PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH Oleh: Alinurdin Email :
[email protected]
Abstrak Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan empat landasan pokok, yaitu landasan filosofis, yuridis, teoritik, dan empirik. Landasan filosofis yaitu lulusan seperti apa yang dihasilkan oleh setiap satuan pendidikan, landasan yuridis yaitu ketentuan hukum yang memberi amanat untuk melakukan perubahan, landasan teoritik adalah teori pendidikan yang mendukung pengembangan kurikulum, sedangkan landasan empirik yang memberikan dasar-dasar empiris pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Penyusunan kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning), berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya, perbedaan individual, belajar sepanjang hayat, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; relevan dengan kebutuhan kehidupan, dan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kata Kunci : Kurikulum, Pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
56
A. Pendahuluan Kurikulum 2013 telah resmi diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun pelajaran 2013-2014 di sejumlah sekolah, yaitu SD kelas I dan IV, SMP kels VII, dan SMA/SMK kelas X (sekitar 6.200 sekolah) seluruh Indonesia. Selanjutnya pada tahun kedua, yaitu tahun pelajaran 20142015
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
mengeluarkan
kebijakan
memberlakukan Kuriklum 2013 di semua kelas dan semua sekolah, namun di tengah tahun pelajaran, kebijakan tersebut dievaluasi yang hasilnya adalah bagi sekolah yang sudah melaksanakan tiga semester dilanjutkan, sedangkan bagi yang baru satu semester kembali ke Kurikulum 2006. Kebijakan baru pemberlakukan Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap, dan diharapkan pada tahun 2019 semua sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013. Dengan demikian kedua pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Bapak Muhammad Nuh dan Bapak Anies Baswedan memiliki komitmen yang sama bertekad untuk meningkatkan kualitas bangsa melalui pendidikan, antara lain dengan penyempurnaan kurikulum. Semoga saja pada era kepemimpinan Bapak Muhajir, kebijakan tentang Kurikulum 2013 ini tetap dilanjutkan. Oleh karena itulah saya menganggap bahwa tulisan ini masih bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengatahui tentang konsep dasar pengembangan Kurikulum 2013, terutama bagi kawan-kawan para pendidik, baik di SD, SMP, SMA/SMK, maupun di Perguruan Tinggi. B. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan empat landasan pokok, yaitu landasan filosofis, yuridis, teoritik, dan empirik. Landasan filosofis yaitu lulusan seperti apa yang dihasilkan oleh setiap satuan pendidikan, landasan yuridis yaitu ketentuan hukum yang memberi amanat untuk melakukan perubahan, landasan teoritik adalah teori pendidikan yang mendukung pengembangan kurikulum, sedangkan
landasan
empirik
yang
memberikan
dasar-dasar
empiris
pelaksanaan kurikulum yang sedang berjalan.
1. Landasan Filosofis Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kurikulum diperuntukan membangunan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang yang Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
57
dikembangkan dari warisan luhur bangsa dan prestasi yang diraih pada masa lalu, kemudian dikembangkan untuk kepentingan masa yang akan datang. Warisan nilai bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan kualitas individu yang diperlukan bagi kehidupan kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa yang akan datang. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, yakni masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang menjadi lndasan filosofis pengembangan kurikulum. Dari ke
tiga
dimensi tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial untuk mengembangkan potensinya menjadi warga negara yang baik di masa kini dan yang akan datang sebagimana dirumuskan dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”.Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
58
kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan warganegara,
dan
dirinya anggota
sebagai umat
individu, manusia.
anggota Pendidikan
masyarakat, juga
harus
memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat
kini
dan
akan
berkelanjutan
ke
masa
mendatang.
(http://kangmartho.com). Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. 2. Landasan Yuridis Sebagai dasar pokok pengembangan Kurikulum 2013 tentu saja adalah Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi komitmen bangsa sebagai pilar pembangunan nasional; kemudian Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai landasan pokok di bidang pendidikan; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang telah disempunakan dengan PP Nomor 32 Tahun 2013; dan sejumlah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.Seperti dinyatakan pada pasal 3 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Apabila kita simak dari pernyataan tujuan pendidikan nasioal tersebut maka terdapat empat komponen kemampuan, yaitu komponen sikap spiritual, sikap sosial, Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
59
keterampilan, dan pengetahuan. Sikap spiritual yaituberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap sosial yaitu berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab, komponen keterampilan yaitu cakap dan kretif, sedangkan komponen pengetahuan yaitu berilmu. Selanjutnya
dalam
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 mengamanatkan keharusan adanyapenataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan sekolah. Di samping itu juga penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia.Dengan demikian pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan) semata-mata tetapi juga harus mengembangkan aspek afektif (sikap)dan psikomotorik (thinking skill/keterampilan) secara holistik. 3. Landasan Teoritis Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi.Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum.Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan.Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Standar
Kompetensi
Lulusan
dikembangkan
menjadi
Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
60
antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, SMALB). Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan
sikap,
keterampilan
dan
pengetahuan
yang
diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL. Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum. Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomesbased curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
61
Momentum pertumbuhan ekonomi saat ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya. Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia. Dewasa
ini,
kecenderungan
menyelesaikan
persoalan
dengan
kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasuskasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini. Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter. Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional/UN Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
62
menunjukkan
mendesaknya
upaya
menumbuhkan
budaya
jujur
dan
antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik. Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah
secara
nyata
mempengaruhi
secara
negatif
lingkungan
alam.
Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan. Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan.
Hasil studi PISA
(Program for
International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam membangun negara pada masa mendatang.
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: 1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
63
jenjang pendidikan. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. 2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3. Model
kurikulum
kompetensi
berbasis
berupa
kompetensi
sikap,
ditandai
pengetahuan,
oleh
keterampilan
pengembangan berpikir,
dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran. 4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi. 5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
64
penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik. 6. Kurikulum
berpusat
pada
potensi,
perkembangan,
kebutuhan,
dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. 7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena
itu
konten
kurikulum harus
selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat. 9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta
didik
yang
berlangsung
sepanjang
hayat.
Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. 10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
65
kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. 11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik. D. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumya, yaitu kurikulum berbasis komptensi (KBK). OLeh karena itu pengembangan kurikulum dirahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari standar komptensi lulusan (SKL). Keberhasilan kurikulum berarti pencapaian kompetensi oleh seluruh siswa. Beberapa ciri pengembangan kompetensi pada Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut. 1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci kedalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. 2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran. KI adalah kualitas yang harus dimiliki setiap peserta didik pada setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajran siswa aktif. 3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema di SD dan atau matapelajaran pada kelas tertentu bagi SMP/MTs dan SMA/SMK. Perubahan kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya Kurikulum 2006 yang kita kenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat dikaji dan diteiliti dari beberapa elemen dasar pendidikan di Indonesia. Secara
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
66
pengalaman pada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti PP. No. 19 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan di Indonesia, ada 4 Standar pendidikan yang mengalami perubahan dari 8 standar yang ada. Diantara 4 standar yang mengalami perubahan adalah Standar Kompetens Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Peniaian. Sedangkan 4 standar lainnya seperti standar pembiayaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana tidak mengalami perubahan. Sedangkan perubahan jika dilihat dari aspek materi berbasis praksis, bukan berbasis materi atau produk. Mata pelajaran apapun memiliki Kompetensi Inti yang sama dengan tujuan menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi sikap spiritual yang baik, bersikap sosial yang baik, memiliki komptensi pengetahuan dan keterampilan. Jika salah satunya tidak ada maka peserta didik tidak naik atau kurang dari kompensi minimal. Hal ini berbeda dengan Kurikulum sebelumnya yang secara pragmatis pengetahuan adalah tujuan utama dalam penguasaan yang harus dimiliki peserta didik, sementara pada Kurikulum 2013, sikap (atitude) di SD lebih dominan, skil hanya sedikit dan pengetahuan sangat sedikit, di SMP , sikap (atitude) masih dominan, skill sedikit ditambah, dan pengetahuan sedikit lebih banyak dari SD, sedangkan di SMA/SMK, antara atitude, skill dan pengetahuan relatif sama perbandingannya. Elemen perubahan yang lain adalah: 1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan), berbeda dengan sebelumnya mata pelajaran tertentu hanya mendukung kompetensi tertentu. 2. Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. 3. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama yaitu pendekatan
saintifik
melalui
mengamati,
menanya,
mencoba,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan. 4. TIK merupakan sarana pembelajaran yang dipergunakan sebaagi media pembelajaran mata pelajaran lain. 5. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge, bukan sebagai pengetahuan bahasa Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
67
6. Tidak ada penjurusan di SMA, yang ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat dan pendalaman minat. 7. Dalam SKL, adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 8. Penilaian proses dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran merupakan patokan utama dalam menentukan nilai peserta didik, sehingga keragaman kemampuan peserta didik harus diapresiasi oleh guru dalam bentuk nilai. 9. Dalam mendukung proses pembelajaran buku disediakan buku pegangan peserta didik dan buku pedoman guru dalam proses pembelajaran. Demikianah beberepa elemen perubahan pada kurikulum 2013 yang menjadi ciri khas adanya perubahan itu sendiri. Segala niatan baik untuk memperbaiki kurikulum di Indonesia telah ada, namun jika dirasa masih ada kekurangan di sana-sini merupakan suatu hal yang wajar dan perlu kajian lebih dalam agar pendidikan di Indonesia menghasilkan output pendidikan yang dapat menjelma memiliki SDM yang siap pakai, bermoral dan bermartabat. E. Elemen Perubahan Perubahan Kurikulum 2013 berwujud pada kompetensi lulusan, materi, proses, dan penilaian. Untuk lebih jelasnya diuraikan berikut. 1. Perubahan pada kompetensi lulusan adalah konstruksi holistik, didukung oleh semua mata pelajaran, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. 2. Perubahan pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga
memenuhi
aspek
kesesuaian
dan
kecukupan,
kemudian
mengakomodasi conten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS. 3. Perubahan pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yag mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta,
dan
3)
pengetahuan
(Bloom
&
Anderson):
mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
68
serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning,Project Based Learning,dan Problem Based Learning. 4. Perubahan pada penilaian mencakup: a) berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan. Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. a. Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). 1) Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab. b. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu. c. Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi mencakup: a) mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi, b) bahasa sebagai penghela, c) tematik terpadu, d) penguatan IPA dan IPS di SMP, e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan lembaga lainnya serta dengan perkembangan di berbagai negara. Elemen
utama
perbaikan
Kurikulum
2013
dalam
revolusi
proses
pembelajaran mencakup: a) lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan Krathwohl untuk sikap, b) pendekatan saintific, c) inquiry dan discovery, d) project based learning, dan e) cooperative learning. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam reformasi penilaian mencakup: tes, portofolio, pedoman observasi, dan tes performansi. Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
69
Gambar : Elemen Perubahan
Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar : Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
70
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik
Kurikulum
2013
adanya
keseimbangan
antara
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.
Gambar 15: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar 15 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude)
dari
Krathwohl
organizing/internalizing,
meliputi:
dan
accepting,
responding,
characterizing/actualizing.
valuing,
Taksonomi
keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan creating.
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
71
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya, mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa. Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah. a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian. b. Pelaksanaan
pembelajaran
sesuai
RPP
mencakup:
instrumen
pengendalian, dan undeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi. d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah,
ketaatan
terhadap
standar,
dan
proses
pembudayaan
(penguatan dan penghargaan).
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
72
F. Struktur Kurikulum Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas: 1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. 2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP. 1. Struktur Kurikulum SD
Pada lampiran Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 antara lain diuraikan sebagai berikut. Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi
sikap,
kompetensi
pengetahuan,
dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Khusus untuk MI, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut.
ALOKASI WAKTU PER MINGGU MATA PELAJARAN I
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
II
III
IV
V
VI
73
ALOKASI WAKTU PER MINGGU MATA PELAJARAN I
II
III
IV
V
VI
4
4
4
4
4
4
5
5
6
5
5
5
Kelompok A (Umum) 1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
3.
Bahasa Indonesia
8
9
10
7
7
7
4.
Matematika
5
6
6
6
6
6
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
-
-
-
3
3
3
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
-
-
-
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
30
32
34
36
36
36
Kelompok B (Umum) 1.
Seni Budaya dan Prakarya
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Jumlah jam pelajaran per minggu Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat. b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal. c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit. f.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
74
h. Untuk mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya. i.
Khusus
untuk
Madrasah
Ibtidaiyah
struktur
kurikulum
dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama. j.
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi
masing-masing satuan
pendidikan. k. Pembelajaran
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
Tematik-
Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. 2. Struktur Kurikulum SMP
Pada lampiran Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 antara lain diuraikan sebagai berikut.Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN VII
VIII
IX
3
3
3
3
3
3
3. Bahasa Indonesia
6
6
6
4. Matematika
5
5
5
5. Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
Kelompok A (Umum) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
75
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
7. Bahasa Inggris
VII
VIII
IX
4
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
38
38
38
Kelompok B (Umum) 1. Seni Budaya 2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3. Prakarya Jumlah jam pelajaran per minggu
Keterangan: a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat. b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal. c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit. f.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu. h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya. Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
76
i.
Khusus
untuk
Madrasah
Tsanawiyah
struktur
kurikulum
dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama. j.
Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi
masing-masing satuan
pendidikan. 3. Struktur Kurikulum SMA Pada lampiran Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA, antara lain diuraikan sebagai berikut. Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B, dan mata pelajaran peminatan akademik kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya.Khusus untuk MA, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.Struktur kurikulum SMA/MA adalah sebagai berikut. Mata Pelajaran Umum ALOKASI WAKTU PER MINGGU MATA PELAJARAN X
XI
XII
3
3
3
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Matematika
4
4
4
5. Sejarah Indonesia
2
2
2
6. Bahasa Inggris
2
2
2
2
2
2
KELOMPOK A (UMUM) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
KELOMPOK B (UMUM) 7. Seni Budaya
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
77
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 9. Prakarya dan Kewirausahaan Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per minggu
3
3
3
2
2
2
24
24
24
KELOMPOK C (PEMINATAN) Mata pelajaran peminatan akademik
9 atau 12
Mata pelajaran pilihan lintas minat dan/ataupendalaman minat Jumlah jam pelajaran kelompok A, B, dan C per minggu
12 atau 16 12 atau 16
6 atau 9
4 atau 8
4 atau 8
42
44
44
Keterangan: 1. Mata Pelajaran Umum Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan
dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
2. Mata Pelajaran Peminatan Akademik Mata pelajaran peminatan akademik kelompok C merupakan program kurikuler
yang
bertujuan
mengembangkan
kompetensi
sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.
Mata Pelajaran Peminatan Akademik
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
78
MATA PELAJARAN
KELAS X
XI
XII
I. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1
Matematika
3
4
4
2
Biologi
3
4
4
3
Fisika
3
4
4
4
Kimia
3
4
4
II. Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial 1
Geografi
3
4
4
2
Sejarah
3
4
4
3
Sosiologi
3
4
4
4
Ekonomi
3
4
4
III. Peminatan Bahasa dan Budaya 1
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
4
4
2
Bahasa dan Sastra Inggris
3
4
4
3
4
4
3
4
4
6 atau 9
4 atau 8
4 atau 8
Bahasa dan Sastra Asing Lain (Arab, 3
Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
4
Antropologi
Mata pelajaran Pilihan Pilihan lintas minat dan/atau pendalaman minat
3. PemilihanPeminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat. Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA/MA berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
79
SMP/MTs atau yang sederajat, rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang sederajat, dan hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA, atau tes bakat dan minat oleh psikolog.
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua di Kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling, Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Dikbud, Naskah Akademik Pengembangan Kurikulum 2013 (Hasil Penyempurnaa), 2014; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang diperbaharui dengan PP No. 32 Tahun 2013; Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Dasar; Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama; Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas; http://kangmartho.com
Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
80