Kuliah 5
Mengukur Kinerja Implementasi Kebijakan Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
1
Tujuan Implementasi Kebijakan Untuk mewujudkan policy goals Policy goals dicapai melewati suatu proses (delivery mechanism) untuk menghasilkan policy outcomes (hasil-hasil kebijakan)
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
2
Proses Implementasi Kebijakan
Kebijakan: Goals and objectives
Organisasi
Konteks
Kelompok Sasaran
outputs
Evaluasi: Policy Untuk mengetahui performance apakah dampak program dapat mewujudkan tujuaneffectstujuannya
outcomes
Delivery Mechanism: kegiatan untuk membawa/menyampaikan policy outputs kepada kelompok sasaran atau target groups Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
impacts
3
Fokus Studi Implementasi
Fokus dari studi implementasi ada 2: – Untuk mengetahui complience – Untuk mengetahui Policy Performance. » Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: apakah Policy Output (PO) dapat mencapai Policy Goals (PG). » Dalam bentuk fungsi: PO » PG
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
4
Mendeteksi Masalah Implementasi Kebijakan Implementasi Baik
Buruk
Baik
Tidak ada masalah
Masalah Kebijakan
Buruk
Masalah pengawasan
Tidak ada masalah
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
5
Beberapa Pertanyaan Penting dalam Studi Implementasi (1)
Pertanyaan strategis: – Siapa dan bagaimana kondisi serta distribusi kelompok sasaran – Apakah program sesuai dengan tujuan kebijakan, dan berapa besar kemungkinan berhasil dalam implementasi
Pertanyaan tentang compliance – Apakah kegiatan-kegiatan program mampu mencapai orang, rumah tangga atau kelompok masyarakat yang direncanakan – Apakah program memberikan sumber, pelayanan atau manfaat lain seperti yang diinginkan. Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
6
Beberapa Pertanyaan Penting dalam Studi Implementasi (2)
Pertanyaan tentang Dampak: – Apakah program mencapai tujuannya dengan efektif? – Apakah hasil yang dicapai disebabkan oleh faktor lain selain program? – Apakah terdapat efek yang tidak diinginkan?
Pertanyaan tentang Efisiensi – Berapa besar biaya untuk menyelenggarakan pelayanan dan manfaat bagi kelompok sasaran? – Apakah program ini efisien dibandingkan dengan cara lain?
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
7
Indikator Untuk Mengukur Policy Performance (Kinerja Kebijakan) Policy Effect (efek kebijakan), yaitu konsekuensi langsung dari policy output. Policy impact (dampak kebijakan), yaitu dampak yang muncul setelah ada policy outcomes.
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
8
Indikator Effect Indikator pertama dalam mengukur KIK adalah policy output, yang sering juga disebut dengan policy effect. Indikator effect berupa : - Akses - Cakupan - Frekuensi - Bias - Service delivery (ketepatan layanan) - Akuntabilitas
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
9
Akses
Pertanyaan yang diajukan: Apakah kelompok sasaran yang terdiri dari berbagai etnis mempunyai akses yang sama terhadap program atau tidak. Pertanyaan yg sama juga dikembangkan untuk menjawab pertanyaan ttg aksesibilitas dari sisi: strata sosial, ekonomi, pendidikan dll.
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
10
Cakupan
Cakupan adalah seberapa besar kelompok sasaran yang sudah dapat dijangkau oleh kebijakan publik. Prosedur yang dipakai untuk mengukur: – Tetapkan siapa kelompok target – Buat proporsi jmlh kelompok target yang sudah dapat layanan: total kelompok target. » Contoh:
Aseptor PUS
– Prosedur yang lain dapat juga dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
11
Frekuensi Pertanyaan: Seberapa banyak target group dapat memperoleh layanan yang dijanjikan oleh suatu program. Semakin tinggi frekuensi layanan maka akan semakin baik. Contoh: program kesehatan, raskin, pemberian makanan tambahan untu anakanak dll.
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
12
Bias Apakah pelayanan yang diberikan bias kepada masyarakat/kelompok yang bukan menjadi kelompok sasaran atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan kelompok sasaran. Contoh: Apakah program Jaring Pengaman Sosial (JPS) diberikan kepada keluarga prasejahtera atau kelompok yang lain.
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
13
Service Delivery (Ketepatan Layanan) Apakah pelayanan yang diberikan dilakukan tepat waktu atau tidak. Contoh:
– Program pembelian gabah untuk menjaga tingkat harga gabah dilakukan pada musim panen atau tidak. – Suply pupuk dan pestisida kepada petani diberikan pada waktu musim tanam atau tidak – Program pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah (DBD). Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
14
Akuntabilitas Apakah layanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Apakah terjadi kebocoran atau penyelewengan. Contoh: Apakah raskin diberikan 20 kg/kk. Kalau terjadi kekurangan apakah dapat dipertanggungjawabkan.
Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
15
Kesesuaian Program dengan Kebutuhan
Mengukur apakah program atau keluaran kebijakan yang diterima kelompok sasaran sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kementerian sosial yang memberikan mesin jahid high speed kepada pelaku UKM di sektor konfeksi yang akhirnya hanya dipajangkan di ruang tamu. Hal ini terjadi, karena yang mereka butuhkan hanya mesin jahit kecil saja. Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
16
Indikator Impact
Indikator kedua dalam mengukur KIK adalah policy outcome. Dalam berbagai literatur, hal ini disebut dengan policy impact (dampak kebijakan). Akibat lebih jauh setelah ada efek kebijakan. Dampak yang muncul merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh kebijakan, program atau proyek. – Peningkatan pendapatan kelompok sasaran – Peningkatan kesejahteraan kelompok sasaran – Pemberdayaan kelompok sasaran dll. Erwan Agus Purwanto-Marlan Hutahaean
17
Contoh Kasus P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan) P2KP
Policy outputs
Pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan dengan meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian melalui kegiatan ekonomi produktif dan perbaikan kondisi lingkungan
•
Bantuan kredit modal
•
Hibah pembangunan lingkungan
•
Pelatihan untuk peningkatan ketrampilan teknis Cakupan
Policy Effect
Policy Perfor mance
Akses Bias dll Peningkatan pendapatan
Policy Impact
Peningkatan kesejahteraan Erwan Agus Purwanto-Marlan Peningkatan kondisi lingkungan Hutahaean
18