PIDATO KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PERTEMUAN TAHUAN PELAKU INDUSTRI JASA KEUANGAN 2015 MEMACU PERTUMBUHAN, MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
Yang Kami muliakan, Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak H. Muhammad Jusuf Kala Yang Kami hormati, Ketua Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, Gubernur Bank Indonesia, Para Menteri Kabinet Kerja, dan Hadirin sekalian yang berbahagia,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang dilimpahkan pada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul dalam acara Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan pada malam hari ini. Kami haturkan terima kasih atas kesediaan Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia berkenan hadir dalam acara ini dan sekaligus memberikan arahan kepada kami semua. Tak lupa Kami sampaikan Selamat Tahun Baru 2015 bagi seluruh hadirin yang berbahagia. Semoga di tahun ini, kita dapat menjalani tugas-tugas kita dengan lebih baik dibandingkan tahun lalu. 1|Halaman
Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan kali ini berbeda dengan dengan sebelumnya, karena kita semua akan mendengarkan arahan dari Bapak Wakil Presiden, dan pekan depan sebagai kelanjutan dari acara malam ini, akan segera diadakan kegiatan “OJK Mendengar” bersama pelaku industri jasa keuangan. Bapak Wakil Presiden, dapat Kami sampaikan, mewakili Industri Jasa Keuangan Nasional malam ini hadir sebanyak 138 pimpinan perbankan, 40 anggota bursa, 40 emiten besar, 10 manajer investasi, 42 perusahaan pembiayaan, 62 perusahaan asuransi, 40 dana pensiun, dan 11 lembaga keuangan lainnya, baik konvensional maupun syariah. Selain itu, turut hadir 6 asosiasi perbankan, 22 asosiasi pelaku pasar modal dan Self Regulatory Organization (SRO), 17 asosiasi lembaga keuangan nonbank, 2 asosiasi bisnis dan 10 asosiasi terkait manajemen risiko dan audit.
Bapak Ibu hadirin yang Saya hormati, Kita baru saja melalui tahun 2014 yang penuh dengan dinamika.Patut disyukuri bahwa industri jasa keuangan dapat melewatinya dengan kinerja yang baik.Namun demikian, kita tidak boleh terlena karena tantangan yang akan dihadapi di tahun 2015, tidaklah ringan. Proses pemulihan ekonomi global masih belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kita juga akan memasuki tahun terakhir sebelum Masyarakat Ekonomi ASEAN berlaku awal tahun depan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, Saya akan menyampaikan 3 (tiga)hal utama yang terkait dengan Industri Jasa Keuangan kita ke depan, yakni: Pertama, bagaimana Sektor Jasa Keuangan kita dapat mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan kegiatan perekonomian?
2|Halaman
Kedua, bagaimana meningkatkan daya tahan Sektor Jasa Keuangan kita untuk mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan? Ketiga, bagaimana Sektor Jasa Keuangandapat berperan dalam meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan? Untuk itu, izinkan Saya akanmemaparkan secara singkat satu persatu dari ketiga hal tersebut.
Bapak Wakil Presiden, Bapak Ibu hadirin sekalian yang berbahagia, Bagaimana Sektor Jasa Keuangan kita dapat mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan kegiatan perekonomian? Kita semua menyadari bahwa Indonesia dengan segala potensi yang dimilikinya seharusnya dapat memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, lebih seimbang, dan lebih bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Indonesia memilikilebih dari 250 juta penduduk, yang sebagian besar merupakan kelompok usia produktif dengan kelas menengah yang terus bertumbuh.Indonesia juga dianugerahi kekayaan alam yang melimpah di seluruh wilayahnya. Namun, jumlah penduduk yang besar, pada saat bersamaan, menimbulkan banyak tantangan antara lain misalnya dalam penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi harus dipacu lebih tinggi agar dapat terus menyerap tambahan angkatan kerja. Saya meyakini, dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang kita miliki, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tersebut dalam beberapa tahun ke depan bukanlah hal yang mustahil dicapai.
3|Halaman
Bapak Ibu hadirin yang Saya muliakan, Kita perlu secara bertahap menyiapkan segala aspek yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tersebut. Beberapa permasalahan seperti meningkatkan penyediaan infrastruktur dasar dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan di berbagi daerah harus menjadi perhatian. Begitu pula defisit neraca pembayaran dan fiskal yang selama ini dipandang menjadi faktor risiko bagi fundamental ekonomi kita perlu segera diperbaiki. Pemerintah dan seluruh instansi terkait telah memiliki komitmen kuat untuk terus melanjutkan reformasi struktural. Pemerintah juga sudah mengambil langkah tegas dengan mengurangi subsidi BBM. Kebijakan ini bukan hanya akan menyehatkan postur fiskal,tetapi juga memberikan ruang bagi pembangunan dan mengoptimalkan alokasi sumber dayaproduktif. Memanfaatkan momentum tersebut, Saya mengharapkan Sektor Jasa Keuangandapat berperan lebih dalam meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi nasional. Untuk itu, peran Bapak Ibu dalam berbagai lembaga jasa keuangan akan sangat menentukan bagi pencapaian tujuan tersebut. Kami, di OJK, akan terus mengarahkan pengembangan Sektor Jasa Keuanganagar dapat berperan secara optimal dalam peningkatan kegiatan ekonomi nasional, antara lain melalui serangkaian inisiatif, sebagai berikut: Pertama, mengingat pengembangan infrastruktur dan ekspansi usaha membutuhkan pendanaan yang besar dan bersifat jangka panjang, maka pasar modal harus lebih di dorong untuk berperan secara lebih optimal.Kami menginginkan agar jumlah perusahaan, termasuk BUMN, yang memanfaatkan pendanaan melalui pasar modal di Indonesia, baik berupa penjualan/penerbitan ekuitas maupun surat utang, meningkat secara signifikan.
4|Halaman
Saya mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh mitra kerja yang telah melakukan pendekatan secara langsung ke calon emiten potensial.OJKjuga akan lebih aktif melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan memberikan bantuaninformasi bagi perusahaan,baik swasta maupun BUMN, yang akan go publik atau menerbitkan surat utang. Selain hal tersebut tadi, Kami juga telah menyiapkan3(tiga) inisiatif lain dalam meningkatkan pendalaman pasar modal terutama di sisi penawaran (supply), yaitu: - Penyederhanaan proses penawaran umum dan rasionalisasi kewajiban keterbukaan informasi dengan tetap meningkatkan penerapan good governancepada emiten dan perusahaan publik; - Perluasan jenis produk investasi untuk pembiayaan sektor tertentu. Pada tahun lalu, Kami telah meluncurkan Efek Beragun Aset - Surat Partisipasi (EBA-SP) sebagai alternatif sumber pembiayaan sektor perumahan. Di tahun ini, Kami juga akan menambah fokus berupa pengembangan produk pengelolaan investasi dengan target penambahan 100 produk pengelolaan investasi, termasuk produk pasar modal syariah; dan - Peningkatan kualitas profesi, lembaga penunjang, perusahaan efekdan manajer investasi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dengan mengacu pada international best practices. Kedua, untuk sektor perbankan, pertumbuhan kredit sebagaimana dalam Rencana Bisnis Bank tahun 2015 yang telah kami terima, mentargetkan pertumbuhan kredit sebesar 16,46%. Angka tersebut cukup relevan mengingat kondisi ekonomi saat ini. Namun Saya perlu mengingatkan agar bank jangan melupakan sisi pendanaan dan fokus penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor produktif yang memiliki nilai tambah tinggi dan menciptakan lapangan kerja. 5|Halaman
Dalam meningkatkan peran sektor perbankan untuk pembiayaan pembangunan, ada beberapa inisiatif yang telah kami siapkan untuk melengkapi kebijakan lain yang tahun lalu telah dicanangkan, diantaranya: - Menyesuaikan besaran bobot risiko dalam pembiayaan sektor ekonomi prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai insentif bagi perbankan dalam mendukung program ekonomi nasional. - Memfasilitasi linkage antara bank dengan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD), Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Keuangan Mikro/Koperasi untuk mendorong pertumbuhan kredit daerah. - Mengoptimalkan peran Bank BUMN dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan nasional. Dengan market share yang besar, kami meyakini banyak yang dapat dilakukan oleh bank-bank BUMN untuk meningkatkan daya saing perbankan nasional. Saya mengapresiasi kebijakan pemerintah mengenai pembagian dividen Bank BUMN untuk mendukung peningkatan modal dan pertumbuhan usaha. Saya mengharapkan inisiatif ini dapat diikuti oleh bank lainnya termasuk oleh bank asing agar kemampuan permodalan perbankan nasional semakin kuat. Selanjutnya, khusus untukbank asing, Saya mengharapkan peran yang lebih besar dalam mendorong kegiatan perdagangan dan investasi (trade and investment) terutama untuk membangun kerjasama bilateral dengan negara asal bank. - Untuk mempercepat proses perizinan terkait kelembagaan, kepengurusan dan produk/aktivitas di industri perbankan, kami tahun ini akan menerapkan perizinan dengan dukungan teknologi informasi atau e-licensing. Pengaturan mengenai proses perizinan ini akan kami keluarkan dalam waktu dekat. - Terkait dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, kami akan meningkatkan komunikasi dengan regulator di kawasan untuk menjamin 6|Halaman
integrasi sistem perbankan ASEAN terlaksana dengan mengedepankan asas resiprokal dan semangat menipiskan kesenjangan, baik dalam aturan, kapasitas dan akses pasar. Dengan demikian, integrasi sistem perbankan ASEAN dapat memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional. Ketiga, lembaga keuangan non-bank juga harus dapat turut berperan dalam mendukung target-target pembangunan nasional. Terdapat beberapa inisiatif yang akan kami prioritaskan, antara lain: - Kami akan mendorong pendirian perusahaan penjaminan kredit di setiap provinsi, dari posisi sekarang yang baru berjumlah 14 perusahaan penjaminan kredit daerah. Dengan demikian, semakin banyak proyek pembangunan di daerah dapat memiliki skema penjaminan. Untuk keperluan ini, kami juga akan menyesuaikan peraturan-peraturan yang terkait dengan hal tersebut. - Saat ini Kami juga sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas reasuransi nasional. Berdasarkan data lima tahun terakhir, dana yang dibayarkan kepada perusahaan reasuransi luar negeri cukup besar dan turut menyumbang pada defisit neraca jasa. Untuk itu, sejalan dengan amanat Undang-Undang Perasuransian yang baru, Kami akan mewajibkan perusahaan asuransi untuk mengoptimalkan penggunaan perusahaan reasuransi dalam negeri. Ini juga akan membuka peluang untuk pembentukan perusahaan reasuransi domestik yang lebih kuat. - Selain proyek-proyek besar, peningkatan pertumbuhan juga perlu memperoleh dukungan dari sektor lain, diantaranya kegiatan industri skala kecil dan menengah termasuk diantaranya industri kreatif. Dalam konteks ini, diharapkan adanya peningkatan peran modal ventura sebagai penyedia dana bagi pengembangan industri kecil dan menengah 7|Halaman
terutama usaha pemula (start-up business). Untuk itu, OJK akan mengeluarkan kebijakan baru terkait perusahaan modal ventura termasuk fleksibilitas kegiatan usaha. - Kami telah memfasilitasi ruang usaha yang lebih besar bagi perusahaan pembiayaan agar dapat lebih berperan dalam pembiayaan pembangunan nasional. Tahun ini, Kami akan memantau realisasi dari pelaksanaan hal tersebut. Keempat, kami akan terus mendorong penerapan prinsip keuangan berkelanjutan atau green financingdengan memasukkan aspek sosial dan lingkungan dalam proses bisnis selain aspek komersial. Sebagai langkah awal, OJK telah menerbitkan Blue Print Green Financing pada tahun lalu dan segera mengeluarkan regulasi dan memberikan panduan berupa green lending model serta program peningkatan kompetensi sumber daya manusia Sektor Jasa Keuangan di bidang keuangan berkelanjutan. Hal ini merupakan dukungan terhadap komitmen Indonesia di forum internasional untuk menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020.Saya mengharapkan hal ini dapat direspon oleh pelaku Sektor Jasa Keuangan dengan meningkatkan portofolio pendanaan yang menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan.Dalam hal ini, OJK akan memberikan penghargaan/award kepada lembaga keuangan yang memiliki komitmen terhadap green financing. Kelima, Sektor Jasa KeuanganSyariahsaat ini menghadapi tantangan berupa perlambatan pertumbuhan. Untuk mengatasi tantangan tersebut,Sektor Jasa Keuangan Syariah perlu meningkatkan inovasi dalam mengembangkan produk keuangannya, memperluas jaringan melalui sinergi dengan lembaga keuangan konvensional, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Tidak kalah pentingnya adalah upaya untuk melakukan edukasi tentang keuangan syariah kepada masyarakat. 8|Halaman
Pada kesempatan ini, Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Bappenas, yang telah turut serta mendorong pengembangan keuangan syariah melalui penerbitan “Masterplan Industri Keuangan Syariah Indonesia”. Mudah-mudahanmasterplantersebut akan menjadi pedoman bagi pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia. Selain itu di tahun 2015, Saya berharap dengan kehadiran Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah dapat memberikan masukan kepada OJK, Pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk mendukung peran industri keuangan syariah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatantara lain melalui peningkatan akses keuangan dan penyediaan pembiayaan infrastruktur. Saya berpendapat, rasanya sudah waktunya juga bagi kita untuk memiliki sebuah Bank Syariahyang lebih besar yang mampu meningkatkan akses dan menyediakan berbagai moda pembiayaan, termasuk pembiayaan infrastruktur dengan permodalan yang lebih besar. Pasar Modal Syariah juga memiliki peluang untuk berkontribusi lebih besar dalam pembiayaan pembangunan.Untuk itu, kami mencanangkan tahun 2015 sebagai Tahun Pasar Modal Syariah, dimana kami akan meluncurkan Roadmap, paket regulasi dan produk baru, serta logo Pasar Modal Syariah. Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi dengan seluruh pelaku industri keuangan syariah, atas penghargaan yang kami terima dari Islamic Finance News sebagai “Best Regulator in Promoting Islamic Finance”. Tanpa peran serta Bapak/Ibu, kami rasanya sulit memperoleh penghargaan tersebut. Semoga penghargaan ini dapat memotivasi kita semua dalam mengembangkan Sektor Jasa Keuangan Syariah.
9|Halaman
Bapak Wakil Presiden dan Bapak Ibu hadirin yang Saya hormati, Bagaimana meningkatkan daya tahan Sektor Jasa Keuangan kitauntuk mewujudkan stabilitas perekonomian dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan? Pada paparan tadi, Saya menekankan agar lembaga keuangan lebih meningkatkan perannya dalam membiayai kegiatan ekonomi. Namun, perlu juga Saya sampaikan bahwa industri keuangan juga harus memiliki daya tahan untuk menghadapi kemungkinan gejolak yang datang dari dalam maupun luar negeri. Indonesia sudah beberapa kali mengalami krisis keuangan dan kita paham betul bahwa daya tahan industri keuangan menjadi sangat penting untuk kelangsungan kegiatan ekonomi. Apalagi kita menyadari bahwa tantangan kedepan tidaklah ringan. Pemulihan ekonomi global masih terus berjalan lambat.Sementara itu pasar keuangan juga dibayangi oleh kemungkinan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat yang berpotensi menyebabkan pembalikan dana dari pasar keuangan negara-negara emerging markets. Jika dilihat dari indikator kinerja, Saya meyakini bahwa Sektor Jasa Keuangan kita masih solid. Namun bagaimanapun juga, kita tetap harus waspada. Bapak Ibu harus memantau secara cermat dan berkala mengenai daya tahan perusahaan masing-masing terhadap kemungkinan datangnya gejolak. Kita semua harus memastikan bahwa Industri Jasa Keuangan dikelola dengan mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian dan standar governance yang tinggi. Kita juga masih menghadapi permasalahan tingginya fluktuasi di pasar keuangan karena dangkalnya pasar keuangan Indonesia. Fluktuasi yang tinggi ini pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, peningkatan kontribusi Sektor Jasa
10 | H a l a m a n
Keuanganharus selalu diimbangi dengan peningkatan daya tahan. Dalam konteks ini, Kami akan mengambil beberapa langkah sebagai berikut: Pertama, memperkuat penerapan pengawasan terintegrasi dengan mengatur kewajiban penyediaan modal minimum bagi konglomerasi keuangan. Aturan ini melengkapi regulasi mengenai penerapan tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan yang telah Kami keluarkan sebelumnya. Kedua, menyelaraskan standardisasi laporan keuangan pelaku Sektor Jasa Keuangansehingga memudahkan para pemangku kepentingan dalam menganalisis dan memahami kinerja keuangan lembaga jasa keuangan. Ketiga, memperkuat penerapangood corporate governancedalam alokasi hasil usaha kepada pemilik dan manajemen perusahaan, dengan memperhatikan potensi risiko ke depan.
Keempat, sejalan dengan upaya meningkatkan pendalaman pasar modal, infrastruktur
pasar
modal
akan
terus
dikembangkan.Tahun
ini,
pengembangan infrastruktur terkait sistem teknologi informasi di pasar modal akan fokus pada penyempurnaan sistem kliring dan setelmen, pengembangan standar pelaporan keuangan emiten, pengembangan sistem data warehouse Pasar Modal, serta pengembangan sistem eregistration, e-licensing, dan e-monitoring. Kelima, meningkatkan likuiditas perdagangan surat utang di pasarsekunder. Saat ini, nilai outstandingobligasi pemerintah sebesar Rp1.219 triliun dan obligasi korporasi hanya mencapai Rp227 triliun. Nilai ini masih jauh di bawah nilai kapitalisasi pasar saham yang mencapai Rp5.228 triliunpada akhir tahun 2014. Untuk itu, Kami akan mengembangkan pasar surat utang melalui beberapa kebijakan, berupa: - penerapan electronic trading platform (ETP) surat utang; dan 11 | H a l a m a n
- penerbitan ketentuan mengenai Global Master Repurchase Agreement (GMRA) sehingga transaksi Repo lebih terstandar dan melindungi para pihak yang terkait. Keenam, dalam rangka membangun loyalitas konsumen terhadap lembaga jasa keuangan, OJK sudah mulai melaksanakan pemantauan dan analisis perlindungan konsumen (market conduct), dengan metode pendekatanSelf Assessment dan Thematic Surveillance.Saya meminta kepada industri agar dapat bersinergi dengan inisiatif OJK ini sehingga dapat menciptakan budaya perlindungan konsumen Sektor Jasa Keuangan yang lebih baik ke depan.
Bapak Wakil Presiden dan Bapak Ibu hadirin yang Saya Hormati, Bagaimana Sektor Jasa Keuangankita dapat berperan dalam meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan? Upaya meningkatkan peran Sektor Jasa Keuangandalam pembangunan dan upaya menjaga daya tahan sistem keuangan berkurang maknanya apabila tidak dapat meningkatkan akses keuangan dan kemandirian finansial masyarakat. Kita paham bahwa poros pertumbuhan masih terpusat di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, sementara Kawasan Timur Indonesia yang memiliki kekayaan alam luar biasa masihtertinggal. Kita juga masih menyaksikan ketimpangan pendapatan yang bahkan dalam beberapa tahun terakhir cenderung membesar.Saya melihat masih terbuka luas ruang bagi Sektor Jasa Keuanganuntuk mengambil peran dalam mengatasi ketimpangan tersebut melalui berbagai inisiatif sebagai berikut : Pertama, Kami akan memperluas Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) di sektor perbankan, termasuk 12 | H a l a m a n
mensinergikan dengan Layanan Keuangan Digital (LKD) dalam konteks penerapan oleh perbankan. Sesuai dengan rencana bisnis bank, pada tahap awal tahuniniterdapat17 bank yang akan mengikuti program laku pandai dengan lebih dari 30.000 agen-agen bank baru yang akan melayani masyarakat. Kami juga akan melanjutkan sosialisasi terhadap asuransi mikro yang antara lain terdiri dari asuransi untuk nelayan, asuransi untuk petani dan asuransi kesehatan. Diharapkan dengan program ini dapat mempercepat peningkatan akses layanan keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat. Di sektor pasar modal,pada akhir tahun 2014OJK telah mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan bagi nasabah lembaga jasa keuangan untuk dapat berinvestasi di pasar modal tanpa melakukan tatap muka langsung saat pertama kali berinvestasi. Disamping itu, program Reksadanaku dan Sahamku 100 ribu diharapkan turut mendorong minat masyarakat untuk mulai berinvestasi di pasar modal. Selain melakukan edukasi dan sosialisasi, pada tahun 2015 OJK akan memperluas cakupan Single Identity Investor (SID), memperluas channelling atas produk reksa danadan mengembangkanSistem Pengelolaan Investasi Terpadu (Fundnet). Keberadaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu dimaksud akan meningkatkan keamanan dan kemudahan akses reksa dana sehingga transaksi dapat dilakukan secara langsung dengan mengintegrasikan pihak-pihak terkait dalam satu platform. Kedua, Kami mengarahkan agar Sektor Jasa Keuanganberperan semakin signifikan dalam menggairahkan kegiatan ekonomi daerah. Dalam konteks ini, kami akan merevitalisasi peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan mengidentifikasi potensipenerbitan obligasi daerah yang dilandasi oleh proyek-proyek daerah yang layak dibiayai (feasible).
13 | H a l a m a n
Revitalisasi peran BPD akan dilakukan untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam pengembangan BPD. Mengingat kompleksitas permasalahan pengembangan BPD, maka upaya yang terkoordinir dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah, DPRD dan asosiasi perbankan daerah serta OJK harus segera dapat diwujudkan. Kami ingin meningkatkan daya saing BPD-BPD di seluruh Indonesia. Inisiatifnya adalah menyatukan platformteknologi informasi, sumber dayamanusia,produk dan layanan serta manajemen risiko dari seluruh BPD.Dengan adanya penyatuan platformini, nasabah BPD dari seluruh wilayah Indonesia akan dimudahkan dalam melakukan transaksi. Selain BPD, Kami juga akan mendorong peningkatan peran BankPerkreditan Rakyat (BPR) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). OJK telah mengeluarkan regulasi baru mengenai BPR, yang membedakan persyaratan permodalan bagi pendirian BPR berdasarkan zona operasinya. Serangkaian regulasi mengenai LKM juga telah dikeluarkan, dan menjadi dasar bagi pengawasan LKM yang mulai dilaksanakan oleh OJK pada tahun ini. Pada kesempatan ini, Kami juga mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah dalam pengawasan terhadap LKM yang cukup besar jumlahnya di setiap daerah, termasuk Badan Usaha Milik Desa yang diberdayakan sebagai LKM. Selanjutnya, kami mengidentifikasi potensi penerbitan obligasi daerah yang dilandasi oleh proyek-proyek daerah yang layak dibiayai (feasible). Oleh karena itu, kami akan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam merealisasikan penerbitan obligasi daerah. Kami paham bahwa seluruh inisiatif tadi perlu dilengkapi oleh peningkatan edukasi dan akses keuangan masyarakat. Pada tahun 2015,program edukasiOJK membidik kalangan pelajar/mahasiswa dan para profesional. Agar program ini efektif, Saya menghimbau Bapak Ibu pimpinan lembaga 14 | H a l a m a n
jasa keuangan untuk dapat mengembangkan produk/layanan Sektor Jasa Keuangan yangsesuaibagi pelajar/mahasiswa, profesional dan masyarakat kecil. Bapak Ibu hadirin yang Berbahagia, Demikian yang dapat Kami sampaikan pada kesempatan ini. Selanjutnya, Kami mohon Bapak Wakil PresidenRepublik Indonesia untuk berkenan menyampaikan arahan terkait dengan upaya meningkatkan peran Sektor Jasa Keuangan, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Semoga langkah-langkah kita di tahun ini mendapatkan ridha dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Wabillahi taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
15 | H a l a m a n