PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN Muslimah Anif 1, Diana Susanti2, Elza Safitri2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT Learning outcome is low in the because by the teaching and learning process. Process is passive. To overcome the problems encountered in the school is one model that requires student creativity is the inquiry learning model. This study aims to determine the application of inquiry learning model along with the power point media to the learning outcomes. This type of research is experimental research. Sampling technique using purposive sampling technique. Obtained sample class that is class X MIPA 2 as experiment class and class X MIPA 1 as control class. The instrument used in this cognitive domain is an objective test of 30 items. In the affective domain, the mean value of experimental class 83,36 and control class 85,54 were obtained. The average cognitive domain grade value 87.2 and control class 86.2 and in the experimental psychomotor class have an average of 71.58 and the control class is 81.48. It can be concluded that the application of inquiry learning model along with power point media can improve biology learning students of X SMA N 2 Pariaman. Keywords: Inquiry, Learning, Power Point Media PENDAHULUAN
media
Proses pembelajaran merupakan
pembelajaran
yang
sesuai
dengan materi yang dibahas dalam
suatu kegiatan interaktif yang bernilai
proses
pembelajaran.
edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi
model,
metode
antara guru dengan siswa dan siswa
pembelajaran
yang
sesuai
dengan siswa serta siswa dengan
menyebabkan
siswa
tidak
lingkungannya.
bosan dalam proses pembelajaran.
Dalam
proses
pembelajaran guru harus melibatkan
Berdasarkan
Pemilihan
maupun
observasi
media dapat merasa
yang
siswa dalam kegiatan pembelajaran
dilakukan pada bulan Agustus 2016
sehingga
dengan
belajar
siswa dan
termotivasi
kelas X di SMAN 2 Pariaman
mampu
diperoleh informasi bahwa, rendahnya
menggunakan model, metode maupun
hasil belajar biologi siswa disebabkan
guru
Dalam
guru mata pelajaran biologi
hal
pembelajaran
aktif.
untuk
harus
karena kurangnya minat dan motivasi
pelajaran dengan penelaahan sesuatu
siswa dalam belajar. Akibatnya, proses
yang bersifat mencari secara kritis,
pembelajaran bersifat pasif. Proses
analisis, dan argumentatif (ilmiah)
pembelajaran masih terpusat pada
dengan
menggunakan
guru. Terlihat bahwa, dalam proses
langkah
tertentu
belajar
kesimpulan.
mengajar
siswa
hanya
mendengarkan penjelasan dari guru,
Agar
langkah-
menuju
informasi
dapat
siswa kurang menanggapi penjelasan
disampaikan
yang diberikan oleh guru. Selain itu,
pemberian media dapat membantu
metode pembelajaran yang sering
siswa agar lebih mudah mempelajari
digunakan guru adalah diskusi dan
dan memahami materi. Salah satu
tanya
telah
media yang sesuai dengan tuntutan
menggunakan media pembelajaran,
dari model ini adalah Microsoft power
seperti media papan tulis, LKS/LDS.
point. Microsoft Power Point adalah
jawab.
Guru
juga
dengan
suatu
baik
maka
Keadaan ini menunjukan bahwa
suatu software yang akan membantu
proses pembelajaran biologi belum
menyusun sebuah presentasi yang
memperoleh hasil yang optimal, maka
efektif, professional, dan juga mudah.
dalam proses pembelajaran guru perlu
Microsoft
memilih
model pembelajaran dan
membantu sebuah gagasan menjadi
media yang tepat sehingga dapat
lebih menarik dan membantu dalam
meningkatkan motivasi dan keaktifan
pembuatan slide, outline presentasi,
siswa.
menampilkan
Diantaranya,
menggunakan
model
dengan pembelajaran
Power
Point
slide
belajar
merupakan model pembelajaran yang
terhadap pelajaran biologi.
mengajukan merumuskan hipotesis
sehingga
siswa
berminat
pemasalahan,
pertanyaan-pertanyaan, hipotesis, dan
kesimpulan.
yang
meningkatkan keinginan siswa dalam
inkuiri. Model pembelajaran Inkuiri
mengemukakan
akan
menguji
pengambilan
Penelitian
ini
merupakan
penelitian eksperimen. Penelitian ini
Usman
menggunakan dua kelas sampel, yaitu
(2005:23) menyatakan bahwa inkuiri
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
adalah
Rancangan penelitian yang digunakan
suatu
Menurut
METODE PENELITIAN
cara
penyampaian
adalah
Randomized
Control-Group
1.
Ranah Afektif
Postest Only Design. Pengambilan sampel
dilakukan
dengan
Penilaian ranah afektif dilakukan
teknik
selama dalam proses penelitian afektif
purposive sampling, dimana kelas
siswa dapat dilihat pada gambar 1
eksperimen yaitu X MIPA2 dan kelas
dibawah ini.
kontrol X MIPA1. Prosedur
100
penelitian
persiapan, pelaksanaan, tahap akhir. Instrumen
yang
Eksperimen Kontrol
tahap
digunakan
50
dalam
penelitian ini adalah seperangkat tes
0
A
yang digunakan untuk hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Agar didapat tes yang benar-benar valid, reliabilitas
serta
pembeda,
validitas dan reabilitas. Maka terlebih dahulu dilakukan uji coba tes. Dalam data
akan
diadakan
uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dan teknik penilaian pada ranah
afektif
berdasarkan
A = Menghargai Pendapat Teman dalam Belajar B = Bertanggung Jawab
memperhatikan
indeks kesukaran, daya
analisis
B
dan
kriteria
psikomotor Permendikbud
Gambar 1. Rata-rata ranah afektif pada kelas sampel Berdasarkan
1,
Penilaian ranah afektif mencakup dua aspek yang diamati yaitu menghargai pendapat
teman
dalam
proses
pembelajaran dan bertanggung jawab, pada kelas eksperimen untuk indikator menghargai
2015.
Gambar
pendapat
teman
didapatkan rata-rata nilai 81,9 dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kelas kontrol 84,16. Sedangkan Berdasarkan
penelitian
untuk indikator bertanggung jawab
yang telah dilakukan pada bulan April-
pada kelas eksperimen didapatkan
Mei
rata-rata 85,84 dan pada kelas kontrol
2017
untuk
hasil
kedua
kelas
ekperimen dan kontrol yang meliputi
rata-rata
tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
dan psikomotor.
hasil belajar kelas eksperimen dengan
78,89.
menggunakan
Hasil
model
penelitian
pembelajaran
inkuiri
lebih rendah dibandingkan
pendapat teman dengan menggunakan
kelas kontrol dengan menggunakan
kata
metode saintifik.
Sedangkan pada indikator bertanggung
Penyebab
rendahnya
yang
tidak
memojokkan.
hasil
jawab siswa sangat bertanggung jawab
belajar siswa pada ranah afektif kelas
dalam melaksanakan tugas kelompok
ekperimen disebabkan karena pada
diskusi, menuliskan laporan diskusi
saat pembelajaran di kelas eksperimen,
sesuai dengan tujuan pembelajaran
ada
dan
siswa yang sangat aktif, dan
secara
sistematis
dan
beberapa siswa yang hanya terpaku
mengumpulkan laporan tepat waktu
diam karena siswa tersebut masih
yang telah ditentukan.
malu-malu untuk menanggapi jawaban
Hal ini terlihat dengan adanya
yang disampaikan oleh temannya.
bertanggung jawab dan menghargai
Menurut Kunandar (2013:100) sikap
pendapat
menentukan hasil belajar seseorang.
pembelajaran dimana pada masing-
Sikap
masing
siswa
yang
baik
akan
teman
siswa
dalam
proses
mendapatkan
tugas
menunjukan prilaku yang baik dan
kelompok dan individu,
pengetahuan yang baik, jika sikap
bisa
siswa itu baik maka prilaku siswa
menghargai
juga
jika
dengan baik pada saat berkelompok.
maka
Disaat kelompok lain tampil didepan
prilakunya pun juga akan buruk, dan
maka dan menanggapi pendapat dari
pengetahuannya
buruk,
kelompok yang lainya, hal ini sesuai
karena antara sikap dan pengetahuan
dengan pendapat Rohani (2010:195)
memiliki hubungan yang erat dan
keberhasilan
saling mempengaruhi.
semata-mata
sikap
akan
baik, sebaliknya
siswa
itu buruk
pun
akan
melihat
siswa pendapat
peserta
disanalah
yang
mana
temannya
didik
kemampuan
tidak yang
Meningkatnya penilaian afektif
dimilikinya, tetapi juga ditentukan
pada kelas kontrol disebabkan oleh
oleh minat, perhatian dan motivasi
pada indikator menghargai pendapat
belajar.
teman dalam proses pembelajaran.
Ranah afektif adalah ranah yang
Siswa sangat menghargai pendapat
berkaitan dengan sikap dan nilai.
teman dalam proses diskusi maupun
Ranah afektif
presentasi kelompok dan menanggapi
2011:54-56) , Dikelompokkan menjadi
menurut (Sudijono
lebih rinci lagi dalam lima jenjang
maka data homogen. Maka hasil uji t
yaitu: (1) receiving yaitu menerima
Th>Tt dimana thitung < ttabel = 0,70 <
atau memperhatikan, (2)responding
1,67 sehingga hipotesis ditolak.
yaitu menanggapi, (3) valuing yaitu menilai
atau
organization
memperhatikan, yaitu
(4)
mengatur
dan
dan
(5)
mengorganisasikan,
characterization by a value or value complek yaitu karakterisasi dengan suatu nilai atau kelompok nilai.
ranah
diambil dari nilai tes akhir penelitian dengan jumlah soal 30 buah dalam bentuk pilihan ganda. Rata-Rata nilai siswa
pada
ranah
kognitif
dilakukan pada akhir penelitian ratarata hasil belajar pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.
kognitif
kelas
eksperimen yaitu 87,2. Siswa yang mencapai
2. Ranah Kognitif Penilaian
Penilaian pada ranah kognitif
nilai
KKM
dikelas
eksperimen sebanyak 26 orang dengan persentase
ketuntasan
89,7%.
Sedangkan nilai siswa yang tidak mencapai
KKM sebanyak 10,3%,
nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 86,2. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 20 orang 8%. Sedangkan
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
nilai siswa yang berada dibawah KKM
Kontrol
sebanyak 5 0rang 2%
Berdasarkan
hasil analisis data dan tes akhir diketahui bahwa hipotesis ditolak. X MIPA 2
X MIPA 1
Tingginya hasil belajar pada ranah kognitif disebabkan oleh siswa
Gambar 2. Rata-Rata Kognitif kelas Sampel. Dari Gambar 2 terlihat bahwa hasil biologi pada kelas eksperimen 87,2 sedangkan kelas kontrol 86,2. uji normalitas berdistribusi
Lo
<
Lt
maka
data
normal.
Hasil
uji
homogenitas pada kelas sampel Fh
dituntut
untuk
permasalahan
sendiri
materi
tujuan
dari
menemukan berdasarkan pembelajaran
dengan menggunakan beberapa buku sumber yang dibagikan perindividu. Dengan demikian siswa tidak dituntut untuk
menghafal
menekankan
pada
tetapi
lebih
kemampuan
mengembangkan
hipotesis
yang
media powerpoint terdapat pengaruh
diperoleh tentang sub topik yang
pada hasil belajar biologi sedangkan
dibahas. Menurut Slameto (2010:57)
kelas kontrol dengan menggunakan
minat besar hasilnya pada pengaruh
metode saintifik tidak berpengaruh
belajar, jika pelajaran yang dipelajari
terhadap hasil belajar biologi. Hal ini
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
berarti proses pembelajaran pada kelas
tidak akan belajar dengan sebaik-
Eksperimen
baiknya.
model pembelajaran inkuiri disertai
Kemudian dilihat hasil belajar pada
kelas
kontrol
dengan
dengan
menggunakan
media power point telah berada pada tingkat
keberhasilan
baik/minimal
menggunakan metode saintifik yang
dalam proses pembelajaran dan kelas
terdiri
menanya,
kontrol dengan menggunakan metode
mengumpulkan data, mengasosiasi,
saintifik yang berada pada tingkatan
dan mengkomunikasikan tanpa disertai
belum
model pembelajaran. Pada kegiatan
pembelajaran .
mengamati dan mengumpulkan data
Menurut
dari
siswa
mengamati,
kurang termotivasi untuk
membaca dibagikan
buku guru
sumber tersebut
yang sehingga
baik
Model
dalam
Trianto
proses
(2009:114).
Pembelajaran
inkuiri
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis
kontekstual.
kegiatan menanya dan mengumpulkan
Pengetahuan dan keterampilan yang
data hanya sedikit pertanyaan dan data
diperoleh siswa diharapakan bukan
yang
tujuan
hasil mengingat seperangkat fakta-
pembelajaran kurang tercapai dengan
fakta, tetapi hasil dari menemukan
baik. Menurut Rusman (2011:131)
sendiri. Siklus inkuiri terdiri dari:
kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
Observasi
dua orang pelaku, yaitu guru dan
(questioning),
siswa.
(hiphotesis), pengumpulan data (data
terkumpul
Interaksi
sehingga
yang
terjadi
(observation),
diharapkan dapat menumbuhkan minat
gathering),
dan keaktifan siswa dalam belajar.
(conclussion).
Dari kedua kelas sampel yaitu kelas ekperimen dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri disertai
bertanya
mengajukan
dugaan
penyimpulan
3. Ranah Psikomotor Penilaian dilakukan
ranah
psikomotor
setelah
proses
pembelajaran. Data hasil penilaian
menggunakan
psikomotor
inkuiri
pada
pada
kelas
model
pembelajaran
lebih rendah dibandingkan
eksperimen dan kontrol dapat dilihat
kelas kontrol dengan menggunakan
pada Gambar 3.
metode saintifik. Berdasarkan analisis data yang
100
telah dilakukan didapatkan nilai rata-
80
Ekseprimen Kontrol
60
rata kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan
kelas
kontrol.
40
disebabkan
karena
pada
kelas
20
eksperimen
laporan
diskusi
yang
dibuat
0
A
oleh
siswa
masih
belum
lengkap, misalnya pada kertas laporan
B
siswa tidak membuat nama anggota
A = Kelengkapan Laporan B = Kerapian dan Kejelasan Tulisan
kelompok dan topik pembahasan tidak
Gambar 3.Rata-Rata RanahPsikomotor Kelas Sampel
sistematis
dengan
kriteria
yang
ditentukan sehingga laporan diskusi
Berdasarkan Gambar 3 penilaian
kurang rapi, serta komponen laporan
ranah psikomotor mencakup dua aspek
tidak lengkap dan laporan kurang
yang
bersih.
diamati
laporan
diskusi
yaitu dan
kelengkapan kerapian,
Penilaian ranah psikomotor pada
dalam
kelas kontrol memiliki rata-rata lebih
eksperimen
tinggi dibandingkan kelas ekperimen.
untuk indikator kelengkapan laporan
Meningkatnya penilaian keterampilan
diskusi didapatkan rata-rata 81,72 dan
pada kelas kontrol disebabkan laporan
pada kelas kontrol 85. Sedangkan
diskusi yang dibuat sudah lengkap,
untuk indikator kerapian, kebersihan,
terdapat komponen nama kelompok
dan
penulisan
dan dalam penulisan tidak memiliki
didapatkan rata-rata 76,66 dan pada
coretan dan ditulis dengan rapi dan
kelas kontrol 76,88. Hasil penelitian
bersih. Hal ini didukung dengan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pendapat Sugono (2009:23) bahwa
hasil belajar kelas eksperimen dengan
teknik
penulisan
apabila
suatu
kebersihan
dan
penulisan,
pada
kejelasan
kejelasan kelas
dalam
dikatakan
tulisan
itu
baik mudah
dipahami sesuai dengan topik yang
psikomotor pada kelas X SMA N 2
dibicarakan dan ditata rapi.
Pariaman.
Berdasarkan data yang diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
dari ketiga ranah yang diamati, maka pada ranah kognitif
lebih baik dari
pada kelas kontrol sedangkan pada
Aunurrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
ranah afektif dan ranah psikomotor pada kelas eksperimen lebih rendah
Kunandar. 2013, Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers.
dari pada kelas kontrol. Dari analisis data
yang
diperoleh
siswa
yang
memiliki nilai tes akhir yang tinggi pada umumnya memiliki
predikat
sangat baik pada ranah afektif dan psikomotor. Nilai afektif, kognitif dan psikomotor saling mempengaruhi satu sama lainnya. Menurut Aunurrahman (2010: 54) bahwa hasil belajar dari ketiga ranah bukan merupakan bagianbagian yang terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling
KESIMPULAN Berdasarkan hasil telah
Model-Model Jakarta :
Rohani. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Sugono. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta : Gramedia Pusat Utama.
terkait.
yang
Rusman, 2011. Pembelajaran. Rajawali Pers.
dilakukan,
penelitian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.
pembelajaran inkuiri disertai media power point dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah afektif dan
Usman, 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Press.