presetasi sebuah hasil karya dalam bentuk demi slide, baik oleh lembaga pendidikan, pemerintah maupun perusahaanperusahaan swasta. Menurut LPKBM MADCOMS Madiun (2003:3) program aplikasi power point merupakan suatu program dalam komputer yang digunakan untuk membuat slide atau presentasi yang sangat profesional. Sedangkan menurut Nana (2005:11) microsoft power point adalah program aplikasi yang dirancang khusus untuk membuat slide pada suatu kegiatan presentasi. 2. Kegunaan Program Aplikasi Power Point Nana (2005:11-12) program aplikasi powerpoin banyak digunakan dalam merancang sebuah animasi dalam pembuatan slide untuk keperluan pada suatu presentasi. Karena, program aplikasi power point lebih mudah mengoperasikannya bila dibandingkan dengan sofeware sejenis, seperti storyboard. Kegunaan program aplikasi power point pada presentasi antara lain, untuk membuat aplikasi panduan pendidikan, memperkenalkan salah satu produk unggulan yang akan dipasarkan di masyarakat, untuk acara wisuda, seminar-seminar baik yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa, pelajar, masyarakat, perusahaan swasta maupun pemerintah. Kegunaan program aplikasi power point yang lain, yaitu: untuk presentasi iklan, presentasi biodata, prosentasi ide bisnis dalam sebuah perusahaan maupun ide dalam pendidikan, presentasi makalah, serta presentasi karya ilmiah. Presentasi tersebut dibuat dan dirancang dalam bentuk slide demi slide yang ditampilkan melalui layar monitor maupun layar lebar, dengan menggunakan alat bantu yang disebut dengan LCD proyektor atau infocus. Implementasi Pembelajaran Biologi Dengan Menggunakan Program Aplikasi Power Point Dalam proses belajar mengajar langkah-langkah yang akan ditempuh oleh guru diuraikan seperti tabel di bawah ini : Tabel 1 Langkah-langkah yang akan ditempuh Guru Fase Kegiatan Guru Fase-1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran siswa yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan melalui media visual berupa program aplikasi Fase-3 power point. Membimbing siswa Fase-4 Guru memberikan bimbingan pada siswa Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal Fase-5 yang belum dimengerti siswa Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan gagasan Fase-6
Evaluasi Fase-7 Memberikan penghargaan
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang banyak terlibat dalam kelas.
Kerangka Berpikir Dalam setiap proses pembelajaran guru selalu menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang bertujuan supaya siswa tersebut dapat menerima materi yang diberikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi yang digunakan yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media ini dapat membantu guru dalam : a) Mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat keberlangsungan proses belajar mengajar, b) Penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap, c) Merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu. Selain itu media ini juga membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain; a) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian; b) Memelihara keseimbangan mental dan fisik; c) Mendorong belajar mandiri. Dari berbagai media yang ada peneliti memilih media aplikasi power point dalam proses pembelajaran, dengan alasan media ini bisa menampilkan berbagai animasi yang diyakini oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap pembelajaran. Hipotesis Pada penelitian ini tindakan yang akan dilaksanakan tertuang dalam hipotesis yang biasanya dinamakan hipotesis tindakan. Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini : ” Jika guru menggunakan media aplikasi power point, maka hasil belajar siswa dalam materi Virus akan meningkat”. METODOLOGI PENELITIAN 1. Objek Tindakan Siswa kelas X - 4, SMA Negeri 3 Gorontalo Tahun 2008/2009. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Selatan Gorontalo, semester 3 (ganjil) tahun pelajaran 2008 / 2009. SMA Negeri 3 Kota Gorontalo terletak di jalan Ki Hadjar Dewantoro, Kelurahan Limba U-II, Kecamatan Kota Selatan. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam konteks penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada peserta didik kelas X - 4 dengan jumlah peserta didik 34 Orang, yaitu laki-laki 12 orang dan perempuan 22 orang. 3. Data Penelitian a. Rencana Tindakan 1) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pada pembelajaran 2) Menyusun skenario pembelajaran 3) Merancang media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran 4) Merancang alat / jenis evaluasi yang digunakan 5) Merencanakan pertemuan dengan guru mitra b. Pelaksanaan Tindakan Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan-tahapan sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut. Siklus I 1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran 2) Menerapkan / menggunakan media aplikasi power point dalam kegiatan KBM di kelas yang telah dirancang sesuai materi. 3) Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk memperoleh balikan terhadap ketercapaian indikator 4) Guru mitra melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Jika siklus I dipandang belum memuaskan hasilnya maka pelaksanaan tindakan kelas dilanjutkan dengan siklus berikutnya. c. Observasi dan Evaluasi a. Observasi
Pada tahap ini peneliti di bantu oleh guru mitra mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan mencakup aspek-aspek berikut ini : 1. Observasi terhadap kelengkapan RPP 2. Mengamati situasi yang terjadi pada proses pembelajaran b. Evaluasi Hal-hal yang dilaksanakan dalam kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi terhadap kemampuan peserta didik menyerap materi pembelajaran. 2. Evaluasi terhadap kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran. 4.Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi pengamatan kegiatan belajar mengajar dan tes hasil belajar siswa setelah siswa menerima materi pelajaran. Teknik analisa data yang digunakan sebagai acuan pengambilan data dan simpulan adalah kuantitatif dan kualitatif. 5.Teknik Analisa Data Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah, apabilah peserta didik memperoleh nilai 65 % secara individual, sedangkan secara klasikal 85 % peserta didik mencapai ketuntasan belajar. Data tentang hasil penelitian tindakan kelas di analisis secara kualitatif dengan memperhatikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi belajar peserta didik yaitu: 1) Potensi peserta didik yang berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran sekurangkurangnya 65% dari keseluruhan peserta didik yang ada pada proses pembelajaran. 2) Daya serap peserta didik pada evaluasi di akhir setiap pertemuan minimal 65% atau setiap peserta didik harus memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65. 3) Daya serap peserta didik klasikal sekurang-kurangnya 85%, artinya peserta didik yang memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65 harus mencapai 85% dari keseluruhan peserta didik. HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Selintas Tentang Setting 2 1) SMA Negeri 3 Gorontalo, letaknya berada di Kelurahan Limba U Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo 2) Keadaan ruang belajar ada 32 kelas, ruang belajar untuk kelas XII ada 12 ruang, untuk kelas XI ada 10 ruang dan untuk kelas X ada 10 ruang. 3) Keadaan guru berjumlah 84 orang, pegawai tata usaha 10 orang. 4) Peserta didik berjumlah 1.311 orang.
4.2
Uraian Penelitian Secara Keseluruhan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas X-4. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan siswa Kelas X-4 dalam menyerap materi pelajaran Biologi, khususnya materi Virus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa meningkat dari Siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,09% dengan nilai rata-rata 63,1. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75,31% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut: Penjabaran per Siklus Siklus I 0.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran power point, menggunakan format pengamatan KBM. Format tersebut memuat 19 aspek, terdiri dari 4 aspek persiapan administrasi (perangkat pembelajaran) dan 15 aspek berhubungan dengan kompetensi guru dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil balikan dari guru seprofesi pada pengamatan KBM siklus I, terdapat 9 (47,37%) aspek yang sudah mencapai kriteria baik, 9 (47,27%) aspek yang mencapai kriteria cukup, dan aspek yang mencapai kriteria kurang, sebanyak 1 (5,26%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I berikut: Tabel 1 Hasil Pengamatan KBM pada Siklus I Nilai Ada / Tidak No Aspek Yang Dinilai Ket. Ada B C K I Perangkat Pembelajaran 1 Analisis mata pelajaran X X
2 3 4 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Program tahunan dan program semester Program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran Lembar kegiatan siswa Pengamatan pada saat KBM Apersepsi Memberikan motivasi Interakasi antar siswa Interaksi antar guru Interaksi antar guru dan siswa Relevansi materi dengan TPK Teknik bertanya Penggunaan papan tulis Penggunaan media aplikasi power point Respons siswa Pengaturan waktu Penguasaan kelas Penguasaan materi Membuat kesimpulan Tes hasil belajar Jumlah Presentase (%)
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X 19 9 9 1 100 47,47 47,47 5,26 Pengamat ( Anggota Peneliti)
Tahira, SPd (Guru Seprofesi) Memperhatikan tabel 1, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar belum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun aspek yang mencapai kriteria baik analisis mata pelajaran, program tahunan dan program semester, program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran, apersepsi, lembar kerja siswa, interaksi antara guru dan siswa, relevansi materi dengan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), penguasaan kelas, dan penguasaan materi. Aspek yang mencapai kriteria cukup adalah memberikan motivasi, interaksi antar siswa, interaksi guru dan peneliti, teknik bertanya, penggunaan papan tulis, penggunaan media aplikasi power point, respons siswa, membuat kesimpulan, dan tes hasil belajar. Sementara itu, aspek yang hanya mencapai kriteria kurang, adalah pengaturan waktu. Berdasarkan hasil yang dicapai pada pengamatan pelaksanaan KBM pada siklus I, maka perlu ditindaklanjuti ke siklus berikutnya. 0.2 Hasil Belajar Siswa Jumlah siswa kelas X-4 yang ditindaki dalam penelitian ini sebanyak 34 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Hasil belajar siswa pada siklus I seperti terlihat pada tabel 2 dapat diuraikan sebagai berikut: Siswa yang memperoleh ketuntasan belajar sebanyak 16 orang (45.71 %) siswa dengan nilai diperoleh diatas 65. Sementara jumlah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 19 orang (54.29 %) siswa. Siswa yang memperoleh nilai 45 sebanyak 17 (48.57 %) orang, siswa yang mendapat nilai antara 65 sampai 74 sebanyak 4 orang (11.43 %) orang, dan siswa yang memperoleh nilai 75 sampai 84 sebanyak 12 (34.29 %). Memperhatikan hasil belajar siswa pada siklus I diatas, nampaknya belum memperoleh hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, hasil belajar siswa dilanjutkan ke siklus berikutnya. 0.3 Refleksi Siklus Setelah diadakan tindakan selanjutnya, peneliti dan guru pengamat mengadakan diskusi tentang hasil pelaksanaan tindakan. Hal ini diperlukan untuk menilai apakah masih dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil refleksi adalah sebagai berikut. 1. Guru belum optimal memberikan motivasi pada siswa sehingga mempengaruhi keseriusan dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Interaksi antar siswa perlu ditingkatkan. 3. Interaksi antara peneliti dan guru seprofesi masih dalam kriteria cukup
4. Teknik bertanya, penggunaan papan tulis, penggunaan alat bantu, dan respons siswa dalam kriteria cukup. 5. Pengaturan waktu masih dalam kriteria kurang. 6. Penggunaan media aplikasi power point banyak membantu dalam mengoptimalkan waktu dan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran, namun hasil evaluasi pemahaman siswa terhadap materi Virus masih kurang sehingga menyebabkan daya serap hasil belajar siswa belum memenuhi ketuntasan belajar (hanya 45,71 %). Siklus II 01. Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Setelah diadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil refleksi pada tahap sebelumnya, terlihat adanya peningkatan hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar. Lampiran 6: Hasil Pengamatan KBM pada Siklus II Nilai Ket. Ada / Tidak No Aspek Yang Dinilai Ada B C K I Perangkat Pembelajaran 1 Analisis mata pelajaran X X 2 Program tahunan dan program X X semester 3 Program satuan pelajaran dan X X rencana pembelajaran 4 Lembar kegiatan siswa X X II Pengamatan pada saat KBM 1 Apersepsi X X 2 Memberikan motivasi X X 3 Interakasi antar siswa X X 4 Interaksi antar guru X X 5 Interaksi antar guru dan siswa X X 6 Relevansi materi dengan TPK X X 7 Teknik bertanya X X 8 Penggunaan papan tulis X X 9 Penggunaan media aplikasi X X power point 10 Respons siswa X X 11 Pengaturan waktu X X 12 Penguasaan kelas X X 13 Penguasaan materi X X 14 Membuat kesimpulan X X 15 Tes hasil belajar X X Jumlah 19 17 2 Presentase (%) 100 89,47 10,53 Dengan memperhatikan tabel 3, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar pada siklus II telah memenuhi ketuntasan. Hal ini dibuktikan dari 19 aspek yang diamati, terdapat 17 (89,47 %) aspek yang mencapai kriteria baik dan 2 (10,53 %) aspek saja yang mencapai kriteria cukup. Adapun aspek yang mencapai masih memperoleh kriteria cukup, yaitu: teknik bertanya dan pengaturan waktu. 02. Hasil Belajar Siswa Adapun hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus II ini meningkat dari presentase ratarata 63,09 % menjadi 75,31 % siswa yang memperoleh nilai di atas 6,5 (65%). Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Data tentang hasil belajar siswa pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut, siswa yang memperoleh nilai 45 sampai 54 sebanyak 1 (2,86%) orang, siswa yang memperoleh nilai 55 sampai 64 sebanyak 4 (11,43%) orang, siswa yang mendapai nilai antara 65 sampai 74 sebanyak 15 (42,86%) orang, siswa yang memperoleh nilai 75 sampai 84 sebanyak 13 (37,14%) dan siswa yang memperoleh nilai 85 sampai 94 sebanyak 2 (5,71%). Berdasarkan hasil yang dicapai oleh siswa sebagaimana dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar sebanyak 30 (85,71%), sementara siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak hanya 5 (14,29%) siswa.
Dengan memperhatikan data hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar serta data-data belajar siswa pada siklus II disimpulkan bahwa penggunaan media aplikasi power point pada materi Virus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4.3 Proses Menganalisa Data Data tentang hasil penelitian tindakan kelas di analisis secara kualitatif dengan memperhatikan hasil pengamatan dan hasil evaluasi belajar siswa yaitu: 4) Potensi siswa yang berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang ada pada proses pembelajaran. 5) Daya serap siswa pada evaluasi di akhir setiap pertemuan minimal 65% atau setiap siswa harus memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65. 6) Daya serap siswa klasikal sekurang-kurangnya 75%, artinya siswa yang memperoleh nilai sekurang-kurangnya 65 harus mencapai 75% dari keseluruhan siswa. 4.4 Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan Media aplikasi power point sangat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran dalam hal menjelaskan materi Virus seharusnya menggunakan media dimana media tersebut, perlu dibuat dan dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap awal tindakan peneliti mengalami berbagai kesulitan dalam proses pembelajaran dalam hal penggunaan media power point ini, khususnya dalam materi Virus. Hal ini disebabkan siswa belum mampu menyimpulkan / menyelesaikan soal yang diberikan, sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti banyak melakukan intervensi. Pada saat diberikan kesempatan untuk membahas soal yang diberikan sebagian besar siswa belum mampu menyelesaikan / mengerjakan. Pada siklus I ditemukan beberapa kendala seperti yang direfleksikan, yaitu: 1. Kurangnya literatur yang dimiliki siswa serta pemahaman siswa terhadap materi Virus menyebabkan keaktifan siswa masih kurang. 2. Proses pembelajaran belum efektif sebagaimana yang diharapkan. 3. Hasil belajar siswa dalam materi Virus berkisar 63,09% atau dengan rata-rata 6,31 secara klasikal. 4. Terdapat hanya 16 (45,71%) siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individual. Untuk mengatasi hal ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. 2.
Memperbaiki aspek-aspek yang berhubungan dengan perangkat pembelajaran. Memberikan motivasi kepada siswa sehingga mereka dapat memahami / menguasai materi Virus dengan baik. 3. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan, aktif dan keatif. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimalnya agar dapat mengatasi kelemahankelemahan yang diamati sebelumnya dan realisasinya akan nampak pada siklus berikutnya. Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas, hasil dari siklus II menunjukkan adanya perubahan, yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam materi Virus serta pelaksanaan belajar mengajar semakin efektif. Hal ini terlihat pada tabel data yang menunjukkan bahwa : 1. Siswa dapat berinteraksi dengan baik. 2. Proses pembelajaran berlangsung dengan tertib dan lancar. 3. Hasil belajar siswa telah mencapai 85,71% (lihat tabel 4) artinya 34 orang siswa yang dikenai tindakan, sebanyak 30 orang siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas atau telah mencapai ketuntasan belajar. Memperhatikan data tentang hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas perlu dilaksanakan, sebab penelitian ini dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada materi Virus. Hal ini dari hasil pelaksanaan siklus II, umumnya siswa sudah dapat mengerjakan / menyelesaikan tahap demi tahap mengenai materi Virus. Adapun keberhasilan siswa ini atas kerjasama yang baik antara peneliti sendiri denagn seorang guru seprofesi. Atas kerjasam yang baik menunjukkan hasil yang baik dan memuaskan pula. Berdasarkan hasil penelitin tindakan kelas pada siklus I dan siklus II seperti terlihat pada kesimpulan di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pada siklus II telah menunjukkan adanya peningkatan dari siklus sebelumnya. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,09% dengan nilai rata-rata sebesar 63,1. Sedangkan pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 75,31% dengan nilai rata-rata sebesar 75,3. Adapun capaian hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II meningkat sebesar 16,23%. KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan pembahasan mengenai hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Menggunakan media aplikasi power point, kemampuan siswa menyerap materi pembelajaran dapat ditingkatkan dan dioptimalkan. 2. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 63,09% dengan nilai rata-rata sebesar 63,1. Sedangkan pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 75,31% dengan nilai ratarata sebesar 75,3. Capaian hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II meningkat sebesar 16,23%. Saran Dari hasil simpulan diatas, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran Biologi, hendaknya guru dapat menggunakan media dalam hal ini media aplikasi power point. 2. Dalam pembelajaran Biologi, khususnya materi Virus, guru hendaknya menggunakan media aplikasi power point berupa animasi-animasi yang menarik sehingga pembelajaran jadi menyenangkan, aktif, efektif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Gafur (1985). Media Besar Media Kecil: Alat dan Teknologi Pengajaran. Semarang: IKIP Press. Ali Pandie Imansjah, 1994, Didaktik Metodik, Usaha Nasional, Jakarta Bratton, Barry. (1991). Professional Competencies and Certifcation in the Instructional Technology Field. Colorado: Englewood Cliffs, Inco. Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta : Rineke Cipta. Dimyati, M, 1992, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Dirjen Dikdasmen : Depdikbud Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2001). Kebijakan Pendidikan Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Djamarah, Bahri Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineke Cipta Duran, Corebima, 2002, Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Depdiknas Hamalik, Oemar, 1994, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Hooper, R. (1975). The Curriculum. Edinburg: Oliver &Boyd: The Open University. Harold Spears (2009), Internet ,Gttp. wwww Tanalf.co.ulu Jurnale/0020174 x Aep. Ibrahim, Muslimin, 2000 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Jawane Malau, 2006, Model-model pembelajaran. Jakarta : Departemen Agama Joice, B, & Weil, M. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs, Publ. Kardi, Suparman, 2000, Pengantar pada pengajaran dan Pengelolaan Kelas: Surabaya University Press Ibrahim, Muslimin, 2000 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Jawane Malau, 2006, Model-model pembelajaran. Jakarta : Departemen Agama Kardi, Suparman, 2000, Pengantar pada pengajaran dan Pengelolaan Kelas: Surabaya University Press Kridalaksana, Harimurti, 1993, Kamus Linguistik, Jakarta : Gramedia LPKBM MADCOMS, 2003,Panduan Lengkap Microsof Power Point, Bandung Mulyadi, Yeti, 2007, Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas Nur, Mohamad, 2000, Pengajaran Pengembangan Guru
Berpusat
Kepada
Peserta
didik.
Surabaya
:
Proyek
Nana, A. Y. 2005, Microsof Officepower Point, Bandung, Yrama, Widya Nur, Mohamad, 2000, Pengajaran Berpusat Kepada Siswa. Surabaya : Proyek Pengembangan Guru Pateda, Mansoer, (2001), Sosiolinguistik, Gorontalo: Viladan Gorontalo Pateda dan Pulubuhu, (2003), Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Gorontalo: Viladan Gorontalo _________________ (2008). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo : Viladan Gorontalo _________________ (2008). Linguistik. Gorontalo : Viladan Tarigan, Hendry Guntur, 2000, Menulis. Bandung : Angkasa