PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 29 JAKARTA
SKRIPSI Diajukkan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MUHAMAD RIZKY NIM : 1111015000098
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK
Muhamad Rizky, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta, Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian the post-test only control design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X IIS SMA Negeri 29 Jakarta, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. dipilih dua kelas sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas X IIS 2 sebagai kelas Eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar sosiologi berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dan uji Mann-Whitney (Uji “U”). Rata-rata nilai hasil belajar diperoleh nilai 77,63 untuk kelas eksperimen dan 71,8 untuk kelas kontrol. yang berarti nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar sosiologi siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran tradisional. Berdasarkan perhitungan uji-t pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed) (0,909) yang berarti lebih besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2-tailed) (0,909) > a (0,05) atau sama dengan thitung < ttabel yang berarti H0 diterima , jadi hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Berarti tidak ada pengaruh terhadap nilai tes. Hasil perhitungan untuk nilai postest ternyata didapat sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U > Ukritis yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada pengaruh dan perbedaan setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan pembelajaran konvensional.
Kata kunci: model pembelajaran discovery learning, hasil belajar
i
ABSTRACT
Muhammad Rizky, Discovery Learning Model Learning Effect Learning Outcomes Of Sociology Class X SMA Negeri 29 Jakarta, Thesis Department of Education of Social Sciences, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aims to determine the effect of discovery learning model learning on learning outcomes of sociology students. The method used is quantitative method with a quasi-experimental research design of the post-test only design. The population is all students of class XI IS SMA Negeri 29 Jakarta, with sampling using purposive sampling. two classes chosen as samples in this study, namely the class X IIS 2 as a class experiment and IIS 3 class X as the control class. The instruments used were the test results of studying sociology with five multiple choice answers. The data analysis technique used in this study is t-test and Mann-Whitney test (Test "U"). The average value of learning outcomes obtained value 77.63 to 71.8 for the experimental class and control class. which means that the average value of the results of studying sociology students are taught using learning discovery learning model is higher than the average value of the results of studying sociology students are taught using traditional learning models. Based on the calculation of the t-test for a class pretest control and experimental result shows the value Sig (2-tailed) (0.909) which is longer than a (0.05), which means Sig (2-tailed) (0.909)> a (0 , 05) or equal to tcount
a (0,05) or equal to U> Ukritis meaning H0 is accepted. Means no influence and difference after using discovery learning model learning with conventional learning.
Keywords: discovery learning model, outcomes
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya hingga insya Allah sampai kepada kita selaku umatnya yang selalu mengikuti ajarannya serta selalu taat kepada Allah SWT. Aamiin yaa Robbal Aalamiin. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah bekerjasama dan sangat membantu proses penyelesaian pelaksanaan penelitian sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua & Bapak Syaripulloh, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 3. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing saya dalam perkuliahan. 4. Bapak Dr. Nurochim, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Tri Hajarwati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberi masukan, ilmu, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
iii
5. Para dosen-dosen jurusan pendidikan IPS yang telah memberikan ilmu-ilmunya selama proses perkuliahan ini yang diberikan kepada penulis. 6. Ibu Dra. Carol Titaley selaku kepala sekolah SMA Negeri 29 Jakarta yang sudah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak Drs. Sugiatno selaku wakil kepala sekolah yang selalu memberikan pesan, saran dan arahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian. 8. Bapak Sururudin, S.Pd selaku guru mata pelajaran sosiologi yang senantiasa memberikan kesempatan, saran, serta arahan
kepada
penulis selama melaksanakan penelitian. 9. Kedua orang tua penulis, alm. papa Apid Ruskandi serta mama Iis Rohmaniah
yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dan
dukungannya baik moril maupun materil 10. Saudara dan sepupu penulis Yunita Damayanti, Achmad Faridz, Firman Hidayah, Yuliani, Teh iyang, Vira, Vini, Vany, dan Reza yang selalu
memberikan
semangat
kepada
penulisselama
proses
perkuliahan. 11. Bibi Titin Lisnawati, bibi Anih, Mang Asep, Mang Wawan yang selalu memberikan motivasi yang begitu besar selama ini. 12. Para siswa dan siswi kelas X SMA Negeri 29 Jakarta yang selama ini telah bersedia belajar bersama-sama dengan praktikan. 13. Teman-teman BDS Fari Agung, Firdaus, Akmal M, Khoirul F, Dedi P, Emil DF, Sadam H, Delvi A, Jonathan A, Dendy H, Ibent dan Antoni yang senantiasa bbersama penulis dikala suka maupun duka. 14. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2011 dan teman-teman konsentrasi Sosiologi yang senantiasa membantu memberi masukkan untuk peneliti dalam proses selama melaksanakan penelitian. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan Alhamdulillahirobbil’alamiin atas rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
.
Jakarta, 29 Oktober 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7 C. Pembatasan Masalah........................................................................ 7 D. Perumusan Masalah ......................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritis ............................................................................ 9 1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning ...................... 9 a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................... 9 b. Pengertian Discovery Learning ................................................ 11 c. Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning .................... 13 d. Langkah-langkah Discovery Learning ..................................... 13
vi
e. Keunggulan & Kelemahan Discovery Learning ...................... 15 f. Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning .................... 17 2. Hakikat Hasil Belajar ..................................................................... 20 a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 20 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................... 21 c. Pengukuran Hasil Belajar ......................................................... 22 3. Hakikat Sosiologi ........................................................................... 24 a. Pengertian Sosiologi.................................................................. 24 b. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi .............................................. 26 c. Karakteristik Sosiologi .............................................................. 27 d. Manfaat Sosiologi ..................................................................... 28 B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 30 C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 32 D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 34 B. Metode Penelitian ............................................................................ 35 C. Desain Penelitian ............................................................................. 35 D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 36 E. Populasi dan Sampel........................................................................ 39 F. Variabel Penelitian .......................................................................... 39
vii
G. Teknik & Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 40 H. Teknik Validasi Data ....................................................................... 44 1. Uji Validitas .................................................................................. 44 2. Uji Reliabilitas............................................................................... 45 3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 46 4. Daya Beda ..................................................................................... 46 I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 47 1. Uji Normalitas ............................................................................... 47 2. Uji Homogenitas ........................................................................... 48 3. Uji Hipotesis.................................................................................. 48 J. Hipotesis Statistik ............................................................................ 49 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Validasi Data .......................................................................... 51 1. Uji Validitas .................................................................................. 51 2. Uji Reliabilitas............................................................................... 51 3. Taraf Kesukaran ............................................................................ 52 4. Daya Beda ..................................................................................... 52 B. Hasil Belajar Siswa.......................................................................... 54 1. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................ 54 2. Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................. 55 3. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........ 56 4. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen . 57 5. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Pretest dan Postest .................. 59
viii
C. Hasil Analisis Data .......................................................................... 60 1. Uji Normalitas ............................................................................... 60 2. Uji Homogenitas ........................................................................... 62 3. Uji Hipotesis.................................................................................. 64 D. Hasil Observasi ................................................................................ 66 E. Hasil Wawancara ............................................................................. 66 F. Pembahasan Penelitian .................................................................... 67 G. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 72 B. Saran ................................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian ............................................................32 Tabel 3.2 Desain Penelitian.................................................................................34 Tabel 3.3 Kisi-kisi Butir Soal .............................................................................39 Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi ..............................................................................39 Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara Terhadap Guru ..................................................39 Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara Terhadap Siswa ................................................40 Tabel 3.7 Kategori Besarnya Reliabilitas............................................................42 Tabel 4.1 Klasifikasi Uji Validitas ......................................................................47 Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ..........................................48 Tabel 4.3 Klasifikasi Daya Beda .........................................................................49 Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Penelitian .......................................................50 Tabel 4.5 Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ......................................51 Tabel 4.6 Hasil Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen .....................................51 Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol .........................52 Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ..................53 Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol..............................56 Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen .....................57 Tabel 4.11 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................58 Tabel 4.12 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ................58 Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pretest Kontrol & Eksperimen Melalui Uji t ..............60 Tabel 4.14 Uji Hipotesis Nilai Postest Kontrol & Eksperimen Melalui Uji U ...6
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Line Nilai perkembangan Pretest dan Postest .......................55 Grafik 4.2 Grafik Batang Nilai Perkembangan Pretest dan Postest ..................55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Profil Sekolah
Lampiran 2
Lembar Observasi 1
Lampiran 3
Lembar Observasi 2
Lampiran 4
Lembar Observasi 3
Lampiran 5
Kutipan Wawancara
Lampiran 6
Hasil Wawancara
Lampiran 7
Hasil Pengujian ANATES
Lampiran 8
Hasil Soal yang Valid
Lampiran 9
RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 10 RPP Kelas Kontrol Lampiran 11 Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest nt
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui pendidikan bisa membentuk sebuah karakter seorang anak, dan dengan pendidikan pun seseorang bisa mengembangkan potensinya didalam pendidikan. Didalam kamus besar bahasa Indonesia, “secara bahasa pendidikan berasal dari kata dasar didik yang diberi awalan memenjadi mendidik (kata kerja) yang artinya memelihara dan memberi latihan”.1 Sedangkan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli adalah menurut John Dewey dalam menjelaskan “pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang konstan dari pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya”.2 Menurut Mudyahardjo “pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal”. 3 Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga dijelaskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 4 Dari beberapa pendapat diatas, bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana 1
Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 96. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 41 3 Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 52. 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 2
1
2
(bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknya kepribadian dan akhlak mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Implementasi sistem di Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya,
dari
kurikulum
2004
dan
KTSP
2006.
Dalam
pengimplementasian kurikulum 2013 banyak sekali kendala yang dihadapi didalam prosesnya. Menurut Furqon Hidayatullah yang merupakan Pemerhati pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyatakan bahwa ada delapan masalah. Yaitu : Sulitnya mengubah mindset guru, perubahan proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered, rendahnya moral spiritual, budaya membaca dan meneliti masih rendah. Kemudian, kurangnya penguasaan teknologi informasi, lemahnya penguasaan bidang administrasi, dan kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kognitif. Padahal, semestinya guru juga harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik. Permasalahan kedelapan atau yang terakhir, masih banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, terlebih setelah diberlakukannya kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru harus menjadi manusia pembelajar.5 Pembelajaran itu sebenarnya sangat terkait pada bagaimana bisa menyatukan dan membangun interaksi antara dua komponen yaitu guru dan juga peserta didik. Dalam hubungan interaksi dikelas guru menjadi pusat perhatian dari para peserta didik. Mulai dari gaya pembelajaran, sikap, kedisiplinan, pengetahuan, serta hal-hal lainnya. Guru pun bisa jadi objek penilaian yang dilakukan oleh peserta didik, tak jarang peserta didik melakukan imitasi dari kebiasaan atau pola pikir yang dilakukan oleh gurunya. 5
Ferdinandus,” Ini Delapan Masalah dalam Implementasi Kurikulum 2013”, metronews.com, Surakarta, 19 Oktober 2014, h. 1.
3
Interaksi yang baik dapat dilihat dari suatu keadaan dimana guru mampu membuat peserta didik bisa belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauan dan keinginannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada didalam kurikulum untuk kebutuhan dari mereka sendiri. Karena itu, setiap pembelajaran, terutama pembelajaran sosiologi hendaknya berupaya menggambarkan nilai-nilai yang terkandung pada kurikulum dan menghubungkan dengan kenyataan yang ada pada peserta didik. Mata pelajaran Sosiologi sendiri pun sangat penting didalam dunia pendidikan, karena disitu kita akan mempelajari banyak apa-apa yang harus dilakukan oleh manusia. Contohnya, interaksi sosial yang harus dilakukan peserta didik disekolah dan nilai dan norma sosial apa saja yang harus ditaati peserta didik. Sosiologi juga berperan sangat penting didunia pendidikan karena dari belajar sosiologi lah peserta didik dapat menerapkan perilaku yang baik itu seperti apa. Untuk mengarah ke efiensi dalam mengolah pendidikan, kegiatan belajar-mengajar harus mengarah kepada kemandirian peserta didik dalam belajar. Menurut teori konstruktivisme
peserta
didik
harus
menemukan
sendiri
dan
mentransformasikan informasi kompleks. Mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.6 Selama ini dari apa yang saya amati masih ada guru sosiologi yang menjelaskan materi hanya dengan ceramah namun jarang sekali peserta didik diikut sertakan aktif dalam mengembangkan materi sehingga hanya terjadi guru mentransfer ilmu ke siswa namun tanpa adanya timbal balik didalam prosesnya. Mata pelajaran sosiologi di tingkat sekolah menengah atas merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi yang cukup abstrak dan harus mampu berfikir kritis. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model, 6
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta Prestasi Pustaka, 2007) h. 13.
4
strategi, dan media pembelajaran yang tepat, sehingga target ketuntasan belajar siswa dapat tercapai. Peran model pembelajaran sosiologi pun sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan model pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang materi pelajaran sosiologi yang diajarkan oleh guru. Akan tetapi, pada kenyataannya penggunaan model pembelajaran sosiologi oleh guru belum maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak permasalahan yang menyebabkan guru kurang memaksimalkan peran model untuk pembelajaran sosiologi. Adapun permasalahan tersebut diantaranya adalah keterbatasan model pembelajaran sosiologi yang diajarkan guru. Dengan adanya keterbatasan model pembelajaran sosiologi, maka dalam proses belajar pada pelajaran sosiologi membuat siswa menjadi kurang tertarik dengan mata pelajaran sosiologi, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar sosiologi yang didapat siswa. Hal serupa juga dialami siswa kelas X SMA Negeri 29 Jakarta, dimana siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran sosiologi, hal ini dikarenakan guru sosiologi hanya ceramah di depan kelas dan tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariatif untuk membuat siswa tertarik dengan pelajaran sosiologi. Terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 29 Jakarta, dari kelas X IIS ada sekitar 45% siswa yang memperoleh nilai sosiologi berkisar antara 50-70. Sementara nilai sosiologi mencapai standar ketuntasan yakni 75. Hal lain juga ditunjukkan dari hasil wawancara kepada 20 siswa pada hari Kamis 23 April 2015 pukul 11.45 WIB, diperoleh data yang menyatakan bahwa siswa merasa kurang tertarik dengan pelajaran sosiologi karena siswa mengaku bahwa pelajaran sosiologi selalu menekankan pada aspek membaca, menulis, dan menghafal. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas X IIS SMA Negeri 29 Jakarta, menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang
5
maksimal. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang materi yang diajarkan oleh guru, siswa memerlukan model pembelajaran yang menarik. Dalam pembelajaran sosiologi dibutuhkan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Mengajar harus bertitik tolak dari kondisi siswa untuk diberi berbagai pengalaman baru, serta pemberian bimbingan untuk memperoleh berbagai pengalaman baru guna mencapai berbagai kemajuan. 7 Dan didalam kurikulum 2013 pada jenjang SMP dan SMA
dilaksanakan
menggunakan pendekatan ilmiah demi mencapai kemajuan tersebut. Sebagaimana permendikbud no 65 tahun 2013 tentang proses pendidikan dasar dan menengah mengisyaratkan perlu kaidah-kaidah pendekatan saintifik ilmiah. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif dibandingkan pembelajaran tradisional.8 Banyak para ahli mengatakan pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah/saintifik
siswa
bisa
mengembangkan
dan
mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan yang dia miliki. Dan siswa juga bisa menyelidiki fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang sedang terjadi. Artinya disini siswa diajarkan bagaimana cara menemukan kebenaran ilmiah dan bukan opini apalagi fitnah didalam sebuah fenomena yang terjadi. Untuk memperkuat pendekatan saintifik perlu diaplikasikan pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Model
discovery
learning
adalah
didefinisikan
sebagai
proses
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented 7
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2007), h. 92. 8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran “dalam Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013; Konsep Pendekatan Scientifiic, 2013, h. 1-3.
6
with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self”. Ide gagasan dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di dalam kelas. Model discovery learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles in the mind. Seseorang guru yang mengajar mengunakan model ini harus menjelaskan tugas apa yang harus peserta didik lakukan. Apa tujuan dari tugas itu lalu kemana mereka harus mencari informasi, mengolah, membahas, dalam kelompoknya masing-masing. Tujuan
digunakan
pendekatan
saintifik
dengan
model
pembelajaran discovery learning adalah supaya pembelajaran lebih menarik dan peserta didik bisa ikut aktif. Pengetahuan siswa semakin luas, interaksi dengan guru bisa terjalin dan para peserta didik bisa memecahkan masalah dari suatu permasalahan. Hasil penelitian sebelumnya Skripsi yang ditulis oleh Siti Zubaedah mahasiswa jurusan pendidikan matematika fakultas sains dan teknologi UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2 Tahun Pelajaran 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode discovery learning yang dilakukan melalui kegiatan investigasi berupa pengumpulan dan pemprosesan data oleh peserta didik untuk menemukan suatu konsep, refleksi dan penemuan tugas ternyata dapat meningkatkan dan kreatifitas peserta didik difokuskan pada saat investigasi. Dari melihat hasil Penelitian yang sudah pernah dilaksanakan maka dari itu peneliti menawarkan pembelajaran Sosiologi menggunakan pendekatan saintifik
7
model discovey learning. Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMA Negeri 29 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas maka yang jadi permasalahan terkait penelitian ini adalah: 1. Minat belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi masih rendah. 2. Guru masih kurang kreatif didalam proses pembelajaran sosiologi. 3. Guru sosiologi selalu menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga menumbuhkan rasa kejenuhan didalam diri para peserta didik. 4. Sebagian besar hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran sosiologi.
C. Pembatasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas, maka peneliti sangat menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan penelitian, baik tenaga, biaya, maupun waktu. Agar lebih terarah, maka peneliti membatasi permasalahan pada: 1. Guru sosiologi selalu menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga menumbuhkan rasa kejenuhan didalam diri para peserta didik. 2. Sebagian besar hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran sosiologi. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil belajar sosiologi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “adakah
8
pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 29 Jakarta?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 29 Jakarta.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Kalau dilihat secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk
menjadi
bahan
referensi
untuk
para
guru,
untuk
mengembangkan terutama di bidang pendidikan. Karena penelitian ini berhubungan dengan bidang pendidikan. 2. Untuk menambah wawasan yang lebih luas di bidang pendidikan mengenai pendekatan saintifik didalam pembelajaran terutama model discovery learning.
2. Manfaat praktis Secara praktis mudah-mudahan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai : 1. Menjadi bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah SMA Negeri 29 Jakarta dalam memahami pentingnya pembelajaran menggunakan pendekatan sanitifik terutama di mata pelajaran sosiologi. 2. Menjadi bahan masukan bagi guru-guru SMA Negeri 29 Jakarta untuk memahami pendekatan saintifik model discovery learning terutama di mata pelajaran sosiologi.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Model Pembelajaran Discovery Learning Discovery
learning
merupakan
salah
satu
model
pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dan model discovery learning adalah suatu pendekatan dan model pembelajaran wajib yang harus diterapkan didalam kurikulum 2013. Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
tersendiri
bahwa
pendekatan
saintifik
(scientific
appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba/mencipta,
1
menyajikan/mengkomunikasikan. Model pembelajaran discovery learning salah satu model pembelajaran yang sangat mendukung dalam pengimplementasiannya.
a. Pengertian Model Pembelajaran Sebelum membahas tentang model pembelajaran terlebih dahulu dikaji secara mendalam apakah yang dimaksud dengan model. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam melakukan suatu tutorial dan untuk 1
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.“Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran“ dalam diklat guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013; konsep pendekatan scientific, Bandung, 2013.
9
10
menentukan suatu perangkat yang akan dipakai dalam proses tersebut. Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang
sistematis
dalam
mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.2 Artinya setiap aktivitas pembelajaran akan selalu menggunakan model sebagai peninjau kesuksesan proses belajar mengajar karena model pembelajaran merupakan suatu perangkat yang telah tersedia untuk kelangsungan belajar. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Salah satu contoh model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana kelompok-kelompok siswa bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah yang telah disepakati bersama dan disepakati guru. Ketika guru menerapkan model tersebut tuntutan kepada siswa harus mampu berpiki kritis dan mampu menggali keterampilan yang ada dalam dirinya untuk memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya. Sebagai salah satu contoh berdasarkan tujuan yaitu pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar seperti memahami kebutuhan dalam kegiatan ekonomi atau topik-topik bahasan lain yang berkaitan dengan penggunaan alat.
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2009) h. 22
11
Setiap model pembelajaran membutuhkan lingkungan yang berbeda. Misalnya pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedianya meja dan kursi yang dapat dengan mudah untuk dipindahkan. Pada model diskusi para siswa membutuhkan duduk bersamaan dan berhadap-hadapan untuk mencurahkan pendapat dari masingmasing siswa tersebut. Menurut Khabibah, bahwa untuk melihat tingkat kelayakan model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi
untuk
memvalidasi
model
pembelajaran
yang
3
dikembangkan. Yang dimaksud ahli dan praktisi disini adalah seorang guru, dimana guru dituntut mampu mengembangkan model pembelajaran agar suatu proses pembelajaran dengan topik tertentu dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu guru harus mampu memilih model yang sesuai dengan kebutuhan pengajaran tersebut dan terutama sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran harus perlu dipertimbangkan terlebih dahulu agar model tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain harus mempertimbangkan guru juga harus mampu mengembangkan potensi dirinya agar model pembelajaran berlangsung secara sempurna dan materi yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
b. Pengertian Discovery Learning Discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para peserta didik utuk mencari dan menyelidiki 3
Ibid h. 25
12
secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.4 Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip. Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat
dugaan,
menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses
mental
memberikan
sendiri,
intruksi.
guru Dengan
hanya
membimbing
demikian
dan
pembelajaran
discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Metode ini mencoba menggabungkan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan peserta didik lebih mandiri, dan reflektif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses
4
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep dan Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009) h. 77.
13
belajar-mengajar guru memperkenankan peserta didiknya menemukan sendiri beragam informasi yang dibutuhkan.5
c. Fungsi Model Pembelajaran Discovery Learning Ada beberapa fungsi model discovery learning, yaitu sebagai berikut : a. Membangun komitmen dikalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam pembelajaran. b. Membangun sikap, kreatif, dan inovatif dalam proses pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. c. Membangun sikap percaya diri (self Confidance) dan terbuka (openess) terhadap hasil penemuannya.6
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning yaitu ada persiapan dan pelaksanaan untuk persiapan terdiri dari: a. Menentukan tujuan pembelajaran. b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya, belajar dan sebagainya). c. Memilih mata pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
5
Ahmad Munjir Nasih dan Lilik Nur Kholidah. Metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam, (Bandung: PT. Refika Aditama: 2009), h. 94. 6 op. cit., h. 78.
14
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Dan pada tahap pelaksanaan mempunyai beberapa langkah pula sebagai berikut: a. Stimulasis (pemberian perangsangan) Guru mulai bertanya mengajukan persoalan, atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memusat permasalahan. b. Problem stetement (mengidentifikasi masalah) Peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan,
sebanyak
mungkin
memilihnya
yang
dipandang lebih menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. c. Data Collection (pengumpulan data) Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca literatur, mengamati objeknya, mencoba sendiri dan sebagainya d. Data proccesing (pengolahan data) Semua informasi itu diolah, diacak, diklarifikasi, ditabulasi, bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta diitafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. e. Verifikasi Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada tersebut, pertanyaan yang telah dirumuskan terdahulu dicek, apakah terbukti apa tidak.
15
f. Generalisasi Berdasarkan verifikasi, siswa belajar menarik verifikasi atau kesimpulan tertentu.7
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
e. Keunggulan
dan
Kelemahan
Model
Pembelajaran
Discovery Learning Dalam
menggunakan
model
pembelajaran
discovery
learning mempunyai Beberapa keuntungan yaitu: a. pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat. b. hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya. c. secara
menyeluruh
belajar
discovery
meningkatkan
penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan7
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar-mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 117.
16
keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk sebagai berikut: a. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir. b. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat. c. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat. d. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks. e. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: a. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan
dengan
memberikan
informasi
secara
singkat.
Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. b. Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami
kesulitan
abstrak
atau
berfikir
atau
17
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan
menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan timbulnya kegiatan diskusi. c. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. d. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. e. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. f. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. g. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berfikir yang akan ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru, dan proses penemuannya adalah dengan bimbingan guru.8
f. Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Pendekatan saintifik dan discovery learning merupakan pendekatan dan model atau strategi pembelajaran aktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar peserta didik berusaha menemukan sendiri beragam informasi yang dibutuhkan. Dalam pembelajaran bukan hanya guru yang aktif atau menjelaskan terus-menerus materi yang dipelajari tapi 8
Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1986) h. 122.
18
peserta didik juga berperan aktif mencari sendiri informasiinformasi untuk melengkapi materi pembelajaran yang dipelajari. Pendekatan saintifik ini juga disebut pendekatan 5 M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan menyajikan (mempublikasikan). Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran) dan tematik (dalam satu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning).9 Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik model discovery learning: a. Mengamati melalui problem statement Dalam langkah mengamati peserta didik mencari informasi dengan
cara
melihat,
membaca,
mencermati,
dan
menyimak. Sedangkan model discovery learning pada tahap problem statement peserta didik diminta untuk mengidentifikasi suatu problem yang ada. Maka langkah mengamati bisa melalui problem statement karena langkahlangkahnya atau tahapannya hampir sama yaitu dengan cara mencari informasi b. Menanya melalui Stimulasi Dalam langkah menanya ini guru menstimulus peserta didik untuk dapat bertanya kepada guru, jadi tidak hanya guru yang bertanya tetapi peserta didik juga aktif bertanya. Maka langkah menanya disini dapat melalui stimulus, karena untuk mengajak peserta didik aktif dalam menanya, guru menstimulus peserta didik terlebih dahulu.
9
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3
19
c. Mengumpulkan data melalui data colection Tindak
lanjut
dari
bertanya
yaitu
menggali
dan
mengumpulkan informasi atau data dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Mengumpulkan data ini dapat dilakukan melalui data colection karena pada intinya merupakan teknik mengumpulkan data. Dan ini dapat dilaksanakan dengan metode diskusi, jadi peserta didik dapat mencari informasi bersama kelompok belajarnya untuk berdiskusi dan mendapatkan berbagai informasi yang relevan. d. Mengasosiasi
data
melalui
Data
proccesing
dan
Generalization Dari informasi dan data-data yang didapat peserta didik mengolah data melalui data prosessing. Semua data diolah, diacak, diklarifikasi atau dengan cara tertentu untuk menyajikan data dan informasi yang didapat. Kemudian peserta didik belajar menarik kesimpulan tertentu. Maka langkah mengasosiasi ini dapat melalui data prosessing dan generalization atau menyimpulkan. e. Mengkomunisasikan melalui verifikasi Untuk mengecek berhasil atau tidaknya hasil penemuan tersebut dibutuhkan pembuktian/verifikasi, maka disini peserta
didik
dapat
mengkomunikasikannya
atau
mempresentasikannya hasil tersebut di depan kelas. Pada saat mengkomunikasikan hasil tersebut, maka peserta didik yang lain dapat mencermati apakah hasil diskusi/penemuan itu ada atau tidak.
20
2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar
adalah
suatu
aktivitas
mental
psikis
yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan keterampilan dan nilai sikap.10 Sedangkan menurut pandangan Benjamin Bloom belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa.11 Dengan demikian belajar merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan kemampuan tingkah laku dan keterampilan kearah yang lebih baik. Sedangkan hasil belajar menurut Purwanto “hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajarharus sesuai dengan tujuan pendidikan”.12 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.13 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima belajar.14 Belajar dikatakan berhasil bila terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik, penambahan pengetahuan, dan juga lebih terampil dari sebelumnya.
10
Suroto, “Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Prisma dan Limas Kelas VIII”, Journal of Primary Education, Vol 1, 2012, h. 52. 11 Syaifurahman & Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Indeks, 2013), h. 58. 12 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, h. 54 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012) h. 3. 14 Ibid h. 22
21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
meliputi
perubahan
pengetahuan
(kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).15 Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal baik yang bersifat fisik maupun psikis, dan faktor eksternal dalam lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan, ataupun masyarakat luas.16 Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar. Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis itu : 1. Motivasi, Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. 2. Konsentrasi,
Konsentrasi
dimaksudkan
memusatkan
segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. 3. Reaksi, Belajar membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekunan dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana disampaikan oleh pengajarnya. Jadi kecepatan jiwa seseorang dalam memberikan respons pada suatu pelajaran merupakan faktor yang penting dalam belajar. 4. Organisasi, Belajar juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-
15
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 62 16 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.172
22
bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Dalam hal ini, dibutuhkan keterampilan mental untuk mengorganisasikan stimulus (fakta-fakta, ide-ide). 5. Pemahaman, Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya,
maksud
dan
implikasi
serta
aplikasi-
aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. 6. Ulangan, Mengulangi atau memeriksa dan mempelajari kembali apa yang sudah dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih besar. Hanya perlu ditegaskan bahwa kegiatan mengulang harus disertai dengan pemikiran dan bertujuan.17
c. Pengukuran Hasil Belajar Dalam
sistem
pendidikan
nasional
rumusan
tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler dan tujuan intruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu : 1. Ranah Kognitif. Ranah ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu: a. Pengetahuan (knowledge) b. Pemahaman (comprehension) c. Penerapan (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis) f. Evaluasi (evaluation)
17
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi: Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 39-44
23
Kedua aspek disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya kognitif tingkat tinggi.18 2. Ranah Afektif, yaitu internalisasi sikap yang menunjukkan ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain ini terdiri atas: a. Kemauan menerima (receiving). b. Kemauan menanggapi/menjawab (responding). c. Menilai (valuing). d. Organisasi (organization). e. Karakterisasi (characterization). 3. Ranah Psikomotorik, yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Namun pengukuran ranah psikomotorik biasanya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.19 Ada enam aspek psikomotorik yaitu: a. Gerakan reflek. b. Keterampilan gerakan dasar. c. Kemampuan perseptual. d. Keharmonisan atau ketetapan. e. Gerakan keterampilan kompleks. f. Gerakan ekspresif dan intrepretatif.20
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan kedalam beberapa kategori. Kategori yang paling banyak digunakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, 18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012) h. 22. 19 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h.182. 20 Nana Sudjana, loc. cit.
24
afektif
dan
psikomotorik.
Dari
masing-masingranah
mempunyai aspek yang mempunyai keterkaitan. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran.
3. Hakikat Sosiologi a. Pengertian Sosiologi Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang memiliki arti teman atau kawan, dan Logos memiliki arti ilmu pengetahuan. Permulaan definisi sosiologi ini dipublikasikan dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" yang di tulis oleh Auguste Comte. Sosologi adalah suatu ilmu mengenai “das sein” dan bukan “das sollen”. Sosiologi menyelidiki masyarakat serta perubahannya menurut keadaan kenyataan.21 Masyarakat adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan, kepentingan bersama dan budaya. Sosiologi bertujuan mempelajari perilaku sosial masyarakat kegiatan masyarakat itu sendiri dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sosiologi merupakan pengetahuan tentang masyarakat yang tumbuh dari hasil pemikiran ilmiah yang bisa dikontrol secara kritis oleh orang lain. Kelompok atau masyarakat tersebut terdiri atas keluarga, negara, suku bangsa dan berbagai organisasi sosial, politik dan ekonomi. Berikut definisi menurut beberapa ahli : 1. Pitirim Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam 21
Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Binacipta, 1992), h. 11.
25
gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain. 2. Roucek
dan
Warren
Sosiologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok. 3. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial. 4. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil. 5. Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. 6. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial (yaitu keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok seperti kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan sosial) dan proses-proses sosial (yang berupa pengaruh timbal balik antara berbagai kehidupan bersama seperti kehidupan ekonomi dan kehidupan politik, kehidupan hukum dan kehidupan
agama,
dan
lain
sebagainya),
termasuk
didalamnya adalah perubahan-perubahan sosial.22
22
Elly M.Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 2.
Gejala
26
b. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain: 1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam. 2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya. 3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi
menggabungkan
data
dari
berbagai
ilmu
pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi
dapat
dihubungkan
dengan
kejadian
sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses
berlangsungnya
hidup
kelompok-kelompok,
atau
27
beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara pada masa yang akan datang. Sosiologi
mempertumbuhkan semua
lingkungan
dan
kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentukbentuk,
cara-cara,
standar,
mekanisme,
masalah,
dan
perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.23
c. Karakteristik Sosiologi Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi menurut Soekanto mencakup hal-hal berikut. 1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian ilmu kerohanian. Perbedaan tersebut bukan semata-mata perbedaan metode, namun menyangkut perbedaan membedakan
substansi,, ilmu-ilmu
yang
kegunaannya
pengetahuan
yang
untuk berkaitan
dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan. 2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, melainkan suatu disiplin yang bersifat kategoris. Artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi saat ini, dan
23
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, sosiologi, https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi. Di akses pada 6 Desember 2015, pukul 14.42
dari
28
bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau seharusnya terjadi. 3. Sosiologi
bertujuan
untuk
menghasilkan
pengertian-
pengertian dan pola umum (nomotetik). Berbeda dengan sejarah misalnya, (lebih banyak meneliti dan mencari polapola khusus atau ideografik) yang menekankan tentang keunikan sesuatu yang dikaji. 4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional. Dalam istilah Spencer dan Inkeles dan Popene mereka menyebutnya the science of the obvious atau jelas nyata. 5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan tentang ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, bahan kajian yang diperhatikan dalam sosiologi adalah bentuk-bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret. 6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Karena dalam sosiologi, meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip-prinsip atau hukum-hukum umum daripada interaksi antarmanusia dan juga perihal sifat hakikat, bentuk, isi, dan struktur dari masyarakat.24
d. Manfaat Sosiologi Ada eberapa manfaat mempelajari ilmu sosiologi sebagai berikut: 1. Sosiologi bermanfat menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap toleransi sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan terwujud masyarakat yang saling mengerti. 24
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 74.
29
2. Sosiologi membantu setiap masyarakat tentang tempat kita dalam masyarakat maupun budaya lain yang belum diketahui. 3. Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan mengendalkan tindakan dan perilaku pada tiap-tiap interaksi masyarakat. 4. Sosiologi juga diharapkan mampu membuat masyarakat semakin mengerti norma, tradisi, keyakinan, dan nilai – nilai yang dianut oleh masyarakat lain serta mampu memahami perbedaan – perbedaan uang ada pada masyarakat. 5. Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial terutama konflik antargolongan, antarsuku, maupun antarras. 6. Sosiologi bermanfaat untuk menghindari dominasi sosial misalnya: dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan. 7. Sosiologi
sebagai
interaksi
sosial
yang
merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang didalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun individu dengan kelompok. 8. Sosiologi dalam masyarakat bermanfaat sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Dari hasil penelitian tersebut sosiolog harus menghasilkan kebenarankebenaran agar dampak dampak negatif dalam masyarakat bisa dihindari. 9. Sosiologi sebagai konsultn kebijakan, artinya sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakankebijakan sosial yang mungkin terjadi dalam masyarakat.
30
10. Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, sosiologi akan membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap situasi sosial yang dihadapi sehari-hari.25
B. Hasil Penelitian yang Relevan Ada sebuah penelitian yang cukup relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis, penelitian tersebut : 1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Zubaedah mahasiswa jurusan pendidikan matematika fakultas sains dan teknologi UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2 Tahun Pelajaran 2009-2010”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode
discovery learning yang dilakukan melalui kegiatan investigasi berupa pengumpulan dan pemprosesan data oleh peserta didik untuk menemukan suatu konsep, refleksi dan penemuan tugas ternyata dapat meningkatkan dan kreatifitas peserta didik difokuskan pada saat investigasi.26 2. Skripsi yang ditulis Reni Sintawati mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Sunan Kalijaga yang berjudul “Implementasi pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul”, hasil penelitian ini menunjukkan
25 Abi Muda, 14 Manfaat Sosiologi dalam Kehidupan dan Bermasyarakat, dari http://www.abimuda.com/2015/08/14-manfaat-sosiologi-dalam-kehidupan-bermasyarakat.html. Di akses pada 19 agustus 2014 pukul 20:10 26 Siti Zubaedah, “Upaya Meningkatkan Kemandirian dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode Discovery Learning di kelas X MAN Kebumen 2 Tahun Pelajaran 2009/2010, Skripsi UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013).
31
bahwa implementasi discovery learning disekolah itu berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan nilai setiap tahunnya.27 3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Mutoharo Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah yang berjudul “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju Kreasi”, hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa.28
27
Reni Sintawati, Implementasi pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dalam Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, Skripsi UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014). 28
Siti Mutoharo, Pengaruh Model Guided Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Konsep Laju Kreasi, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
32
C. Kerangka Konseptual
1. Guru sosiologi menggunakan model pembelajaran konvensional 2. Hasil belajar siswa di bawah KKM
Proses Pembelajaran
Discovery Learning sebagai Model Pembelajaran
Konsep Sosialisasi & Enkulturasi
Hasil Belajar Meningkat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual
33
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka perumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Ho = tidak terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa
BAB III Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 29 Jakarta yang terletak di jalan Kramat raya No 6 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian disini, dikarenakan beberapa pertimbangan: peneliti sudah banyak mengetahui bagaimana kondisi disekolah itu, sekolah itu salah satu sekolah yang tetap melaksanakan kurikulum 2013 dan peneliti ingin mengetahui apakah metode pendekatan saintifik disekolah itu berjalan dengan baik. Penelitian ini direncanakan bulan Mei 2015. Tabel 3.1 Perencanaan waktu Penelitian No.
Tahap Penelitian
Bulan 1
1.
Pengajuan Proposal
2.
Revisi Bab 1, 2, 3
3.
Susunan Instrumen
4.
Observasi
5.
Pengumpulan Data
6.
Pengolahan Data
7.
Bab 4, 5
8.
Pelengkapan Data
34
2
3
4
5
35
9.
Sidang Munaqosah
10.
Revisi Skripsi
B. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplantasinya, penelitian ini tergolong penelitian dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian quasi eksperimental design adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar sosiologi dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel bebas dan variabel terikat berdasarkan perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran discovery learning sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menggunakan model biasa. Eksperimen merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berhubungan dengan hipotesis yang diajukan, meneliti adanya akibat setelah subjek dikenai perlakuan pada variabel bebasnya. Subjek diambil dari kelompok tertentu yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan dari metode ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh suatu variabel dengan variabel lain yang menjadi objek penelitian melalui pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data serta pengambilan kesimpulan. C. Desain Penelitian Penelitian bersifat quasi eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
36
mengontrol variable-variable luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia. Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini tertera dalam tabel berikut : Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Postest
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
Y
T2
Keterangan : X
: Pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model discovery learning
Y
: Pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan model tradisional
T1 : Hasil Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol T2 : Hasil Postest kelas Eksperimen dan Kontrol
D. Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1. Pra Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian adalah: 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011.) cet. 20 h. 77.
37
a. Membuat izin penelitian ke sekolah b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakan penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas pembanding. d. Membuat instrument soal pretest berupa soal pilihan ganda. e. Membuat media pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan. f. Membuat perangkat pembelajaran terdiri dari Power Point dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). g. Membuat intrumen evaluasi yaitu soal postest berupa soal pilihan ganda.
2. Pelaksanaan Penelitian Mengadakan kegiatan pembelajaran menerapkan pembelajaran menggunakan
media
grafis
untuk
kelas
pembanding
dan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning untuk kelas eksperimen. a. Kelas Pembanding 1) Pendahuluan a) Guru
membacakan
Standar
Kompetensi
(SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran. b) Guru memberikan motivasi kepada siswa. c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan. 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan. b) Guru menggunakan model tradisional untuk menjelaskan materi sebagai kegiatan pembelajaran.
38
c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan lalu mengumpulkannya. d) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. 3) Penutup Guru mengadakan tes akhir (postest) sebanyak 8 soal pilihan ganda mengenai materi yang telah dipelajari. b. Kelas Eksperimen 1) Pendahuluan a) Guru
membacakan
Standar
Kompetensi
(SK),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran. b) Guru memberikan motivasi kepada siswa. c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan. 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan. b) Guru menggunakan model discovery learning untuk menjelaskan materi sebagai kegiatan pembelajaran. c) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal lalu mengumpulkannya. d) Guru membahas dan memeriksa hasil pekerjaan siswa dan membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. 3) Penutup Guru mengadakan tes akhir (postest) sebanyak 8 soal pilihan ganda mengenai materi yang telah dipelajari.
39
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian berlaku.2 Penelitian yang penulis lakukan menggunakan objek siswa kelas X IIS SMA Negeri 29 Jakarta, dimana kelas X IIS terdapat 3 kelas. Keseluruhan siswa kelas X IIS berjumlah 84 orang. Untuk itulah penulis menggunakan penelitian sampel. 2. Sampel Sampel
adalah
cara
untuk
memperoleh
informasi
mendalam, terperinci dan efisien tentang kelompok individu atau bukan (populasi) dengan cara hanya mengambil sebagian kecil (sampel) dari populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.3 Sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian sesuai dengan prosedur yang telah dipilih dalam desain penelitian. Terpilihlah kelas X IIS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol.
F. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel Bebas (X) adalah penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam pelajaran sosiologi, dan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar sosiologi siswa.
2 3
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013) hal. 228 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 8, hal. 128
40
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu teknik tes dan non tes. 1. Teknik Tes Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif, tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar sosiologi pada materi sosialisasi dan enkulturasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar sosiologi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes yang diberikan adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 8 butir soal dengan 5 pilihan jawaban. Sebelum tes ini diberikan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan realibilitasnya. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi Dasar Mendeskripsikan
Indikator
Proses Mendeskripsikan
Sosialisasi & Enkulturasi
Sosialisasi & Enkulturasi
No Butir Soal 1, 2, 4, 5, 18. 19, 22, 25, 29, 30.
Materi : Sosialisasi & Enkulturasi
Mendeskripsikan nilai & 6, 9, 10, 11, norma dalam sosialisasi & 12, 13, 14, 24, enkulturasi
26, 27.
41
Mendeskripsikan
proses 3, 7, 8, 15, 16,
sosialisasi & pembentukan 17, 20, 21, 23, kepribadian melalui media 28. sosialisasi
2. Non Tes Bentuk-bentuk tergantung
instrumen
beberapa
faktor,
mana
yang
diantaranya
akan
dipilih
adalah
teknik
pengumpulan data yang akan digunakan. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam,
responden
kecil.
Wawancara
digunakan
bila
ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.4 Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi dan wawancara. a. Observasi Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Dalam penelitian
kuantitatif instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran discovery learning dengan materi sosialisasi dan enkulturasi. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan observasi dilakukan berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun kisikisinya sebagai berikut:
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 172
42
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Aspek yang diamati
NO
1
Persiapan
2
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran
3
Penutup
x Guru mempersiapkan Rpp x Guru menerangkan tujuan pembelajaran x Guru mengadakan pretest x Guru mengadakan apersepsi x Guru menjelaskan tentang model pembelajaran discovery learning x Guru menerangkan manfaat materi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari x Guru menerangkan materi sosiologi dengan sistematis sesuai dengan RPP x Guru menguasai bahan ajar x Guru meminta siswa agar aktif dalam proses pembelajaran x Guru memperhatikan siswa secara menyeluruh x Guru mengadakan diskusi x Guru menerangkan dengan suara jelas x Siswa diminta untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya dari imternet dan perpustakaan sekolah x Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah diperoleh dari internet dan perpustakaan sekolah x Guru mengklarifikasi tentang penjelasan siswa x Guru menilai dan mengembalikan hasil diskusi siswa yang telah dikumpulkan x Guru memberikan tugas PR individu x Guru & siswa memberikan kesimpulan x Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya x Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan datang x Guru & siswa menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalla
43
b. Wawancara Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.5 Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru dengan waktu dan tempat wawancara tidak ditentukan. Wawancara kepada siswa dilakukan
untuk
pembelajaran
mengetahui
respon
siswa
terhadap
yang telah berlangsung. Wawancara yang
dilakukan antara peneliti dengan guru meliputi hal-hal sebagai berikut: Tabel 3.5 Pedoman Wawancara untuk Guru No Aspek yang ditanyakan Butir Pertanyaan Sebelum Perlakuan 1 Hasil Belajar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 2 Model pembelajaran 7 dan 8 Setelah Perlakuan 3 Model Pembelajaran Discovery Learning 1, 2, 3, dan 4 4 Hasil Belajar 5, 6, 7, dan 8 Tabel 3.6 Pedoman Wawancara untuk Siswa No Aspek yang ditanyakan Sebelum Perlakuan 1 Hasil Belajar 2 Model pembelajaran Setelah Perlakuan 3 Model Pembelajaran Discovery Learning 4. Hasil Belajar
5
Ibid h. 198
Butir Pertanyaan 1, 2, dan 3 4 dan 5 1, 2,3 dan 4 5
44
H. Teknik Validasi Data 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesasihan sesuatu instrumen.6 Untuk mengukur validitas soal pada penelitian ini digunakan rumus koefisien korelasi biserial, karena data yang diperoleh dari soal hanya mempunyai dua alternatif jawaban, sehingga alat ukur yang tepat adalah koefisien korelasi biserial, sedangkan bila lebih dari dua alternatif jawaban maka menggunakan alat ukur product moment angka kasar. Rumus koefisien korelasi biserial sebagai berikut:
Keterangan: Ypbi
= koefisien korelasi biserial
Mp
= rerata skor subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt
= rerata skor total
SDt
= standar deviasi dari skor total
P
= proporsi siswa yang menjawab benar Banyaknya siswa P:
yang benar Jumlah
seluruh
siswa Q
6
= proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Trianto, Pengantar Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 269.
45
Kriteria pengujian jika harga rhitung> rtabel dengan taraf signifikan 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung< rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid.7 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas
innstrumen
dikatakan
reliabel
apabila
instrumen tersebut konsisten atau ajek dalam hasil ukurnya sehingga dapat dipercaya dan reliabilitas juga menunjuk kepada suatu tingkat keterandalan tertentu.8 Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan rumus KR-21 yang digunakan untuk menguji soal pilihan ganda, karena data yang diperoleh dari soal hanya mempunyai dua alternatif jawaban, sehingga alat ukur yang tepat adalah KR-21, sedangkan bila lebih dari dua alternatif jawaban maka menggunakan rumus alpha, rumus KR-21 yaitu:
r11
=
Keterangan: r11
= realibilitas tes secara keseluruhan
M
= mean atau rerata skor total
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Besarnya realibilitas dikategorikan seperti table berikut:
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),
h. 79. 8
Trianto, op. cit.,. h. 271.
46
Tabel 3.7 Kategori Besarnya Reliabilitas Nilai r 11
Keterangan
0,00 sampai 0,20
Sangat Rendah
0,21 sampai 0,40
Rendah
0,40 sampai 0,60
Cukup
0,61 sampai 0,80
Tinggi
0,81 sampai 1,00
Sangat Tinggi
3. Taraf Kesukaran Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
Keterangan: P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
4. Daya Beda Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya beda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Keterangan : D
= daya beda soal
47
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
PA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi indeks daya beda adalah : D = 0,00 –0,20 :Jelek D = 0,20 –0,40 : Cukup D = 0,40 –0,70 : Baik D = 0,70 –1,00 : Baik Sekali D = negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negative sebaiknya dibuang saja.9
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
yang
digunakan
adalah
uji
liliefors
berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya. Apakah sampel berdistrubusi normal atau tidak. Menggunakan rumus: Lo = F (Zi) –S (Zi) Keterangan : Lo
= harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku S (Zi) = proporsi angka baku
9
Suharsimi Arikunto, op. cit.,. h. 218.
48
Kriteria pengujiannya adalah jika Lhitung
2. Uji Homogenitas Untuk menentukan rumus t-tes yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogennya atau tidak. Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
Berlaku ketentuan bahwa bila harga FhitungFtabel, maka data sampel homogennya dan apabila Fhitung>Ftabel,maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n-1.10
3. Uji Hipotesis statistik uji dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi = 0,05, dengan rumus yang digunakan untuk menguji kebenaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Jika dua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians datanya homogen
Keterangan : t
10
: hasil hitung distribusi t
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Cet 20, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 276.
49
X1
: nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen
X2
: nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas kontrol
Sgab
: simpangan baku gabungan kelompok eksperimen dan kontrol jumlah siswa pada kelompok eksperimen
nxΌ
:
nx
: jumlah siswa pada kelompok kontrol
SΌ²
: varians kelompok eksperimen
S²
: varians kelompok kontrol11
Jika pada uji normalitas diperoleh bahwa kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji non parametrik. Yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk sampel besar dengan taraf signifikasi =0,05. rumus Uji Mann-Whitney (Uji “U”) yang digunakan yaitu:
n ( n 1 ) 1 1 2 - R1 U = n1n2+
Dimana, U
: Statistik Uji Mann Whitney
n1,n2 : Ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2 R1
: Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran n1 (n terkecil)
J. Hipotesis Statistik Penelitian ini menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
11
H0 :
µ1 = µ2
H1 :
µ1> µ2
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 192.
50
Dimana: µ1 = hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model pembelajaran discovery learning. µ2 = hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model tradisional.
Maksud dari rumusan hipotesis statistik diatas adalah sebagai berikut: H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dalam kegiatan
belajar
mengajarnya menggunakan model pembelajaran discovery dengan hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model tradisional. H1 = hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar
mengajarnya
menggunakan model pembelajaran discovery lebih besar dari hasil belajar siswa yang dalam kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model tradisional.
BAB IV Hasil Penelitian A. Hasil Validasi Data 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan dan kesahihan sesuai instrumen. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang melalui program ANA tes maka dari 30 soal yang di ujikan diperoleh soal yang valid berjumlah 8 soal. Klasifikasinya bisa dilihat sebagai berikut. Tabel 4.1 Klasifikasi Uji Validitas No Butir
Korelasi
Signifikansi
9
0,784
Sangat Signifikan
10
0,725
Sangat Signifikan
13
0,562
Sangat Signifikan
16
0,777
Sangat Signifikan
18
0,784
Sangat Signifikan
17
0,723
Sangat Signifikan
20
0,385
Signifikan
27
0,608
Sangat Signifikan
Data di atas menunjukkan bahwa dari 30 soal yang di ujikan yang valid berjumlah 8 soal. Yaitu soal nomor 9, 10, 13, 16, 17, 18,20, 27.
2. Uji Reliabilitas Realibilitas adalah berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang peneliti peroleh melalui program ANA tes maka diperoleh
51
52
nilai
reliabilitas tesnya adalah 0,77 dan menurut keterangan
kategori bahwa 0,77 masuk ke dalam kategori tinggi maka dengan kata lain instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
3. Tingkat Kesukaran Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang peneliti peroleh melalui program ANA tes maka dihasilkan data sebagai berikut: Tabel 4.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Kategori
Nomor Soal
Sangat Sukar Sukar
Jumlah Soal
4, 12, 13, 16, 20, 22, 25, 27,
9
29 9, 17, 18,
3
Sedang
1, 10
2
Mudah
26
1
Sangat Mudah
2, 3, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16,
Jumlah Item
Hasil
dari
15
19, 21, 23, 24, 28, 30
klasifikasi
tingkat
30 Soal
kesukaran
di
atas
menunjukkan bahwa dari jumlah butir soal sebanyak 30 dengan subyek 34 siswa yang masuk ke kategori sangat sukar berjumlah 9 soal, yang masuk ke kategori sukar berjumlah 3 soal, yang masuk ke kategori sedang berjumlah 2 soal, yang masuk ke kategori mudah berjumlah 1 soal, dan yang masuk kategori sangat mudah berjumlah 15 soal.
4. Daya Beda Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
53
berkemampuan rendah. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang peneliti peroleh melalui program ANA tes maka dihasilkan data sebagai berikut: Tabel 4.3 Klasifikasi Daya Beda Rentang
Keterangan
0.70 – 1.00
Baik Sekali
0.40 – 0.70
Baik
0.20 – 0.40
Cukup
0.00 – 0.20
Jelek
Butir Nomor Soal 9, 10, 18 13, 16, 17, 26 2, 20, 27 3, 4, 5, 8, 11, 12, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30
Bertanda Negative
Jelek Sekali
1, 6, 7, 19
Data di atas menunjukkan bahwa dari jumlah butir soal sebanyak 30 daya pembeda yang masuk ke dalam kategori dan yang masuk ke dalam kategori baik sekali berjumlah 3 soal, yang masuk ke dalam kategori baik sebanyak 4 soal, yang masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 3 soal, yang masuk dalam kategori jelek sebanyak 16 soal dan yang masuk kategori jelek
sekali
sebanyak 4 soal. Berdasarkan hasil instrumen penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa soal yang valid ada delapan soal yaitu nomor 9, 10, 13, 16, 17, 18, 20, 27 dengan reliabilitas tes 0,77 yang masuk kategori tinggi dengan tingkat kesukaran nomor 9 = Sukar, 10 = Sedang, 13 = Sangat Sukar, 16 = Sangat Sukar, 17 = Sukar, 18 = Sukar, 20 = Sangat Sukar, 27 = Sangat Sukar. Dan daya pembedanya adalah nomor 9 = 77,78/Baik Sekali, 10 = 88,89/Baik Sekali, 13 = 44,44/Baik, 16 = 55,56/Baik, 17 = 66,67/Baik, 18 = 77,78/Baik Sekali, 20 = 22,22, 27 = 33,33/Cukup.
54
Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Penelitian Nomor
Validitas
Reliabilitas
soal yang
Tingkat
Daya
Kesukaran
Beda
Valid 9
Sangat Signifikan
Sukar
77,78
10
Sangat Signifikan
Sedang
88,89
13
Sangat Signifikan
Sangat Sukar
44,44
16
Sangat Signifikan
Sangat Sukar
55,56
17
Sangat Signifikan
Sukar
66,67
18
Sangat Signifikan
Sukar
77,78
20
Signifikan
Sangat Sukar
22,22
27
Sangat Signifikan
Sangat Sukar
33,33
0,77
B. Hasil Belajar Siswa Hasil nilai pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen dengan banyak soal yang dikasih sebanyak 8 butir soal, maka nilainya sebagai berikut :
1. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Dari hasil pretest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 75 dan nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 50,89 median 50,00 modus 50,0 dan standar deviasi 14,4. Sedangkan dari kelompok pretest eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 75 dan nilai terendah adalah 25, dengan nilai rata-rata 51,33, median 50,00 modus 50,0 dan standar deviasi 14.5.
55
Tabel 4.5 Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Pretest
Data Kontrol
Eksperimen
Max
75
75
Min
25
25
Mean
50,89
51,33
Me
50,00
50,00
Mo
50
50
SD
14,4
14,5
Keterangan: Max
: Nilai Tertinggi
Min
: Nilai Terendah
Mean : Rerata Me
: Median (Nilai Tengah)
Mo
: Modus (Nilai yang sering muncul)
SD
: Standar Deviasi
2. Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Dari hasil posttest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata 75,8, median 76,16 modus 75,1 dan standar deviasi 14,7. Sedangkan dari kelompok posttest eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50, dengan nilai rata-rata 77,5, median 89,5 modus 86,5 dan standar deviasi 15,9.
56
Tabel 4.6 Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Postest
Data Kontrol
Eksperimen
Max
100
100
Min
37,5
50
Mean
71,8
77,6
K
Me
75,00
81,25
e
Mo
75
87,5
K
SD
17,8
15,7
Keterangan: Max : Nilai Tertinggi Min : Nilai Terendah Mean : Rerata Me
: Median (Nilai Tengah)
Mo
: Modus (Nilai yang sering muncul)
SD
: Standar Deviasi
3. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol Berikut adalah hasil nilai rekapitulasi dari pretest hingga posttest untuk kelas kontrol:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol No
Nilai
Nama Pretest 62,5
Postest 87,5
1
Aditiya Eka M
2
Alfredo Agustinus
25
37,5
3
Anisa Yustika Dewi
50
62,5
4
Apriyanti F.P
62,5
87,5
57
5
Ariq Rizki
37,5
50
6
Bella Kusmia
75
87,5
7
Christin Samosir
37,5
50
8
Daffa Nabilah
62,5
87,5
9
Febian F.S
50
62,5
10
Hasan Nur Fauzi
50
75
11
Heni Puspa N
62,5
62,5
12
Heviona Prahhansya
50
75
13
Hidego Handaru
75
100
14
Izkhy Luthfi Sentana
25
62,5
15
Jovanka Rachel
50
75
16
Kinanti Febriana
50
75
17
Kurnia Yuningsih
50
50
18
Lia Agistina
62,5
75
19
M. Nurhansah
50
62,5
20
Nawwan Husein
75
100
21
Nasa Bhisma P
37,5
100
22
Putri Melati
62,5
75
23
Rafli Adhi Pratama
37,5
50
24
Rika Imelda Apridia
50
87,5
25
Siti Zuhriyah
50
87,5
26
Sabila Vira Utan
62,5
75
27
Syawindra Abi
37,5
75
28
Yudha Pramono
25
37,5
Bisa dilihat dari hasil rekapitulasi nilai kelas kontrol diatas siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 17 orang siswa.
4. Hasil Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Berikut adalah hasil nilai rekapitulasi dari pretest hingga postest untuk kelas eksperimen:
58
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Nilai
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Aldiansyah A Annastasya R Arfia Nurul Aulia Pasya Brigitta Kintan F Cahyo Fikri Devin Raditya Denya Anna R Dinari Achmad Dwi Rachmawati Ega Aulia Safira
Pretest 50 50 62,5 37,5 62,5 62,5 37,5 62,5 50 75 37,5
Postest 62,5 87,5 62,5 50 75 87,5 87,5 87,5 62,5 100 75
12
Erika Fardila
75
100
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Fitrina Cahyani Indah P Indra Saputra Januar Farhan Aulia M. Rosy Aldino M. Fajar A Nabila Syifa Ni Luh Ariel Nur Afni Putri Malahati H Putti Rendi L A Romi Ramadhan Siti Fitriyani TB.M Fabiansyah Vika Dwi Anjani
62,5 50 37,5 25 62,5 37,5 75 50 75 50 50 37,5 25 50 37,5 50
75 87,5 50 62,5 75 87,5 87,5 75 100 87,5 87,5 50 87,5 62,5 62,5 100
Bisa dilihat dari hasil rekapitulasi nilai kelas eksperimen diatas siswa yang mencapai nilai KKM berjumlah 19 orang siswa.
59
5. Grafik Hasil Perkembangan Nilai Pretest dan Nilai Postest
Dari hasil pengolahan data yang diperoleh bisa dilihat hasil dari rekapitulasi hasil nilai pretest dan nilai postest kelas kontrol dan eksperimen maka bisa dilihat dari grafik berikut :
Grafik 4.1 Grafik Line Nilai Perkembangan Pretest dan Postest
Keterangan: -
Angka yang ke atas adalah nilai siswa
-
Angka yang ke samping adalah jumlah siswa
60
Grafik 4.2 Grafik Batang Nilai Perkembangan Pretest dan Posttest
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kontrol
Eksperimen
Pretest
Posttest
Keterangan: -
Angka yang naik ke atas adalah nilai siswa
Dapat dilihat dari grafik diatas bahwa ada peningkatan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen yang sangat signifikan.
C. Hasil Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Dalam menguji normalitas menggunakan Liliefors dengan taraf signifikansi a = 0.05. Kriteria dalam penerimaan untuk suatu data berdistribusi normal atau tidak menggunakan rumus sebagai berikut :
61
Jika Lhitung ≤ Ltabel, Ha diterima maka sampel berdistribusi normal Jika Lhitung ≥ Ltabel, H0 ditolak maka sampel tidak berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas Kelas Kontrol Pada hasil perhitungan uji normalitas yang dilakukan dikelas kontrol diperoleh hasil seperti berikut :
Tabel 4.9 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol N
28
Hasil
Pretest Potstest
Lhitung Ltabel
0,156
0,167
0,336
Kesimpulan
Berdistribusi Normal Berdistribusi tidak Normal
Pada tabel diatas menunjukkan hasil pretest 0,156 dan hasil postest 0,336 dengan N (Jumlah Responden) 28 siswa dengan taraf signifikansi a = 0,05 maka Ltabel = 0,167. Hal ini menunjukkan untuk kelas pretest Lhitung < Ltabel sehingga H0 diterima dan sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas posttest Lhitung > Ltabel sehingga H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.
b. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Pada hasil perhitungan uji normalitas yang dilakukan dikelas kontrol diperoleh hasil seperti berikut:
62
Tabel 4.10 Uji Normalitas pretest dan posttest Kelas Eksperimen
N
28
Hasil
Pretest Postest
Lhitung Ltabel
0,142 0,367
0,167
Kesimpulan
Berdistribusi Normal Berdistribusi tidak Normal
Pada tabel diatas menunjukkan hasil pretest 0,142 dan hasil postest 0,367 dengan N (Jumlah Responden) 28 siswa dengan taraf signifikansi a = 0,05 maka Ltabel = 0,167. Hal ini menunjukkan untuk kelas pretest Lhitung < Ltabel sehingga H0 diterima dan sampel berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas posttest Lhitung > Ltabel sehingga H0 ditolak dan sampel berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas Uji Homogenitas menggunakan uji fisher pada taraf signifikansi 5 % (a = 0,05 ). Kriteria nya pun bisa dilihat sebagai berikut : Jika Fhitung< Ftabel, maka H0 diterima dan kedua sampel homogen Jika Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak dan kedua sampel tidak homogen
a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil untuk pengujian homogenitas untuk kelas pretest kontrol dan eksperimen bisa dilihat pada tabel berikut :
63
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A
0,05
Fhitung
1,02
Ftabel
N
Kesimpulan H0 28 Diterima
1,90
Hasil penelitian uji homogenitas pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1,02 dan Ftabel sebesar 1,90 ini artinya Fhitung < Ftabel. Dengan taraf signifikansi a = 0,05 (5%) H0 diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa kedua data diatas berdistribusi homogen.
b. Uji Homogenitas Postttest Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil untuk pengujian homogenitas untuk kelas posttest kontrol dan eksperimen bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A
0,05
Fhitung
0,77
Ftabel
1,90
N
Kesimpulan
28 H0 Diterima
Hasil penelitian uji homogenitas posttest untuk kelas kontrol dan eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 1,29 dan Ftabel sebesar 1,90 ini artinya Fhitung < Ftabel. Dengan taraf signifikansi a = 0,05 (5%) H0 diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa kedua data diatas berdistribusi homogen.
64
3. Uji Hipotesis Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Karena ada kelompok data yang berdistribusi tidak normal, maka dari itu digunakan uji “t” untuk data yang berdistribusi normal dan uji non parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) untuk menguji data yang berdistribusi tidak normal. untuk kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji “t” Dengan taraf signifikansi a = 0,05 bisa dilihat sebagai berikut :
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
Diketahui data yang berdistribusi normal adalah data kelompok pretest kelas kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji “t” maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pretest Kontrol dan Eksperimen Melalui Uji t Levene's Test for Equality of Variances
Nilai
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
,059
,809
t-test for Equality of Means
T ,115
Df 54
Sig. (2tailed) ,909
,115
53,993
,909
Mean Difference ,4464
Std. Error Difference 3,8719
,4464
3,8719
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper - 8,2091 7,3163 7,3163
8,2092
65
Pada hasil untuk perhitungan uji “t” pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed) (0,909) yang berarti lebih besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2tailed) (0,909) >
a
(0,05) atau sama dengan thitung < ttabel yang
berarti H0 diterima. Berarti tidak ada pengaruh terhadap nilai tes. Selanjutnya perhitungan untuk kelompok posttest kelas kontrol dan eksperimen. Karena kelompok datanya berdistribusi tidak normal, maka dari itu digunakan uji non parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) dengan taraf signifikansi a = 0,05 dan kriterianya sebagai berikut: Tolak H0 jika statistik U ≤ Ukritis terima H0 jika U > Ukritis
Diketahui data yang berdistribusi tidak normal adalah kelompok data posttest kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan uji non-parametrik Uji Mann-Whitney (Uji “U”) maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.14 Uji Hipotesis Nilai Posttest Kontrol dan Eksperimen Melalui Uji Mann-Whitney Test Statisticsa Nilai
Mann-Whitney U
320,000
Wilcoxon W
726,000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Metode
-1,209 ,227
66
Hasil perhitungan untuk nilai posttest ternyata didapat sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U > Ukritis yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada perbedaan setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan pembelajaran tradisional.
D. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar-mengajar
selama
pembelajaran
berlangsung
dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning, guru mata pelajaran sosiologi berperan sebagai obsever/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan berpacuh dari lembar observasi yang telah dibuat. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran peneliti mendiskusikan terlebih dahulu tentang proses pembelajaran yang nanti akan dilaksanakan bagaimana caranya agar proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik. Dan observasi hanya dilakukan pada kelas eksperimen saja. Berdasarkan hasil pengamatan yang obsever lakukan maka dapat dilihat hasilnya sebagai berikut: Pada awal kegiatan yaitu tahap persiapan berjalan dengan baik, kemudian pada tahap penyajian informasi dan situasi pembelajaran lumayan berjalan dengan lancar walau masih ada beberapa kendala yang dihadapi dari siswa yang masih malas, siswa yang kurang aktif dan siswa yang bercanda, tapi secara keseluruhan bisa berjalan dengan lumayan baik. Kegiatan penutup pun berjalan dengan baik.
E. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung teradap guru mata pelajaran sosiologi bapak sururudin, S.Pd dan siswi bernama Dwi Rahmawati siswi kelas X IIS 2. Wawancara dilakukan masing-masing dua kali
67
dengan narasumber yang sama yaitu pra penelitian dan pasca penelitian dari hasil yang didapat dari wawancara pra penelitian yang dilakukan kepada guru terkait persiapan hasil belajar dan model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sosiologi siswa selama ini ternyata masih ada beberapa siswa yang nilainya masih dibawa KKM dan proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini hanya biasa saja yaitu diskusi kelompok dan presentasi.
Lalu kemudian dari hasil
wawancara pra penelitian kepada salah satu siswi terkait hasil belajar dan model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajarnya cukup dan model pembelajaran yang dilaksanakan membuat dia senang-senang saja namun terkadang membuat dia bosan. Itu hasil wawancara sebelum melakukan penelitian. Dan kemudian wawancara setelah dilakukannya penelitian atau pasca
penelitian
yang
dilakukan
kepada
guru
terkait
model
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa model discovery learning sangat bagus sekali karena menuntut anak untuk belajar secara aktif dan mandiri dan hasil belajarnya pun lumayan meningkat walau tidak terlalu signifikan.
F. Pembahasan Penelitian Penelitian yang dilakukan ternyata setelah diperlakukannya model pembelajaran discovery learning hasilnya tidak berpengaruh pada hasil belajar siswa, ini dibuktikan dengan hasil nilai akhir posttest yang dimana nilai tersebut perbedaan nilai kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak terlalu jauh, peneliti pun amat merasakan tidak sempurnanya proses pembelajaran yang dilakukan pada saat penelitian, menurut peneliti ada beberapa faktor yang membuat penelitian ini tidak berpengaruh diantaranya yang pertama, kurang tegasnya peneliti yang pada saat itu bertindak sebagai guru pada saat penelitian, sehingga banyak siswa yang tidak mendengarkan pada saat peneliti memberikan instruksi. Yang kedua, ketidaksiapan siswa pada saat belajar
68
menggunakan model pembelajaran discovery learning, ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang kebingungan dengan cara belajar discovery learning dan banyak siswa yang tidak peduli pada kelompoknya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Yang ketiga adalah tes pretest dan posstest hanya menggunakan 8 soal pilihan ganda, kesalahan peneliti pada saat uji validitas adalah ketika hasil uji validitasnya terbukti yang valid 8 soal, peneliti tidak mencoba mengulang kembali uji validitas tersebut. Sehingga tes pretest dan posttest siswa pada saat itu hanya menggunakan 8 soal, yang menurut peneliti kurang bisa mengukur kemampuan siswa pada hasil belajar sosiologi. Pada tahap analisis, berdasarkan hasil koreksi nilai didapat nilai rata-rata pretest untuk kelas kontrol sebesar 50,89 dan kelas eksperimen sebesar 51,33. Ini menandakan masih lemah nya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan yaitu sosialisasi. Bisa di lihat dari nilai rata-ratanya hasil pemahamannya pun tidak begitu jauh. Untuk nilai postest didapat nilai rata-rata dikelas kontrol sebesar 71,8 dan untuk dikelas eksperimen 77,6 dari hasil nilai rata-rata yang didapat, dapat disimpulkan ada peningkatan dari nilai pretest ke nilai posstest namun bisa dilihat bedanya nilai posstest eksperimen dan kontrol tidak begitu jauh. Pada saat uji hipotesis uji “t” pretest diperoleh thitung = < ttabel maka H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada pengaruh penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi. Dan pada saat pengujian hipotesis untuk postest karena berdistribusi tidak normal, digunakan uji non parametrik yaitu dengan Uji Mann-Whitney (Uji “U”) dan diperoleh hasil U > Ukritis yang berarti H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada perbedaan dan pengaruh penerapan discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi. Dalam pembelajaran sosiologi menggunakan metode discovery learning melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan para peserta
69
didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Sehingga pembelajaran melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Namun ada beberapa kelemahan menggunakan metode discovery learning yaitu Metode ini berdasarkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan timbulnya kegiatan diskusi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa. Tidak menyediakan
kesempatan-kesempatan
bagi
berfikir
yang
akan
70
ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru, dan proses penemuannya adalah dengan bimbingan guru.1 Pada
tahap
kesimpulan,
peneliti
menyimpulkan
bahwa
pembelajaran menggunakan discovery learning bisa membuat siswa bisa lebih aktif didalam pembelajaran, siswa mendapatkan suatu pengalaman baru dalam belajar. Melihat beberapa kelemahan diatas bisa disimpulkan peneliti merasakan beberapa kelemahan-kelemahan diatas, sehingga
hasil belajarnya tidak maksimal sehingga tidak
memberi pengaruh lebih terhadap pembelajaran menggunakan metode biasa, namun peneliti sangat merasakan sekali perbedaan didalam aktivitas pembelajarannya, metode yang menggunakan discovery learning yang lebih membuat siswa lebih aktif didalam pembelajaran dibandingkan metode tradisional.
G. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti begitu menyadari banyak sekali kekurangan dalam penerapan discovery learning didalam proses belajar-mengajarnya. Peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin didalam melakukan penelitian ini namun banyak suatu hambatan yang tidak pernah diduga-duga datang didalam proses pembelajarannya. Sehingga peneliti memiliki beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian hanya pada ruang lingkup pembahasan sosialisasi sehingga tidak dapat meluas lagi. 2. Ada disatu kelas dimana ketika proses pembelajaran ingin dimulai kabel proyektor tidak berfungsi, sehingga peneliti harus mengganti dan meminjam dikelas lain dan membuat waktu terbuang cukup banyak.
1
Oemar Hamalik. Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1986) h. 122.
71
3. Pembelajaran menjadi kurang maksimal karena waktu yang kurang akibat kerusakan kabel proyektor yang sehingga membuat waktu terbuang cukup banyak. 4. Sulitnya mengkondisikan kelas karena penelliti bukan guru asli sekolah. 5. Terkadang ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan cuek terhadap kelompoknya. 6. Terkadang ada siswa yang menjelaskan teorinya kurang tepat dengan tema pembelajaran yang sedang dilaksanakan. 7. Ada
beberapa
siswa
yang
kurang
disiplin
dalam
proses
pembelajaran. Seperti di pembelajaran pertama dia hadir, namun di pembelajaran kedua dia tidak hadir.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar sosiologi siswa di kelas X SMA Negeri 29 Jakarta, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sosiologi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata 77,63 untuk kelas eksperimen dan 71,8 untuk kelas kontrol. Dan kemudian hasil uji hipotesis diperoleh nilai sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U > Ukritis yang berarti H0 diterima. yang berarti tidak ada pengaruh yang didapat dari hasil belajar sosiologi siswa dengan menggunakan metode discovery learning. Namun walaupun tidak ada pengaruh tapi bisa dilihat dari nilai rata-ratanya kelas eksperimen lebih unggul dan juga pembelajaran menggunakan discovery learning bisa membuat siswa bisa lebih aktif didalam pembelajaran, siswa mendapatkan suatu pengalaman baru dalam belajar.
B. Saran Berdasarkan dari apa yang peneliti dapatkan dan rasakan pada saat melakukan penelitian terdapat beberapa saran diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk sekolah agar memperhatikan alat-alat media yang dipakai dalam pembelajaran jangan sampai ada alat-alat media yang tidak berfungsi dengan baik. 2. Untuk para guru yang ingin menggunakan model pembelajaran discovery learning, agar senantiasa selalu mempersiapkan materi dengan matang dan sumber belajarnya, agar ketika didalam praktiknya tidak terjadi kekeliruhan yang dialami guru maupun siswa.
72
73
3. Siswa harus lebih teliti lagi didalam mencari informasi terkait materi yang sedang diajarkan, agar bisa tepat dan sesuai dengan tema pembelajaran yang sedang dilaksanakan. 4. Lebih disiplin lagi untuk kehadiran siswa dalam proses pembelajaran, agar siswa tidak ketinggalan pelajaran dan siswa bisa mengerti dan memahami setiap tahap demi tahap dalam pembelajaran. 5. Untuk peneliti lain yang ingin meneliti tentang model discovery learning, disarankan untuk bisa mengkaji lebih dalam lagi tentang discovery learning sebelum melakukan sebuah penelitian. 6. Untuk peneliti lain disarankan untuk menguji validitas hingga sampai hasil yang ideal. 7. Untuk peneliti lain disarankan untuk mengambil sampel maksimal dari subyek yang ada ketika ingin meneliti tentang model discovery learning.
74
DAFTAR PUSTAKA Al-Fandi, Haryanto. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. A.M., Sadirman. Interaksi & Motivasi: Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2012. Abi Muda, 14 Manfaat Sosiologi dalam Kehidupan dan Bermasyarakat, dari http://www.abimuda.com/2015/08/14-manfaat-sosiologi-html. Di akses pada 19 agustus 2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007 -----. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Elly M.Setiadi & Usman Kolip. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana, 2011. Ferdinandus, ”Ini Delapan Masalah dalam Implementasi Kurikulum 2013”, dari http://news.metrotvnews.com/read/2014/10/19/307023/ini-delapanmasalah-dalam-implementasi-kurikulum-2013-html. Di akses pada 19 Oktober 2014 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep dan Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama, 2009. Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: Alumni, 1986.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran“ dalam diklat guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013; konsep pendekatan scientific, Bandung, 2013. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
75
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Nasih, Ahmad Munjir dan Lilik Nur Kholidah. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Refika Aditama, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Reni Sintawati, Implementasi pendekatan Saintifik Model Discovery Learning dalam Pembelajaran dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2014. Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2007. Rusyan, A. Tabrani, dkk. Pendekatan dalam Proses Belajar-mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010. S. Susanto, Phil. Astrid. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Binacipta, 1992. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2012. -----. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011. Sanjaya, Wina Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2013. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. -----. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial, Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
76
Suroto. Pembelajaran Matematika Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Prisma dan Limas Kelas VIII. Journal of Primary Education, 1, 2012. Syaifurahman & Tri Ujiati. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks, 2013. Trihendradi, Cornelius. Langkah Mudah Memecahkan Kasus Statistik: Desskriptif, Parametrik, dan Non-Parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta: ANDI, 2004. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2009. -----. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. -----.
Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
Profesi
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, sosiologi, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi. Di akses pada 6 Desember 2015.
Lampiran 1
PFOFIL SEKOLAH
1. Sejarah SMA Negeri 29 Jakarta Pada awal bulan September 1966, atas prakarsa Bapak Camat Kebayoran Lama yang pada saat itu dijabat oleh M.T. Koesnadi, merasa tergugah serta terpanggil untuk mendirikan dan merintis sebuah lembaga pendidikan tingkat atas yang berada di wilayah Kebayoran Lama, yang pada saat itu belum ada sekolah setingkat SLTA. Sehingga dengan adanya sekolah ini akan mempermudah bagi siswa SLTP untuk melanjutkan ke jenjang SLTA tanpa mengeluarkan biaya tinggi dan jauh dari domisili tempat tinggalnya. Setelah melalui beberapa kali proses konsultasi dengan para tokoh pendidik dan ulama serta bekerja sama dengan SMA VI Bulungan Jakarta Selatan, maka akhirnya pada tanggal 5 Januari 1967 berhasil didirikan SMA VI Filial di Kebayoran Lama yang dipimpin oleh Drs. Sunardi dengan menempati gedung bekas SD Sie Ming Wie di Jalan Kebayoran Lama. Pada saat kunjungan kerja Bapak Gubernur DKI Ali Sadikin ke Kebayoran Lama, beliau sangat memperhatikan akan kesulitan tidak adanya sekolah setingkat SLTA di wilayah Kebayoran Lama. Kemudian beliau menginstruksikan kepada bawahannya untuk segera membongkar gedung SD tersebut diperuntukan SLTP dan SLTA untuk sementara waktu, disusul instruksi segera membangun gedung baru baru bagi SMA VI Filial pada sebidang tanah seluas 3800m2 dekat Komplek Polri di Jalan Kramat No. 6, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pada tahun 1973, SMA VI Filial yang merupakan cabang dari SMA VI Bulungan, akhirnya tepat pada bulan Juni 1973 melepaskan diri dari induknya dan statusnya menjadi SMA 29 Jakarta. Seirama dengan bergulirnya waktu, pada tahun 1989 di bawah pimpinan R.M. Radjagoekgoek dilakukan
pembangunan gedung baru yang terdiri dari dua lantai, sebanyak 16 ruang belajar dengan masa penyelesaian gedung selama satu tahun dengan Tipe B. Awal tahun 1994 dibawah pimpinan Drs. Sutan Achirudin Djamin, berhasil menambah tiga ruang bangunan yang diperuntukan laboratorium kimia, laboratorium fisika, dan gudang penyimpanan barang serta satu bangunan musholla SMA Negeri 29 Jakarta. Pada saat Kepala SMA Negeri 29 Jakarta dijabat oleh Bapak Drs. Syahrial Gazali, M.Pd., yang menggantikan Bapak Drs. Sutan Achirudin Djamin sejak tahun 1997. Di bawah pimpinannya, gigih berbenah diri terhadap situasi dan kondisi sekolah, selalu diadakan penyempurnaan dan perbaikan sarana gedung, sarana KBM, keindahan kebun dan pemagaran sekolah serta pengaspalan lapangan upacara / lapangan olahraga. Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah agar dapat menjadikan SMA Negeri 29 Jakarta sejajar dengan SMA unggulan di DKI Jakarta.
PROFIL SEKOLAH
Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Tahun Operasional : 1973 Status tanah
: Milik Pemerintah Prov. DKI Jakarta
Perubahan
: 2012/2013
Alamat
: Jl. Kramat Raya No 6, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon/Fax
: 021-7395831
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 29 Jakarta VISI: Mewujudkan Institusi Pendidikan Berkualitas Berlandaskan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Unggul dalam IPTEK, Berprestasi Tinggi, dan Siap berkompetisi dalam Era Globalisasi ”.
MISI: 1. Meningkatkan keselarasan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual untuk mewujudkan situasi yang kondusif terhadap terwujudnya tujuan pendidikan nasional. 2. Menyelenggarakan ibadah keagamaan dalam meningkatkan ketaqwaan guna membentuk anak didik yang bermartabat. 3. Disiplin dalam bertindak 4. Meningkatkan kemampuan IPTEK di lingkungan sekolah. 5. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing. 6. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. 7. Melestarikan 5 S (salam, sapa, senyum, sopan dan santun) dan 7K (keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan dan kerindangan). 8. Menghasilkan lulusan yang berakhlak dan berilmu.
TUJUAN: 1. Melaksanakan Kurikulum 2013 2. Tingkat pemahaman keagamaan siswa 95 % 3. Tingkat partisipasi dalam kegiatan ibadah keagamaan 95 % 4. Tingkat pelanggaran kedisiplinan siswa 0 % 5. Prosentasi kehadiran guru dan karyawan 100 % 6. Prosentasi Daya Serap Siswa 85 % 7. Rata – rata perolehan skor NUAN 80 % 8. Prosentasi siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri 73% 9. Sistem Administrasi Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. 10. Kemampuan bahasa Inggris lisan baik siswa, guru maupun karyawan 11. Team kesenian dapat tampil ditingkat propinsi 12. Kegiatan olah raga memperoleh prestasi tingkat nasional
13. Prestasi lomba mata pelajaran tingkat propinsi dan nasional 14. Prestasi kebersihan tingkat propinsi 15. Kepribadian dan budi pekerti luhur dengan memasyarakatkan 5 S : Senyum – Sapa – Salam – Sopan – Santun.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
NO
1
NAMA
L/P
MULAI BERTUGAS
PEND. TERAKHIR
SMAN 29 Jakarta
STRATA
JABATAN
Dra. Carol
P
Ka.Sekolah
2015
S1
Drs. Sugiatno
L
Wa.Ka.Sek Kurikulum/Gu ru Sosiologi
1987
S1
Supadiyono, S.Pd
P
Wa.Ka Kesiswaan/Gu ru Matematika
1997
S1
4
Dra. H. Sri Sumaryani
L
Guru Matematika
1980
S1
5
Dra. Hj. Latifah, MA
L
Guru Pend. Agama Islam
1993
S2
6
Drs. H. Rahmat
L
Guru Pend. Agama Islam
1982
S1
7
Agus Nur Cahyadi, S.Pd
P
Guru Sejarah
2004
S1
Sururudin, S.Pd
L
Guru Sejarah/Sosiol ogi
2004
S1
9
Wijiatun, S.Pd
P
Guru Sejarah
1991
S1
10
Lina Danawati, S.Pd
P
Guru Bhs. Indonesia
2014
S1
Merlita Paruri Rahayu, S.Pd
P
Guru Bhs. Indonesia
2009
S1
Syahrir, S.Pd
L
Guru Bhs. Indonesia/PK
2013
S1
2
3
8
11
12
N Marapi Amboko, S.Pd
L
Guru Bhs. Indonesia
2009
S1
Dra. Sri Widayati
P
Guru Bhs. Indonesia
1997
S1
15
Dra. Ratnawati
P
Guru Bhs. Inggris
1998
S1
16
Bisowarno, S.Pd
L
Guru Bhs. Inggris
2007
S1
17
Dra. D. Radjagukgu k
P
Guru Bhs. Inggris
1990
S1
Faizah, S.Pd
P
Guru Bhs. Jepang
2007
S1
Meli Melgawati, S.Pd
P
Guru Bhs. Jepang
2005
S1
Dra. Hj. Artika Damayanti, MM
P
Guru Biologi
1987
S1
Susi Kristanti, S.Pd
P
Guru Biologi
1985
S1
22
Rismawati S.pd
P
Guru Biologi
2005
S1
23
Hj. Endang L., S.Pd
P
Guru Kimia
2000
S1
24
Joko Suryadi, S.Pd
L
Guru Kimia
2013
S1
Dra. H. Sriyatun
P
Guru Kimia
2001
S1
Mudjiono, S.Pd
P
Guru Kimia/Fisika/ Komputer
2002
S1
27
Nur Asiah, S.Pd
L
Guru Fisika
1997
S1
28
Ita Yunita, S.Pd
P
Guru Fisika
1998
S1
29
Hj. Miroah,
L
Guru Fisika
2000
S1
13
14
18 19
20
21
25 26
S.Pd 1990
S1
P
Guru Sosiologi/PK N
Laili Hadiati, S.Pd
P
Guru Geografi
1999
S1
Dra. Juliana Rosa Monding
P
Guru Geografi
1997
SI
33
Dra. Hj. Zulhafna
P
Guru Ekonomi
1981
S1
34
Rafiani, S.Pd.
P
Guru Ekonomi
2008
S1
Yuni Tri Retnani, S.Pd
Guru Ekonomi
2014
S1
P
30 Dra. Ratih Andayani 31
32
35
36
Feryenti, S.Pd
L
Guru Matematika
2014
S1
37
Rizka Fitriani, S.Pd
P
Guru Matematika
2006
S1
38
Dra. Hj. Ani Mardiana
P
Guru Matematika
1992
S1
39
Drs. Agni Karnadibrata
2004
S1
P
Guru Pend. Seni
40
Ifa Sarifah, S.Kom
P
Guru Komputer
2006
S1
41
Hj. Afriyanti Z. Sani, S.Pd
P
Guru BK
1985
S1
42
Drs. Sukirman
L
Guru BK
2015
S1
43.
Puguh Sambodo S.Pd
L
Guru Seni Rupa
2014
S1
Hendri Mariko, S.Pd
L
Guru Penjaskes
2014
S1
Dra. Hj. Djamila, M.Pd
P
Guru Penjaskes
2014
S2
Dra. Hj. Yuli
P
Guru
2008
S1
44.
45.
46.
Heriyanti 47.
Drs. Otomozi Jalakhu
Penjaskes Guru Pend. Agama Kristen
L
2014
S1
4. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 29 Jakarta adalah sebagai berikut :
No.
SARANA INDOOR
Jumlah Ruangan
Tersedia
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
√
2.
Ruang Wakil Kepala Sekolah
1
√
3.
Ruang Guru
1
√
4.
Ruang Kelas
21
√
5.
Ruang Tata Usaha
1
√
6.
Ruang Tamu
1
√
7.
Ruang Aula
1
√
8.
Laboratorium Biologi
1
√
9.
Laboratorium Fisika
1
√
10.
Laboratorium Kimia
1
√
11.
Laboratorium Komputer
1
√
12.
Laboratorium Bahasa
1
√
13.
Ruang Bimbingan dan Konseling
1
√
14.
Ruang UKS
1
√
15.
Gudang
1
√
16.
Toilet
9
√
No.
SARANA OUTDOOR
Tersedia
1.
Lapangan Basket
√
2.
Lapangan Bola
√
3.
Kantin
√
4.
Musholah
√
5. Ekstrakulikuler
Berikut daftar kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 29 Jakarta : NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
ROHIS ROKRIS ECC PMR KIR MARAWIS VOCAL GROUP AKUSTIK BASKET PUTRI BASKET PUTRA FUTSAL PRAMUKA JURNALISTIK FOTOGRAFI KARATE TAEKWONDO PASKIBRA CHEERS TARI SAMAN MODERN DANCE TEATER BRIDGE
KET**
ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü ü
Lampiran 2
Lembar Observasi Lingkungan/Latar Kelas dalam Proses Belajar Mengajar Sosiologi
Hari / Tanggal : Rabu, 29 April 2015 Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09. 45 s/d Selesai
Nama Guru
: Sururudin, S.Pd
NO 1.
URAIAN
YA
Pengaturan meja dan kursi dapat diubah
ü
sesuai kebutuhan yang diperlukan
2.
Pencahayaan ruangan kelas sesuai
ü
3.
Ventilasi Cukup
ü
4.
Kegaduhan di luar kelas
ü
Pengaturan meja dan kursi memudahkan
ü
5.
siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain ü
Siswa hanya berada dikursinya selama 6. 7. 8.
TIDAK
proses belajar mengajar Posisi guru saat memberi materi dapat berubah Penggunaan media pembelajaran dapat
ü ü
meningkatkan ketertarikan dalam belajar 9.
Letak papan tulis dapat dilihat semua siswa
ü
10.
Proyektor dapat digunakan dengan baik
ü
11.
Siswa memiliki loker untuk menyimpan
ü
perlengkapan sekolah 12.
Meja
siswa
memiliki
tempat
menyimpan buku dan alat tulis
intuk
ü
Obsever
Muhamad Rizky
Lampiran 3 Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sosiologi SMA Negeri 29 Jakarta
Hari / Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09. 45 s/d Selesai
Pertemuan ke
: 1 (satu)
NO
URAIAN
YA
Persiapan 1. Guru menyiapkan RPP
ü
2. 3.
ü ü
Guru menerangkan tujuan pembelajaran Guru mengadakan pretest
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran 4. Guru mengadakan apersepsi
ü
5.
Guru menjelaskan tentang model pembelajaran discovery learning Guru menerangkan manfaat materi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari Guru menerangkan materi sosiologi dengan sistematis sesuai dengan RPP Guru menguasai bahan ajar
ü
ü
11.
Guru meminta siswa agar aktif dalam proses pembelajaran Guru memperhatikan siswa secara menyeluruh Guru mengadakan diskusi
12.
Guru menerangkan dengan suara jelas
13.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya Siswa diminta untuk mencari sumber
6. 7. 8. 9. 10.
14.
TIDAK
ü ü ü
ü ü ü ü ü
sebanyak-banyaknya dari imternet dan perpustakaan sekolah 15. Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah diperoleh dari internet dan perpustakaan sekolah 16. Guru mengklarifikasi tentang penjelasan siswa 17. Guru menilai dan mengembalikan hasil diskusi siswa yang telah dikumpulkan 18. Guru memberikan tugas PR individu Penutup 19. Guru & siswa memberikan kesimpulan 20. 21. 22.
ü ü ü ü ü ü
Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan datang Guru & siswa menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalla
ü ü
Obsever
Sururudin, S.Pd
Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sosiologi SMA Negeri 29 Jakarta
Hari / Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09. 45 s/d Selesai
Pertemuan ke
: 2 (dua)
NO
URAIAN
YA
Persiapan 1. Guru menyiapkan RPP
ü
2. 3.
ü ü
Guru menerangkan tujuan pembelajaran Guru mengadakan postest
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran 4. Guru mengadakan apersepsi
ü
5.
Guru menjelaskan tentang model pembelajaran discovery learning Guru menerangkan manfaat materi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari Guru menerangkan materi sosiologi dengan sistematis sesuai dengan RPP Guru menguasai bahan ajar
ü
ü
11.
Guru meminta siswa agar aktif dalam proses pembelajaran Guru memperhatikan siswa secara menyeluruh Guru mengadakan diskusi
12.
Guru menerangkan dengan suara jelas
13.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya Siswa diminta untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya dari imternet dan perpustakaan sekolah
6. 7. 8. 9. 10.
14.
TIDAK
ü ü ü
ü ü ü ü ü
15.
Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah diperoleh dari internet dan perpustakaan sekolah 16. Guru mengklarifikasi tentang penjelasan siswa 17. Guru menilai dan mengembalikan hasil diskusi siswa yang telah dikumpulkan 18. Guru memberikan tugas PR individu Penutup 19. Guru & siswa memberikan kesimpulan 20. 21. 22.
ü ü ü ü ü ü
Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan datang Guru & siswa menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalla
ü ü
Obsever
Sururudin, S.Pd
Lembar Observasi Pengamatan Pembelajaran Sosiologi SMA Negeri 29 Jakarta
Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X IIS 2/ SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09. 45 s/d Selesai
Pertemuan ke
: 3 (tiga)
NO
URAIAN
YA
Persiapan 1. Guru menyiapkan RPP
ü
2. 3.
ü ü
Guru menerangkan tujuan pembelajaran Guru mengadakan postest
Penyajian Informasi dan Situasi Pembelajaran 4. Guru mengadakan apersepsi
ü
5.
Guru menjelaskan tentang model pembelajaran discovery learning Guru menerangkan manfaat materi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari Guru menerangkan materi sosiologi dengan sistematis sesuai dengan RPP Guru menguasai bahan ajar
ü
ü
11.
Guru meminta siswa agar aktif dalam proses pembelajaran Guru memperhatikan siswa secara menyeluruh Guru mengadakan diskusi
12.
Guru menerangkan dengan suara jelas
13.
Guru memberikan kesempatan untuk bertanya Siswa diminta untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya dari imternet dan perpustakaan sekolah
6. 7. 8. 9. 10.
14.
TIDAK
ü ü ü
ü ü ü ü ü
15.
Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang telah diperoleh dari internet dan perpustakaan sekolah 16. Guru mengklarifikasi tentang penjelasan siswa 17. Guru menilai dan mengembalikan hasil diskusi siswa yang telah dikumpulkan 18. Guru memberikan tugas PR individu Penutup 19. Guru & siswa memberikan kesimpulan 20. 21. 22.
ü ü ü ü ü ü
Guru memberikan gambaran tentang materi berikutnya Guru memberikan tugas hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan datang Guru & siswa menutup pembelajaran dengan mengucap hamdalla
ü ü
Obsever
Sururudin, S.Pd
Lampiran 4 Lembar Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta Hari / Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09.45 s/d Selesai
Pertemuan
: 1 (Satu)
No
URAIAN
A
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
2.
Siswa mencatat penjelasan guru
3.
Siswa
antusias
dan
tertarik
B
C
D
ü
KET B
ü dengan
E
C
ü
B
ü
B
penjelasan guru 4.
Siswa aktif bertanya
5.
Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
ü
C
6.
Siswa tidak memahami penjelasan guru
ü
C
7.
Siswa senang mengerjakan tugas
ü
C
8.
Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
ü
D
9.
Siswa mengantuk saat guru menjelaskan
ü
D
materi 10.
Siswa
bermalas-malasan
ü
mengerjakan
C
latihan 11.
Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam berkelompok
Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada
ü
B
Obsever
Muhamad Rizky
Lembar Observasi Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta Hari / Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09.45 s/d Selesai
Pertemuan
: 2 (Dua)
No
URAIAN
A
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
2.
Siswa mencatat penjelasan guru
3.
Siswa
antusias
dan
tertarik
B
C
D
ü
KET B
ü dengan
E
ü
C B
penjelasan guru ü
4.
Siswa aktif bertanya
C
5.
Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
6.
Siswa tidak memahami penjelasan guru
ü
C
7.
Siswa senang mengerjakan tugas
ü
C
8.
Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
ü
D
9.
Siswa mengantuk saat guru menjelaskan
ü
D
ü
D
materi 10.
Siswa
bermalas-malasan
ü
mengerjakan
C
latihan 11.
Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam berkelompok
Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada
ü
B
Obsever
Muhamad Rizky
Lembar Observasi
Instrumen Penelitian Responden Siswa SMA Negeri 29 Jakarta Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2015 Kelas / Sekolah : X II 2/SMA Negeri 29 Jakarta Waktu
: 09.45 s/d Selesai
Pertemuan
: 3 (Tiga)
No
URAIAN
A
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
2.
Siswa mencatat penjelasan guru
3.
Siswa
antusias
dan
tertarik
B
C
D
ü
dengan
E
KET B
ü
C
ü
C
penjelasan guru ü
4.
Siswa aktif bertanya
B
5.
Siswa diam, bertopang dagu, dan melamun
6.
Siswa tidak memahami penjelasan guru
7.
Siswa senang mengerjakan tugas
ü
C
8.
Siswa terlihat bosan dengan penjelasan guru
ü
C
9.
Siswa mengantuk saat guru menjelaskan
ü
C
ü
B
ü
D
materi 10.
Siswa
bermalas-malasan
ü
mengerjakan
C
latihan 11.
Siswa aktif bekerjasama menyelesaikan tugas dalam berkelompok
Keterangan: A = Semua B = Sebagian Besar C = Sebagian Kecil D = Ada Beberapa E = Tidak Ada
ü
B
Obsever
Muhamad Rizky
Lampiran 5 KUTIPAN WAWANCARA Tahap
: Pra Penelitian
Hari/tanggal
: 5 Mei 2015
Responden
: Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pembelajaran sosiologi
Daftar Pertanyaan
:
1. Apa yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan proses pembelajaran ? 2. Bagaimana dengan nilai hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya ? 3. Apa yang akan bapak lakukan apabila terdapat siswa yang nilainya tidak mencapai KKM ? 4. Apakah bapak menerapkan program remedial pada siswa yang nilainya dibawah KKM ? 5. Apakah siswa memperhatikan bapak saat menjelaskan materi pelajaran sosiologi ? 6. Apabila siswa tidak memperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan bapak lakukan ? 7. Media pembelajaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran sosiologi ? 8.
Pembelajaran yang seperti apa yang biasa bapak gunakan dalam pembelajaran sosiologi ?
KUTIPAN WAWANCARA Tahap
: Pasca Penelitian
Hari/tanggal
: 22 Mei 2015
Responden
: Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Pertanyaan
:
1. Apakah menurut bapak, pembelajaran discovery learning ini cocok dalam pembelajaran sosiologi ? 2. Menurut bapak, apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dari discovery learning ini? 3. solusi yang seperti apa yang cocok untuk mengatasi kekurangan dalam penerapan pembelajaran discovery learning ? 4. Akankah ada kemungkinan anda menerapkan model pembelajaran discovery learning ini di kelas yang anda ajarkan ? 5. Adakah kemajuan siswa setelah anda melakukan pengamatan ? 6. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan, apakah terdapat kemajuan dalam hasil belajar sosiologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning? 7. Dari pengamatan yang anda lakukan selama ini, bagaimana tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran ? 8. Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait dengan penggunaan pembelajaran discovery learning sebagai model pembelajaran ?
KUTIPAN WAWANCARA Tahap
: Pra Penelitian
Hari/tanggal
: 5 Mei 2015
Responden
: Dwi Rahmawati
Kelas
: .X IIS 2
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran sosiologi
Daftar Pertanyaan
:
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran sosiologi di kelas ? 2. Apakah kamu merasa senang dengan pelajaran sosiologi ? 3. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu ? 4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar pelajaran sosiologi ? 5. Model pembelajaran apa yang sering digunakan guru sosiologi dalam mengajar ?
KUTIPAN WAWANCARA Tahap
: Pasca Penelitian
Hari/tanggal
: 22 Mei 2015
Responden
: Dwi Rahmawati
Kelas
: X IIS 2
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Pertanyaan
:
1. Bagaimana menurut kamu belajar menggunakan model pembelajaran Discovery Learning? 2. Menurut kamu apa kelebihan menggunakan model Discovery Learning? 3. Menurut kamu apa kekurangan menggunakan model Discovery Learning ? 4. Apa kamu suka belajar menggunakan pembelajaran model Discovery Learning? 5. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu pada materi yang dipelajari menggunakan model pembelajaran discovery learning ?
Lampiran 6 HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU Tahap
: Pra Penelitian
Hari/tanggal
: 5 Mei 2015
Responden
: Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran sosiologi.
Daftar Jawaban
:
1. Apa yang bapak persiapkan sebelum melaksanakan proses pembelajaran ? Jawab; mempersiapkan silabus, RPP, materi pembelajaran 2. Bagaimana dengan nilai hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya ? Jawab; ada yang bagus dan ada yang buruk, siswa yang dibawah KKM ada sekitar 14 orang, tapi ketika saya lakukan remedial semuanya mencapai KKM 3. Apa yang akan bapak lakukan apabila terdapat siswa yang nilainya tidak mencapai KKM ? Jawab; saya akan memberikan remedial dengan cara memberikan tugastugas individu 4. Apakah bapak menerapkan program remedial pada siswa yang nilainya dibawah KKM ? Jawab; iya, karena akan membantu mereka untuk memperbaiki nilainilainya yang jelek 5. Apakah siswa memperhatikan bapak saat menjelaskan materi pelajaran sosiologi ? Jawab; ya gitulah mas namanya anak-anak ada saja yang tidak memperhatikan dan ada yg memperhatikan, tapi saya selalu menegur para siswa yang tidak mendengarkan.
6. Apabila siswa tidak memperhatikan penjelasan bapak, apa yang akan bapak lakukan ? Jawab; biasanya saya menegur dan langsung memberikan mereka pertanyaan 7. Media pembelajaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran sosiologi ? Jawab; disekolah ini udah enak mas sekarang, sudah ada proyektor 2 buah yang satu yang langsung nyala ke papan tulis dan satu touchscreen mas jadi lebih memudahkan didalam proses pembelajarannya 8. Pembelajaran yang seperti apa yang biasa bapak gunakan dalam pembelajaran sosiologi ?? Jawab; biasanya saya lebih banyak melakukan diskusi mas dikelas, karena kan sekarang memakai k13 ya mas jadi lebih banyak memberikan pembelajaran yang lebih membuat siswa aktif
HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU Tahap
: Pasca Penelitian
Hari/tanggal
: 22 Mei 2015
Responden
: Bapak Sururudin, S.Pd
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi
Daftar Jawaban
:
1. Apakah menurut bapak, pembelajaran discovery learning ini cocok dalam pembelajaran sosiologi ? Jawab; iya memang pembelajaran yang cocok didalam k13 yang model seperti ini mas, karena saya melihat disini siswa lebih kreatif didalam mengekspresikan segala hal yang ada dipikirannya terkait pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator . 2. Menurut bapak, apakah kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran dari discovery learning ini? Jawab; kelebihannya menurut mengekspor
pemikirannya
dan
saya adalah disini siswa jadi bisa juga
mampu
berkreasi
didalam
pembelajaran, namun kekurangannya yang saya lihat disini masih banyak juga siswa-siswa yang acuh tak acuh sama kelompoknya sehingga mungkin yang paham yang kerja didalam kelompok dan yang gak peduli sama kelompoknya gak bakal bisa ngerti apa-apa. 3. Solusi yang seperti apa yang cocok untuk mengatasi kekurangan dalam penerapan pembelajaran discovery learning ? Jawab; menurut saya ya mas, sebenarnya model pembelajaran ini sudah bagus, mungkin dari gurunya sendiri ya mas harus tegas dan bisa lebih mengarahkan anak-anak agar tetap fokus pada pembelajaran, memang sulit mas memanage kelas itu, tapi kalo kita lakukan dengan maksimal mungkin kita bisa lebih meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. 4. Akankah ada kemungkinan anda menerapkan model pembelajaran discovery learning ini di kelas yang anda ajarkan ?
Jawab; pastinya sangat mungkin ya mas, karena model pembelajaran yang seperti ini yang bisa membuat siswa-siswa lebih mandiri belajar didalam kelas dan saya rasa ini model pembeajaran yang modern. 5. Adakah kemajuan siswa setelah anda melakukan pengamatan ? Jawab; banyak kemajuan mas saya melihat banyak siswa-siswa yang biasanya malas bisa jadi antusias pada saat membuat peta konsep seperti januar. 6. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan, apakah terdapat kemajuan dalam hasil belajar sosiologi siswa setelah diterapkan model pembelajaran discovery learning? Jawab; ya, ada peningkatan dalam hasil belajar siswa karena mereka tertarik dengan materi yang diberikan. 7. Dengan pengamatan yang anda lakukan selama ini, bagaimana tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran ? Jawab; tingakt perhatian lumayan banyak ya mas, mungkin mereka menyukai dengan sesuatu hal yang baru seperti ini, tapi saya mengamati ya mas masih ada juga yang seperti biasanya siswa-siswa yang malas. 8. Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait dengan penggunaan pembelajaran discovery learning sebagai model pembelajaran ? Jawab; ya harus lebih mengetahui lagi banyak hal tentang keinginan siswa itu maunya belajar yang seperti apa si, karena kan ya mas tipe-tipe siswa kan sangat berbeda-beda ya mas, maka dari itu tugas guru sangat berat bagaimana caranya men generalisasikan tipe-tipe yang berbeda tersebut didalam satu pembelajaran.
HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA Tahap
: Pra Penelitian
Hari/tanggal
: 5 Mei 2015
Responden
: Dwi Rahmawati
Kelas
: X IIS 2
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui hasil belajar sosiologi siswa dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran sosiologi
Daftar Jawaban
:
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran sosiologi di kelas ? Jawab; bagus kok ka, pelajaran sosiologi materinya enak untuk dibahas 2. Apakah kamu senang dengan pelajaran sosiologi ? Jawab; iya kak, senang 3. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu ? Jawab; belum tau kak kalo yang sekarang, tapi kalo yang kemarin lumayan kak 4. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru mengajar pelajaran sosiologi ? Jawab; sebenernya enak si kak tapi gurunya jarang masuk kak dan terkadang ngebosenin. 5. Model pembelajaran apa yang sering digunakan guru sosiologi dalam mengajar ? Jawab; paling presentasi kak sama diskusi kelompok, terus kerjain latihan soal.
HASIL WAWANCARA TERHADAP SISWA
Tahap
: Pasca Penelitian
Hari/tanggal
: 22 Mei 2015
Responden
: Dwi Rahmawati
Kelas
: X IIS 2
Tujuan Wawancara
:
Untuk
mengetahui
pengaruh model pembelajaran
sosiologi terhadap hasil belajar sosiologi Daftar Jawaban
:
1. Bagaimana menurut kamu belajar menggunakan model pembelajaran discovery learning? Jawab; Model pembelajaran seperti ini bisa membuat siswa dapat kerja mandiri dan memotivasi untuk kreatif, lebih menekankan ditemukannya konsep yang sebelumnya belum diketahui. 2. Menurut kamu apa kelebihan menggunakan model discovery learning? Jawab; Melatih kita untuk bisa bekerja sama dalam kelompok dan kita bisa jadi mandiri dan kreatif. 3. Apa kamu suka belajar menggunakan pembelajaran model discovery learning? Jawab; Terkadang banyak siswa yang asal-asalan membuatnya. Suasana kurang kondusif, siswa yang tidak mendengarkan presentasi kelompok lain
pada
model
pembelajaran
ini
mengakibatkan
materi
tidak
tersampaikan dengan baik karena kurangnya perhatian. 4. Menurut kamu apa kekurangan menggunakan model discovery learning ? Jawab; Iya, karena dengan menggunakan pembelajaran seperti ini memberi kebebasan kepada siswa untuk mengeksplor kemampuannya masing-masing didalam belajar dan tidak terpaku pada sumber buku.
5. Bagaimana hasil belajar sosiologi kamu pada materi yang dipelajari menggunakan model pembelajaran discovery learning ? Jawab; Lumayan naik ka, dari pada sebelumnya
Lampiran 7
HASIL PENGUJIAN ANATES
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 34 Jumlah butir = 30 Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No
Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 Achmad Rom...
15
15
0
15
15
2 Aditya Putra
17
13
0
17
17
3 Alifia Sri...
17
13
0
17
17
4 Alyssa Vel...
24
6
0
24
24
5 Anggia Ayasha
21
9
0
21
21
6 Anugrahani...
16
14
0
16
16
7 Aprillia P...
16
14
0
16
16
8 Devi Amelia
16
14
0
16
16
9 Eda Amelinda
16 14
0
16
16
10 Erviana Ad...
16
14
0
16
16
11 Fadhil Muh...
20 10
0
20
20
12 Farah Khai...
20 10
0
20
20
13 Fatimah Um...
16
14
0
16
16
8
0
22
22
14 Felina Ama...
22
15 Fidda Riya...
15
15
0
15
15
16 Geriet Amor
15
15
0
15
15
17 Haliana Pe...
18
12
0
18
18
18 Harmita Ra...
17
13
0
17
17
19 Ilyasa Dwi...
15
15
0
15
15
20
16
14
0
16
16
21 Karlina Am...
22
8
0
22
22
22 Krisna Taufik
15
15
0
15
15
23
17
13
0
17
17
16
14
0
16
16
Irvan Faiz
Larasati
24 Mentari Pu...
25 Muhammad F... 18
12
0
18
18
26 Mustika Ra...
16
14
0
16
16
27 Myra Junia...
17 13
0
17
17
28 Nurliyah Sari
15
15
0
15
15
29 Raka Ahinsa P
15
15
0
15
15
30 Rama Alkadri
22
8
0
22
22
31 Rani Gasetya
17
13
0
17
17
32 Shifa Inda...
18
12
0
18
18
33 Tita Perma...
16
14
0
16
16
34 Tsany Afif...
16
14
0
16
16
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 17,29 Simpang Baku= 2,44 KorelasiXY= 0,62 Reliabilitas Tes= 0,77 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 Achmad Romdoni
5
9
14
2
Aditya Putra
7
9
16
3 Alifia Srikandi
7
9
16
4 Alyssa Velian...
10
13
23
5
Anggia Ayasha
10
10
20
6 Anugrahani Putri
7
8
15
7 Aprillia Pratiwi
7
8
15
8
Devi Amelia
7
8
15
9
Eda Amelinda
7
8
15
10 Erviana Ade K...
7
8
15
11 Fadhil Muhammad
9
10
19
12
8
11
19
13 Fatimah Umi . H
7
8
15
14 Felina Amarissa
9
12
21
15 Fidda Riyaldi...
5
9
14
16
Geriet Amor
5
9
14
17 Haliana Pertiwi
7
10
17
18 Harmita Rahma...
7
9
16
19 Ilyasa Dwi Ca...
5
9
14
Farah Khairiya
20
Irvan Faiz
21 Karlina Amalia
6
9
15
10
11
21
22
Krisna Taufik
5
9
14
23
Larasati
7
9
16
24 Mentari Putri R
7
8
15
25 Muhammad Fadli
8
9
17
26 Mustika Ratna G
6
9
15
27 Myra Juniar ....
7
9
16
28
Nurliyah Sari
6
8
14
29
Raka Ahinsa P
5
9
14
30
Rama Alkadri
10
11
21
31
Rani Gasetya
7
9
16
32 Shifa Indayanti
7
10
17
33 Tita Permata ...
7
8
15
34 Tsany Afifah S
7
8
15
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 34 Klp atas/bawah(n)= 9 Butir Soal= 30 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1
6
7
-1
-11,11
2
7
5
2
22,22
3
9
9
0
0,00
4
0
0
0
0,00
5
9
8
1
11,11
6
7
9
-2
-22,22
7
8
9
-1
-11,11
8
9
8
1
11,11
9
7
0
7
77,78
10
8
0
8
88,89
11
9
9
0
0,00
12
1
0
1
11,11
13
4
0
4
44,44
14
9
9
0
0,00
15
9
9
0
0,00
16
5
0
5
55,56
17
6
0
6
66,67
18
7
0
7
77,78
19
8
9
-1
-11,11
20
2
0
2
22,22
21
9
9
0
0,00
22
1
0
1
11,11
23
9
9
0
0,00
24
9
9
0
0,00
25
1
0
1
11,11
26
8
3
5
55,56
27
3
0
3
33,33
28
8
7
1
11,11
29
0
0
0
0,00
30
9
9
0
0,00
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 34 Butir Soal= 30 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
1
23
67,65
Sedang
2
24
70,59
Sangat Mudah
3
34
100,00
Sangat Mudah
4
0
0,00
Sangat Sukar
5
32
94,12
Sangat Mudah
6
32
94,12
Sangat Mudah
7
33
97,06
Sangat Mudah
8
33
97,06
Sangat Mudah
9
7
20,59
Sukar
10
11
32,35
Sedang
11
34
100,00
Sangat Mudah
12
1
2,94
Sangat Sukar
13
4
11,76
Sangat Sukar
14
34
100,00
Sangat Mudah
15
34
100,00
Sangat Mudah
16
5
14,71
Sangat Sukar
17
7
20,59
Sukar
18
7
20,59
Sukar
19
33
97,06
Sangat Mudah
20
2
5,88
Sangat Sukar
21
34
100,00
Sangat Mudah
22
1
2,94
Sangat Sukar
23
34
100,00
Sangat Mudah
24
33
97,06
Sangat Mudah
25
1
2,94
Sangat Sukar
26
27
79,41
Mudah
27
3
8,82
Sangat Sukar
28
31
91,18
Sangat Mudah
29
0
0,00
Sangat Sukar
30
34
100,00
Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 34 Butir Soal= 30 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No Butir
Korelasi
Signifikansi
1
0,111
-
2
0,159
-
3
NAN
NAN
4
NAN
NAN
5
0,134
-
6
-0,177
-
7
-0,051
-
8
0,166
-
9
0,784
Sangat Signifikan
10
0,725
Sangat Signifikan
11
NAN
NAN
12
0,196
-
13
0,562
Sangat Signifikan
14
NAN
NAN
15
NAN
NAN
16
0,777
Sangat Signifikan
17
0,723
Sangat Signifikan
18
0,784
Sangat Signifikan
19
-0,196
20
0,385
Signifikan
21
NAN
NAN
22
0,340
-
23
NAN
NAN
24
0,094
-
25
0,340
-
26
0,334
-
27
0,608
Sangat Signifikan
28
0,081
-
29
NAN
NAN
30
NAN
NAN
-
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01
df (N-2) P=0,05 P=0,01
10
0,576 0,708
60
0,250 0,325
15
0,482 0,606
70
0,233 0,302
20
0,423 0,549
80
0,217 0,283
25
0,381 0,496
90
0,205 0,267
30
0,349 0,449
100
0,195 0,254
40
0,304 0,393
125
0,174 0,228
50
0,273 0,354
>150
0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 34 Butir Soal= 30 Nama berkas: Hasil Ana Tes
No Butir
a
b
c
d
e *
1
3++ 23** 7--- 0--
2
0-- 0-- 10--- 0-- 24** 0
3 34**
0
0
0
1- 0
0 0
4 33--- 1-- 0-- 0-- 0** 0 5
0-- 2--- 0-- 32**
6 32**
0-- 2---
0-- 0
0-- 0-- 0
7
0-- 0-- 33** 1--- 0-- 0
8
0-- 1--- 0-- 33**
0-- 0
9
0-- 7**
0-- 27--- 0-- 0
10
0-- 19--- 11** 0 34**
4+ 0
0-- 0
11
0
0 0
12
4- 0-- 0-- 29--- 1** 0
13 30--- 4**
0--
0-- 0-- 0
14
0
0
0 0
0
0
0 0
0 34**
15 34**
0
16
5**
2- 27---
17
3- 7** 24--- 0-- 0-- 0
18 26--- 7**
1--
0-- 0-- 0
0-- 0-- 0
19
0-- 0-- 1--- 0-- 33** 0
20
0--
21
0
0
22
5+
1** 28--- 0-- 0-- 0
23
0
0 34**
24
4- 0-- 28--- 2** 0 0
0 34** 0
0
0-- 1--- 0-- 33**
0 0 0-- 0
25 21--- 12+
0-- 1**
0-- 0
26 27** 5---
1+
0-- 0
1+
27
0-- 3**
28
0-- 3--- 0-- 31**
0-- 0
29
0-- 0-- 34--- 0**
0-- 0
30
0 34**
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik
0-- 0-- 31--- 0
0
0
0 0
-- : Buruk ---: Sangat Buruk
Lampiran 8
Hasil Soal yang Valid
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi B. Enkulturasi E. Diffusi C. Integrasi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 1 (Satu)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi dan Enkulturasi 2. Mengidentifikasi Perbedaan Sosialisasi dan Enkulturasi 3. Menganalisis Macam-macam Sosialisasi
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sosialisasi dan enkulturasi 2. Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan sosialisasi dan enkulturasi 3. Siswa mampu menganalisis macam-macam sosialisasi
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Discovery Learning
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar, Majalah, Buku-buku Perpustakaan.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. Mengamati guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Menanya Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Mengumpulkan data/informasi a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk mencari materi sendiri sesuai dengan tema pembelajaran dengan sumber data pelajaran dari berbagai sumber apa saja. 4. Mengasosiasi a. Guru memberikan soal Pretest b. Guru menyuruh setiap individu siswa untuk mencari terkait materi pembelajaran c. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
perpustakaan d. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat e. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah pendapat.
5. Mengomunikasikan a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis didepan kelas oleh setiap individu. b. Peserta didik lain diminta memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil presentasi individu yang sedang presentasi. c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi yang telah dipresentasikan dan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Penutup
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan datang 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
5 menit
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
3.
Format
Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME. Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Terlampir
Terlampir
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat
Setuju
Setuju 1
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor Keterangan Nilai
Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Nilai Akhir
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi dan Enkulturasi
2
3
Mengidentifikasi
Bobot 2
dan enkulturasi?
perbedaan
sosialisasi Jelaskan perbedaan sosialisasi
dan enkulturasi
dan enkulturasi?
Menganalisis macam-macam sosialisasi
Sebutkan macam-macam
2
2
sosialisasi?
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
3
Kelengkapan data
2
3
4
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9 - 12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi C. Integrasi
E. Diffusi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok 4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Pengertian Nilai dan Norma 2. Menganalisis Perbedaan Nilai dan Norma 3. Mengidentifikasi macam-macam Nilai dan Norma
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian nilai dan norma 2. Siswa mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma 3. Siswa mampu mengaidentifikasi macam-macam nilai dan norma
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Discovery Learning
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar, Majalah, Buku-buku Perpustakaan.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. Mengamati guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Menanya Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Mengumpulkan data/informasi a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk membagi kelompok dan mencari sumber data pelajaran dari berbagai sumber apa saja. 4. Mengasosiasi a. Guru membagi 5 kelompok untuk metode pembelajaran discovery learning. b. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di perpustakaan c. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat d. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah pendapat.
5. Mengomunikasikan a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis dan generalisasi semua siswa yang ada dikelompok
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
didepan kelas oleh anggota kelompok masingmasing. b. Kelompok lain diminta memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang presentasi c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi yang telah dipresentasikan dan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi
Penutup
5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan datang 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
Kompetensi yang Dinilai Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
Format Penilaian Terlampir
Terlampir
3.
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Terlampir
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ...
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat Setuju
1
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor
Setuju
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Nilai Akhir
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Skor yang diperoleh
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi dan Enkulturasi
2
3
Mengidentifikasi
Bobot 2
dan enkulturasi?
perbedaan
sosialisasi Jelakan perbedaan sosialisasi
dan enkulturasi
dan enkulturasi?
Menganalisis macam-macam sosialisasi
Sebutkan macam-macam sosialisasi?
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
2
2
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
3
Kelengkapan data
2
3
4
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9 - 12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan
4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi B. Enkulturasi E. Diffusi C. Integrasi 7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 3 (Tiga)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian 2. Menganalisis Proses Enkulturasi dan Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks Budaya 3. Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian 2. Siswa mampu menganalisis proses enkulturasi dan pembentukan pola pikir sesuai konteks budaya 3. Siswa mampu mengidentifikasi agen-agen sosialisasi
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Discovery Learning
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati, Bahan-bahan dari Internet, Surat Kabar, Majalah, Buku-buku Perpustakaan.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point, Kertas Presentasi.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. Mengamati guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Menanya Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Mengumpulkan data/informasi a. Guru memberi arahan mengenai tema pembelajaran dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk membagi kelompok dan mencari sumber data pelajaran dari berbagai sumber apa saja. 4. Mengasosiasi a. Guru membagi 5 kelompok untuk metode pembelajaran discovery learning. b. Guru membebaskan siswa untuk mencari sumber di perpustakaan c. Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat d. Peserta didik merumuskan diskusi dari hasil curah
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
pendapat.
5. Mengomunikasikan a. Peserta didik mempresentasikan hasil analisis dan generalisasi semua siswa yang ada dikelompok didepan kelas oleh anggota kelompok masingmasing. b. Kelompok lain diminta memberi tanggapan atau pertanyaan terhadap hasil presentasi kelompok yang sedang presentasi. c. Peserta didik mengambil kesimpulan atas materi yang telah dipresentasikan dan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. d. Guru memberikan soal Postest Penutup
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan datang 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
5 menit
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
3.
Format
Kompetensi yang Dinilai
Penilaian
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi
Terlampir
merupakan karunia dan nikmat Allah YME. Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Terlampir
Terlampir
Instrumen: Lihat Lampiran.
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat
Setuju
Setuju 1
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor Keterangan Nilai
Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Nilai Akhir
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Sebutkan faktor-faktor Pembentukan Kepribadian
2
Menganalisis
Proses
Bobot 2
pembentukan Kepribadian?
Enkulturasi
dan Bagaimana cara pembentukan
2
Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks pola pkir yang baik? Budaya 3
Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi
Berikan beberapa contoh agen-
2
agen sosialisasi berikut penjelasannya !
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
2
3
4
3
Kelengkapan data
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
9 - 12
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others
6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi B. Enkulturasi E. Diffusi C. Integrasi 7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 1 (Satu)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi dan Enkulturasi 2. Mengidentifikasi Perbedaan Sosialisasi dan Enkulturasi 3. Menganalisis Macam-macam Sosialisasi
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sosialisasi dan enkulturasi 2. Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan sosialisasi dan enkulturasi 3. Siswa mampu menganalisis macam-macam sosialisasi
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Konvensional
2. Model
: Ceramah, Tanya Jawab
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Guru memberikan soal Pretest 4. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power point 5. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru membbuka sesi tanya jawab 6. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang telah disampaikan 7. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya 8. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai pertanyaan yang telah dilontarkan
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi
Penutup
ALOKASI WAKTU 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi tugas pekerjaan rumah (PR) 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
3.
Kompetensi yang Dinilai Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi merupakan karunia dan nikmat Allah YME. Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
Terlampir
Terlampir
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Skor yang diperoleh
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
------------- X 100 = ... Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat
Setuju
Setuju 1
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor Keterangan Nilai
Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Nilai Akhir
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi dan Enkulturasi
2
3
Mengidentifikasi
Bobot 2
dan enkulturasi?
perbedaan
sosialisasi Jelaskan perbedaan sosialisasi
dan enkulturasi
dan enkulturasi?
Menganalisis macam-macam sosialisasi
Sebutkan macam-macam
2
2
sosialisasi?
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
3
Kelengkapan data
2
3
4
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9 - 12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi C. Integrasi
E. Diffusi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Pengertian Nilai dan Norma 2. Menganalisis Perbedaan Nilai dan Norma 3. Mengidentifikasi macam-macam Nilai dan Norma
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian nilai dan norma 2. Siswa mampu menganalisis perbedaan nilai dan norma 3. Siswa mampu mengaidentifikasi macam-macam nilai dan norma
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Konvensional
2. Model
: Ceramah, Tanya Jawab
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power point 4. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru membbuka sesi tanya jawab 5. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang telah disampaikan 6. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya 7. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai pertanyaan yang telah dilontarkan
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi
Penutup
ALOKASI WAKTU 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi tugas pekerjaan rumah (PR) 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
3.
Kompetensi yang Dinilai Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi merupakan karunia dan nikmat Allah YME. Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
Terlampir
Terlampir
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Skor yang diperoleh
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
------------- X 100 = ... Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat
Setuju
Setuju 1
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor Keterangan Nilai
Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Nilai Akhir
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi
Bobot 2
dan enkulturasi? Jelaskan
dan Enkulturasi
perbedaannya!
2
Mengidentifikasi Perbedaan Nilai dan Jelakan perbedaan nilai dan Norma
3
2
norma?
Menganalisis Macam-macam Nilai dan Sebutkan macam-macam nilai Norma
2
dan norma!
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
3
Kelengkapan data
2
3
4
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9 - 12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi C. Integrasi
E. Diffusi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Kelas/Semester
: X/II
Mata Pelajaran
: Sosiologi
Pertemuan ke
: 3 (Tiga)
Alokasi Waktu
: 3 X 45 menit (3 JP)
KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3.2 Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
4.3 Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI: 1. Mendeskripsikan Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian 2. Menganalisis Proses Enkulturasi dan Pembentukan Pola Pikir Sesuai Konteks Budaya 3. Mengidentifikasi Agen-agen Sosialisasi
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat: 1. Siswa mampu mendeskripsikan proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian 2. Siswa mampu menganalisis proses enkulturasi dan pembentukan pola pikir sesuai konteks budaya 3. Siswa mampu mengidentifikasi agen-agen sosialisasi
E. MATERI AJAR: 1. Sosialisasi dan Enkulturasi
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Konvensional
2. Model
: Ceramah, Tanya Jawab
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber
: Buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII Vina Dwi 2009, Buku Sosiologi dan Antropologi untuk SMA/MA Kelas X Kun Maryati.
2. Media Pembelajaran Media
: Power Point.
Alat/Bahan
: Whiteboard, spidol, penghapus, infokus, dan laptop.
H. Kegiatan pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan
ALOKASI WAKTU 10 Menit
berdoa bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4.
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
Inti
1. guru memberi pengantar untuk pembelajaran hari ini 2. Peserta didik menanyakan tentang apa yang dijelaskan guru 3. Guru mulai menjelaskan materi yang sudah ada di power point 4. Setelah materi yang disampaikan telah selesai guru membbuka sesi tanya jawab 5. Peserta didik mulai menanyakan terkait materi yang telah disampaikan 6. Guru mulai menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa murid yang bertanya 7. Guru mencoba memberikan kesimpulan dari berbagai pertanyaan yang telah dilontarkan 8. Guru memberikan soal post test
120 menit
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi
Penutup
ALOKASI WAKTU 5 menit
pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Menyampaikan materi yang akan dating dan memberi tugas pekerjaan rumah (PR) 3. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian a. Sikap Spiritual 1) Teknik Penilaian
: Penilaian diri
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian diri
3) Kisi-kisi
:
No.
1.
2.
3.
Kompetensi yang Dinilai Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di muka bumi merupakan karunia dan nikmat Allah YME. Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri.
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
Terlampir
Terlampir
b. Sikap Sosial 1) Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Penilaian Antarteman
3) Kisi-kisi
:
No. 1
Kompetensi yang Dinilai Peserta didik memiliki sikap : a. Bijaksana b. Peduli c. Santun d. Percaya diri
Instrumen: Lihat Lampiran.
c. Pengetahuan 1) Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
2) Bentuk Instrumen
: Tes Uraian dan project
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
d. Keterampilan 1) Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
2) Bentuk Instrumen
: Lembar Observasi
3) Kisi-kisi
:
Instrumen: Lihat Lampiran.
Format Penilaian Terlampir
2. Pedoman Penskoran a. Sikap Spiritual (Penilaian Diri) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
b) Sikap Sosial (Penilaian Antarteman) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c) Pengetahuan (Tes Tertulis) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat baik
= Skor 4
= Skor 1
Baik
= Skor 3
= Skor 2
Skor yang diperoleh
Kurang baik
= Skor 2
= Skor 3
Tidak baik
= Skor 1
= Skor 4
------------- X 100 = ... Skor maks
d) Keterampilan (Tes Unjuk Kerja) Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Sangat bagus
= Skor 4
= Skor 1
Bagus
= Skor 3
= Skor 2
Kurang bagus
= Skor 2
= Skor 3
Tidak bagus
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Intrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Diri
Penilai
: Diri Sendiri Pilihan Jawaban
No
Kompetensi yang Dinilai
Sangat
Setuju
Setuju 1
Ragu
Tidak
-ragu
Setuju
Skor
Meyakini bahwa segala yang ada dibumi merupakan ciptaan Tuhan YME . Meyakini bahwa segala kekayaan alam di
2
muka umi merupakan karunia dan nikmat Allah YME.
3
Memahami bahwa setiap penciptaan Allah memiliki manfaat yang harus disyukuri. Jumlah Skor Keterangan Nilai
Pilihan
Positif
Negatif
Sangat setuju
= Skor 4
= Skor 1
Setuju
= Skor 3
= Skor 2
Ragu-ragu
= Skor 2
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Nilai Akhir
Penilaian Sikap Spiritual Indikator: Nama No.
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran Peserta didik (1-4)
1 2 3 4 5
Kisi-kisi Indikator sikap spiritual: Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran 1.
Berdoa dengan tidak sungguh-sungguh
2.
Kadang-kadang berdoa dengan sungguh-sungguh
3.
Sering berdoa dengan sungguh-sungguh
4.
Selalu berdoa dengan sungguh-sungguh
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: apabila memperoleh skor 4
Baik
: apabila memperoleh skor 3
Cukup
: apabila memperoleh skor 2
Kurang
: apabila memperoleh skor 1
b. Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Penilaian Antarteman
Penilai
: Teman Kelas Aspek
No
Nama Siswa
Jumlah Bijaksana
Peduli
Santun
Percaya diri
1 2 3 Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Selalu
= Skor 4
= Skor 1
Sering
= Skor 3
= Skor 2
Kadang-kadang
= Skor 2
= Skor 3
Tidak pernah
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
c. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Pengetahuan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Tertulis
Penilai
: Guru
No. 1
Indikator
Format Penilaian
Mendeskripsikan Pengertian Sosialisasi Apa pengertian dari sosialisasi
Bobot 2
dan enkulturasi? Jelaskan
dan Enkulturasi
perbedaannya!
2
Mengidentifikasi Perbedaan Nilai dan Jelakan perbedaan nilai dan Norma
3
2
norma?
Menganalisis Macam-macam Nilai dan Sebutkan macam-macam nilai Norma
2
dan norma!
Keterangan : Tiap nomor diberi nilai 2 maka nilai pengetahuan adalah 5 x 2
d. Instrumen Penilaian (Aspek Penilaian Keterampilan) Nama sekolah
: SMA Negeri 29 Jakarta
Nama Siswa
: ……………………………………..
Kelas / Semester
: X / II
Teknik Penilaian
: Tes Unjuk Kerja (Performance)
Penilai
: Guru
Rubrik Penilaian Laporan Tugas Aspek No
Deskripsi Penilaian
Jumlah 1
1
Isi laporan
2
Teknik penulisan
3
Kelengkapan data
2
3
4
Keterangan Nilai Pilihan
Positif
Negatif
Lengkap sekali
= Skor 4
= Skor 1
Lengkap
= Skor 3
= Skor 2
Cukup lengkap
= Skor 2
= Skor 3
Tidak lengkap
= Skor 1
= Skor 4
Skor yang diperoleh ------------- X 100 = ... Skor maks
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek yang dinilai
No.
Nama Peserta didik
Kelayakan Isi (1-4)
Kelayakan
Bahasa
Kreativitas Nilai Akhir
Penyajian (1-4)
(1-4)
(1-4)
1. 2. 3. 4. 5.
Keterangan : 1. Kelayakan isi
: Keakuratan materi dan kemutakhiran
2. Kelayakan penyajian
: Keterlibatan peserta didik untuk belajar aktif dan disajikan secara kontekstual
3. Bahasa
: Jelas, mudah dipahami, dan komunikatif
4. Kreativitas
: Menarik, ide yang berbeda dan inovatif
Petunjuk Penyekoran : Baik Sekali
: Apabila memperoleh skor 13 - 16
Baik
: Apabila memperoleh skor 9 - 12
Cukup
: Apabila memperoleh skor 5 - 8
Kurang
: Apabila memperoleh skor 1 – 4
Terlampir SOAL PRETEST-POSTEST
1. Contoh nilai yang mendarah daging di bawah ini adalah . . . . A. Setiap hari ibu memberi uang jajan kepada anaknya B. Ayah berpesan kepada ibu agar menjaga anak-anak dengan baik C. Seorang prajurit berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh D. Syukuran tujuh bulan selalu dilaksanakan oleh masyarakat tertentu bagi wanita yang mengandung anak pertama E. Larangan buang air kecil di sembarang tempat 2. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat disebut . . . . A. Nilai B. Adat istiadat C. Norma D. Pandangan hidup E. Kebiasaan 3. Petunjuk hidup yang berasal dari akhlak dan hati nurani tentang baik dan buruk disebut norma .... A. Agama D. Kebiasaan B. Kesusilaan E. Hukum C. Kesopanan 4. Masa ketika seorang anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role talking D. Looking-glass self E. Generalized others 5. Tahap ketika seorang anak mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada disekitarnya dengan meniru disebut . . . . A. Play stage B. Game stage C. Role taking D. Looking-glass self E. Generalized others 6. Proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya disebut . . . . A. Sosialisasi D. Interaksi
B. Enkulturasi C. Integrasi
E. Diffusi
7. Lingkungan sekolah merupakan salah satu media sosialisasi. Karena, sekolah berfungsi sebagai . . . . A. Lembaga sosial B. Tempat mencari teman C. Pengganti peranan keluarga D. Tempat fasilitas pendidikan E. Penyaluran berbagai nilai dan norma sosial 8. Norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku di dalam masyarakat, adalah norma . . . . A. Agama D. Hukum B. Kesopanan E. Kesusilaan C. Kebiasaan
Kunci Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
B C B A B B E B
Lampiran 11
Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol
Statistics Pretest Kontrol Valid
28
N Missing
0
Mean
50,893
Std. Error of Mean
2,7223
Median
50,000
Mode
50,0
Std. Deviation
14,4051
Variance
207,507
Range
50,0
Minimum
25,0
Maximum
75,0
Sum
1425,0
Pretest Kontrol Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
25,0
3
10,7
10,7
10,7
37,5
5
17,9
17,9
28,6
50,0
10
35,7
35,7
64,3
62,5
7
25,0
25,0
89,3
75,0
3
10,7
10,7
100,0
Total
28
100,0
100,0
Valid
Dari skor hasil pretest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 75 dan nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 50,89 median 50,00 modus 50,0 standar deviasi 14,4 standar error 2,7 dan varians 207.
Lampiran 12
Hasil Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Statistics Pretest Eksperimen Valid
28
N Missing
0
Mean
51,339
Std. Error of Mean
2,7533
Median
50,000
Mode
50,0
Std. Deviation
14,5692
Variance
212,260
Range
50,0
Minimum
25,0
Maximum
75,0
Sum
1437,5
Pretest Eksperimen Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
25,0
2
7,1
7,1
7,1
37,5
7
25,0
25,0
32,1
50,0
9
32,1
32,1
64,3
62,5
6
21,4
21,4
85,7
75,0
4
14,3
14,3
100,0
Total
28
100,0
100,0
Valid
Dari skor hasil pretest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 75 dan nilai terendah adalah 25 dengan nilai rata-rata 51,33 median 50,00 modus 50,0 standar deviasi 14,5 standar error 2,7 dan varians 212.
Lampiran 13
Hasil Perhitungan Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Postest Kelas Kontrol
Statistics Postest Kontrol Valid
28
N Missing
0
Mean
71,875
Std. Error of Mean
3,3792
Median
75,000
Mode
75,0
Std. Deviation
17,8811
Variance
319,734
Range
62,5
Minimum
37,5
Maximum
100,0
Sum
2012,5
Postest Kontrol Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
37,5
2
7,1
7,1
7,1
50,0
4
14,3
14,3
21,4
62,5
5
17,9
17,9
39,3
75,0
8
28,6
28,6
67,9
87,5
6
21,4
21,4
89,3
100,0
3
10,7
10,7
100,0
Total
28
100,0
100,0
Dari skor hasil postest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 37,5 dengan nilai rata-rata 71,87 median 75,00 modus 75,0 standar deviasi 17,8 standar error 3,3 dan varians 319.
Lampiran 14
Hasil Perhitungan Perhitungan Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen
Statistics Postest Eksperimen Valid
28
N Missing
0
Mean
77,679
Std. Error of Mean
2,9712
Median
81,250
Mode
87,5
Std. Deviation
15,7223
Variance
247,189
Range
50,0
Minimum
50,0
Maximum
100,0
Sum
2175,0
Postest Eksperimen Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
50,0
3
10,7
10,7
10,7
62,5
6
21,4
21,4
32,1
75,0
5
17,9
17,9
50,0
87,5
10
35,7
35,7
85,7
100,0
4
14,3
14,3
100,0
Total
28
100,0
100,0
Valid
Dari skor hasil postest kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata 77,67 median 81,25 modus 87,5 standar deviasi 15,7 standar error 2,9 dan varians 247.
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Pretest & Postest Kelas Kontrol No
Nilai
Nama Pretest 62,5
Postest 87,5
1
Aditiya Eka M
2
Alfredo Agustinus
25
37,5
3
Anisa Yustika Dewi
50
62,5
4
Apriyanti F.P
62,5
87,5
5
Ariq Rizki
37,5
50
6
Bella Kusmia
75
87,5
7
Christin Samosir
37,5
50
8
Daffa Nabilah
62,5
87,5
9
Febian F.S
50
62,5
10
Hasan Nur Fauzi
50
75
11
Heni Puspa N
62,5
62,5
12
Heviona Prahhansya
50
75
13
Hidego Handaru
75
100
14
Izkhy Luthfi Sentana
25
62,5
15
Jovanka Rachel
50
75
16
Kinanti Febriana
50
75
17
Kurnia Yuningsih
50
50
18
Lia Agistina
62,5
75
19
M. Nurhansah
50
62,5
20
Nawwan Husein
75
100
21
Nasa Bhisma P
37,5
100
22
Putri Melati
62,5
75
23
Rafli Adhi Pratama
37,5
50
24
Rika Imelda Aprilia
50
87,5
25
Siti Zuhriyah
50
87,5
26
Sabila Vira Utan
62,5
75
27
Syawindra Abi
37,5
75
28
Yudha Pramono
25
37,5
Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Pretest & Postest Kelas Eksperimen
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Aldiansyah A Annastasya R Arfia Nurul Aulia Pasya Brigitta Kintan F Cahyo Fikri Devin Raditya Denya Anna R Dinari Achmad Dwi Rachmawati Ega Aulia Safira Erika Fardila Fitrina Cahyani Indah P Indra Saputra Januar Farhan Aulia M. Rosy Aldino M. Fajar A Nabila Syifa Ni Luh Ariel Nur Afni Putri Malahati H Putti Rendi L A Romi Ramadhan Siti Fitriyani TB.M Fabiansyah Vika Dwi Anjani
Pretest 50 50 62,5 37,5 62,5 62,5 37,5 62,5 50 75 37,5 75 62,5 50 37,5 25 62,5 37,5 75 50 75 50 50 37,5 25 50 37,5 50
Nilai Postest 62,5 87,5 62,5 50 75 87,5 87,5 87,5 62,5 100 75 100 75 87,5 50 62,5 75 87,5 87,5 75 100 87,5 87,5 50 87,5 62,5 62,5 100
Lampiran 17 UJI NORMALITAS DATA A. Kelas Kontrol 1. Pretest No
X
F
Zn
z
f(z)
1
25
3
3
-1,26491
0,102952
0,107143 0,004191
2
37,5
5
8
-0,63246
0,263545
0,285714
3
50
10
18
0
0,5
0,642857 0,142857
4
62,5
7
25
0,632456
0,736455
0,892857 0,156402
5
75
3
28
1,264911
0,897048
Lhitung = 0,156
SD = 19,52
s(z)
1
If(z)-s(z)I
0,02217
0,102952
Mean = 50
Ltabel = 0,167 Jadi : 0,156 < 0,167 Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal 2. Postest No
X
F
Zn
z
f(z)
s(z)
If(z)-s(z)I
1
37,5
2
2
-1,336306
0,090725
0,071429
0,019296
2
50
4
6
-0,801784
0,211339
0,214286
0,002947
3
62,5
5
11
-0,267261
0,394634
0,392857
0,001777
4
75
8
19
0,2672612
0,605366
0,678571
0,073205
5
87,5
6
25
0,8017837
0,788661
0,892857
0,104196
6
100
3
28
1,3363062
1,336306
1
0,336306
SD = 23,38
Lhitung = 0,336
Ltabel = 0,167 Jadi : 0,336 > 0,167 Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi tidak normal
Mean = 68,75
B. Kelas Eksperimen 1. Pretest
No
X
F
Zn
z
F(z)
S(z)
If(z)-s(z)I
1
25
2
2
-1,264911
0,102952
0,071429
0,031523
2
37,5
7
9
-0,632456
0,263545
0,321429
0,057884
3
50
9
18
0
0,5
0,642857
0,142857
4
62,5
6
24
0,6324555
0,736455
0,857143
0,120687
5
75
4
28
1,2649111
0,897048
1
0,102952
Lhitung = 0,142
SD = 19,76
Mean = 50
Ltabel = 0,167 Jadi : 0,142 < 0,167 Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal 2. Postest No
X
F
Zn
z
f(z)
s(z)
If(z)-s(z)
1
50
3
3
-1,26491
0,102952
0,107143
0,004191
2
62,5
6
9
-0,63246
0,263545
0,321429
0,057884
3
75
5
14
0
0,5
0,5
0
4
87,5
10
24
0,632456
0,736455
0,857143
0,120687
5
100
4
28
1,264911
0,897048
1
0,367863
SD = 19,76
Lhitung = 0,367
Ltabel = 0,167 Jadi : 0,367 > 0,167 Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi tidak normal
Mean = 75
Lampiran 18 UJI HOMOGENITAS DATA A. Homogenitas Pretest
Eksperimen
Kontrol
S²
212
207
N
28
28
Perhitungan pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus Fisher sebagai berikut: F=
= = 1,02 db = n -1 db = 28 – 1 = 27 pembilang db = 28 – 1 = 27 penyebut Berdasarkan rumus diatas maka didapat hasil Fhitung < Ftabel dengan taraf signifikansi a = 0,05 yaitu 1,02 < 1,90 maka dapat disimpulkan bahwa data homogen.
B. Homogenitas Postest
Eksperimen
Kontrol
S²
247
319
N
28
28
Perhitungan pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus Fisher sebagai berikut: F=
=
= 0,77 db = n -1 db = 28 – 1 = 27 pembilang db = 28 – 1 = 27 penyebut Berdasarkan rumus diatas maka didapat hasil Fhitung < Ftabel dengan taraf signifikansi a = 0,05 yaitu 0,77 < 1,90 maka dapat disimpulkan bahwa data homogen.
Lampiran 19 UJI HIPOTESIS
A. Uji Hipotesis Hasil Pretest Diketahui data yang berdistribusi normal adalah data kelompok pretest kelas kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji “t”.
Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Group Statistics Metode
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1
28
51,339
14,5692
2,7533
2
28
50,893
14,4051
2,7223
Nilai
Levene's Test for Equality of Variances
Nilai
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
,059
,809
t-test for Equality of Means
T ,115
Df 54
Sig. (2tailed) ,909
,115
53,993
,909
Mean Difference ,4464
Std. Error Difference 3,8719
,4464
3,8719
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper - 8,2091 7,3163 7,3163
Pada hasil untuk perhitungan pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen diperoleh hasil nilainya Sig (2-tailed) (0,909) yang berarti lebih besar dari a (0,05) yang artinya Sig (2-tailed) (0,909) > a (0,05) atau
8,2092
sama dengan thitung < ttabel yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada pengaruh terhadap nilai tes.
B. Uji Hipotesis Hasil Postest Diketahui data yang berdistribusi tidak normal adalah kelompok data postest kontrol dan eksperimen. Setelah dilakukan uji non-parametrik Uji Mann-Whitney (Uji “U”) maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Percentiles 25th
50th (Median)
75th
Nilai
56
74,777
16,9376
37,5
100,0
62,500
75,000
87,500
Metode
56
1,50
,505
1
2
1,00
1,50
2,00
Ranks Metode
Nilai
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
28
25,93
726,00
2
28
31,07
870,00
Total
56 Test Statistics
a
Nilai
Mann-Whitney U
320,000
Wilcoxon W
726,000
Z
-1,209
Asymp. Sig. (2-tailed)
,227
a. Grouping Variable: Metode
Hasil perhitungan untuk nilai postest ternyata didapat sebesar 0,227 yang artinya Sig.(2-tailed) (0,227) > a (0,05) atau sama dengan U >
Ukritis yang berarti H0 diterima. Berarti tidak ada perbedaan setelah menggunakan model discovery learning dengan model biasa.
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian
BIODATA PENULIS
Nama
: Muhamad Rizky
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 29 Juli 1994
Alamat
: Jl. Apus IV no.20 Rt 09/03 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Email
: [email protected]
Telepon
: 089689025519
Anak Ke
: 1 dari 3 bersaudara
Nama Orang Tua Ayah
: Apid Ruskandi
Ibu
: Iis Rohmaniah
Saudara Kandung
: Achmad Faridz, Firman Hidayah
Riwayat Pendidikan
: TK Al-Ihsan, Tahun 1998-1999 MI Al-Ihsan, Tahun 1999-2005 SMP Islam Said Na’um, Tahun 2005-2008 SMA Muhammadiyah 15, Tahun 2008-2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2011-2015
Motto Hidup
: Jangan Takut tuk berlari disini kita semua mampu, hadapi semua rintanganmu dan gapailah semua mimpi-mimpimu. ^_^