EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 2 PARIAMAN
ARTIKEL
Oleh : RIKA PUTRI RAHAYU RAFELZA 0910013221061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA 2 NEGERI PARIAMAN Rika Putri Rahayu Rafelza 1), Gusmaweti 2), Wince Hendri 3) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas BungHatta 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 3) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] 1)
ABSTRAK The purpose of this research is to find the effectivity of study with problem solving teaching technique, where students are asked to make a resume, toward the cognitive result of grade XI students in SMAN 2 Pariaman. This kind of research is an experiment that uses Randomized Control-Group Post-test Only Design. The population of this research is all the grade XI students in SMAN 2 Pariaman which are registered in 2012/2013 study year and it consists of 5 classes. To define the sample class, Purposive Sampling is used while Random Sampling is used to define the control class. The result is XI1 as the experiment class and XI2 as the control class. The instruments which are used are the students’ study result and observation paper. The result of the research shows that the average of cognitive study result of the experiment class (73.94) is higher rather than the control class’ (58.95). The affective study result shows that the experiment class with the average 90.52 % is higher rather than the control class with 81.71% as the average. The psychomotor result of the experiment class is 91.00% as the average which is higher than the control class with only 82.59%. The data analysis uses uji-t shows that thitung>ttabel (3.90 > 1.67), so the hypothesis is accepted. It can be concluded from the result of this research that the effectivity of problem solving technique in the experiment class is higher than the control class’ Keywords :Problem Solving, Activity, Study Result dikemukakan
A. Latar Belakang Pendidikan berhubungan
dengan
slalu upaya
pembinaan manusia oleh karena itu, keberhasilan
pendidikan
juga
tergantung pada unsur manusia itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang
(2011:135) program
oleh bahwa
pendidikan
Sadirman “keberhasilan tidak
dapat
dipisahkan dari peranan masyarakat secara keseluruhan, baik sebagai sumber
asal
dan
sumber
maupun sebagai pemakai hasil.
daya
Belajar
adalah
pengajaran jelas merupakan produk
mengembangkan berbagai strategi
dan usaha guru melalui kegiatan
untuk mencatat dan memperoleh
mengajar. Hal ini dapat dipahami
informasi,
siswa
aktif
karna mengajar merupakan suatu
menemukan
informasi
guru
aktivitas khusus yang dilakukan guru
harus dan
menjadi partner siswa dalam proses
untuk
penemuan berbagai informasi dan
memperoleh
makna
pengembangan skill (keterampilan),
dari
informasi
yang
membimbing
perubahan
diperolehnya dalam pelajaran yang
attitude
mereka bahas dan kaji bersama
(penghargaan),
(Rosyada 2007:94). Hal ini seperti
(pengetahuan).
yang dikemukakan oleh (Sardiman 2011:21)
”Belajar
(sikap),
didik dan
appreciatin
dan
knowledge
Menurut Hamalik (2007:73)
usaha
tujuan belajar adalah sejumlah hasil
mengubah tingkah laku, perubahan
belajar yang menunjukan bahwa
tidak
dengan
siswa telah melakukan pebuatan
pengetahuan,
belajar, yang meliputi pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan dan sikap-sikap yang
keterampilan, sikap, minat, watak,
baru, yang diharapkan tercapai oleh
penyesuaian diri. Dengan demikian
siswa.
hanya
penambahan
adalah
anak
berkaitan ilmu
dapat dikatakan bahwa belajar itu
Pelaksanaan
pembelajaran
sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,
dikelas merupakan tugas pokok guru
psiko-fisik
menuju
yang
mausia
efektif.
keperkembangan
untuk pribadi
harus Guru
dilaksanakan
secara
melakukan
proses
seutuhnya”. Perubahan tingkah laku
pembelajaran secara efektif akan
terjadi karena usaha individu yang
mempengaruhi
bersangkutan. Oleh karna itu, pada
mengajar dan hasil belajar siswa.
prinsipnya belajar adalah proses
Dalam
perubahan tingkah sebagai akibat
efektivitas
dari interaksi antara siswa dengan
untuk mencapai hasil belajar optimal
sumber-sumber belajar. Perubahan
sesuai
prilaku pada siswa dalam konteks
pembelajaran
kualitas
upaya proses
harapan,
belajar
meningkatkan pembelajaran
perencanaan
merupakan
sesuatu
yang
mutlak
harus
dipersiapkan
efektif dapat diketahui dari hasil
setiap guru, persiapan yang lebih
belajar siswa yang baik. Petujuk
sempurna sesuai dengan kebutuhan
keberhasilan belajar siswa dapat
siswa, sehingga siswa bisa mengikuti
dilihat
proses
menguasai materi pembelajaran yang
belajar
mengajar
sesuai
bahwa
siswa
tersebut
harapan dan memperoleh berbagai
diberikan.
pengalaman baru serta menambah
kemampuan siswa yang bervariasi
kompetensinya.
menyebabkan tidak semua siswa
Menurut
Rosyada
Namun,
karena
menguasai materi secara tuntas.
(2004:118) Suatu proses belajarmengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar-mengajar tersebut
dapat
proses
membengkitkan
belajar.
Ukuran
dari
pembelajaran yang efektif terletak
Menurut Fransiska dalam Nurgana (2013) Efektif pembelajaran merupakan
suatu
berhubungan keberhasilan
ukuran
dengan dari
yang tingkat
suatu
proses
pembelajaran. Kriteria keefektifan
pada hasilnya. Menurut
Hamzah
dan
Mohamad (2011-173:174), terdapat 7 indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran itu efektif salah satu diantaranya yaitu:
dalam pembelajaran mengacu pada : a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah siswa telah memperoleh
1) Hasil Belajar Siswa yang Baik Evaluasi
adalah
satu-
satunya untuk menentukan ketepatan
nilai 60, maka itu dikatakan sudah mencapai
kriteria
efektivitas.
(Nurgana, 1985:63).
pembelajaran dan keberhasilan, agar guru dapat memberikan informasi kepada
lembaga
siswanya,
efektif apabila secara statistik
bagaimana dan sampai di mana
hasil belajar siswa menunjukkan
penguasaan dan keterampilan yang
perbedaan yang signifikan antara
telah
pemahaman
dicapai
demikian
atau
b. Model pembelajaran dikatakan
siswanya.
indikator
Dengan
pembelajaran
awal
dengan
pemahaman setelah pembelajaran.
c. Model pembelajaran dikatakan
berpusat pada guru. Siswa hanya
efektif
memperhatikan, mendengar apa yang
jika
dapat
meningkatkan
minat dan motivasi apabila setelah
dijelaskan
oleh
guru,
pembelajaran siswa menjadi lebih
mengakibatkan mereka kurang aktif,
termotivasi untuk belajar lebih giat
tidak kritis dan tidak berinisiatif
dan memperoleh hasil belajar yang
dalam berfikir karena tidak terlatih
lebih baik. Serta siswa belajar dalam
untuk
keadaan yang menyenangkan.
melalui
memperoleh usaha
atau
sehingga
pengetahuan pengalaman
Berdasarkan hal di atas jelas
sendiri. Meskipun berbagai usaha
bahwa guru diharapkan memiliki
telah dilakukan dalam peningkatan
pengetahuan,
dan
mutu pendidikan biologi, namun
keterampilan serta sikap yang lebih
kenyataanya hasil belajar biologi
mantap
masih
dan
kecakapan
memadai
sehingga
rendah.
Randahnya
hasil
mampu mengelola proses belajar-
belajar siswa di SMA 2 dapat dilihat
mengajar secara efektif. pengajaran
pada tabel di bawah ini:
yang efektif akan mendorong anak
Tabel 1. Nilai Rata-rata Ujian Mid Semester 1 Biologi kelas XI
didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran, umumnya terjadi pada konteks pemecahan masalah. Dalam
hal
ini
penulis
memilih SMA Negeri 2 Pariaman sebagai objek yang akan diteliti dalam
pelaksanaan
Pembelajaran Problem
Metode
Dalam
Solving
Bentuk
diawali
tugas
Jumlah siiswa 37 XI 1 38 XI 2 38 XI 3 38 XI 4 38 XI 5 189 Nilai rata-rata
Kelas
Nilai ratarata Biologi 68,25 69,00 73,11 73,16 71,39 354,91 70,98
Sumber : Guru bidang studi biologi kelas XI SMA 2 pariaman
Dari tabel diatas iketahui
meringkas di kelas XI. Berdasarkan hasil observasi
bahwa nilai rata-rata ujian tengah
dan wawancara penulis dengan salah
semester 1 Biologi kelas XI
seorang
Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah
guru
biologi
SMA
2
sedangkan
pada
Pariaman pada 14 Januari 2013,
70,98,
Kriteria
bahwa proses pembelajaran cendrung
Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan untuk mata pelajaran
belajar bilogi siswa dalam bentuk
Biologi di SMA 2 Pariaman adalah
lembar observasi aktivitas selama
75. Ini berarti masih banyak siswa
diterapkan
yang belum mencapai KKM.
problem solving pada kelas XI
Suatu
alternatif
model
pembelajaran
SMAN 2 Pariaman.
pembelajaran biologi yang mungkin dapat
meningkatkan
kemampuan
siswa dalam memecahkan masalahmasalah
biologi
adalah
METODE PENELITIAN Penelitian ini diadakan di
dengan
SMA 2 Pariaman pada semester II
pembelajaran dalam bentuk problem
tahun pelajaran 20012/2013. Jenis
solving diawali tugas meringkas.
penelitian
Proses
dengan
eksperimen rancangan ypenelitian
menggunakan pendekatan problem
yang digunakan adalah Randomized
solving ini akan memiliki nilai positif
Control-Group Posttest Only Design
bagi
yaitu
(Lufri 2005:69-70). Populasi yang
memancing siswa untuk berfikir
diambil dalam penelitian ini adalah
kritis, cepat dan logis.
seluruh siswa kelas XI SMA 2
pembelajaran
siswa
diantaranya
Menurut Frosti dan Maslow (dalam Afriani 2009:2) problem
ini
adalah
penelitian
Pariaman yang terdaftar pada tahun pelajaran 2012/2013.
solving mengacu otak siswa dan
Dalam penelitian ini, peneliti
mengembangkan daya fikir kreatif
menentukan kelas sampel secara
untuk mengendalikan problem serta
purposive sampling. Dimana sampel
mencari alternatif pemecahanya.
diambil dari kelas yang nilai rata-
Tujuan penelitian ini adalah
ratanya mendekati sama dan dengan
untuk mengetahui keefektifan hasil
guru yang sama. Sedangkan untuk
belajar bilogi siswa yang diajar
menentukan kelas eksperimen dan
dengan
kontrol dilakukan dengan random
menggunakan
metode
pembelajaran problem solving dan
sampling.
Pada
penelitian
ini
hasil belajar biologi siswa yang
diperoleh kelas XI1 sebagai kelas
diajar dengan metode konvensional
eksperimen dan XI2 sebagai kelas
serta untuk mengetahui aktivitas
kontrol.
Langkah-langkah
pengambilan
terikat adalah hasil belajar siswa
sampel:
stelah
pembelajaran
1. Menghitung nilai rata-rata mid
3. Mengambil dua kelas dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Mengambil
kelas
yang
dibimbing oleh guru yang sama b. Melihat kriteria kedua kelas yang yang memiliki rata-rata nilai yang mendekati sama.
dalam
bentuk
meringkas.
disetiap kelas XI.
dari ulangan harian tersebut.
perlakuan
problem solving diawali tugas
semester mata pelajaran biologi
2. Menghitung nilai rata-rata kelas
diberikan
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil langsung dari sampel yang diteliti. Data ini diperoleh dari hasil belajar biologi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sumber data adalah seluruh siswa kelas XI SMA 2 Pariaman yang telah terpilih menjadi sampel.
c. Dilakukan random sampling untuk
menentukan
kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini didasari atas dua variabel variabel bebas dan variabel terikat.. 1. Variable variable
Berdasarkan
yang
analisa
data
diperoleh hasil belajar kedua kelas sampel. Data hasil belajar diperoleh setelah pemberian tes akhir berupa tes
bebas
berpengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN
objektif
pada
pembahasan
merupakan
statistika, yang terdiri dari 25 butir
memperkirakan
soal diikuti oleh kedua kelas sampel,
variable
37 siswa kelas eksperimen dan 38
terikat. Variable tersebut adalah
siswa kelas kontrol, sedangkan untuk
pembelajaran
bentuk
penilaian afektif dan psikomotor
problem solving diawali tugas
diperoleh dari observer guru bidang
meringkas.
studi. Deskripsi data dari hasil tes
2. Variable
terhadap
dalam
terikat
merupakan
kedua sampel dapat dilihat pada tabel
variable yang dipengaruhi oleh
berikut:
variable bebas.sebagai variable
1. Hasil Belajar Afektif
Tabel
8.hasil
pengamatan
ranah
afektif
diperoleh nilai rata-rata 73,94 dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 75,%, sedangkan pada kelas
Hasil Persentase Eksperimen Kontrol
Pertemua n 1 2 3
88,05% 90,75% 92.35% 90,52%
X Sumber:
Kriteria efektivitas eksperimen kontrol
80,26% 82,23% 82,65% 81,71%
Baik Baik sekali Baik sekali Baik sekali
Cukup Baik Baik Baik
Data primer penilaian afektif kelas eksperimen dan kelas control.
2.Hasil Belajar Ranah Kognitif Berdasarkan
hasil
analisis
kontrol
diperoleh nilai rata-rata
58,94 dengan ketuntasan hasil belajar siswa 28,94%. Berdasarkan deskripsi data tersebut dapat disimpulkan hasil belajar dengan pembelajaran dalam bentuk problem solving diawali tugas meringkas
lebih
efektif
jawaban siswa pada kegiatan tes
dibandingkan dengan pembelajaran
akhir, pada kelas eksperimen yang
konvensional.
mengikuti tes berjumlah 37 orang dan pada kelas kontrol berjumlah 38 orang, maka diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel
7.Perhitungan
Rata-rata,
Simpangan Baku dan Varians Kedua
3. Hasil Belajar Psikomotor Tabel 9.hasil pengamatan ranah psikomotor Hasil persentase kelas Eksperimen Kontrol 91,08% 78,66% 90,13% 82,94% 91,51% 86,18% 91,00% 82,59%
Pertemuan 1 2 3
X
Kriteria efektifitas Eksperimen Kontrol Baik sekali Cukup Baik Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik
Sumber: Data primer penilaian psikomotor
Kelas
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Sampel
1.
Kelas
n
x
Jumlah tuntas
Persentase yang tuntas
Eksperimen Kontrol
37 38
73,94 58,94
24 11
76,67% 73,68%
Sumber: Data Primer
Uji Normalitas Untuk menguji
normalitas
data skor hasil belajar siswa dari kedua kelas sampel digunakan uji liliefors. Dari hasil uji normalitas yang
Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa aspek kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
dilakukakan didapat harga L0 < Lt pada
taraf
nyata
0,05,
ini
menunjukan bahwa data terdistribusi normal.
Eksperimen n = 37 = 73,94 S = 18,25 dk = 73 thitung = 3,90 ttabel = 1,67
Tabel 10.Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas
n
α
Lo
Ltabel
Eksperime n Kontrol
3 7 3 8
0,0 5 0,0 5
0,126 4 0,120 1
0,145 6 0,143 7
Distribus i Normal Normal
Kontrol n = 38 = 58,94 S = 20,06
Tabel 14. Menunjukan uji-t diperoleh thitung = 3,90 dan ttabel = 1,67
Sumber : data primer
berarti thitung > ttabel pada taraf nyata 2. Uji Homogenitas
0,05 dengan dk = 73 hal ini berarti
Tabel 11.Hasil Uji Homogenitas
H1 diterima (H0 tolak) oleh karena
Hasil Belajar Aspek Kognitif
itu dapat dinyatakan bahwa terdapat efektivitas
Kelas
n
S
Fhit
Ftabel
siswa
menggunakan pembelajaran dalam
Eksperim en Kontrol
37
74,05
18,25
38
66,06
20,06
0,82
1,69
Berdasarkan Tabel 13 terlihat Fhitung = 0,82 pada α= 0,05 nilai Ftabel = 1,69, maka diperoleh Fhitung< Ftabel. Berdasarkan
hal
disimpulkan
bahwa
ini kedua
kelas
Hasil uji homogenitas akhir secara lengkap dapat dilihat pada
normalitas
dan
diketahui
bahwa
bentuk problem solving diawali tugas meringkas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA 2 Pariaman Pada
uji
statistik
data
penelitian ini terdistribusi normal dan homogen sehingga hipotesis dari penelitian ini diterima karena thitung > ttabel.
Berdasarkan
rumus
yang
peneliti gunakan pada penelitian ini
Uji Hipotesis Setelah
3,90
dapat
memiliki varians yang homogen.
3.
belajar
thitung
uji
kelas eksperimen sudah termasuk
homogenitas
kriteria efektivitas sedangkan kelas
dilakukan uji
kelas
sampel
kontrol
belum
termasuk
kriteria
berdistribusi normal dan homogen,
ektivitas, persentase ketuntasan pada
maka untuk uji hipotesis dilakukan
kelas eksperimen 75,67% sedangkan
uji-t. Uji hipotesis selengkapnya
pada kelas kontrol 73,68% dari nilai
dapat dilihat pada (lampiran 19)
60,
Tabel 12. Hasil Uji-t Kelas Sampel
ditetapkan
namun
pada
KKM
disekolah
yang belum
mencukupi
kriteria
efektivitas
dengan KKM 75 .
kognitif dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar biologi siswa adalah
Pada kedua kelas sampel,
73,94 dengan persentase ketuntasan
diperoleh hasil belajar biologi siswa
75,67%
pada aspek kognitif, tergambar dari
kontrol rata-rata hasil belajar bilogi
nilai rata-rata hasil belajar biologi
siswa
siswa kelas eksperimen yaitu 73,94
persentase
dan kelas kontrol 58,95. Setelah
73,68%.Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan
dan
penulis terhadap persentase penilaian
homogenitas diketahui bahwa data
afektif dan psikomotor, pada kelas
kedua kelompok sampel tersebut
eksperimen persentase nilai afektif
terdistribusi normal dan homogen.
adalah 88,05%, 90,75%, 92,35%,
Dengan demikian untuk menguji
dengan
hopotesis digunakan uji t, dari
Persentase penilaian afektif kelas
analisis diperoleh thitung= 3,90 dan
kontrol adalah 80,26%, 82,23%,
ttabel=1,67 untuk taraf nyata = 0,05
82,62% dengan rata-rata 82,00%.
dan derajat kebebasan 73 adalah
Pada kelas eksperimen persentase
1,67.
penilaian
uji
normalitas
Dengan
demikian
harga
sedangkan
adalah
pada
58,94
kelas
dengan ketuntasan
rata-rata
90,38%
psikomotor
dan
adalah
thitung>ttabel. Hal ini berarti hipotesis
90,13%, 91,08%, 91,51% dengan
dalam penelitian ini diterima adalah
rata-rata 91,00%
H1 dan H0 ditolak.
kelas kontrol persentase penilaian
Dari
data
dapat
psikomotor adalah 78,66%, 82,94%,
disimpulkan bahwa pemberian tugas
86,16% dengan rata-rata 82,59%.
dalam bentuk problem solving telah
Dari penilaian di atas dapat dilihat
mencapai tingkat efektifitas hasil
dari
belajar biologi siswa, aspek hasil
ketiga slalu meningkat. Dari hasil
meliputi hasil belajar siswa setelah
penilaian afektif dan psikomotor
mengikutu program pembelajaran
kedua kelas sampel terlihat bahwa
yang
kemampuan
rata-rata persentase penilaian kelas
kognitif, afektif dan psikomotorik.
eksperimen lebih tinggi dari pada
Pada
kelas
mencakup
kelas
tersebut
sedangkan pada
eksperimen
aspek
pertemuan
kontrol,
pertama,
namun
kedua,
apabila
dihubungkan efektivitas
dengan
penilaian
kriteria
afektif
dan
2.
Dari
penelitian
disimpulkan
dapat
pembelajaran
psikomotor yang telah ditetapkan
dalam bentuk problem solving
kelas eksperimen dan kelas kontrol,
menunjukan
kelas eksperimen memiliki kriteria
belajar lebih tinggi pada kelas
efektivitas
eksperimen dibandingkan kelas
yang
baik
sekali
sedangkan kelas kontrol memiliki
efektivitas
hasil
kontrol
kriteria efektivitas yang baik. DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh,
maka
dapat
disimpulkan bahwa: 1.
Hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, rata-rata kelas eksperimen
73,95
dengan
persentase
ketuntasan
belajar
siswa 75,67% sedangkan kontrol 58,95
dengan
ketuntasan belajar
47,36%.
aspek
psikomotor
persentase .
Hasil
afektif
kelas
dan
eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Persentase penilaian afektif pada kelas
eksperimen
psikomotor
92,00%,
91,00%
dengan
kriteria baik sekali, sedangkan penilaian kontrol
afektif 80,26%
pada
Afriani, Lidda. 2009. Perbandingan Pendekatan Problem Solving dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi Kelas VII siswa SMP N 1 Pariaman. Skripsi. Univ. Bung Hatta Fransiska, Saadi. 2013. Peningkatan Efektivitas Peserta Didikdalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Media Tepat Guna dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Toho. Artikel Hamzah
dan Muhammad.2011. Belajar dengan pendekatan pembelajaran aktif inovatif lingkungan kreatife fektif menarik. Jakarta: Bumi Aksara
kelas
psikomotor
78,66% dengan kriteria baik.
Rosyada, Dede. 2007:94. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana
Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sudjana,
Nana 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito