MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga. Di Sulawesi Selatan Program M-KRPL telah dikembangkan pada 15 kabupaten. Kabupaten Jeneponto termasuk
salah satu daerah pengembangan M-KRPL . Lokasi yang dipilih untuk
perkenalan dan pengembangan M-KRPL pada tahap awal adalah di kecamatan Turatea, tepatnya di desa Bonto Matene.
dengan melibatkan
Kelompok
wanita tani (KWT) Sunggu Matene sebagi pelaksana. Lokasi berada sekitar 7 km dari ibukota kabupaten. KWT Sunggu Matene terdiri dari 25 orang anggota dan semua terlibat dalam pelaksanaan program M-KRPL. Luasan pekarangan yang dimiliki bervarisi dengan rata-rata luasan sekitar 2x3 dan 3x4 m.
Jenis sayuran yang ditanam
dipekarangan sebelum ada program KRPL adalah cabe dan biasanya tanpa pemeliharaan.
Setelah ada program KRPL jenis sayuran yang ditanam
bertambah antara lain cabai (besar dan kecil), kangkung, bayam, terong, pakcoy, selada, mentimum, dan buah-buahan seperti pepaya serta tanaman obat seperti sereh dan kunyit. Informasi tentang program M-KRPL diterima oleh peserta pada saat sosialisasi baik oleh dinas pertanian setempat dan terutama oleh peneliti dan penyuluh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.
Semua
anggota dari KWT Sunggu Matene dan masyarakat desa Bonto Matane pada umumnya menganggap bahwa program ini sangat baik dan sangat penting terutama untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, mengurangi jumlah pengeluaran dan bahkan berpeluang untuk menambah penghasilan keluarga jika dikembangkan dengan baik. Kegiatan ini juga akan banyak menyita waktu para ibu-ibu rumah tangga sehingga waktu luang yang ada termanfaatkan untuk halhal yang positif bukan sebaliknya.
Kegiatan ini menurut para ibu anggota KWT sangat mudah untuk di adopsi karena pada dasarnya tidak membutuhkan keahlian khusus hanya butuh kemauan dan keuletan dalam memelihara tanaman. Beberapa ibu rumah tangga di luar anggota KWT pelaksana telah mengadopsi dan mulai memanfaatkan pekarangan dengan mengambil bibit sayuran dari Kebun Bibit Desa (KBD). Dari segi ekonomi rata-ratap penghasilan rumah tangga peserta KWT kurang dari 1 juta perbulan, sementara pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sayuran berkisar 100-300 ribu per bulan. Dengan adanya program KRPL menurut ibu rumah tangga pelaksana sangat bermanfaat karena dapat memenuhi kebutuhan sayuran tanpa harus membeli, bahkan kadang ada yang lebih tapi untuk saat ini belum bisa dijual oleh karena belum adanya mitra atau pedagang yang datang mengambil, disamping itu produksi sayuran yang dipanen juga belum banyak jumlahnya sehingga ibu rumah tangga merasa enggan untuk membawanya ke pasar.
Melalui program KRPL para ibu rumah tangga bisa
mengurangi pengeluaran rumah tangga sekitar 100-200 ribu perbulan. Beberapa permasalahan yang ditemui pada pelaksanaan KRPL di kabupaten Jeneponto antara lain : 1) Masih kurangnya kesadaran anggota KWT pelaksana program. Hal ini terlihat dari masih tingginya ketergantungan para anggota akan bantuan bibit dan sarana produksi lainnya. Para ibu rumah tangga masih sangat tergantung pada bantuan bibit, rak dan saprodi lainnya belum ada kesadaran untuk mengadakan sendiri, selain itu pemeliharaan tanaman yang sudah ada masih dilakukan seadanya. 2) Manajemen KWT yang masih belum bagus.
Diperlukan penataan dan pengadaan sarana untuk kelembagaan
kelompok. 3) Masih rendahnya pengetahuan ibu rumah tangga anggota KWT dalam hal budidaya sayuran. Para ibu rumah tangga menyarankan untuk sering dilakukan pertemuan dengan penyuluh dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan wawasan. 4) Masih kurangnya perhatian dari dinas pertanian setempat. 5) Tidak adanya mitra atau pihak luar untuk kerjasama seperti untuk pengadaan bibit dan saprodi lainnya serta terutama untuk pemasaran.
Menurut
ibu rumah tangga pelaksana program mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk bekerja jika ada yang mendampingi terutama dalam hal pemasaran.
Secara umum pelaksanaan KRPL di kabupaten Jeneponto masih memerlukan banyak perbaikan dan perlu dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah setempat sehingga tujuan dari Model KRPL seperti yang ditetapkan oleh Kementeria Pertanian dapat dicapai. Tujuan pengembangan Model KRPL adalah: (1) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari; (2) Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil
serta
pengolahan
limbah
rumah
tangga
menjadi
kompos;
(3)
Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan; dan (4) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkat kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Berdasar tujuan tersebut, sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang sejahtera (Kementerian Pertanian, 2011).
Sosialisasi MKRPL Bulan Maret, 2012
Penjelasan Teknis di KBD April, 2012
Pembibitan Berbagai macam tanaman sayuran di KBD April, 2012
Bibit Tanaman sayuran Tomat dan penjelasan cara pembbitan
Tanaman Bawang Merah
Pekarangan masyarakat
Tanaman Kangkung
Pertanaman diatas saluran