PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI MUKTIHARJO KIDUL 03 SEMARANG Dhesi Retnosari UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
[email protected] ABSTRAK: Dhesi Retnosari NPM 11120036 “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang”. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNIVERSITAS PGRI Semarang. Penelitian dilatar belakangi oleh pembelajaran berpusat pada guru, kurangnya penggunaan model, media pembelajaran, dan hasil belajar dibawah KKM 70. Tujuan yang ingin dicapai adalah menganalisis pengaruh model Discovery Learning yang memunculkan keaktifan, keberanian, dan kerjasama terhadap hasil belajar tematik kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang. Jenis penelitian adalah eksperimen kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas IV menggunakan teknik Sampling Jenuh. Data penelitian diperoleh melalui instrumen pilihan ganda dengan 25 butir soal menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design. Berdasarkan hasil analisis data terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Rata-rata awal 63,5 meningkat menjadi 79,3 dan perhitungan uji t satu pihak kanan diperoleh thitung sebesar 9, 474 dengan nilai tertinggi 96, nilai terendah 56 dan nilai rata-rata kelas 79,3. Nilai distribusi t dengan α = 5% diperoleh ttabel sebesar 2,05. Kesimpulan adalah pembelajaran model Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar tematik integratif tema Cita- citaku subtema Hebatnya Cita- citaku kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang. Kata kunci: Model Discovery Learning, Hasil Belajar Dhesi Retnosari NPM 11120036 "Influence Model Discovery Learning Against Thematic Learning Outcomes At Integrative Learning Elementary School Grade IV 346
Muktiharjo Kidul 03 Semarang". Thesis Studies Program Elementary School Teacher. Faculty of Education. UNIVERSITY PGRI Semarang. Research was motivated by a teacher-centered learning, lack of use of the model, instructional media, and learning outcomes under KKM 70. The aim is to analyze the influence of the Discovery Learning models that bring liveliness, courage, and collaboration on learning outcomes thematic Elementary School fourth grade Muktiharjo Kidul 03 Semarang. This type of research is quantitative experiments. Population and sample is the entire fourth grade students using saturated sampling technique. Data were obtained through multiple-choice instrument with 25 items using design one group pretest-posttest design. Based on the results of the data analysis are the average difference between the learning outcomes before and after receiving treatment. The average initial increased to 79.3 and 63.5 t test calculation of the right side obtained t by 9, 474 with the highest value of 96, the lowest value of 56 and the average value of 79.3 class. The value of the t distribution with α = 5% was obtained ttable of 2.05. The conclusion is learning model of Discovery Learning effect on learning outcomes integrative thematic sub-theme theme ideals citaku Remarkably ideals citaku Elementary School fourth grade Muktiharjo Kidul 03 Semarang. Keywords: Model Discovery Learning, Learning Outcomes PENDAHULUAN Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan menentukan, karena pendidikan di sekolah dasar merupakan landasan pertama untuk menanamkan suatu konsep yang benar kepada anak. Diibaratkan sebuah bangunan, pendidikan di sekolah dasar merupakan pondasinya. Bangunan akan tetap kokoh apabila mempunyai pondasi yang kuat. Begitu mendasarnya pendidikan di sekolah dasar, maka perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat agar kualitas pendidikan semakin baik oleh karenanya harus sejak dini disiapkan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuata spiritual keagamaan,
347
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun. 2003). Pendidikan dapat menumbuhkan potensi- potensi siswa melalui kegiatan pengajaran. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam merespon setiap materi pelajaran yang diajarkan. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan inovatif tidaklah mudah. Realita yang terjadi, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa menjadi pasif dalam belajar. Akibatnya, proses belajar mengajar cenderung membosankan dan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor , antara lain, kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, kurangnya inovasi guru saat menggunakan model atau media pembelajaran. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun. 2005). Guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitator belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu, guna meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan di Indonesia, diperlukan perubahan yang cukup mendasar dalam sistem pendidikan nasional sehingga dapat mempersiapkan peserta didik yang tangguh dan dapat bersaing dengan bangsabangsa lain di dunia. Perubahan mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum. Kurikulum selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum 2013, kurikulum tersebut bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan objektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan 348
peradaban dunia. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik integratif, yaitu pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek atau materi baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Selain itu, kurikulum 2013 mempunyai beberapa ciri, yaitu berpusat pada siswa, proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan pemisah antar mata pelajaran tidak terlihat jelas. Kurikulum 2013 diharapkan dapat memperbaiki kualitas siswa secara akdemik maupun non akademik. Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.Tetapi dalam penerapannya guru disekolah belum menggunakan media, model dan model yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013. Guru di sekolah masih menggunakan model yang konvensional seperti ceramah sehingga menimbulkan kebosanan pada diri siswa sehingga siswa malas mendengarkan dan konsentrasi siswa berkurang sehingga hasil belajar siswa kurang. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar di kelas IV. Permasalahan tersebut antara lain dalam proses belajar mengajar, guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang inovatif atau masih menggunakan
motode
pembelajaran
yang
konvensional.
Siswa
kurang
memperhatikan guru ketika proses kegiatan belajar sedang berlangsung, masih mendominasi kegiatan belajar dengan menggunakan ceramah dalam proses belajar mengajar di kelas. Partisipasi siswa yang dilibatkan masih kurang maksimal. Selain itu, tidak ada penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran. Siswa hanya pasif, dan menjadi pendengar saja dengan wajah dan tatapan yang kosong ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Efek dari permasalahan-permasalahan tersebut secara tidak langsung mengakibatkan banyak siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu dengan batas nilai KKM 70. Dari 28 siswa hanya 9 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 19 yang belum mencapai KKM. Sehingga kurang dari 50% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Berdasarkan permasalahan yang ada di SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang, maka perlu solusi yang sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif. Agar kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan keaktifan siswa maka guru harus 349
pandai memilih model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keakktifan siswa adalah model Discovery Learning. Dr. J. Richard (dalam Roestiyah 2008 : 20) Discovery Learning ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melaui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. model Discovery Learning bisa diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini: Stimulasi, Menyatakan Masalah, Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Pembuktian, Menarik Kesimpulan. Kelebihan Model Discovery Learning yaitu: Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognotif/ pengenalan siswa, Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/ individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, Dapat membangkitkan minat belajar siswa, Model ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing- masing, Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri, Model pembelajaran ini berpusat pada siswa, Guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan kasual antara dua variabel yang sengaja ditimbulkan. Jenis penelitian eksperimen ini adalah pre eksperimental dengan rancangan one group pretest and posttest design. Penilaian pertama dilakukan sebelum diberi kegiatan model Discovery Learning, yang dapat dikatakan sebagai penilaian pretest. Penilaian kedua dilakukan setelah melakukan kegiatan dengan menggunakan model Discovery Learning, yang dapat dikatakan sebagai penilaian posttest. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2010 : 117). Populasi pada
350
penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas 4 SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010 : 118). Jadi sampel dapat diartikan sebagai subyek yang dilibatkan langsung dalam penelitian yang dapat menjadi wakil keseluruhan populasi.Untuk melakukan penelitian diperlukan sampel dari populasi yang ada.Sampel yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV sebanyak 28. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif atau angka- angka yang dapat dihitung. Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah: observasi, tes, dokumentasi. Metode observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto,2012: 45). Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013: 274). Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah gambaran dalam pembelajar pada kelas IV sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlkuan dengan model Discovery Learning. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Metode ini digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan dan mengetahui ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar setelah diadakannya tindakan yaitu adanya pretest dan posttest Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dengan menggunakan teknik statistik t-test untuk satu sampel related, yang diuji adalah perbedaan hasil antara T2 dengan T1. Jika diperoleh perbedaan, dimana T2 lebih besar dari T1 maka pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, namun bila T2 lebih kecil dari T1 maka pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning memiliki pengaruh negatif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. HASIL
351
Uji coba instrument dilakukan untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran tiap- tiap butir soal yang digunakan dalam penelitian. Dari hasil uji coba instrument menyatakan bahwa dari 33 soal dinyatakan valid, sedangkan reliabilitas instrument menyatakan bahwa soal termasuk kriteria reliabilitas tinggi karena r11 = 0,914. Hasil nilai pretest dan posttest Pretest (X)
Posttest (Y)
Mean
63,5
79,3
Modus
68
80
Median
68
80
Nilai Tertinggi
80
96
Nilai Terendah
44
56
Siswa Tuntas
7
25
Siswa Tidak Tuntas
21
3
Presentase Ketuntasan
25%
89%
Berdasarkan Tabel 4.1, hasil pretest siswa dilmbangkan dengan huruf X, terdiri dari 21 siswa yang belum mencapai KKM 70, artinya hanya 7 siswa yang mencapai KKM. Data pretest mengenai hasil belajar siswa pada tema Cita- citaku subtema Hebatnya Cita- citaku sebagai data awal menunjukkan nilai terendah siswa adalah 44 dan nilai tertinggi siswa adalah 80. Rata- rata (mean) kelas siswa pada pretest adalah 63,5 artinya niali tersebut merupakan wakil dari nilai- nilai berdasarkan data- data yang telah diperoleh dalam pretest siswa. Data hasil pretest dengan nilai 68 merupakan data yang sering muncul (modus), selain itu 68 juga merupakan data yang berada di tengah sehingga membagi dua bagian data sama banyak (median) dan data hasil posttest siswa dilambangkan dengan huruf Y, menunjukkan terdapat 25 siswa yang mencapai KKM 70, sedangkan 3 siswa lainnya masih belum mencapai KKM. Data hasil posttest siswa menunjukkan nilai terendah siswa adalah 56 dan nilai tertinggi siswa adalah 96. Rata- rata (mean) kelas siswa pada posttest adalah 79, 3, modus pada nilai posttest adalah 80, dan median pada posttest adalah 80 PEMBAHASAN
352
Hasil pretest menunjukkan bahwa nilai rata- rata kelas sebesar 63,5, sedangkan hasil posttest siswa setelah mendapatkan perlakuan menunjukan nilai ratarata kelas meningkat menjadi 79,3. Perlakuan diberikan dalam pembelajaran dengan model Discovery Learning selama empat kali pertemuan. Dimana perencanaan serta pesiapan pembelajaran sangat diperlukan dalam penelitian atau pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat menunjukkan secara jelas bahwa pemberian model Discovery Learning dalam proses pembelajaran dinyatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV khususnya pada tema Cita- citaku subtema Hebatnya Citacitaku di SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang, dibuktikan dengan perbedaan hasil nilai pretest dan posttest siswa yang menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan, dengan demikian perlakuan yang diberikan terhadap variabel Y (hasil belajar) juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Peningkatan nilai rata- rata kelas yang awalnya 63,5 pada pretest menjadi 79,3 pada posttest, menunjukkan rata- rata tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan meningkat 80%, artinya perlakuan X yang diberikan berpengaruh 80% terhadap hasil belajar siswa, selain itu jumlah siswa yang dapat mencapai KKM (tuntas) mengalami peningkatan sebesar 64%, pada awalnya hasil pretest menunjukkan masih ada 75% (21 dari 28 siswa) tidak tuntas dalam mencapai batas KKM berkurang menjadi 11% (3 dari 28 siswa). Sehingga terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model Discovery Learning dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang, sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa pada pelaksanaan pretest dan posttest di kelas penelitian mempunyai selisih rata-rata sebesar 15,8. Dengan banyak siswa yang tuntas pada pretest sebanyak 7 siswa dari 28 siswa, sedangkan pada posttest sebanyak 25 siswa dari 28 siswa tuntas dan mampu mencapai KKM yang ditentukan (70). Nilai terendah pada pretest yaitu 44, sedangkan nilai terendah pada posttest yaitu 56. Nilai tertinggi pada pretest yaitu 80, sedangkan nilai tertinggi pada posttest yaitu 96. Selanjutnya pada posttest terlihat peningkatan yang terjadi pada kelas penelitian. Pada pretest rata-ratanya yaitu 63, 5, sedangkan rata-rata pada posttest yaitu 79,3. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
353
Berdasarkan analisis data, hasil penelitian, dan pembahasan, maka pada peneltian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Discovery Learning dalam pembelajaran tematik integratif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Tema Cita- citaku Sub Tema Hebatnya Cita- citaku kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang dalam aspek kognitif. Hal ini dapat dibuktikan dan hasilnya antara lain : 1. Ada pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Muktiharjo Kidul 03 Semarang. Hal ini dilihat dari hasil uji t dengan thitung = 27,16 > ttabel = 2,05 dengan taraf signifikan α = 5%. 2. Data penelitian menunjukan bahwa skor nilai hasil belajar siswa sebelum mendapatkan perlakuan yaitu dengan jumlah nilai keseluruhan siswa 1780 dengan rata-rata 63, 5 terdiri dari yang telah tuntas 7 siswa dan yang belum tuntas 21 siswa dan setelah mendapatkan perlakuan berupa penggunaan model Discovery Learning yaitu dengan jumlah nilai keseluruhan siswa 2220 dengan rata –rata 79, 3 terdiri dari 25 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas. Saran Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.
Dalam pembelajaran, dengan menggunakan variasi metode dan media yang menarik akan dapat memancing minat siswa dalam belajar. Maka dari itu, penggunaan model Discovery Learning dalam pembelajaran dapat dikembangkan untuk diterapkan pada tema lain. Sehingga materi pelajarandapat diserap dengan baik, siswa mampu memahami konsep materi yang diajarkan, dan prestasi belajar siswa meningkat atau mencapai KKM.
2.
Dalam pembelajaran, guru diharapkan mampu sebagai fasilitator, motivator, dan inovator dalam pembelajaran. Agar siswa tidak cepat bosan dan jenuh selama proses pembelajaran. Dengan menggunakan model Discovery Learning siswa akan terlibat secara aktif, mampu mengeluarkan ide-ide maupun gagasan dengan cara yang menyenangkan, aktif, kreatif, dan inovatif. Sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dan menjadikan prestasi belajarnya lebih baik.
3.
Penggunaan model Discovery Learning yang diterapkan kepada siswa di Sekolah Dasar akan memunculkan sikap kekatifan, keberanian, dan kerjasama. Maka dari
354
itu, sikap tersebut dapat mempengaruhi mempengaruhi nilai dalam hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Ahmadi, Lif Khoiru. 2014. Pengenmbangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. . 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2010. Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Soegeng, A.Y. 2006. Dasar- dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI PRESS. Sugiyono. 2010. Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2005. Model Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Wagiran, 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Temanggung: Bahtera Wijaya Perkasa.
355