Matrikulasi Kurikulum 2013 di SMA
KATA PENGANTAR
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
Matrikulasi Kurikulum 2013 di SMA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ ii DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B.
Landasan Hukum ...................................................................................................................... 2
C.
Tujuan ........................................................................................................................................ 3
D.
Hasil yang Diharapkan ............................................................................................................. 3
E.
Sasaran....................................................................................................................................... 3
BAB II KONSEP MUATAN LOKAL ........................................................................................................ 4 A.
Pengertian.................................................................................................................................. 4
B.
Pengembangan dan Pengelolaan ........................................................................................... 4
C.
Judul Sub Bab ........................................................................................................................... 7
D.
Daya Dukung ............................................................................................................................. 8
BAB III TAHAP PENENTUAN MUATAN LOKAL ................................................................................ 12 A.
Melakukan Identifikasi dan Analisis Muatan Lokal ............................................................. 13
B.
Menentukan Jenis Muatan Lokal .......................................................................................... 18
C.
Menentukan Bahan Kajian Muatan Lokal ............................................................................ 19
BAB IV TAHAP PELAKSANAAN MUATAN LOKAL ............................................................................ 22 A.
Rambu Rambu Pelaksanaan Muatan Lokal ......................................................................... 22
B.
Pelaksanaan Muatan Lokal .................................................................................................... 22
C.
Pelaksanaan Muatan Lokal melalui Mata Pelajaran Tersendiri ........................................ 27
D.
Pelaksanaan Muatan Lokal Dipadukan ke Dalam Mata Pelajaran Lain........................... 45
E.
Pelaksanaan Muatan Lokal Melalui Pengembangan Diri ................................................... 48
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 56 LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 57
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
iii
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dengan berbagai ciri khas dan karakteristik tiap daerah, keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya, ketersediaan sarana dan prasarana, kondisi sosial budaya, dan berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di setiap daerah. Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Pada kurikulum 2013, muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikembangkan oleh pusat. Muatan kurikulum pada tingkat daerah terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Sedangkan muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Kondisi yang terjadi di daerah menunjukkan bahwa, ada daerah yang sudah menetapkan muatan lokal melalui peraturan Gubernur/Bupati/Walikota, ada juga daerah yang belum menetapkan muatan lokal. Di tingkat satuan pendidikan, masih ada satuan pendidikan yang belum menetapkan dan melaksanakan muatan lokal. Kondisi lainnya terjadi bahwa dalam menetapkan muatan lokal belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
2
Oleh karena itu, agar pelaksanaan muatan lokal di Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat terlaksana dengan baik, Direktorat Pembinaan SMA menerbitkan panduan pelaksanaan muatan lokal. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan (TPK sekolah, kepala sekolah, dan pendidik), pengawas sekolah, dan komite sekolah dalam menganalisis dan menetapkan muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di masing-masing satuan pendidikan. Panduan ini juga dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam menyiapkan dan menetapkan muatan lokal, untuk diimplementasikan pada satuan pendidikan di daerahnya masing-masing. B.
Landasan Hukum 1.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan
7.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
9.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
10.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
11.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
12.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum;
13.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013;
C.
Tujuan Panduan pelaksanaan muatan lokal ini disusun dengan tujuan: 1.
Memberikan pemahaman yang sama tentang pengembangan muatan lokal;
2.
Sebagai
acuan
bagi
satuan
pendidikan
dan
dinas
pendidikan
dalam
pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal. D.
Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari panduan ini adalah: 1.
Adanya pemahaman yang sama tentang pengembangan muatan lokal;
2.
Terwujudnya acuan bagi satuan pendidikan dan dinas pendidikan dalam pengembangan dan pelaksanaan muatan lokal.
E.
Sasaran Sasaran penggunaan panduan ini adalah: 1.
Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dan daerah
2.
Kepala SMA
3.
Pendidik
4.
Pengawas Sekolah
5.
Komite sekolah
6.
Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
7.
Pemangku kepentingan lainnya.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BAB II KONSEP MUATAN LOKAL
A.
Pengertian Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Fusce gravida pellentesque purus. Praesent nisi quam, mattis in, gravida non, sodales ut, purus. Curabitur nisi massa, adipiscing vitae, commodo nec, molestie ac, nisl. Nunc convallis faucibus orci. Nullam tristique mattis tortor. Muatan lokal, sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar: 1.
mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya;
2.
memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan
3.
memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. B.
Pengembangan dan Pengelolaan Dalam struktur kurikulum 2013 disebutkan bahwa matapelajaran kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran kelompok B adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu setiap daerah perlu mengembangkan muatan lokal.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
5
Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal, muatan lokal tersebut dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan. Berdasarkan ketentuan diatas maka setiap daerah dan satuan pendidikan berkewajiban mengembangkan dan melaksanakan muatan lokal melalui pembekalan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik tentang potensi daerahnya untuk dikembangkan dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut: 1.
Utuh Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
2.
Kontekstual Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
3.
Terpadu Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4.
Apresiatif Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.
5.
Fleksibel Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
6.
Pendidikan Sepanjang Hayat Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus-menerus.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
6
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
7.
Manfaat Pendidikan
muatan
lokal
berorientasi
pada
upaya
melestarikan
dan
mengembangkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global. Pengembangan muatan lokal dapat dibangun melalui dua strategi: (1) Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal berdasarkan hasil analisis potensi daerah dan potensi satuan pendidikan. (2) Pemerintah daerah membuat kebijakan tentang muatan lokal yang diselenggarakan di daerahnya, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan pada satuan-satuan pendidikan di daerahnya. Berikut digambarkan dua strategi pengembangan muatan lokal: 1.
Dari bawah ke atas (bottom up)
Gambar 1. Alur pengembangan muatan lokal dari bawah ke atas Gambar diatas menjelaskan alur pengembangan muatan lokal yang dibangun secara bertahap dan tumbuh pada satuan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa satuan pendidikan mempunyai kewenangan untuk menentukan sendiri jenis muatan lokal yang akan dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis konteks identifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendukung. Penentuan jenis muatan lokal kemudian diikuti dengan penyusunan kurikulum yang sesuai. 2.
Dari atas ke bawah (top down)
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
7
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Gambar 2. Alur pengembangan muatan lokal dari atas ke bawah Gambar diatas menjelaskan alur pengembangan muatan lokal dimana pemerintah daerah sudah memiliki bahan kajian muatan lokal yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan oleh satuan-satuan pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal mengidentifikasi dan menganalisis core and
content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum daerah merumuskan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan tentang jenis muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya. Penetapan muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, sedangkan muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota. Pasal 77P Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan menengah, sedangkan pemerintah
daerah
kabupaten/kota
melakukan
koordinasi
dan
supervisi
pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar. Pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Satuan pendidikan mengelola: muatan
lokal,
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan,
dan
pelaksanaan
pembelajaran. C.
Judul Sub Bab Ruang lingkup muatan lokal adalah: 1.
Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
8
diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti kebutuhan untuk: a.
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b.
meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah;
c.
meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata; dan
d. 2.
meningkatkan kemampuan berwirausaha.
Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: a.
bahasa daerah;
b.
bahasa Inggris;
c.
kesenian daerah;
d.
keterampilan dan kerajinan daerah;
e.
adat istiadat;
f.
pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar;
g.
serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.
D.
Daya Dukung Daya dukung pelaksanaan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap perlu dan penting untuk mendukung keterlaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah: 1.
Kebijakan Muatan Lokal Pelaksanaan muatan lokal harus didukung kebijakan, baik pada level pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Kebijakan diperlukan dalam hal: a.
kerja sama dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
9
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
b.
pemenuhan kebutuhan sumber daya (ahli, peralatan, dana, sarana dan lainlain); dan
c.
penentuan jenis muatan lokal pada level Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai muatan lokal wajib pada daerah tertentu. Yang dimaksud daerah tertentu adalah daerah yang memiliki kondisi khusus seperti: rawan konflik, rawan sosial, rawan bencana, dan lain-lain.
2.
Pendidik Pendidik yang ditugaskan sebagai pengampu muatan lokal adalah yang memiliki: a.
kemampuan atau keahlian dan/atau lulusan pada bidang yang relevan;
b.
pengalaman melakukan bidang yang diampu; dan
c.
minat tinggi terhadap bidang yang diampu. Pendidik muatan lokal dapat berasal dari luar satuan pendidikan, seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat, pelaku sosial-budaya, dan lain-lain.
3.
Sarana dan Prasarana Sekolah Kebutuhan sarana dan prasarana muatan lokal harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Jika satuan pendidikan belum mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, maka pemenuhannya dapat dibantu melalui kerja sama dengan pihak tertentu atau bantuan dari pihak lain.
4.
Manajemen Sekolah Untuk memfasilitasi implementasi muatan lokal, kepala sekolah perlu: a.
menugaskan guru, menjadwalkan, dan menyediakan sumber daya secara khusus untuk muatan lokal;
b.
menjaga
konsistensi
pembelajaran
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
pembelajaran; dan c.
mencantumkan kegiatan pameran atau sejenisnya dalam kalender akademik satuan pendidikan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
10
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Untuk mendukung pengembangan muatan lokal di sekolah,
tim
pengembang muatan lokal perlu menjalin kerjasama dengan unsurunsur
lain,
seperti
Tim
Pengembang
Kurikulum
tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
Perguruan
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Tinggi,
Pemerintah
Instansi/Lembaga
Daerah
lain misalnya Dunia
Usaha/Industri, dan Dinas lain yang terkait. Peran masing-masing unsur adalah sebagai berikut: 1)
Peran Tim Pengembang Kurikulum tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota secara umum adalah memberikan bimbingan teknis dalam: a)
mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah;
b)
mengidentifikasi potensi sumber daya yang ada di satuan pendidikan;
c)
mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
d)
menentukan jenis dan prioritas muatan lokal yang akan dilaksanakan;
e)
menentukan pelaksanaan muatan lokal;
f)
menyusun KD, dan silabus muatan lokal;
g)
menyusun buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru;
h)
memilih alternatif metode pembelajaran muatan lokal;
i)
mengembangkan RPP dan penilaian yang tepat untuk muatan lokal yang dilaksanakan.
2)
Peran LPMP dan Perguruan Tinggi secara umum adalah memberikan bimbingan teknis dalam: a)
Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
b)
Menentukan lingkup materi masing-masing bahan kajian yang telah ditetapkan;
c)
Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian.
3)
Peran Pemerintah Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota secara umum adalah: a)
memberi
informasi
mengenai
potensi
daerah,
serta
prioritas
pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
11
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
b)
memberi gambaran mengenai kemampuan dan keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
c)
memberi sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan bantuan dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma setempat.
d) 4)
Melakukan supervisi keterlaksanaan muatan lokal di daerahnya.
Peran Instansi/Lembaga lain seperti Dunia Usaha/Industri, dan Dinas terkait secara umum adalah: a)
memberi informasi mengenai kompetensi yang harus dikuasai peserta didik untuk muatan lokal tertentu;
b)
memberi masukan dan atau contoh kompetensi yang dapat diadaptasi untuk kompetensi muatan lokal;
c)
memberi
fasilitas
kepada
peserta
didik
untuk
berkunjung/belajar/praktik di tempat tersebut guna memantapkan kemampuan/keterampilan yang didapat dalam muatan lokal.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BAB III TAHAP PENENTUAN MUATAN LOKAL Berdasarkan strategi pengembangan muatan lokal yang telah dibahas pada bab II, maka setiap satuan pendidikan harus mempersiapkan berbagai hal dalam rangka menentukan dan melaksanakan muatan lokal di satuan pendidikan masing-masing. Sebelum menetapkan muatan lokal, satuan pendidikan perlu melakukan serangkaian kegiatan agar muatan lokal yang dikembangkan benar-benar realistis dan implementatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik terhadap pengembangan potensi di daerah tempat tinggalnya. Langkah awal penentuan muatan lokal, meliputi (1) identifikasi dan analisis muatan lokal, (2) menentukan jenis muatan lokal, dan (3) menentukan bahan kajian muatan lokal. Penentuan dan pelaksanaan muatan lokal dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Alur tahap penentuan dan pelaksanaan muatan lokal
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
12
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
A.
13
Melakukan Identifikasi dan Analisis Muatan Lokal Identifikasi dan analisis muatan lokal dilakukan melalui tahapan mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan kebutuhan daerah serta mengidentifikasi dan menganalisis potensi satuan pendidikan. 1.
Identifikasi dan analisis potensi dan kebutuhan daerah Identifikasi dan analisis potensi dan kebutuhan daerah meliputi analisis ciri khas, potensi, keunggulan, kearifan lokal, dan kebutuhan/tuntutan daerah. Metode identifikasi dan analisis disesuaikan dengan kemampuan tim pengembang muatan lokal. Kegiatan identifikasi dan analisis ini dilakukan untuk mendata dan menelaah berbagai potensi dan kebutuhan daerah. Data dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait seperti Pemerintah Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, Dunia Usaha/Industri, dan Dinas terkait. a.
Identifikasi dan analisis potensi daerah Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan potensi daerah yang meliputi: (1) Sumber Daya Alam; (2) Sumber Daya Manusia; (3) Geografis; (4) Budaya; dan (5) Historis. 1)
Keterkaitan muatan lokal dengan potensi sumber daya alam Sumber Daya Alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan udara yang dalam bentuk asalnya dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan. Contoh untuk bidang: pertanian (padi, buah-buahan, ubi kayu, jagung, sayur-sayuran, dll.), perkebunan (tebu, tembakau, kopi, karet, coklat, dll.), peternakan (unggas, sapi, kambing, dll.), dan perikanan (ikan laut/tawar, tumbuhan laut, dll.).
2)
Keterkaitan muatan lokal dengan potensi sumber daya manusia Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan agar menjadi makhluk sosial yang adaptif (mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan sosial budaya) dan transformatif (mampu memahami, menterjemahkan, dan mengembangkan seluruh pengalaman dan kontak sosialnya bagi kemaslahatan diri dan lingkungannya pada masa
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
14
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
depan), sehingga mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan. Aspek SDM menjadi penentu keberhasilan dari semua aspek/potensi muatan lokal, karena SDM sebagai sumber daya
dapat memberi
dampak positif dan negatif terhadap kualitas muatan lokal yang akan dikembangkan, bergantung kepada paradigma, kultur, dan etos kerja SDM yang bersangkutan. Tidak ada realisasi dan implementasi muatan lokal tanpa melibatkan dan memposisikan manusia sebagai aspek sentral dalam proses pencapaiannya. 3)
Keterkaitan muatan lokal dengan potensi geografis Proses pengkajian muatan lokal ditinjau dari aspek geografi perlu memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek oseanologi (potensi kelautan),
antropologi (ragam budaya/suku bangsa yang sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata), ekonomi (meningkatkan kehidupan/taraf hidup masyarakat setempat), dan demografi (daerah/obyek wisata). Aspek-aspek dimaksud merupakan salah satu aspek penentu dalam menetapkan potensi muatan lokal. 4)
Keterkaitan muatan lokal dengan potensi budaya Budaya merupakan suatu sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Untuk itu, salah satu sikap menghargai kebudayaan suatu daerah, adalah upaya masyarakat setempat untuk melestarikan dan menonjolkan ciri khas budaya daerah menjadi muatan lokal. Sebagai contoh muatan lokal yang berkaitan dengan aspek budaya, antara lain berbagai upacara keagamaan/adat istiadat (upacara Ngaben di Bali, Sekaten dan Grebeg di Yogyakarta, dll.).
5)
Keterkaitan muatan lokal dengan potensi historis Potensi historis merupakan potensi sejarah dalam wujud peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi arena/wahana wisata yang bisa menjadi aset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan pelestarian terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
15
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
sentuhan baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi bagian dari muatan lokal. Misalnya, Satuan Pendidikan di sekitar objek wisata Candi Borobudur Magelang mengembangkan muatan lokal kepariwisataan. b.
Identifikasi dan analisis kebutuhan daerah Pengumpulan data untuk identifikasi dan analisis kebutuhan daerah dapat dilakukan melalui wawancara atau pemberian kuesioner kepada responden. Dalam
melakukan
wawancara
atau
menyusun
kuesioner,
tim
mengumpulkan data mengenai: 1)
Kondisi sosial (hubungan kemasyarakatan antar penduduk, kerukunan antar umat beragama, dsb.);
2)
Kondisi ekonomi (mata pencaharian penduduk, rata-rata penghasilan, dsb.)
3)
Aspek budaya (etika sopan santun, kesenian daerah, bahasa yang banyak digunakan, dsb.);
4)
Kekayaan alam (pertambangan, perikanan, perkebunan, dsb.);
5)
Makanan khas daerah (gudeg Yogya, rendang Padang, gado-gado Jakarta, asinan Bogor, dsb.);
6)
Prioritas pembangunan daerah (pariwisata, pusat perbelanjaan, pengentasan kemiskinan, dsb.);
7)
Kepedulian masyarakat akan konservasi, pengembangan daerah, dsb.;
8)
Jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang
kebutuhan
daerah
(pelajar/pariwisata/perdagangan,
dsb.),
berbahasa asing, keterampilan komputer; 9)
Dan data lainnya yang mendukung.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
sebagai seperti
daerah/kota kemampuan
16
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Format 1 : Contoh Format Identifikasi dan Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah
No
Potensi daerah
Tantangan/
Potensi
Hambatan
Mulok
Peluang
Contoh pengisian format pada lampiran 1 2.
Identifikasi dan analisis potensi satuan pendidikan Kondisi internal satuan pendidikan baik negeri maupun swasta di berbagai daerah sangat bervariasi. Oleh karena itu, untuk menentukan muatan lokal yang akan dilaksanakan, setiap satuan pendidikan harus melakukan identifikasi terhadap potensi satuan pendidikan masing-masing. Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan menganalisis daya dukung yang dimiliki satuan pendidikan yang meliputi daya dukung internal dan daya dukung eksternal. Kegiatan yang dilaksanakan adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ditekankan pada kebutuhan peserta didik dengan memperhatikan: a.
Lingkungan;
b.
Sarana dan prasarana;
c.
Ketersediaan sumber dana;
d.
Sumber daya manusia (pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik);
e.
Dukungan komite sekolah dan masyarakat setempat;
f.
Dukungan unsur lain seperti dunia usaha/industri; dan
g.
Kemungkinan perkembangan sekolah.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
17
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Ketersediaan daya dukung/potensi satuan pendidikan (internal) antara lain: a.
Lingkungan satuan pendidikan yang mendukung muatan lokal;
b.
Sarana prasarana: ruang belajar, peralatan praktik, media pembelajaran, buku/bahan ajar sesuai dengan muatan lokal yang diselenggarakan;
c.
Ketenagaan dengan keahlian sesuai tuntutan muatan lokal; dan
d.
Biaya operasional pendidikan yang diperoleh melalui berbagai sumber.
Format 2 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) N
Kompone
o
n
Kekuatan
Kelemaha
Rencana Tindak
n
Lanjut
Contoh pengisian format pada lampiran 2 Ketersediaan daya dukung eksternal satuan pendidikan antara lain: a.
Dukungan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota berupa kebijakan, pembinaan dan fasilitas/pembiayaan;
b.
Stakeholders yang memiliki kepedulian untuk mendukung keseluruhan proses penyelenggaraan muatan lokal, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program;
c.
Narasumber yang memiliki kemampuan/keahlian sesuai dengan materi Muatan Lokal yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
18
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Format 3 : Contoh Format Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) N
Kompone
o
n
Peluang
Tantangan
Rencana Tindak Lanjut
Contoh pengisian format pada lampiran 3 B.
Menentukan Jenis Muatan Lokal Jenis muatan lokal yang dapat dikembangkan meliputi empat rumpun muatan lokal yang merupakan persinggungan antara budaya lokal (dimensi sosio-budaya-politik), kewirausahaan, pra-vokasional (dimensi ekonomi), pendidikan lingkungan, dan kekhususan lokal lainnya (dimensi fisik). Penjelasan empat rumpun muatan lokal adalah sebagai berikut: 1.
Budaya lokal mencakup pandangan-pandangan yang mendasar, nilai-nilai sosial, dan artifak-artifak (material dan perilaku) yang luhur yang bersifat lokal.
2.
Kewirausahaan dan pravokasional adalah muatan lokal yang mencakup pendidikan yang tertuju pada pengembangan potensi jiwa usaha dan kecakapannya.
3.
Pendidikan lingkungan dan kekhususan lokal lainnya adalah mata pelajaran muatan
lokal
yang
bertujuan
untuk
mengenal
lingkungan
lebih
baik,
mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan, dan mengembangkan potensi lingkungan. 4.
Perpaduan antara budaya lokal, kewirausahaan, pravokasional, lingkungan hidup, dan kekhususan lokal lainnya yang dapat menumbuhkan suatu kecakapan hidup.
Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: 1.
Bahasa daerah;
2.
Kesenian daerah;
3.
Adat istiadat;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
19
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
4.
Keterampilan dan kerajinan daerah;
5.
Pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar;
6.
Bahasa Inggris (yang tidak termasuk dalam struktur kurikulum mata pelajaran bahasa inggris);
7.
Serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.
Format 4 : Contoh Format Penentuan Jenis Muatan Lokal Potensi
Potensi Mulok
Daya Dukung
Jenis Mulok
Daerah
Contoh pengisian format pada lampiran 4 C.
Menentukan Bahan Kajian Muatan Lokal Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian/pelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah dan satuan pendidikan. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut: 1.
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2.
Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3.
Tersedianya sarana dan prasarana;
4.
Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
5.
Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;
6.
Kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan pendidikan;
7.
Karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;
8.
Komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi, keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
9.
Mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti;
10.
Menyusun silabus muatan lokal.
20
Bahan kajian disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah (PR). Bahan kajian diharapkan dapat memberikan keluwesan bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di lingkungan satuan pendidikan, misalnya dengan memanfaatkan tanah/kebun satuan pendidikan, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu, guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Program pengajaran dikembangkan dengan melihat kedekatannya dengan peserta didik yang meliputi kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik. Untuk itu, bahan kajian perlu disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: 1.
Bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak;
2.
Dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui;
3.
Dari pengalaman lama ke pengalaman baru;
4.
Dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit.
Selain itu, bahan kajian diharapkan bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII. Bahan kajian muatan lokal juga ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
21
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester, atau satu tahun ajaran. Format 5 : Contoh Format Penentuan Bahan Kajian Muatan Lokal No
Jenis Muatan Lokal
Contoh pengisian format pada lampiran 5
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Bahan kajian Muatan Lokal
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BAB IV TAHAP PELAKSANAAN MUATAN LOKAL Setelah menentukan bahan kajian muatan lokal, langkah selanjutnya adalah penentuan pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan. Pelaksanaan muatan lokal memerlukan penanganan secara profesional dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. Dengan demikian, muatan lokal dapat mendukung pengembangan potensi peserta didik, pembangunan daerah dan pembangunan nasional, serta memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum satuan pendidikan masing-masing A.
Rambu Rambu Pelaksanaan Muatan Lokal Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan muatan lokal: 1.
Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan diri.
2.
Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran khusus muatan lokal.
3.
Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan selama tiga tahun.
4.
Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action).
5.
Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
6.
Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata pelajaran muatan lokal.
7.
Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik satuan pendidikan.
8.
Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
B.
Pelaksanaan Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan (seperti yang sudah dijelaskan pada Bab III), maka langkah selanjutnya adalah penentuan pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
22
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
23
Pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu (1) muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau (2) bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau (3) pengembangan diri. 1.
Muatan lokal berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri apabila bahan kajian muatan lokal berupa materi pembelajaran yang tidak terkait dengan ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B (Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Prakarya dan Kewirausahaan).
2.
Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain apabila bahan kajian muatan lokal berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup materi pelajaran pada kelompok B, maka muatan lokal tersebut berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran kelompok B. Namun apabila bahan kajian muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri apabila bahan kajian muatan lokal berupa program kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan melalui kegiatan ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut dapat diimplementasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Pada lampiran 1 Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum disebutkan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
24
Adapun ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B adalah sebagai berikut: a.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran seni budaya SMA Tingkat Kelas X-XI 1)
Apresiasi dan kreasi karya seni rupa (seni rupa dua dan tiga dimensi, kritik seni rupa, dan pameran seni rupa)
2)
Apresiasi dan kreasi karya seni musik (gubahan lagu dan musik, kritik musik, dan pertunjukan musik)
3)
Apresiasi dan kreasi karya seni tari (penciptaan tari, kritik tari, dan pertunjukan tari)
4)
Apresiasi dan kreasi seni teater (rancangan karya teater, kritik teater, dan pertunjukan teater).
Tingkat Kelas XII 1)
Apresiasi dan kreasi karya seni rupa dua dan tiga dimensi, kritik seni rupa dan pameran seni rupa
2)
Apresiasi dan kreasi karya seni musik (musik kreasi, kritik musik, dan pertunjukan musik)
3)
Apresiasi dan kreasi karya seni tari (Kreasi tari sesuai iringan, kritik tari dan pertunjukan tari)
4)
Apresiasi dan kreasi karya seni teater (naskah teater, kritik seni teater, dan pertunjukan seni teater).
b.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA Tingkat Kelas X-XI 1)
Pemainan bola besar, sepak bola, bola voli, bola basket,
2)
Permainan bola kecil, dan atletik: softball, bulutangkis, tenis meja,
3)
Aktivitas fisik gerakan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar atau permainan tradisional sejenis
4)
Menguasai aktivitas fisik beladiri: pencak silat, karate, taekwondo atau beladiri tradisional sejenis
5)
Menguasai rangkaian Aktivitas fisik melalui: latihan pengembangan kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan koordinasi
6)
Menguasai aktivitas fisik rangkaian : senam lantai dan senam alat
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
7)
25
Menguasai rangkaian gerakan aktivitas fisik ritmik: senam aerobik dan SKJ secara harmonis
8)
Menguasai gerakan aktivitas fisik di air: renang gaya bebas, gaya punggung, gaya dada dan penyelamatan dalam aktivitas air.
9)
Makanan dan minuman sehat, pencegahan dan penanggulangan penyakit, bahaya penggunaan NARKOBA dan psikotropika serta upaya pencegahan dan penanggulangannya, dampak seks bebas, cara mencegah HIV dan AIDS serta cara penanggulangannya.
Tingkat Kelas XII 1)
Pemainan bola besar, sepak bola, bola voli, bola basket permainan bola kecil, softball, bulutangkis, tenis meja,
2)
aktivitas fisik gerakan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar atau permainan tradisional sejenis dengan baik dan benar
3)
Menguasai gerakan aktivitas fisik beladiri: pencak silat, karate, taekwondo atau permainan tradisional sejenis
4)
Menguasai rangkaian gerakan aktivitas fisik: latihan pengembangan kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan koordinasi
5)
Menguasai rangkaian gerakan aktivitas fisik : senam lantai dan senam alat dengan baik dan benar
6)
Menguasai rangkaian gerakan aktivitas fisik ritmik: senam aerobik dan SKJ baik dan benar
7)
Menguasai gerakan aktivitas fisik di air: renang gaya bebas, gaya punggung, gaya dada dan penyelamatan dalam aktivitas air
8)
STDS (Sexually Transmitted Disease), AIDS, Penyakit Menular Seksual (PMS)
9) c.
Peraturan perundangan berkaitan NARKOBA dan psikotropika.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan SMA Tingkat Kelas X-XI 1)
Kerajinan tekstil dan limbah tekstil
2)
Kerajinan dari bahan lunak dan bahan keras
3)
Rekayasa alat komunikasi sederhana dan alat pengatur gerak sederhana
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
26
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
4)
Rekayasa pembangkit listrik sederhana dan inovatif menggunakan teknologi tepat guna
5)
Budidaya tanaman hias dan tanaman pangan
6)
Usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi dan ikan hias
7)
Pengawetan bahan pangan nabati dan hewani menjadi produk pangan khas daerah dan nusantara,
8)
Pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi produk non pangan pembersih dan kosmetik
9)
Nilai dan peluang wirausaha, serta aspek-aspek perencanaan usaha.
Tingkat Kelas XII 1)
Kerajinan fungsi hias dan pakai dari limbah
2)
Rekayasa elektronika praktis dan dengan kendali elektronika
3)
Budidaya ternak unggas petelur dan pedaging
4)
Pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah dan produk non pangan kesehatan.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B tersebut sangat penting dalam rangka menetapkan pelaksanaan muatan lokal berdasarkan jenis dan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan. Berikut disajikan contoh penentuan pelaksanaan muatan lokal. Format 6 : Contoh Format Penentuan Pelaksanaan Muatan Lokal Jenis
Bahan
Keterkaitan dengan Ruang
Pelaks
Mulok
Kajian
Lingkup Materi
anaan
Mulok
Contoh pengisian format pada lampiran 6 ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Seni
Penj
Prak
Budaya
asor
&Kw
kes
u
Mulok
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
C.
27
Pelaksanaan Muatan Lokal melalui Mata Pelajaran Tersendiri Sudah dijelaskan diatas bahwa apabila bahan kajian muatan lokal berupa materi pembelajaran tersendiri yang tidak terkait dengan ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B, maka muatan lokal tersebut dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Demikian juga apabila bahan kajian pada muatan lokal sebenarnya berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup materi pelajaran pada kelompok B, namun bahan kajian muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Perlu diketahui bahwa mata pelajaran muatan lokal merupakan mata pelajaran yang berisi bahan kajian muatan lokal yang memungkinkan untuk berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Alokasi waktu yang disediakan dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Dalam struktur kurikulum 2013, mata pelajaran muatan lokal masuk pada mata pelajaran kelompok B. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di daerahnya.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
28
Pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Alur pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri
Berikut ini merupakan tahapan pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri: 1.
Perencanaan Perencanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal meliputi penyusunan KD, penyusunan silabus, penyusunan buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru, serta penyusunan RPP. a.
Menyusun Kompetensi Dasar Seperti mata pelajaran lainnya, muatan lokal yang berdiri sebagai mata pelajaran harus memiliki dokumen lengkap yang meliputi KI, KD, silabus, buku teks pelajaran, buku panduan guru, dan RPP. Semua dokumen ini harus disiapkan oleh satuan pendidikan. Penyusunan KD adalah langkah awal agar muatan lokal dapat dilaksanakan melalui mata pelajaran. Penyusunan KD dapat dilakukan bersama instansi lain, misalnya TPK Provinsi/Kabupaten/Kota, LPMP, Dunia Usaha/Industri, atau Dinas/Instansi terkait. Sebagai contoh, jika SMA menentukan jenis muatan lokal yang berkaitan dengan:
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
1)
29
kewirausahaaan atau kepariwisataan, maka dapat bekerjasama dengan Dinas perdagangan, Perguruan Tinggi Pariwisata, atau Dinas pariwisata;
2)
keterampilan atau kerajinan, maka dapat bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Seni Kriya/Kerajinan, PLS/kursus-kursus, atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
3)
budi daya tanaman, maka dapat bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Perguruan tinggi Pertanian; dll.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum. Selanjutnya, kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan kompetensi dasar pada pengembangan kurikulum satuan dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian diatas maka dalam mengembangkan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal harus memperhatikan tingkat kompetensi. Adapun tingkat kompetensi kelas X, XI, dan XII SMA adalah sebagai berikut:
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
30
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
1)
Tingkat kompetensi kelas X dan XI SMA Kompetensi Sikap Spiritual
2)
Deskripsi Kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Tingkat kompetensi kelas XII SMA Kompetensi Sikap Spiritual Sikap Sosial
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Deskripsi Kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
31
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Penyusunan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal harus memperhatikan
dan
menyesuaikan
tingkat
kompetensi
yang
telah
ditetapkan di atas. Pengembangan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan
dengan
memperhatikan
karakteristik
peserta
didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran muatan lokal. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1)
kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2)
kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3)
kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
32
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
4)
kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Dengan menggunakan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan, tim pengembang melakukan pemetaan bahan kajian muatan lokal tersebut berdasarkan tingkat kompetensi dan kompetensi inti yang sesuai. Berikut ini merupakan format dalam mengembangkan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal.
Format 7 : Contoh Format Penentuan Kompetensi Dasar N
Jenis Mulok
Bahan Kajian
o
Kompetensi Dasar
Contoh pengisian format pada lampiran 7 Format 8 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR ......................................................... ...
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
......................................................... ...
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
33
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
KOMPETENSI INTI responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3.
Memahami,menerapka n, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
KOMPETENSI DASAR
......................................................... ...
......................................................... ...
34
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
KOMPETENSI INTI menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR
Contoh pengisian format pada lampiran 8 Format 9 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas XI KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR ............................................................
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
............................................................
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
............................................................
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
35
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
KOMPETENSI INTI humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR
............................................................
Contoh pengisian format pada lampiran 9 Format 10 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas XII KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR ............................................................
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
............................................................
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
36
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
KOMPETENSI INTI royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KOMPETENSI DASAR
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
............................................................
4. Mengolah, menalar,
............................................................
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
37
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
KOMPETENSI INTI menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
b.
KOMPETENSI DASAR
Menyusun Silabus Penyusunan silabus mata pelajaran muatan lokal pada dasarnya sama dengan penyusunan silabus pada mata pelajaran lainnya, namun pada proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotor, dan action. Silabus mata pelajaran muatan lokal paling sedikit memuat:
1)
Identitas mata pelajaran;
2)
Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3)
Kompetensi inti;
4)
Kompetensi dasar;
5)
Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
6)
Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif, psikomotor, dan action);
7)
Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, penilaian pada pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk,
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
38
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
dan portofolio; 8)
Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun, alokasi waktu mata pelajaran muatan lokal sebanyak 2 jam/minggu; dan
9)
Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Format 11 : Contoh Format Silabus
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Kompetensi Inti
: SMA : ………………………………………. : ………………………………………. : 1. ……………………… 2. ……………………… 3. ………………………
c.
Menyusun Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal dan Buku Panduan Guru Dengan lahirnya kurikulum 2013 yang diikuti dengan perubahan yang mendasar pada SKL, SI, standar proses, dan standar penilaian sehingga dibutuhkan suatu buku panduan yang mengantar satuan pendidikan dan guru untuk dapat melaksanakan kurikulum 2013 dengan baik. Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat
pembelajaran
dalam
rangka
peningkatan
keimanan
dan
ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sumber
Belajar
Alokasi Waktu
Penilaian
Pembelajaran
Materi Pokok
Kompetensi
Dasar
Contoh pengisian format pada lampiran 13
39
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23). Buku panduan guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 22). Buku teks pelajaran muatan lokal pada pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Dinas Pendidikan Provinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan. Kelayakan pakai buku teks muatan lokal ditetapkan oleh Gubernur. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 pasal 4 Ayat 3 dan 4). Berdasarkan peraturan pemerintah dan peraturan menteri tersebut maka mata pelajaran muatan lokal sebaiknya didukung oleh buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru. Buku teks pelajaran dan buku panduan guru tersebut disusun oleh guru mata pelajaran muatan lokal bersama dengan Tim Pengembang Kurikulum, dan dapat meminta bantuan dari Perguruan Tinggi, LPMP, dan lembaga terkait lainnya. Buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru tersebut dinilai kelayakan pakainya oleh Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Kriteria standar buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru adalah sebagai berikut: 1)
Kelayakan isi/materi: a)
Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir;
b)
Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias;
c)
Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
40
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
kemenarikan sesuai dengan minat dan pengetahuan siswa; d)
Rujukan yang digunakan, dicantumkan sumbernya;
e)
Ilustrasi harus sesuai dengan teks;
f)
Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana;
g)
Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum;
h)
Perincian materi harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran
materi,
baik
yang
berkenaan
dengan
pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman. 2)
Kelayakan penyajian Kelayakan penyajian berkenaan dengan: tujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian peserta didik, kemudahan dipahami, keaktifan peserta didik, hubungan bahan, serta latihan dan soal.
3)
Kelayakan bahasa Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana.
Sedangkan aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan peserta didik.
4)
Kelayakan kegrafikan Yang berkaitan dengan aspek grafika adalah kemenarikan, yaitu berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan.
d.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pada mata pelajaran muatan lokal sama dengan penyusunan RPP pada mata pelajaran lainnya. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
41
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Format 12 : Contoh Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMA ………………..
Mata Pelajaran
: ………………………
Kelas/Semester
: ………………………
Materi Pokok
: ………………………
Alokasi Waktu
: ....…………………....
A.
Kompetensi Inti 1. _______________ 2. _______________ 3. _______________ 4. _______________
B.
Kompetensi Dasar dan Indikator 1. _____________ (KD pada KI-1) 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3) I ndikator: __________________ 4. _____________ (KD pada KI-4) Indikator: __________________
Catatan: KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
42
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
C.
Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) E.
Metode Pembelajaran (rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F.
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1.
Media
2.
Alat/Bahan
3.
Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu: a.
Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b.
Kegiatan Inti (...menit)
c.
Penutup (…menit)
2. Pertemuan Kedua: a.
Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b.
Kegiatan Inti (...menit)
c.
Penutup (…menit), dan seterusnya.
H. Penilaian 1.
Jenis/teknik penilaian
2.
Bentuk instrumen dan instrumen
3.
Pedoman penskoran Mengetahui Kepala SMA ……..
__________________ NIP. ….
Contoh pengisian format pada lampiran 12
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
………., …………………
Guru Mata Pelajaran
__________________ NIP. ….
43
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
2.
Pelaksanaan Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a.
Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: 1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
3)
mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
4)
menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
b.
Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran muatan lokal, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotor, dan action. Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
44
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. c.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3.
Penilaian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian pada mata pelajaran muatan lokal: a.
Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
b.
Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
c.
Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
45
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. d.
Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran
D.
Pelaksanaan Muatan Lokal Dipadukan ke Dalam Mata Pelajaran Lain Seperti yang sudah dijelaskan pada tahap penentuan pelaksanaan muatan lokal bahwa apabila bahan kajian muatan lokal berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup materi pada pelajaran kelompok B, maka bahan kajian tersebut dapat dipadukan ke dalam mata pelajaran kelompok B tersebut. Adapun mata pelajaran kelompok B terdiri dari: 1.
mata pelajaran seni budaya;
2.
mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan; dan
3.
mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.
Pelaksanaan muatan lokal dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5. Alur pelaksanaan muatan lokal dipadukan ke dalam mata pelajaran lain
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
46
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Pelaksanaan muatan lokal yang dipadukan pada mata pelajaran kelompok B, dapat dilakukan melalui beberapa tahapan berikut ini: 1.
Perencanaan Perencanaan proses pembelajaran muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran lain, meliputi pemetaan KD mata pelajaran kelompok B dengan bahan kajian muatan lokal, pengembangan silabus, mengembangan RPP, dan pengembangan bahan ajar. a)
Pemetaan Kompetensi Dasar Pemetaan KD dilaksanakan melalui pemetaan KD pada mata pelajaran kelompok B dengan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan. Pemetaan tersebut digunakan untuk menentukan pengembangan KD pada mata pelajaran kelompok B. Berikut ini merupakan contoh format pemetaan KD mata pelajaran kelompok B dengan bahan kajian muatan lokal. Format 12 : Contoh Format pemetaan KD Mata Pelajaran Kelompok B dengan Bahan kajian Mulok KD Mapel
Bahan Kajian
Pengembangan KD
Kel. B
Mulok
Mapel Kel. B
Contoh pengisian format pada lampiran 11 Hasil pengembangan KD pada mata pelajaran kelompok B tersebut digunakan sebagai dasar pengembangan silabus, RPP, dan bahan ajar.
b)
Pengembangan Silabus Pengembangan silabus muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B mengacu pada silabus mata pelajaran kelompok B kemudian dipadukan dengan KD hasil pemetaan. Sistematika penulisannya sama dengan penyusunan silabus pada mata pelajaran muatan lokal, yaitu paling sedikit memuat:
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
c)
1)
Identitas mata pelajaran;
2)
Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3)
Kompetensi inti;
4)
kompetensi dasar, dikembangkan berdasarkan hasil pemetaan;
5)
materi pokok;
6)
pembelajaran;
7)
penilaian;
8)
alokasi waktu; dan
9)
Sumber belajar.
47
Pengembangan RPP Pengembangan RPP muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B sama dengan pengembangan RPP pada mata pelajaran muatan lokal.
d)
Penyusunan Bahan Ajar Bahan ajar muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B disusun berdasarkan RPP yang telah dikembangkan. Bahan ajar tersebut dapat berupa bahan ajar cetak dan atau bahan ajar berbasis TIK. Bahan ajar cetak maupun non cetak memuat beberapa komponen-komponen sebagai berikut: judul, petunjuk belajar, KI-KD, informasi pendukung, latihan, tugas/langkah kerja dan penilaian.
2.
Pelaksanaan Pelaksanaan proses pembelajaran muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B sama dengan pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal, yaitu meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek: kognitif, afektif, psikomotor, dan action.
3.
Penilaian Penilaian muatan lokal yang dipadukan kedalam mata pelajaran kelompok B sama dengan penilaian yang dilakukan pada mata pelajaran muatan lokal. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
48
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
E.
Pelaksanaan Muatan Lokal Melalui Pengembangan Diri Seperti yang telah dijelaskan pada rambu-rambu penentuan pelaksanaan muatan lokal bahwa apabila bahan kajian muatan lokal berupa program kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut dapat diimplementasikan melalui pengembangan diri pada program ekstrakurikuler. Format 13 : Contoh Format Penentuan Muatan Lokal melalui Program Ekstrakurikuler No
Jenis
Bahan Kajian
Program Ekstrakurikuler
Mulok
Contoh pengisian format pada lampiran 12 Program ekstrakurikuler tersebut digunakan oleh pembina ekstrakurikuler untuk menyusun program, melaksanakan, dan menilai. Pelaksanaan muatan lokal melalui program ekstrakurikuler dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 6. Alur pelaksanaan muatan lokal melalui program ekstrakurikuler Berikut
ini
merupakan
tahapan
ekstrakurikuler:
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
pelaksanaan
muatan
lokal
melalui
program
49
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
1.
Perencanaan Kegiatan
ekstrakurikuler
dalam
Kurikulum
2013
dikelompokkan
menjadi
ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan, kepramukaan ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib. Muatan lokal yang dilaksanakan melalui pengembangan diri dilaksanakan melalui ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler ini dapat berbentuk krida, karya ilmiah, latihan/olah bakat/prestasi, dan jenis lainnya yang kegiatannya dikembangkan atau berkenaan dengan bahan kajian muatan lokal, misalnya klub penghijauan, bentuk-bentuk seni tradisi, pencak silat, batik, penelitian, dll. 2.
Pelaksanaan Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah
bidang
kurikulum
dan
peserta
didik.
Jadwal
waktu
kegiatan
ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). 3.
Penilaian Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kriteria
keberhasilan
lebih
ditentukan
oleh
proses
dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian dilakukan secara kualitatif dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor. Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam kegiatan ekstrakurikuler. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
50
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya. Pelaksanaan muatan lokal melalui program ekstrakurikuler harus memperhatikan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurukuler. Adapun prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah: 1.
Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.
2.
Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.
3.
Keterlibatan
aktif,
yakni
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing. 4.
Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5.
Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.
6.
Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BAB V PENUTUP Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya. Dalam mendukung pengembangan muatan lokal, satuan pendidikan perlu menjalin kerjasama dengan
unsur-unsur
lain,
seperti
Tim
Pengembang
Kurikulum
tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi, dan instansi/lembaga lain misalnya dunia usaha/industri, dan Dinas lain yang terkait. Sebelum menyusun muatan lokal, perlu melakukan serangkaian kegiatan agar muatan lokal yang dikembangkan benar-benar realistis dan implementatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan pembangunan daerah. Langkah awal penyusunan muatan lokal, meliputi (1) identifikasi dan analisis muatan lokal, (2) menentukan jenis muatan lokal yang akan dikembangkan, dan (3) menentukan bahan kajian muatan lokal. Pelaksanaan muatan lokal di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu (1) muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau (2) bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau (3) pengembangan diri. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri apabila bahan kajian muatan lokal berupa materi pembelajaran tersendiri yang tidak terkait dengan ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B (Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Prakarya dan Kewirausahaan). Muatan lokal berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain apabila bahan kajian muatan lokal berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup materi pelajaran pada kelompok B, maka muatan lokal tersebut berupa bahan kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran kelompok B. Namun apabila bahan kajian muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
51
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
52
Muatan lokal dilaksanakan melalui pengembangan diri apabila bahan kajian muatan lokal berupa program kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan melalui kegiatan ekstrakurukuler, maka bahan kajian tersebut dapat diimplementasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di provinsinya
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
56
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Jakarta, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Jakarta, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Jakarta, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kurikulum SMA-
MA, Jakarta, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013, Jakarta, 2013. Naskah Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2008 tentang Pengembangan Program Muatan Lokal, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Naskah Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2012 tentang Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
57
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
LAMPIRAN Lampiran 1 : Contoh Identifikasi dan Analisis Potensi dan Kebutuhan Daerah Potensi daerah
No
Peluang
Tantangan /Hambatan
Potensi Mulok
1.
Sumber Daya Alam
Lahan perkebunan luas dan subur Hasil perkebunan melimpah Potensi untuk taman wisata alam Dst.
Hasil perkebunan belum dimanfaatka n secara optimal Taman belum dimanfaatka n sebagai obyek wisata Dst.
Peningkatan pemanfaatan lahan perkebunan Pemasaran hasil perkebunan Kewirausahaan Promosi pariwisata Pemandu wisata
2.
Sumber Daya Manusia
Kurangnya motivator dan inovator yang terampil di bidang ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni Dst.
Peningkatan kompetensi peserta didik sebagai motivator dan inovator di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
3.
Lokasi Geografis
Budaya
Sekolah belum menjalin kemitraan dengan pemda, perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya Dst. Kesenian daerah belum berkembang, karena kurang kurang
Pemanfaatan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengembangan mulok
4.
Masyarakat bersifat terbuka dan mau menerima inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Dst. Lokasi sekolah tidak jauh dari perkantoran pemerintah daerah, pusat perbelanjaan dan perguruan tinggi Dst. Terdapat berbagai kesenian khas daerah Dst.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Pelestarian, pengembangan dan promosi kesenian daerah
58
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Potensi daerah
No
5.
Historis
Peluang
Terdapat berbagai macam peninggalan sejarah Dst.
Tantangan /Hambatan diminati oleh masyarakat Dst. Peninggalan sejarah belum banyak dikenal masyarakat Dst.
Potensi Mulok
Promosi pariwisata, Pemandu wisata.
Lampiran 2 : Contoh Analisis Daya Dukung Satuan Pendidikan (Internal) Kompo nen
No 1 .
Pese rta Didi k
2 .
Pen didik
Kekuatan Kehadiran dan motivasi belajar tinggi Mau menerima inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Minat dan bakat di bidang bhs Inggris dan wirausaha cukup tinggi Dst. Semua pendidik berkualifikasi S-1, Mengajar sesuai latar belakang pendidikan Ada pendidik yang memiliki keterampilan wirausaha dan pariwisata Ada pendidik yang menguasai seni tradisional Dst.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kelemahan
Rencana Tindak Lanjut
Kondisi ekonomi keluarga pada umumnya rendah Lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi sangat kecil Dst.
Membekali dan mengembangka n potensi peserta didik melalui muatan lokal kewirausahaan, pariwisata, dan kesenian
Kompetensi pendidik dibidang wirausaha, pariwisata, dan kesenian belum termanfaatkan secara optimal Dst.
Mendayagunaka n pendidik yang memiliki potensi sesuai muatan lokal yang akan dikembangkan di sekolah
59
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Kompo nen
No 3 .
Sara na Pras aran a
Kekuatan Kondisi dan kelengkapan ruang laboratorium, studio seni, dan lahan sekolah cukup memadai Dst.
Kelemahan Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah belum dimanfaatkan secara optimal Dst.
Rencana Tindak Lanjut Memanfaatkan ruang laboratorium, studio seni, dan lahan sekolah untuk pengembangan muatan lokal
Lampiran 3 : Contoh Analisis Daya Dukung Lingkungan Satuan Pendidikan (Eksternal) No
Komponen 1 .
Komit e sekol ah
2 .
Dunia Usaha /Duni a Indus tri (DU/ DI)
3 .
Dunia Pendi
Peluang Komite sekolah memiliki potensi sebagai nara sumber dalam pengembangan muatan lokal Komite punya potensi membantu sekolah dalam pemenuhan sarpras yang diperlukan untuk pengembangan muatan lokal Dst. Keberadaan DU/DI di sekitar sekolah cukup banyak DU/DI memiliki potensi mendukung sekolah di bidang kewirausahaan Dst. Dekat dengan SMK dan Perguruan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Tantangan Nara sumber dari unsur Komite Sekolah belum dimanfaatkan secara optimal Dst.
Kepedulian DU/DI untuk mendukung programprogram sekolah masih rendah Dst.
Belum ada kerjasama dengan SMK
Rencana Tindak Lanjut Mengundang unsur Komite Sekolah yang berpotensi sebagai nara sumber dalam mengembangka n muatan lokal Mengajukan rencana pengadaan/ pemenuhan sarana dan prasarana muatan lokal kepada komite sekolah Mengadakan kerjasama dengan DU/DI untuk pengembangan muatan lokal
Menjalin kerjasama dengan SMK
60
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
No
Komponen dikan
Peluang Tinggi yang memiliki bahan kajian dan kompetensi dasar di bidang kewirausahaan Dst.
Tantangan dan Perguruan Tinggi Dst.
Rencana Tindak Lanjut dan Perguruan Tinggi dalam pengembangan muatan lokal kewirausahaan
Lampiran 4 : Contoh Penentuan Jenis Muatan Lokal Potensi Daerah Lahan perkebunan luas dan subur Hasil perkebunan
melimpah Potensi untuk taman wisata alam Terdapat berbagai peninggalan sejarah Kesenian khas daerah Dst.
Potensi Mulok
Daya Dukung
Wirausaha Agrobisnis Pengolahan hasil perkebunan Pemasaran hasil perkebunan Pariwisata Kesenian daerah Dst.
Kondisi dan kelengkapan laboratorium, studio seni dan lahan sekolah cukup memadai Peserta didik memiliki bakat dan minat di bidang bhs. Inggris dan wirausaha Memiliki pendidik yang kompeten dibidang kewirausahaan dan pariwisata Peluang menjalin kerjasama dengan DU/DI, dunia pendidikan (SMK dan PT), dan instansi terkait Dst.
Lampiran 5 : Contoh Penentuan Bahan Kajian Muatan Lokal
No
Jenis Muatan Lokal
Bahan kajian Muatan Lokal
1.
Kewirausahaan
Sikap dan perilaku wirausaha Menerapkan jiwa kewirausahaan Merencanakan usaha kecil/mikro Mengelola usaha kecil/mikro
2.
Pariwisata
Industri pariwisata
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Jenis Mulok Kewirausa haan Pariwisata Kesenian Daerah
61
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
3.
Kesenian Daerah
Pemandu wisata Promosi pariwisata
Kesenian kethoprak Tari tradisional angguk
Lampiran 6 : Format Penentuan Pelaksanaan Muatan Lokal
Jen is Mul ok
Bahan Kajian Mulok
Ke wir a usa ha an
Sikap dan perilaku wirausaha
V
Menerapkan jiwa kewirausahaa n
V
Merencanaan usaha kecil/mikro
V
Mengelola usaha kecil/mikro
V
Par iwi sat a
Keterkaitan dg Ruang Lingkup Materi Seni Bdy
Industri Pariwisata
Pe nja s
Pelaksanaan Mulok
Prak &Kw u Dipadukan pada Matapelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Mata pelajaran muatan lokal (Pariwisata)
Promosi Pariwisata
Pemandu Wisata
Kes eni
Kesenian Kethoprak
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Ekstrakurikuler
62
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
an Da era h
Tari Tradisional Angguk
Lampiran 7 : Contoh Penentuan Kompetensi Dasar
No
Jenis Mulok 1 .
Pariwi sata
Bahan Kajian Industri pariwisata
Pemandu wisata Promosi wisata
Kompetensi Dasar Jenis dan ciri produk serta objek wisata Jenis dan ruang lingkup karir pada industri pariwisata Usaha-usaha jasa wisata Usaha-usaha sarana usaha Dampak dan kondisi industri pariwisata Modal dasar pengembangan industri pariwisata Profesi pramuwisata Tugas dan jenis-jenis pramuwisata Pemimpin rombongan wisata Teknik pemanduan wisata Ruang lingkup promosi wisata Pemanfaatan TIK dalam bidang promosi wisata Fungsi Bahasa Inggris dalam bidang pariwisata
Lampiran 8 : Contoh penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal (Pariwisata) kelas X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1 Menghayati karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pemahaman seluk beluk pariwisata dan mampu menjaga, melestarikan keutuhan jiwa raga manusia sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai aspek terkait dengan pariwisata
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
63
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur , disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramahlingkungan, gotongroyong) dalam melakukan pengamatan kondisi kepariwisataan sebagai bagian dari sikap ilmiah 2.3 Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama sebagai wujud tanggungjawab dalam implementasi sikap kerja untuk melestarikan pariwisata
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mendeskripsikan jenis dan ciri produk serta objek wisata
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1 Mengevaluasi berbagai objek wisata yang ada di daerah setempat
3.2 Mendeskripsikan jenis dan ruang lingkup karir pada industri pariwisata 3.3 Menjelaskan usaha-usaha jasa wisata 3.4 Menjelaskan usaha-usaha sarana usaha 3.5 Mendeskripsikan dampak dan kondisi industri pariwisata 3.6 Mendeskripsikan modal dasar pengembangan industri pariwisata
4.2 Mengevaluasi jenis dan ruang lingkup karir pada industri pariwisata berdasarkan daerah pengembangan wisata di daerah setempat 4.3 Membedakan karakteristik berbagai usaha jasa wisata 4.4 Membedakan karakteristik berbagai usaha sarana wisata 4.5 Menganalisis dampak negatif dan positif industri pariwisata di daerah setempat 4.6 Mengevaluasi potensi daerah setempat untuk pengembangan industri pariwisata
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
64
Lampiran 9 : Contoh penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal (Pariwisata) kelas XI
KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1. Menunjukkan keimanan sebagai rasa syukur dan keyakinan terhadap kebesaran Sang Pencipta karena menyadari keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya diatur oleh Sang Pencipta 1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta dan semua unsur di dalamnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas seharihari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan diskusi dan praktek perencanaan dan pengelolaan perjalanan wisata 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan praktek perencanaan dan pengelolaan perjalanan wisata dan melaporkan hasil praktek perencanaan dan pengelolaan perjalanan wisata
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1. Memuktahirkan informasi umum bagi pramuwisata 3.2. Menjelaskan tugas pramuwisata 3.3. Mendeskripsikan tugas memimpin rombongan 3.4. Menyusun komentar pemanduan city tour
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
4.1. Mempresentasikan informasi umum bagi pramuwisata
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
65
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.2. Mempraktekan tugas pramuwisata 4.3. Mempraktekkan tugas memimpin rombongan 4.4. Melakukan komentar pemanduan city tour
Lampiran 10 : Contoh pemetaan KD Mapel Kel. B (Prakarya dan Kewirausahaan) dengan Bahan kajian Mulok (Kewirausahaan). KD Prakarya dan Kewirausahaan 3.8 Menganalisis sikap dan perilaku wirausaha kerajinan limbah tekstil yang dapat mendukung keberhasilan dalam menjalankan sebuah usaha
Kelas
4.8 Menyajikan hasil analisa sikap dan perilaku wirausaha produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik
X
X
Bahan Kajian Mulok Menerapkan jiwa kewirausahaan
Pengembangan KD Mulok 3.9 Menerapkan jiwa kewirausahaan pada produksi kerajinan limbah tekstil
Merencanaan usaha kecil/mikro
4.9 Merencanakan usaha kecil/mikro produk rekayasa alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik
dst.
Lampiran 11 : Contoh Penentuan Muatan Lokal melalui Program Ekstrakurikuler No 1.
Jenis Mulok Kesenian daerah
Bahan Kajian Klup kethoprak
Program Ekstrakurikuler Apresiasi, kreasi, dan pementasan
Tari tradisional angguk
Apresiasi, kreasi, pementasan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dan
66
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Lampiran 12 : Contoh RPP Mata Pelajaran Muatan Lokal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMA …………………………….
Matapelajaran
: Pariwisata (Muatan Lokal)
Kelas/Semester : X/Genap Materi Pokok
: Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang promosi wisata
Alokasi Waktu
: 2 x 2 Jam Pelajaran
A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
67
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Menghayati karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai materi tentang promosi wisata sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melaksanakan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap kerja. 3.2 Mengidentifikasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang promosi wisata Indikator: 3.2.1 Menjelaskan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi wisata 3.2.2 Mengidentifikasi berbagai macam promosi wisata melalui media teknologi informasi dan komunikasi 4.2 Membuat dan mengakses promosi wisata melalui media teknologi informasi dan komunikasi Indikator: 4.2.1 Mencari berbagai macam promosi wisata melalui media internet 4.2.2 Menunjukkan beragam promosi wisata berbasis teknologi informasi 4.2.3 Merancang karya promosi wisata daerah setempat dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi 4.2.4 Membuat karya promosi wisata daerah setempat dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi C. Tujuan Pembelajaran Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, siswa dapat: 1. Mengidentifikasi macam-macam media promosi wisata dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi 2. Menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk media promosi wisata 3. Mencari berbagai macam promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi melalui media internet 4. Menjelaskan karakteristik media promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
68
5. Mengidentifikasi dan menentukan obyek promosi wisata daerah setempat dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 6. Merancang karya promosi wisata daerah setempat dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi 7. Membuat karya promosi wisata daerah setempat dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi 8. Mempresentasikan karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi di daerah setempat D. Materi Pembelajaran 1.
Fakta
Poster promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Baligho promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Iklan promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Brosur, booklet, pamflet promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Website promosi wisata
2.
Konsep
Pengertian promosi
Macam-macam obyek pariwisata
Pemanfaatan media teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi wisata
3.
Prinsip
Jenis karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Berupa: poster, baligho, brosur, pamflet, booklet, wesite, blogger, dll.
Nilai fungsi dan estetika pada karya promosi wisata.
Media dan teknik pada karya promosi wisata.
Media yang digunakan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Teknik berkarya dapat memanfaatkan berbagai software. Setiap teknik memiliki karakteristik yang berbeda.
Teknik dalam berkarya dapat dimulai dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dilakukan sampai dengan cara yang rumit dan komplek. Buatlah rancangan terlebih dahulu agar karya yang dibuat memiliki komposisi, proporsi, dan keseimbangan yang baik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
4.
69
Prosedur Langkah-langkah dalam membuat karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
E. Metode Pembelajaran 1. Observasi 2. Kajian pustaka 3. Diskusi 4. Tanya jawab
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
Bahan tayang berupa video dengan tema promosi wisata
Gambar karya-karya promosi wisata melalui media cetak dan internet
2.
Alat/Bahan
LCD Projector
Laptop
Printer
Kertas foto
Bahan dan alat untuk pembuatan karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
3.
Sumber Belajar
Buku tentang pariwisata tingkat SLTA
Buku tentang media promosi berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Informasi melalui media cetak dan internet Hasil karya promosi wisata, serta sumber lain yang relevan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kesatu: ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
70
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Pendahuluan
Rincian Kegiatan
Waktu 15 menit
Merefleksi pengalaman siswa tentang promosi wisata yang mereka ketahui Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap kompetensi dasar yang akan dipelajari Menyampaikan tujuan pembelajaran Bertanya secara lesan tentang macam-macam promosi wisata yang pernah mereka ketahui Bertanya secara lesan tentang peran teknologi informasi dan komunikasi dalam promosi wisata Siswa mencari tahu dan saling menanyakan
tentang promosi wisata Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep dan macam-macam promosi wisata Siswa mencari karya promosi wisata melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), dan internet. Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa. Menanyakan Siwa saling bertanya tentang hasil pengamatan pada karya promosi wisata Siswa saling bertanya tentang konsep promosi wisata yang ada dan berkembang. Mengeksplorasi Siswa dibagi dalam 4 (empat) kelompok Siswa dalam kelompok diminta untuk mengumpulkan informasi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan nilai estetika pada karya promosi wisata Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka. Mengasosiasi Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika karya promosi wisata Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam berdiskusi.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
71
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Mengomunikasikan Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian Guru mengamati, menilai serta membimbing aktivitas siswa dalam berdiskusi. Penutup
15 menit
Guru bersama siswa menyimpulkan berbagai macam karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi Guru bersama siswa menyimpulkan karakteristik karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep berkarya pada pembuatan promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Pertemuan Kedua: Rincian Kegiatan Pendahuluan
Waktu 15 menit
Merefleksi pengalaman siswa tentang proses pembuatan karya promosi wisata yang pernah mereka lihat Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap kompetensi dasar yang akan dipelajari Menyampaikan tujuan pembelajaran Bertanya secara lesan tentang media dan teknik dalam membuat karya promosi wisata Siswa mencari tahu dan saling menanyakan
tentang proses pembuatan karya promosi wisata. Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati Siswa mengamati proses pembuatan karya promosi wisata melalui media audio visual Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa. Menanyakan Siwa saling bertanya tentang langkah-langkah membuat karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi Guru mengamati, membimbing dan menilai aktifitas siswa.
Mengeksplorasi Siswa secara individu diminta untuk bereksperimen dengan beragam teknik dalam membuat karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
72
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Masing-masing siswa diminta untuk membuat rancangan karya promosi wisata pada computer/laptop masing-masing Guru menilai proses dan sikap siswa dalam berkarya promosi wisata serta memberikan bimbingan. Mengasosiasi Siswa membandingkan karya sendiri dengan data-data yang telah diperoleh Pada kelompoknya masing-masing, siswa saling berdiskusi tentang teknik, nilai estetika dan kesesuaian konten/pesan pada karya promosi wisata yang sudah mereka buat. Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam berdiskusi. Mengomunikasikan Masing-masing siswa dalam kelompoknya menyampaikan hasil karya promosi wisata dan data-data informasi yang diperoleh Guru mengamati, menilai serta membimbing aktifitas siswa dalam berdiskusi. Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan langkah-langkah dalam membuat karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan proses pembuatan karya promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
H.
Penilaian 1.
Jenis/teknis penilaian a.
b.
Penilaian Sikap
Observasi
Penilaian diri
Penilaian antar teman
Jurnal
Penilaian Keterampilan
c.
Penilaian Produk
Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis (Uraian)
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
15 menit
73
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen a.
Instrumen Penilaian Sikap
b.
Instrumen Penilaian Produk
c.
Instrumen Tes Tertulis Uraian Contoh Instrumen terlampir.
3. Pedoman penskoran Pedoman penskoran terlampir. Jakarta, Mengetahui Kepala SMA ....
Guru Mata Pelajaran Muatan Lokal
..................................
..................................
NIP.
NIP.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
74
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Lampiran : 1. Penilaian Sikap a. Observasi LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
Kelas
:X
Tanggal Pengamatan
: …………………..
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Na
Aspek Yang Dinilai*
Jm
Sk
l
or
N
ma
o
Sis
Sk
Ak
wa
or
hir
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 Aspek yang dinilai*: 1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan 3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat 4. Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan atas karunia kekayaan potensi sumber daya pariwisata di Indonesia 5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari materi tentang promosi wisata Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
75
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah : Sangat Baik
: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup
: apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang
: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
76
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Kelas
:X
Hari, tanggal
: ……………………….
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Na
Skor
1 2 3 4 5
Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Royong
Lingk. Gotong
Ramah
k
Santun
Didi
Jujur
erta
Jmh
Jawab Peduli
No
Disiplin
Pes
Tanggung
ma Skor
Skor Akhi r
77
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
b. Penilaian Diri LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL
PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian seharihari Nama Peserta Didik
: ………………….
Kelas
:X
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Tanggal
: ………………….
Skor No
Uraian 1 1
Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2
Saya mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3
Saya memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2
3
4
78
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
4
Saya mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan atas karunia kekayaan potensi sumber daya pariwisata di Indonesia
5
Saya merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari materi tentang promosi wisata Jumlah Skor
Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
79
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SOSIAL
PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian seharihari Nama Peserta Didik
: ………………….
Kelas
:X
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Tanggal
: ………………….
Skor No
Uraian 1
1
Saya berperilaku jujur dalam melaksanakan pembelajaran
2
Saya berdisiplin dalam melaksanakan pembelajaran
3
Saya
bertanggungjawab
dalam
melaksanakan pembelajaran 4
Saya peduli terhadap teman dalam melaksanakan pembelajaran
5
Saya berperilaku santun dalam melaksanakan pembelajaran
6
Saya berperilaku ramah lingkungan dalam melaksanakan pembelajaran
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2
3
4
80
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
7
Saya berperilaku gotong royong dalam melaksanakan pembelajaran Jumlah Skor
Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
c. Penilaian Antar Teman
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN SIKAP SPIRITUAL
PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sesungguhnya Nama Peserta Didik
: ………………….
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
81
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Kelas
:X
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Tanggal
: ………………….
Na
Jm
Sko
l
r
Sis
Sk
Akh
wa
or
ir
ma
No
Aspek Yang Dinilai* 1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 Aspek yang dinilai*: 1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan 3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat 4. Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan atas karunia kekayaan potensi sumber daya pariwisata di Indonesia 5. Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari materi tentang promosi wisata Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
82
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN SIKAP SOSIAL
PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti 2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan sesungguhnya Nama Peserta Didik
: ………………….
Kelas
:X
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Tanggal
: ………………….
Na
Aspek Yang Dinilai*
ma
No
Sis
1
2
3
4
wa 1 2 3 4 5 Aspek yang dinilai*: 1. Berperilaku jujur dalam melaksanakan pembelajaran 2. Berdisiplin dalam melaksanakan pembelajaran ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5
6
7
Jml
Skor
Sk
Akhi
or
r
83
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
3. Bertanggungjawab dalam melaksanakan pembelajaran 4. Peduli terhadap teman dalam melaksanakan pembelajaran 5. Berperilaku santun dalam melaksanakan pembelajaran 6. Berperilaku ramah lingkungan dalam melaksanakan pembelajaran 7. Berperilaku gotong royong dalam melaksanakan pembelajaran Keterangan Penskoran : 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
84
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
d. Jurnal JURNAL
Kelas
:X
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
Tanggal
: …………………. Nama
No.
Catatan Pengamatan
Tindak Lanjut
Siswa
PENTING: Penentuan akhir nilai sikap didasarkan pada nilai yang sering muncul (modus), bukan dengan rata-rata.
Konversi nilai sikap sesuai dengan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 : Predikat A
Pengetahuan 4
Nilai Kompetensi Keterampilan 4
3.66
3.66
3.33
3.33
3
3
AB+ B
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sikap SB
B
85
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
BC+ C CD+ D
2.66
2.66
2.33
2.33
2
2
1.66
1.66
1.33
1.33
1
1
C
D
2. Penilaian Keterampilan
FORMAT PENILAIAN PRODUK
Kelas
:X
Tanggal Penilaian
: …………………..
Materi Pokok
: Penggunaan TIK dalam bidang promosi wisata
No
Aspek Penilaian
Nama Siswa
1
2
3
1 2 3 4 5
Indikator aspek yang dinilai dan skor maksimal
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4
5
Jumlah
Skor
Skor
Akhir
86
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
No
Skor
Aspek yang Dinilai
Maksimal 1
Kesesuaian pemilihan tema
5
2
Penggunaan TIK sesuai
2
prosedur 3
Kecermatan dan ketepatan
3
4
Kreativitas dan originalitas
5
5
Komposisi dan nilai keindahan
5
Jumlah Skor Maksimal
20
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
3. Penilaian Pengetahuan
SOAL TES URAIAN 1.
Sebutkan media yang dapat digunakan untuk promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
2.
Jelaskan manfaat teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi wisata
3.
Jelaskan proses pembuatan karya promosi wisata melalui media teknologi informasi dan komunikasi
4.
Bagaimanakah cara kalian untuk mempromosikan wisata di daerah anda dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
87
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Rubrik Penilaian Bentuk Uraian (Pedoman Penskoran) Soal Sebutkan media yang dapat digunakan untuk promosi wisata berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Jawaban 1. Apabila dapat menjawab 1 media 2. Apabila dapat menjawab 2 media 3. Apabila dapat menjawab 3 media 4. Apabila dapat menjawab 4
Bobot Skor 1 2 3 4 5
media 5. Apabila dapat menjawab 5 media Jelaskan manfaat teknologi informasi dan komunikasi untuk promosi wisata
1. Apabila jawaban benar dan tidak lengkap (50%) 2. Apabila jawaban benar dan lengkap (100%)
Jelaskan proses pembuatan karya promosi wisata melalui media teknologi informasi dan komunikasi
Bagaimanakah cara kalian untuk mempromosikan wisata di daerah anda dengan memanfaatkan media
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2
1. Apabila jawaban benar dan
4 2
tidak lengkap (50%) 2. Apabila jawaban benar dan lengkap (100%)
1. Apabila jawaban tidak logis
4
3
dan belum lengkap (25%) 2. Apabila jawaban logis tapi belum lengkap (50%)
6
88
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Soal
Jawaban
teknologi informasi dan
Skor
3. Apabila jawaban logis dan sistematis tapi belum lengkap
komunikasi.
Bobot
(75%)
9
4. Apabila jawaban logis, sistematis dan lengkap (100%) Skor total
12 25
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
89
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Lampiran 13 : Contoh Silabus Mata Pelajaran Muatan Lokal SILABUS
Satuan Pendidikan
: SMA ………………………
Mata Pelajaran
: Pariwisata (Muatan Lokal)
Kelas
:X
Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
90
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai materi tentang promosi wisata sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya. 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melaksanakan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap kerja 3.2. Mengidentifikasi penggunaan teknologi informasi dan
Materi Pokok Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang promosi wisata
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Pembelajaran
Mengamati
Produk
Mengobservasi penggunaan teknologi informasi dalam bidang promosi wisata
Membuat karya promosi wisata dengan media teknologi informasi dan komunikasi
Menanya
Bagaimana penggunaan teknologi informasi dalam bidang promosi wisata Mengeksplorasi
Penilaian
Mencari pengalaman pribadi/orang lain/perusahaan dalam penggunaan teknologi informasi dalam
Observasi Penilaian diri Penilaian antar teman Jurnal
Tes Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda.
Alokasi Waktu 4 JP
Sumber Belajar
Bahan Ajar Video/Gambar Brosur/liflet Internet Litelatur lainnya
91
Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
komunikasi dalam bidang promosi wisata 4.2. Membuat dan mengakses promosi wisata melalui media teknologi informasi dan komunikasi.
bidang promosi wisata
Mengasosiasika n Diskusi kelompok membahas laporan hasil pencarian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang promosi wisata Mengkomunika sikan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Membuat karya promosi wisata dengan media teknologi informasi dan komunikasi Mempresentasika n karya promosi wisata.
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
92