PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT HAK CIPTA LOGO UNSYIAH OLEH KEMENKUMHAM RI DAN PENANDATANGANAN MoU DENGAN OMBUDSMAN RI di Balai Senat-Universitas Syiah Kuala Kamis, 22 Mei 2014 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang kami hormati Bapak Danang Girindrawardana, Ketua Ombudsman Republik Indonesia. Selamat datang kami ucapkan ke kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, perguruan tinggi tertua di Aceh yang sejak lama dikenal sebagai jantung hati rakyat Aceh. Yang kami hormati Bapak Dr. Taqwaddin Husein, M.Hum, Ketua Ombudsman Aceh. Yang kami hormati…… Yang kami hormati…… Syukur Alhamdulillah, bahwa sampai hari ini, kita masih diridhai oleh Allah untuk tetap bersama, sehat walafiat, serta berkesempatan untuk berkumpul di hari ini, di Balai Senat Universitas Syiah Kuala, untuk mengikuti acara Penyerahan Sertifikat Hak Cipta Logo Unsyiah
oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, serta penandatanganan Naskah Kesepahaman (MoU) antara Universitas Syiah Kuala dengan Ombudsman RI. Salawat serta salam mari kita sanjung sajikan ke haribaan nabi besar Muhammad SAW, seorang pelayan ummat terbaik, yang melayani dengan pengabdian terbaik tanpa pamrih demi mencapai keadaan ummat yang sejahtera dan berakhlak mulia. Jika saja Ombudsman pada saat itu sudah ada, mungkin tak ada pekerjaan untuk mereka, karena pelayanan publik Rasulullah tiada cela, dan tak pantas dikomplain oleh siapapun juga, bahkan oleh kaum Yahudi dan kaum nasara. Hadirin yang kami muliakan. Pertama-tama kami ingin mengungkapkan apresiasi kami kepada Ombudsman RI, yang pada hari ini Insya Allah akan melegal formalkan kesamaan tujuan dalam upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di aceh. Secara sesungguhnya
individu memiliki
dan
institusi,
komitmen
Universitas yang
sangat
Syiah
Kuala
tinggi
untuk
mengupayakan peningkatan pelayanan publik di Aceh. Dalam berbagai mimbar akademik, civitas akademika Universitas Syiah Kuala yang berkompeten dan diberi kesempatan, untuk mengungkapkan ide berdasarkan keilmuannya, selalu saja menyuarakan alternatif perbaikan yang mungkin dilakukan untuk peningkatan pelayanan publik di Aceh dan bahkan di Indonesia secara umum. Kami juga dengan bangga ingin sekali lagi menyebutkan, bahwa Universitas Syiah Kuala telah mengirimkan salah satu staf terbaiknya, untuk langsung bersentuhan dengan pengawasan pelayanan publik di Aceh, yaitu Dr. Taqwaddin Husein, M.Hum.
Bagaimanapun, dengan kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Universitas Syiah Kuala saat ini, kami sangat yakin bahwa masih banyak sekali kemungkinan yang terbuka bagi perguruan tinggi tertua di Aceh ini, untuk berkontribusi secara aktif dan upaya optimalisasi pelayanan publik di Aceh dan di Indonesia. Oleh karena itulah, penandatanganan naskah MoU pada hari ini kami anggap sebagai langkah konkrit untuk merangkul seluruh komponen di lingkungan Universitas Syiah Kuala untuk terlibat aktif dalam upaya tersebut. Sebenarnya, sejak lama, Universitas Syiah Kuala merupakan tumpuan utama masyarakat Aceh untuk menghasilkan SDM berkualitas. Inilah sebabnya, universitas ini sejak lama dikenal sebagai Jantong Hatee Rakyat Aceh. Meskipun tidak secara langsung mempengaruhi pelayanan publik, namun ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang mapan, akan sangat mendukung terlaksananya pelayanan publik yang efesien dan optimal. Sampai dengan pelepasan lulusan terakhir Universitas Syiah Kuala pada 8 Mei 2014 lalu, jumlah total lulusan D3, Sarjana, Pascasarjana, Spesialis, dan Profesi Universitas Syiah Kuala sudah sebanyak 94.209 orang. Sebahagian dari mereka telah berada di posisiposisi strategis yang langsung terhubung dengan pelayanan publik lokal, nasional, bahkan internasional. Sementara sebahagian yang lain tentu saja berperan sebagai pengguna layanan publik tersebut. Di sisi lain, Universitas Syiah Kuala masih memiliki lebih dari 30.000 mahasiswa aktif saat ini. Sebahagian dari mereka ini juga kemungkinan akan terhubung langsung dengan sistem pelayanan publik sebagai penyedia layanan. Oleh karena itulah, maka kami memandang penting adanya sebuah kerangka kerja yang efektif dan efesien yang
melibatkan Universitas Syiah Kuala dan Ombudsman untuk peningkatan pelayanan publik di Aceh. Paling tidak, salah satu framework paling strategis yang terhubung langsung dengan puluhan ribu mahasiswa di Universitas Syiah Kuala, adalah memberi mereka pemahaman yang benar tentang hak-hak mereka dalam sistem pelayanan publik, serta sistem pengawasan yang dilakukan oleh Ombudsman. Kami
mendapat
kesan
bahwa,
banyak
sekali
kelompok
masyarakat di Aceh, yang belum teradvokasi secara benar untuk mendapatkan haknya sebagai publik yang idealnya harus dilayani. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketidaktahuan mereka terhadap sistem yang ada, termasuk keberadaan Ombudsman yang idealnya sangat penting untuk mereka. Secara umum, semua fakta ini bermuara pada belum memadainya sosialisasi tentang sistem penyediaan dan pengawasan layanan publik di Aceh. Oleh karena itu, puluhan ribu mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang mewakili hampir semua daerah dan suku bangsa di Aceh sangat potensial menjadi agent of information bagi masyarakat dalam upaya sosialisasi tersebut. Di sisi lain, Universitas Syiah Kuala berkomitmen tinggi untuk mempersembahkan layanan publik yang optimal, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, Insya Allah, kami akan segera menggagas terbentuknya Ombudsman Unsyiah, yang paling tidak akan memfokuskan diri pada monitoring kualitas pelayanan publik internal di Universitas Syiah Kuala. Insya Allah, nota kesepahaman yang kita sepakati untuk ditandatangani pada hari ini akan ikut memberi semangat serta dukungan untuk menjaga komitmen Universitas Syiah Kuala untuk memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat di Aceh, dan di Indonesia
pada umumnya. Layaknya pelayanan yang dipersembahkan oleh jantung yang memompa darah segar ke seluruh tubuh, dan hati yang menjaga keseimbangan bahan-bahan kimia dalam tubuh, maka universitas ini memang idealnya juga mampu memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat. Akhirnya, mari berdoa, semoga kita semua diberi kemampuan, kesempatan, dan kemauan untuk selalu mempersembahkan pelayanan terbaik sesuai tupoksi kita masing-masing, karena pada dasarnya kita semua adalah pelayan bagi yang lain. Dan pelayan yang baik adalah yang tidak pernah mendapatkan komplain dari konsumennya. Semoga kita semua termasuk ke dalamnya. Amin ya rabbal alamiiin. Wabillahitaufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.
Darussalam, 22 Mei 2014 Rektor Universitas Syiah Kuala,
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng. NIP. 19620808 1988031003